SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
WACANA MERUPAKAN SATUAN
BAHASA YANG PALING BESAR YANG
DIGUNAKAN DALAM KOMUNIKASI
satuan bahasa di bawah WACANA
adalah KALIMAT, KLAUSA, FRASE,
KATA, MORFEM dan BUNYI
WACANA
KALIMAT
Klausa
FRASE
KATA
morfem
Fonem/
bunyi
Secara berurutan: rangkaian fonem/bunyi membentuk morfem.
Rangkaian morfem membentuk kata. Rangkaian kata membentuk
frase. Rangkaian frase membentuk klausa. Rangkaian klausa
membentuk kalimat. Rangkaian kalimat membentuk wacana.
Pengertian
Analisis Wacana
Stubbs (1983) :
Analisis wacana merupakan suatu kajian
yang meneliti atau menganalisis bahasa
yang digunakan secara alamiah, baik
dalam bentuk lisan maupun tulis, yang
menekankan pada penggunaan bahasa
dalam konteks.
Pengertian
Analisis Wacana
Cook (1996) :
Analisis wacana merupakan kajian yang
membahas tentang wacana sedangkan
wacana adalah bahasa yang digunakan
untuk komunikasi.
Catatan:
• Data dalam AW selalu berupa teks, baik
teks lisan maupun tulis.
• Teks di sini mengacu pada bentuk
transkripsi rangkaian kalimat atau ujaran.
kalimat digunakan dalam ragam bahasa
tulis sedangkan ujaran digunakan untuk
mengacu pada kalimat dalam ragam lisan.
• Sumber data dalam AW adalah para
pemakai bahasa, namun jumlahnya
terbatas.
• AW pada umumnya bertujuan untuk
mencari keteraturan/keberterimaan
dalam masyarakat bukan kaidah seperti
pada tata bahasa.
J
E
N
I
S
W
A
C
A
N
A
Berdasarkan saluran komunikasi
Berdasarkan tujuan komunikasi
Berdasarkan peserta komunikasi
1. Jenis Wacana berdasarkan saluran komunikasi
1. Wacana tulis:
yaitu teks yang berupa rangkaian kalimat yang
menggunakan ragam bahasa tulis.
Contoh:buku, berita koran, makalah, dsb.
2. Wacana lisan:
yaitu rangkaian kalimat yang menggunakan
ragam bahasa lisan
Contoh: percakapan, khotbah, siaran radio/TV
Contoh wacana lisan:
A: Pagi. (selamat pagi)
B: pagi. (selamat pagi juga)
A: Kuliah jam berapa Analisis Wacana?
B: 7 (jam 7 pagi)
A: Kamu sudah di kampus?
B: Iyo (iya, saya sudah di kampus)
Contoh wacana Tulis
Disampaikan kepada semua mahasiswa program studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia agar besok pagi
mengikuti seminar bulan bahasa di aula kampus I Uki Toraja.
Kalimat pada wacana lisan
cenderung kurang terstruktur
dibandingkan wacana tulis
1
Kalimat pada wacana lisan
cenderung berisi kalimat yang
tidak lengkap, sebaliknya wacana
tulis cenderung kalimatnya
lengkap
2
CIRI WACANA LISAN
DAN WACANA TULIS
3
Penggunaan majemuk subordinatif dalam
wacana lisan lebih sedikit apabila
dibandingkan bahasa tulis
4
bahasa dalam wacana lisan jarang
menggunakan piranti hubung / kata
penghubung karena didukung oleh
konteksnya, sedangkan dalam wacana tulis
sering menggunakan piranti penghubung,
misalnya: namun, akan tetapi, dsb.
5
Bahasa dalam wacana lisan cenderung tidak
menggunakan frase benda yang panjang,
sedangkan dalam wacana tulis
menggunakan frase benda yang panjang
Contoh: potensi diri masing-masing
6
Kalimat dalam wacana tulis cenderung
berstruktur Subjek-predikat, sedangkan
wacana lisan menggunakan struktur topik-
komen
7
Dalam wacana lisan, pembicara dapat
mengubah struktur/memperhalus ekspresi
