SlideShare a Scribd company logo
SIKAP BAHASA DAN PEMILIHAN
BAHASA
Kelompok 2
- Ajeng Illa 16.03.1.0011
- Ai Devi 16.03.1.0010
SIKAP BAHASA
Dalam bahasa indonesia kata sikap dapat mengacu
pada bentuk tubuh, posisi berdiri yang tegak,
perilaku atau gerak-gerik, dan perbuatan atau
tindakan yang dilakukan berdasarkan pandangan
(pendirian, keyakinan, atau pendapat) sebagai
reaksi atas adanya suatu hal atau kejadian.
Sesungguhnya, sikap itu adalah fenomena
kejiwaan, yang biasanya termanifestasi dalam
bentuk tindakan atau perilaku.
Triandis (1971:2-4) berpendapat bahwa sikap adalah
kesiapan berekasi terhadap suatu keadaan atau
kejadian yang dihadapi. Kesiapan ini dapat mengacu
kepada sikap mental atau kepada “sikap perilaku”.
Menurut Allport (1935), sikap adalah kesiapan mental
dan saraf, yang terbentuk melalui pengalaman yang
memberikan arah atau pengaruh yang dinamis kepada
reaksi seseorang terhadap semua objek dan keadaan
yang menyangkut sikap itu.
Sedangkan lambert (1967:91-102) menyatakan bahwa
sikap itu terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen
kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
- Komponen kognitif yaitu berhubungan dengan
pengetahuan mengenai alam sekitar dan
gagasan yang biasanya merupakan kategori yang
dipergunakan dalam proses berpikir.
- Komponen afektif yaitu menyangkut masalah
penilaian baik, suka atau tidak suka, terhadap
sesuatu atau suatu keadaan.
- Komponen konatif yaitu menyangkut perilaku atau
perbuatan sebagai “putusan akhir” kesiapan
rekatif terhadap suatu keadaan.
Anderson (1974:37) membagi sikap atas dua macam,
yaitu 1) sikap kebahasaan, 2) sikap non kebahasaan,
seperti sikap politik, sikap sosial, sikap estetis, dan sikap
keagamaan. Kedua jenis sikap ini (kebahasaan dan
nonkebahasaan) dapat menyangkut keyakinan atau
kognisi mengenai bahasa. Maka dengan demikian,
menurut anderson, sikap bahasa adalah tata keyakinan
atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagian
mengenai bahasa, mengenai objek bahasa, yang
memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk
bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya.
Ciri sikap bahasa seperti yang dirumuskan garvin dan mathiot
(1968) telah menunjukkan kenyataan terhadap bahasa
indonesia dewasa ini. Ketiga ciri sikap bahasa yang
dikemukakan garvin dan mathiot yaitu :
1) kesetiaan bahasa
2) kebanggaan bahasa
3) kesadaran adanya norma bahasa
Faktor yang bisa menyebabkan hilangnya rasa bangga
terhadap bahasa sendiri, dan menumbuhkan pada bahasa lain
antara lain faktor politik, ras, etnis, gengsi, dan sebagainya.
Berkenaan dengan sikap bahasa negatif terhadap bahasa
indonesia, Halim (1978:7) berpendapat bahwa jalan yang harus
ditempuh untuk mengubah sikap negatif itu menjadi sikap
bahasa yang positif adalah dengan pendidikan bahasa yang
dilaksanakan atas dasar pembinaan kaidah dan norma bahasa,
disamping norma-norma sosial dan budaya yang ada didalam
masyarakat bahasa yang bersangkutan.
PEMILIHAN BAHASA
Menurut Fasold (1984) hal pertama yang terbayang bila kita
memikirkan bahasa adalah “bahasa keseluruhan” di mana kita
membayangkan seseorang dalam masyarakat bilingual atau
multilingual berbicara dua bahasaatau lebih dan harus memilih
yang mana yang harus digunakan.
