Dokumen ini membahas mengenai larangan gharar dalam Islam berdasarkan hadis dan Al-Quran. Gharar didefinisikan sebagai ketidakpastian, pertaruhan, penipuan, atau ketidaktahuan. Ada beberapa jenis gharar yang dilarang seperti jual beli burung di udara namun ada pula yang dibenarkan seperti jual beli rumah. Contoh transaksi yang dilarang karena unsur gharar antara lain jual beli al-hasah dan habal al
Dokumen tersebut membahasakan prinsip-prinsip umum yang terkait dengan akad dalam hukum Islam. Ia menjelaskan makna akad, perbezaan antara akad, tasarruf dan iltizam, prinsip-prinsip umum akad seperti kebenaran, persetujuan bersama, bebas dari unsur paksaan, riba, gharar dan penipuan, serta pembentukan akad yang melibatkan ungkapan akad, pelaku akad dan subjek akad
CTU231 Assignment (Pemilikan Tidak Sempurna)Adlina Zainuri
Teks tersebut membahas tentang konsep pemilikan tidak sempurna dalam hukum Islam. Terdapat tiga jenis pemilikan tidak sempurna yang dijelaskan yaitu pemilikan harta saja, pemilikan manfaat peribadi, dan pemilikan manfaat bersama. Pemilikan tidak sempurna berarti pemilik hanya memiliki sebagian dari dua unsur kepemilikan yaitu zat (fisik) atau manfaat dari suatu harta.
The document provides an overview of Muamalat (Islamic commercial transactions) and defines the elements of a contract in Islamic law. It discusses the four essential elements of a contract: [1] the contracting parties, [2] the form of the contract through offer and acceptance, [3] the subject matter and price, and [4] the purpose and effect of the contract. It then describes different types of contracts in more detail, including contracts of ownership through exchange or charity, security contracts, partnership contracts, and more. The document also discusses capacity and impediments to capacity for entering into contracts.
Dokumen tersebut membahasakan prinsip-prinsip umum yang terkait dengan akad dalam hukum Islam. Ia menjelaskan makna akad, perbezaan antara akad, tasarruf dan iltizam, prinsip-prinsip umum akad seperti kebenaran, persetujuan bersama, bebas dari unsur paksaan, riba, gharar dan penipuan, serta pembentukan akad yang melibatkan ungkapan akad, pelaku akad dan subjek akad
CTU231 Assignment (Pemilikan Tidak Sempurna)Adlina Zainuri
Teks tersebut membahas tentang konsep pemilikan tidak sempurna dalam hukum Islam. Terdapat tiga jenis pemilikan tidak sempurna yang dijelaskan yaitu pemilikan harta saja, pemilikan manfaat peribadi, dan pemilikan manfaat bersama. Pemilikan tidak sempurna berarti pemilik hanya memiliki sebagian dari dua unsur kepemilikan yaitu zat (fisik) atau manfaat dari suatu harta.
The document provides an overview of Muamalat (Islamic commercial transactions) and defines the elements of a contract in Islamic law. It discusses the four essential elements of a contract: [1] the contracting parties, [2] the form of the contract through offer and acceptance, [3] the subject matter and price, and [4] the purpose and effect of the contract. It then describes different types of contracts in more detail, including contracts of ownership through exchange or charity, security contracts, partnership contracts, and more. The document also discusses capacity and impediments to capacity for entering into contracts.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep jual beli dalam perspektif syariah. Ia mendefinisikan jual beli, menjelaskan dalil-dalil Al-Quran dan hadis tentang jual beli, serta menjelaskan rukun-rukun dan syarat-syarat yang perlu dipenuhi agar suatu transaksi jual beli dianggap sah menurut syariah. Dokumen ini juga membahas mengenai hak-hak pihak pembeli dan penjual d
Dokumen tersebut membahasikan penggunaan adat sebagai sumber hukum. Ia menjelaskan bahawa adat boleh menjadi hujah hukum asalkan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadis. Dokumen ini juga membincangkan perbezaan pendapat ulama tentang status adat sebagai sumber hukum serta syarat-syarat agar adat boleh dijadikan hujah.
