Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan aset desa di Indonesia. Ia menjelaskan dasar hukum, pengertian, tujuan, dan permasalahan pengelolaan aset desa serta kebijakan Kemendagri untuk meningkatkan pengelolaan aset desa.
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosTV Desa
PENGUATAN LEMBAGA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI KARANG TARUNA SEBAGAI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Disampaikan oleh Dedddy WInarwan dari Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Dalam Acara Malam Mingguan Desa Bareng Kemendagri - Sabtu 18 Juli 2020
-----
https://youtu.be/T5ZY-jsBD5Q
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatOswar Mungkasa
PERTEMUAN PUSAT DAN DAERAH DALAM RANGKA PENGANGGARAN SPM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN PEMDA BIDANG PERUMAHAN DAN PEKERJAAN UMUM
JAKARTA, 26 SEPTEMBER 2011
Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan permendagri 20 Tahun 2018 merupakan Peraturan perundang-Undangan yang perlu dipahami untuk semua pelaku yang berhubungan dengan Desa.
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosTV Desa
PENGUATAN LEMBAGA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI KARANG TARUNA SEBAGAI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Disampaikan oleh Dedddy WInarwan dari Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Dalam Acara Malam Mingguan Desa Bareng Kemendagri - Sabtu 18 Juli 2020
-----
https://youtu.be/T5ZY-jsBD5Q
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatOswar Mungkasa
PERTEMUAN PUSAT DAN DAERAH DALAM RANGKA PENGANGGARAN SPM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN PEMDA BIDANG PERUMAHAN DAN PEKERJAAN UMUM
JAKARTA, 26 SEPTEMBER 2011
Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan permendagri 20 Tahun 2018 merupakan Peraturan perundang-Undangan yang perlu dipahami untuk semua pelaku yang berhubungan dengan Desa.
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desaYudhi Aldriand
Pengelolaan Aset Desa merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan, penilaian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian aset Desa
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...TV Desa
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkatan, Pembinaan Dan Pengembangan, Dan Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
2. D A S A R H U K U M
UU Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum;
UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
PP. No. 43/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No.6 Tahun
2014 tentang Desa Jo PP. No. 47/2015;
Permendagri No 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa
Permendagri No. 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan desa;
3. PENGERTIAN
Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli
milik Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APB Desa) atau perolehan Hak lainnya yang sah.
Ruang lingkup Pengelolaan Aset Desa adalah rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan,
penatausahaan, pelaporan, penilaian, pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian aset Desa.
4. TUJUAN PENGELOLAAN ASET DESA
Amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Pasal 77
(1) Pengelolaan Kekayaan milik Desa dilaksanakan berdasarkan asas
Kepentingan Umum, Fungsional, Kepastian Hukum, Keterbukaan,
Efisiensi, Efektivitas, Akuntabilitas dan Kepastian Nilai Ekonomi;
(2) Pengelolaan Kekayaan Milik Desa dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa serta meningkatkan
Pendapatan Desa;
5. PENGELOLAAN ASET DESA
merupakan rangkaian
kegiatan mulai dari
Perencanaan, Pengadaan,
Penggunaan,
Pemanfaatan,
Pengamanan,
Pemeliharaan,
Penghapusan,
Pemindahtanganan,
Penatausahaan,
Pelaporan, Penilaian,
Pembinaan, Pengawasan
dan Pengendalian aset
Desa.
Perencanaa
n
Pengadaan
Penggunaa
n
Pemanfaata
n
Pengamanan
Pemeliharaan
Penghapusa
n
Pemindaht
anganan
Penatausahaa
n
Pelaporan
Penilaia
n
Pembinaan
Pengawasan
Pengendalia
n
6. PERMASALAHAN
Permasalahan dalam pengelolaan Aset Desa antara lain:
1. Sebagian besar Pemerintah Desa tidak memiliki Buku
Inventaris Aset Desa yang di Up Date secara berkala;
2. Sebagaian besar Pemerintah Desa belum melakukan
Inventarisasi Aset;
3. Banyak aset desa khususnya yang berupa tanah dikuasai
oleh pihak yang tidak berhak (oknum);
4. Sebagian besar Tanah Kas Desa belum disertipikatkan
atas nama Pemerintah Desa;
7. 6. TKD yang telah diambil oleh Pemerintah daerah belum
dikembalikan kepada Pemerintah Desa;
7. Masih rendahnya kesadaran perangkat desa tentang
arti pentingnya pengelolaan aset desa;
8. Aset Desa khususnya tanah belum dapat memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan PADes;
8. Peraturan/Ketentuan yang mengatur Aset Desa sebalum
Permendagri Nomor 1 Tahun 2016, antara lain:
1. Permendagri Nomor 1 tahun 1982 Tentang Sumber
Pendapatan dan Kekayaan Desa, Pengurusan dan
Pengawasannya,
Pasal 9;
(1) Tanah-tanah Desa yang berupa Tanah Kas Desa, Bengkok,
Titisata, pangonan, Kuburan dan lain-lain yang sejenis yang
dikuasai oleh dan merupakan kekayaan desa, dilarang untuk
dilimpahkan kepada pihak lain, kecuali diperlukan untuk
kepentingan proyek-proyek pembangunan yang ditetapkan
dengan Keputusan Desa.
Permendagri yang mengatur Tentang Aset Desa
9. (2) Pengesahan keputusan Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh Bupati/Walikotamadya
Kepala daerah Tingkat II, jika Desa yang bersangkutan telah
memperoleh:
a. Ganti tanah yang senilai dengan tanah yang
dilepaskan;
b. Penggantian berupa uang yang digunakan untuk
membeli tanah lain yang senilai;
c. Ijin tertulis dari Gubernur Tingkat I.
10. 2. Permendagri Nomor 4 tahun 2007 Tentang Pedoman
Pengelolaan Kekayaan Desa
Pasal 15;
(1) Kekayaan Desa yang berupa tanah Desa tidak
diperbolehkan dilakukan pelepasan hak kepemilikan
kepada pihak lain, kecuali diperlukan untuk kepentingan
umum;
(2) Pelepasan hak kepemilikan tanah desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat ganti
rugi sesuai harga yang menguntungkan desa dengan
memperhatikan harga pasar dan Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP).
11. (3) Penggantian ganti rugi berupa uang harus digunakan untuk
membeli tanah lain yang lebih baik dan berlokasi di Desa
setempat;
(4) Pelepasan hak kepemilikan tanah desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.
(5) Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) diterbitkan setelah mendapat persetujuan BPD dan
mendapat ijin tertulis dari Bupati/Walikota dan Gubernur.
12. KEBIJAKAN
Kebijakan Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri
dalam rangka penertiban pengelolaan Aset Desa:
1. Melakukan revisi Permendagri 1 Tahun 2016 tentang
Pengelolaan Aset Desa;
2. Membuat Surat Edaran kepada Seluruh Bupati untuk
membantu dan memfasilitasi pelaksanaan Inventarisasi
dan Penataan Aset Desa;
3. Menyiapkan alat bantu berupa Aplikasi untuk
mempermudah pelaksanaan penatausahaan aset Desa
(SIPADES).