yang kurang tepat pada saat itu juga,
sedangakan dalam wacana tulis, tidak dapat
dlakukan
8
Dalam wacana lisan, khususnya dalam
percakapan sehari-hari, pembicara
cenderung menggunakan kosakata umum,
sedangkan dalam wacana tulis sering
digunakan istilah teknis yang mempunyai
makna khusus
9
Dalam wacana lisan, sering diulang bentuk
sintaksis yang sama dan digunakan
sejumlah “pengisi” misalnya: saya pikir, jika
anda mengetahui apa yang saya maksud,
dsb. Sedangkan dalam wacana tulis tidak
digunakan
2.Jenis Wacana berdasarkan peserta komunikasi
1. monolog
2. dialog
3. polilog
Wacana monolog
Wacana yang disampaikan oleh seorang saja
sebagai pembicara, sedangkan pedengar
tidak memberikan tanggapan secara langsung
atas ucapan pembicara.
CONTOH:
“DOA”
Bapa Kami yang ada di surga
Dikuduskanlah namamu…….dst.
Wacana dialog
Wacana yang disampaikan oleh dua orang
dan terjadi pergantian peran / timbal balik
( dari pembicara menjadi pendengar,
demikian sebaliknya)
CONTOH:
Pina : “Cakar-cakar”
Cornelius: “Buka baru?”
Pina : “Iya Pak, silakan dipilih, murah tiga seribu”
Cornelius: “Ada diskonnya”
Pina : “Sudah murah minta diskon lagi”
Wacana polilog
Wacana yang disampaikan oleh lebih dari dua orang
dan masing-masing mempunyai peran yang
berbeda-beda
CONTOH:
Penyiar: “Sejak dulu wanita itu selalu dijadikan orang kelas
dua. Kita harus perjuangkan”.
Wartawan: “Itukan sesuai dengan kodratnya”
Wanita karier: “Bukan kodrat itu, tapi dibuat-buat oleh laki-laki
saja, karena laki-laki itu egois dan tidak mau
menerima kenyataan bahwa wanita juga bisa”
3. Jenis Wacana berdasarkan tujuan komunikasi
1. W. deskripsi
2. w. eksposisi
3. w. argumentasi
5. w. narasi
4. w. persuasi
Merupakan jenis wacana yang
ditujukan kepada penerima pesan
agar dapat membentuk suatu
citra/imajinasi tentang sesuatu hal.
Definisi:
Dari balik tirai, sabri melihat pohon-
pohon kelapa di seberang lembah
seperti perawan mandi, basah, segar,
penuh gairah. Pelepah-pelepah kuyup
adalah rambut basah yang terurai dan
jatuh di belahan punggung. Batang-
batang yang ramping dan meliuk-liuk
oleh embusan angin seperti tubuh
semampai yang melenggang tenang dan
penuh pesona
Contoh:
w. deskripsi
Bertujuan untuk menerangkan
sesuatu hal yang masuk akal kepada
penerima/ pembaca agar yang
bersangkutan memahaminya.
Definisi:
Tarzan tidak dapat berbahasa manusia karena sejak
lahir Tarzan hidup di hutan belantara, sehingga suara
yang didengarnya hanya suara binatang, dengan
demikian Tarzan hanya dapat menggunakan bahasa
binatang.
Contoh:
w. eksposisi
Merupakan jenis wacana yang berusaha
mempengaruhi pembaca/pendengar agar
menerima pernyataan yang dipertahankan,
baik yang didasarkan pertimbangan logis
maupun emosional (harus disertai bukti)
Definisi:
w. argumentasi
Obat herbal ini sangat mujarab untuk
membuat wajah anda menjadi kincrong
dalam sesaat, karena terbuat dari bengkoang
yang berfungsi untuk mencerahkan wajah,
dan hasilnya sudah terbukti, sudah banyak
para artis yang menggunakannya.
Contoh:
Merupakan jenis wacana yang berusaha
mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan
tindakan sesuai yang diharapkan penuturnyaDefinisi:
Contoh:
w. persuasi
Penjual : “Gratis Bu, ada yang gratis.
Rinso sekilo sekarang
berhadiah.”
Pembeli : “O..iya, apa sih hadiahnya ?
(dengan penuh rasa ingin tahu)
Penjual : “satu sabun LUX, cepat Bu,
sebelum habis”
Contoh tersebut, nampak bhw penjual
menginginkan agar pembeli
Segera membeli rinsonya.
Merupakan jenis wacana yang berisi
cerita.Definisi:
w. narasi
Dahulu kala, masyarakat Toraja dikenal dengan
kesaktiannya yaitu mampu membuat jenazah
jalan sendiri. Kesaktian yang dimiliki masyarakat
Toraja diketahui oleh beberapa daerah lain,
sehingga jika ada masyarakat Toraja yang
merantau ke daerah lain akan disegani/ ditakuti
COntoh:
Kohesi dan koherensi
Kohesi = kepaduan Koherensi = kerapian
Tersirat pengertian
kepaduan/keutuhan
Tersirat pengertian
pertalian/ hubungan
Mengacu pada aspek
bentuk/formal bahasa
Mengacu pada aspek makna
wacana/ aspek ujaran untuk
menghasilkan tindak ilokusi
Pengertian kohesi
• Brown dan Yule (1983:191),
“Unsur pembentuk teks itulah
yang membedakan sebuah
rangkaian kalimat itu sebagai
sebuah teks atau bukan teks.
Kohesi adalah hubungan
antarbagian dalam teks yang
ditandai oleh penggunaan
unsur bahasa”.
• Gutwinsky (1976:26),
“Kohesi adalah hubungan
antarkalimat di dalam
sebuah wacana, baik dalam
strata gramatikal maupaun
dalam strata leksikal
tertentu”.
Kohesi, Secara garis besar terdiri atas 2 bagian, yaitu:
1. Kohesi Gramatikal
2. Kohesi Leksikal
1. Kategori Kohesi Gramatikal
Kohesi Gramatikal terdiri atas 4
bagian:
Kohesi Gramatikal Pronomina
Kohesi Gramatikal Substitusi
Kohesi Gramatikal Elipsis
Kohesi Gramatikal Konjungsi
2. Kategori Kohesi Leksikal
Kohesi Leksikal terdiri atas 6 bagian:
 Kohesi Leksikal Repetisi: pemuda-pemuda
 Kohesi Leksikal Sinonim pahlawan-pejuang
 Kohesi Leksikal Antonim:putra-putri
 Kohesi Leksikal Hiponim: angkutan darat:
(kereta api, bis)
 Kohesi Leksikal Kolokasi: buku, koran, majalah
 Kohesi Leksikal Ekuivalensi: belajar, mengajar,
pelajar, pengajar, pengajaran
kohesi Gramatikal
Leksikal
pronomina
konjungsi
subsitusi
elipsis
Repetisi
Dinonim
Antoim
Hiponim
Kolokasi
ekuivalensi
1.A Kohesi gramatikal pronomina
Pronomina atau kata ganti terdiri
dari :
• kata ganti diri
• kata ganti penunjuk
• kata ganti penanya
• kata ganti penghubung
• kata ganti empunya
• kata ganti tak tentu.
a. kata ganti diri dalam bahasa Indonesia:
saya, aku, kita, kami, engkau, kamu,
kalian, anda, dia, mereka.
Contoh:
Sabri dan Hermin sedang duduk di
pinggir kolam. Mereka sedang asik
berbincang-bincang. Sebenarnya
mereka sedang menanti penjual
sara’ba dan pisang goreng, karena
sangat lapar.
b. kata ganti penunjuk bahasa Indonesia:
ini, itu, sini, situ, sana, di situ, di
sana, ke sini, ke sana.
Contoh:
ini baju Sabri, itu celananya.
Kemarin Dia beli di situ.
Kemudian Sabri pergi lagi ke sana
mencari sepatu dan kaos kaki.
c. kata ganti empunya bahasa Indonesia
ku, -mu, -nya, kami, kamu,
kalian, mereka.
Contoh:
Kata Sabri, bajuku, bajumu
sama-sama harganya
mahal. Kalian semua harus
tahu tentang ini.
d. kata ganti penanya bahasa Indonesia
apakah, siapakah, manakah.
Contoh:
Apakah yang kamu cari di sini Sabri?
