Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep jual beli dalam Islam, termasuk syarat-syarat transaksi jual beli yang sah, larangan-larangan tertentu, dan contoh transaksi jual beli yang dilarang.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep jual beli dalam Islam, termasuk syarat-syarat transaksi jual beli yang sah, larangan-larangan tertentu, dan contoh transaksi jual beli yang dilarang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menjelaskan definisi dan unsur-unsur jaminan menurut perspektif syariah, termasuk definisi, jenis-jenis, rukun-rukun, dan kesahihan jaminan. Dokumen tersebut juga membahas mengenai syarat-syarat penjamin, pihak yang dijamin, dan perkara yang dijamin.
Dokumen tersebut membahasakan konsep akad, rukun, dan syarat dalam jual beli menurut perspektif fiqh. Ia menjelaskan definisi akad, jenis-jenis akad, rukun-rukun akad seperti al-'Aqidain dan Ma'kud alaih, serta unsur-unsur ijab dan qabul. Dokumen ini juga membincangkan pandangan ulama tentang konsep tersebut.
Gadaian (Al-Rahn) adalah kontrak yang melibatkan penggunaan barang sebagai cagaran untuk hutang. Terdapat empat rukun utama kontrak gadaian: (1) kedua-dua pihak yang berkontrak, (2) lafaz persetujuan, (3) barang gadaian, dan (4) hutang yang dicagarkan. Kontrak gadaian akan sah jika keempat-empat rukun tersebut dipenuhi.
Dokumen tersebut membahas konsep kepemilikan dalam Islam. Ia menjelaskan definisi kepemilikan sebagai penguasaan suatu harta yang memungkinkan pemiliknya untuk menggunakannya sesuai hukum syara'. Dokumen tersebut juga membedakan antara kepemilikan penuh dan tidak penuh, serta menjelaskan berbagai jenis hak kepemilikan seperti hak kepemilikan, manfaat, dan penggunaan aset.
Dokumen tersebut membahasakan prinsip-prinsip umum yang terkait dengan akad dalam hukum Islam. Ia menjelaskan makna akad, perbezaan antara akad, tasarruf dan iltizam, prinsip-prinsip umum akad seperti kebenaran, persetujuan bersama, bebas dari unsur paksaan, riba, gharar dan penipuan, serta pembentukan akad yang melibatkan ungkapan akad, pelaku akad dan subjek akad
Dokumen tersebut membahasakan dua jenis kontrak jual beli khusus yaitu bay' al-salam dan bay' al-istisna'. Bay' al-salam melibatkan jual beli barang di mana harga dibayar tunai tetapi barang diserahkan kemudian. Bay' al-istisna' pula melibatkan pembelian barang yang akan dibuat di masa depan di mana pembayaran boleh dilakukan secara ansuran. Dokumen tersebut juga membahas ruk
Dokumen tersebut membahas mengenai makna, jenis-jenis, dan implikasi riba dalam sistem ekonomi. Secara ringkas, riba adalah tambahan nilai pinjaman yang dilarang agama karena merusak individu, masyarakat, dan ekonomi. Dokumen tersebut juga menyarankan sistem perbankan dan asuransi Islam sebagai alternatif untuk menghindari unsur riba.
Dokumen ini membahas mengenai larangan gharar dalam Islam berdasarkan hadis dan Al-Quran. Gharar didefinisikan sebagai ketidakpastian, pertaruhan, penipuan, atau ketidaktahuan. Ada beberapa jenis gharar yang dilarang seperti jual beli burung di udara namun ada pula yang dibenarkan seperti jual beli rumah. Contoh transaksi yang dilarang karena unsur gharar antara lain jual beli al-hasah dan habal al
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian, hukum, rukun dan syarat, jenis-jenis, pendapat ulama, dan hikmat dari hibah dalam Islam. Hibah adalah pemberian sukarela tanpa balasan, yang sunat dilakukan dan memiliki empat rukun utama untuk keabsahannya. Ada dua jenis hibah yang bersifat sementara ('umrah dan rugbah) yang status hukumnya masih diperdebatkan oleh ulama. Hibah
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menjelaskan definisi dan unsur-unsur jaminan menurut perspektif syariah, termasuk definisi, jenis-jenis, rukun-rukun, dan kesahihan jaminan. Dokumen tersebut juga membahas mengenai syarat-syarat penjamin, pihak yang dijamin, dan perkara yang dijamin.
