Substitusi adalah penggantian sebagian atau seluruh bagian suatu kata atau frasa dengan kata atau frasa lain yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.Contoh:- Sabri dan Hermin sedang berjalan-jalan di taman. Mereka berdua tampak senang.- Sabri dan Hermin sedang berkeliling di taman. Kedua orang itu tampak gembira.Dalam contoh tersebut terjadi penggantian:- berjalan-jalan -> berkeliling
Dokumen tersebut membahas tentang wacana dan jenis-jenisnya. Wacana adalah satuan bahasa terbesar dalam komunikasi, yang terdiri dari kalimat, klausa, frase, kata, morfem, dan bunyi. Terdapat beberapa jenis wacana berdasarkan saluran komunikasi, peserta komunikasi, dan tujuan komunikasi.
Similar to Substitusi adalah penggantian sebagian atau seluruh bagian suatu kata atau frasa dengan kata atau frasa lain yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.Contoh:- Sabri dan Hermin sedang berjalan-jalan di taman. Mereka berdua tampak senang.- Sabri dan Hermin sedang berkeliling di taman. Kedua orang itu tampak gembira.Dalam contoh tersebut terjadi penggantian:- berjalan-jalan -> berkeliling
Similar to Substitusi adalah penggantian sebagian atau seluruh bagian suatu kata atau frasa dengan kata atau frasa lain yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.Contoh:- Sabri dan Hermin sedang berjalan-jalan di taman. Mereka berdua tampak senang.- Sabri dan Hermin sedang berkeliling di taman. Kedua orang itu tampak gembira.Dalam contoh tersebut terjadi penggantian:- berjalan-jalan -> berkeliling (20)
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Substitusi adalah penggantian sebagian atau seluruh bagian suatu kata atau frasa dengan kata atau frasa lain yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.Contoh:- Sabri dan Hermin sedang berjalan-jalan di taman. Mereka berdua tampak senang.- Sabri dan Hermin sedang berkeliling di taman. Kedua orang itu tampak gembira.Dalam contoh tersebut terjadi penggantian:- berjalan-jalan -> berkeliling
1. WACANA MERUPAKAN SATUAN
BAHASA YANG PALING BESAR YANG
DIGUNAKAN DALAM KOMUNIKASI
satuan bahasa di bawah WACANA
adalah KALIMAT, KLAUSA, FRASE,
KATA, MORFEM dan BUNYI
3. Pengertian
Analisis Wacana
Stubbs (1983) :
Analisis wacana merupakan suatu kajian
yang meneliti atau menganalisis bahasa
yang digunakan secara alamiah, baik
dalam bentuk lisan maupun tulis, yang
menekankan pada penggunaan bahasa
dalam konteks.
4. Pengertian
Analisis Wacana
Cook (1996) :
Analisis wacana merupakan kajian yang
membahas tentang wacana sedangkan
wacana adalah bahasa yang digunakan
untuk komunikasi.
5. Catatan:
• Data dalam AW selalu berupa teks, baik
teks lisan maupun tulis.
• Teks di sini mengacu pada bentuk
transkripsi rangkaian kalimat atau ujaran.
kalimat digunakan dalam ragam bahasa
tulis sedangkan ujaran digunakan untuk
mengacu pada kalimat dalam ragam lisan.
• Sumber data dalam AW adalah para
pemakai bahasa, namun jumlahnya
terbatas.
6. • AW pada umumnya bertujuan untuk
mencari keteraturan/keberterimaan
dalam masyarakat bukan kaidah seperti
pada tata bahasa.
8. 1. Jenis Wacana berdasarkan saluran komunikasi
1. Wacana tulis:
yaitu teks yang berupa rangkaian kalimat yang
menggunakan ragam bahasa tulis.
Contoh:buku, berita koran, makalah, dsb.
2. Wacana lisan:
yaitu rangkaian kalimat yang menggunakan
ragam bahasa lisan
Contoh: percakapan, khotbah, siaran radio/TV
9. Contoh wacana lisan:
A: Pagi. (selamat pagi)
B: pagi. (selamat pagi juga)
A: Kuliah jam berapa Analisis Wacana?
B: 7 (jam 7 pagi)
A: Kamu sudah di kampus?
