Dokumen tersebut membahas tentang bahasa baku Indonesia. Secara umum, bahasa baku adalah bahasa standar yang ditetapkan pemerintah untuk menyatukan berbagai dialek di Indonesia. Bahasa baku memiliki fungsi sebagai alat komunikasi resmi dan pemersatu bangsa. Pemakaian bahasa baku harus sesuai dengan aturan gramatika dan kaidah yang telah ditetapkan.
bersama pak wisnu gtg
pas ini aku tidur di kelas haha --" tp pas menit terakhir aja kok dan tetep nyatet tapi ya gitu catetannya ga kebaca haha
ngerjainnya pas studio haha ~
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
Esai amatir selanjutnya, dibuat untuk memenuhi syarat menjadi keanggotaan "pusat study konsultasi hukum". Esai ini hanya sekedar menggambarkan, betapa berwarnanya sistem hukum yang ada di Indonesia. Mulai dari sistem turunan dari para kolonial dahulu kala hingga sistem hukum adat dan agama (Islam). Semoga bermanfaat, Merdeka.
bersama pak wisnu gtg
pas ini aku tidur di kelas haha --" tp pas menit terakhir aja kok dan tetep nyatet tapi ya gitu catetannya ga kebaca haha
ngerjainnya pas studio haha ~
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
Esai amatir selanjutnya, dibuat untuk memenuhi syarat menjadi keanggotaan "pusat study konsultasi hukum". Esai ini hanya sekedar menggambarkan, betapa berwarnanya sistem hukum yang ada di Indonesia. Mulai dari sistem turunan dari para kolonial dahulu kala hingga sistem hukum adat dan agama (Islam). Semoga bermanfaat, Merdeka.
ragam bahasa dalam mata kuliah bahasa indonesiaNadhifPandyaS
ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Bahasa Indonesia memiliki ragam bahasa yang tidak sedikit jumlahnya. Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa berdasarkan waktunya, ragam bahasa berdasarkan medianya, dan ragam bahasa berdasarkan pesan komunikasinya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menafaatkan unsur logam dan nonlogam untuk keperluan transportasi, industri, dan bangunan. Penggunaan logam dan nonlogam makin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan industri.
Dari 109 unsur yang telah di temukan, ada 92 unsur yang terdapat di alam dan 70 unsur diantaranya adalah logam. Hanya sebagian saja dari logam – logam ini yang dimanfaatkan oleh manusia secara meluas. Alam Indonesia kaya akan bijih logam yang ada dalam perut bumi Indonesia. Untuk itu, anda harus mengetahui ilmu dan teknologi untuk mengolahnya.
Logam di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk senyawa, bukan unsur bebas. Senyawa logam terdapat dalam berbagai batuan dalam kerak bumi. Batuan yang mengandung senyawa logam dalam kadar tinggi disebut Bijih. Senyawa logam yang dikandung bijih disebut mineral.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang unsur non-logam nitrogen. Nitrogen adalah salah satu unsur golongan V A yang merupakan unsur nonlogam dan gas yang paling banyak di atmosfer bumi. Nitrogen terdapat dalam bentuk unsur bebas di udara (78% volume), sebagai ammonia yang berasal dari senyawa – senyawa nitrogen, serta dalam beberapa mineral, seperti kalium nitrat. Nitrogen merupakan unsur yang relatif stabil, tetapi membentuk isotop – isotop yang 4 diantaranya bersifat radioaktif.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Makalah bahasa indonesia baku
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah dasar kehidupan setiap manusia,karena dengsn bahasa setiap orang dapat
berkomunikasi dan dapat menyampaikan tujuannya kepada setiap orang. Agar informasi yang
kita sampaikan dapat diterima baik dan dapat dipahami orang maka bahasa yang kita gunakan
harus seragam agar interaksi dengsn setiap orang dapat berjalan dengan baik.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting yang kita gunakan di Indonesia, Bahasa
Indonesia di buat agar dapat menyatukan keragaman yang sangat luas di Indonesia terkhusus
keberagaman suku yang tentunya memiliki bahasa daerah masing-masing.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang baku yakni bahasa yang sudah
di tetapkan pemerintah Indonesia dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 52
Tahun 1972 dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 12 Oktober
1972 No. 0156/P/1972. Untuk mewujudkan pembakuan bahasa Indonesia diterbitkan buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan buku Pedoman Umum
Pembentukan Istilah oleh Depdikbud pada tahun 1975. Kemudian pada tahun 1998
diterbitkan lagi Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Buku-buku tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman penggunaan bahasa
Indonesia baku.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahasa baku ?
