Makalah ini membahas tentang kesehatan wanita usia subur, meliputi pengertian wanita usia subur, anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita, siklus menstruasi, masalah kesuburan, penyakit kelamin, materi pendidikan kesehatan reproduksi, perawatan prakonsepsi, serta mitos dan kepercayaan masa prahamil.
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
WUSKESEHATAN
1. KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Ibu dan Anak
Semester 4/2017
Oleh Kelompok 1 Kesehatan Masyarakat Kelas A :
1. Puspathi 1510713007
2. Yasmin Hanifah 1510713022
3. Asyifa Nadya Ivan 1510713033
Dosen Pembimbing : Agustina, SKM, M.Kes
S1 Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional“Veteran” Jakarta
Jl. Limo Raya, Depok, Jawa Barat
2016/2017
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat ridha dan karunia-Nya kami
bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kami.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya kami menemukan berbagai hambatan, mulai dari
pencarian teori, pengumpulan data, dan juga penggunaan kata-kata, serta hambatan-hambatan
lain. Kami menyadari, makalah ini terbentuk atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih banyak terutama kepada:
1. Orang tua kami, yang tak hentinya memberi motivasi dan dukungan serta selalu
mendoakan kami.
2. Ibu Ayu Anggraeni Dyah Purbasari, SKM. MPH(M) selaku Kaprodi S1 Kesehatan
Masyarakat.
3. Ibu Agustina, SKM, M.Kes, selaku dosen mata kuliah Kesehatan Ibu dan Anak
4. Semua pihak yang terlibat yang tak bisa kami sebutkan satu persatu.
Makalah yang telah kami susun ini tentunya masih banyak kekurangan, maka dari itu kami
meminta maaf jika ada kesalahan didalamnya.Dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca, sehingga kami dapat memperbaikinya, sekaligus bekal kami dalam menyusun dan
membuat laporan yang lebih baik lagi.
Depok, 22 Februari 2017
Penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Wanita Usia Subur ............................................................................................. 6
2.2 Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita.................................................................... 6
2.3 Siklus Menstruasi Pada Wanita ........................................................................................... 9
2.4 Masalah Kesuburan Pada Wanita ...................................................................................... 10
2.5 Jenis – Jenis Penyakit Kelamin Pada Wanita Usia Subur.................................................. 12
2.6 Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS .................................... 16
2.7 Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur............................................................... 20
2.8 Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil ............................................................................... 22
BAB III ......................................................................................................................................... 25
KESIMPULAN............................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 26
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi
dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita,usia subur ini berlangsung lebih cepat dari
pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki
kesempatan 95% untuk hamil. Wanita Usia Subur harus melakukan pemeriksaan kesehatan alat
kelamin walaupun memiliki siklus menstruasi yang teratur, artinya WUS harus sehat dan bebas
dari penyakit kelamin, khususnya sebelum menikah. Dengan mengadakan pemeriksaan
kesehatan maka akan mencegah penyakit alat kelamin. Kurangnya pengetahuan tentang
kesuburan alat reproduksi khususnya pada wanita, seringkali dikaitkan dengan berbagai macam
penyakit, padahal tingkat masa kesuburan setiap orang berbeda tergantung kondisi fisik dan
mental.
Pada WUS, terjadi kasus double borden yaitu kekurangan energi kronis (KEK) dan obesitas.
Juga terjadi kasus AGB (Anemia Gizi Besi). AGB ini ditemukan pada 40% ibu hamil.
Sedangkan KEK ditemukan pada WUS (15-29 tahun) sekitar 16.3 % namun persentase ini
cenderung turun tiap tahunnya. Kasus KEK akan lebih besar proporsinya pada usia 15-29 tahun
dan akan menurun seiring bertambahnya umur. Ironisnya, jika kasus KEK ini terjadi WUS dan
berlanjut pada proses kehamilan maka bayi yang ada dalam rahim akan terpengaruh dan akan
berisiko melahirkan bayi BBLR.
Riskesdas 2013, prevalensi KEK pada WUS (15-49 th) sebesar 20,8%, khususnya prevalensi
tertinggi ditemukan pada WUS remaja (15-19 th) sebesar 46,6%, dibandingkan dengan
kelompok lebih tua (20-24 th) sebesar 30,6%. Sedangkan prevalensi resiko KEK pada ibu hamil
(15-49 th) sebesar 24,2%, khusunya prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompok usia remaja
(15-19 th) sebesar 38,5 % dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24 th) sebesar 30,1 %.
Besaran masalah resiko KEK baik pada ibu hamil maupun WUS lebih banyak ditemukan pada
usia remaja (15-19 th), sehingga kelompok ini harus mendapatkan perhatian khusus.
5. 5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Wanita Usia Subur?