Siapakah yang kamu pilih menjadi
teman hidupmu? Pikirkanlah baik-baik
hal ini, supaya jangan menyesal di
kemudian hari. Apakah kamu
menyadari untuk apa dan untuk siapa
kamu bekerja keras?
e. kata ganti penghubung bahasa Indonesia
yang, dan, atau
Contoh:
Sabri dan Hermin adalah mahasiswa
teladan. Kemarin mereka berdua
yang mendapat penghargaan atau
penghormatan dari Bupati sebagai
putra putri Toraja.
f. kata ganti tak tentu bahasa indonesia
siapa-siapa, masing-masing,
sesuatu, para.
contoh:
siapa-siapa yang mau ikut
berwisata ke Bali? Masing-
masing harus mempersiapkan
diri. Para peserta diharapkan
menabung dari sekarang.
1.B Kohesi gramatikal Substitusi
Kridalaksana, (1984:185),
“Substitusi adalah proses atau
hasil penggantian unsur
bahasa oleh unsur lain dalam
satuan yang lebih besar untuk
memperoleh unsur-unsur
pembeda atau untuk
menjelaskan suatu struktur
tertentu”.
• Substitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat
nominal, verbal, klausal, atau campuran
• misalnya ; satu, sama, seperti itu, sedemikian rupa,
demikian, begitu, melakukan hal yang sama.
• Contoh:
Surianto dan Razmin masuk ke warung bakso. Surianto
memesan bakso. Razmin juga mau satu. Keinginan
mereka rupanya sama. Kemudian mereka melakukan
hal yang sama yaitu mencampur baksonya dengan
lombok saus, kecap dan perasan jeruk.
1.C Kohesi gramatikal elipsis
Kridalaksana, (1984:185),
Peniadaan kata atau satuan lain yang
ujud asanya dapat diramalkan dari
konteks bahasa atau konteks luar
bahasa.
Contoh:
Rani dan Wasni senang sekali mendaki gunung. Tetapi
Paborrongan dan Marilia sebaliknya, mereka justru
senang memancing.
Paborrongan dan marilia
tidak suka mendaki gunung
Mengandung makna
1. D Kohesi Gramatikal konjungsi
Kridalaksana, (1984:185),
konjungsi digunakan untuk
menggabungkan kata dengan kata, frase
dengan frase, klausa dengan klausa,
kalimat dengan kalimat, dan paragraf
dengan paragraf.
Konjungsi dapat dikelompokkan atas:
1. Konjungsi adversatif: tetapi, namun
2. Konjungsi kausal: sebab, karena
3. Konjungsi koordinatif: dan, atau
4. Konjungsi korelatif: entah/entah
baik/maupun
5. Konjungsi subordinatif: meskipun, kalau,
bahwa
6. Konjungsi temporal: sebelum, sesudah
KOHERENSI
Ada 15 aneka sarana koherensi bagi paragraf:
1. penambahan/aditif: dan, juga, lagi pula
2. Seri/rentetan: pertama, kedua…berikut,
kemudian, selanjutnya, akhirnya
3. Pronomina/Kata ganti: itu, kamu, sana, dia, dsb.
4. sinonim/padanan kata: gadis-wanita
5. Repetisi/pengulangan kata: ibu melahirkan saya.
Ibu mengasuh saya….
6. keseluruhan: buku…terdiri atas 7 bab…setiap
bab terdiri atas sub judul…setiap sub judul
terdiri beberapa paragraf…setiap paragraf
terdiri atas beberapa kalimat…
7. Kelas ke anggota: angkutan darat: mobil,
kereta api.
8. Penekanan: jelaslah, nyatalah, sudah tentu.
9. komparasi/perbandingan: sama halnya, pun,
hal yang serupa, hal yang sama, tidak seperti.
10. kontras/pertentangan: namun, demikian,
sebaliknya.
11. Hasil/simpulan: jadi, demikian, oleh
karena itu
12. Pemberian contoh: umpamanya,
misalnya, contoh.
13. Kesejajaran/paralelisme: waktu dia
datang, saya sedang makan…
14. Lokasi/tempat
15. Kala/waktu