2. Bagaimana fungsi bahasa baku ?
3. Bagaimana sifat bahasa
4. Bagaimana ciri-ciri bahasa baku ?
5. Bagaimana cara pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik dan benar ?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian bahasa baku.
2. Menjelaskan fungsi bahasa baku.
3. Menjelaskan sifat bahasa baku.
4. Menjelaskan ciri-ciri bahasa baku.
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Bahasa Baku
Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang dapat menghubungkan seseorang
dengan yang lainnya. Pada kaidahnya Bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu
bahasa baku dan bahasa tidak baku. Bahasa baku yaitu kata atau kalimat yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. Pedoman yang digunakan adalah (KBBI), Pedoman Pembentukan
Istilah, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dialek yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
disebut bahasa tidak baku. Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard
language dalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali
diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926.
Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya telah
ditentukan oleh negara. Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Baku
atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan
bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam
masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan
maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada
sistem pendidikan negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks resmi.
Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa
tidak baku dan sesuka hati.
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya
telah dimodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat
Indonesia secara luas.
Menurut Kosasih dan Hermawan (2012) kata baku adalah kata yang cara pengucapan
ataupun penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang
dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus.
Kata baku digunakan dalam konteks ragam baku, baik lisan maupun tulisan. Sementara
kata tidak baku digunakan dalam ragam tidak baku. Ragam bahasa baku dapat dibatasi
dengan beberapa sudut pandang, di antaranya: (1) sudut pandang kebakuan bahasa yang
digunakan, (2) sudut pandang informasi, dan (3) sudut pandang pengguna bahasa.
4. Berdasarkan sudut pandang kebakuan bahasa, bahasa baku adalah bahasa yang baik tata
tulis, kosakata, maupun tata bahasanya sesuai dengan hasil pembakuan bahasa. Dari sudut
pandang informasi, bahasa baku adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi
tentang ilmu pengetahuan. Lalu berdasarkan sudut pandang pengguna bahasa, ragam bahasa
baku dapat dibatasi dengan ragam bahasa yang lazim digunakan oleh penutur yang paling
berpengaruh, seperti ilmuan, pemerintah, tokoh masyarakat, dan kaum jurnalis atau
wartawan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kata baku adalah kata-kata
yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai dengan
kaidah-kaidah yang dibakukan. Baku tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan,
gramatika, dan kenasionalan-nya (Chaer,2011).
Menurut Moeliono dalam Chaer (2011) lafal baku bahasa Indonesia adalah lafal yang
tidak menampakkan lagi ciri-ciri bahasa daerah atau bahasa asing seperti contoh berikut.
Tidak Baku Baku
rapet rapat
cuman cuma
dudu’ duduk
gubug gubuk
Lalu baku dari sudut pandang ejaan berarti semua kata yang tidak ditulis menurut kaidah
yang diatur dalam EYD adalah kata yang tidak baku. Sementara yang ditulis sesuai dengan
aturan EYD adalah kata yang baku.
Tidak Baku Baku
Ekpres ekspres
Komplek kompleks
sistim sistem
do’a doa
jum’at Jumat
5. Secara gramatikal kata-kata baku ini harus dibentuk menurut kaidah-kaidah gramatika.
Perhatikan kata-kata ngontrak, sekolah, tinjau, kedudukkan, dan bikin bersih pada kalimat-
kalimat berikut!
a. Beliau ngontrak rumah di Cilandak
b. Seorang ibu sedang urus KJP anaknya
c. Rumah ini akan dikontrakan
d. Tolong bikin rapi kelas ini
Bentuk baku kata ngontrak pada kalimat (1) adalah mengontrak. Bentuk baku kata urus
adalah kata mengurus; sebuah awalan me- harus digunakan secara konsisten. Bentuk baku
kata dikontrakan adalah dikontrakkan (dua k). Lalu, bentuk baku kata bikin rapi adalah
rapikan.
