SlideShare a Scribd company logo
Kelompok 3:
Ajeng Illa
Lelih Maolidah
Titi Astriyani
Studi Wacana
Pengajaran Wacana
Pengajaran Wacana
Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Pengajaran
Wacana (1987:27), memberikan pengertian wacana
adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau
terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi
dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang
mempunyai awal dan akhir nyata disampaikan secara
lisan atau tertulis.
A. Pengajaran wacana dialog
1. Bentuk percakapan bebas
Secara konvensional, bentuk percakapan ini tidakpernah dijadikan bahan
kegiatan bahan belajar mengajar. Ha ini disebabkan oleh sulitnya patokan untuk
mengukur, sejauh mana percakapan itu benar atau salah menurut ukuran pemakaian
bahasa. Di samping itu, disebabkan pula oleh adanya pandangan yang menetapkan
bahwa bahasa percakapan bebas tidak baik diajarkan di dalam kelas, sebab akan
merusak kegiatan berbahasa anak didik.
Menurut pendekatan komunikatif, bentuk percakapan sendiri membawa
situasi utuh dalam kehidupan berbahasa masyarakat pemakainya, baik situasi
maupun bahasanya betul-betul menurut kenyataan penggunaan yang hidup dalam
masayarakat pemakainya, bukan bahasa imitasi. Oleh karena itu bahasa ini dapat
dijadikan bahan pengajaran.
Pemanfaatan bentuk percakapan bebas tidak berarti bahwa tugas
guru sudah beralih dari mengajarkan bahasa yang baik kepada bahasa
yang jelek di dalam kelas, maksudnya adalah melihat kenyataan berbahasa
lebih baik daripada mereka-mereka yang berbahasa imitatif di dalam
kelas. Memang ada kelemahannya, yaitu bentuk bahasa dalam taraf
kebakuannya rendah, namun dapat guru jadikan bahan pembicaraan dalam
rangka mewujudkan kemampuan berbahasa yang baik.
2. Bentuk percakapan terbimbing
Biasanya bentuk percakapan ini oleh pendekatan tradisional selalu
ditangani oleh teknik menghadapi teks. Setelah anak-anak hafal teks,
barulah percakapan teks tersebut dilaksanakan.
Teknik ini mengarah kepada kemampuan bercakap-cakap imitatif
melalui latihan yang intensif untuk menghafal teks dan semua kondisi yang
diminta, oleh teks itu supaya dapat dilaksanakan dengan baik.
Kemampuan murid menghafal teks dengan tepat, mengucapkannya
dengan bai,k mencoba mewujudkan jiwa percakapan tersebut merupakan
patokan penilaian yang paten bagi guru bahasa. Seperti perwujudan
keterampilan melaksanakan teks seperti yang diharapkan oleh pengarang
dan sutradara dalam film mislanya.
Pada dasarnya tekanan yang dikehendaki pada pendekatan
komunikatif adalah keterampilan bercakap-cakap yang sesungguhnya.
Oleh karena itu, anak didik tidak diarahkan kepada menghafal teks, tetapi
mereka sendiri harus menciptakan teks dan seluruh situasi yang menyertai
percakapan itu. Dengan demikian keterbimbingannya tidak terletak pada
teks, tetapi pada aspek-aspek lain sperti tema, plotnya, dll.
3. Kecakapan khusus yang diharapkan
Setiap kegiatan belajar mengajar mengharapkan tercapainya penguasaan
keterampilan-keterampilan khusus dari para murid sebagai buah atau bunga suatu
kegiatan pendidikanAdapaun bentuk-bentuk keterampilan khusus yang diharapkan
dapat dicapai pada proses belajar mengajar wacana dialog:
(1) kerjasama partisipasi percakapan;
(2) mecipatakan dan melayani tindak tutur;
(3) menciptakan penggalan-penggalan percakapan ;
(4) terampil membuka dan menutup percakapan dengan baik dan tepat ;
(5) terampil menciptakan dan mengisi kesempatan percakapan ;
(6) melanjutkan percakapan secara tepat dan menarik;
(7) terampil menciptakan dan menangkap topik-topik pembicaraan ;
(8) dapat menyusun dan menggunakan bahasa yang tepat baik berdarkan tuntutan
gramatika maupun menurut tuntutan situasi pembicaraan; dan
(9) dapat menciptakan, mengikuti, dan menguasai situasi dan tuntutan alih kode dalam
percakapan.
Di samping itu, beberapa keterampilan khususnya seperti keterampilan cara
berbicara, cara-cara mengucapakan bunyi-bunyi bahasa yang tepat, pengguanaan
intonasi, tekanan kata, dan malahan penggunaan tanda-tanda yang nonsegmental
pun dapat dijadikan sasaran yang perlu dicapai dalam pengajaran wacana dialog.
B. Pengajaran wacana monolog
Pengajaran Wacana Monolog
Lisan Pengajaran Wacana
Monolog Tertulis
Untuk wacana monolog lisan, strategi
yang umum digunakan adalah pemebrian
kesempatan yang luas dan kepercayaan
sebanyak-banyaknya kepada murid untuk
mengemukakan, mengungkapkan sesuatu
yang diketahuinya, pendapatnya, dan hal-hal
yang menarik atau penting menurut murid itu
sendiri.
Manfaat bagi siswa dalam pengajaran
wacana monolog lisan adalah karena langsung
dipraktekan akan menyentuh gairah,
semangat, dan kreativitas murid untuk
berbicara, dengan penuh keberanian dan
sungguh-sungguh.
Kemudian peran guru bukan hanya
mengawasi pelaksanaannya, melainkan
mendorong, dan membangkitkan semangat
dan keberanian murid untuk berbicara di muka
kelas, sebab hal itu sangatlah penting.
Hal-hal yang perlu diperhatikan di
antaranya menyangkut isi pembicaraan, logika
murid, ketepatan penggunaan bahasa,
relevansi pembicaraan dengan kepentingan
dan tingkat kematangan anak, dan juga
Kegiatan proses
belajar mengajar bagi
wacana ini erat
hubungannya dengan
kegiatan di dalam proses
belajar mengajar
membaca, karena
wacana di sini berperan
sebagai bahan bacaan.
Pada dasarnya, ada
dua kelompok strategi
kegiatan yang dapat
digunakan. Pertama,
Seperti halnya wacana dialog, wacana monolog ini pun dapat digolong-golongkan. Salah satu
penggolongnnya adalah berdasarkan pemakaiannya, wakni wacana monolog lisan dan wacana
tertulis.
Strategi untuk kedua bentuk agar
terlihat berbeda
A. Srategi dengan Tugas Sederhana
Srategi dengan Tugas Sederhana adalah kegiatan
membaca yang disertai dengan satu atau dua jenis
tugas keterampilan khusus.
Beberapa strategi yang tergabung pada kelompok
ini diantaranya:
1. Mencari pokok pikiran;
2. Membedakan fakta penalaran dan opini;
3. Membedakan lapora, infrence dan judgement, seperti
yang di kemukakan oleh aliah abdullah.
4. Strategi lain misalnya: melengkapi (grup cloze)
5. Mengurutkan kembali (grup squencing) seperti yang
dikemukakan oleh solo samosir.
6. Disamping itu ada strategi: pemberian judul; dan
7. Pencarian utama.
1. Mencari fakta tersurat dan detail penunjang;
Agar dapat menyimpulkan pokok pikiran dari bahan bacaan sebagai tujuan utama membaca,
kita harus dapat mengenal, menggunakan, menghubungkan unsur-unsur dari bahan bacaan itu. Unsur-
unsur itu adalah fakta-fakta, detail penunjangnya, kejadian, topik, dan sebagiannya sebagai data yang
dapat dibuktikan oleh bahan yang tersurat. Karna itu tersusun dalam fakta dan detail bacaan, maka
menemukan, mengenal, mengklarifikasikan unsur-unsur itu adalah langkah permulaan yang penting
yang harus dikuasai oleh pembaca secara mahir.
Contoh:
A. Tugas
1. Sebutkan jenis barang yang dipamerkan berdasarkan wavana di bawah ini!
2. Untuk aoakah diadakan pameran itu, dan berapa jumlah perusahaan yang ikut?
B. Wacana:
Pameran dagang india di indonesia
Pemerintah india akan menyelenggarakan pameran barang-barang mesin di Jakarta bulan
Maret tahun depan. Pameran ini dinamakan "indee1979" dan akan merupakan pameran terbesar yang
pernah diselenggarakan oleh pemerintah india di Asia tenggara. Demikian keterangan kedubes India di
Jakarta.
Sekitar 350 perusahaan india disektor pemerintahan maupun swasta akan turut serta dalam
pameran ini. Dan para direktur perusahaan itu akan mencari kemungkinan kerjasama dengan
pengusaha-pengusaha di Indonesia. Pameran yang akan memakan tempat 7.300 m2 akan
memamerkan mesin-mesin barat, alat-alat angkutan, mesin-mesin konsttuksi, alat-qlat transmisi dan
distribusi tenaga, mesin-mesin pertanian, pompa diesel, dan mesin-mesin untuk alat ringan.
Juga akan dipanerkan kemajuan-kemajuan. Teknologi yang telah tercapai di India, seperti:
computer komponen kapal terbang, model-model satelit ruang angkasa, reactor atom dan sebagainya.
Selama pameran langsung akan diselenggarakan seminar-seminar oleh ahti terkemuka india di bidang
industri kecil maupun nuklir (Ss).
2. Membedakan fakta penalaran dan opini;
Pokok pikiran terkadang terlihat adegan jelas; karena tersurat
dalam salah satu kalimat pada paragraf yang dibaca. Terkadang
sebagai kalimat pertama ataupun sebagai kalimat terakhir. Adapun
pokok pikiran yang tidak tersurat tetapi tersirat. Dalam hal ini pembaca
harus mencari arti dari tiap kalimat, kemudian menghubungkan arti-
arti itu dengan hal-hal biasa menurut pengalamannya, issu, topik, dan
lain-lain. Pokok pikiran yang tersirat dalam paragraf demikian itu
biasanya dibentuk atau dikonsep dalam pikiran pembaca.
Contoh:
A. Tugas
1. Garis bawahilah kalimat yang berisikan pokok pikiran pada wacana
berikut ini!
2. Berilah kurung kurawal pada bagian yang menjelaskan pokok pas
tersebut!
B. Wacana
"Kalau hari ini engkau dapat uang, aku tidak tahu lagi ke mana
harus mengutang beras, " kata Fatimah kepadanya, menuangkan kopi
untuknya, "Gulanya telah habis". Kepada Bibi Tatting aku telah
mengutang lima liter. Belum juga kita ganti sudah seminggu.
3. Membedakan fakta penalaran dan opini
Strategi ini membuat seseorang menjadi pembaca yang kritis. Ia harus memiliki
kemampuan memisahkan fakta penalaran dari opini walaupun keduanya terdapat dalam
bahan teks yang sama. Kemampuan ini dapat dicapai dengan melatih pembaca
memperhatikan tiap-tiap pertanyaan yang diberikan oleh bahan dan menilainya sendiri-
sendiri dan penalaran dari kenyataan yang dikemukakan. Dengan latihan ini pembaca bisa
terampil membedakan antara fakta dan opini dan tidak mudah di ombang ambing oleh
hadirnya data yang terlihat yang seakan-akan daoat dibuktikan secara nyata. Tulisan
semacam ini biasanya ditulis oleh ahli-ahli politik dalam menggunakan gagasan-
gagasannya dalam kampanyeu ataupun dalam mempromosikan partainya. Muslihat
penulisan ini juga sangat disenangi oleh pemassng-pemasang iklan dan propagandis.
Mereka menempatkan fakta dan opini dalam satu konteks agar terlihat seakan-akan opini
itu ditunjang oleh fakta .
Contoh:
A. Tugas
Pilihlah dari wavana di bawah berikutbyang mana yang mengemukakan fakta dan mana yang
opini
B. Wacana:
1) Gaun-gaun untuk kesempatan formal, misalnya rok mini dengan rimole/ kerutan elsstik
dipinggang plus bus luar (bolero) yang serba longgar dan lebar, kini muncul dengan warna-
warna khaki. Demikian juga dengan rok-rok tanpa garisan pinggang yang memberi
kebebasan gerak.
Untuk kesempatan yang agak lebih formal, gaun berlengan 3/4 dari bahan polos atau bergaris
yang dipadu dengan bahan putih untuk kerah, saku, dan manset memberi kesan anggun.
4) Membedakan laporan (report) inference, dan judgement
Langkah langkah selanjutnya adalah mengaitkan semua langkah-langkah. Yang dibicarakan di atas menjadi
satu kesatuan. Perlu diketahui bahwa menafsirkan arti yang tersurat dari suatu bahan bacaan adalah langkah yang
paling sukar, apalagi bagi pembaca yang kurang biasa membaca dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam memupuk
dan melatih siswa wa untuk mencapai keterampilan tersebut, guru perlu mengingatkan siswanya bahwa kadang-
kadang pokok pikiran tidak tersurat secara jelas. Walaupun demikian, semua bahan tentu bermaksud membicarakan
sesuatu, dan sesuatu itu terbentuk di dalam pikiran pembaca.
Kongkritnya ialah bahwa dalam satu paragraf kita bisa dapati beragam kalimat yang berbeda sifatnya.
Kadang-kadang dimulai dengan laporan atau judgment, kadang-kadang juga dimulai dengan keterangan yang tak
jelas atau tak tersurat ( implicit). Dengan melatih siswa memilah-milah kalimat yang berlainan sifatnya itu, dalam satu
atau lebih paragraf yang utuh, dapatlah kiranya kita sebagai guru membantu siswanya agar mereka lebih kritis dalam
menganalisis suatu bacaan. Sebagai keterangan tambahan perlu dibedakan bahwa laporan dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan melaporkan suatu keadaan, kejadian, ataupun fakta lain. Inference berarti menarik kesimpulan dari
fakta-fakta tertulis atau hal-hal yang diketahui dari suatu bacaan. adapun suatu maksud yang tersirat dalam bahan
yang tersurat sedangkan judgement berarti pernyataan yang berisi pendapat, keputusan atau pertimbangan.
Contoh:
A. Tugas:
telitilah wacana berikut ini satu persatu kemudian carilah bagian-bagian dari tiap cuplikan yang berisi laporan, inference,
atau judgment!
B. Wacana:
1) Tenis
Kalau bjron mampu menjadi juara lagi dalam turnamen tenis Wimbledon tahun ini, ia akan
menerima hadiah 20.000 poundsterling atau kira-kira 25 juta rupiah, 1000 pon lebih banyak dari
hadiah yang diterimanya tahun lalu. Juara tunggal putri akan mengantongi 18000 pond (22,5 juta
rupiah), 900 ponund lebih banyak dari hadiah untuk juara tahun lalu (Martina navratilova)? Turnamen
tenis tradisional yang termasyhur ini memang meningkatkan nilai hadiah hadiahnya untuk para
pemenang tahun ini. Menurut pengumuman hari Selasa jumlah nilai hadiah seluruhnya adalah 277.
066 pound, suatu kenaikan lebih dari 10000 pound (AP)
5) Melengkapi (Grup Cloze)
Strategi ini ditempuh melalui cara menyajikan wacana yang beberapa kata dihilangkan
kepada setiap siswa dalam kelompoknya. Siswa bertugas memikirkan konteks wacana dan mengisi
tempat yang telah dikosongkan supaya arti wacana secara keseluruhan terlihat atau terwujud
kembali seperti aslinya. Satu paragraf awal atau beberapa kalimat permulaan diberikan utuh (tak
ada kata kata yang dihilangkan) untuk memberikan arah wacana dan gaya penulisannya. Sesudah
itu kata-kata dihilangkan secara beraturan, misalnya setiap kata yang kelima, keenam, ketujuh, dan
seterusnya, sampai dengan kata yang ke-12, bergantung kepada ada tingkat kesukaran dari
wacana yang dipilih dan kemampuan siswa. Kadang-kadang dapat juga cara yang beraturan itu
dilanggar atau dihindari sehingga kata-kata yang dihilangkan (tempat yang dikosongkan) dapat
menghangatkan situasi diskusi dalam kelompok.
Grup Cloze dan pemahaman siswa
Dalam "grup cloze" siswa terlibat langsung, dalam diskusi mengenai arti dan isi wacana
secara keseluruhan,tapi karena tugas pokoknya memilih kata dan mengisikan nya Pada tempat
yang telah dikosongkan, maka pada umumnya pusat perhatiannya tertuju pada tingkat kata atau
kalimat dalam wacana. Karena bobot kegiatan diskusi yang begitu intensif dan memerlukan
penanganan yang cermat maka "grup Cloze" dapat memberikan wawasan yang baik untuk
peningkatan pemahaman siswa.
Keuntungan-keuntungan "Group Cloze"
Hal-hal lain di samping beberapa hal yang telah disebutkan terdahulu secara "implisit, yang dapat
diambil sebagai keunggulan dari "Group Cloze" adalah sebagai berikut:
1. Group Cloze (GC) dapat menjadi alat yang, ideal untuk mendorong siswa, tanggap, akan bacaan
puisi, dan lain-lain.
2. Group Cloze dapat menjadi batu loncatan untuk menganalisis gaya penulis atau penulisan wacana.
3. Group Clozedapat dipakai sebagai latihan persiapan atau tanggapan untuk memikirkan dan
memahami maksud dan tujuan penulisan wacana yang dibaca.
4. Group Cloze dapat dipakai latihan atau ukuran praktis akan pengetahuan dan pemahaman tata
bahasa siswa.
5. Group Cloze dapat mempengaruhi dan memperbaiki penganalisisan atas karangan siswa sendiri
6) Mengurutkan kembali (Group Sequencing)
Beberapa bagian dari suatu wacana atau teks (prosa, puisi, seperangkat perintah atau
petunjuk dan sebagainya yang diubah urutannya atau susunannya dipersiapkan sebagai bahan
diskusi titik bekerja berpasang-pasangan seperti pada "Group Cloze", siswa diminta menyusun
bagian-bagian wacana tersebut sedemikian rupa sehingga mempunyai urutan yang memberi
pengertian yang utuh secara keseluruhan seperti susunan atau urutan aslinya.
Setelah bekerja dan berdiskusi, sepanjang siswa telah mencapai kata sepakat dan