More Related Content

What's hot

ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIArief Kurniatama
 
makalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulismakalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulistyaarahman
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisMuhammad Idris
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemEster Emilia
 
Aliran aliran drama
Aliran aliran dramaAliran aliran drama
Aliran aliran dramaweny maniez
 
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa ProkemJargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa ProkemJenny Givany
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHariyatunnisa Ahmad
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakImam Suwandi
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDdodikdomek
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benardila monica
 

What's hot (20)

ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
makalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulismakalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulis
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatis
 
Analisis wacana
Analisis wacanaAnalisis wacana
Analisis wacana
 
tindak tutur
tindak tuturtindak tutur
tindak tutur
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 
Materi teori sastra
Materi teori sastraMateri teori sastra
Materi teori sastra
 
Aliran aliran drama
Aliran aliran dramaAliran aliran drama
Aliran aliran drama
 
Psikolinguistik ppt
Psikolinguistik  pptPsikolinguistik  ppt
Psikolinguistik ppt
 
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa ProkemJargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimak
 
Ppt puisi
Ppt puisiPpt puisi
Ppt puisi
 
Ragam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan TulisanRagam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan Tulisan
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benar
 
RPP BIPA
RPP BIPARPP BIPA
RPP BIPA
 

Similar to Substitusi adalah penggantian sebagian atau seluruh bagian suatu kata atau frasa dengan kata atau frasa lain yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.Contoh:- Sabri dan Hermin sedang berjalan-jalan di taman. Mereka berdua tampak senang.- Sabri dan Hermin sedang berkeliling di taman. Kedua orang itu tampak gembira.Dalam contoh tersebut terjadi penggantian:- berjalan-jalan -> berkeliling

Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaOki16
 
Wacana dalam Bahasa Indonesia
Wacana dalam Bahasa IndonesiaWacana dalam Bahasa Indonesia
Wacana dalam Bahasa IndonesiaSiti Hardiyanti
 
Soal bahasa dan sastra indonesia
Soal bahasa dan sastra indonesiaSoal bahasa dan sastra indonesia
Soal bahasa dan sastra indonesiaWarnet Raha
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIAZURYATI1
 
Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)
Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)
Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)azam_hazel
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxJenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxZukét Printing
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdfJenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdfZukét Printing
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxZukét Printing
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfZukét Printing
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyRezqan Farid
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyTina Lestary
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyTina Lestary
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 

Similar to Substitusi adalah penggantian sebagian atau seluruh bagian suatu kata atau frasa dengan kata atau frasa lain yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.Contoh:- Sabri dan Hermin sedang berjalan-jalan di taman. Mereka berdua tampak senang.- Sabri dan Hermin sedang berkeliling di taman. Kedua orang itu tampak gembira.Dalam contoh tersebut terjadi penggantian:- berjalan-jalan -> berkeliling (20)

Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
Wacana dalam Bahasa Indonesia
Wacana dalam Bahasa IndonesiaWacana dalam Bahasa Indonesia
Wacana dalam Bahasa Indonesia
 
Soal bahasa dan sastra indonesia
Soal bahasa dan sastra indonesiaSoal bahasa dan sastra indonesia
Soal bahasa dan sastra indonesia
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
 
Tugas bindo
Tugas bindoTugas bindo
Tugas bindo
 
Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)
Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)
Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxJenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdfJenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
 
ppt indo.pptx
ppt indo.pptxppt indo.pptx
ppt indo.pptx
 
Semantik_pptx.pptx
Semantik_pptx.pptxSemantik_pptx.pptx
Semantik_pptx.pptx
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
ppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptxppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptx
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

Substitusi adalah penggantian sebagian atau seluruh bagian suatu kata atau frasa dengan kata atau frasa lain yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.Contoh:- Sabri dan Hermin sedang berjalan-jalan di taman. Mereka berdua tampak senang.- Sabri dan Hermin sedang berkeliling di taman. Kedua orang itu tampak gembira.Dalam contoh tersebut terjadi penggantian:- berjalan-jalan -> berkeliling