Dokumen tersebut membahasakan konsep akad, rukun, dan syarat dalam jual beli menurut perspektif fiqh. Ia menjelaskan definisi akad, jenis-jenis akad, rukun-rukun akad seperti al-'Aqidain dan Ma'kud alaih, serta unsur-unsur ijab dan qabul. Dokumen ini juga membincangkan pandangan ulama tentang konsep tersebut.
Gadaian (Al-Rahn) adalah kontrak yang melibatkan penggunaan barang sebagai cagaran untuk hutang. Terdapat empat rukun utama kontrak gadaian: (1) kedua-dua pihak yang berkontrak, (2) lafaz persetujuan, (3) barang gadaian, dan (4) hutang yang dicagarkan. Kontrak gadaian akan sah jika keempat-empat rukun tersebut dipenuhi.
Dokumen tersebut membahas konsep kepemilikan dalam Islam. Ia menjelaskan definisi kepemilikan sebagai penguasaan suatu harta yang memungkinkan pemiliknya untuk menggunakannya sesuai hukum syara'. Dokumen tersebut juga membedakan antara kepemilikan penuh dan tidak penuh, serta menjelaskan berbagai jenis hak kepemilikan seperti hak kepemilikan, manfaat, dan penggunaan aset.
Dokumen tersebut membahasakan prinsip-prinsip umum yang terkait dengan akad dalam hukum Islam. Ia menjelaskan makna akad, perbezaan antara akad, tasarruf dan iltizam, prinsip-prinsip umum akad seperti kebenaran, persetujuan bersama, bebas dari unsur paksaan, riba, gharar dan penipuan, serta pembentukan akad yang melibatkan ungkapan akad, pelaku akad dan subjek akad
Dokumen tersebut membahasakan dua jenis kontrak jual beli khusus yaitu bay' al-salam dan bay' al-istisna'. Bay' al-salam melibatkan jual beli barang di mana harga dibayar tunai tetapi barang diserahkan kemudian. Bay' al-istisna' pula melibatkan pembelian barang yang akan dibuat di masa depan di mana pembayaran boleh dilakukan secara ansuran. Dokumen tersebut juga membahas ruk
Dokumen tersebut membahas mengenai makna, jenis-jenis, dan implikasi riba dalam sistem ekonomi. Secara ringkas, riba adalah tambahan nilai pinjaman yang dilarang agama karena merusak individu, masyarakat, dan ekonomi. Dokumen tersebut juga menyarankan sistem perbankan dan asuransi Islam sebagai alternatif untuk menghindari unsur riba.
Dokumen ini membahas mengenai larangan gharar dalam Islam berdasarkan hadis dan Al-Quran. Gharar didefinisikan sebagai ketidakpastian, pertaruhan, penipuan, atau ketidaktahuan. Ada beberapa jenis gharar yang dilarang seperti jual beli burung di udara namun ada pula yang dibenarkan seperti jual beli rumah. Contoh transaksi yang dilarang karena unsur gharar antara lain jual beli al-hasah dan habal al
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian, hukum, rukun dan syarat, jenis-jenis, pendapat ulama, dan hikmat dari hibah dalam Islam. Hibah adalah pemberian sukarela tanpa balasan, yang sunat dilakukan dan memiliki empat rukun utama untuk keabsahannya. Ada dua jenis hibah yang bersifat sementara ('umrah dan rugbah) yang status hukumnya masih diperdebatkan oleh ulama. Hibah
Riba dalam al-Quran dan al-Sunnah menunjukkan bahwa Allah mengharamkan semua bentuk riba tanpa pengecualian. Pengharaman riba dilakukan secara bertahap dalam al-Quran melalui nasihat negatif, sindiran, larangan sebagian, hingga larangan yang jelas dan tegas. Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW memberikan penjelasan lebih lanjut tentang berbagai bentuk riba yang diharamkan. Terdapat perbedaan pendapat ulama tent
Dokumen tersebut membahas tentang riba dalam perspektif Islam. Riba secara harfiah berarti bertambah, tetapi dalam istilah teknis merujuk kepada pengambilan tambahan dari harta pokok secara batil. Alquran melarang riba dan menyebutkan dampak negatifnya bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Hikmah larangan riba adalah untuk melindungi harta umat Islam dan memotivasi investasi yang halal.
