Eksperimen ini menguji dua sampel makanan untuk mengenal pasti kehadiran gula penurun, lipid, dan protein menggunakan larutan iodin, Benedict, Millon, dan kertas turas. Hasilnya menunjukkan bahawa kedua-dua sampel mengandung sedikit gula penurun, protein, dan lipid.
SCE1034 BIOLOGI I
Ujian Makanan: Menguji kandungan makanan untuk kanji, karbohidrat, gula penurun, gula bukan menurun, protein dan lipid
By: Atifah Ruzana binti Abd Wahab, PPISMP Sains Ambilan Jun 2014, IPG Kampus Kent Tuaran Sabah
Kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 27 tahun dengan diagnosis HIV/AIDS yang mengalami penurunan berat badan dan gejala infeksi. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi underweight, anemia, dan gangguan fungsi hati. Diagnosis gizi menunjukkan asupan energi dan protein kurang serta gaya hidup tidak sehat. Intervensi gizi dirancang untuk meningkatkan asupan zat gizi dan memotivasi perubahan perilaku.
DietetikDasar memberikan ringkasan singkat tentang kasus saluran pencernaan bagian atas seorang pasien wanita berusia 55 tahun dengan keluhan mual, muntah, dan sulit menelan. Diagnosa sementara adalah esofagitis dan hiperurisemia. Diet yang dianjurkan adalah diet disfagia dan rendah purin untuk mengurangi iritasi saluran pencernaan dan menurunkan asam urat.
Eksperimen ini menguji dua sampel makanan untuk mengenal pasti kehadiran gula penurun, lipid, dan protein menggunakan larutan iodin, Benedict, Millon, dan kertas turas. Hasilnya menunjukkan bahawa kedua-dua sampel mengandung sedikit gula penurun, protein, dan lipid.
SCE1034 BIOLOGI I
Ujian Makanan: Menguji kandungan makanan untuk kanji, karbohidrat, gula penurun, gula bukan menurun, protein dan lipid
By: Atifah Ruzana binti Abd Wahab, PPISMP Sains Ambilan Jun 2014, IPG Kampus Kent Tuaran Sabah
Kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 27 tahun dengan diagnosis HIV/AIDS yang mengalami penurunan berat badan dan gejala infeksi. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi underweight, anemia, dan gangguan fungsi hati. Diagnosis gizi menunjukkan asupan energi dan protein kurang serta gaya hidup tidak sehat. Intervensi gizi dirancang untuk meningkatkan asupan zat gizi dan memotivasi perubahan perilaku.
DietetikDasar memberikan ringkasan singkat tentang kasus saluran pencernaan bagian atas seorang pasien wanita berusia 55 tahun dengan keluhan mual, muntah, dan sulit menelan. Diagnosa sementara adalah esofagitis dan hiperurisemia. Diet yang dianjurkan adalah diet disfagia dan rendah purin untuk mengurangi iritasi saluran pencernaan dan menurunkan asam urat.
The document discusses anemia, including its definition, causes, types, symptoms, diagnosis, treatment, nursing care, and prevention. It provides details on iron deficiency anemia, anemia of chronic disease, thalassemia, sickle cell anemia, and the nursing process for patients with anemia. The document serves as an overview of anemia and aims to educate on this common blood disorder.
This document provides information about anemia. It begins with an introduction stating that anemia is a major problem in India, affecting many women and contributing to maternal deaths. The objectives of the document are then outlined, including defining anemia, classifying types, and discussing causes, symptoms, investigations, treatment and prevention. Several types of anemia are described such as iron deficiency, megaloblastic, and sickle cell anemia. Risk factors, signs and symptoms, normal values, and investigations like hematocrit and hemoglobin levels are explained. The document concludes with sections on management, treatment recommendations including iron supplementation, and benefits of therapy like improved cognition and survival.