Dokumen tersebut membahas tentang kaedah fiqh yang menyatakan bahwa kesukaran membawa kemudahan. Kaedah ini menjelaskan bahwa hukum Islam menginginkan kemudahan dan tidak membebani manusia dengan hal-hal di luar kemampuannya. Dalil-dalil utama kaedah ini termasuk ayat Al-Quran dan hadis yang menyatakan Allah menginginkan kemudahan bagi umatnya.
Dokumen tersebut membahasakan konsep akad, rukun, dan syarat dalam jual beli menurut perspektif fiqh. Ia menjelaskan definisi akad, jenis-jenis akad, rukun-rukun akad seperti al-'Aqidain dan Ma'kud alaih, serta unsur-unsur ijab dan qabul. Dokumen ini juga membincangkan pandangan ulama tentang konsep tersebut.
Dokumen tersebut membahas empat masalah utama berkaitan dengan pemilikan harta dalam Mazhab Syafi'i di Malaysia: (1) penggunaan dan pemahaman Mazhab Syafi'i, (2) bidang kuasa pelbagai institusi dalam pengurusan harta pusaka, (3) ketiadaan garis panduan mengenai faraid, dan (4) ketidakseragaman undang-undang warisan.
Dokumen tersebut membahasakan dua jenis kontrak jual beli khusus yaitu bay' al-salam dan bay' al-istisna'. Bay' al-salam melibatkan jual beli barang di mana harga dibayar tunai tetapi barang diserahkan kemudian. Bay' al-istisna' pula melibatkan pembelian barang yang akan dibuat di masa depan di mana pembayaran boleh dilakukan secara ansuran. Dokumen tersebut juga membahas ruk
Dokumen tersebut membahas konsep kepemilikan dalam Islam. Ia menjelaskan definisi kepemilikan sebagai penguasaan suatu harta yang memungkinkan pemiliknya untuk menggunakannya sesuai hukum syara'. Dokumen tersebut juga membedakan antara kepemilikan penuh dan tidak penuh, serta menjelaskan berbagai jenis hak kepemilikan seperti hak kepemilikan, manfaat, dan penggunaan aset.
Dokumen tersebut membahasakan konsep ijarah dalam ekonomi Islam. Ijarah adalah kontrak sewa yang mengharuskan pembayaran uang sewa dan memenuhi syarat-syarat tertentu seperti kesepakatan kedua belah pihak, keadaan barang yang disewakan, dan manfaat yang diterima. Dokumen tersebut juga membandingkan ijarah dengan ji'alah dan menjelaskan unsur-unsur penting ekonomi Islam.
The document discusses Islamic principles related to business transactions. It states that transactions should not involve riba (interest), gharar (ambiguity or uncertainty), fraud, coercion, or prohibited goods. It then defines riba and gharar, explaining their prohibition in the Quran, hadith, and Islamic law. Riba refers to interest on loans and can take two forms - riba al diyun relating to debt and riba al-fadl occurring in trade. Gharar introduces ambiguity into contracts. The document contrasts debt-based finance involving riba with participatory finance based on profit-sharing that is more just, equitable and growth-oriented.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep jual beli dalam perspektif syariah. Ia mendefinisikan jual beli, menjelaskan dalil-dalil Al-Quran dan hadis tentang jual beli, serta menjelaskan rukun-rukun dan syarat-syarat yang perlu dipenuhi agar suatu transaksi jual beli dianggap sah menurut syariah. Dokumen ini juga membahas mengenai hak-hak pihak pembeli dan penjual d
Dokumen tersebut membahasikan penggunaan adat sebagai sumber hukum. Ia menjelaskan bahawa adat boleh menjadi hujah hukum asalkan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadis. Dokumen ini juga membincangkan perbezaan pendapat ulama tentang status adat sebagai sumber hukum serta syarat-syarat agar adat boleh dijadikan hujah.