menetapkan urutan dari bagian-bagian wacana tersebut, maka kemudian pasangan tersebut
membandingkan an-an mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan hasil pekerjaan pasangan
lain kemudian dengan semua hasil pasangan dalam kelompok besar. Dalam kelompok besar
hasil pasangan didiskusikan satu persatu sampai tercapai hasil kesepakatan kelompok. Dalam
hasil kerja pasangan akan terlihat bahwa wa ada siswa menetapkan urutan-urutan dengan tidak
memperhatikan arti keseluruhan wacana. Dalam hal ini wacana asli dari pengarang yang
ditunjukan kepada siswa dan mendiskusikannya kembali.
Sewaktu melaksanakan tugas pengurutan tersebut siswa wa akan cenderung
memusatkan perhatiannya nya pada petunjuk-petunjuk (clues) tanda tanda baca, tata kalimat,
satuan-satuan arti kata, kelogisan argumentasi pengarang dan pada arah pokok pikiran yang
dituju wacana yang sedang diurutkan itu.
Contoh
A. Tugas
Susunlah bagian-bagian wacana berikut sehingga mengandung arti/maksud secara utuh seperti
semula!
B. Wacana
1. “kau tidak membeli apa-apa untukku?”
2. “ibu!” pyong Ngurah ketik janda itu mulai lagi menyebut-nyebut perempuan yang dibencinya
7. Pemberian judul
Apabila cara ini dilakukan, kelas dibagi menjadi 4
kelompok. setiap dua kelompok diberi tugas membaca dan
menelaah wacana yang sama tanpa judul. Setelah masing-
masing diberi kesempatan menelaah antara 10-15 menit,
mereka berdiskusi kelompok selama 10-15 menit untuk
menentukan judul yang tepat bagi wacana yang ditelaahnya.
Kemudian masing-masing kelompok menyerahkan judul
mereka mereka secara tertulis kepada guru.
Kegiatan diskusi dimulai dengan pembacaan salah satu
judul yang diambil secara random oleh guru. Kelompok yang
judulnya terbaca tadi tampil ke depan kelas. Salah seorang
juru pembicaranya memberikan penjelasan berbagai alasan
mengapa judul itu dipilih. Tanggapan pertama diberikan
kepada kelompok lain yang sama wacananya dengan
kelompok yang tampil kemudian diberikan kepada kelompok
lain yang berbeda wacananya untuk menanggapi titik setelah
itu kelompok pemilik judul diberi kesempatan terakhir untuk
menjawab atau menjelaskan semua tanggapan yang masuk
titik akhirnya tanggapan, koreksi, dan arahan dari guru untuk
8) Pencarian Tema
Strategi ini dapat dilakukan secara klasikal
kelompok maupun individual. Kepada murid-murid
diberikan, sebuah wacana lengkap, kemudian
mereka menelaahnya secara seksama. Setelah itu
mereka menentukan temanya.
Sebelum kegiatan ini dilaksanakan sebaiknya
guru menjelaskan terlebih dahulu apakah yang
dimaksud dengan tema atau ide dasar itu, karena
penentuannya kadang-kadang tidak mudah. hal ini
disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa tema atau
ide dasar itu kebanyakan tersembunyi atau tersirat.
Hanya sedikit yang tersurat. bagi yang tersurat tema
pada umumnya sama dengan topik atau judul suatu
wacana, sedangkan bagi yang tersirat banyak sekali
variasinya tersembunyi yang mendorong seseorang
B. Strategi dengan tugas
kompleks
Yang dimaksud dengan strategi ini adalah kegiatan membaca wacana yang disertai oleh lebih
dari dua jenis keterampilan khusus. Strategi ini dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan individual,
kelompok, ataupun klasikal. Pada prinsipnya, untuk melaksanakan kegiatan ini, murid harus
menguasai beberapa bentuk keterampilan khusus, sehingga tugas yang diberikan Nya pun tidak
hanya terbatas pada satu atau dua tugas saja, tetapi lebih dari itu. malahan penguasaan
pengetahuan bidang yang satu dengan yang lain perlu dipadukan disamping pemaduan kegiatan
yang berbeda-beda dalam satu periode proses belajar-mengajar.
Contoh pertama berikut ini merupakan kegiatan pemahaman beberapa jenis tanda, baca
yang disajikan melalui sebuah wacana tanpa tanda baca dan mekanik bahasa titik setiap tanda baca
atau mekanik bahasa, diminta diisi melalui nomor-nomor. Untuk itu murid harus menelaah secara teliti
isi wacana. Pada contoh kedua murid harus melakukan kegiatan memahami wacana, memperbaiki
atau mengganti kata-kata, menentukan batas-batas alinea dan inti alinea, serta menentukan jenis
kegiatan berbicara yang lebih tepat menurut cirinya. Pendeknya kegiatan dan keterampilan yang
dibutuhkan cukup kompleks.
Contoh ke-1:
A. Tugas
Bacalah wacana di bawah ini, dan lengkapilah dengan tanda baca atom mekanik bahasa yang tepat dari yang tertera
berikut ini
a. Titik (.) b. Koma (,) c. Tanda hubung d. Titik dua e. Huruf besar semua f. Huruf besar g. Titi koma h. Garis miring
Umpama untuk kalimat no 1 pada wacana berikut, tanda baca yang tepat adalah huruf besar semua (e). Jadi jawabannya
adalah (1) = e.
B. Wacana:
Perpustakaan bagi ibu rumah tangga. (2) salah satu tanda wanita maju adalah kemampuannya untuk
bekerja walaupun suaminya sudah mampu membiayai kebutuhan hidup rumah tangganya (3), (4) ketidaktergantungan
hidup kepada suami menunjukkan gejala bahwa wanita pada permulaan abad ke (5) 20 ini (6) (7) namun (8) uptrend
stasi yang dicapai wanita pada umumnya (9) tidak selamanya dapat dicapai secepat prestasi yang dijangkau kaum
pria (10) (11) hal ini antara lain karena wanita mempunyai tugas dan kewajiban di dalam kodratnya (12) (13) ia harus
mengurus rumah tangga (14) mengenai pendidikan anak-anak secara langsung (15) memegang urusan dapur (16)
(17) pemakaian suami (18) sekolah anak-anak (19) menjaga hubungan dengan keluarga baik dari pihak istri maupun
pihak suami (20) (21) itu semuanya biasa dan sangat lumrah diatur oleh istri (22) (23) dari (24) majalah (25) kesehatan
(77) (28) 43 (29) tahun VI (30) 74.
c. Kecakapan Khusus yang
Diharapkan
Untuk wacana monolog pada umumnya, murid-murid diharapkan
terampil menguasai antara lain: (1) masalah rangkaian dan kaitan; (2)
masalah rujukan (reference) ; dan (3) masalah pola pikir dan
pengembangan wacana. Semua ini berkaitan dengan aspek analisis
wacana monolog. Dalam kaitanya dengan pengajaran, keterampilan
khusus itu sebenarnya dapat disederhanakan menjadi tiga macam.
1). Keterampilan membuat wacana untuk monolog lisan yaitu
kemampuan menyusun sendiri cerita pengalaman, dan lain-lain.
2). Keterampilan memahami wacana terutama bagi wacana monolog
tertulis.
3). keterampilan mengaitkan pengetahuan wacana dengan kehidupan
berbahasa yang nyata.
Seperti telah dikemukakan di depan, pengajaran wacana
monolog tertulis berkaitan dengan membaca. Oleh karena itu
berbentuk terampilan yang diharapkan tidak berbeda jauh dengan
keterampilan membaca, terutama yang berkenaan dengan
pemahaman teks atau wacana. Untuk keterampilan ini ada baiknya
diperhatikan pendapat Barret seperti yang terlihat di dalam saudaran
Hafni, (1981).
Semua keterampilan tersebut diharapkan terjemah di dalam diri murid titik agar hal tersebut tercapai maka terlebih
dahulu guru harus menguasai nya bahkan harus lebih dari itu. Pemilikan keterampilan ini merupakan ciri khas guru yaitu terampil
memilih, menggunakan strategi dan teknik yang tepat dalam kegiatan an-najah mengajar termasuk pengajaran wacana.
Dimensi-dimensi pertanyaan untuk membantu siswa lebih memahami teks
A. Kedalaman pemahaman
1. Arti yang eksplisit di dalam teks
2. Hubungan gramatika di dalam teks.
3. Hubungan leksikal di dalam teks.
4. Hubungan logis di dalam teks.
5. Hubungan retorik di dalam teks.
5. Hubungan antara penulis dan teks yang menyangkut sikap, maksud,dan seterusnya.
7. Hubungan antara pembaca dan teks yang menyangkut reaksi, prasangka, proyeksi, dan seterusnya.
8. Evaluasi dan penerimaan.
B Kompleksilas Struktural
Jenis pertanyaan
• 1. Umum
• 2. Kata tanya
• 3. Alternatif "atau"
• 4. Kenapa?/ Apakah arti...
• Bagiana kerjanya...?
• 5. Pertanyaan
• 6. Pertanyaan pilihan jamak
Jenis jawaban
• 1. Ya/tidak
• 2. Satu kata/frasa pendek
• 3. Satu kata/Frasa pendek
• 4. Anak kalimat/kalimat/ paragraf
• 5. Betul/salah
• 6. Nonbahasa(tanda cek, tanda
silang, garis bawah, dan seterusnya)
Terimakasih 

