SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Ibu dan Anak
Semester 4/2017
Oleh Kelompok 1 Kesehatan Masyarakat Kelas A :
1. Puspathi 1510713007
2. Yasmin Hanifah 1510713022
3. Asyifa Nadya Ivan 1510713033
Dosen Pembimbing : Agustina, SKM, M.Kes
S1 Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional“Veteran” Jakarta
Jl. Limo Raya, Depok, Jawa Barat
2016/2017
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat ridha dan karunia-Nya kami
bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kami.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya kami menemukan berbagai hambatan, mulai dari
pencarian teori, pengumpulan data, dan juga penggunaan kata-kata, serta hambatan-hambatan
lain. Kami menyadari, makalah ini terbentuk atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih banyak terutama kepada:
1. Orang tua kami, yang tak hentinya memberi motivasi dan dukungan serta selalu
mendoakan kami.
2. Ibu Ayu Anggraeni Dyah Purbasari, SKM. MPH(M) selaku Kaprodi S1 Kesehatan
Masyarakat.
3. Ibu Agustina, SKM, M.Kes, selaku dosen mata kuliah Kesehatan Ibu dan Anak
4. Semua pihak yang terlibat yang tak bisa kami sebutkan satu persatu.
Makalah yang telah kami susun ini tentunya masih banyak kekurangan, maka dari itu kami
meminta maaf jika ada kesalahan didalamnya.Dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca, sehingga kami dapat memperbaikinya, sekaligus bekal kami dalam menyusun dan
membuat laporan yang lebih baik lagi.
Depok, 22 Februari 2017
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Wanita Usia Subur ............................................................................................. 6
2.2 Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita.................................................................... 6
2.3 Siklus Menstruasi Pada Wanita ........................................................................................... 9
2.4 Masalah Kesuburan Pada Wanita ...................................................................................... 10
2.5 Jenis – Jenis Penyakit Kelamin Pada Wanita Usia Subur.................................................. 12
2.6 Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS .................................... 16
2.7 Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur............................................................... 20
2.8 Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil ............................................................................... 22
BAB III ......................................................................................................................................... 25
KESIMPULAN............................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 26
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi
dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita,usia subur ini berlangsung lebih cepat dari
pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki
kesempatan 95% untuk hamil. Wanita Usia Subur harus melakukan pemeriksaan kesehatan alat
kelamin walaupun memiliki siklus menstruasi yang teratur, artinya WUS harus sehat dan bebas
dari penyakit kelamin, khususnya sebelum menikah. Dengan mengadakan pemeriksaan
kesehatan maka akan mencegah penyakit alat kelamin. Kurangnya pengetahuan tentang
kesuburan alat reproduksi khususnya pada wanita, seringkali dikaitkan dengan berbagai macam
penyakit, padahal tingkat masa kesuburan setiap orang berbeda tergantung kondisi fisik dan
mental.
Pada WUS, terjadi kasus double borden yaitu kekurangan energi kronis (KEK) dan obesitas.
Juga terjadi kasus AGB (Anemia Gizi Besi). AGB ini ditemukan pada 40% ibu hamil.
Sedangkan KEK ditemukan pada WUS (15-29 tahun) sekitar 16.3 % namun persentase ini
cenderung turun tiap tahunnya. Kasus KEK akan lebih besar proporsinya pada usia 15-29 tahun
dan akan menurun seiring bertambahnya umur. Ironisnya, jika kasus KEK ini terjadi WUS dan
berlanjut pada proses kehamilan maka bayi yang ada dalam rahim akan terpengaruh dan akan
berisiko melahirkan bayi BBLR.
Riskesdas 2013, prevalensi KEK pada WUS (15-49 th) sebesar 20,8%, khususnya prevalensi
tertinggi ditemukan pada WUS remaja (15-19 th) sebesar 46,6%, dibandingkan dengan
kelompok lebih tua (20-24 th) sebesar 30,6%. Sedangkan prevalensi resiko KEK pada ibu hamil
(15-49 th) sebesar 24,2%, khusunya prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompok usia remaja
(15-19 th) sebesar 38,5 % dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24 th) sebesar 30,1 %.
Besaran masalah resiko KEK baik pada ibu hamil maupun WUS lebih banyak ditemukan pada
usia remaja (15-19 th), sehingga kelompok ini harus mendapatkan perhatian khusus.
5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Wanita Usia Subur?
2. Bagaimana Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita?
3. Bagaimana Siklus Menstruasi Pada Wanita?
4. Apa Saja Masalah Kesuburan Pada Wanita?
5. Apa Saja Jenis – Jenis Penyakit Pada Wanita Usia Subur?
6. Apa Saja Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS?
7. Apa Saja Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur?
8. Apa Saja Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Wanita Usia Subur
2. Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita
3. Untuk Mengetahui Siklus Menstruasi Pada Wanita
4. Untuk Mengetahui Masalah Kesuburan Pada Wanita
5. Untuk Mengetahui Jenis – Jenis Penyakit Pada Wanita Usia Subur
6. Untuk Mengetahui Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS
7. Untuk Mengetahui Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur
8. Untuk Mengetahui Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wanita Usia Subur
Wanita usia subur adalah wanita yang memasuki usia antara 15-49 tahun tanpa
memperhitungkan status perkawinannya. Wanita Usia Subur ini mempunyai organ reproduksi
yang masih berfungsi dengan baik, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan, yaitu
antara umur 20 sampai dengan 45 tahun (Depkes RI, 2011).
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi
dengan baik antara umur 20-45 tahun. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun.
Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil (Suparyanto, 2011).
Wanita usia subur adalah wanita usia 18-49 tahun dengan keadaanorgan reproduksi
berfungsi dengan baik, baik dengan status belum kawin, kawin, maupun janda (Mulyana, 2012).
2.2 Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita terdiri dari rahim, indung telur, vagina dan alat kelamin luar.
Pada keadaan tidak hamil, ukuran normal rahim adalah sebesar telur ayam (30gr) dan indung
telur masing-masing sebesar bakso atau telur puyuh. Pada saat menjelang ovulasi (lepasnya sel
telur), indung telur dapat membesar sebagai akibat pembesaran kantung telur. Selain
menghasilkan sel telur, indung telur menghasilkan hormone estrogen dan progesterone. Itu
sebabnya pada wanita yang karena sesuatu hal dibuang indung telurnya, harus secara teratur
mengonsumsi pil mengandung hormone pengganti.
7
Rahim terdiri dari bagian yang dinamakan badan (body, corpus), fundus, saluran rahim
(uterine tube), dan leher (cervix). Jika disamakan dengan boneka (manusia) yang diberdirikan
dengan lengan terentang, badan rahim setara dengan badan boneka itu, fundus merupakan bagian
yang membentuk pundak dan kepala, saluran rahim berupa lengan terentang dengan jari tangan
menjadi fimbare-nya. Rahim pada keadaan normal berukuran sebesar telur terlentak dibelakang
tulang kemaluan (pubic bone). Didepan rahim antara rahim dan tulang tersebut terdapat kantung
kemih. Dengan demikian, rahim wanita tidak dapat dapat diraba dari luar. Rahim dapat diraba
hanya jika mengalami pembesaran akibat kehamilan lebih dari tiga bulan atau karena tumor.
Rahim memiliki posisi melengkung kearah depan sehingga membentuk sudut dengan vagina.
8
Rahim disangga dibagian bawah oleh dua buah ligament atau semacam tali dari jaringan
yang kuat. Ligament itu melekat pada tulang sekeliling panggul membentuk tanda silang dan
rahim terletak di tempat persilangannya. Karena adanya ligament yang ini rahim tidak dapat
jatuh kebawah atau ke vagina. Rahim turun hanya bisa terjadi pada wanita yang pernah
melahirkan lebih dari 5 kali. Selain itu, dibagian atas kiri dan kanan rahim juga ada semacam tali
atau ligament yang mengikat rahim ke tulang kemaluan. Dengan adanya ligament yang satu ini,
rahim yang besar karena kehamilan atau sebab lain tidak akan mudah bergoyang. Disebelah
dalam permukaan rahim dilapisi oleh selaput yang dinamakan endometrium. Pada kehamilan,
rahim akan membesar sehingga mencapai berat sekitar 1000gr. Pembesaran terutama terjadi
padan badan rahim, fundus, dan sebagian leher rahim. Leher rahim bagian bawah baru
mengalami perubahan pada bagian akhir kehamilan dan akan membuka pada saat persalinan.
Pada saat bayi lahir, badan rahim, leher rahim, dan vagina membuat suatu saluran jalan lahir
dengan diameter sekitar sepuluh sentimeter.
Pada Wanita Usia Subur yang belum melahirkan, leher rahim (cervix) mempunyai ujung
yang berupa lingkaran (cincin), setelah melahirkan ujungnya itu berubah menjadi seperti mulut
dengan bibir depan dan belakang. Vagina yang berhubungan dengan leher rahim mempunyai
bagian yang memanjang ke depan dan ke belakang. Panjang vagina bervariasi dari 5-7 cm tapi
mampu memanjang sampai belasan sentimeter. Di ujung vagina sebelah luar seorang gadis
terdapat selaput yang berlubang ditengahnya, dinamakan selaput dara (hymen). Lubang itu