B: Iyo (iya, saya sudah di kampus)
Contoh wacana Tulis
Disampaikan kepada semua mahasiswa program studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia agar besok pagi
mengikuti seminar bulan bahasa di aula kampus I Uki Toraja.
10. Kalimat pada wacana lisan
cenderung kurang terstruktur
dibandingkan wacana tulis
1
Kalimat pada wacana lisan
cenderung berisi kalimat yang
tidak lengkap, sebaliknya wacana
tulis cenderung kalimatnya
lengkap
2
CIRI WACANA LISAN
DAN WACANA TULIS
11. 3
Penggunaan majemuk subordinatif dalam
wacana lisan lebih sedikit apabila
dibandingkan bahasa tulis
4
bahasa dalam wacana lisan jarang
menggunakan piranti hubung / kata
penghubung karena didukung oleh
konteksnya, sedangkan dalam wacana tulis
sering menggunakan piranti penghubung,
misalnya: namun, akan tetapi, dsb.
12. 5
Bahasa dalam wacana lisan cenderung tidak
menggunakan frase benda yang panjang,
sedangkan dalam wacana tulis
menggunakan frase benda yang panjang
Contoh: potensi diri masing-masing
6
Kalimat dalam wacana tulis cenderung
berstruktur Subjek-predikat, sedangkan
wacana lisan menggunakan struktur topik-
komen
13. 7
Dalam wacana lisan, pembicara dapat
mengubah struktur/memperhalus ekspresi
yang kurang tepat pada saat itu juga,
sedangakan dalam wacana tulis, tidak dapat
dlakukan
8
Dalam wacana lisan, khususnya dalam
percakapan sehari-hari, pembicara
cenderung menggunakan kosakata umum,
sedangkan dalam wacana tulis sering
digunakan istilah teknis yang mempunyai
makna khusus
14. 9
Dalam wacana lisan, sering diulang bentuk
sintaksis yang sama dan digunakan
sejumlah “pengisi” misalnya: saya pikir, jika
anda mengetahui apa yang saya maksud,
dsb. Sedangkan dalam wacana tulis tidak
digunakan
16. Wacana monolog
Wacana yang disampaikan oleh seorang saja
sebagai pembicara, sedangkan pedengar
tidak memberikan tanggapan secara langsung
atas ucapan pembicara.
CONTOH:
“DOA”
Bapa Kami yang ada di surga
Dikuduskanlah namamu…….dst.
17. Wacana dialog
Wacana yang disampaikan oleh dua orang
dan terjadi pergantian peran / timbal balik
( dari pembicara menjadi pendengar,
demikian sebaliknya)
CONTOH:
Pina : “Cakar-cakar”
Cornelius: “Buka baru?”
Pina : “Iya Pak, silakan dipilih, murah tiga seribu”
Cornelius: “Ada diskonnya”
Pina : “Sudah murah minta diskon lagi”
18. Wacana polilog
Wacana yang disampaikan oleh lebih dari dua orang
dan masing-masing mempunyai peran yang
berbeda-beda
CONTOH:
Penyiar: “Sejak dulu wanita itu selalu dijadikan orang kelas
dua. Kita harus perjuangkan”.
Wartawan: “Itukan sesuai dengan kodratnya”
Wanita karier: “Bukan kodrat itu, tapi dibuat-buat oleh laki-laki
saja, karena laki-laki itu egois dan tidak mau
menerima kenyataan bahwa wanita juga bisa”
19. 3. Jenis Wacana berdasarkan tujuan komunikasi
1. W. deskripsi
2. w. eksposisi
3. w. argumentasi
5. w. narasi
4. w. persuasi
20. Merupakan jenis wacana yang
ditujukan kepada penerima pesan
agar dapat membentuk suatu
citra/imajinasi tentang sesuatu hal.
Definisi:
Dari balik tirai, sabri melihat pohon-
pohon kelapa di seberang lembah
seperti perawan mandi, basah, segar,
penuh gairah. Pelepah-pelepah kuyup
adalah rambut basah yang terurai dan
jatuh di belahan punggung. Batang-
batang yang ramping dan meliuk-liuk
oleh embusan angin seperti tubuh
semampai yang melenggang tenang dan
penuh pesona
Contoh:
w. deskripsi
21. Bertujuan untuk menerangkan
sesuatu hal yang masuk akal kepada
penerima/ pembaca agar yang
bersangkutan memahaminya.
