1. POTENSI KURKUMIN DAN TELUR PUYUH
DALAM MEMPERBAIKI STATUS DARAH
Rattus norvegicus DIABETES
Oleh :
Aisha Dian Kusuma
24020119410001
Dosen Pembimbing :
1. Dr. Tyas Rini Saraswati, MKes
2. Dr. Teguh Suprihatin, M.Si
Dosen Penguji :
1. Dr. Sunarno, M.Si
2. Dr. Agung Janika S, M.Si
MAGISTER BIOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
2. Proses
Eritropoiesis
Terganggu
penyakit kronis yang menjadi
salah satu masalah kesehatan di
dunia
Diabetes
Melitus
Resistensi
Insulin
Gangguan
Status Darah
LATAR BELAKANG
1
10.7
13.7
16.6
0
5
10
15
20
2019 2030 2045
2
ketidakmampuan organ target
merespon efek dari insulin glukosa
tidak bisa ditansfer ke dalam sel
Diperoleh : menyuntikkan human
insulin 1,8 IU/kgBB/hari
3
mengetahui gambaran kondisi
fisiologis individu
Status darah pada kondisi diabetes
berbeda dengan kondisi normal
4
Akibat penurunan fungsi hati
tempat perombakan eritrosit tua
3. Diabetes tidak dapat
disembuhkan
LATAR BELAKANG
Kadar gula dapat dikontrol
secara alami
Senyawa yang memiliki fungsi
menunda perkembangan
diabetes, mengurangi
resistensi insuin dan sebagai
hepatoprotektor
Sebagai nutrisi
Mengandung asam lemak
esensial omega-3 : EPA dan
DHA untuk meningkatkan
fungsi fisiologis hepar
Kurkumin Telur Puyuh
4. Rumusan Masalah Tujuan
1. Bagaimana status darah Rattus norvegicus setelah
pemberian insulin glargine dengan dosisi 1,80
IU/kgBB/hari?
2. Bagaimana status darah R. norvegicus diabetes setelah
pemberian kurkumin dan telur puyuh yang meliputi
jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, hematokrit,
trombosit, MCV, MCH, MCHC, leukosit total, neutrofil,
limfosit, dan monosit?
Menganalisis
Menganalisis
5. Manfaat
menjadi referensi dan
memberikan kontribusi dalam
menangani diabetes terutama
yang berkaitan dengan
terganggunya status darah
Bagi Perguruan Tinggi
data awal untuk uji praklinis
pemanfaatan kurkumin dan
telur puyuh untuk menjaga
status darah pada penderita
diabetes
Bagi Instansi
Menambah pengetahuan
masyarakat untuk dapat
memanfaatkan kurkumin dan
telur puyuh sebagai alternatif
obat diabetes
Bagi Masyarakat
6. KERANGKA
PIKIR
1. Status darah akan terganggu pada R. norvegicus setelah pemberian insulin glargine
dengan dosis 1,80 IU/kgBB/hari
2. Pemberian kurkumin dan telur puyuh menstabilkan status darah R. norvegicus
HIPOTESIS
7. METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Waktu dan Tempat
Alat dan Bahan
Prosedur Penelitian
Rancangan Penelitian
Analisis Data
R. norvegicus diabetes berusia 2 bulan dengan berat ± 200g
Laboraorium Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi FSM Universitas
Diponegoro pada bulan Juli 2020 hingga Februaru 2021
8. ALAT
haemometer sahli, pipet tetes, objek glass, deg glass, cawan petri, crystoseal,
tabung mikrohematokrit, tabung mikrohematokrit, hematology analyzer,
microcapilary reader, centrifuge, mikroskop fotomikrograf (Olympus BX51)
kandang berukuran
20 x 15 x 20 cm
timbangan hewan
(Digipounds I2000)
timbangan analitik
(Pioneer)
insulin delivery device
(Xiulin Pen)
Termohigrometer
(Corona)
spuit 3 ml
(One med)
hemositometer set tabung vacuntainer EDTA
(Vaculab)
alat bedah oven
9. BAHAN
air minum, aquades, alkohol, larutan turk, HCL 0,1N, methanol
(100%), giemsa, minyak emersi, hayem, EDTA, reagen rees
ecker
insulin glargine
(Ezelin)
Kurkumin
(Curcumin for synthesis 8.20354.0010)
pakan
(Hi-pro-vite A594K)
telur puyuh larutan kloroform
(100%)
vita chicks Vaksin
medivac nd la sota
kunyit daun singkong
pakan burung puyuh petelur produk
(B_82 P pokphand)
11. Aklimasi Persiapan insulin
Hewan model diabetes :
P0 : kelompok kontrol
P1 : kelompok yang diinjeksi insulin glargine
1,80 IU/kgBB selama 14 hari
P2 : kelompok yang diinjeksi insulin glargine
1,80 IU/kgBB selama 28 hari
Injeksi insulin
glargine
Pengoleksian darah