2. Bagaimana Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita?
3. Bagaimana Siklus Menstruasi Pada Wanita?
4. Apa Saja Masalah Kesuburan Pada Wanita?
5. Apa Saja Jenis – Jenis Penyakit Pada Wanita Usia Subur?
6. Apa Saja Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS?
7. Apa Saja Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur?
8. Apa Saja Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Wanita Usia Subur
2. Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita
3. Untuk Mengetahui Siklus Menstruasi Pada Wanita
4. Untuk Mengetahui Masalah Kesuburan Pada Wanita
5. Untuk Mengetahui Jenis – Jenis Penyakit Pada Wanita Usia Subur
6. Untuk Mengetahui Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS
7. Untuk Mengetahui Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur
8. Untuk Mengetahui Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil
6. 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wanita Usia Subur
Wanita usia subur adalah wanita yang memasuki usia antara 15-49 tahun tanpa
memperhitungkan status perkawinannya. Wanita Usia Subur ini mempunyai organ reproduksi
yang masih berfungsi dengan baik, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan, yaitu
antara umur 20 sampai dengan 45 tahun (Depkes RI, 2011).
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi
dengan baik antara umur 20-45 tahun. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun.
Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil (Suparyanto, 2011).
Wanita usia subur adalah wanita usia 18-49 tahun dengan keadaanorgan reproduksi
berfungsi dengan baik, baik dengan status belum kawin, kawin, maupun janda (Mulyana, 2012).
2.2 Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita terdiri dari rahim, indung telur, vagina dan alat kelamin luar.
Pada keadaan tidak hamil, ukuran normal rahim adalah sebesar telur ayam (30gr) dan indung
telur masing-masing sebesar bakso atau telur puyuh. Pada saat menjelang ovulasi (lepasnya sel
telur), indung telur dapat membesar sebagai akibat pembesaran kantung telur. Selain
menghasilkan sel telur, indung telur menghasilkan hormone estrogen dan progesterone. Itu
sebabnya pada wanita yang karena sesuatu hal dibuang indung telurnya, harus secara teratur
mengonsumsi pil mengandung hormone pengganti.
7. 7
Rahim terdiri dari bagian yang dinamakan badan (body, corpus), fundus, saluran rahim
(uterine tube), dan leher (cervix). Jika disamakan dengan boneka (manusia) yang diberdirikan
dengan lengan terentang, badan rahim setara dengan badan boneka itu, fundus merupakan bagian
yang membentuk pundak dan kepala, saluran rahim berupa lengan terentang dengan jari tangan
menjadi fimbare-nya. Rahim pada keadaan normal berukuran sebesar telur terlentak dibelakang
tulang kemaluan (pubic bone). Didepan rahim antara rahim dan tulang tersebut terdapat kantung
kemih. Dengan demikian, rahim wanita tidak dapat dapat diraba dari luar. Rahim dapat diraba
hanya jika mengalami pembesaran akibat kehamilan lebih dari tiga bulan atau karena tumor.
Rahim memiliki posisi melengkung kearah depan sehingga membentuk sudut dengan vagina.
8. 8
Rahim disangga dibagian bawah oleh dua buah ligament atau semacam tali dari jaringan
yang kuat. Ligament itu melekat pada tulang sekeliling panggul membentuk tanda silang dan
rahim terletak di tempat persilangannya. Karena adanya ligament yang ini rahim tidak dapat
jatuh kebawah atau ke vagina. Rahim turun hanya bisa terjadi pada wanita yang pernah
melahirkan lebih dari 5 kali. Selain itu, dibagian atas kiri dan kanan rahim juga ada semacam tali
atau ligament yang mengikat rahim ke tulang kemaluan. Dengan adanya ligament yang satu ini,
rahim yang besar karena kehamilan atau sebab lain tidak akan mudah bergoyang. Disebelah
dalam permukaan rahim dilapisi oleh selaput yang dinamakan endometrium. Pada kehamilan,
rahim akan membesar sehingga mencapai berat sekitar 1000gr. Pembesaran terutama terjadi
padan badan rahim, fundus, dan sebagian leher rahim. Leher rahim bagian bawah baru
mengalami perubahan pada bagian akhir kehamilan dan akan membuka pada saat persalinan.
Pada saat bayi lahir, badan rahim, leher rahim, dan vagina membuat suatu saluran jalan lahir
dengan diameter sekitar sepuluh sentimeter.
Pada Wanita Usia Subur yang belum melahirkan, leher rahim (cervix) mempunyai ujung
yang berupa lingkaran (cincin), setelah melahirkan ujungnya itu berubah menjadi seperti mulut
dengan bibir depan dan belakang. Vagina yang berhubungan dengan leher rahim mempunyai
bagian yang memanjang ke depan dan ke belakang. Panjang vagina bervariasi dari 5-7 cm tapi
mampu memanjang sampai belasan sentimeter. Di ujung vagina sebelah luar seorang gadis
terdapat selaput yang berlubang ditengahnya, dinamakan selaput dara (hymen). Lubang itu
9. 9
diperlukan untuk pengeluaran darah menstruasi. Alat kelamin luar wanita dinamakan vulva.
Bagian paling luar vulva dibentuk oleh labia majora dengan labia minora dibagian dalam. Di
ujung depan terdapat clitoris yang sangat peka, dibekang bagian ini terdapat muara saluran urine
(urethra). Saluran urethra pada wanita sangat pendek, ±2-3 cm sehingga mudah kemasukan
bakteri jika hygiene sekitar vulva tidak baik atau dicuci dengan air yang kurang bersih.