Remaja membutuhkan zat gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental. Masalah gizi yang sering dihadapi remaja antara lain kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia, asupan kalori yang tidak seimbang yang dapat menimbulkan kekurangan atau kelebihan berat badan, serta kurangnya asupan vitamin dan mineral penting. Kurang gizi pada masa remaja dapat berdampak buruk bagi
Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada remaja putri. Anemia disebabkan oleh produksi sel darah merah yang tidak optimal akibat kekurangan zat besi, kerusakan atau destruksi sel darah merah yang berlebihan, atau kehilangan darah yang berlebihan. Remaja putri rentan terhadap anemia karena pertumbuhan cepat, kebutuhan zat besi yang meningkat, dan kehilangan darah rutin selama haid. Untuk mencegah anemia, remaja putri
Anemia (pronounced /əˈniːmiə/, also spelled anaemia or anæmia; from Ancient Greek ἀναιμία anaimia, meaning "lack of blood") is a decrease in normal number of red blood cells (RBCs) or less than the normal quantity of hemoglobin in the blood.[1][2] However, it can include decreased oxygen-binding ability of each hemoglobin molecule due to deformity or lack in numerical development as in some other types of hemoglobin deficiency.
Este documento presenta una definición y clasificación de la anemia. Define la anemia como una disminución de la concentración de hemoglobina por debajo de los límites normales, acompañada de una reducción de glóbulos rojos y hematocrito. Clasifica las anemias según su morfología, funcionalidad, severidad y etiología. Explica las causas comunes de anemia en adultos y niños, así como la fisiopatología, características clínicas y diagnóstico de diferentes tipos de an
El documento describe la anemia, específicamente la anemia ferropénica y la anemia asociada a enfermedades crónicas. La anemia ferropénica es causada por deficiencia de hierro y es la forma más común de anemia. La anemia asociada a enfermedades crónicas ocurre comúnmente en personas con enfermedades como cáncer e infecciones y causa una anemia leve. El documento también cubre los síntomas, exámenes de laboratorio y tratamientos para estos tipos de anemia.
1. Anemia masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia termasuk pada anak sekolah dasar. Faktor penyebabnya antara lain defisiensi zat besi, protein, vitamin A, dan asupan makanan yang tidak seimbang.
2. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi ibu, asupan zat gizi, inhibitor dan enhancer besi dengan kadar hemoglobin pada anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
The Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR or "sed rate") test measures the rate at which red blood cells settle in a tube of blood over one hour. A faster settlement rate indicates inflammation in the body from conditions like arthritis, infections, or cancers. The ESR is affected by many factors including plasma proteins, red blood cell properties, temperature, and technical variables. While not diagnostic on its own, an increased ESR can suggest an ongoing disease process and guide further investigation and monitoring of inflammatory conditions.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, manifestasi klinis, etiologi, diagnosis, patofisiologi, klasifikasi dan penyebab-penyebab anemia. Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah dan hemoglobin dalam darah kurang dari normal, yang dapat menyebabkan gejala seperti lemah dan lesu. Terdapat berbagai penyebab anemia seperti kekurangan zat besi, perdarahan, dan gangguan pada pembuatan sel darah merah
This document discusses the laboratory diagnosis of anemia. It defines anemia, outlines the clinical presentation and initial workup, and describes the classification and distinct features of different types of anemia including iron deficiency, megaloblastic, hemolytic, aplastic, thalassemia, and sickle cell anemia. The diagnostic approach involves analyzing red blood cell indices and peripheral smears to classify anemias as microcytic, macrocytic, or normocytic and then further evaluating based on etiology.
Red blood cells (RBCs), also called erythrocytes, are the most common type of blood cell and the vertebrate organism's principal means of delivering oxygen (O2) to the body tissues—via blood flow through the circulatory system.
This document provides information on hemoglobin estimation methods. It discusses the structure and function of hemoglobin, normal hemoglobin concentration ranges, and various laboratory methods for estimating hemoglobin levels. The key methods described are the Sahli acid hematin method, cyanmethemoglobin method, and automated blood count method. Advantages and disadvantages of each method are outlined.
Studi ini menganalisis pengaruh konsumsi teh dan asam askorbat terhadap penyerapan zat besi pada wanita muda India dengan dan tanpa defisiensi zat besi. Subyek dibagi menjadi kelompok defisiensi zat besi dan kontrol, kemudian diberi makanan penguji dengan atau tanpa teh atau asam askorbat. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi teh secara signifikan menurunkan penyerapan zat besi pada kedua
The document discusses anemia, including its definition, causes, types, symptoms, diagnosis, treatment, nursing care, and prevention. It provides details on iron deficiency anemia, anemia of chronic disease, thalassemia, sickle cell anemia, and the nursing process for patients with anemia. The document serves as an overview of anemia and aims to educate on this common blood disorder.