Dokumen tersebut membahas tentang kaedah fiqh yang menyatakan bahwa kesukaran membawa kemudahan. Kaedah ini menjelaskan bahwa hukum Islam menginginkan kemudahan dan tidak membebani manusia dengan hal-hal di luar kemampuannya. Dalil-dalil utama kaedah ini termasuk ayat Al-Quran dan hadis yang menyatakan Allah menginginkan kemudahan bagi umatnya.
Dokumen tersebut membahasakan konsep akad, rukun, dan syarat dalam jual beli menurut perspektif fiqh. Ia menjelaskan definisi akad, jenis-jenis akad, rukun-rukun akad seperti al-'Aqidain dan Ma'kud alaih, serta unsur-unsur ijab dan qabul. Dokumen ini juga membincangkan pandangan ulama tentang konsep tersebut.
Dokumen tersebut membahas empat masalah utama berkaitan dengan pemilikan harta dalam Mazhab Syafi'i di Malaysia: (1) penggunaan dan pemahaman Mazhab Syafi'i, (2) bidang kuasa pelbagai institusi dalam pengurusan harta pusaka, (3) ketiadaan garis panduan mengenai faraid, dan (4) ketidakseragaman undang-undang warisan.
Dokumen tersebut membahasakan dua jenis kontrak jual beli khusus yaitu bay' al-salam dan bay' al-istisna'. Bay' al-salam melibatkan jual beli barang di mana harga dibayar tunai tetapi barang diserahkan kemudian. Bay' al-istisna' pula melibatkan pembelian barang yang akan dibuat di masa depan di mana pembayaran boleh dilakukan secara ansuran. Dokumen tersebut juga membahas ruk
Dokumen tersebut membahas konsep kepemilikan dalam Islam. Ia menjelaskan definisi kepemilikan sebagai penguasaan suatu harta yang memungkinkan pemiliknya untuk menggunakannya sesuai hukum syara'. Dokumen tersebut juga membedakan antara kepemilikan penuh dan tidak penuh, serta menjelaskan berbagai jenis hak kepemilikan seperti hak kepemilikan, manfaat, dan penggunaan aset.
Dokumen tersebut membahasakan konsep ijarah dalam ekonomi Islam. Ijarah adalah kontrak sewa yang mengharuskan pembayaran uang sewa dan memenuhi syarat-syarat tertentu seperti kesepakatan kedua belah pihak, keadaan barang yang disewakan, dan manfaat yang diterima. Dokumen tersebut juga membandingkan ijarah dengan ji'alah dan menjelaskan unsur-unsur penting ekonomi Islam.
The document discusses Islamic principles related to business transactions. It states that transactions should not involve riba (interest), gharar (ambiguity or uncertainty), fraud, coercion, or prohibited goods. It then defines riba and gharar, explaining their prohibition in the Quran, hadith, and Islamic law. Riba refers to interest on loans and can take two forms - riba al diyun relating to debt and riba al-fadl occurring in trade. Gharar introduces ambiguity into contracts. The document contrasts debt-based finance involving riba with participatory finance based on profit-sharing that is more just, equitable and growth-oriented.
This document discusses the concepts of riba and gharar in Islamic finance. [1] Riba refers to any excess amount charged on a loan beyond the principal amount and is prohibited as it is considered an unproductive activity that creates debt. [2] Gharar refers to uncertainty or risk in a contract and is prohibited if it is large and relates to the core aspects of the contract. Several hadiths and Quranic verses provide guidance on avoiding riba and gharar to ensure fairness and justice in financial transactions.
Riba refers to usury or interest charged on loans. It is prohibited in Islam based on evidence from the Quran and hadith. There are two main categories of riba - debt riba, which includes interest on loans, and trade riba, which involves unequal exchange of goods. Certain goods like gold, silver, wheat and barley are considered ribawi items where rules on quantity and time of exchange must be followed to avoid riba. The prohibition aims to prevent injustice and burden on borrowers that can destabilize societies.
Fundamental of Islamic Banking - Principles of Islamic BankingMahyuddin Khalid
This document provides an overview of Islamic banking and finance principles. It discusses permissible and prohibited activities for Islamic investment and financing. Key concepts covered include profit and loss sharing, trade-based financing vs interest-based loans, and the prohibition of riba (interest), gharar (uncertainty) and maisir (gambling). It also outlines the payment of zakat and some major Islamic legal maxims.