9
diperlukan untuk pengeluaran darah menstruasi. Alat kelamin luar wanita dinamakan vulva.
Bagian paling luar vulva dibentuk oleh labia majora dengan labia minora dibagian dalam. Di
ujung depan terdapat clitoris yang sangat peka, dibekang bagian ini terdapat muara saluran urine
(urethra). Saluran urethra pada wanita sangat pendek, ±2-3 cm sehingga mudah kemasukan
bakteri jika hygiene sekitar vulva tidak baik atau dicuci dengan air yang kurang bersih.
Dalam labia minora terdapat kelenjar bartholin yang mengeluarkan cairan pada saat
seorang wanita terangsang secara seksual. Kelenjar ini dapat mengalami infeksi dan membesar
seperti tumor, dinamakan bartholinitis. Diatas vulva, pada peralihannya dengan perut didapatkan
bagian yang sering mengandung lemakan dinamakan mons pubis yang kulitnya ditumbuhi
rambut kemaluan. Rambut kemaluan pada wanita tersusun membentuk segitiga dengan sisi atas
rata.
2.3 Siklus Menstruasi Pada Wanita
Proses menstruasi terjadi pada saat kadar hormone estrogen dan progesterone dalam darah
mencapai suatu titik keseimbangan tertentu. Pada waktu menstruasi, lapisan endometrium
terlepas disertai pendarahan. Setelah selesai menstruasi, endometrium tumbuh kembali. Setelah
terjadi ovulasi oleh indung telur, selaput endometrium berada dalam keadaan siap menerima
10
hasil pembuahan sel telur. Ovulasi selalu terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Proses ini dapat
disertai rasa nyeri karena otot rahim berkontraksi menutup pembuluh darah disela-selanya untuk
mengurangi pendarahan. Disamping itu, kontraksi juga disebabkan oleh upaya rahim mendorong
keluar darah dan jaringan didalamnya keluar melalui leher rahim (cervix) yang sempit. Pada satu
siklus menstruasi, umumnya dikeluarkan sekitar 50 ml darah. Lama siklus menstruasi yang
normal atau yang dianggap sebagai siklus mestruasi klasik adalah 28 hari ditambah atau
dikurangi 2-3 hari.
Pada tiap siklus dikenal tiga masa utama yaitu:
a. Masa menstruasi selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan
pengeluaran hormon-hormon overium paling rendah.
b. Masa poliferasi sampai hari ke 14. Pada masa itu, endometrium tumbuh kembali, disebut
juga endometrium mengadakan poliferasi. Antara hari ke 12-14 dapat terjadi pelepasan
ovum dari ovarium, yang disebut ovulasi.
c. Sesudahnya, dinamakan masa sekresi. Pada masa ini, korpus rubrum menjadi korpus
luteum yang mengeluarkan progesterone. Dibawah pengaruh progesterone, kelenjar
endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini, stroma endometrium berubah
kearah sel-sel desidua, terutama yang berada diseputar pembuluh-pembuluh arterial.
Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.
Periode menstruasi dapat bervariasi antara tiga sampai lima minggu. Periode ini biasanya teratur
pada seorang wanita, tetapi dapat berubah oleh macam-macam keadaan seperti kelelahan, kurang
makan, stress dan lain-lain.
2.4 Masalah Kesuburan Pada Wanita
Menurut Dasen (2008), beberapa hal yang dapat menganggu kesuburan seorang wanita yaitu:
1. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlambat
Siklus menstruasi yang tidak teratur bisa disebabkan karena adanya gangguan kista
ovarium atau penyakit lainnya, kondisi stress, kecapean, serta terganggunya keseimbangan
hormon.
11
2. Berat badan yang tidak seimbang
Hampir sekitar 30 – 40 % wanita saat ini mengalami masalah kesuburan dan gangguan
kehamilan. Gangguan kesuburan tersebut biasanya disebabkan karena masalah berat badan
yang tidak seimbang, terlalu gemuk atau terlalu kurus. Idealnya, berat badan sebelum hamil
(pra-hamil) tidak melebihi atau kurang dari 10 % berat badan normal sesuai tinggi badan.
Masih banyak wanita usia subur yang makan tidak teratur, tidak sarapan pagi, dan sering
mengonsumsi junk food yang kadar gizinya tidak seimbang. Status gizi selama masa pra-
hamil yaitu sekitar 3 – 6 bulan sebelum berencana untuk hamilakan berdampak terhadap bayi
dilahirkan nantinya. Terlalu gemuk juga akan menyebabkan terganggunya keseimbangan
hormon.
3. Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endrometriosis
Masalah ketidaksuburan pada wanita biasanya juga timbul akibat adanya sindrom ovarium
polisistik atau Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endometriosis.PCOS merupakan
gangguan dimana folikel (kantung sel telur) tidak berkembang dengan baik, sehingga tidak
terjadi ovulasi.Wanita yang mengalami PCOS ini menjadi infertile (tidak subur) karena tidak
ada sel telur yang matang, sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Gejala yang timbul dari
PCOS ini biasanya adalah siklus haid yang tidak teratur (terlambat, tidak haid, atau haid 2 – 3
kali dalam sebulan).
Sementara Endometriosis merupakan suatu keadaan patologi pada system reproduksi
wanita dimana jaringan selaput lendir rahim (endometrium) yang seharusnya berada dalam
rahim, malah tumbuh di luar rongga rahim (saluran telur /tuba falopi, indung telur, atau pada
rongga pinggul). Hal ini dapat mengganggu kesuburan wanita sehingga akan menghambat
terjadinya kehamilan. Diperkirakan sekitar 30 – 40 % wanita dengan keluhan endometriosis
sulit memiliki keturunan.
4. Rokok
Merokok tidak hanya akan mengganggu kesehatan, namun juga dapat menghambat dan
menimbulkan masalah pada kesuburan. Dalam asap rokok terdapat lebih dari 4000 zat racun
seperti karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida, sianida, ammonia, asetilen, benzaldehide,
methanol, nikotin, dan lain sebagainya. Pada wanita, merokok dapat menyebabkan penurunan
produksi sel telur sehingga dapat menganggu kesuburan.Apabila perokok wanita tersebut
12
hamil, akan timbul berbagai masalah pada kehamilan dan bayi yang dilahirkan nanti.
Misalnya, perkembangan janin terhambat, resiko keguguran kehamilan akan semakin
meningkat, kelahiran bayi premature dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
5. Efek samping obat
Setiap obat pasti memiliki efek samping. Pantangan konsumsi sembarang obat tidak hanya
berlaku pada masa sebelum kehamilan, namun akan terus berlanjut pada masa selama
kehamilan dan masa setelah persalinan yaitu masa menyusui.Apabila sakit lakukan
penyembuhan dengan cara alami, misalnya mengatasi flu dengan banyak minum, istirahat
yang cukup dan makan makanan yang bergizi. Langkah pencegahan agar tidak mudah sakit
tentu merupakan langkah yang lebih baik dan tepat. Untuk itu, jagalah kondisi kesehatan agar
tubuh selalu bugar dan siap untuk hamil.
2.5 Jenis – Jenis Penyakit Kelamin Pada Wanita Usia Subur
Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui.Oleh
karena itu WUS dianjurkan untuk merawat diri, memeriksakan kesehatan, menjaga kebersihan
dan tidak melakukan hubunganseks bebas serta tidak berganti-ganti pasangan untuk mencegah
penyakit menular seksual (Mahardika, 2012).
1. Infeksi Kelenjar Bartholini
Disebabkan oleh bakteri gonorea, siapolokokus atau streptococus. Pada
pemeriksaannya dijumpai pembengkakan kelenjar, padat, berwarna merah, nyeri, dan
panas.Pengobatan dapat dilakukan dengan insisi yang mengurangi pembengkakan
mengeluarkan isinya. Apabila sudah menahun dalam letak kista bartholini yang diperlukan
tindakan marsupialisasi, yaitu operasi menyembuhkan kista dalam membuka,
mengeluarkan isi dan menjahit tepi kista di irisan kulit (Suparyanto, 2008).
13
2. Kondiloma Akuminata
Kondiloma akuminata adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh HPV ( Human
papilloma virus), dimana paling sering disebabkan HPV tipe 6 dan 11 ( jarang berpotensi
menjadi keganasan). Penyebaran virus ini melalui penetrasi kulit yang terluka / lesi
terbuka, dimana terdapat fase laten beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah
terinfeksi (umunya 3 bulan baru timbul gejala). Dimana sering terjadi pada daerah penis,
vulva, vagina, cervix, dan daerah sekitar anus. Seringnya penyebaran penyakit ini
disebabkan oleh berhubungan seksual bergantian pasangan dengan bebas tanpa pengaman.
Keluhan utama yang sering muncul : benjolan tidak nyeri, rasa gatal dapat disertai duh atau
tidak, dan biasanya lebih dari 1 lokasi dan berwarna serupa dengan kulit (Prasetyo, 2016).
Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai pananganan pertama, diantaranya :
 Hindari berhubungan dengan bergantian pasangan
 Hindari berhubungan tanpa pengaman
 Periksaan diri anda bersama dengan pasangan anda
 Jaga kebersihan daerah kemaluan
 Banyak minum air putih
 Rajin mengganti pakaian dalam sehari 2-3 kali
3. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah salah satu dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Trikomoniasis
paling sering menyerang wanita, namun pria dapat terinfeksi dan menularkan ke
pasangannya lewat kontak seksual. Pada wanita tempat yang paling sering terinfeksi
14
adalah vagina sedangkan pada pria tempat infeksi paling sering adalah saluran kemih (Obi
Andareto, 2015).
Penularan trikomoniasis terjadi tidak hanya saat melakukan kontak seksua.seorang
pengidap tirkomoniasis dapat menularkan parasite pada orang lain melalui pinjam
meminjam handuk dan pakaian dalam. Untuk menghambat dan mencegah penularan
disarankan untuk menjaga kebersihan alat vital, tidak bergant-ganti pasangan seksual,
serta mengenakan kondom (Obi Andareto, 2015).
4. Sifilis
Penyakit ini disebabkan oleh Treponema pallidum dengan menyerang adalah seluruh
organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung Treponema pallidum. Masa inkubasinya
sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu. Gejalanya yaitu timbul perlukaan di tempat