Dalam hal memilih ini ada 3 jenis pilihan yang dapat dilakukan,
yaitu (1) dengan alih kode, (2) dengan melakukan campur kode
(3) dengan memilih satu variasi bahasa yang sama. Batas- batas
ini kadang mudah ditentukan, namun terkadang agak sukar
karena abtasnya menjadi kabr.
Menurut Fasold letak ketiga pilihan itu merupakan titik-tik
kontinum/rangkaian dari sudut pandang sosiolinguistik.
Pemilihan bahasa menurut Fasold dapat dilakukan
berdasarkan 3 pendekatan, yaitu: pendekatan sosiologi,
pendekatan psikologi sosial, dan pendekatan antropologi.
1. Pendekatan sosiologi, seperti yang telah dilakukan Fishman
(1964, 1965, 1968) melihat adanya konteks institusional
tertentu yang disebut domain, di mana satu variasi bahasa
cenderung lebih tepat untuk digunakan daripada variasi lain.
Di Indonesia secara umum digunakan tiga buah bahasa
dengan 3 domain sasaran, yaitu bahasa Indonesia, bahasa
daerah, bahasa asing. Bahasa Indonesia digunakan dalam
domain keindonesiaan, atau domain yang sifatnya nasional,
seperti dalam pembicaraan antarsuku, bahasapengantar
dalam pendidikan, dan dalam surat menyurat dinas, bahaasa
daerah digunakan dalam domain kedaerahna,
2. Pendekatan psikologis sosial tidak meneliti struktur sosial,
seperti domain-domain, melainkan meneliti proses psikologi
manusia seperti motivasi dalam pemelihan suatu bahasa atau
ragam dari suatu bahasa untuk digunakan pada keadaan
tertentu. Dalam kelompok masyarakat Indonesia yang
multilingual tampaknya pemilihan bahasa lebih ditentukan oleh
latar belakang kejiwaan, termasuk motivasi para penuturnya.
Tanner (1976) melaporkan hasil penelitiannya mengenai
penggunaan bahasa oleh sekelompok kecil masyarakat
Indonesia golongan terdidik yang sedang melanjutkan studi di
Amerika Serikat. Kelompok masyarakat Indonesia yang diteliti itu
terdiri dari 26 orang mahasiswa beserta keluarga mereka yang
berasal dari berbagai suku bangsa. Semua dapat berbahasa
Indonesia. bahasa nasional ini mereka gunakan untuk
komunikasi antar suku, baik dalam keadaaan formal maupun
keadaan informal. Pemilihan untuk menggunakan bahasa
Indonesia ini tentunya berdasarkan pertimbangan kejiwaan
bahwa bahasa Indoneisa adalah bahasa nasional.
3. Pendekatan antropologi, dari pandangan antropologi,
pilihan bahasa bertemali dengan perilaku yang
mengungkap nilai-nilai sosial budaya. Seperti juga
psikologi sosial, antropolgi tertarik dengan bagaimana
seorang penutur berhubungan dengan struktur
masyarakat. Perbedaannya adalah bahwa apabila
psikologi sosial memandang dari sudut kebutuhan
psikologis penutur, pendekatan antropologi
memandangnya dari bagaimana seseorang memilih
bahasa untuk mengungkapkan nilai kebudayaan (Fasold
1984: 193).
Dengan menggunakan metode observasi terlibat ini
antropolog dapat memberikan perspektif penjelasan
atas pemilihan bahasa berdasarkan persepsinya
sebagai penutur sebuah kelompok atau lebih yang
dimasukinya selama mengadakan penelitian. Implikasi
dari metode ini adalah bahwa pengamat adalah peneliti
yang menjadi anggota kelompok yang ditelitinya
(Wiseman dan Aron 1970: 49). Kesesuaian pendekatan
antropologi dengan penelitian ini terletak pada faktor
kultural yang mempengaruhi pemilihan bahasa
masyarakat tutur.
SEKIAN.......