Pengukuran status
darah hewan
selama 7 hari agar tikus beradaptasi
secara fisiologis
insulin glargine dengan
merek Ezelin
melalui subkutan
di abdomen
Dosis : 1,80 IU/kgBB
dipuasakan selama 10 jam
dibius menggunakan kloroform
darah diambil melalui intrakardial
Disimpan : vacutainer yang sudah mengandung EDTA
13. Pembuatan serbuk kunyit Pembuatan tepung daun singkong Persiapan kurkumin
Aklimasi
Pembuatan tikus diabetes
Pemeliharaan burung puyuh
Rimpang kunyit dicuci diiris melintang
Dikeringanginkan 3 hari dioven
dihaluskan
Daun singkong dipotong dikeringa
nginkan dioven diblander
Ditimbang 1,35 mg
dilarutkan dalam aquades 2 ml
selama 7 hari
diinjeksi insulin 1,80 IU/kgBB/hari
28 hari
Aklimasi
Pakan dalm 1 kg : 990 g pakan puyuh petelur +
5,4 g serbuk kunyit + 10 g tepung daun singkong
Telur dikoleksi
14. D0 : R. novergicus normal diberi pakan komersial
D1 : R. novergicus prediabetes diberi pakan komersial
D2 : R. novergicus prediabetes diberi kurkumin sebanyak 1,35 mg/kgBB/hari
D3 : R. novergicus prediabetes diberi telur puyuh 1 butir/hari
D4 : R. novergicus prediabetes diberi kurkumin dan 1 butir telur puyuh
Pengambilan sampel darah
dan pengukuran status darah
Pengukuran suhu dan
kelembaban
Pemberian perlakuan
Rancangan Penelitian : Penelitian
eksperimen dengan RAL
Analisis Data : ANOVA Tukey
15. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Glukosa Darah
Perlakuan Glukosa darah (mg/dL) Kategori
P0 72,4±11,6 Normal
P1 82,63±5,5 Normal
P2 117,33±8,8 Prediabetes
(Saraswati et al., 2021)
• Pradiabetes : kadar glukosa (100-125 mg/dL) tidak memenuhi kriteria diabetes
tetapi terlalu tinggi untuk dianggap normal dan biasanya mendahului diabetes
melitus
16. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian status darah setelah pemberian insulin glargine dengan
dosis 1,80 IU/kgBB/hari
Status Darah
Perlakuan
P0 P1 P2
Jumlah eritrosit (x106/uL) 6,65a±1,06 8,45a±0,35 7,8a±0,50
Kadar hemoglobin (g/dL) 12,00a ±2,12 12,25a ±0,49 14,33a ±0,55
Hematokrit (%) 32,50a ±6,36 44a±1,41 41,75a±3,40
MCV (fL) 48,50a ±2,12 51,5a ±0,71 52,75a±2,63
MCH (pg) 18,00b±127,5 14,5a±0,71 19b±0,82
MCHC (g/dL) 31,50a±6,36 28a±0,5 35a±0,82
Jumlah leukosit (x103/uL) 11,30a ±7,99 16,75a ±2,33 16,1a ±2,83
Neutrofil (x103/uL) 2,71a±1,93 3,18a±0,98 4,47a±1,33
Limfosit (x103/uL) 8,31a±5,84 12,48a±3,27 11,03a±1,54
Monosit (x103/uL) 0,31a±0,28 1,08b±0,70 0,60a±0,15
Jumlah trombosit (x103/uL) 480,5a±180,31 907,5a±77,78 786,75a±131,10
Berbeda nyata
Di bawah normal
Di atas normal
18. Kesimpulan
1. Pemberian insulin glargine dengan dosis 1,80 IU / kgBB dalam waktu l4 hari dan 28
hari menunjukkan adanya perubahan status hematologi
Injeksi 14 hari : penurunan MCH dan peningkatan jumlah leukosit, jumlah neutrofil,
jumlah limfosit dan jumlah monosit.
Injeksi 28 hari : penurunan hematokrit dan peningkatan MCV, jumlah leukosit, jumlah
neutrofil.
2. Pemberian kurkumin dengan dosis 1,35 mg/kgBB/hari selama 30 hari mampu
menstabilkan jumlah eritrosit, MCH, MCHC, jumlah leukosit, jumlah neutrofil, jumlah
limosit, jumlah monosit dan jumlah trombosit.
Pemberian telur puyuh 1 butir/hari selama 30 hari mampu menstabilkan : jumlah
eritrosit, hemoglobin, MCH, MCHC, neutrofil dan trombosit.
Pemberian kurkumin 1,35 mg/kgBB/hari dan telur puyuh 1 butir/hari selama 30 hari
mampu menstabilkan : jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, MCH, MCHC, limfosit dan
trombosit.
19. Saran
Penelitian selanjutnya perlu adanya
pertimbangan dosis dan lama waktu
injeksi insulin glargine yang
digunakan agar didapatkan
gambaran status darah tikus pada
kondisi diabetes
menggunakan telur puyuh organik
sehingga dapat diketahui pasti
pengaruh pemberian kurkumin,
telur puyuh organik pada tikus yang
sebelumnya telah diinjeksi insulin
terhadap status darah