More Related Content

What's hot

Membuat ringkasan ( rangkuman)
Membuat ringkasan ( rangkuman)Membuat ringkasan ( rangkuman)
Membuat ringkasan ( rangkuman)Triyono Untung
 
5. teks diskusi
5. teks diskusi5. teks diskusi
5. teks diskusi
hoesnaeni
 
Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah yang Efektif
Penulisan  Artikel Jurnal Ilmiah  yang EfektifPenulisan  Artikel Jurnal Ilmiah  yang Efektif
Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah yang Efektif
Relawan Jurnal Indonesia
 
Teknik Kutipan APA Style.pptx
Teknik Kutipan APA Style.pptxTeknik Kutipan APA Style.pptx
Teknik Kutipan APA Style.pptx
GemaRullyana1
 
Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)
Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)
Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)
Muhammad Zona Gufiralla
 
Membaca kritis
Membaca kritisMembaca kritis
Membaca kritis
Nadya Syabilla Arviadea
 
Rpp teks prosedur lengkap
Rpp teks prosedur lengkapRpp teks prosedur lengkap
Rpp teks prosedur lengkap
siti zubaedah
 
PIDATO PERSUASIF.pptx
PIDATO PERSUASIF.pptxPIDATO PERSUASIF.pptx
PIDATO PERSUASIF.pptx
Mimu & Alatiq
 
Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda baca
Sofyan Argi
 
Teks laporan hasil observasi-bahasa indonesia
Teks laporan hasil observasi-bahasa indonesiaTeks laporan hasil observasi-bahasa indonesia
Teks laporan hasil observasi-bahasa indonesia
Dinah Kamilah
 
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaWujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
Yudha Fadillah
 
Menulis Bahan dan Buku Ajar
Menulis Bahan dan Buku Ajar Menulis Bahan dan Buku Ajar
Menulis Bahan dan Buku Ajar
Bambang Sujanarko
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
Ade Ria Erianti
 
"INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
 "INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS" "INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
"INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
Nursa Fatri Nofriati
 
Bahasa indonesia (Paragraf)
Bahasa indonesia (Paragraf)Bahasa indonesia (Paragraf)
Bahasa indonesia (Paragraf)Christian Lokas
 
Menulis Resensi
Menulis ResensiMenulis Resensi
Menulis Resensi
Nini Ibrahim01
 
PPT PROPOSAL LITAPDIMAS 2023 (TAREKAT & MODERASI BERAGAMA).pptx
PPT PROPOSAL LITAPDIMAS 2023 (TAREKAT & MODERASI BERAGAMA).pptxPPT PROPOSAL LITAPDIMAS 2023 (TAREKAT & MODERASI BERAGAMA).pptx
PPT PROPOSAL LITAPDIMAS 2023 (TAREKAT & MODERASI BERAGAMA).pptx
fadlan31
 
Ulasan buku
Ulasan bukuUlasan buku
Ulasan buku
astutyutomo
 
Bab V Mengaktualisasikan Diri Melalui Artikel Ilmiah
Bab V  Mengaktualisasikan Diri Melalui Artikel IlmiahBab V  Mengaktualisasikan Diri Melalui Artikel Ilmiah
Bab V Mengaktualisasikan Diri Melalui Artikel Ilmiah
SusriInarti1
 
TEKS BIOGRAFI PPT.pptx
TEKS BIOGRAFI PPT.pptxTEKS BIOGRAFI PPT.pptx
TEKS BIOGRAFI PPT.pptx
irmalestari15
 

What's hot (20)

Membuat ringkasan ( rangkuman)
Membuat ringkasan ( rangkuman)Membuat ringkasan ( rangkuman)
Membuat ringkasan ( rangkuman)
 
5. teks diskusi
5. teks diskusi5. teks diskusi
5. teks diskusi
 
Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah yang Efektif
Penulisan  Artikel Jurnal Ilmiah  yang EfektifPenulisan  Artikel Jurnal Ilmiah  yang Efektif
Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah yang Efektif
 
Teknik Kutipan APA Style.pptx
Teknik Kutipan APA Style.pptxTeknik Kutipan APA Style.pptx
Teknik Kutipan APA Style.pptx
 
Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)
Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)
Paragraf (Powerpoint tentang paragraf)
 
Membaca kritis
Membaca kritisMembaca kritis
Membaca kritis
 
Rpp teks prosedur lengkap
Rpp teks prosedur lengkapRpp teks prosedur lengkap
Rpp teks prosedur lengkap
 
PIDATO PERSUASIF.pptx
PIDATO PERSUASIF.pptxPIDATO PERSUASIF.pptx
PIDATO PERSUASIF.pptx
 
Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda baca
 
Teks laporan hasil observasi-bahasa indonesia
Teks laporan hasil observasi-bahasa indonesiaTeks laporan hasil observasi-bahasa indonesia
Teks laporan hasil observasi-bahasa indonesia
 
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaWujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
 
Menulis Bahan dan Buku Ajar
Menulis Bahan dan Buku Ajar Menulis Bahan dan Buku Ajar
Menulis Bahan dan Buku Ajar
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
"INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
 "INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS" "INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
"INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
 
Bahasa indonesia (Paragraf)
Bahasa indonesia (Paragraf)Bahasa indonesia (Paragraf)
Bahasa indonesia (Paragraf)
 
Menulis Resensi
Menulis ResensiMenulis Resensi
Menulis Resensi
 
PPT PROPOSAL LITAPDIMAS 2023 (TAREKAT & MODERASI BERAGAMA).pptx
PPT PROPOSAL LITAPDIMAS 2023 (TAREKAT & MODERASI BERAGAMA).pptxPPT PROPOSAL LITAPDIMAS 2023 (TAREKAT & MODERASI BERAGAMA).pptx
PPT PROPOSAL LITAPDIMAS 2023 (TAREKAT & MODERASI BERAGAMA).pptx
 
Ulasan buku
Ulasan bukuUlasan buku
Ulasan buku
 
Bab V Mengaktualisasikan Diri Melalui Artikel Ilmiah
Bab V  Mengaktualisasikan Diri Melalui Artikel IlmiahBab V  Mengaktualisasikan Diri Melalui Artikel Ilmiah
Bab V Mengaktualisasikan Diri Melalui Artikel Ilmiah
 
TEKS BIOGRAFI PPT.pptx
TEKS BIOGRAFI PPT.pptxTEKS BIOGRAFI PPT.pptx
TEKS BIOGRAFI PPT.pptx
 

Similar to studi wacana-pengajaran wacana

Power point
Power pointPower point
Power point
Delviyanti Kasan
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
Gembel Terasing
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
Gembel Terasing
 
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdfYOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
Aulia Rachman
 
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa IndonesiaSubstansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Ijal Mustofa
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptkzhiendar
 
Keterampilan membaca
Keterampilan membacaKeterampilan membaca
Keterampilan membaca
NinaAwalia1
 
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptxMAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
PolisiBahasa
 
Rpp bi new
Rpp bi newRpp bi new
Rpp bi new
Akio Hiba
 
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisUpaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
andri wahyudi
 
RPP SMA Bahasa inggris kelas x
RPP SMA Bahasa inggris kelas xRPP SMA Bahasa inggris kelas x
RPP SMA Bahasa inggris kelas x
Diva Pendidikan
 
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
HappyFamily HappyFamily
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
samsaharsam
 
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
arif widyatma
 
Model Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKAL
Model Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKALModel Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKAL
Model Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKAL
Sofyan Verink
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
Nur Arifaizal Basri
 
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecil
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecilKeterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecil
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecilFatikah Suryani
 
Revisi tulisan skripsi 3
Revisi tulisan skripsi 3Revisi tulisan skripsi 3
Revisi tulisan skripsi 3
Yayasan Pijar Cendikiawan
 
4. Modul Ajar BAB 3.docx
4. Modul Ajar BAB 3.docx4. Modul Ajar BAB 3.docx
4. Modul Ajar BAB 3.docx
YengkiIrawandi1
 
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XII
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XIIRPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XII
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XII
Diva Pendidikan
 

Similar to studi wacana-pengajaran wacana (20)

Power point
Power pointPower point
Power point
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdfYOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
 
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa IndonesiaSubstansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Substansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Keterampilan membaca
Keterampilan membacaKeterampilan membaca
Keterampilan membaca
 
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptxMAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
 
Rpp bi new
Rpp bi newRpp bi new
Rpp bi new
 
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisUpaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
 
RPP SMA Bahasa inggris kelas x
RPP SMA Bahasa inggris kelas xRPP SMA Bahasa inggris kelas x
RPP SMA Bahasa inggris kelas x
 
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
 
Model Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKAL
Model Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKALModel Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKAL
Model Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKAL
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
 
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecil
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecilKeterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecil
Keterampilan menjelaskan dan membimbing diskusi kecil
 
Revisi tulisan skripsi 3
Revisi tulisan skripsi 3Revisi tulisan skripsi 3
Revisi tulisan skripsi 3
 
4. Modul Ajar BAB 3.docx
4. Modul Ajar BAB 3.docx4. Modul Ajar BAB 3.docx
4. Modul Ajar BAB 3.docx
 
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XII
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XIIRPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XII
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XII
 

More from AjengIlla

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
AjengIlla
 
Semantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuSemantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabu
AjengIlla
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
AjengIlla
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastra
AjengIlla
 
Psikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaPsikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesia
AjengIlla
 
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
AjengIlla
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
AjengIlla
 
Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-
AjengIlla
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
AjengIlla
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
AjengIlla
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
AjengIlla
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
AjengIlla
 
kompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikankompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikan
AjengIlla
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimen
AjengIlla
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
AjengIlla
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
AjengIlla
 
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistiksikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
AjengIlla
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
AjengIlla
 
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiakajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
AjengIlla
 
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesiaberbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
AjengIlla
 

More from AjengIlla (20)

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
 
Semantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuSemantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabu
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastra
 
Psikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaPsikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesia
 
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
 
Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
 
kompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikankompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikan
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimen
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
 
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistiksikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiakajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
 
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesiaberbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
 