  • 1. WACANA MERUPAKAN SATUAN BAHASA YANG PALING BESAR YANG DIGUNAKAN DALAM KOMUNIKASI satuan bahasa di bawah WACANA adalah KALIMAT, KLAUSA, FRASE, KATA, MORFEM dan BUNYI
  • 2. WACANA KALIMAT Klausa FRASE KATA morfem Fonem/ bunyi Secara berurutan: rangkaian fonem/bunyi membentuk morfem. Rangkaian morfem membentuk kata. Rangkaian kata membentuk frase. Rangkaian frase membentuk klausa. Rangkaian klausa membentuk kalimat. Rangkaian kalimat membentuk wacana.
  • 3. Pengertian Analisis Wacana Stubbs (1983) : Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulis, yang menekankan pada penggunaan bahasa dalam konteks.
  • 4. Pengertian Analisis Wacana Cook (1996) : Analisis wacana merupakan kajian yang membahas tentang wacana sedangkan wacana adalah bahasa yang digunakan untuk komunikasi.
  • 5. Catatan: • Data dalam AW selalu berupa teks, baik teks lisan maupun tulis. • Teks di sini mengacu pada bentuk transkripsi rangkaian kalimat atau ujaran. kalimat digunakan dalam ragam bahasa tulis sedangkan ujaran digunakan untuk mengacu pada kalimat dalam ragam lisan. • Sumber data dalam AW adalah para pemakai bahasa, namun jumlahnya terbatas.
  • 6. • AW pada umumnya bertujuan untuk mencari keteraturan/keberterimaan dalam masyarakat bukan kaidah seperti pada tata bahasa.
  • 7. J E N I S W A C A N A Berdasarkan saluran komunikasi Berdasarkan tujuan komunikasi Berdasarkan peserta komunikasi
  • 8. 1. Jenis Wacana berdasarkan saluran komunikasi 1. Wacana tulis: yaitu teks yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam bahasa tulis. Contoh:buku, berita koran, makalah, dsb. 2. Wacana lisan: yaitu rangkaian kalimat yang menggunakan ragam bahasa lisan Contoh: percakapan, khotbah, siaran radio/TV
  • 9. Contoh wacana lisan: A: Pagi. (selamat pagi) B: pagi. (selamat pagi juga) A: Kuliah jam berapa Analisis Wacana? B: 7 (jam 7 pagi) A: Kamu sudah di kampus? B: Iyo (iya, saya sudah di kampus) Contoh wacana Tulis Disampaikan kepada semua mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia agar besok pagi mengikuti seminar bulan bahasa di aula kampus I Uki Toraja.
  • 10. Kalimat pada wacana lisan cenderung kurang terstruktur dibandingkan wacana tulis 1 Kalimat pada wacana lisan cenderung berisi kalimat yang tidak lengkap, sebaliknya wacana tulis cenderung kalimatnya lengkap 2 CIRI WACANA LISAN DAN WACANA TULIS
  • 11. 3 Penggunaan majemuk subordinatif dalam wacana lisan lebih sedikit apabila dibandingkan bahasa tulis 4 bahasa dalam wacana lisan jarang menggunakan piranti hubung / kata penghubung karena didukung oleh konteksnya, sedangkan dalam wacana tulis sering menggunakan piranti penghubung, misalnya: namun, akan tetapi, dsb.
  • 12. 5 Bahasa dalam wacana lisan cenderung tidak menggunakan frase benda yang panjang, sedangkan dalam wacana tulis menggunakan frase benda yang panjang Contoh: potensi diri masing-masing 6 Kalimat dalam wacana tulis cenderung berstruktur Subjek-predikat, sedangkan wacana lisan menggunakan struktur topik- komen
  • 13. 7 Dalam wacana lisan, pembicara dapat mengubah struktur/memperhalus ekspresi yang kurang tepat pada saat itu juga, sedangakan dalam wacana tulis, tidak dapat dlakukan 8 Dalam wacana lisan, khususnya dalam percakapan sehari-hari, pembicara cenderung menggunakan kosakata umum, sedangkan dalam wacana tulis sering digunakan istilah teknis yang mempunyai makna khusus
  • 14. 9 Dalam wacana lisan, sering diulang bentuk sintaksis yang sama dan digunakan sejumlah “pengisi” misalnya: saya pikir, jika anda mengetahui apa yang saya maksud, dsb. Sedangkan dalam wacana tulis tidak digunakan
  • 15. 2.Jenis Wacana berdasarkan peserta komunikasi 1. monolog 2. dialog 3. polilog
  • 16. Wacana monolog Wacana yang disampaikan oleh seorang saja sebagai pembicara, sedangkan pedengar tidak memberikan tanggapan secara langsung atas ucapan pembicara. CONTOH: “DOA” Bapa Kami yang ada di surga Dikuduskanlah namamu…….dst.
  • 17. Wacana dialog Wacana yang disampaikan oleh dua orang dan terjadi pergantian peran / timbal balik ( dari pembicara menjadi pendengar, demikian sebaliknya) CONTOH: Pina : “Cakar-cakar” Cornelius: “Buka baru?” Pina : “Iya Pak, silakan dipilih, murah tiga seribu” Cornelius: “Ada diskonnya” Pina : “Sudah murah minta diskon lagi”