Definisi:
Tarzan tidak dapat berbahasa manusia karena sejak
lahir Tarzan hidup di hutan belantara, sehingga suara
yang didengarnya hanya suara binatang, dengan
demikian Tarzan hanya dapat menggunakan bahasa
binatang.
Contoh:
w. eksposisi
22. Merupakan jenis wacana yang berusaha
mempengaruhi pembaca/pendengar agar
menerima pernyataan yang dipertahankan,
baik yang didasarkan pertimbangan logis
maupun emosional (harus disertai bukti)
Definisi:
w. argumentasi
Obat herbal ini sangat mujarab untuk
membuat wajah anda menjadi kincrong
dalam sesaat, karena terbuat dari bengkoang
yang berfungsi untuk mencerahkan wajah,
dan hasilnya sudah terbukti, sudah banyak
para artis yang menggunakannya.
Contoh:
23. Merupakan jenis wacana yang berusaha
mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan
tindakan sesuai yang diharapkan penuturnyaDefinisi:
Contoh:
w. persuasi
Penjual : “Gratis Bu, ada yang gratis.
Rinso sekilo sekarang
berhadiah.”
Pembeli : “O..iya, apa sih hadiahnya ?
(dengan penuh rasa ingin tahu)
Penjual : “satu sabun LUX, cepat Bu,
sebelum habis”
Contoh tersebut, nampak bhw penjual
menginginkan agar pembeli
Segera membeli rinsonya.
24. Merupakan jenis wacana yang berisi
cerita.Definisi:
w. narasi
Dahulu kala, masyarakat Toraja dikenal dengan
kesaktiannya yaitu mampu membuat jenazah
jalan sendiri. Kesaktian yang dimiliki masyarakat
Toraja diketahui oleh beberapa daerah lain,
sehingga jika ada masyarakat Toraja yang
merantau ke daerah lain akan disegani/ ditakuti
COntoh:
25. Kohesi dan koherensi
Kohesi = kepaduan Koherensi = kerapian
Tersirat pengertian
kepaduan/keutuhan
Tersirat pengertian
pertalian/ hubungan
Mengacu pada aspek
bentuk/formal bahasa
Mengacu pada aspek makna
wacana/ aspek ujaran untuk
menghasilkan tindak ilokusi
26. Pengertian kohesi
• Brown dan Yule (1983:191),
“Unsur pembentuk teks itulah
yang membedakan sebuah
rangkaian kalimat itu sebagai
sebuah teks atau bukan teks.
Kohesi adalah hubungan
antarbagian dalam teks yang
ditandai oleh penggunaan
unsur bahasa”.
27. • Gutwinsky (1976:26),
“Kohesi adalah hubungan
antarkalimat di dalam
sebuah wacana, baik dalam
strata gramatikal maupaun
dalam strata leksikal
tertentu”.
28. Kohesi, Secara garis besar terdiri atas 2 bagian, yaitu:
1. Kohesi Gramatikal
2. Kohesi Leksikal
32. 1.A Kohesi gramatikal pronomina
Pronomina atau kata ganti terdiri
dari :
• kata ganti diri
• kata ganti penunjuk
• kata ganti penanya
• kata ganti penghubung
• kata ganti empunya
• kata ganti tak tentu.
33. a. kata ganti diri dalam bahasa Indonesia:
saya, aku, kita, kami, engkau, kamu,
kalian, anda, dia, mereka.
Contoh:
Sabri dan Hermin sedang duduk di
pinggir kolam. Mereka sedang asik
berbincang-bincang. Sebenarnya
mereka sedang menanti penjual
sara’ba dan pisang goreng, karena
sangat lapar.
34. b. kata ganti penunjuk bahasa Indonesia:
ini, itu, sini, situ, sana, di situ, di
sana, ke sini, ke sana.
Contoh:
ini baju Sabri, itu celananya.
Kemarin Dia beli di situ.
Kemudian Sabri pergi lagi ke sana
mencari sepatu dan kaos kaki.
35. c. kata ganti empunya bahasa Indonesia
ku, -mu, -nya, kami, kamu,
kalian, mereka.
Contoh:
Kata Sabri, bajuku, bajumu
sama-sama harganya
mahal. Kalian semua harus
tahu tentang ini.