Dalam labia minora terdapat kelenjar bartholin yang mengeluarkan cairan pada saat
seorang wanita terangsang secara seksual. Kelenjar ini dapat mengalami infeksi dan membesar
seperti tumor, dinamakan bartholinitis. Diatas vulva, pada peralihannya dengan perut didapatkan
bagian yang sering mengandung lemakan dinamakan mons pubis yang kulitnya ditumbuhi
rambut kemaluan. Rambut kemaluan pada wanita tersusun membentuk segitiga dengan sisi atas
rata.
2.3 Siklus Menstruasi Pada Wanita
Proses menstruasi terjadi pada saat kadar hormone estrogen dan progesterone dalam darah
mencapai suatu titik keseimbangan tertentu. Pada waktu menstruasi, lapisan endometrium
terlepas disertai pendarahan. Setelah selesai menstruasi, endometrium tumbuh kembali. Setelah
terjadi ovulasi oleh indung telur, selaput endometrium berada dalam keadaan siap menerima
10. 10
hasil pembuahan sel telur. Ovulasi selalu terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Proses ini dapat
disertai rasa nyeri karena otot rahim berkontraksi menutup pembuluh darah disela-selanya untuk
mengurangi pendarahan. Disamping itu, kontraksi juga disebabkan oleh upaya rahim mendorong
keluar darah dan jaringan didalamnya keluar melalui leher rahim (cervix) yang sempit. Pada satu
siklus menstruasi, umumnya dikeluarkan sekitar 50 ml darah. Lama siklus menstruasi yang
normal atau yang dianggap sebagai siklus mestruasi klasik adalah 28 hari ditambah atau
dikurangi 2-3 hari.
Pada tiap siklus dikenal tiga masa utama yaitu:
a. Masa menstruasi selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan
pengeluaran hormon-hormon overium paling rendah.
b. Masa poliferasi sampai hari ke 14. Pada masa itu, endometrium tumbuh kembali, disebut
juga endometrium mengadakan poliferasi. Antara hari ke 12-14 dapat terjadi pelepasan
ovum dari ovarium, yang disebut ovulasi.
c. Sesudahnya, dinamakan masa sekresi. Pada masa ini, korpus rubrum menjadi korpus
luteum yang mengeluarkan progesterone. Dibawah pengaruh progesterone, kelenjar
endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini, stroma endometrium berubah
kearah sel-sel desidua, terutama yang berada diseputar pembuluh-pembuluh arterial.
Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.
Periode menstruasi dapat bervariasi antara tiga sampai lima minggu. Periode ini biasanya teratur
pada seorang wanita, tetapi dapat berubah oleh macam-macam keadaan seperti kelelahan, kurang
makan, stress dan lain-lain.
2.4 Masalah Kesuburan Pada Wanita
Menurut Dasen (2008), beberapa hal yang dapat menganggu kesuburan seorang wanita yaitu:
1. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlambat
Siklus menstruasi yang tidak teratur bisa disebabkan karena adanya gangguan kista
ovarium atau penyakit lainnya, kondisi stress, kecapean, serta terganggunya keseimbangan
hormon.
11. 11
2. Berat badan yang tidak seimbang
Hampir sekitar 30 – 40 % wanita saat ini mengalami masalah kesuburan dan gangguan
kehamilan. Gangguan kesuburan tersebut biasanya disebabkan karena masalah berat badan
yang tidak seimbang, terlalu gemuk atau terlalu kurus. Idealnya, berat badan sebelum hamil
(pra-hamil) tidak melebihi atau kurang dari 10 % berat badan normal sesuai tinggi badan.
Masih banyak wanita usia subur yang makan tidak teratur, tidak sarapan pagi, dan sering
mengonsumsi junk food yang kadar gizinya tidak seimbang. Status gizi selama masa pra-
hamil yaitu sekitar 3 – 6 bulan sebelum berencana untuk hamilakan berdampak terhadap bayi
dilahirkan nantinya. Terlalu gemuk juga akan menyebabkan terganggunya keseimbangan
hormon.
3. Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endrometriosis
Masalah ketidaksuburan pada wanita biasanya juga timbul akibat adanya sindrom ovarium
polisistik atau Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endometriosis.PCOS merupakan
gangguan dimana folikel (kantung sel telur) tidak berkembang dengan baik, sehingga tidak
terjadi ovulasi.Wanita yang mengalami PCOS ini menjadi infertile (tidak subur) karena tidak
ada sel telur yang matang, sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Gejala yang timbul dari
PCOS ini biasanya adalah siklus haid yang tidak teratur (terlambat, tidak haid, atau haid 2 – 3
kali dalam sebulan).
Sementara Endometriosis merupakan suatu keadaan patologi pada system reproduksi
wanita dimana jaringan selaput lendir rahim (endometrium) yang seharusnya berada dalam
rahim, malah tumbuh di luar rongga rahim (saluran telur /tuba falopi, indung telur, atau pada
rongga pinggul). Hal ini dapat mengganggu kesuburan wanita sehingga akan menghambat
terjadinya kehamilan. Diperkirakan sekitar 30 – 40 % wanita dengan keluhan endometriosis
sulit memiliki keturunan.