Riba refers to usury or interest charged on loans. It is prohibited in Islam based on evidence from the Quran and hadith. There are two main categories of riba - debt riba, which includes interest on loans, and trade riba, which involves unequal exchange of goods. Certain goods like gold, silver, wheat and barley are considered ribawi items where rules on quantity and time of exchange must be followed to avoid riba. The prohibition aims to prevent injustice and burden on borrowers that can destabilize societies.
Larangan riba dalam koperasi menjelaskan bahwa Islam melarang segala bentuk praktik riba, termasuk dalam lembaga koperasi. Dokumen ini mendefinisikan riba, menjelaskan larangan riba dalam Alquran dan hadis, serta pandangan Yahudi, Yunani, Romawi, dan Kristen terhadap riba. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa tujuan koperasi sesuai dengan syariat Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang larangan riba dalam pandangan syariat Islam. Riba dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu riba hutang-piutang dan riba jual beli, dan masing-masing kelompok tersebut memiliki jenis-jenis riba yang dijelaskan. Alquran dan hadis mengancam keras pelaku riba dengan berbagai sanksi seperti dianalogikan seperti orang kerasukan setan dan dijanjikan neraka."
Transaksi yang dilarang dalam Islam meliputi transaksi yang objeknya haram, melanggar prinsip-prinsip dasar seperti kerelaan antara pihak dan keadilan, serta transaksi yang tidak sah karena tidak memenuhi unsur-unsur yang diperlukan seperti kesepakatan antara pihak. Beberapa contoh transaksi yang dilarang adalah jual beli minuman keras, rekayasa pasar, gharar, riba, dan transaksi yang terkait satu sama
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep jual beli dalam perspektif syariah. Ia mendefinisikan jual beli, menjelaskan dalil-dalil Al-Quran dan hadis tentang jual beli, serta menjelaskan rukun-rukun dan syarat-syarat yang perlu dipenuhi agar suatu transaksi jual beli dianggap sah menurut syariah. Dokumen ini juga membahas mengenai hak-hak pihak pembeli dan penjual d
Dokumen tersebut membahas tentang transaksi ekonomi dalam Islam, termasuk pengertian muamalah, jenis-jenis muamalah seperti jual beli dan pinjam meminjam, serta larangan-larangan seperti riba. Dokumen juga menjelaskan syarat-syarat sahnya suatu transaksi menurut agama Islam.
Dokumen tersebut membahas berbagai topik terkait praktik ekonomi dalam Islam seperti jual beli, ijarah, riba, syirkah, mudharabah dan musaqah. Jual beli membahas rukun, syarat dan hukum transaksinya. Riba dilarang karena berbahaya dan dibedakan menjadi beberapa jenis. Syirkah dan mudharabah adalah bentuk usaha kerjasama modal. Musaqah adalah kerjasama bagi hasil di bidang pertanian.
1. Dokumen membahas beberapa jenis muamalah khusus yang dibenarkan dan dilarang dalam Islam seperti jual beli, pembahagian modal, dan kontrak-kontrak tertentu.
2. Beberapa jenis jual beli yang dilarang antara lain menjual susu belum diperas, bulu binatang belum dipotong, buah belum masak, dan mengandung unsur perjudian.
3. Dibahas pula beberapa isu semasa seperti jual beli em
Riba dilarang dalam Islam karena merupakan amalan yang zalim dan dosa besar. Terdapat tiga jenis riba yaitu riba al-fadhl (perbedaan berat/jumlah barang yang sama), riba al-yad (penundaan penyerahan barang), dan riba al-nasiah (pengenaan bunga atas hutang). Islam hanya mengizinkan jual beli tunai dan secara segera tanpa penundaan untuk enam barangan tertentu seperti emas dan perak.
Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik urusan ibadah maupun muamalah. Islam terdiri dari tiga dimensi yaitu aqidah, akhlak, dan syariah. Syariah Islam membagi muamalah menjadi ibadah dan muamalah, dengan aturan yang berbeda untuk masing-masing. Beberapa transaksi dalam muamalah dilarang karena zat atau akibatnya, seperti riba, gharar,
Teks tersebut membahas tentang konsep ekonomi dalam Islam, termasuk pengertian dan hukum jual beli, rukun-rukun jual beli, syarat-syarat sahnya jual beli, jenis-jenis jual beli yang dilarang, dan hikmah dari jual beli. Secara khusus, teks tersebut menjelaskan bahwa jual beli diperbolehkan dalam Islam asalkan memenuhi syarat-syarat dan larangan tertentu.
Pinjaman (‘Ariyyah) adalah membenarkan penggunaan sesuatu barang milik orang lain dengan syarat pemilik asal dikembalikan. Pinjaman sunat dan membantu sesama, namun mesti patuhi beberapa rukun seperti keizinan pemberi pinjaman, kejelasan barang dipinjam, dan tanggungjawab peminjam terhadap barang. Kontrak pinjaman boleh ditarik balik oleh mana-mana pihak pada bila-bila masa.
Musaqah adalah kontrak antara pemilik tanah dengan pengusaha untuk menjaga tanaman. Kontrak ini melibatkan pengusaha yang akan menjalankan kerja-kerja penjagaan tanaman seperti menyiram dan membahagikan hasil tanaman. Kontrak ini sah jika memenuhi unsur-unsur seperti pemilik, pengusaha, perjanjian, subjek, kerja dan pembahagian hasil.
Barang Pungotan (Luqotoh) adalah harta atau hak khusus yang ditemui di tanah yang tidak dimiliki oleh siapa-siapa. Pemungut wajib mengumumkan penemuan tersebut selama setahun di tempat-tempat awam agar pemiliknya dapat mengenalpastinya. Setelah tempoh pengumuman berakhir, pemungut boleh memiliki barang tersebut dengan syarat membayar nilainya jika pemilik muncul.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep ji'alah dalam istilah dan bahasa serta unsur-unsur kontrak ji'alah. Kontrak ji'alah adalah perjanjian antara pemberi upah dengan pekerja dimana pekerja berhak mendapat imbalan atas pekerjaan yang dilakukan, walaupun pekerjaan tidak ditentukan secara spesifik. Kontrak ji'alah bersifat fleksibel dimana kedua belah pihak dapat membat
1) Rasulullah adalah juru dakwah pertama yang diutus Allah untuk menyeru kepada Islam. 2) Tugas utama juru dakwah adalah mengajak manusia kepada Islam dan menyuruh kebajikan serta mencegah kemungkaran. 3) Persiapan penting bagi juru dakwah adalah memiliki ilmu agama yang luas dan iman serta ketakwaan kepada Allah yang kuat.
Sejarah Perundangan Islam :Zaman taklid dan jumudZafirah Abdullah
Zaman Taklid dan Jumud menandakan zaman di mana ijtihad mengalami kemerosotan dan budaya taqlid menjadi lazim di kalangan ulama. Ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti perpecahan wilayah Islam, fanatisme terhadap mazhab, dan penutupan pintu ijtihad. Walau bagaimanapun, zaman ini juga menyaksikan permulaan kebangkitan semula ijtihad melalui usaha tokoh-tokoh seperti Ibnu Taimiyah.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
2. Takrif
Menurut Bahasa Arab
◦ Lebihan, Pertambahan dan perkembangan
Istilah Para Fuqahak:
◦ Kontrak yang dimeterai sebagai pertukaran barangan tertentu..
◦ tetapi pada ketika kontrak dimeterai, pertukaran ini tidak diketahui
kesamarataannya menurut ukuran syarak..