infeksi masuk, terdapat infiltrat yang mengelupas dan menimbulkan perlukaan serta pada
kulit terdapat tanda radang membengkak dan nyeri. Upaya preventif yaitu melakukan
pemeriksaan sebelum pernikahan (Suparyanto, 2008).
Sifilis dapat menimbulkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau
otak. Selain itu luka-luka mengerikan juga bisa tercipta di mulut, daerah sekitr kelamin,
dan bahkan seluruh tubuh penderita pada tingkat yang parah. Selain melalui hubungan
seksual, sifilis bisa menural kepada janin oleh ibu yang menderita penyakit ini, struktur
tubuh bakteri penyebab sifilis Treponema Pallidum yang berbentuk helik memungkinkan
untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus). Dengan demikian
organisme ini dapat mengakses sistem peredaran darah dan getah bening inang melalui
15
jaringan dan membran mucosa. Penularan penyakit sifilis yaitu melalui hubungan seks
terutama hubungan seks bebas dan berganti-ganti pasangan (Obi Andareto, 2015).
Gejala sifilis berkembang melalui 4 fase, diantaranya:
1. Fase Primer : sifilis akan membentuk luka yang tidak nyeri pada tempat
terinfeksi. Bagian tubuh yang paling segin terinfeksi adalah penis dan vagina atau vulva.
2. Fase sekunder : sifilis mengalami ruam kulit.
3. Fase Laten : sifilis tidak menunjukan gejala sama sekali dan fase ini dapat
berlangsung selama bertahun-tahun.
4. Fase Tersier : pada fase ini penderita tidak lagi menularkan penyakitnya. Gejala
yang muncul bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang parah. Fase ini terjadi 3-15
tahun sejak infeksi awal.
16
2.6 Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS
Sehat menurut (WHO) tahun 1948 yaitu suatu keadaan sehat fisik, mental, serta sosial
kesejahteraan serta tak cuma ketiadaan penyakit ataupun kekurangan. Wanita Usia Subur belum
tentu mengetahui Materi 1000 HPK terkait masa prenatal karena tidak mendapatkan penyuluhan
maupun pendidikan formal dengan kurikulum terkait gizi. Oleh karena itu, diperlukan pedoman
mengenai materi minimal mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal yang harus diketahui oleh
wanita-wanita periode usia subur sehingga diharapkan wanita tersebut dapat mengetahui hal-hal
penting terutama mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal dalam rangka peningkatan status
gizi dan kesehatan diri untuk menghasilkan generasi yang berkualitas. Materi 1000 HPK terkait
masa prenatal yang dievaluasi terdiri dari tiga komponen yaitu materi kesehatan reproduksi,
masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat (Depkes 2008).
Penyuluhan dapat dilakukan dengan memberikan materi 1000 HPK (pada tahap 270
HPK) yang penting diketahui oleh Wanita Usia Subur, yaitu :
1. Nutrisi yang adekuat
Pada hamil muda (usia kehamilan 1-3 bulan) disebut juga trimester I, terjadi
gangguan seperti mual, muntah, dan pusing. Oleh karena itu dianjurkan makan dengan
porsi kecil tapi sering dengan bentuk makanan kering atau tidak berkuah. Pada
trimester II ( setelah usia kehamilan 3 bulan), nafsu makan mulai membaik, ibu makan
3 kali sehari, ditambah satu kali makanan selingan. Adapun zat gizi yang diperlukan
sewaktu hamil adalah :
a. Vitamin
 Vitamin B Kompleks untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar
berfungsi secara normal. Dijumpai pada serealia, biji-bijian, kacang-
kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
 Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi. Sumbernya
terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
 Vitamin E untuk pembentukan sel darah merah yang sehat, terdapat dalam
lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan
sayuran hijau.
17
 Asam folat, untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat
pada sayuran berwarna hijau tua seperti bayam, kembang kol dan brokoli.
b. Zat besi
Zat besi dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang darah). Banyak
terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun
pepaya), daging dan hati. Kekurangan zat besi pada ibu hamil terjadi anemia gizi
besi. Hal ini berdampak pada ibu dan janin ( terhambat tumbuh kembang, lahir
premature dan BBLR, abortus, hidrosepalus).
c. Kalsium
Sumber kalsium adalah susu, dan sayuran hijau serta kacang-kacangan.(
Saifuddin, 2014)
2. Perawatan Payudara
Perawatan payudara saat hamil berpengaruh pada produksi ASI, berdasarkan fase
kehamilan maka umur kehamilan 3 bulan, yang harus dilakukan adalah pemeriksaan
puting susu apakah puting susu datar atau masuk ke dalam, bila ini terjadi maka yang
perlu dilakukan adalah perlahan-lahan putting susu di masase dengan menggunakan
kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut ke arah berlawanan
menuju ke dasar payudara sampai seluruh daerah payudara, dilakukan sehari dua kali
selama 6 menit. Pada Usia Kehamilan 6-9 bulan, lakukan perawatan dengan cara kedua
telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa, kemudian papilla & areola mamae
dikompres dengan minyak kelapa selama 2-3 menit, agar kotoran yang menempel pada
papilla mammae mudah dibersihkan. Selanjutnya dimasase seperti sebelumnya,
sebanyak 30 kali sehari setelah itu dipijat kedua areola mamae agar cairan dapat keluar.
Setelah itu, puting susu dibersihkan dengan handuk kering dan bersih.(Saifuddin, 2014)
3. Kebersihan tubuh dan pakaian
Perubahan anatomi tubuh terutama pada perut, area genetalia atau lipat paha, dan
payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinfeksi
oleh mikroorganisme. Oleh sebab itu kebersihan tubuh perlu diperhatikan, dengan cara
mandi menggunakan sabun antiseptic, pakaian yang longgar, bersih dan nyaman terbuat
dari katun, hindarkan sepatu berhak tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak
elastic) serta korset penahan perut.(Saifuddin, 2014)
18
4. Perawatan Gigi
Melakukan pemeriksaan gigi sekurang-kurangnya dua kali selama hamil yaitu yang
pertama pada trimester pertama (hamil muda) karena terjadi hiperemesis dan ptialisme
(produksi liur yang berlebihan).yang kedua pada trimester ketiga, hal ini penting untuk
mengetahui apakah ada gangguan pada gigi ibu hamil terkait kebutuhan kalsium untuk
pertumbuhan janin. Menyikat gigi setelah makan perlu karena ibu hamil sangat rentan
terhadap terjadinya karies dan gingivitis.(Saifuddin, 2014)
5. Senam hamil
Senam ini bermanfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan yaitu melatih
pernapasan, relaksasi, menguatkan otot panggul dan perut, serta melatih cara mengedan
yang benar (Saifuddin, 2014).
Selain itu pelayanan kesehatan masa prahamil juga diatur dalam Peraturan menteri kesehatan
republik Indonesia nomor 97 tahun 2014
Pasal 1:
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka
menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat.
Pasal 5
(1) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan
dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi
yang sehat.
(2) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada:
a. remaja;
b. calon pengantin; dan/atau
c. pasangan usia subur.
(3) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi :
a. pemeriksaan fisik;
19
b. pemeriksaan penunjang;
c. pemberian imunisasi;
d. suplementasi gizi;
e. konsultasi kesehatan dan
f. pelayanan kesehatan lainnya.
Pasal 6
Pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a paling sedikit meliputi:
a. pemeriksaan tanda vital; dan
b. pemeriksaan status gizi.
Pemeriksaan status gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus dilakukan terutama
untuk:
a. menanggulangi masalah Kurang Energi Kronis (KEK); dan
b. pemeriksaan status anemia.
Pasal 7
Pemeriksaan penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b merupakan
pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas:
a. pemeriksaan darah rutin;
b. pemeriksaan darah yang dianjurkan;
c. pemeriksaan penyakit menular seksual;
d. pemeriksaan urin rutin; dan
e. pemeriksaan penunjang lainnya.
20
2.7 Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur
Perawatan Prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran
mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum mengandung.
Jelasnya, wanita hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi yang
sehat. Perawatan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi, antara lain :
memungkinkan identifikasi penyakit medis; pengkajian kesiapan psikologis, keuangan, dan
pencapaian tujuan hidup. Selain itu, struktur genetic dan perilaku seorang wanita atau pasangan
dapat memberikan efek negative terhadap janin. Efek ini dapat dievaluasi dan ditangani sebelum
konsepsi. Pada beberapa wanita, risiko tersebut dapat dihilangkan; sedangkan pada wanita lain,
tindakan tertentu dapat diambil untuk meminimalkan dampaknya pada perkembangan janin
selanjutnya.
Kadang-kadang, setelah perawatan prakonsepsi diberikan, wanita tersebut diputuskan untuk
tidak memiliki anak ˗˗ misalnya, jika seorang wanita menemukan bahwa dia dan pasangannya
memiliki silsilah penyakit yang mematikan. Bagi sebagian besar wanita dan pasangan mereka,
perawatan prakonsepsi akan membantu mengidentifikasi cara dalam membuat perubahan positif
dalam gaya hidup mereka guna meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan juga potensi
mereka untuk mendapatkan bayi yang sehat. Perawatan prakonsepsi memberi kesempatan bagi
seorang wanita dan pasangannya yang telah mendapat informasi untuk membuat keputusan
berkenaan dengan masa usia subur mereka.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam prakonsepsi :
1. Konseling Prakonsepsi