4. Rokok
Merokok tidak hanya akan mengganggu kesehatan, namun juga dapat menghambat dan
menimbulkan masalah pada kesuburan. Dalam asap rokok terdapat lebih dari 4000 zat racun
seperti karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida, sianida, ammonia, asetilen, benzaldehide,
methanol, nikotin, dan lain sebagainya. Pada wanita, merokok dapat menyebabkan penurunan
produksi sel telur sehingga dapat menganggu kesuburan.Apabila perokok wanita tersebut
12. 12
hamil, akan timbul berbagai masalah pada kehamilan dan bayi yang dilahirkan nanti.
Misalnya, perkembangan janin terhambat, resiko keguguran kehamilan akan semakin
meningkat, kelahiran bayi premature dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
5. Efek samping obat
Setiap obat pasti memiliki efek samping. Pantangan konsumsi sembarang obat tidak hanya
berlaku pada masa sebelum kehamilan, namun akan terus berlanjut pada masa selama
kehamilan dan masa setelah persalinan yaitu masa menyusui.Apabila sakit lakukan
penyembuhan dengan cara alami, misalnya mengatasi flu dengan banyak minum, istirahat
yang cukup dan makan makanan yang bergizi. Langkah pencegahan agar tidak mudah sakit
tentu merupakan langkah yang lebih baik dan tepat. Untuk itu, jagalah kondisi kesehatan agar
tubuh selalu bugar dan siap untuk hamil.
2.5 Jenis – Jenis Penyakit Kelamin Pada Wanita Usia Subur
Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui.Oleh
karena itu WUS dianjurkan untuk merawat diri, memeriksakan kesehatan, menjaga kebersihan
dan tidak melakukan hubunganseks bebas serta tidak berganti-ganti pasangan untuk mencegah
penyakit menular seksual (Mahardika, 2012).
1. Infeksi Kelenjar Bartholini
Disebabkan oleh bakteri gonorea, siapolokokus atau streptococus. Pada
pemeriksaannya dijumpai pembengkakan kelenjar, padat, berwarna merah, nyeri, dan
panas.Pengobatan dapat dilakukan dengan insisi yang mengurangi pembengkakan
mengeluarkan isinya. Apabila sudah menahun dalam letak kista bartholini yang diperlukan
tindakan marsupialisasi, yaitu operasi menyembuhkan kista dalam membuka,
mengeluarkan isi dan menjahit tepi kista di irisan kulit (Suparyanto, 2008).
13. 13
2. Kondiloma Akuminata
Kondiloma akuminata adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh HPV ( Human
papilloma virus), dimana paling sering disebabkan HPV tipe 6 dan 11 ( jarang berpotensi
menjadi keganasan). Penyebaran virus ini melalui penetrasi kulit yang terluka / lesi
terbuka, dimana terdapat fase laten beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah
terinfeksi (umunya 3 bulan baru timbul gejala). Dimana sering terjadi pada daerah penis,
vulva, vagina, cervix, dan daerah sekitar anus. Seringnya penyebaran penyakit ini
disebabkan oleh berhubungan seksual bergantian pasangan dengan bebas tanpa pengaman.
Keluhan utama yang sering muncul : benjolan tidak nyeri, rasa gatal dapat disertai duh atau
tidak, dan biasanya lebih dari 1 lokasi dan berwarna serupa dengan kulit (Prasetyo, 2016).
Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai pananganan pertama, diantaranya :
Hindari berhubungan dengan bergantian pasangan
Hindari berhubungan tanpa pengaman
Periksaan diri anda bersama dengan pasangan anda
Jaga kebersihan daerah kemaluan
Banyak minum air putih
Rajin mengganti pakaian dalam sehari 2-3 kali
3. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah salah satu dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Trikomoniasis
paling sering menyerang wanita, namun pria dapat terinfeksi dan menularkan ke
pasangannya lewat kontak seksual. Pada wanita tempat yang paling sering terinfeksi
14. 14
adalah vagina sedangkan pada pria tempat infeksi paling sering adalah saluran kemih (Obi
Andareto, 2015).
Penularan trikomoniasis terjadi tidak hanya saat melakukan kontak seksua.seorang
pengidap tirkomoniasis dapat menularkan parasite pada orang lain melalui pinjam
meminjam handuk dan pakaian dalam. Untuk menghambat dan mencegah penularan
disarankan untuk menjaga kebersihan alat vital, tidak bergant-ganti pasangan seksual,
serta mengenakan kondom (Obi Andareto, 2015).
4. Sifilis
Penyakit ini disebabkan oleh Treponema pallidum dengan menyerang adalah seluruh
organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung Treponema pallidum. Masa inkubasinya
sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu. Gejalanya yaitu timbul perlukaan di tempat
infeksi masuk, terdapat infiltrat yang mengelupas dan menimbulkan perlukaan serta pada
kulit terdapat tanda radang membengkak dan nyeri. Upaya preventif yaitu melakukan
pemeriksaan sebelum pernikahan (Suparyanto, 2008).