◦ ataupun penyerahan salah satu/kedua-dua barangan tersebut dilewatkan.
3. Dali dari Rasulullah S.A.W :
“Emas dan emas adalah Riba, kecuali secara ambil dengan ambil. Gandum
dengan gandum adalah Riba, kecuali secara ambil dengan ambil. Barli dengan barli
adalah Riba’, kecuali secara ambil dengan ambil. Tamar dengan tamar adalah Riba,
kecuali secara ambil dengan ambil.
Maksud ambil dengan ambil:
◦ Kedua pihak hulur-menghulur barangan yang dijual-beli ketika memeterai kontrak
dan berlaku penerimaan dalam majlis tersebut
4. Barangan Berunsur Riba
◦ Emas
◦ Perak
◦ Gabdum
◦ Barli
◦ Tamar
◦ Garam
◦ Selain daripada enam barangan tersebut, unsur Riba juga turut wujud dalam barangan-
barangan yang lain.
◦ Ini kerana, hukum yang ditetapkan pada barangan tersebut sebenarnya berpandukan kepada
illah (sebab) tertentu.
◦ Dengan itu, barangan yang lain perlu dipadankan dengan sebab(illah) yang diterima pakai ini
bagi menentukan kewujudan unsur riba.
Illah Riba
◦ Dapat disimpulkan bahawa kayu ukur yang diterima pakai bagi menentukan sesuatu barangan
itu berunsur Riba atau tidak adalah matawang dan makanan.
5. Kesimpulan:
1. Segala urusan yang membabitkan matawang yang berlandaskan emas dan perak seperti
matawang yang diguna pakai pada hari ini dikatogerikan sebagai barangan yang berunsur
Riba’
2. Segala makanan yang dimakan oleh manusia juga dikategorikan sebagai barangan
berunsur Riba’.
• Contohnya : Nasi, Jagung dipadankan dengan (gandum dan Barli)
Buah-Buahan seperti Kismis/ Buah Tin yang dipadankan dengan (Tamar)
Halia / Mastik dan sebagainya yang dipadankan (garam)
• Barangan lain yang bukan dalam bentuk matawang atau makanan manusia tidak
dikategorikan sebagai barangan berunsur.
• Contohnya: Pakaian
6. Jenis dan Hukum Riba Jual
Beli
1. Riba’ Fadl (Bayaran Tambahan)
• Adalah jual beli barangan berunsur Riba’ dengan barangan yang sama
• Dan disertakan dengan bayaran tambahan oleh salah satu pihak
Contohnya : Penjual menjual secupak gandum dengan pembeli membayar dua cupak
gandum
• Unsur Riba’ iaitu bayaran tambahan yang terdapat dalam urusniaga ini amat
jelas dan ketara.
• Urusniaga seperti ini adalah HARAM dan tidak dibenarkan
• Hukum ini tidak mengambil kira bentuk barangan tersebut
Jika penjual menjual emas yang dibentuk mengikut acuan. Penjual perlu
memastikan kedua-dua emas tersebut mestilah sama dari segi berat dan
tidak dibenarkan salah satu tidak sama berat dengan emas yang satu lagi.
7. Contoh lain:
Menjual 1kg gandum Mesir dengan 2kg gandum Syria.
Riba al-Fadl melibatkan barangan riba yang sama jenis dengan kadar berat
yang berbeza
Unsur riba iaitu bayaran tambahan atau lebihan yang terdapat dalam
transaksi muamalat ini amat jelas
8. Jenis dan Hukum Riba
2. Riba Nasi’ah (Bayaran Bertangguh)
Jual beli barangan berunsur Riba’ dengan barangan berunsur riba yang lain secara
bertangguh dan kedua-duanya mempunyai illah yang sama.
Hukum ini membabitkan semua pertukaran sama ada barangan tersebut..
◦ sama jenis atau jenis yang berbeza
◦ Sama ada wujud bayaran tambahan atau dengan jumlah yang sama
Contohnya: Penjual menjual secupak gandum dan dibayar dengan secupak gandum
atau secupak barli dalam tempoh sebulan barulah pembayaran dibuat.