Konseling prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang persiapan psikologis seorang
wanita atau pasangannya dalam mengasuh dan membesarkan anak. Pembahasan ini
mencakup topik-topik, seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak, rasional mengasuh
anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosional wanita atau pasangannya, serta
ekspektasi pengalaman usia subur dan menjadi orang tua. Pengkajian sebelumnya tentang
penganiayaan fisik seksual atau emosi yang terjadi dalam hubungan harus dievaluasi
kembali karena penganiayaan seperti ini seringkali dimulai atau meningkat pada masa
21
kehamilan. Pengaturan masa usia subur sehubungan dengan upaya wanita atau
pasangannya untuk meyelesaikan pendidikan atau memulai suatu karir, sebagaimana stress
yang terpisah atau tergabung dengan semua aktivitas ini, harus terus dikaji. Sedangkan
pada remaja, diskusi tentang penyelesaian sekolah dan rencana melanjutkan keperguruan
tinggi atau pelatihan kerja sekaligus penjelasan tentang metode pengontrolan kelahiran
yang dapat diandalkan, dapat memberi mereka aternatif dalam masa usia subur mereka.
2. Skrining Genetik
Dari riwayat dasar yang diperoleh, seharusnya terlihat kebutuhan spesifik untuk melakukan
skrining/konseling yang didasarkan pada ras, etnik, dan riwayat keluarga. Pada setiap
konseling genetic, kuncinya ialah bahwa menetapkan bahwa setiap bayi yang berasal dari
wanita ataupun pria tertentu memiliki kesempatan mengidap suatu penyakit genetic. Oleh
karena itu, merupakan hal yang sangat penting untuk melibatkan calon ayah. Apabila
faktor risiko tertentu diidentifikasi atau jika calon orangtua mengalami masalah yang
serius, maka mereka perlu dirujuk ke konselor genetic.
3. Faktor Risiko Medis
a. Diabetes
Ketika kadar gula darah meningkat secara konsisten pada saat konsepsi atau
organogesnesis, maka risiko janin berisiko tinggi mengalami anomaly congenital
mayor. Dengan demikian, wanita penderita diabetes mellitus tipe I atau tipe II menjadi
kandidat utama penerima konseling prakonsepsi. Rencana perawatan mereka harus
difokuskan pada upaya mencapai dan mempertahankangula darah dalam keadaan
terkontrol untuk mengurangi insiden malformasi congenital dan bayi berat lahir rendah
(BBLR). Apabila seorang wanita saat ini sedang menjalani diet terkontrol atau
menggunakan obat hipoglikemik oral, maka ia harus mengantisipasi penggunaan
insulin selama kehamilan. Wanita penderita diabetes harus pergi menemui ahli
obstetric atau endokrinologi pada masa prakonsepsi, yang akan melakukan penanganan
terhadap diabetes selama kehamilan.
b. Penyakit Jantung
Wanita yang diketahui atau dicuragai menderita penyakit jantung harus benar-benar
22
didorong untuk merencanakan waktu kehamilan dengan ahli kardiologi dan ahli
obstetri. Penyakit jantung dapat menimbulkan risiko minimal seperti prolaks katup
mitral, atau bahkan risiko yang mengancam kehidupan, seperti penyakit yang timbul
akibat hipertensi paru. Selama masa prakonsepsi, status jantung seorang wanita harus
tetap dikaji dan bersama keluarganya, ia harus memperhatikan implikasi kehamilan
yang mungkin muncul. Risiko didasarkan pada 3 faktor utama : 1. lesi pada jantung,
gangguan fungsi dasar tubuh, dan kemungkinan komplikasi jantung selama kehamilan.
Pada beberapa lesi jantung, risiko kematian ibu begitu tinggi sehingga demi
keselamatan ibu, terminasi kehamilan dianjurkan. Hipertensi paru, kardiomiopati
dilatasi, sindrom marfan, dan setiap lesi jantung kelas fungsi III atau refraktori IV yang
tidak dapat ditangani dengan penatalaksanaan medis merupakan contoh penyakit
jantung yang berisiko berat mengakibatkan kematian ibu selama kehamilan.
c. Hipertensi
Sebagian besar wanita dengan hipertensi kronis dapat mengharapkan kelahiran seorang
bayi yang normal dan sehat. Sasaran utama pada periode prakonsepsi ialah
menghindari penggunaan penghambat ACE dan antagonis reseptor angiotensin II.
Wanita harus diberi pendidikan kesehatan tentang risiko preeklampsia dan hambatan
pertumbuhan janin.
2.8 Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil
Tabu makanan adalah suatu larangan dalam mengkonsumsi makanan tertentu karena ada
beberapa ancaman atau hukuman kepada orang yang mengkonsumsinya. Dalam ancaman ini,
ada kekuatan supranatural dan mistik yang akan menghukum mereka yang melanggar aturan ini
atau tabu (Susanto, 1997).
Dasar dari kebiasaan pangan dicirikan dalam suatu sistem nilai seseorang dalam memilih
makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi. Sistem nilai tersebut pada
dasarnya berasal dari tiga sumber kebenaran yang dipercayai yaitu (1) agama dan kepercayaan
kepada Tuhan, (2) adat-istiadat yang berasal dari nenek moyang, dan (3) pengetahuan yang
23
diperoleh dari proses pendidikan formal, dari sosialisasi dalam keluarga dan dari pendidikan
informal melalui mediamasa (Nikmawati,1999).
1) Makanan Tabu bagi Wanita
Makanan tabu bagi wanita relatif sedikit, yaitu hanya ada 5 macam makanan. Makanan
yang ditabukan tersebut yaitu buntut ayam, ekor ayam, sayap ayam, ujung sayap ayam dan
tebu seperti dapat dilihat pada Tabel 1. Lima dari enam makanan adalah bagian tertentu dari
ayam, dua di antaranya ditabukan dengan alasan kekurang-beruntungan dalam perjodohan.
Tabel 1. Makanan tabu perempuan dewasa
No. Makanan Tabu Alasan
1. Buntut ayam Pelupa
2. Ekor ayam Sering lupa
3. Sayap ayam Ditampik orang
4. Tebu Mens tidak lancar
5. Ujung sayap ayam Anak nikah jauh
2) Makanan Tabu bagi Ibu Hamil
Makanan yang ditabukan bagi ibu hamil cukup banyak yaitu ada 13 makanan. Makanan
tersebut antara lain: daging, daun ubi, durian, es, ikan laut, dan lain-lain seperti dapat
dilihat pada Tabel 2. Alasan yang diberikan oleh responden tidak ada yang logis. Sebagai
contoh daging ditabukan karena akan menyebabkan penyakit tambah parah. Daging dan
ikan laut sangat baik bagi ibu hamil karena merupakan sumber protein namun sayangnya
ditabukan. Hal ini jelas akan mempengaruhi intake protein karena ibu hamil tersebut
tidak berani mengkonsumsi makanan tersebut.
Tabel 2. Makanan tabu ibu hamil
No. Makanan Tabu Alasan
24
1 Daging Penyakit tambah parah
2 Daun ubi Penyakit tambah parah
3 Durian Nantinya anak ingusan
4 Es Bayi besar diperut
5 Ikan laut Luka tidak kering
6 Jantung pisang Anaknya mengecil
7 Jengkol Perut tak kempes setelah melahirkan
8 Lompong Lemas
9 Nanas Gatal, Kepala anak seperti nanas
10 Pedas Gangguan perut
11 Pisang Anak mati usia remaja
12 Rebung besar
Diperut besar setelah lahir mengecil, bulunya seperti
monyet
13 Tebu
Susah dalam Melahirkan Sakit ketika
melahirkan, Pendarahan waktu melahirkar, Anak besar
diperut, Pendarahan
25
BAB III
KESIMPULAN
Wanita usia subur adalah wanita yang memasuki usia antara 15-49 tahun tanpa
memperhitungkan status perkawinannya. Wanita Usia Subur ini mempunyai organ reproduksi
yang masih berfungsi dengan baik, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan, yaitu
antara umur 20 sampai dengan 45 tahun. Beberapa hal yang dapat menganggu kesuburan seorang
wanita yaitu:siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlambat, berat badan yang tidak
seimbang, Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endrometriosis, rokok, serta efek samping
obat.
Jenis – jenis penyakit kelamin pada wanita usia subur; Infeksi Kelenjar Bartholini,
Kondiloma Akuminata, Infeksi Vagina (Vulvitis) Diabetika,Trikomoniasis, dan Sifilis. Persiapan
kehamilan yang baik dilakukan bagi wanita usia subur; konsultasi, menjaga kondisi psikologi,
dan menjaga kesehatan tubuh. Beberapa Mitos mengenai masa pra hamil yang sudah menjadi
kepercayaan masyarakat Indonesia ; berhubungan seksual setiap hari membuat cepat hamil,
infertilitas hanya terjadi pada wanita, kehamilan hanya terjadi ketika pasangan bersehubungan
seksual, kesuburan seorang wanita mulai menurun pada usia 35 tahun, kehamilan hanya terjadi
saat berhubungan seksual , pil KB dapat merusak kesuburan jangka panjang.
Pada kenyataannya, tidak semua mitos tersebut benar adanya bila dilihat dari sisi riset
kedokteran. Maka dari itu, wanita usia subur perlu pengetahuan mengenai apa yang harus dan
tidak harus dilakukan pada usia subur agar dapat merencanakan dan mempersiapkan diri untuk
kehamilan secara maksimal.
26
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. 2016. Materi Intervensi: Efektivitas Jaringan Komunikasi Remaja Akhir Putri sebagai
Intervensi Peningkatan Pengetahuan 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Ayuati. 2012. Pantangan-pantangan ibu hamil. Yogyakarta: Araska.
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/73484/1/I14rat.pdf (Diakses pada hari
Minggu, 12 Februari 2017 pukul 16:00)
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6195/jurnal.pdf (Diakses pada hari
Minggu, 12 Februari 2017 pukul 16:00)
Manuaba Ida dan Ayu Chandranita. 2009.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita (Edisi 2).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Manuaba Ida dan Bagus Gede. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Purwandari Atik. 2008. Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta: EGC.
Sulistryorini Dewie. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Varney Helen. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wibowo Daniel. 2013. Anatomi Fisional Elementer Dan Penyakit Yang Menyertainya. Jakarta:
Gramedia Widiasarana.
www.alodokter.com/komunitas/topic/kondiloma-akuminata-2 (Diakses pada hari Rabu, 22
Februari 2017 pukul 20:00)
www.depkes.go.id/pengertian-wus. (Diakses pada hari Minggu, 12 Februari 2017 pukul 16:00)