Sifilis dapat menimbulkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau
otak. Selain itu luka-luka mengerikan juga bisa tercipta di mulut, daerah sekitr kelamin,
dan bahkan seluruh tubuh penderita pada tingkat yang parah. Selain melalui hubungan
seksual, sifilis bisa menural kepada janin oleh ibu yang menderita penyakit ini, struktur
tubuh bakteri penyebab sifilis Treponema Pallidum yang berbentuk helik memungkinkan
untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus). Dengan demikian
organisme ini dapat mengakses sistem peredaran darah dan getah bening inang melalui
15. 15
jaringan dan membran mucosa. Penularan penyakit sifilis yaitu melalui hubungan seks
terutama hubungan seks bebas dan berganti-ganti pasangan (Obi Andareto, 2015).
Gejala sifilis berkembang melalui 4 fase, diantaranya:
1. Fase Primer : sifilis akan membentuk luka yang tidak nyeri pada tempat
terinfeksi. Bagian tubuh yang paling segin terinfeksi adalah penis dan vagina atau vulva.
2. Fase sekunder : sifilis mengalami ruam kulit.
3. Fase Laten : sifilis tidak menunjukan gejala sama sekali dan fase ini dapat
berlangsung selama bertahun-tahun.
4. Fase Tersier : pada fase ini penderita tidak lagi menularkan penyakitnya. Gejala
yang muncul bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang parah. Fase ini terjadi 3-15
tahun sejak infeksi awal.
16. 16
2.6 Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS
Sehat menurut (WHO) tahun 1948 yaitu suatu keadaan sehat fisik, mental, serta sosial
kesejahteraan serta tak cuma ketiadaan penyakit ataupun kekurangan. Wanita Usia Subur belum
tentu mengetahui Materi 1000 HPK terkait masa prenatal karena tidak mendapatkan penyuluhan
maupun pendidikan formal dengan kurikulum terkait gizi. Oleh karena itu, diperlukan pedoman
mengenai materi minimal mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal yang harus diketahui oleh
wanita-wanita periode usia subur sehingga diharapkan wanita tersebut dapat mengetahui hal-hal
penting terutama mengenai 1000 HPK terkait masa prenatal dalam rangka peningkatan status
gizi dan kesehatan diri untuk menghasilkan generasi yang berkualitas. Materi 1000 HPK terkait
masa prenatal yang dievaluasi terdiri dari tiga komponen yaitu materi kesehatan reproduksi,
masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih dan sehat (Depkes 2008).
Penyuluhan dapat dilakukan dengan memberikan materi 1000 HPK (pada tahap 270
HPK) yang penting diketahui oleh Wanita Usia Subur, yaitu :
1. Nutrisi yang adekuat
Pada hamil muda (usia kehamilan 1-3 bulan) disebut juga trimester I, terjadi
gangguan seperti mual, muntah, dan pusing. Oleh karena itu dianjurkan makan dengan
porsi kecil tapi sering dengan bentuk makanan kering atau tidak berkuah. Pada
trimester II ( setelah usia kehamilan 3 bulan), nafsu makan mulai membaik, ibu makan
3 kali sehari, ditambah satu kali makanan selingan. Adapun zat gizi yang diperlukan
sewaktu hamil adalah :
a. Vitamin
Vitamin B Kompleks untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar
berfungsi secara normal. Dijumpai pada serealia, biji-bijian, kacang-
kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi. Sumbernya
terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
Vitamin E untuk pembentukan sel darah merah yang sehat, terdapat dalam
lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan
sayuran hijau.
17. 17
Asam folat, untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat
pada sayuran berwarna hijau tua seperti bayam, kembang kol dan brokoli.
b. Zat besi
Zat besi dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang darah). Banyak
terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun
pepaya), daging dan hati. Kekurangan zat besi pada ibu hamil terjadi anemia gizi
besi. Hal ini berdampak pada ibu dan janin ( terhambat tumbuh kembang, lahir
premature dan BBLR, abortus, hidrosepalus).
c. Kalsium
Sumber kalsium adalah susu, dan sayuran hijau serta kacang-kacangan.(
Saifuddin, 2014)
2. Perawatan Payudara
Perawatan payudara saat hamil berpengaruh pada produksi ASI, berdasarkan fase
kehamilan maka umur kehamilan 3 bulan, yang harus dilakukan adalah pemeriksaan
puting susu apakah puting susu datar atau masuk ke dalam, bila ini terjadi maka yang
perlu dilakukan adalah perlahan-lahan putting susu di masase dengan menggunakan
kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut ke arah berlawanan
menuju ke dasar payudara sampai seluruh daerah payudara, dilakukan sehari dua kali
selama 6 menit. Pada Usia Kehamilan 6-9 bulan, lakukan perawatan dengan cara kedua
telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa, kemudian papilla & areola mamae
dikompres dengan minyak kelapa selama 2-3 menit, agar kotoran yang menempel pada
papilla mammae mudah dibersihkan. Selanjutnya dimasase seperti sebelumnya,
sebanyak 30 kali sehari setelah itu dipijat kedua areola mamae agar cairan dapat keluar.
