Peta Konsep Studi Pemerolehan Bahasa (Al-Ikhtisab Al-Lughah). Pelbagai Topik;
Ragam dan Tipe Analisis dalam SLA, Akuisisi Bahasa Kedua, Psikolinguistik, Sosiolinguistik SLA, Melihat Aspek Sosial, Model Alternatif Presentasi Pengetahuan, Interlanguage, Teori Sosiolinguistik, Analysis Discourse, Analisis Kontrasif & Analisis Kesalahan Berbahasa. Pemeroelahan Bahasa Kedua (penelitian).
Prod. Dr. Mamlu'atul Hasanah.
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikRicky Subagya
Ā
Mata Kuliah Psikolinguistik
Kelompok 2 kelas 3PB2
Dosen Pengampu: Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Jakarta
2018
Peta Konsep Studi Pemerolehan Bahasa (Al-Ikhtisab Al-Lughah). Pelbagai Topik;
Ragam dan Tipe Analisis dalam SLA, Akuisisi Bahasa Kedua, Psikolinguistik, Sosiolinguistik SLA, Melihat Aspek Sosial, Model Alternatif Presentasi Pengetahuan, Interlanguage, Teori Sosiolinguistik, Analysis Discourse, Analisis Kontrasif & Analisis Kesalahan Berbahasa. Pemeroelahan Bahasa Kedua (penelitian).
Prod. Dr. Mamlu'atul Hasanah.
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikRicky Subagya
Ā
Mata Kuliah Psikolinguistik
Kelompok 2 kelas 3PB2
Dosen Pengampu: Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Jakarta
2018
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikRicky Subagya
Ā
Mata Kuliah Psikolinguistik
Teori-Teori Psikolinguistik kelompok 1
Dosen Pengampu: Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Jakarta
2018
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Ā
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Ā
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Ā
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.Ā Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2.Ā Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3.Ā Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Pada umumnya, individu itu tidak merasakan bahwa menggunakan
bahasa adalah suatu kemahiran yang luar biasa kompleksnya.
Penggunaan bahasa terasa lumrah karena memang dengan tidak
diajari oleh siapa pun, seorang bayi membesar bersama-sama dengan
pertumbuhan bahasanya. Dari umur setahun hingga satu setengah
tahun, seorang bayi mula mengeluarkan bentuk-bentuk bahasa yang
dapat kita kenali sebagai perkataan, dan akhirnya menjadi ayat
kompleks apabila menjelang umurnya mepat tahun atau lima tahun.
Apabila dewasa, kita menggunakan bahasa kita seolah-olah dengan
tidak berpikir. Apabila kita ingin mengungkapkan sesuatu, pada masa
itu pulalah kita mengeluarkan bunyi-bunyi yang disebut bahasa. Akan
tetapi, jikalau kita renungkan secara mendalam, kita merasakan
bahwa penggunaan bahasa adalah realisasi daripada kemampuan
yang hanya manusialah yang dapat melakukannya.
1.1 Pengenalan
4. Suatu hari di kebun binatang, anda berjalan-jalan
dengan seorang anak kecil dan melihat seekor
binatang, anda berkata,
āLihat itu, singanya besar, ya!ā
Lantas bagaimana kita dapat memilih perkataan yang
berbunyi (singa), padahal dalam otak kita pastilah
terdapat ribuan perkataan yang kita simpan,
sebagiannya mirip dan sebagiannya tidak mirip dengan
konsep singa.
Mirip dalam konsep singa (harimau, serigala, kucing,
anjing) dan mirip dalam bunyi singa (singkong, senget
dan singkir).
Contoh
5. Lalu bagaimana sampai kita dapat
mengeluarkan perkataan singa dan bukan
perkataan lain? Jikat kita keliru dalam
bebahasa, pilihan perkataan yang dikeluarkan
itu pastilah tidak jauh daripada perkataan
yang kita inginkan, baik dilihat dari segi bunyi
dan maknanya.