  • 18. Wacana polilog Wacana yang disampaikan oleh lebih dari dua orang dan masing-masing mempunyai peran yang berbeda-beda CONTOH: Penyiar: “Sejak dulu wanita itu selalu dijadikan orang kelas dua. Kita harus perjuangkan”. Wartawan: “Itukan sesuai dengan kodratnya” Wanita karier: “Bukan kodrat itu, tapi dibuat-buat oleh laki-laki saja, karena laki-laki itu egois dan tidak mau menerima kenyataan bahwa wanita juga bisa”
  • 19. 3. Jenis Wacana berdasarkan tujuan komunikasi 1. W. deskripsi 2. w. eksposisi 3. w. argumentasi 5. w. narasi 4. w. persuasi
  • 20. Merupakan jenis wacana yang ditujukan kepada penerima pesan agar dapat membentuk suatu citra/imajinasi tentang sesuatu hal. Definisi: Dari balik tirai, sabri melihat pohon- pohon kelapa di seberang lembah seperti perawan mandi, basah, segar, penuh gairah. Pelepah-pelepah kuyup adalah rambut basah yang terurai dan jatuh di belahan punggung. Batang- batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh embusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona Contoh: w. deskripsi
  • 21. Bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal yang masuk akal kepada penerima/ pembaca agar yang bersangkutan memahaminya. Definisi: Tarzan tidak dapat berbahasa manusia karena sejak lahir Tarzan hidup di hutan belantara, sehingga suara yang didengarnya hanya suara binatang, dengan demikian Tarzan hanya dapat menggunakan bahasa binatang. Contoh: w. eksposisi
  • 22. Merupakan jenis wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca/pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pertimbangan logis maupun emosional (harus disertai bukti) Definisi: w. argumentasi Obat herbal ini sangat mujarab untuk membuat wajah anda menjadi kincrong dalam sesaat, karena terbuat dari bengkoang yang berfungsi untuk mencerahkan wajah, dan hasilnya sudah terbukti, sudah banyak para artis yang menggunakannya. Contoh:
  • 23. Merupakan jenis wacana yang berusaha mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnyaDefinisi: Contoh: w. persuasi Penjual : “Gratis Bu, ada yang gratis. Rinso sekilo sekarang berhadiah.” Pembeli : “O..iya, apa sih hadiahnya ? (dengan penuh rasa ingin tahu) Penjual : “satu sabun LUX, cepat Bu, sebelum habis” Contoh tersebut, nampak bhw penjual menginginkan agar pembeli Segera membeli rinsonya.
  • 24. Merupakan jenis wacana yang berisi cerita.Definisi: w. narasi Dahulu kala, masyarakat Toraja dikenal dengan kesaktiannya yaitu mampu membuat jenazah jalan sendiri. Kesaktian yang dimiliki masyarakat Toraja diketahui oleh beberapa daerah lain, sehingga jika ada masyarakat Toraja yang merantau ke daerah lain akan disegani/ ditakuti COntoh:
  • 25. Kohesi dan koherensi Kohesi = kepaduan Koherensi = kerapian Tersirat pengertian kepaduan/keutuhan Tersirat pengertian pertalian/ hubungan Mengacu pada aspek bentuk/formal bahasa Mengacu pada aspek makna wacana/ aspek ujaran untuk menghasilkan tindak ilokusi
  • 26. Pengertian kohesi • Brown dan Yule (1983:191), “Unsur pembentuk teks itulah yang membedakan sebuah rangkaian kalimat itu sebagai sebuah teks atau bukan teks. Kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai oleh penggunaan unsur bahasa”.
  • 27. • Gutwinsky (1976:26), “Kohesi adalah hubungan antarkalimat di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupaun dalam strata leksikal tertentu”.
  • 28. Kohesi, Secara garis besar terdiri atas 2 bagian, yaitu: 1. Kohesi Gramatikal 2. Kohesi Leksikal
  • 29. 1. Kategori Kohesi Gramatikal Kohesi Gramatikal terdiri atas 4 bagian: Kohesi Gramatikal Pronomina Kohesi Gramatikal Substitusi Kohesi Gramatikal Elipsis Kohesi Gramatikal Konjungsi
  • 30. 2. Kategori Kohesi Leksikal Kohesi Leksikal terdiri atas 6 bagian:  Kohesi Leksikal Repetisi: pemuda-pemuda  Kohesi Leksikal Sinonim pahlawan-pejuang  Kohesi Leksikal Antonim:putra-putri  Kohesi Leksikal Hiponim: angkutan darat: (kereta api, bis)  Kohesi Leksikal Kolokasi: buku, koran, majalah  Kohesi Leksikal Ekuivalensi: belajar, mengajar, pelajar, pengajar, pengajaran