Setelah itu, puting susu dibersihkan dengan handuk kering dan bersih.(Saifuddin, 2014)
3. Kebersihan tubuh dan pakaian
Perubahan anatomi tubuh terutama pada perut, area genetalia atau lipat paha, dan
payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinfeksi
oleh mikroorganisme. Oleh sebab itu kebersihan tubuh perlu diperhatikan, dengan cara
mandi menggunakan sabun antiseptic, pakaian yang longgar, bersih dan nyaman terbuat
dari katun, hindarkan sepatu berhak tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak
elastic) serta korset penahan perut.(Saifuddin, 2014)
18. 18
4. Perawatan Gigi
Melakukan pemeriksaan gigi sekurang-kurangnya dua kali selama hamil yaitu yang
pertama pada trimester pertama (hamil muda) karena terjadi hiperemesis dan ptialisme
(produksi liur yang berlebihan).yang kedua pada trimester ketiga, hal ini penting untuk
mengetahui apakah ada gangguan pada gigi ibu hamil terkait kebutuhan kalsium untuk
pertumbuhan janin. Menyikat gigi setelah makan perlu karena ibu hamil sangat rentan
terhadap terjadinya karies dan gingivitis.(Saifuddin, 2014)
5. Senam hamil
Senam ini bermanfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan yaitu melatih
pernapasan, relaksasi, menguatkan otot panggul dan perut, serta melatih cara mengedan
yang benar (Saifuddin, 2014).
Selain itu pelayanan kesehatan masa prahamil juga diatur dalam Peraturan menteri kesehatan
republik Indonesia nomor 97 tahun 2014
Pasal 1:
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka
menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat.
Pasal 5
(1) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan
dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi
yang sehat.
(2) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada:
a. remaja;
b. calon pengantin; dan/atau
c. pasangan usia subur.
(3) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi :
a. pemeriksaan fisik;
19. 19
b. pemeriksaan penunjang;
c. pemberian imunisasi;
d. suplementasi gizi;
e. konsultasi kesehatan dan
f. pelayanan kesehatan lainnya.
Pasal 6
Pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a paling sedikit meliputi:
a. pemeriksaan tanda vital; dan
b. pemeriksaan status gizi.
Pemeriksaan status gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus dilakukan terutama
untuk:
a. menanggulangi masalah Kurang Energi Kronis (KEK); dan
b. pemeriksaan status anemia.
Pasal 7
Pemeriksaan penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b merupakan
pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas:
a. pemeriksaan darah rutin;
b. pemeriksaan darah yang dianjurkan;
c. pemeriksaan penyakit menular seksual;
d. pemeriksaan urin rutin; dan
e. pemeriksaan penunjang lainnya.
20. 20
2.7 Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur
Perawatan Prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran
mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum mengandung.
Jelasnya, wanita hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi yang
sehat. Perawatan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi, antara lain :
memungkinkan identifikasi penyakit medis; pengkajian kesiapan psikologis, keuangan, dan
pencapaian tujuan hidup. Selain itu, struktur genetic dan perilaku seorang wanita atau pasangan
dapat memberikan efek negative terhadap janin. Efek ini dapat dievaluasi dan ditangani sebelum
konsepsi. Pada beberapa wanita, risiko tersebut dapat dihilangkan; sedangkan pada wanita lain,
tindakan tertentu dapat diambil untuk meminimalkan dampaknya pada perkembangan janin
selanjutnya.
Kadang-kadang, setelah perawatan prakonsepsi diberikan, wanita tersebut diputuskan untuk
tidak memiliki anak ˗˗ misalnya, jika seorang wanita menemukan bahwa dia dan pasangannya
memiliki silsilah penyakit yang mematikan. Bagi sebagian besar wanita dan pasangan mereka,
perawatan prakonsepsi akan membantu mengidentifikasi cara dalam membuat perubahan positif
dalam gaya hidup mereka guna meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan juga potensi
mereka untuk mendapatkan bayi yang sehat. Perawatan prakonsepsi memberi kesempatan bagi
seorang wanita dan pasangannya yang telah mendapat informasi untuk membuat keputusan
berkenaan dengan masa usia subur mereka.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam prakonsepsi :
1. Konseling Prakonsepsi
Konseling prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang persiapan psikologis seorang
wanita atau pasangannya dalam mengasuh dan membesarkan anak. Pembahasan ini
mencakup topik-topik, seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak, rasional mengasuh
anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosional wanita atau pasangannya, serta
ekspektasi pengalaman usia subur dan menjadi orang tua. Pengkajian sebelumnya tentang
penganiayaan fisik seksual atau emosi yang terjadi dalam hubungan harus dievaluasi
kembali karena penganiayaan seperti ini seringkali dimulai atau meningkat pada masa
21. 21
kehamilan. Pengaturan masa usia subur sehubungan dengan upaya wanita atau
pasangannya untuk meyelesaikan pendidikan atau memulai suatu karir, sebagaimana stress
yang terpisah atau tergabung dengan semua aktivitas ini, harus terus dikaji. Sedangkan
pada remaja, diskusi tentang penyelesaian sekolah dan rencana melanjutkan keperguruan
tinggi atau pelatihan kerja sekaligus penjelasan tentang metode pengontrolan kelahiran
yang dapat diandalkan, dapat memberi mereka aternatif dalam masa usia subur mereka.