Mungkin orang akan akan berkata āLihat itu,
harimaunya besar, ya!ā
6. Begitu juga dengan tersilap lidah. Perkataan
yang tersilap itu pastilah tidak jauh dari
daripada perkataan aslinya. Seperti seorang
pelawak yang mengubah antipasi menjadi
antisapi. Walaupun seseorang mungkin tidak
mengetahui alasannya, dia mungkin
mempunyai gerakan hati dalam memilih
kekeliruan yang tepat. Atau akan benar-benar
tersilap saat berkata kepala menjadi kelapa.
7. 1.2 Sejarah Lahirnya Psikolingusitik
Psikolinguistik berasal dari gabungan antara dua ilmu, yaitu
Psikolog dan Linguistik.
Ilmu ini sudah tampak pada abad ke-20 oleh psikologi Jerman
bernama Wilhelm Wundi, menyatakan bahwa bahasa dapat
dijelaskan dengan dasar prinsip-prinsip psikoligis
(Kess,1992).
Perkembangan ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess,
1992): (1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap
kognitif, (4) tahap teori psikolinguistik, realiti psikologi dan
ilmu kognitif.
2. Tahap lingusitik
8. 1.3 Defini Psikolinguistik
Menurut para ahli:
ļAichison (1998:1) memberi defini sebagai suatu ākajian
tentang bahasa dan mindaā.
ļHarley (2001:1) mengatakannya sebagai suatu ākajian
tentang proses-proses mental dalam penggunaan
bahasaā.
ļClark dan Clark (177:4) mengatakan bahwa psikologi
bahasa berkaitan dengan 3 hal utama: kefahaman,
penghasilan, dan perolehan bahasa.
Dapat disimpulkan bahwa psikolingusitik adalah ilmu yang
mempelajari proses-proses mental yang dilalui oleh
manusia dalam mereka membina pengetahuan
berbahasa.
9. 1.4 Kuadrat Bahasa
Ketika kita melihat ibu ayam dan anak ayam akan saling
berkomunikasi dengan berkotek yang memberitahukan
kepada anaknya bahwa terdapat makanan. Kemudian
dengan lebah berkomunikasi dengan tarian yang
menandakan adanya sumber makanan. Sedangkan kera
akan memberikan tanda-tanda tertentu apabila bahaya
sedang mengancam.
Dari contoh diatas bahwa hewan dapat berkomunikasi
satu sama lain dengan menggunakan ābahasaā mereka
sendiri.
Apakah bahasa yang digunakan oleh manusia itu sama dengan
bahasa yang digunakan oleh binatang?
10. 1. Bahasa manusia memiliki ketergantungan kepada struktur.
Contoh:
āOrang tua itu harus mencangkul ladang keringāCiri-ciri khusus yang membedakan bahasa
manusia dengan binatang
11. 1.5 Definisi Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitari
yang digunakan oleh anggotan suatu masyarakat
bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraski antara
sesamanya, berlandaskan pada budaya yang miliki
bersama.
Sistem dalam bahasa adalah sistem yang terdiri dari
simbol-simbol. Simbol-simbol ini bersifat arbitari, yakni
tidak ada keterkaitan antara simbol-simbol ini dengan
benda, keadaan atau peristiwa yang diwakilinya.
Contoh : tidak ada alasan mengapa tempat duduk
dinamai kursi
12. 1.6 Komponen Bahasa
Ilmu bahasa telah mengalami bermacam-macam
perubahan dari segi landasan maupun alirannya.
Namun ada satu hal yang tetap konsisten, yaitu
komponen bahasa. Dalam aliran lingustik mana pun
bahasa selalu dikatakan memiliki tiga komponen,
sintaksis, fonologi, dan semantik.
13. 1.7 Pragmatik
Pragmatik bukanlah salah satu komponen bahasa, ia hanyalah
memberikan perspektif kepada bahasa. Oleh karena pragmatik
menyangkut mankan maka sering kali ilmu ini dikelirukan dengan
ilmu makna, semantik.
Semantik mempelajari makna dalam bahasa alami dengan tidak
memperhatikan konteksnya. Sedangkan pragmatik lebih merujuk
kepada kajian makna dalam interaksi antara seorang penutur dengan
penutur yang lainnya (Jucker, 1998)
Pragmatik merupakan bagian penting dalam komunikasi tetapi tidak
merupakan salah satu komponen dalam bahasa. Pragmatik
memberikan aturan yang membimbing manusia untuk berbahasa
yang wajar.