This document provides information about anemia. It begins with an introduction stating that anemia is a major problem in India, affecting many women and contributing to maternal deaths. The objectives of the document are then outlined, including defining anemia, classifying types, and discussing causes, symptoms, investigations, treatment and prevention. Several types of anemia are described such as iron deficiency, megaloblastic, and sickle cell anemia. Risk factors, signs and symptoms, normal values, and investigations like hematocrit and hemoglobin levels are explained. The document concludes with sections on management, treatment recommendations including iron supplementation, and benefits of therapy like improved cognition and survival.
Remaja membutuhkan zat gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental. Masalah gizi yang sering dihadapi remaja antara lain kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia, asupan kalori yang tidak seimbang yang dapat menimbulkan kekurangan atau kelebihan berat badan, serta kurangnya asupan vitamin dan mineral penting. Kurang gizi pada masa remaja dapat berdampak buruk bagi
Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada remaja putri. Anemia disebabkan oleh produksi sel darah merah yang tidak optimal akibat kekurangan zat besi, kerusakan atau destruksi sel darah merah yang berlebihan, atau kehilangan darah yang berlebihan. Remaja putri rentan terhadap anemia karena pertumbuhan cepat, kebutuhan zat besi yang meningkat, dan kehilangan darah rutin selama haid. Untuk mencegah anemia, remaja putri
Anemia (pronounced /əˈniːmiə/, also spelled anaemia or anæmia; from Ancient Greek ἀναιμία anaimia, meaning "lack of blood") is a decrease in normal number of red blood cells (RBCs) or less than the normal quantity of hemoglobin in the blood.[1][2] However, it can include decreased oxygen-binding ability of each hemoglobin molecule due to deformity or lack in numerical development as in some other types of hemoglobin deficiency.
Este documento presenta una definición y clasificación de la anemia. Define la anemia como una disminución de la concentración de hemoglobina por debajo de los límites normales, acompañada de una reducción de glóbulos rojos y hematocrito. Clasifica las anemias según su morfología, funcionalidad, severidad y etiología. Explica las causas comunes de anemia en adultos y niños, así como la fisiopatología, características clínicas y diagnóstico de diferentes tipos de an
El documento describe la anemia, específicamente la anemia ferropénica y la anemia asociada a enfermedades crónicas. La anemia ferropénica es causada por deficiencia de hierro y es la forma más común de anemia. La anemia asociada a enfermedades crónicas ocurre comúnmente en personas con enfermedades como cáncer e infecciones y causa una anemia leve. El documento también cubre los síntomas, exámenes de laboratorio y tratamientos para estos tipos de anemia.
1. Anemia masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia termasuk pada anak sekolah dasar. Faktor penyebabnya antara lain defisiensi zat besi, protein, vitamin A, dan asupan makanan yang tidak seimbang.
2. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi ibu, asupan zat gizi, inhibitor dan enhancer besi dengan kadar hemoglobin pada anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
The Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR or "sed rate") test measures the rate at which red blood cells settle in a tube of blood over one hour. A faster settlement rate indicates inflammation in the body from conditions like arthritis, infections, or cancers. The ESR is affected by many factors including plasma proteins, red blood cell properties, temperature, and technical variables. While not diagnostic on its own, an increased ESR can suggest an ongoing disease process and guide further investigation and monitoring of inflammatory conditions.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, manifestasi klinis, etiologi, diagnosis, patofisiologi, klasifikasi dan penyebab-penyebab anemia. Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah dan hemoglobin dalam darah kurang dari normal, yang dapat menyebabkan gejala seperti lemah dan lesu. Terdapat berbagai penyebab anemia seperti kekurangan zat besi, perdarahan, dan gangguan pada pembuatan sel darah merah
This document discusses the laboratory diagnosis of anemia. It defines anemia, outlines the clinical presentation and initial workup, and describes the classification and distinct features of different types of anemia including iron deficiency, megaloblastic, hemolytic, aplastic, thalassemia, and sickle cell anemia. The diagnostic approach involves analyzing red blood cell indices and peripheral smears to classify anemias as microcytic, macrocytic, or normocytic and then further evaluating based on etiology.