2. Skrining Genetik
Dari riwayat dasar yang diperoleh, seharusnya terlihat kebutuhan spesifik untuk melakukan
skrining/konseling yang didasarkan pada ras, etnik, dan riwayat keluarga. Pada setiap
konseling genetic, kuncinya ialah bahwa menetapkan bahwa setiap bayi yang berasal dari
wanita ataupun pria tertentu memiliki kesempatan mengidap suatu penyakit genetic. Oleh
karena itu, merupakan hal yang sangat penting untuk melibatkan calon ayah. Apabila
faktor risiko tertentu diidentifikasi atau jika calon orangtua mengalami masalah yang
serius, maka mereka perlu dirujuk ke konselor genetic.
3. Faktor Risiko Medis
a. Diabetes
Ketika kadar gula darah meningkat secara konsisten pada saat konsepsi atau
organogesnesis, maka risiko janin berisiko tinggi mengalami anomaly congenital
mayor. Dengan demikian, wanita penderita diabetes mellitus tipe I atau tipe II menjadi
kandidat utama penerima konseling prakonsepsi. Rencana perawatan mereka harus
difokuskan pada upaya mencapai dan mempertahankangula darah dalam keadaan
terkontrol untuk mengurangi insiden malformasi congenital dan bayi berat lahir rendah
(BBLR). Apabila seorang wanita saat ini sedang menjalani diet terkontrol atau
menggunakan obat hipoglikemik oral, maka ia harus mengantisipasi penggunaan
insulin selama kehamilan. Wanita penderita diabetes harus pergi menemui ahli
obstetric atau endokrinologi pada masa prakonsepsi, yang akan melakukan penanganan
terhadap diabetes selama kehamilan.
b. Penyakit Jantung
Wanita yang diketahui atau dicuragai menderita penyakit jantung harus benar-benar
22. 22
didorong untuk merencanakan waktu kehamilan dengan ahli kardiologi dan ahli
obstetri. Penyakit jantung dapat menimbulkan risiko minimal seperti prolaks katup
mitral, atau bahkan risiko yang mengancam kehidupan, seperti penyakit yang timbul
akibat hipertensi paru. Selama masa prakonsepsi, status jantung seorang wanita harus
tetap dikaji dan bersama keluarganya, ia harus memperhatikan implikasi kehamilan
yang mungkin muncul. Risiko didasarkan pada 3 faktor utama : 1. lesi pada jantung,
gangguan fungsi dasar tubuh, dan kemungkinan komplikasi jantung selama kehamilan.
Pada beberapa lesi jantung, risiko kematian ibu begitu tinggi sehingga demi
keselamatan ibu, terminasi kehamilan dianjurkan. Hipertensi paru, kardiomiopati
dilatasi, sindrom marfan, dan setiap lesi jantung kelas fungsi III atau refraktori IV yang
tidak dapat ditangani dengan penatalaksanaan medis merupakan contoh penyakit
jantung yang berisiko berat mengakibatkan kematian ibu selama kehamilan.
c. Hipertensi
Sebagian besar wanita dengan hipertensi kronis dapat mengharapkan kelahiran seorang
bayi yang normal dan sehat. Sasaran utama pada periode prakonsepsi ialah
menghindari penggunaan penghambat ACE dan antagonis reseptor angiotensin II.
Wanita harus diberi pendidikan kesehatan tentang risiko preeklampsia dan hambatan
pertumbuhan janin.
2.8 Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil
Tabu makanan adalah suatu larangan dalam mengkonsumsi makanan tertentu karena ada
beberapa ancaman atau hukuman kepada orang yang mengkonsumsinya. Dalam ancaman ini,
ada kekuatan supranatural dan mistik yang akan menghukum mereka yang melanggar aturan ini
atau tabu (Susanto, 1997).
Dasar dari kebiasaan pangan dicirikan dalam suatu sistem nilai seseorang dalam memilih
makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi. Sistem nilai tersebut pada
dasarnya berasal dari tiga sumber kebenaran yang dipercayai yaitu (1) agama dan kepercayaan
kepada Tuhan, (2) adat-istiadat yang berasal dari nenek moyang, dan (3) pengetahuan yang
23. 23
diperoleh dari proses pendidikan formal, dari sosialisasi dalam keluarga dan dari pendidikan
informal melalui mediamasa (Nikmawati,1999).
1) Makanan Tabu bagi Wanita
Makanan tabu bagi wanita relatif sedikit, yaitu hanya ada 5 macam makanan. Makanan
yang ditabukan tersebut yaitu buntut ayam, ekor ayam, sayap ayam, ujung sayap ayam dan
tebu seperti dapat dilihat pada Tabel 1. Lima dari enam makanan adalah bagian tertentu dari
ayam, dua di antaranya ditabukan dengan alasan kekurang-beruntungan dalam perjodohan.