More Related Content

What's hot

PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMAffiZakiyya
 
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURKESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURAnnisa Nabila
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananLatifah Safriana
 
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahTugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahMaya Nurhayati
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Al-Ikhlas14
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1AjEn9
 
Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)sicua050896
 
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGMETODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGZakiah dr
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanAnna Nisa
 
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakat
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakatpencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakat
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakatHenni Yunira Yunirani
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidanadeputra93
 
Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarPemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarRiska Ramadhana
 

What's hot (20)

PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
tengkorak bayi
tengkorak bayitengkorak bayi
tengkorak bayi
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURKESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahTugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
 
Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
 
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGMETODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakat
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakatpencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakat
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakat
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan
 
Kemitraan Bidan
Kemitraan BidanKemitraan Bidan
Kemitraan Bidan
 
Gizi dan Fertilitas
Gizi dan FertilitasGizi dan Fertilitas
Gizi dan Fertilitas
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarPemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luar
 

Similar to WUSKESEHATAN

KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFAS
KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFASKESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFAS
KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFASAnnisa Nabila
 
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI  PADA MAHASISWI TINGKAT III ...HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI  PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III ...Warnet Raha
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Genderpjj_kemenkes
 
MATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptxMATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptxahmad yusuf
 
Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil pjj_kemenkes
 
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02Irwan Hs
 
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan ReproduksiKB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksipjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Septian Muna Barakati
 
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesisTingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesisOperator Warnet Vast Raha
 
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docx
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docxKel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docx
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docxAyuFadila6
 

Similar to WUSKESEHATAN (20)

KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFAS
KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFASKESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFAS
KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFAS
 
Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA
Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA
Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA
 
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI  PADA MAHASISWI TINGKAT III ...HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI  PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III ...
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
 
Modul 3 kb 1
Modul 3   kb 1Modul 3   kb 1
Modul 3 kb 1
 
MATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptxMATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptx
 
Mediakom 44
Mediakom 44Mediakom 44
Mediakom 44
 
Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil
 
Masa Antara
Masa Antara Masa Antara
Masa Antara
 
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02
 
Modul 3 kb 2
Modul 3   kb 2Modul 3   kb 2
Modul 3 kb 2
 
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan ReproduksiKB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesisTingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
 
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
 
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docx
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docxKel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docx
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docx
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 

More from Annisa Nabila

KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFAS
KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFASKESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFAS
KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFASAnnisa Nabila
 
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKKESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKAnnisa Nabila
 
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKKESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKAnnisa Nabila
 
Peradaban Indonesia dan Dunia
Peradaban Indonesia dan DuniaPeradaban Indonesia dan Dunia
Peradaban Indonesia dan DuniaAnnisa Nabila
 
Keanekaragaman Hayati perlindungan alam
Keanekaragaman Hayati perlindungan alamKeanekaragaman Hayati perlindungan alam
Keanekaragaman Hayati perlindungan alamAnnisa Nabila
 

More from Annisa Nabila (6)

KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFAS
KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFASKESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFAS
KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFAS
 
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKKESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
 
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKKESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
 
Ascomycota
AscomycotaAscomycota
Ascomycota
 
Peradaban Indonesia dan Dunia
Peradaban Indonesia dan DuniaPeradaban Indonesia dan Dunia
Peradaban Indonesia dan Dunia
 
Keanekaragaman Hayati perlindungan alam
Keanekaragaman Hayati perlindungan alamKeanekaragaman Hayati perlindungan alam
Keanekaragaman Hayati perlindungan alam
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