◦ Urusan seperti ini adalah HARAM dan tidak dibenarkan
◦ Pembayaran tunai berbeza dengan pembayaran bertangguh
◦ Dengan itu wujud tambahan nilai pada salah satu barangan iaitu barangan yang dibayar
secara tunai.
9. Para ulama telah sepakat bahawa transaksi jual beli secara bertangguh yang melibatkan
item riba dan mempunyai illah yang sama termasuk dalam kategori riba al-nasi’ah. Secara
ringkasnya setiap transaksi jual beli akan termasuk ke dalam riba jenis ini apabila terdapat 2
perkara:
1) Jualan dilaksanakan secara tangguh
2) kedua-dua barangan yang dijual beli terdiri daripada item riba yang mempunyai illah
yang sama samada barangan tersebut sama jenis atau pun tidak, samada diketahui
sukatan atau pun tidak.
Contohnya pertukaran di antara emas dengan emas secara tangguh. Keduanya merupakan
item riba dan mempunyai illah yang sama. Sebarang penangguhan dalam transaksi ini
menyebabkan berlakunya riba al-nasi’ah
Contoh lain ialah menjual 5 gram emas dengan harga RM2000 secara tunai atau RM3800
secara tangguh
10. Jenis dan Hukum Riba
3) Riba Yad (Tangan)
◦ Jual Beli barangan berunsur Riba’ dengan barangan yang berunsur Riba’ yang lain
dan kedua-duanya mempunyai illah yang sama tanpa disyariatkan tempoh tertentu
ketika kontrak tersebut
◦ Kelewatan menyerahkan salah satu atau kedua barangan berlaku di luar majlis
Dalil Hukum
“Kecuali secara ambil dengan ambil”
◦ Penyerahan dan penerimaan wajib dilakukan dalam majlis yang sama
11. Kesimpulannya
a) Riba’ Al-Fadhl – riba yang dibayar lebih pada satu pihak yang menukarkan
barang.
Contohnya : Satu kilo beras mahsuri ditukar dengan satu kilo beras yang lain (
berlainan kualiti dan jenis ).
b) Riba’ Al-Yad - riba’ yang dibayar lebih kerana tidak diterima dalam majlis aqad
jual beli.
Contohnya : Seseorang yang beraqad sebanyak RM 100.00 tetapi
apabila diluar aqad dibayar RM 105.00.
c) Riba’ Al-Nasi’ah – riba’ yang dibayar lebih kerana dilewatkan pembayarannya.
Contohnya : Pinjaman sebanyak RM 100.00 maka dibayar balik
RM 120.00
12. Jual Beli Barangan berunsur Riba’ dan syarat-
syarat bagi membolehkannya
Barangan yang sejenis
Apabila jual beli membabitkan barangan berunsur Riba dari jenis yang sama.
(gandum dgn gandum/ gula dgn gula..etc)
Jual Beli ini perlu memenuhi 3 syarat bagi mengelak daripada termasuk
dalam jual beli riba’.
1) Barangan yang ditukar tangan mestilah sama
Mesti Mengikut sukatan yang sama (cupak dengan cupak)
Mesti Mengikut timbangan yang sama (kg dengan kg)
Atau bilangan yang sama (lima dengan lima..etc)
2) Kontrak tersebut mestilah tunai (serta-merta)
Kontrak tersebut tidak menyebut tempoh tertentu bagi penyerahan mana-
mana barangan walaupun untuk tempoh yang singkat
13. Jual Beli Barangan berunsur Riba’ dan syarat-
syarat bagi membolehkannya
3. Penerimaan
Kedua-dua pihak mestilah menerima barangan yang ditukar sebelum
mereka berpisah dari tempat memeterai kontrak (berpisah daripada
segi fizikal)
Barangan tidak sejenis tetapi mempunyai Illah Riba yang sama
Contohnya: Kedua-duanya dalam bentuk matawang/makanan)
Jual beli ini perlu memenuhi 2 syarat bagi menjadikan jual beli tersebut
sah dan bersih dari unsur riba’.