More Related Content

What's hot

Bahasa indonesia baku dan non baku, fungsi bahasa
Bahasa indonesia baku dan non baku, fungsi bahasaBahasa indonesia baku dan non baku, fungsi bahasa
Bahasa indonesia baku dan non baku, fungsi bahasa
Wiralfi Tasnim
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
Niicha Juwita
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
conesti08com
 
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)
deywoon
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
WaQhyoe Arryee
 
Makalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur KodeMakalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur Kode
Izan M.Pd
 

What's hot (20)

Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimak
 
Bahasa indonesia baku dan non baku, fungsi bahasa
Bahasa indonesia baku dan non baku, fungsi bahasaBahasa indonesia baku dan non baku, fungsi bahasa
Bahasa indonesia baku dan non baku, fungsi bahasa
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia baku
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
 
Modul 4 ragam bahasa.
Modul 4   ragam bahasa.Modul 4   ragam bahasa.
Modul 4 ragam bahasa.
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
 
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa IndonesiaMakalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Makalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur KodeMakalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur Kode
 
KAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATKAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMAT
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasa
 
variasi dan jenis bahasa
variasi dan jenis bahasavariasi dan jenis bahasa
variasi dan jenis bahasa
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif
 

Similar to sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik

Sosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.pptSosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.ppt
SlemAdi
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
AjengIlla
 
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptx
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptxpdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptx
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptx
sdnsukamenak
 
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
uniku
 
Hakikat_Belajar_Bahasa klompok 1.pptx
Hakikat_Belajar_Bahasa klompok 1.pptxHakikat_Belajar_Bahasa klompok 1.pptx
Hakikat_Belajar_Bahasa klompok 1.pptx
sdnsukamenak
 
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwdppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
RuthTamarista
 
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaHakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Maya Sy
 

Similar to sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik (20)

Pertemuan 2 Sikap Positif.pptx
Pertemuan 2 Sikap Positif.pptxPertemuan 2 Sikap Positif.pptx
Pertemuan 2 Sikap Positif.pptx
 
Sosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.pptSosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.ppt
 
Sosiolinguistik (1).ppt
Sosiolinguistik (1).pptSosiolinguistik (1).ppt
Sosiolinguistik (1).ppt
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
 
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptx
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptxpdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptx
pdf-pdgk-4204-modul-1-pend-bhs-indonesia-sd_compress KLOMPOK 1.pptx
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayu
 
Psycolinguistic
PsycolinguisticPsycolinguistic
Psycolinguistic
 
disain PenelitianKebahasaan
disain PenelitianKebahasaandisain PenelitianKebahasaan
disain PenelitianKebahasaan
 
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
 
Hakikat_Belajar_Bahasa klompok 1.pptx
Hakikat_Belajar_Bahasa klompok 1.pptxHakikat_Belajar_Bahasa klompok 1.pptx
Hakikat_Belajar_Bahasa klompok 1.pptx
 
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikTugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
 
SOSIOLINGUISTIK PRESENTASI PBSI 23ppt.pptx
SOSIOLINGUISTIK PRESENTASI PBSI 23ppt.pptxSOSIOLINGUISTIK PRESENTASI PBSI 23ppt.pptx
SOSIOLINGUISTIK PRESENTASI PBSI 23ppt.pptx
 
Fungsi dan ragam bahasa
Fungsi dan ragam bahasaFungsi dan ragam bahasa
Fungsi dan ragam bahasa
 
Pemilihan bahasa dan perubahan bahasa
Pemilihan bahasa dan perubahan bahasaPemilihan bahasa dan perubahan bahasa
Pemilihan bahasa dan perubahan bahasa
 
Psikolinguistik
Psikolinguistik Psikolinguistik
Psikolinguistik
 
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
 
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwdppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
 
Pemerolehan bahasa
Pemerolehan bahasaPemerolehan bahasa
Pemerolehan bahasa
 
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaHakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 

More from AjengIlla

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
AjengIlla
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
AjengIlla
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
AjengIlla
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
AjengIlla
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
AjengIlla
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
AjengIlla
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
AjengIlla
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
AjengIlla
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
AjengIlla
 