Tabel 1. Makanan tabu perempuan dewasa
No. Makanan Tabu Alasan
1. Buntut ayam Pelupa
2. Ekor ayam Sering lupa
3. Sayap ayam Ditampik orang
4. Tebu Mens tidak lancar
5. Ujung sayap ayam Anak nikah jauh
2) Makanan Tabu bagi Ibu Hamil
Makanan yang ditabukan bagi ibu hamil cukup banyak yaitu ada 13 makanan. Makanan
tersebut antara lain: daging, daun ubi, durian, es, ikan laut, dan lain-lain seperti dapat
dilihat pada Tabel 2. Alasan yang diberikan oleh responden tidak ada yang logis. Sebagai
contoh daging ditabukan karena akan menyebabkan penyakit tambah parah. Daging dan
ikan laut sangat baik bagi ibu hamil karena merupakan sumber protein namun sayangnya
ditabukan. Hal ini jelas akan mempengaruhi intake protein karena ibu hamil tersebut
tidak berani mengkonsumsi makanan tersebut.
Tabel 2. Makanan tabu ibu hamil
No. Makanan Tabu Alasan
24. 24
1 Daging Penyakit tambah parah
2 Daun ubi Penyakit tambah parah
3 Durian Nantinya anak ingusan
4 Es Bayi besar diperut
5 Ikan laut Luka tidak kering
6 Jantung pisang Anaknya mengecil
7 Jengkol Perut tak kempes setelah melahirkan
8 Lompong Lemas
9 Nanas Gatal, Kepala anak seperti nanas
10 Pedas Gangguan perut
11 Pisang Anak mati usia remaja
12 Rebung besar
Diperut besar setelah lahir mengecil, bulunya seperti
monyet
13 Tebu
Susah dalam Melahirkan Sakit ketika
melahirkan, Pendarahan waktu melahirkar, Anak besar
diperut, Pendarahan
25. 25
BAB III
KESIMPULAN
Wanita usia subur adalah wanita yang memasuki usia antara 15-49 tahun tanpa
memperhitungkan status perkawinannya. Wanita Usia Subur ini mempunyai organ reproduksi
yang masih berfungsi dengan baik, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan, yaitu
antara umur 20 sampai dengan 45 tahun. Beberapa hal yang dapat menganggu kesuburan seorang
wanita yaitu:siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlambat, berat badan yang tidak
seimbang, Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endrometriosis, rokok, serta efek samping
obat.
Jenis – jenis penyakit kelamin pada wanita usia subur; Infeksi Kelenjar Bartholini,
Kondiloma Akuminata, Infeksi Vagina (Vulvitis) Diabetika,Trikomoniasis, dan Sifilis. Persiapan
kehamilan yang baik dilakukan bagi wanita usia subur; konsultasi, menjaga kondisi psikologi,
dan menjaga kesehatan tubuh. Beberapa Mitos mengenai masa pra hamil yang sudah menjadi
kepercayaan masyarakat Indonesia ; berhubungan seksual setiap hari membuat cepat hamil,
infertilitas hanya terjadi pada wanita, kehamilan hanya terjadi ketika pasangan bersehubungan
seksual, kesuburan seorang wanita mulai menurun pada usia 35 tahun, kehamilan hanya terjadi
saat berhubungan seksual , pil KB dapat merusak kesuburan jangka panjang.
Pada kenyataannya, tidak semua mitos tersebut benar adanya bila dilihat dari sisi riset
kedokteran. Maka dari itu, wanita usia subur perlu pengetahuan mengenai apa yang harus dan
tidak harus dilakukan pada usia subur agar dapat merencanakan dan mempersiapkan diri untuk
kehamilan secara maksimal.
26. 26
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. 2016. Materi Intervensi: Efektivitas Jaringan Komunikasi Remaja Akhir Putri sebagai
Intervensi Peningkatan Pengetahuan 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Ayuati. 2012. Pantangan-pantangan ibu hamil. Yogyakarta: Araska.
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/73484/1/I14rat.pdf (Diakses pada hari
Minggu, 12 Februari 2017 pukul 16:00)
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6195/jurnal.pdf (Diakses pada hari
Minggu, 12 Februari 2017 pukul 16:00)
Manuaba Ida dan Ayu Chandranita. 2009.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita (Edisi 2).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Manuaba Ida dan Bagus Gede. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Purwandari Atik. 2008. Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta: EGC.
Sulistryorini Dewie. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Varney Helen. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wibowo Daniel. 2013. Anatomi Fisional Elementer Dan Penyakit Yang Menyertainya. Jakarta:
Gramedia Widiasarana.
www.alodokter.com/komunitas/topic/kondiloma-akuminata-2 (Diakses pada hari Rabu, 22
Februari 2017 pukul 20:00)
www.depkes.go.id/pengertian-wus. (Diakses pada hari Minggu, 12 Februari 2017 pukul 16:00)