36. d. kata ganti penanya bahasa Indonesia
apakah, siapakah, manakah.
Contoh:
Apakah yang kamu cari di sini Sabri?
Siapakah yang kamu pilih menjadi
teman hidupmu? Pikirkanlah baik-baik
hal ini, supaya jangan menyesal di
kemudian hari. Apakah kamu
menyadari untuk apa dan untuk siapa
kamu bekerja keras?
37. e. kata ganti penghubung bahasa Indonesia
yang, dan, atau
Contoh:
Sabri dan Hermin adalah mahasiswa
teladan. Kemarin mereka berdua
yang mendapat penghargaan atau
penghormatan dari Bupati sebagai
putra putri Toraja.
38. f. kata ganti tak tentu bahasa indonesia
siapa-siapa, masing-masing,
sesuatu, para.
contoh:
siapa-siapa yang mau ikut
berwisata ke Bali? Masing-
masing harus mempersiapkan
diri. Para peserta diharapkan
menabung dari sekarang.
39. 1.B Kohesi gramatikal Substitusi
Kridalaksana, (1984:185),
“Substitusi adalah proses atau
hasil penggantian unsur
bahasa oleh unsur lain dalam
satuan yang lebih besar untuk
memperoleh unsur-unsur
pembeda atau untuk
menjelaskan suatu struktur
tertentu”.
40. • Substitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat
nominal, verbal, klausal, atau campuran
• misalnya ; satu, sama, seperti itu, sedemikian rupa,
demikian, begitu, melakukan hal yang sama.
• Contoh:
Surianto dan Razmin masuk ke warung bakso. Surianto
memesan bakso. Razmin juga mau satu. Keinginan
mereka rupanya sama. Kemudian mereka melakukan
hal yang sama yaitu mencampur baksonya dengan
lombok saus, kecap dan perasan jeruk.
41. 1.C Kohesi gramatikal elipsis
Kridalaksana, (1984:185),
Peniadaan kata atau satuan lain yang
ujud asanya dapat diramalkan dari
konteks bahasa atau konteks luar
bahasa.
Contoh:
Rani dan Wasni senang sekali mendaki gunung. Tetapi
Paborrongan dan Marilia sebaliknya, mereka justru
senang memancing.
Paborrongan dan marilia
tidak suka mendaki gunung
Mengandung makna
42. 1. D Kohesi Gramatikal konjungsi
Kridalaksana, (1984:185),
konjungsi digunakan untuk
menggabungkan kata dengan kata, frase
dengan frase, klausa dengan klausa,
kalimat dengan kalimat, dan paragraf
dengan paragraf.
43. Konjungsi dapat dikelompokkan atas:
1. Konjungsi adversatif: tetapi, namun
2. Konjungsi kausal: sebab, karena
3. Konjungsi koordinatif: dan, atau
4. Konjungsi korelatif: entah/entah
baik/maupun
5. Konjungsi subordinatif: meskipun, kalau,
bahwa
6. Konjungsi temporal: sebelum, sesudah
44. KOHERENSI
Ada 15 aneka sarana koherensi bagi paragraf:
1. penambahan/aditif: dan, juga, lagi pula
2. Seri/rentetan: pertama, kedua…berikut,
kemudian, selanjutnya, akhirnya
3. Pronomina/Kata ganti: itu, kamu, sana, dia, dsb.
4. sinonim/padanan kata: gadis-wanita
5. Repetisi/pengulangan kata: ibu melahirkan saya.
Ibu mengasuh saya….
45. 6. keseluruhan: buku…terdiri atas 7 bab…setiap
bab terdiri atas sub judul…setiap sub judul
terdiri beberapa paragraf…setiap paragraf
terdiri atas beberapa kalimat…
7. Kelas ke anggota: angkutan darat: mobil,
kereta api.
8. Penekanan: jelaslah, nyatalah, sudah tentu.
9. komparasi/perbandingan: sama halnya, pun,
hal yang serupa, hal yang sama, tidak seperti.
10. kontras/pertentangan: namun, demikian,
sebaliknya.
46. 11. Hasil/simpulan: jadi, demikian, oleh
karena itu
12. Pemberian contoh: umpamanya,
misalnya, contoh.
13. Kesejajaran/paralelisme: waktu dia
datang, saya sedang makan…
14. Lokasi/tempat
15. Kala/waktu