More from AjengIlla (20)

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
 
Semantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuSemantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabu
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastra
 
Psikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaPsikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesia
 
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
 
Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacana
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
 
kompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikankompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikan
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimen
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiakajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
 
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesiaberbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
 
sastra nusantara - bahasa indonesia
sastra nusantara - bahasa indonesiasastra nusantara - bahasa indonesia
sastra nusantara - bahasa indonesia
 

Recently uploaded

Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 

sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik

  • 1.
  • 2. SIKAP BAHASA DAN PEMILIHAN BAHASA Kelompok 2 - Ajeng Illa 16.03.1.0011 - Ai Devi 16.03.1.0010
  • 3. SIKAP BAHASA Dalam bahasa indonesia kata sikap dapat mengacu pada bentuk tubuh, posisi berdiri yang tegak, perilaku atau gerak-gerik, dan perbuatan atau tindakan yang dilakukan berdasarkan pandangan (pendirian, keyakinan, atau pendapat) sebagai reaksi atas adanya suatu hal atau kejadian. Sesungguhnya, sikap itu adalah fenomena kejiwaan, yang biasanya termanifestasi dalam bentuk tindakan atau perilaku.
  • 4. Triandis (1971:2-4) berpendapat bahwa sikap adalah kesiapan berekasi terhadap suatu keadaan atau kejadian yang dihadapi. Kesiapan ini dapat mengacu kepada sikap mental atau kepada “sikap perilaku”. Menurut Allport (1935), sikap adalah kesiapan mental dan saraf, yang terbentuk melalui pengalaman yang memberikan arah atau pengaruh yang dinamis kepada reaksi seseorang terhadap semua objek dan keadaan yang menyangkut sikap itu. Sedangkan lambert (1967:91-102) menyatakan bahwa sikap itu terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
  • 5. - Komponen kognitif yaitu berhubungan dengan pengetahuan mengenai alam sekitar dan gagasan yang biasanya merupakan kategori yang dipergunakan dalam proses berpikir. - Komponen afektif yaitu menyangkut masalah penilaian baik, suka atau tidak suka, terhadap sesuatu atau suatu keadaan. - Komponen konatif yaitu menyangkut perilaku atau perbuatan sebagai “putusan akhir” kesiapan rekatif terhadap suatu keadaan.
  • 6. Anderson (1974:37) membagi sikap atas dua macam, yaitu 1) sikap kebahasaan, 2) sikap non kebahasaan, seperti sikap politik, sikap sosial, sikap estetis, dan sikap keagamaan. Kedua jenis sikap ini (kebahasaan dan nonkebahasaan) dapat menyangkut keyakinan atau kognisi mengenai bahasa. Maka dengan demikian, menurut anderson, sikap bahasa adalah tata keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagian mengenai bahasa, mengenai objek bahasa, yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya.
  • 7. Ciri sikap bahasa seperti yang dirumuskan garvin dan mathiot (1968) telah menunjukkan kenyataan terhadap bahasa indonesia dewasa ini. Ketiga ciri sikap bahasa yang dikemukakan garvin dan mathiot yaitu : 1) kesetiaan bahasa 2) kebanggaan bahasa 3) kesadaran adanya norma bahasa Faktor yang bisa menyebabkan hilangnya rasa bangga terhadap bahasa sendiri, dan menumbuhkan pada bahasa lain antara lain faktor politik, ras, etnis, gengsi, dan sebagainya. Berkenaan dengan sikap bahasa negatif terhadap bahasa indonesia, Halim (1978:7) berpendapat bahwa jalan yang harus ditempuh untuk mengubah sikap negatif itu menjadi sikap bahasa yang positif adalah dengan pendidikan bahasa yang dilaksanakan atas dasar pembinaan kaidah dan norma bahasa, disamping norma-norma sosial dan budaya yang ada didalam masyarakat bahasa yang bersangkutan.