1. Kontrak tersebut mestilah tunai atau serta-merta, seperti yang
dinyatakan di atas
2. Penerimaan barangan berlaku di tempat memeterai kontrak
14. Jual Beli Barangan berunsur Riba’ dan syarat-
syarat bagi membolehkannya
Kedua-dua barangan tidak perlu mempunyai kadar yang sama
◦ Contoh: Jual beli secupak gandum dengan 2 cupak barli
Namun dengan syarat, tidak dinyatakan sebarang tempoh tertentu bagi penyerahan
barangan dan penerimaan berlaku pada waktu itu.
Barangan yang berlainan Illah Riba’
◦ Contoh: Jual beli yang membabitkan salah satu barangan berbentuk matawang
dan satu lagi berbentuk makanan.
◦ Dalam keadaan ini, kesahihan jual beli dan kontrak tersebut tidak terikat dengan
syarat-syarat yang dinyatakan di atas tadi.
◦ Contoh : Jual beli 20 cupak gandum dengan 10 gram emas adalah SAH.
15. Jual Beli Barangan berunsur Riba’ dan syarat-
syarat bagi membolehkannya
Pertukaran Barangan yang berunsur Riba dengan Barangan yang bukan
berunsur Riba
◦ Jual beli adalah SAH tanpa terikat dengan syarat-syarat yang ditetapkan
bagi urusniaga barangan berunsur Riba’.
◦ Contoh : Jual Beli makanan dengan Baju
Persamaan : Kewujudan, Diambil Kira dan Halangan
Apakah yang mewujudkan Persamaan?
◦ Kedua-dua barangan mestilah sama menurut ukuran yang diterima syarak
◦ Barang yang dijual berdasarkan sukatan / (timbangan), tidak sah dijual
dengan barangan yang sama jenis kecuali sukatannya / (timbangan) yang
sama.
16. Penentuan sesuatu barangan samaada disukat atau ditimbang
1. Bagi barangan yang tidak boleh disukat mungkin kerana saiznya yang besar
hingga terkeluar daripada penyukat atau wujud ruang udara di dalamnya.
Contohnya : Buah Safarjal, delima dan terung, ukuran bagi barangan ini perlu
dibuat dalam timbangan
Bilakah Persamaan ini diambil kira
1. Jika barangan yang berunsur Riba, sama ada disukat/ ditimbang berubah-ubah
kadarnya mengikut keadaan-keadaan tertentu..
1. Ketika basah dan ketika kering, persamaan yang diambil kira ialah waktu kering iaitu
ketika barangan itu benar-benar telah matang
2. Contoh : Bijiran tidak boleh dijual beli kecuali setelah ia kering dan dibersihkan
daripada kulitnya agar benar-benar sama./ Buah Kurma Basah tidak boleh dijual
kecuali setelah menjadi tamar.
17. 2. Jika barangan berunsur riba (disukar/ditimbang) tidak boleh dikeringkan, contohnya, timun,
buah zaitun..
◦ Persamaan bagi barangan ini boleh diterima dalam keadaan basah
◦ Perlu dijual mengikut timbangan walaupun barangan tersebut biasanya dijual mengikut
sukatan
Faktor yang menghalang Persamaan
1. Kesan Kebakaran
◦ Apabila wujud kesan kebakaran pada barangan yang berunsur Riba’ sama
ada panggang, goring, atau masak, barangan ini tidak boleh dijual beli dengan
barangan yang sama dan sejenis dengannya kerana tidak mungkin wujud
persamaan.
◦ Walau bagaimanapun tidak salah jika bakaran tersebut untuk tujuan
pemisahan.
Contoh: Memisahkan madu dengan sarangnya.
18. 2. Campuran
◦ Apabila barangan yang berunsur Riba’ dicampurkan dengan bahan yang tidak sejenis
dengannya sama ada bahan tersebut juga berunsur Riba’ atau tidak
◦ Persamaan tidak akan wujud kerana kadar campuran tidak boleh ditentukan.