WUSKESEHATAN

  • 1. KESEHATAN WANITA USIA SUBUR Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Ibu dan Anak Semester 4/2017 Oleh Kelompok 1 Kesehatan Masyarakat Kelas A : 1. Puspathi 1510713007 2. Yasmin Hanifah 1510713022 3. Asyifa Nadya Ivan 1510713033 Dosen Pembimbing : Agustina, SKM, M.Kes S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional“Veteran” Jakarta Jl. Limo Raya, Depok, Jawa Barat 2016/2017
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat ridha dan karunia-Nya kami bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kami. Dalam penyusunan makalah ini, tentunya kami menemukan berbagai hambatan, mulai dari pencarian teori, pengumpulan data, dan juga penggunaan kata-kata, serta hambatan-hambatan lain. Kami menyadari, makalah ini terbentuk atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih banyak terutama kepada: 1. Orang tua kami, yang tak hentinya memberi motivasi dan dukungan serta selalu mendoakan kami. 2. Ibu Ayu Anggraeni Dyah Purbasari, SKM. MPH(M) selaku Kaprodi S1 Kesehatan Masyarakat. 3. Ibu Agustina, SKM, M.Kes, selaku dosen mata kuliah Kesehatan Ibu dan Anak 4. Semua pihak yang terlibat yang tak bisa kami sebutkan satu persatu. Makalah yang telah kami susun ini tentunya masih banyak kekurangan, maka dari itu kami meminta maaf jika ada kesalahan didalamnya.Dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, sehingga kami dapat memperbaikinya, sekaligus bekal kami dalam menyusun dan membuat laporan yang lebih baik lagi. Depok, 22 Februari 2017 Penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3 BAB I .............................................................................................................................................. 4 PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 5 1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 5 BAB II............................................................................................................................................. 6 PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6 2.1 Pengertian Wanita Usia Subur ............................................................................................. 6 2.2 Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita.................................................................... 6 2.3 Siklus Menstruasi Pada Wanita ........................................................................................... 9 2.4 Masalah Kesuburan Pada Wanita ...................................................................................... 10 2.5 Jenis – Jenis Penyakit Kelamin Pada Wanita Usia Subur.................................................. 12 2.6 Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS .................................... 16 2.7 Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur............................................................... 20 2.8 Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil ............................................................................... 22 BAB III ......................................................................................................................................... 25 KESIMPULAN............................................................................................................................. 25 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 26
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita,usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Wanita Usia Subur harus melakukan pemeriksaan kesehatan alat kelamin walaupun memiliki siklus menstruasi yang teratur, artinya WUS harus sehat dan bebas dari penyakit kelamin, khususnya sebelum menikah. Dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan maka akan mencegah penyakit alat kelamin. Kurangnya pengetahuan tentang kesuburan alat reproduksi khususnya pada wanita, seringkali dikaitkan dengan berbagai macam penyakit, padahal tingkat masa kesuburan setiap orang berbeda tergantung kondisi fisik dan mental. Pada WUS, terjadi kasus double borden yaitu kekurangan energi kronis (KEK) dan obesitas. Juga terjadi kasus AGB (Anemia Gizi Besi). AGB ini ditemukan pada 40% ibu hamil. Sedangkan KEK ditemukan pada WUS (15-29 tahun) sekitar 16.3 % namun persentase ini cenderung turun tiap tahunnya. Kasus KEK akan lebih besar proporsinya pada usia 15-29 tahun dan akan menurun seiring bertambahnya umur. Ironisnya, jika kasus KEK ini terjadi WUS dan berlanjut pada proses kehamilan maka bayi yang ada dalam rahim akan terpengaruh dan akan berisiko melahirkan bayi BBLR. Riskesdas 2013, prevalensi KEK pada WUS (15-49 th) sebesar 20,8%, khususnya prevalensi tertinggi ditemukan pada WUS remaja (15-19 th) sebesar 46,6%, dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24 th) sebesar 30,6%. Sedangkan prevalensi resiko KEK pada ibu hamil (15-49 th) sebesar 24,2%, khusunya prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompok usia remaja (15-19 th) sebesar 38,5 % dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24 th) sebesar 30,1 %. Besaran masalah resiko KEK baik pada ibu hamil maupun WUS lebih banyak ditemukan pada usia remaja (15-19 th), sehingga kelompok ini harus mendapatkan perhatian khusus.
  • 5. 5 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Yang Dimaksud Dengan Wanita Usia Subur? 2. Bagaimana Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita? 3. Bagaimana Siklus Menstruasi Pada Wanita? 4. Apa Saja Masalah Kesuburan Pada Wanita? 5. Apa Saja Jenis – Jenis Penyakit Pada Wanita Usia Subur? 6. Apa Saja Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS? 7. Apa Saja Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur? 8. Apa Saja Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil? 1.3 Tujuan 1. Untuk Mengetahui Pengertian Wanita Usia Subur 2. Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita 3. Untuk Mengetahui Siklus Menstruasi Pada Wanita 4. Untuk Mengetahui Masalah Kesuburan Pada Wanita 5. Untuk Mengetahui Jenis – Jenis Penyakit Pada Wanita Usia Subur 6. Untuk Mengetahui Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS 7. Untuk Mengetahui Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur 8. Untuk Mengetahui Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Wanita Usia Subur Wanita usia subur adalah wanita yang memasuki usia antara 15-49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya. Wanita Usia Subur ini mempunyai organ reproduksi yang masih berfungsi dengan baik, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan, yaitu antara umur 20 sampai dengan 45 tahun (Depkes RI, 2011). Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil (Suparyanto, 2011). Wanita usia subur adalah wanita usia 18-49 tahun dengan keadaanorgan reproduksi berfungsi dengan baik, baik dengan status belum kawin, kawin, maupun janda (Mulyana, 2012). 2.2 Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita Sistem reproduksi wanita terdiri dari rahim, indung telur, vagina dan alat kelamin luar. Pada keadaan tidak hamil, ukuran normal rahim adalah sebesar telur ayam (30gr) dan indung telur masing-masing sebesar bakso atau telur puyuh. Pada saat menjelang ovulasi (lepasnya sel telur), indung telur dapat membesar sebagai akibat pembesaran kantung telur. Selain menghasilkan sel telur, indung telur menghasilkan hormone estrogen dan progesterone. Itu sebabnya pada wanita yang karena sesuatu hal dibuang indung telurnya, harus secara teratur mengonsumsi pil mengandung hormone pengganti.
  • 7. 7 Rahim terdiri dari bagian yang dinamakan badan (body, corpus), fundus, saluran rahim (uterine tube), dan leher (cervix). Jika disamakan dengan boneka (manusia) yang diberdirikan dengan lengan terentang, badan rahim setara dengan badan boneka itu, fundus merupakan bagian yang membentuk pundak dan kepala, saluran rahim berupa lengan terentang dengan jari tangan menjadi fimbare-nya. Rahim pada keadaan normal berukuran sebesar telur terlentak dibelakang tulang kemaluan (pubic bone). Didepan rahim antara rahim dan tulang tersebut terdapat kantung kemih. Dengan demikian, rahim wanita tidak dapat dapat diraba dari luar. Rahim dapat diraba hanya jika mengalami pembesaran akibat kehamilan lebih dari tiga bulan atau karena tumor. Rahim memiliki posisi melengkung kearah depan sehingga membentuk sudut dengan vagina.
  • 8. 8 Rahim disangga dibagian bawah oleh dua buah ligament atau semacam tali dari jaringan yang kuat. Ligament itu melekat pada tulang sekeliling panggul membentuk tanda silang dan rahim terletak di tempat persilangannya. Karena adanya ligament yang ini rahim tidak dapat jatuh kebawah atau ke vagina. Rahim turun hanya bisa terjadi pada wanita yang pernah melahirkan lebih dari 5 kali. Selain itu, dibagian atas kiri dan kanan rahim juga ada semacam tali atau ligament yang mengikat rahim ke tulang kemaluan. Dengan adanya ligament yang satu ini, rahim yang besar karena kehamilan atau sebab lain tidak akan mudah bergoyang. Disebelah dalam permukaan rahim dilapisi oleh selaput yang dinamakan endometrium. Pada kehamilan, rahim akan membesar sehingga mencapai berat sekitar 1000gr. Pembesaran terutama terjadi padan badan rahim, fundus, dan sebagian leher rahim. Leher rahim bagian bawah baru mengalami perubahan pada bagian akhir kehamilan dan akan membuka pada saat persalinan. Pada saat bayi lahir, badan rahim, leher rahim, dan vagina membuat suatu saluran jalan lahir dengan diameter sekitar sepuluh sentimeter. Pada Wanita Usia Subur yang belum melahirkan, leher rahim (cervix) mempunyai ujung yang berupa lingkaran (cincin), setelah melahirkan ujungnya itu berubah menjadi seperti mulut dengan bibir depan dan belakang. Vagina yang berhubungan dengan leher rahim mempunyai bagian yang memanjang ke depan dan ke belakang. Panjang vagina bervariasi dari 5-7 cm tapi mampu memanjang sampai belasan sentimeter. Di ujung vagina sebelah luar seorang gadis terdapat selaput yang berlubang ditengahnya, dinamakan selaput dara (hymen). Lubang itu
  • 9. 9 diperlukan untuk pengeluaran darah menstruasi. Alat kelamin luar wanita dinamakan vulva. Bagian paling luar vulva dibentuk oleh labia majora dengan labia minora dibagian dalam. Di ujung depan terdapat clitoris yang sangat peka, dibekang bagian ini terdapat muara saluran urine (urethra). Saluran urethra pada wanita sangat pendek, ±2-3 cm sehingga mudah kemasukan bakteri jika hygiene sekitar vulva tidak baik atau dicuci dengan air yang kurang bersih. Dalam labia minora terdapat kelenjar bartholin yang mengeluarkan cairan pada saat seorang wanita terangsang secara seksual. Kelenjar ini dapat mengalami infeksi dan membesar seperti tumor, dinamakan bartholinitis. Diatas vulva, pada peralihannya dengan perut didapatkan bagian yang sering mengandung lemakan dinamakan mons pubis yang kulitnya ditumbuhi rambut kemaluan. Rambut kemaluan pada wanita tersusun membentuk segitiga dengan sisi atas rata. 2.3 Siklus Menstruasi Pada Wanita Proses menstruasi terjadi pada saat kadar hormone estrogen dan progesterone dalam darah mencapai suatu titik keseimbangan tertentu. Pada waktu menstruasi, lapisan endometrium terlepas disertai pendarahan. Setelah selesai menstruasi, endometrium tumbuh kembali. Setelah terjadi ovulasi oleh indung telur, selaput endometrium berada dalam keadaan siap menerima
  • 10. 10 hasil pembuahan sel telur. Ovulasi selalu terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Proses ini dapat disertai rasa nyeri karena otot rahim berkontraksi menutup pembuluh darah disela-selanya untuk mengurangi pendarahan. Disamping itu, kontraksi juga disebabkan oleh upaya rahim mendorong keluar darah dan jaringan didalamnya keluar melalui leher rahim (cervix) yang sempit. Pada satu siklus menstruasi, umumnya dikeluarkan sekitar 50 ml darah. Lama siklus menstruasi yang normal atau yang dianggap sebagai siklus mestruasi klasik adalah 28 hari ditambah atau dikurangi 2-3 hari. Pada tiap siklus dikenal tiga masa utama yaitu: a. Masa menstruasi selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon overium paling rendah. b. Masa poliferasi sampai hari ke 14. Pada masa itu, endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan poliferasi. Antara hari ke 12-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium, yang disebut ovulasi. c. Sesudahnya, dinamakan masa sekresi. Pada masa ini, korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone. Dibawah pengaruh progesterone, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel desidua, terutama yang berada diseputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi. Periode menstruasi dapat bervariasi antara tiga sampai lima minggu. Periode ini biasanya teratur pada seorang wanita, tetapi dapat berubah oleh macam-macam keadaan seperti kelelahan, kurang makan, stress dan lain-lain. 2.4 Masalah Kesuburan Pada Wanita Menurut Dasen (2008), beberapa hal yang dapat menganggu kesuburan seorang wanita yaitu: 1. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlambat Siklus menstruasi yang tidak teratur bisa disebabkan karena adanya gangguan kista ovarium atau penyakit lainnya, kondisi stress, kecapean, serta terganggunya keseimbangan hormon.