Recently uploaded

AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 

studi wacana-pengajaran wacana

  • 1. Kelompok 3: Ajeng Illa Lelih Maolidah Titi Astriyani Studi Wacana Pengajaran Wacana
  • 2. Pengajaran Wacana Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Pengajaran Wacana (1987:27), memberikan pengertian wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.
  • 3. A. Pengajaran wacana dialog 1. Bentuk percakapan bebas Secara konvensional, bentuk percakapan ini tidakpernah dijadikan bahan kegiatan bahan belajar mengajar. Ha ini disebabkan oleh sulitnya patokan untuk mengukur, sejauh mana percakapan itu benar atau salah menurut ukuran pemakaian bahasa. Di samping itu, disebabkan pula oleh adanya pandangan yang menetapkan bahwa bahasa percakapan bebas tidak baik diajarkan di dalam kelas, sebab akan merusak kegiatan berbahasa anak didik. Menurut pendekatan komunikatif, bentuk percakapan sendiri membawa situasi utuh dalam kehidupan berbahasa masyarakat pemakainya, baik situasi maupun bahasanya betul-betul menurut kenyataan penggunaan yang hidup dalam masayarakat pemakainya, bukan bahasa imitasi. Oleh karena itu bahasa ini dapat dijadikan bahan pengajaran. Pemanfaatan bentuk percakapan bebas tidak berarti bahwa tugas guru sudah beralih dari mengajarkan bahasa yang baik kepada bahasa yang jelek di dalam kelas, maksudnya adalah melihat kenyataan berbahasa lebih baik daripada mereka-mereka yang berbahasa imitatif di dalam kelas. Memang ada kelemahannya, yaitu bentuk bahasa dalam taraf kebakuannya rendah, namun dapat guru jadikan bahan pembicaraan dalam rangka mewujudkan kemampuan berbahasa yang baik.
  • 4. 2. Bentuk percakapan terbimbing Biasanya bentuk percakapan ini oleh pendekatan tradisional selalu ditangani oleh teknik menghadapi teks. Setelah anak-anak hafal teks, barulah percakapan teks tersebut dilaksanakan. Teknik ini mengarah kepada kemampuan bercakap-cakap imitatif melalui latihan yang intensif untuk menghafal teks dan semua kondisi yang diminta, oleh teks itu supaya dapat dilaksanakan dengan baik. Kemampuan murid menghafal teks dengan tepat, mengucapkannya dengan bai,k mencoba mewujudkan jiwa percakapan tersebut merupakan patokan penilaian yang paten bagi guru bahasa. Seperti perwujudan keterampilan melaksanakan teks seperti yang diharapkan oleh pengarang dan sutradara dalam film mislanya. Pada dasarnya tekanan yang dikehendaki pada pendekatan komunikatif adalah keterampilan bercakap-cakap yang sesungguhnya. Oleh karena itu, anak didik tidak diarahkan kepada menghafal teks, tetapi mereka sendiri harus menciptakan teks dan seluruh situasi yang menyertai percakapan itu. Dengan demikian keterbimbingannya tidak terletak pada teks, tetapi pada aspek-aspek lain sperti tema, plotnya, dll.
  • 5. 3. Kecakapan khusus yang diharapkan Setiap kegiatan belajar mengajar mengharapkan tercapainya penguasaan keterampilan-keterampilan khusus dari para murid sebagai buah atau bunga suatu kegiatan pendidikanAdapaun bentuk-bentuk keterampilan khusus yang diharapkan dapat dicapai pada proses belajar mengajar wacana dialog: (1) kerjasama partisipasi percakapan; (2) mecipatakan dan melayani tindak tutur; (3) menciptakan penggalan-penggalan percakapan ; (4) terampil membuka dan menutup percakapan dengan baik dan tepat ; (5) terampil menciptakan dan mengisi kesempatan percakapan ; (6) melanjutkan percakapan secara tepat dan menarik; (7) terampil menciptakan dan menangkap topik-topik pembicaraan ; (8) dapat menyusun dan menggunakan bahasa yang tepat baik berdarkan tuntutan gramatika maupun menurut tuntutan situasi pembicaraan; dan (9) dapat menciptakan, mengikuti, dan menguasai situasi dan tuntutan alih kode dalam percakapan. Di samping itu, beberapa keterampilan khususnya seperti keterampilan cara berbicara, cara-cara mengucapakan bunyi-bunyi bahasa yang tepat, pengguanaan intonasi, tekanan kata, dan malahan penggunaan tanda-tanda yang nonsegmental pun dapat dijadikan sasaran yang perlu dicapai dalam pengajaran wacana dialog.
  • 6. B. Pengajaran wacana monolog Pengajaran Wacana Monolog Lisan Pengajaran Wacana Monolog Tertulis Untuk wacana monolog lisan, strategi yang umum digunakan adalah pemebrian kesempatan yang luas dan kepercayaan sebanyak-banyaknya kepada murid untuk mengemukakan, mengungkapkan sesuatu yang diketahuinya, pendapatnya, dan hal-hal yang menarik atau penting menurut murid itu sendiri. Manfaat bagi siswa dalam pengajaran wacana monolog lisan adalah karena langsung dipraktekan akan menyentuh gairah, semangat, dan kreativitas murid untuk berbicara, dengan penuh keberanian dan sungguh-sungguh. Kemudian peran guru bukan hanya mengawasi pelaksanaannya, melainkan mendorong, dan membangkitkan semangat dan keberanian murid untuk berbicara di muka kelas, sebab hal itu sangatlah penting. Hal-hal yang perlu diperhatikan di antaranya menyangkut isi pembicaraan, logika murid, ketepatan penggunaan bahasa, relevansi pembicaraan dengan kepentingan dan tingkat kematangan anak, dan juga Kegiatan proses belajar mengajar bagi wacana ini erat hubungannya dengan kegiatan di dalam proses belajar mengajar membaca, karena wacana di sini berperan sebagai bahan bacaan. Pada dasarnya, ada dua kelompok strategi kegiatan yang dapat digunakan. Pertama, Seperti halnya wacana dialog, wacana monolog ini pun dapat digolong-golongkan. Salah satu penggolongnnya adalah berdasarkan pemakaiannya, wakni wacana monolog lisan dan wacana tertulis.
  • 7. Strategi untuk kedua bentuk agar terlihat berbeda A. Srategi dengan Tugas Sederhana Srategi dengan Tugas Sederhana adalah kegiatan membaca yang disertai dengan satu atau dua jenis tugas keterampilan khusus. Beberapa strategi yang tergabung pada kelompok ini diantaranya: 1. Mencari pokok pikiran; 2. Membedakan fakta penalaran dan opini; 3. Membedakan lapora, infrence dan judgement, seperti yang di kemukakan oleh aliah abdullah. 4. Strategi lain misalnya: melengkapi (grup cloze) 5. Mengurutkan kembali (grup squencing) seperti yang dikemukakan oleh solo samosir. 6. Disamping itu ada strategi: pemberian judul; dan 7. Pencarian utama.
  • 8. 1. Mencari fakta tersurat dan detail penunjang; Agar dapat menyimpulkan pokok pikiran dari bahan bacaan sebagai tujuan utama membaca, kita harus dapat mengenal, menggunakan, menghubungkan unsur-unsur dari bahan bacaan itu. Unsur- unsur itu adalah fakta-fakta, detail penunjangnya, kejadian, topik, dan sebagiannya sebagai data yang dapat dibuktikan oleh bahan yang tersurat. Karna itu tersusun dalam fakta dan detail bacaan, maka menemukan, mengenal, mengklarifikasikan unsur-unsur itu adalah langkah permulaan yang penting yang harus dikuasai oleh pembaca secara mahir. Contoh: A. Tugas 1. Sebutkan jenis barang yang dipamerkan berdasarkan wavana di bawah ini! 2. Untuk aoakah diadakan pameran itu, dan berapa jumlah perusahaan yang ikut? B. Wacana: Pameran dagang india di indonesia Pemerintah india akan menyelenggarakan pameran barang-barang mesin di Jakarta bulan Maret tahun depan. Pameran ini dinamakan "indee1979" dan akan merupakan pameran terbesar yang pernah diselenggarakan oleh pemerintah india di Asia tenggara. Demikian keterangan kedubes India di Jakarta. Sekitar 350 perusahaan india disektor pemerintahan maupun swasta akan turut serta dalam pameran ini. Dan para direktur perusahaan itu akan mencari kemungkinan kerjasama dengan pengusaha-pengusaha di Indonesia. Pameran yang akan memakan tempat 7.300 m2 akan memamerkan mesin-mesin barat, alat-alat angkutan, mesin-mesin konsttuksi, alat-qlat transmisi dan distribusi tenaga, mesin-mesin pertanian, pompa diesel, dan mesin-mesin untuk alat ringan. Juga akan dipanerkan kemajuan-kemajuan. Teknologi yang telah tercapai di India, seperti: computer komponen kapal terbang, model-model satelit ruang angkasa, reactor atom dan sebagainya. Selama pameran langsung akan diselenggarakan seminar-seminar oleh ahti terkemuka india di bidang industri kecil maupun nuklir (Ss).