Kata serapan dari bahasa asing disebut baku kalau ejaannya telah dibuat menurut
pedoman penyesuaian ejaan bahasa asing seperti yang disebutkan dalam EYD maupun dalam
buku Pedoman Pembentukan Istilah (Depdikbud dalam Chaer,2011)
Tidak Baku Baku
standard standar
standarisasi standardisasi
kolektip kolektif
certifikat sertifikat
analisa analisis
2.2.Fungsi Bahasa Baku
Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat bekerja sama atau berkomunikasi di dalam
kehidupan bermasyarakat. Untuk sebenarnya dapat juga digunakan dengan cara lain
misalnya: isyarat, lambang-lambang, gambar, atau kode-kode tertentu lainnya.
Adapun fungsi bahasa Indonesia standar atau baku (Jamilah, 2017) adalah sebagai
berikut:
a. Dipergunakan dalam wacana teknis,
Misalnya: Karangan ilmiah (skripsi, tesis, disertasi), makalah, buku-buku pelajaran
sekolah, laporan-laporan resmi, dan sebagainya.
6. b. Sebagai alat komunikasi resmi
Yakni dalam surat-menyurat resmi, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan
oleh instansi resmi, undang-undang, surat-surat keputusan, dan sebagainya.
c. Digunakan dalam pembicaraan dengan orang-orang yang dihormati. Termasuk
diantaranya adalah pembicaraan dengan orang yang belum akrab atau belum kenal.
d. Digunakan dalam pembicaraan di depan umum,
Misalnya: khutbah, ceramah, perkuliahan, pidato, seminar, rapat resmi kenegaraan.
Secara umum, fungsi bahasa baku adalah sebagai berikut :
a. Sebagai fungsi pemersatu, Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah.
Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat
berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa.
b. Sebagai fungsi pemberi kekhasan, Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari
bahasa yang lain atau satu negara dengan negara lainnya berbeda, karena itu
digunakan sebagai salah satu ciri dari suatu negara. Melalui fungsi itu, bahasa baku
memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
c. Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa atau
prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang mencapai
kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku
sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang mahir berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.
d. Sebagai fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa
dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas. Norma dan kaidah
itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau
golongan (Setiawati, 2016)
2.3.Sifat Bahasa Baku
Dalam penggunaannya bahasa baku tiga sifat utama yaitu:
a. Kemantapan yang Dinamis.
Kematapan yang dinamis ini diwujudkan melalui kaidah dan aturan kebahasaan
yang bersifat tetap.
7. b. Cendekia
Kecendekiaan bahasa terwujud melalui penyusunan kalimat, paragraf, dan
kesatuan bahasa yang lebih besar yang menunjukan penalaran dan pemikiran yang
logis, teratur dan masuk akal.
c. Penyeragaman Kaidah
Ada kaidah-kaidah bahasa yang bersifat tetap, berlaku resmi untuk kepetingan
resmi dan dipahami secara sama oleh seluruh pengguna bahasa baku.
2.4.Ciri – Ciri Bahasa Baku
Secara umum ciri- ciri bahasa baku, antara lain :
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Contoh : Baku - Tidak Baku
Saya - Gue
Ayah - Bokap
Merasa- Ngerasa
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Contoh : Baku - Tidak Baku
Banyak guru - banyak guru - guru
Itu benar - itu adalah benar
Kesepakatan lain - dimantapin
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Contoh : Baku - Tidak Baku
Bagaimana - gimana
Begitu - gitu
Tidak - nggak/gak
4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
Contoh : Baku - Tidak Baku
Anak itu menangis - anak itu nangis
8. Ia mendengarkan radio - ia dengarkan radio
Kami bermain bola di lapangan - kami main bola di lapangan
5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Contoh : Baku - Tidak Baku
Siapa namamu ? - siapa namanya ?
Dan lain sebagainya - dan sebagainya
Sehubungan dengan - sehubungan
6. Tidak mengandung makna ganda, tidak rancu
Contoh : Baku - Tidak Baku
Menghemat waktu - mempersingkat waktu
Mengatasi berbagai ketinggalan - mengejar ketinggalan
7. Tidak mengandung arti pleonasme
Contoh : Baku - Tidak Baku
Para juri - para juri - juri
Hadirin - pada hadirin
Pada zaman dahulu - pada zaman dahulu kala
8. Ragam bahasa baku adalah ragam bahasa yang paling sedikit memperlihatkan ciri
kedaerahan.