  • 11. 11 2. Berat badan yang tidak seimbang Hampir sekitar 30 – 40 % wanita saat ini mengalami masalah kesuburan dan gangguan kehamilan. Gangguan kesuburan tersebut biasanya disebabkan karena masalah berat badan yang tidak seimbang, terlalu gemuk atau terlalu kurus. Idealnya, berat badan sebelum hamil (pra-hamil) tidak melebihi atau kurang dari 10 % berat badan normal sesuai tinggi badan. Masih banyak wanita usia subur yang makan tidak teratur, tidak sarapan pagi, dan sering mengonsumsi junk food yang kadar gizinya tidak seimbang. Status gizi selama masa pra- hamil yaitu sekitar 3 – 6 bulan sebelum berencana untuk hamilakan berdampak terhadap bayi dilahirkan nantinya. Terlalu gemuk juga akan menyebabkan terganggunya keseimbangan hormon. 3. Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endrometriosis Masalah ketidaksuburan pada wanita biasanya juga timbul akibat adanya sindrom ovarium polisistik atau Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endometriosis.PCOS merupakan gangguan dimana folikel (kantung sel telur) tidak berkembang dengan baik, sehingga tidak terjadi ovulasi.Wanita yang mengalami PCOS ini menjadi infertile (tidak subur) karena tidak ada sel telur yang matang, sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Gejala yang timbul dari PCOS ini biasanya adalah siklus haid yang tidak teratur (terlambat, tidak haid, atau haid 2 – 3 kali dalam sebulan). Sementara Endometriosis merupakan suatu keadaan patologi pada system reproduksi wanita dimana jaringan selaput lendir rahim (endometrium) yang seharusnya berada dalam rahim, malah tumbuh di luar rongga rahim (saluran telur /tuba falopi, indung telur, atau pada rongga pinggul). Hal ini dapat mengganggu kesuburan wanita sehingga akan menghambat terjadinya kehamilan. Diperkirakan sekitar 30 – 40 % wanita dengan keluhan endometriosis sulit memiliki keturunan. 4. Rokok Merokok tidak hanya akan mengganggu kesehatan, namun juga dapat menghambat dan menimbulkan masalah pada kesuburan. Dalam asap rokok terdapat lebih dari 4000 zat racun seperti karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida, sianida, ammonia, asetilen, benzaldehide, methanol, nikotin, dan lain sebagainya. Pada wanita, merokok dapat menyebabkan penurunan produksi sel telur sehingga dapat menganggu kesuburan.Apabila perokok wanita tersebut
  • 12. 12 hamil, akan timbul berbagai masalah pada kehamilan dan bayi yang dilahirkan nanti. Misalnya, perkembangan janin terhambat, resiko keguguran kehamilan akan semakin meningkat, kelahiran bayi premature dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). 5. Efek samping obat Setiap obat pasti memiliki efek samping. Pantangan konsumsi sembarang obat tidak hanya berlaku pada masa sebelum kehamilan, namun akan terus berlanjut pada masa selama kehamilan dan masa setelah persalinan yaitu masa menyusui.Apabila sakit lakukan penyembuhan dengan cara alami, misalnya mengatasi flu dengan banyak minum, istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi. Langkah pencegahan agar tidak mudah sakit tentu merupakan langkah yang lebih baik dan tepat. Untuk itu, jagalah kondisi kesehatan agar tubuh selalu bugar dan siap untuk hamil. 2.5 Jenis – Jenis Penyakit Kelamin Pada Wanita Usia Subur Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui.Oleh karena itu WUS dianjurkan untuk merawat diri, memeriksakan kesehatan, menjaga kebersihan dan tidak melakukan hubunganseks bebas serta tidak berganti-ganti pasangan untuk mencegah penyakit menular seksual (Mahardika, 2012). 1. Infeksi Kelenjar Bartholini Disebabkan oleh bakteri gonorea, siapolokokus atau streptococus. Pada pemeriksaannya dijumpai pembengkakan kelenjar, padat, berwarna merah, nyeri, dan panas.Pengobatan dapat dilakukan dengan insisi yang mengurangi pembengkakan mengeluarkan isinya. Apabila sudah menahun dalam letak kista bartholini yang diperlukan tindakan marsupialisasi, yaitu operasi menyembuhkan kista dalam membuka, mengeluarkan isi dan menjahit tepi kista di irisan kulit (Suparyanto, 2008).
  • 13. 13 2. Kondiloma Akuminata Kondiloma akuminata adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh HPV ( Human papilloma virus), dimana paling sering disebabkan HPV tipe 6 dan 11 ( jarang berpotensi menjadi keganasan). Penyebaran virus ini melalui penetrasi kulit yang terluka / lesi terbuka, dimana terdapat fase laten beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah terinfeksi (umunya 3 bulan baru timbul gejala). Dimana sering terjadi pada daerah penis, vulva, vagina, cervix, dan daerah sekitar anus. Seringnya penyebaran penyakit ini disebabkan oleh berhubungan seksual bergantian pasangan dengan bebas tanpa pengaman. Keluhan utama yang sering muncul : benjolan tidak nyeri, rasa gatal dapat disertai duh atau tidak, dan biasanya lebih dari 1 lokasi dan berwarna serupa dengan kulit (Prasetyo, 2016). Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai pananganan pertama, diantaranya :  Hindari berhubungan dengan bergantian pasangan  Hindari berhubungan tanpa pengaman  Periksaan diri anda bersama dengan pasangan anda  Jaga kebersihan daerah kemaluan  Banyak minum air putih  Rajin mengganti pakaian dalam sehari 2-3 kali 3. Trikomoniasis Trikomoniasis adalah salah satu dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Trikomoniasis paling sering menyerang wanita, namun pria dapat terinfeksi dan menularkan ke pasangannya lewat kontak seksual. Pada wanita tempat yang paling sering terinfeksi
  • 14. 14 adalah vagina sedangkan pada pria tempat infeksi paling sering adalah saluran kemih (Obi Andareto, 2015). Penularan trikomoniasis terjadi tidak hanya saat melakukan kontak seksua.seorang pengidap tirkomoniasis dapat menularkan parasite pada orang lain melalui pinjam meminjam handuk dan pakaian dalam. Untuk menghambat dan mencegah penularan disarankan untuk menjaga kebersihan alat vital, tidak bergant-ganti pasangan seksual, serta mengenakan kondom (Obi Andareto, 2015). 4. Sifilis Penyakit ini disebabkan oleh Treponema pallidum dengan menyerang adalah seluruh organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung Treponema pallidum. Masa inkubasinya sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu. Gejalanya yaitu timbul perlukaan di tempat infeksi masuk, terdapat infiltrat yang mengelupas dan menimbulkan perlukaan serta pada kulit terdapat tanda radang membengkak dan nyeri. Upaya preventif yaitu melakukan pemeriksaan sebelum pernikahan (Suparyanto, 2008). Sifilis dapat menimbulkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Selain itu luka-luka mengerikan juga bisa tercipta di mulut, daerah sekitr kelamin, dan bahkan seluruh tubuh penderita pada tingkat yang parah. Selain melalui hubungan seksual, sifilis bisa menural kepada janin oleh ibu yang menderita penyakit ini, struktur tubuh bakteri penyebab sifilis Treponema Pallidum yang berbentuk helik memungkinkan untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus). Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sistem peredaran darah dan getah bening inang melalui
  • 15. 15 jaringan dan membran mucosa. Penularan penyakit sifilis yaitu melalui hubungan seks terutama hubungan seks bebas dan berganti-ganti pasangan (Obi Andareto, 2015). Gejala sifilis berkembang melalui 4 fase, diantaranya: 1. Fase Primer : sifilis akan membentuk luka yang tidak nyeri pada tempat terinfeksi. Bagian tubuh yang paling segin terinfeksi adalah penis dan vagina atau vulva. 2. Fase sekunder : sifilis mengalami ruam kulit. 3. Fase Laten : sifilis tidak menunjukan gejala sama sekali dan fase ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun. 4. Fase Tersier : pada fase ini penderita tidak lagi menularkan penyakitnya. Gejala yang muncul bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang parah. Fase ini terjadi 3-15 tahun sejak infeksi awal.
  • 16. 16 2.6 Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS Sehat menurut (WHO) tahun 1948 yaitu suatu keadaan sehat fisik, mental, serta sosial kesejahteraan serta tak cuma ketiadaan penyakit ataupun kekurangan. Wanita Usia Subur belum tentu mengetahui Materi 1000 HPK terkait masa prenatal karena tidak mendapatkan penyuluhan maupun pendidikan formal dengan kurikulum terkait gizi. Oleh karena itu, diperlukan pedoman mengenai materi minimal mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal yang harus diketahui oleh wanita-wanita periode usia subur sehingga diharapkan wanita tersebut dapat mengetahui hal-hal penting terutama mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal dalam rangka peningkatan status gizi dan kesehatan diri untuk menghasilkan generasi yang berkualitas. Materi 1000 HPK terkait masa prenatal yang dievaluasi terdiri dari tiga komponen yaitu materi kesehatan reproduksi, masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat (Depkes 2008). Penyuluhan dapat dilakukan dengan memberikan materi 1000 HPK (pada tahap 270 HPK) yang penting diketahui oleh Wanita Usia Subur, yaitu : 1. Nutrisi yang adekuat Pada hamil muda (usia kehamilan 1-3 bulan) disebut juga trimester I, terjadi gangguan seperti mual, muntah, dan pusing. Oleh karena itu dianjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering dengan bentuk makanan kering atau tidak berkuah. Pada trimester II ( setelah usia kehamilan 3 bulan), nafsu makan mulai membaik, ibu makan 3 kali sehari, ditambah satu kali makanan selingan. Adapun zat gizi yang diperlukan sewaktu hamil adalah : a. Vitamin  Vitamin B Kompleks untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara normal. Dijumpai pada serealia, biji-bijian, kacang- kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.  Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.  Vitamin E untuk pembentukan sel darah merah yang sehat, terdapat dalam lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
  • 17. 17  Asam folat, untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau tua seperti bayam, kembang kol dan brokoli. b. Zat besi Zat besi dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang darah). Banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati. Kekurangan zat besi pada ibu hamil terjadi anemia gizi besi. Hal ini berdampak pada ibu dan janin ( terhambat tumbuh kembang, lahir premature dan BBLR, abortus, hidrosepalus). c. Kalsium Sumber kalsium adalah susu, dan sayuran hijau serta kacang-kacangan.( Saifuddin, 2014) 2. Perawatan Payudara Perawatan payudara saat hamil berpengaruh pada produksi ASI, berdasarkan fase kehamilan maka umur kehamilan 3 bulan, yang harus dilakukan adalah pemeriksaan puting susu apakah puting susu datar atau masuk ke dalam, bila ini terjadi maka yang perlu dilakukan adalah perlahan-lahan putting susu di masase dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai seluruh daerah payudara, dilakukan sehari dua kali selama 6 menit. Pada Usia Kehamilan 6-9 bulan, lakukan perawatan dengan cara kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa, kemudian papilla & areola mamae dikompres dengan minyak kelapa selama 2-3 menit, agar kotoran yang menempel pada papilla mammae mudah dibersihkan. Selanjutnya dimasase seperti sebelumnya, sebanyak 30 kali sehari setelah itu dipijat kedua areola mamae agar cairan dapat keluar. Setelah itu, puting susu dibersihkan dengan handuk kering dan bersih.(Saifuddin, 2014) 3. Kebersihan tubuh dan pakaian Perubahan anatomi tubuh terutama pada perut, area genetalia atau lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinfeksi oleh mikroorganisme. Oleh sebab itu kebersihan tubuh perlu diperhatikan, dengan cara mandi menggunakan sabun antiseptic, pakaian yang longgar, bersih dan nyaman terbuat dari katun, hindarkan sepatu berhak tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak elastic) serta korset penahan perut.(Saifuddin, 2014)