  • 9. 2. Membedakan fakta penalaran dan opini; Pokok pikiran terkadang terlihat adegan jelas; karena tersurat dalam salah satu kalimat pada paragraf yang dibaca. Terkadang sebagai kalimat pertama ataupun sebagai kalimat terakhir. Adapun pokok pikiran yang tidak tersurat tetapi tersirat. Dalam hal ini pembaca harus mencari arti dari tiap kalimat, kemudian menghubungkan arti- arti itu dengan hal-hal biasa menurut pengalamannya, issu, topik, dan lain-lain. Pokok pikiran yang tersirat dalam paragraf demikian itu biasanya dibentuk atau dikonsep dalam pikiran pembaca. Contoh: A. Tugas 1. Garis bawahilah kalimat yang berisikan pokok pikiran pada wacana berikut ini! 2. Berilah kurung kurawal pada bagian yang menjelaskan pokok pas tersebut! B. Wacana "Kalau hari ini engkau dapat uang, aku tidak tahu lagi ke mana harus mengutang beras, " kata Fatimah kepadanya, menuangkan kopi untuknya, "Gulanya telah habis". Kepada Bibi Tatting aku telah mengutang lima liter. Belum juga kita ganti sudah seminggu.
  • 10. 3. Membedakan fakta penalaran dan opini Strategi ini membuat seseorang menjadi pembaca yang kritis. Ia harus memiliki kemampuan memisahkan fakta penalaran dari opini walaupun keduanya terdapat dalam bahan teks yang sama. Kemampuan ini dapat dicapai dengan melatih pembaca memperhatikan tiap-tiap pertanyaan yang diberikan oleh bahan dan menilainya sendiri- sendiri dan penalaran dari kenyataan yang dikemukakan. Dengan latihan ini pembaca bisa terampil membedakan antara fakta dan opini dan tidak mudah di ombang ambing oleh hadirnya data yang terlihat yang seakan-akan daoat dibuktikan secara nyata. Tulisan semacam ini biasanya ditulis oleh ahli-ahli politik dalam menggunakan gagasan- gagasannya dalam kampanyeu ataupun dalam mempromosikan partainya. Muslihat penulisan ini juga sangat disenangi oleh pemassng-pemasang iklan dan propagandis. Mereka menempatkan fakta dan opini dalam satu konteks agar terlihat seakan-akan opini itu ditunjang oleh fakta . Contoh: A. Tugas Pilihlah dari wavana di bawah berikutbyang mana yang mengemukakan fakta dan mana yang opini B. Wacana: 1) Gaun-gaun untuk kesempatan formal, misalnya rok mini dengan rimole/ kerutan elsstik dipinggang plus bus luar (bolero) yang serba longgar dan lebar, kini muncul dengan warna- warna khaki. Demikian juga dengan rok-rok tanpa garisan pinggang yang memberi kebebasan gerak. Untuk kesempatan yang agak lebih formal, gaun berlengan 3/4 dari bahan polos atau bergaris yang dipadu dengan bahan putih untuk kerah, saku, dan manset memberi kesan anggun.
  • 11. 4) Membedakan laporan (report) inference, dan judgement Langkah langkah selanjutnya adalah mengaitkan semua langkah-langkah. Yang dibicarakan di atas menjadi satu kesatuan. Perlu diketahui bahwa menafsirkan arti yang tersurat dari suatu bahan bacaan adalah langkah yang paling sukar, apalagi bagi pembaca yang kurang biasa membaca dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam memupuk dan melatih siswa wa untuk mencapai keterampilan tersebut, guru perlu mengingatkan siswanya bahwa kadang- kadang pokok pikiran tidak tersurat secara jelas. Walaupun demikian, semua bahan tentu bermaksud membicarakan sesuatu, dan sesuatu itu terbentuk di dalam pikiran pembaca. Kongkritnya ialah bahwa dalam satu paragraf kita bisa dapati beragam kalimat yang berbeda sifatnya. Kadang-kadang dimulai dengan laporan atau judgment, kadang-kadang juga dimulai dengan keterangan yang tak jelas atau tak tersurat ( implicit). Dengan melatih siswa memilah-milah kalimat yang berlainan sifatnya itu, dalam satu atau lebih paragraf yang utuh, dapatlah kiranya kita sebagai guru membantu siswanya agar mereka lebih kritis dalam menganalisis suatu bacaan. Sebagai keterangan tambahan perlu dibedakan bahwa laporan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan melaporkan suatu keadaan, kejadian, ataupun fakta lain. Inference berarti menarik kesimpulan dari fakta-fakta tertulis atau hal-hal yang diketahui dari suatu bacaan. adapun suatu maksud yang tersirat dalam bahan yang tersurat sedangkan judgement berarti pernyataan yang berisi pendapat, keputusan atau pertimbangan. Contoh: A. Tugas: telitilah wacana berikut ini satu persatu kemudian carilah bagian-bagian dari tiap cuplikan yang berisi laporan, inference, atau judgment! B. Wacana: 1) Tenis Kalau bjron mampu menjadi juara lagi dalam turnamen tenis Wimbledon tahun ini, ia akan menerima hadiah 20.000 poundsterling atau kira-kira 25 juta rupiah, 1000 pon lebih banyak dari hadiah yang diterimanya tahun lalu. Juara tunggal putri akan mengantongi 18000 pond (22,5 juta rupiah), 900 ponund lebih banyak dari hadiah untuk juara tahun lalu (Martina navratilova)? Turnamen tenis tradisional yang termasyhur ini memang meningkatkan nilai hadiah hadiahnya untuk para pemenang tahun ini. Menurut pengumuman hari Selasa jumlah nilai hadiah seluruhnya adalah 277. 066 pound, suatu kenaikan lebih dari 10000 pound (AP)
  • 12. 5) Melengkapi (Grup Cloze) Strategi ini ditempuh melalui cara menyajikan wacana yang beberapa kata dihilangkan kepada setiap siswa dalam kelompoknya. Siswa bertugas memikirkan konteks wacana dan mengisi tempat yang telah dikosongkan supaya arti wacana secara keseluruhan terlihat atau terwujud kembali seperti aslinya. Satu paragraf awal atau beberapa kalimat permulaan diberikan utuh (tak ada kata kata yang dihilangkan) untuk memberikan arah wacana dan gaya penulisannya. Sesudah itu kata-kata dihilangkan secara beraturan, misalnya setiap kata yang kelima, keenam, ketujuh, dan seterusnya, sampai dengan kata yang ke-12, bergantung kepada ada tingkat kesukaran dari wacana yang dipilih dan kemampuan siswa. Kadang-kadang dapat juga cara yang beraturan itu dilanggar atau dihindari sehingga kata-kata yang dihilangkan (tempat yang dikosongkan) dapat menghangatkan situasi diskusi dalam kelompok. Grup Cloze dan pemahaman siswa Dalam "grup cloze" siswa terlibat langsung, dalam diskusi mengenai arti dan isi wacana secara keseluruhan,tapi karena tugas pokoknya memilih kata dan mengisikan nya Pada tempat yang telah dikosongkan, maka pada umumnya pusat perhatiannya tertuju pada tingkat kata atau kalimat dalam wacana. Karena bobot kegiatan diskusi yang begitu intensif dan memerlukan penanganan yang cermat maka "grup Cloze" dapat memberikan wawasan yang baik untuk peningkatan pemahaman siswa. Keuntungan-keuntungan "Group Cloze" Hal-hal lain di samping beberapa hal yang telah disebutkan terdahulu secara "implisit, yang dapat diambil sebagai keunggulan dari "Group Cloze" adalah sebagai berikut: 1. Group Cloze (GC) dapat menjadi alat yang, ideal untuk mendorong siswa, tanggap, akan bacaan puisi, dan lain-lain. 2. Group Cloze dapat menjadi batu loncatan untuk menganalisis gaya penulis atau penulisan wacana. 3. Group Clozedapat dipakai sebagai latihan persiapan atau tanggapan untuk memikirkan dan memahami maksud dan tujuan penulisan wacana yang dibaca. 4. Group Cloze dapat dipakai latihan atau ukuran praktis akan pengetahuan dan pemahaman tata bahasa siswa. 5. Group Cloze dapat mempengaruhi dan memperbaiki penganalisisan atas karangan siswa sendiri