Red blood cells (RBCs), also called erythrocytes, are the most common type of blood cell and the vertebrate organism's principal means of delivering oxygen (O2) to the body tissues—via blood flow through the circulatory system.
This document provides information on hemoglobin estimation methods. It discusses the structure and function of hemoglobin, normal hemoglobin concentration ranges, and various laboratory methods for estimating hemoglobin levels. The key methods described are the Sahli acid hematin method, cyanmethemoglobin method, and automated blood count method. Advantages and disadvantages of each method are outlined.
Studi ini menganalisis pengaruh konsumsi teh dan asam askorbat terhadap penyerapan zat besi pada wanita muda India dengan dan tanpa defisiensi zat besi. Subyek dibagi menjadi kelompok defisiensi zat besi dan kontrol, kemudian diberi makanan penguji dengan atau tanpa teh atau asam askorbat. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi teh secara signifikan menurunkan penyerapan zat besi pada kedua
Pada usia kehamilan Ny L saat ini 6 bulan datang ke rumah sakit dengan keluhan terlalu sering terbangun tengah malam karena harus buang air kecil. Pemeriksaan tekanan darah saat datang ke rumah sakit 120/80 mmHg. Riwayat infeksi saluran kencing tidak ada. Riwayat diabetes mellitus tidak ada. Bapak dari Ny L meninggal karena diabetes mellitus 2 tahun yang lalu. Pemeriksaan gula darah puasa diperoleh hasil 256 mg/dl. BB bulan lalu 54 kg dan BB saat ini 60 kg. Usia Ny L adalah 32 tahun dan TB 159 cm. Ny L sebagai ibu rumah tangga dan banyak menerima pesanan kue sehingga kurang istirahat. Pola makan ny. L makan 3-4X per hari dengan lauk yang paling sering dimakan adalah lodeh, ayam goreng dan tempe goreng. Tidak suka minum air putih, minum teh manis 1 hari 5 kali sekali minum 1 gelas besar. Tidak suka makan sayur. Hasil anamesa gizi asupan makan sehari Ny L, energi sebanyak 1800 Kalori, Protein 90 gram, lemak 40 gram, Karbohidrat 270 gram. Ny. N belum pernah mendapatkan konseling gizi.
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptxRahmatPristiwahyono
Penjelasan Program Pendampingan Sembuh Diabetes KARNUS (PSDK) dengan Penyembuhan berbasis Nutrisi Sel.
Terapi Integratif antara Medis, Nutrisi dan Edukasi Pola Hidup Sehat sesuai arahan PERKENI.
Dari pengalaman Dokter yang berhasil mendampingi pasien sembuh dari diabetes dengan parameter medis, dibuktikan dengan data laborat sebelum dan sesudah mengikuti program.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan gizi pada obesitas, meliputi penjelasan tentang obesitas, patofisiologi obesitas, sindrom metabolik, dan intervensi gizi untuk penanganan obesitas.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai proses asuhan gizi terstandar untuk seorang pasien bernama Tn. Arma Batubara yang menderita penyakit ginjal kronik. Prosesnya meliputi asesmen status gizi pasien, diagnosis masalah gizi, perencanaan intervensi gizi, edukasi, dan rencana diet yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien.
Formula Asam Amino dan Formula Protein Terhidrolisis pada BBLSRArgo Dio
Dokumen tersebut membahas tentang pemberian formula protein terhidrolisis dan formula asam amino pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir sangat rendah. Formula-formula tersebut dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi prematur yang sulit mendapatkan asi ibu atau asi prematur. Formula-formula tersebut mengandung protein yang dihidrolisis sehingga berukuran lebih kecil untuk memudahkan pencernaan dan absorbsi oleh bayi prematur.
Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi yang diperlukan tubuh, termasuk jenis-jenis nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air, dan mineral. Dokumen ini juga menjelaskan proses pencernaan makanan, kebutuhan nutrisi untuk berbagai kelompok umur, dan pengukuran status gizi seseorang.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi yang diperlukan tubuh, termasuk jenis-jenis nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Dokumen ini juga menjelaskan proses metabolisme nutrisi di dalam tubuh mulai dari proses pencernaan, absorpsi, transportasi, dan penggunaan oleh sel-sel tubuh. Diakhiri dengan pengukuran status gizi dan perencanaan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seseorang
Makanan seimbang penting untuk kesihatan dan berat badan ideal. Ia terdiri daripada karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral mengikut piramid makanan. Keperluan kalori berbeza mengikut umur, jantina dan aktiviti fizikal seseorang."