This document provides information about riba (usury or interest) in Islam. It begins by defining riba in Arabic and in fiqh (Islamic jurisprudence) terminology. It then quotes a relevant verse from the Quran that forbids riba. Next, it shares a hadith from the Prophet Muhammad (peace be upon him) regarding the prohibition of increasing amounts in exchanges of gold and silver. The document goes on to explain the two types of riba: riba al-nasi'ah, which relates to loans, and riba al-fadl, which relates to trade. It concludes by stating that both types of riba are forbidden in the Quran and traders are allowed as
This document compares and contrasts two free screencasting programs, Screenr and Jing. It notes that Screenr allows for easy access without downloading but limits recordings to 5 minutes and storage to 2GB. Jing requires downloading but allows for both images and video, private storage, and integration with editing programs. The document recommends Jing for educational use due to the ability to keep student work private.
The document discusses various types of contracts that contain gharar (uncertainty) which are prohibited in Islamic law. These include twin sales where the sale of one item is contingent on the sale of another; twin contracts where two different contracts are combined; bai urboon where the buyer has the option to forfeit a deposit or complete the purchase; and forward contracts where delivery is at a future date creating uncertainty. Classic contracts of gharar from early times involved random selection that turned trade into gambling. Contingent contracts where the sale depends on an uncertain future event also contain impermissible gharar.
The document provides information about Cardea Solutions, a company that provides various safety and security products across five divisions. It focuses on their window security products division and discusses window security standards, definitions of security, types of window security products available including retractable window grilles, removable window bars, security shutters, mesh window grilles, and polycarbonate options. It provides specifications and benefits for each type of window security product.
Usul fiqh refers to the methodology and principles used to derive rulings from Islamic legal sources like the Quran and hadith. It examines topics like different types of legal rulings and their objectives. There are two main types of rulings - taklifi which define obligations and prohibitions, and wadh'i which regulate the implementation of taklifi rulings. Taklifi rulings include obligatory, recommended, permissible, improper and prohibited acts. Wadh'i rulings specify elements like causes, conditions and obstacles related to legal rulings. Scholars from different Islamic legal schools like Hanafi and Shafii have approached usul fiqh differently in areas like scope and practical application.
The term Sharia itself derives from the verb shara'a, which according to Abdul Mannan Omar's
Dictionary of the Holy Qur'an connects to the idea of "spiritual law" (5:48) and "system of
divine law; way of belief and practice" (45:18) in the Quran.
The document discusses the law of khiyar, which allows one or both parties to a contract to cancel the contract within a specified period. Khiyar must be limited to a consecutive period of no more than three days for non-perishable goods. If both parties hold khiyar rights, ownership of goods remains with the seller until the contract is either continued or canceled. If the contract is canceled, ownership remains with the seller, and if continued, it transfers to the buyer. If only one party holds khiyar, that party alone controls ownership of the goods. Damage to goods before receipt transfers ownership, while damage after does not void the sale unless the khiyar holder cancels
There are two types of riba (interest) prohibited in Islam:
1) Riba al-nasiyah (interest on loans) which refers to any predetermined increase on a loan based on time.
2) Riba al-fadl (interest in exchange) which occurs when exchanging amounts of the same commodity if the amounts are not equal or not simultaneous.
The key differences between the two are that riba al-nasiyah involves lenders/borrowers while riba al-fadl involves sellers/buyers, and riba al-nasiyah considers time while riba al-fadl can occur in a spot transaction. Both ultimately aim to curb unfair
similarities & different between sharia & fiqhMunirah Najmah
USUL FIQH SIMILARITIES AND DIFFERENCES BETWEEN SYARIAH AND FIQH
Shariah is derived from Allah, the Quran, the Prophet Muhammad, and Hadith, while Fiqh is derived from the scholars of Fiqh and refers to the Quran and Hadith. The main differences are that Shariah is God-given and fixed, while Fiqh is humanly acquired and deals with legal rulings. Fiqh also contains more specific components and can change according to circumstances, whereas Shariah lays down basic principles.