  • 18. 18 4. Perawatan Gigi Melakukan pemeriksaan gigi sekurang-kurangnya dua kali selama hamil yaitu yang pertama pada trimester pertama (hamil muda) karena terjadi hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang berlebihan).yang kedua pada trimester ketiga, hal ini penting untuk mengetahui apakah ada gangguan pada gigi ibu hamil terkait kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin. Menyikat gigi setelah makan perlu karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya karies dan gingivitis.(Saifuddin, 2014) 5. Senam hamil Senam ini bermanfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan yaitu melatih pernapasan, relaksasi, menguatkan otot panggul dan perut, serta melatih cara mengedan yang benar (Saifuddin, 2014). Selain itu pelayanan kesehatan masa prahamil juga diatur dalam Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 97 tahun 2014 Pasal 1: Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat. Pasal 5 (1) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. (2) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada: a. remaja; b. calon pengantin; dan/atau c. pasangan usia subur. (3) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. pemeriksaan fisik;
  • 19. 19 b. pemeriksaan penunjang; c. pemberian imunisasi; d. suplementasi gizi; e. konsultasi kesehatan dan f. pelayanan kesehatan lainnya. Pasal 6 Pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a paling sedikit meliputi: a. pemeriksaan tanda vital; dan b. pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan status gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus dilakukan terutama untuk: a. menanggulangi masalah Kurang Energi Kronis (KEK); dan b. pemeriksaan status anemia. Pasal 7 Pemeriksaan penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas: a. pemeriksaan darah rutin; b. pemeriksaan darah yang dianjurkan; c. pemeriksaan penyakit menular seksual; d. pemeriksaan urin rutin; dan e. pemeriksaan penunjang lainnya.
  • 20. 20 2.7 Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur Perawatan Prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum mengandung. Jelasnya, wanita hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi yang sehat. Perawatan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi, antara lain : memungkinkan identifikasi penyakit medis; pengkajian kesiapan psikologis, keuangan, dan pencapaian tujuan hidup. Selain itu, struktur genetic dan perilaku seorang wanita atau pasangan dapat memberikan efek negative terhadap janin. Efek ini dapat dievaluasi dan ditangani sebelum konsepsi. Pada beberapa wanita, risiko tersebut dapat dihilangkan; sedangkan pada wanita lain, tindakan tertentu dapat diambil untuk meminimalkan dampaknya pada perkembangan janin selanjutnya. Kadang-kadang, setelah perawatan prakonsepsi diberikan, wanita tersebut diputuskan untuk tidak memiliki anak ˗˗ misalnya, jika seorang wanita menemukan bahwa dia dan pasangannya memiliki silsilah penyakit yang mematikan. Bagi sebagian besar wanita dan pasangan mereka, perawatan prakonsepsi akan membantu mengidentifikasi cara dalam membuat perubahan positif dalam gaya hidup mereka guna meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan juga potensi mereka untuk mendapatkan bayi yang sehat. Perawatan prakonsepsi memberi kesempatan bagi seorang wanita dan pasangannya yang telah mendapat informasi untuk membuat keputusan berkenaan dengan masa usia subur mereka. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam prakonsepsi : 1. Konseling Prakonsepsi Konseling prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang persiapan psikologis seorang wanita atau pasangannya dalam mengasuh dan membesarkan anak. Pembahasan ini mencakup topik-topik, seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak, rasional mengasuh anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosional wanita atau pasangannya, serta ekspektasi pengalaman usia subur dan menjadi orang tua. Pengkajian sebelumnya tentang penganiayaan fisik seksual atau emosi yang terjadi dalam hubungan harus dievaluasi kembali karena penganiayaan seperti ini seringkali dimulai atau meningkat pada masa
  • 21. 21 kehamilan. Pengaturan masa usia subur sehubungan dengan upaya wanita atau pasangannya untuk meyelesaikan pendidikan atau memulai suatu karir, sebagaimana stress yang terpisah atau tergabung dengan semua aktivitas ini, harus terus dikaji. Sedangkan pada remaja, diskusi tentang penyelesaian sekolah dan rencana melanjutkan keperguruan tinggi atau pelatihan kerja sekaligus penjelasan tentang metode pengontrolan kelahiran yang dapat diandalkan, dapat memberi mereka aternatif dalam masa usia subur mereka. 2. Skrining Genetik Dari riwayat dasar yang diperoleh, seharusnya terlihat kebutuhan spesifik untuk melakukan skrining/konseling yang didasarkan pada ras, etnik, dan riwayat keluarga. Pada setiap konseling genetic, kuncinya ialah bahwa menetapkan bahwa setiap bayi yang berasal dari wanita ataupun pria tertentu memiliki kesempatan mengidap suatu penyakit genetic. Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat penting untuk melibatkan calon ayah. Apabila faktor risiko tertentu diidentifikasi atau jika calon orangtua mengalami masalah yang serius, maka mereka perlu dirujuk ke konselor genetic. 3. Faktor Risiko Medis a. Diabetes Ketika kadar gula darah meningkat secara konsisten pada saat konsepsi atau organogesnesis, maka risiko janin berisiko tinggi mengalami anomaly congenital mayor. Dengan demikian, wanita penderita diabetes mellitus tipe I atau tipe II menjadi kandidat utama penerima konseling prakonsepsi. Rencana perawatan mereka harus difokuskan pada upaya mencapai dan mempertahankangula darah dalam keadaan terkontrol untuk mengurangi insiden malformasi congenital dan bayi berat lahir rendah (BBLR). Apabila seorang wanita saat ini sedang menjalani diet terkontrol atau menggunakan obat hipoglikemik oral, maka ia harus mengantisipasi penggunaan insulin selama kehamilan. Wanita penderita diabetes harus pergi menemui ahli obstetric atau endokrinologi pada masa prakonsepsi, yang akan melakukan penanganan terhadap diabetes selama kehamilan. b. Penyakit Jantung Wanita yang diketahui atau dicuragai menderita penyakit jantung harus benar-benar
  • 22. 22 didorong untuk merencanakan waktu kehamilan dengan ahli kardiologi dan ahli obstetri. Penyakit jantung dapat menimbulkan risiko minimal seperti prolaks katup mitral, atau bahkan risiko yang mengancam kehidupan, seperti penyakit yang timbul akibat hipertensi paru. Selama masa prakonsepsi, status jantung seorang wanita harus tetap dikaji dan bersama keluarganya, ia harus memperhatikan implikasi kehamilan yang mungkin muncul. Risiko didasarkan pada 3 faktor utama : 1. lesi pada jantung, gangguan fungsi dasar tubuh, dan kemungkinan komplikasi jantung selama kehamilan. Pada beberapa lesi jantung, risiko kematian ibu begitu tinggi sehingga demi keselamatan ibu, terminasi kehamilan dianjurkan. Hipertensi paru, kardiomiopati dilatasi, sindrom marfan, dan setiap lesi jantung kelas fungsi III atau refraktori IV yang tidak dapat ditangani dengan penatalaksanaan medis merupakan contoh penyakit jantung yang berisiko berat mengakibatkan kematian ibu selama kehamilan. c. Hipertensi Sebagian besar wanita dengan hipertensi kronis dapat mengharapkan kelahiran seorang bayi yang normal dan sehat. Sasaran utama pada periode prakonsepsi ialah menghindari penggunaan penghambat ACE dan antagonis reseptor angiotensin II. Wanita harus diberi pendidikan kesehatan tentang risiko preeklampsia dan hambatan pertumbuhan janin. 2.8 Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil Tabu makanan adalah suatu larangan dalam mengkonsumsi makanan tertentu karena ada beberapa ancaman atau hukuman kepada orang yang mengkonsumsinya. Dalam ancaman ini, ada kekuatan supranatural dan mistik yang akan menghukum mereka yang melanggar aturan ini atau tabu (Susanto, 1997). Dasar dari kebiasaan pangan dicirikan dalam suatu sistem nilai seseorang dalam memilih makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi. Sistem nilai tersebut pada dasarnya berasal dari tiga sumber kebenaran yang dipercayai yaitu (1) agama dan kepercayaan kepada Tuhan, (2) adat-istiadat yang berasal dari nenek moyang, dan (3) pengetahuan yang
  • 23. 23 diperoleh dari proses pendidikan formal, dari sosialisasi dalam keluarga dan dari pendidikan informal melalui mediamasa (Nikmawati,1999). 1) Makanan Tabu bagi Wanita Makanan tabu bagi wanita relatif sedikit, yaitu hanya ada 5 macam makanan. Makanan yang ditabukan tersebut yaitu buntut ayam, ekor ayam, sayap ayam, ujung sayap ayam dan tebu seperti dapat dilihat pada Tabel 1. Lima dari enam makanan adalah bagian tertentu dari ayam, dua di antaranya ditabukan dengan alasan kekurang-beruntungan dalam perjodohan. Tabel 1. Makanan tabu perempuan dewasa No. Makanan Tabu Alasan 1. Buntut ayam Pelupa 2. Ekor ayam Sering lupa 3. Sayap ayam Ditampik orang 4. Tebu Mens tidak lancar 5. Ujung sayap ayam Anak nikah jauh 2) Makanan Tabu bagi Ibu Hamil Makanan yang ditabukan bagi ibu hamil cukup banyak yaitu ada 13 makanan. Makanan tersebut antara lain: daging, daun ubi, durian, es, ikan laut, dan lain-lain seperti dapat dilihat pada Tabel 2. Alasan yang diberikan oleh responden tidak ada yang logis. Sebagai contoh daging ditabukan karena akan menyebabkan penyakit tambah parah. Daging dan ikan laut sangat baik bagi ibu hamil karena merupakan sumber protein namun sayangnya ditabukan. Hal ini jelas akan mempengaruhi intake protein karena ibu hamil tersebut tidak berani mengkonsumsi makanan tersebut. Tabel 2. Makanan tabu ibu hamil No. Makanan Tabu Alasan
  • 24. 24 1 Daging Penyakit tambah parah 2 Daun ubi Penyakit tambah parah 3 Durian Nantinya anak ingusan 4 Es Bayi besar diperut 5 Ikan laut Luka tidak kering 6 Jantung pisang Anaknya mengecil 7 Jengkol Perut tak kempes setelah melahirkan 8 Lompong Lemas 9 Nanas Gatal, Kepala anak seperti nanas 10 Pedas Gangguan perut 11 Pisang Anak mati usia remaja 12 Rebung besar Diperut besar setelah lahir mengecil, bulunya seperti monyet 13 Tebu Susah dalam Melahirkan Sakit ketika melahirkan, Pendarahan waktu melahirkar, Anak besar diperut, Pendarahan
  • 25. 25 BAB III KESIMPULAN Wanita usia subur adalah wanita yang memasuki usia antara 15-49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya. Wanita Usia Subur ini mempunyai organ reproduksi yang masih berfungsi dengan baik, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan, yaitu antara umur 20 sampai dengan 45 tahun. Beberapa hal yang dapat menganggu kesuburan seorang wanita yaitu:siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlambat, berat badan yang tidak seimbang, Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endrometriosis, rokok, serta efek samping obat. Jenis – jenis penyakit kelamin pada wanita usia subur; Infeksi Kelenjar Bartholini, Kondiloma Akuminata, Infeksi Vagina (Vulvitis) Diabetika,Trikomoniasis, dan Sifilis. Persiapan kehamilan yang baik dilakukan bagi wanita usia subur; konsultasi, menjaga kondisi psikologi, dan menjaga kesehatan tubuh. Beberapa Mitos mengenai masa pra hamil yang sudah menjadi kepercayaan masyarakat Indonesia ; berhubungan seksual setiap hari membuat cepat hamil, infertilitas hanya terjadi pada wanita, kehamilan hanya terjadi ketika pasangan bersehubungan seksual, kesuburan seorang wanita mulai menurun pada usia 35 tahun, kehamilan hanya terjadi saat berhubungan seksual , pil KB dapat merusak kesuburan jangka panjang. Pada kenyataannya, tidak semua mitos tersebut benar adanya bila dilihat dari sisi riset kedokteran. Maka dari itu, wanita usia subur perlu pengetahuan mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan pada usia subur agar dapat merencanakan dan mempersiapkan diri untuk kehamilan secara maksimal.
  • 26. 26 DAFTAR PUSTAKA Agustina. 2016. Materi Intervensi: Efektivitas Jaringan Komunikasi Remaja Akhir Putri sebagai Intervensi Peningkatan Pengetahuan 1000 Hari Pertama Kehidupan. Ayuati. 2012. Pantangan-pantangan ibu hamil. Yogyakarta: Araska. http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/73484/1/I14rat.pdf (Diakses pada hari Minggu, 12 Februari 2017 pukul 16:00) http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6195/jurnal.pdf (Diakses pada hari Minggu, 12 Februari 2017 pukul 16:00) Manuaba Ida dan Ayu Chandranita. 2009.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita (Edisi 2). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Manuaba Ida dan Bagus Gede. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Purwandari Atik. 2008. Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta: EGC. Sulistryorini Dewie. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Varney Helen. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. Wibowo Daniel. 2013. Anatomi Fisional Elementer Dan Penyakit Yang Menyertainya. Jakarta: Gramedia Widiasarana. www.alodokter.com/komunitas/topic/kondiloma-akuminata-2 (Diakses pada hari Rabu, 22 Februari 2017 pukul 20:00) www.depkes.go.id/pengertian-wus. (Diakses pada hari Minggu, 12 Februari 2017 pukul 16:00)