  • 8. PEMILIHAN BAHASA Menurut Fasold (1984) hal pertama yang terbayang bila kita memikirkan bahasa adalah “bahasa keseluruhan” di mana kita membayangkan seseorang dalam masyarakat bilingual atau multilingual berbicara dua bahasaatau lebih dan harus memilih yang mana yang harus digunakan. Dalam hal memilih ini ada 3 jenis pilihan yang dapat dilakukan, yaitu (1) dengan alih kode, (2) dengan melakukan campur kode (3) dengan memilih satu variasi bahasa yang sama. Batas- batas ini kadang mudah ditentukan, namun terkadang agak sukar karena abtasnya menjadi kabr.
  • 9. Menurut Fasold letak ketiga pilihan itu merupakan titik-tik kontinum/rangkaian dari sudut pandang sosiolinguistik. Pemilihan bahasa menurut Fasold dapat dilakukan berdasarkan 3 pendekatan, yaitu: pendekatan sosiologi, pendekatan psikologi sosial, dan pendekatan antropologi. 1. Pendekatan sosiologi, seperti yang telah dilakukan Fishman (1964, 1965, 1968) melihat adanya konteks institusional tertentu yang disebut domain, di mana satu variasi bahasa cenderung lebih tepat untuk digunakan daripada variasi lain. Di Indonesia secara umum digunakan tiga buah bahasa dengan 3 domain sasaran, yaitu bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa asing. Bahasa Indonesia digunakan dalam domain keindonesiaan, atau domain yang sifatnya nasional, seperti dalam pembicaraan antarsuku, bahasapengantar dalam pendidikan, dan dalam surat menyurat dinas, bahaasa daerah digunakan dalam domain kedaerahna,
  • 10. 2. Pendekatan psikologis sosial tidak meneliti struktur sosial, seperti domain-domain, melainkan meneliti proses psikologi manusia seperti motivasi dalam pemelihan suatu bahasa atau ragam dari suatu bahasa untuk digunakan pada keadaan tertentu. Dalam kelompok masyarakat Indonesia yang multilingual tampaknya pemilihan bahasa lebih ditentukan oleh latar belakang kejiwaan, termasuk motivasi para penuturnya. Tanner (1976) melaporkan hasil penelitiannya mengenai penggunaan bahasa oleh sekelompok kecil masyarakat Indonesia golongan terdidik yang sedang melanjutkan studi di Amerika Serikat. Kelompok masyarakat Indonesia yang diteliti itu terdiri dari 26 orang mahasiswa beserta keluarga mereka yang berasal dari berbagai suku bangsa. Semua dapat berbahasa Indonesia. bahasa nasional ini mereka gunakan untuk komunikasi antar suku, baik dalam keadaaan formal maupun keadaan informal. Pemilihan untuk menggunakan bahasa Indonesia ini tentunya berdasarkan pertimbangan kejiwaan bahwa bahasa Indoneisa adalah bahasa nasional.
  • 11. 3. Pendekatan antropologi, dari pandangan antropologi, pilihan bahasa bertemali dengan perilaku yang mengungkap nilai-nilai sosial budaya. Seperti juga psikologi sosial, antropolgi tertarik dengan bagaimana seorang penutur berhubungan dengan struktur masyarakat. Perbedaannya adalah bahwa apabila psikologi sosial memandang dari sudut kebutuhan psikologis penutur, pendekatan antropologi memandangnya dari bagaimana seseorang memilih bahasa untuk mengungkapkan nilai kebudayaan (Fasold 1984: 193).
  • 12. Dengan menggunakan metode observasi terlibat ini antropolog dapat memberikan perspektif penjelasan atas pemilihan bahasa berdasarkan persepsinya sebagai penutur sebuah kelompok atau lebih yang dimasukinya selama mengadakan penelitian. Implikasi dari metode ini adalah bahwa pengamat adalah peneliti yang menjadi anggota kelompok yang ditelitinya (Wiseman dan Aron 1970: 49). Kesesuaian pendekatan antropologi dengan penelitian ini terletak pada faktor kultural yang mempengaruhi pemilihan bahasa masyarakat tutur.