Dokumen tersebut membahas tentang kursus-kursus yang diajarkan oleh organisasi bernama KRIDA BINA GIZI untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang dan kesehatan. Terdapat penjelasan mengenai zat-zat gizi, penyakit akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi, serta prinsip-prinsip menu gizi seimbang.
Dokumen tersebut membahas tentang pemberian makanan pada bayi dan anak serta diet untuk penyakit saluran pencernaan dan gagal ginjal. Termasuk jenis-jenis makanan yang sesuai untuk bayi dan anak berdasarkan usia, serta diet rendah protein dan jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita gagal ginjal dan penyakit saluran pencernaan."
Dokumen tersebut membahas tentang gizi balita di Jawa Timur pada tahun 2006, termasuk status gizi balita, latar belakang gangguan gizi, dan penyebab terjadinya gangguan pertumbuhan balita. Dokumen juga menyoroti masalah yang dihadapi dalam pemberian makanan pendamping ASI saat ini seperti bubur yang terlalu encer dan kurang bervariasi.
1. L/O/G/O
PENYERAPAN ZAT BESI PADA WANITA MUDA INDIA
HUBUNGAN STATUS BESI DENGAN
PENGARUH TEH DAN ASAM
ASKORBAT
Obyto.uchiha
2. PENDAHULUAN
1 2 miliar orang di seluruh dunia kekurangan zat besi
2 1 miliar diantaranya menderita anemia defisiensi zat besi
3 74% anak <5th & 52% wanita muda menderita
Anemia Di India
4 Faktor Individu & zat lain yg menghambat penyerapan zat besi
Asam Askorbat dapat meningkatkan penyerapan zat
5
besi
www.themegallery.com
3. SUBJEK & METODE
SUBJEK
• Dua studi terpisah yang dilakukan pada 40 perempuan
berusia 18-35 tahun.
• Masing-masing studi berisi 10 orang (kelompok kasus) dan
10 orang ( kelompok kontrol)
• Sampel berada dalam kesehatan yang baik, tidak sedang
hamil atau menyusui, dan tidak memiliki riwayat gangguan
pencernaan atau metabolisme.
• Tidak ada sampel yg mendonorkan darah dalam waktu 6
bulan dari awal studi.
• Kriteria utk kelompok IDA adalah kadar hb <11,0
g/dL, konsentrasi serum feritin (SF) < 12 g/L, dan konsentrasi
zink protoporfirin >40 mol/mol heme atau reseptor transferin
yang larut (TFRs) > 8.5 mg / L.
www.themegallery.com
4. SUBJEK & METODE
SUBJEK
• Kriteria utk kelompok kontrol, kadar Hb >12,0 g/dL dan
ukuran status zat besi (SF, zink protoporfirin, dan TFRs)
dalam rentang normal.
UJI MAKANAN
Persiapan Uji makanan dan komposisi
Makanan referensi terdiri dari nasi kari tomat, yang dirancang
sedemikian rupa sehingga mengandung sedikit enchancer
dan inhibitor penyerapan zat besi (Tabel 1). Makanan dibuat
dalam porsi untuk semua sampel di kedua penelitian, dibagi
menjadi bagian-bagian individu lalu ditimbang (200 g), dan
disimpan beku pada suhu -80 ° C sampai digunakan.