  • 13. 6) Mengurutkan kembali (Group Sequencing) Beberapa bagian dari suatu wacana atau teks (prosa, puisi, seperangkat perintah atau petunjuk dan sebagainya yang diubah urutannya atau susunannya dipersiapkan sebagai bahan diskusi titik bekerja berpasang-pasangan seperti pada "Group Cloze", siswa diminta menyusun bagian-bagian wacana tersebut sedemikian rupa sehingga mempunyai urutan yang memberi pengertian yang utuh secara keseluruhan seperti susunan atau urutan aslinya. Setelah bekerja dan berdiskusi, sepanjang siswa telah mencapai kata sepakat dan menetapkan urutan dari bagian-bagian wacana tersebut, maka kemudian pasangan tersebut membandingkan an-an mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan hasil pekerjaan pasangan lain kemudian dengan semua hasil pasangan dalam kelompok besar. Dalam kelompok besar hasil pasangan didiskusikan satu persatu sampai tercapai hasil kesepakatan kelompok. Dalam hasil kerja pasangan akan terlihat bahwa wa ada siswa menetapkan urutan-urutan dengan tidak memperhatikan arti keseluruhan wacana. Dalam hal ini wacana asli dari pengarang yang ditunjukan kepada siswa dan mendiskusikannya kembali. Sewaktu melaksanakan tugas pengurutan tersebut siswa wa akan cenderung memusatkan perhatiannya nya pada petunjuk-petunjuk (clues) tanda tanda baca, tata kalimat, satuan-satuan arti kata, kelogisan argumentasi pengarang dan pada arah pokok pikiran yang dituju wacana yang sedang diurutkan itu. Contoh A. Tugas Susunlah bagian-bagian wacana berikut sehingga mengandung arti/maksud secara utuh seperti semula! B. Wacana 1. “kau tidak membeli apa-apa untukku?” 2. “ibu!” pyong Ngurah ketik janda itu mulai lagi menyebut-nyebut perempuan yang dibencinya
  • 14. 7. Pemberian judul Apabila cara ini dilakukan, kelas dibagi menjadi 4 kelompok. setiap dua kelompok diberi tugas membaca dan menelaah wacana yang sama tanpa judul. Setelah masing- masing diberi kesempatan menelaah antara 10-15 menit, mereka berdiskusi kelompok selama 10-15 menit untuk menentukan judul yang tepat bagi wacana yang ditelaahnya. Kemudian masing-masing kelompok menyerahkan judul mereka mereka secara tertulis kepada guru. Kegiatan diskusi dimulai dengan pembacaan salah satu judul yang diambil secara random oleh guru. Kelompok yang judulnya terbaca tadi tampil ke depan kelas. Salah seorang juru pembicaranya memberikan penjelasan berbagai alasan mengapa judul itu dipilih. Tanggapan pertama diberikan kepada kelompok lain yang sama wacananya dengan kelompok yang tampil kemudian diberikan kepada kelompok lain yang berbeda wacananya untuk menanggapi titik setelah itu kelompok pemilik judul diberi kesempatan terakhir untuk menjawab atau menjelaskan semua tanggapan yang masuk titik akhirnya tanggapan, koreksi, dan arahan dari guru untuk
  • 15. 8) Pencarian Tema Strategi ini dapat dilakukan secara klasikal kelompok maupun individual. Kepada murid-murid diberikan, sebuah wacana lengkap, kemudian mereka menelaahnya secara seksama. Setelah itu mereka menentukan temanya. Sebelum kegiatan ini dilaksanakan sebaiknya guru menjelaskan terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan tema atau ide dasar itu, karena penentuannya kadang-kadang tidak mudah. hal ini disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa tema atau ide dasar itu kebanyakan tersembunyi atau tersirat. Hanya sedikit yang tersurat. bagi yang tersurat tema pada umumnya sama dengan topik atau judul suatu wacana, sedangkan bagi yang tersirat banyak sekali variasinya tersembunyi yang mendorong seseorang
  • 16. B. Strategi dengan tugas kompleks Yang dimaksud dengan strategi ini adalah kegiatan membaca wacana yang disertai oleh lebih dari dua jenis keterampilan khusus. Strategi ini dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan individual, kelompok, ataupun klasikal. Pada prinsipnya, untuk melaksanakan kegiatan ini, murid harus menguasai beberapa bentuk keterampilan khusus, sehingga tugas yang diberikan Nya pun tidak hanya terbatas pada satu atau dua tugas saja, tetapi lebih dari itu. malahan penguasaan pengetahuan bidang yang satu dengan yang lain perlu dipadukan disamping pemaduan kegiatan yang berbeda-beda dalam satu periode proses belajar-mengajar. Contoh pertama berikut ini merupakan kegiatan pemahaman beberapa jenis tanda, baca yang disajikan melalui sebuah wacana tanpa tanda baca dan mekanik bahasa titik setiap tanda baca atau mekanik bahasa, diminta diisi melalui nomor-nomor. Untuk itu murid harus menelaah secara teliti isi wacana. Pada contoh kedua murid harus melakukan kegiatan memahami wacana, memperbaiki atau mengganti kata-kata, menentukan batas-batas alinea dan inti alinea, serta menentukan jenis kegiatan berbicara yang lebih tepat menurut cirinya. Pendeknya kegiatan dan keterampilan yang dibutuhkan cukup kompleks. Contoh ke-1: A. Tugas Bacalah wacana di bawah ini, dan lengkapilah dengan tanda baca atom mekanik bahasa yang tepat dari yang tertera berikut ini a. Titik (.) b. Koma (,) c. Tanda hubung d. Titik dua e. Huruf besar semua f. Huruf besar g. Titi koma h. Garis miring Umpama untuk kalimat no 1 pada wacana berikut, tanda baca yang tepat adalah huruf besar semua (e). Jadi jawabannya adalah (1) = e. B. Wacana: Perpustakaan bagi ibu rumah tangga. (2) salah satu tanda wanita maju adalah kemampuannya untuk bekerja walaupun suaminya sudah mampu membiayai kebutuhan hidup rumah tangganya (3), (4) ketidaktergantungan hidup kepada suami menunjukkan gejala bahwa wanita pada permulaan abad ke (5) 20 ini (6) (7) namun (8) uptrend stasi yang dicapai wanita pada umumnya (9) tidak selamanya dapat dicapai secepat prestasi yang dijangkau kaum pria (10) (11) hal ini antara lain karena wanita mempunyai tugas dan kewajiban di dalam kodratnya (12) (13) ia harus mengurus rumah tangga (14) mengenai pendidikan anak-anak secara langsung (15) memegang urusan dapur (16) (17) pemakaian suami (18) sekolah anak-anak (19) menjaga hubungan dengan keluarga baik dari pihak istri maupun pihak suami (20) (21) itu semuanya biasa dan sangat lumrah diatur oleh istri (22) (23) dari (24) majalah (25) kesehatan (77) (28) 43 (29) tahun VI (30) 74.
  • 17. c. Kecakapan Khusus yang Diharapkan Untuk wacana monolog pada umumnya, murid-murid diharapkan terampil menguasai antara lain: (1) masalah rangkaian dan kaitan; (2) masalah rujukan (reference) ; dan (3) masalah pola pikir dan pengembangan wacana. Semua ini berkaitan dengan aspek analisis wacana monolog. Dalam kaitanya dengan pengajaran, keterampilan khusus itu sebenarnya dapat disederhanakan menjadi tiga macam. 1). Keterampilan membuat wacana untuk monolog lisan yaitu kemampuan menyusun sendiri cerita pengalaman, dan lain-lain. 2). Keterampilan memahami wacana terutama bagi wacana monolog tertulis. 3). keterampilan mengaitkan pengetahuan wacana dengan kehidupan berbahasa yang nyata. Seperti telah dikemukakan di depan, pengajaran wacana monolog tertulis berkaitan dengan membaca. Oleh karena itu berbentuk terampilan yang diharapkan tidak berbeda jauh dengan keterampilan membaca, terutama yang berkenaan dengan pemahaman teks atau wacana. Untuk keterampilan ini ada baiknya diperhatikan pendapat Barret seperti yang terlihat di dalam saudaran Hafni, (1981).
  • 18. Semua keterampilan tersebut diharapkan terjemah di dalam diri murid titik agar hal tersebut tercapai maka terlebih dahulu guru harus menguasai nya bahkan harus lebih dari itu. Pemilikan keterampilan ini merupakan ciri khas guru yaitu terampil memilih, menggunakan strategi dan teknik yang tepat dalam kegiatan an-najah mengajar termasuk pengajaran wacana. Dimensi-dimensi pertanyaan untuk membantu siswa lebih memahami teks A. Kedalaman pemahaman 1. Arti yang eksplisit di dalam teks 2. Hubungan gramatika di dalam teks. 3. Hubungan leksikal di dalam teks. 4. Hubungan logis di dalam teks. 5. Hubungan retorik di dalam teks. 5. Hubungan antara penulis dan teks yang menyangkut sikap, maksud,dan seterusnya. 7. Hubungan antara pembaca dan teks yang menyangkut reaksi, prasangka, proyeksi, dan seterusnya. 8. Evaluasi dan penerimaan. B Kompleksilas Struktural Jenis pertanyaan • 1. Umum • 2. Kata tanya • 3. Alternatif "atau" • 4. Kenapa?/ Apakah arti... • Bagiana kerjanya...? • 5. Pertanyaan • 6. Pertanyaan pilihan jamak Jenis jawaban • 1. Ya/tidak • 2. Satu kata/frasa pendek • 3. Satu kata/Frasa pendek • 4. Anak kalimat/kalimat/ paragraf • 5. Betul/salah • 6. Nonbahasa(tanda cek, tanda silang, garis bawah, dan seterusnya)