9. Sistem bunyinya lebih kompleks.
10. Bahasa baku cenderung juga berbeda dari bahasa non baku dalam hal kaidah
pemberian tekanan pada kata.
2.5.Cara Pemakaian Bahasa Indonesia Baku Dengan Baik Dan Benar
Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan atau yang dianggap
baku adalah pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar. Dengan demikian bahasa
Indonesia baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa
atau gramatikal bahasa baku. Sebaliknya pemakaian bahasa Indonesia non baku dengan benar
9. adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku,
melainkan kaidah gramatikal bahasa nonbaku.
Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang
sesuai dengan fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia baku. Konsep baik dan benar dalam
pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun nonbaku saling mendukung saling
berkait. Konsep yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan
pemakaian bahasa yang benar.
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Kita harus
memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh karena itu, unsur
umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak
sasaran kita tidak boleh diabaikan.
Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa. Ada empat
hal yang harus diperhatikan, yaitu: tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.
Pengetahuan atas tata bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan bahasa lisan
dan tulisan. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki dalam penggunaan bahasa
tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan mengalami kesulitan dalam
bermain dengan bahasa.
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar:
1. Tata bunyi (fonologi), misalnya bunyi f,v,dan z. Contoh kata-kata yang benar adalah
fajar, motif, aktif, variabel, vitamin, devaluasi, zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip,
pariabel, pitamin, depaluasi, jakat, ijin. Masalah lafal juga termasuk aspek tata bunyi.
Pelafalan yang benar adalah kompleks, transmigrasi, ekspor, bukan komplek,
tranmigrasi, ekspot.
2. Tata bahasa (kata dan kalimat) misalnya, bentuk kata yang benar adalah ubah,
mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawabkan, bukan obah,
rubah, robah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban.
3. Aspek kosa kata (termasuk istilah), kata-kata seperti bilang, kasih, entar, dan udah
lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan, memberi, sebentar dan sudah dalam
penggunaan bahasa yang benar. Dalam peristilahan, istilah dampak (impact), bandar
udara, keluaran (output) dipilih sebagai istilah yang benar daripada istilah pengaruh,
pelabuhan udara, hasil (Alwi, 2000).
10. 4. Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, system, objek, jadwal, kualitas,
dan hierarki.
5. Dari segi maknanya, penggunaan bahas ayang benar bertalian dengan ketepatan
menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya dalam bahasa ilmu
tidak tepat jika digunakan kata yang sifatnya konotatif (kiasan).
11. BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan bahasa
manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Bahasa baku merupakan
bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh masyarakat pada suatu negara. Fungsi bahasa
yang utama adalah sebagai alat bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan
bermasyarakat. Untuk sebenarnya dapat juga digunakan dengan cara lain misalnya: isyarat,
lambang-lambang, gambar, atau kode-kode tertentu lainnya.
Bahasa Baku memiliki ciri-ciri yaitu tidak dipengaruhi bahasa daerah, tidak dipengaruhi
Bahasa asing, bukan merupakan ragam bahasa percakapan. Dalam penggunaannya bahasa
baku tiga sifat utama yaitu kemantapan yang dinamis, cendekia, dan penyeragaman kaidah.
Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang
sesuai dengan fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia baku. Konsep baik dan benar dalam
pemakaian bahasa Indonesia baik baku saling mendukung saling berkait. Konsep yang benar
adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa yang benar.
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Kita harus
memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh karena itu, unsur
umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak
sasaran kita tidak boleh diabaikan.
Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa. Ada empat
hal yang harus diperhatikan, yaitu: tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.
3.2.Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sumbangsi pikiran
dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
12. DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. (2000). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Chaer, Abdul. (2011). Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Jamilah. (2017). Penggunaan Bahasa Baku Dalam Karya Ilmiah Mahasiswa. Jurnal
Tarbiyah. 2(6). Hal : 41-51.
Kosasih, E. dan Hermawan, Wawan. (2012). Bahasa Indonesia Berbasis Kepenulisan Karya
Ilmiah dan Jurnal. Bandung : Thursina.
Setiawati, Sulis. (2016). Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Dalam
Pembelajaran Kosakata Baku Dan Tidak Baku Pada Siswa Kelas IV SD. Jurnal
Gramatika. 2(1). Hal : 44-51.