www.themegallery.com
5. SUBJEK & METODE
TABEL 1
Komposisi standar bahan makanan pada nasi tomat
Bahan Kebutuhan Energi Protein Lemak Karbohidrat Zat Besi
g kkal g g g mg
Beras 60 207 4.1 0.3 46.9 0.4
Tomat 45 10 0.9 0.0 1.6 0.8
Kunyit 0.125 <1 <0.1 <0.1 0.1 0.1
Cabe bubuk 0.125 <1 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
Minyak sayur 9 81 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
Garam 2
Total 298 5.0 9.3 48.6 1.3
Persiapan teh dan Asam Askorbat
www.themegallery.com
6. SUBJEK & METODE
TABEL 2
PROSEDUR PENGUJIAN ZAT PENGHAMBAT & PEMBANTU PENYERAPAN
Hari(tipe makanan)
1 (A) 2 (B) 15 (A) 16 ( C )
Label Isotop 57FeSO 58FeSO 57FeSO 58FeSO
4 4 4 4
Pengujian Uji makanan + 300 Uji makanan + Uji makanan + Uji makanan +
teh mL air 150 mL air+ 150 300 mL air 300 mL teh
ml teh
Pengujian Uji makanan + 300 Uji makanan + Uji makanan + Uji makanan +
Asam mL air 150 mL air+ 150 300 mL air 150 mL air+ 150
askorbat mL air +AA pada mL air +AA pada
rasio molar 2:1 rasio molar 4:1
www.themegallery.com
7. SUBJEK & METODE
DESAIN STUDI & TAHAPAN PENGUKURAN SAMPEL
• Studi ini menggunakan desain penelitian secara acak
crossover
• Tiap subyek menerima 2 uji makanan
• Hari ke 1, berat badan dan tinggi diukur dg menggunakan
stadiometer.
• Setelah pengukuran ini, subyek mengkonsumsi makanan
pertama (A) dilanjut dg makanan kedua (B atau C) yg
diberikan pd hari berikutnya (hari ke 2).
• Sampel darah vena diambil 14 hari setelah pemberian
makanan penguji (B atau C)
• Sampel darah diambil pada hari ke 29, 14 hari setelah dua
pasangan makanan penguji terakhir.
• Makanan penguji diberikan sebagai sarapan.
www.themegallery.com
8. HASIL PENELITIAN
Makanan referensi : Efek pada status zat besi
Kriteria penyerapan zat besi Sedang-Tinggi
Penyerapan zat besi 1,8 -3,7 kali lebih tinggi pada kelompok
IDA (Kasus)
Uji makanan : Efek dari teh
Tidak menunjukkan perbedaan penurunan asupan zat besi yg
signifikan antara masing-masing kelompok dg penambahan baik
1 cangkir teh maupun 2cangkir teh
Uji makanan : Efek dari Asam Askorbat
Bila ditambahkan ke makanan dengan rasio molar untuk besi
2:1, ada peningkatan penyerapan zat besi sebesar 291% pada
kelompok IDA dan 270% pada kelompok kontrol (P < 0,001).
www.themegallery.com
9. PEMBAHASAN
PADA STATUS PENYERAPAN BESI
• Studi ini menunjukkan bahwa penyerapan zat
besi dari makanan penguji pada IDA sebesar
17,5% IDA dan 7,0% pada kontrol.
• Orang dengan defisiensi zat besi memiliki
penyerapan lebih tinggi dari orang yang memiliki
status zat besi yang terpenuhi.
• Penyerapan zat besi meningkat menjadi 2,5 kali
lebih tinggi pd kasus daripada kontrol penelitian
ini.
www.themegallery.com
10. PEMBAHASAN
PADA EFEK KONSUMSI TEH
• Penyerapan zat besi dari makanan referensi
dengan 1 cangkir teh mengalami penurunan
sebesar 59% (P < 0,001) dan 49% (P < 0,05)
untuk masing-masing kelompok.
• Konsumsi dari 2 cangkir teh dengan makanan
referensi menurunkan penyerapan zat besi
sebesar 67% (P <0,001) dan 66% (P < 0,01)
untuk masing-masing kelompok pada subyek
yang sama
www.themegallery.com
11. PEMBAHASAN
PADA EFEK PENAMBAHAN ASAM ASKORBAT
• Penyerapan zat besi dengan rasio molar besi
2:1, ada peningkatan penyerapan zat besi
sebesar 291% pada kelompok IDA dan 270%
pada kelompok kontrol (P < 0,001).
• Peningkatan lebih lanjut dalam penyerapan zat
besi diamati pada kedua kelompok dengan AA
dengan penambahan rasio molar untuk besi 4:1
(350% dan 343%, masing-masing; P < 0,001).
www.themegallery.com
12. KESIMPULAN
• Penyerapan zat besi pada perempuan
India relatif lebih tinggi dari makan nasi
sederhana. Efek penghambatan kuat dari
teh dan efek menguntungkan dari AA
pada penyerapan zat besi adalah sama
besarnya pada perempuan dengan zat
besi tercukupi dan perempuan dengan
IDA.
www.themegallery.com