  • 32. 1.A Kohesi gramatikal pronomina Pronomina atau kata ganti terdiri dari : • kata ganti diri • kata ganti penunjuk • kata ganti penanya • kata ganti penghubung • kata ganti empunya • kata ganti tak tentu.
  • 33. a. kata ganti diri dalam bahasa Indonesia: saya, aku, kita, kami, engkau, kamu, kalian, anda, dia, mereka. Contoh: Sabri dan Hermin sedang duduk di pinggir kolam. Mereka sedang asik berbincang-bincang. Sebenarnya mereka sedang menanti penjual sara’ba dan pisang goreng, karena sangat lapar.
  • 34. b. kata ganti penunjuk bahasa Indonesia: ini, itu, sini, situ, sana, di situ, di sana, ke sini, ke sana. Contoh: ini baju Sabri, itu celananya. Kemarin Dia beli di situ. Kemudian Sabri pergi lagi ke sana mencari sepatu dan kaos kaki.
  • 35. c. kata ganti empunya bahasa Indonesia ku, -mu, -nya, kami, kamu, kalian, mereka. Contoh: Kata Sabri, bajuku, bajumu sama-sama harganya mahal. Kalian semua harus tahu tentang ini.
  • 36. d. kata ganti penanya bahasa Indonesia apakah, siapakah, manakah. Contoh: Apakah yang kamu cari di sini Sabri? Siapakah yang kamu pilih menjadi teman hidupmu? Pikirkanlah baik-baik hal ini, supaya jangan menyesal di kemudian hari. Apakah kamu menyadari untuk apa dan untuk siapa kamu bekerja keras?
  • 37. e. kata ganti penghubung bahasa Indonesia yang, dan, atau Contoh: Sabri dan Hermin adalah mahasiswa teladan. Kemarin mereka berdua yang mendapat penghargaan atau penghormatan dari Bupati sebagai putra putri Toraja.
  • 38. f. kata ganti tak tentu bahasa indonesia siapa-siapa, masing-masing, sesuatu, para. contoh: siapa-siapa yang mau ikut berwisata ke Bali? Masing- masing harus mempersiapkan diri. Para peserta diharapkan menabung dari sekarang.
  • 39. 1.B Kohesi gramatikal Substitusi Kridalaksana, (1984:185), “Substitusi adalah proses atau hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh unsur-unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu”.
  • 40. • Substitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat nominal, verbal, klausal, atau campuran • misalnya ; satu, sama, seperti itu, sedemikian rupa, demikian, begitu, melakukan hal yang sama. • Contoh: Surianto dan Razmin masuk ke warung bakso. Surianto memesan bakso. Razmin juga mau satu. Keinginan mereka rupanya sama. Kemudian mereka melakukan hal yang sama yaitu mencampur baksonya dengan lombok saus, kecap dan perasan jeruk.
  • 41. 1.C Kohesi gramatikal elipsis Kridalaksana, (1984:185), Peniadaan kata atau satuan lain yang ujud asanya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa. Contoh: Rani dan Wasni senang sekali mendaki gunung. Tetapi Paborrongan dan Marilia sebaliknya, mereka justru senang memancing. Paborrongan dan marilia tidak suka mendaki gunung Mengandung makna
  • 42. 1. D Kohesi Gramatikal konjungsi Kridalaksana, (1984:185), konjungsi digunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.
  • 43. Konjungsi dapat dikelompokkan atas: 1. Konjungsi adversatif: tetapi, namun 2. Konjungsi kausal: sebab, karena 3. Konjungsi koordinatif: dan, atau 4. Konjungsi korelatif: entah/entah baik/maupun 5. Konjungsi subordinatif: meskipun, kalau, bahwa 6. Konjungsi temporal: sebelum, sesudah
  • 44. KOHERENSI Ada 15 aneka sarana koherensi bagi paragraf: 1. penambahan/aditif: dan, juga, lagi pula 2. Seri/rentetan: pertama, kedua…berikut, kemudian, selanjutnya, akhirnya 3. Pronomina/Kata ganti: itu, kamu, sana, dia, dsb. 4. sinonim/padanan kata: gadis-wanita 5. Repetisi/pengulangan kata: ibu melahirkan saya. Ibu mengasuh saya….
  • 45. 6. keseluruhan: buku…terdiri atas 7 bab…setiap bab terdiri atas sub judul…setiap sub judul terdiri beberapa paragraf…setiap paragraf terdiri atas beberapa kalimat… 7. Kelas ke anggota: angkutan darat: mobil, kereta api. 8. Penekanan: jelaslah, nyatalah, sudah tentu. 9. komparasi/perbandingan: sama halnya, pun, hal yang serupa, hal yang sama, tidak seperti. 10. kontras/pertentangan: namun, demikian, sebaliknya.
  • 46. 11. Hasil/simpulan: jadi, demikian, oleh karena itu 12. Pemberian contoh: umpamanya, misalnya, contoh. 13. Kesejajaran/paralelisme: waktu dia datang, saya sedang makan… 14. Lokasi/tempat 15. Kala/waktu