◦ Contoh : Keju dan keju putih dianggap sebagai dua barangan yang berbeza jenis
Jual Beli Daging dengan Daging, Daging dengan Haiwan Hidup dan Haiwan
dengan Haiwan
1. Jual Beli Daging dengan Daging
◦ Daging termasuk dalam barangan berunsur Riba’
◦ Ia boleh dijual dengan daging lain dengan syarat, mestilah ada persamaan
kadar, tunai dan diterima pada ketika kontrak dimeterai jika dagingnya adalah
sejenis
◦ Jika dagingnya berlainan jenis, (daging kambing dengan daging lembu),
perbezaan kadar dibenarkan tetapi jualan mestilah dilakukan secara tunai dan
diterima pada ketika kontrak dimeterai.
19. Jual Beli Daging dengan Daging, Daging dengan Haiwan Hidup dan
Haiwan dengan Haiwan
2. Jual Beli Haiwan dengan Haiwan
◦ Haiwan tidak termasuk sebagai barangan yang berunsur Riba’ kerana ia
tidak boleh dimakan secara langsung dan ia bukan dikategorikan sebagai
matawang.
◦ Atas dasar ini, jual beli haiwan dengan haiwan dengan kadar yang
berbeza dibenarkan sama ada jenis yang sama atau berbeza
◦ Contoh : Menjual seekor kambing dengan 2 ekor kambing
◦ Haiwan ini juga boleh dijual secara tunai atau tangguh
◦ Diterima ketika majlis kontrak atau tidak
20. Jual Beli Daging dengan Haiwan
◦ Tidak dibenarkan sama sekali baik secara tunai mahupun secara hutang
◦ Sama ada daging tersebut sama jenis dengan haiwan tersebut atau tidak
◦ Sama ada haiwan tersebut boleh dimakan atau tidak
◦ Walaubagaimanapun, para Fuqahak membenarkan jual beli haiwan
dengan kulit yang disamak kerana ia tiada kene mengena dengan daging
atau sebagainya
◦ Hadis Samura R.A
“Sesungguhnya Nabi S.A.W telah melarang jual beli haiwan dengan daging”
21. UrusNiaga Berunsur Riba’
Kedua pihak perlu memulangkan semula barangan yang telah ditukar tangan
dan mengembalikan semula bayaran yang telah diambil
Selepas itu, mereka harus membuat kontrak baru dengan memenuhi syarat-
syarat SAH yang telah ditetapkan
Jika tidak, mereka dianggap berdosa dan layak menerima hokum berat dari
Allah S.W.T
Pendapatan mereka adalah HARAM dan tidak bersih
22. Hikmah diharamkan Riba’
Riba adalah merupakan satu penindasan dan pemerasan terhadap orang-orang
miskin kerana yang miskin bertambah miskin, fikirannya bertambah bimbang
kerana memikirkan tentang bagaimana hendak membayar hutangnya yang
sentiasa bertambah bunganya bila lambat dibayar.
Pihak yang memakan riba’ akan bertambah kaya dan senang.
Riba’ akan mendorong pemakannya hidup senang-lenang tanpa bekerja dan
berusaha sedangkan Islam menggalakkan umatnya untuk berusaha dan bekerja.
Riba boleh merenggangkan merosakkan prhubungan di antara orang kaya
pemakan riba’ dengan orang miskin seterusnya akan menimbulkan kekacauan
di dalam masyarakat dan negara timbullah di sana-sini rompakan, pembunuhan
dan sebagainya.
24. Riba Hutang:
◦ Apabila seseorang meminjam sejumlah wang daripada
seseorang untuk tempoh tertentu dan dia perlu
memulangkannya bersama bayaran tambahan yang
ditetapkan.
◦ Dia memberikan pemiutang bayaran tertentu sebagai faedah /
keuntungan sehingga dia memulangkan semua wang yang
dipinjam
Hukum Riba: HARAM
◦ Dalil : “Dan tinggalkanlah saki baki Riba’. (Al-Baqarah:278)
◦ Riba dan urusniaga berlandaskan riba’ adalah HARAM dan
tergolong dalam dosa-dosa besar yang menjadikan pengamalnya
Fasiq.
◦ Allah juga tidak menerima amalan-amalan baik mereka yang