The document discusses the Islamic legal maxim of masyaqqah, or hardship begets facility. It states that the rules of sharia were designed to apply generally but sometimes cause hardship, so alternatives are allowed. It provides evidence from the Quran, hadith, and practices of jurists. It explains the scope of masyaqqah refers to extraordinary, not ordinary, burdens. Reasons for leniency in the rules include travel, sickness, coercion, forgetfulness, ignorance, and general necessity. Leniencies allowed include shortened prayers for travelers and permission to break fasts when sick.
The document provides an overview of Shariah, including defining Islam and its components of Aqidah, Shariah and Akhlaq. It explains the five pillars of Islam and six articles of belief. It distinguishes three types of Muamalah Ammah: Ibadat which governs the relationship between humans and God, Muamalat which governs human interaction, and Jinayat which governs criminal acts. The objectives and salient features of Shariah are also described.
This document provides an overview of Riba (interest) in Islam. It begins with an introduction that establishes the key principles of the Islamic economic system, including justice, equality and prohibiting exploitation.
The document is divided into five parts. Part 1 discusses the Islamic ruling prohibiting Riba, providing evidence from the Quran and Hadith. Part 2 compares Islamic economics to other systems. Part 3 defines Riba linguistically and legally. Part 4 explains why Riba is haram both prophetically and rationally. Part 5 examines contemporary issues regarding Riba and credit cards.
The conclusion restates that Riba is considered unjust and illegal in Shariah as it exploits people's needs and creates inequality.
Jual beli menurut Islam adalah pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli berdasarkan persetujuan kedua belah pihak. Jual beli dapat mengatur struktur ekonomi masyarakat secara adil dan mendorong pertumbuhan ekonomi, asalkan dilakukan secara suka rela dan tidak melibatkan barang atau aktivitas haram.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip transaksi dalam muamalat Islam. Terdapat empat jenis transaksi yang dilarang karena mengandung unsur ketidakjelasan (gharar), yaitu: 1) jual beli barang yang belum ada, 2) barang sulit diserahkan, 3) kualitas dan kuantitas barang tidak jelas, 4) larangan dalam syariah. Contoh praktik jual beli yang dilarang karena mengandung gharar dijelask
Dokumen tersebut membahas tentang jual beli dalam Islam, meliputi definisi jual beli secara etimologis dan terminologis, unsur-unsur dan syarat sahnya jual beli, hukum jual beli, larangan-larangan dalam jual beli, serta manfaat jual beli.
Dokumen tersebut membahas tentang jual beli dalam Islam, meliputi definisi jual beli secara etimologis dan terminologis, unsur-unsur dan syarat sahnya jual beli, hukum jual beli, larangan-larangan dalam jual beli, serta manfaat jual beli.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, dasar hukum, rukun, syarat, dan jenis-jenis jual beli yang diharamkan dalam Islam. Secara ringkas, jual beli adalah pertukaran barang atau jasa dengan imbalan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, yang memiliki empat rukun utama yaitu penjual, pembeli, objek jual beli, dan harga. Ada beberapa jenis jual beli yang dilarang karena tidak
Dokumen tersebut membahas tentang jual beli dalam Islam, termasuk definisi, dasar hukum, rukun, syarat, bentuk-bentuk yang sah dan tidak sah, serta jenis-jenis jual beli yang dilarang.
MAKALAH ini di buat agar memudahkan orang yang malas. wkwkwk. btw semakin males banget orang orang. hahaha. sengaja biar orang orang mikir. jangan ambil jalan pintas karena tidak akan membuat skill dan keyakinannya bertambah
Transaksi jual beli salam memungkinkan penjualan barang di masa depan dengan pembayaran modal sekarang. Ada beberapa rukun transaksi ini, termasuk penjual, pembeli, barang, dan persetujuan. Barang harus jelas ditentukan dan diserahkan pada waktu yang disepakati.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip ekonomi Islam, meliputi konsep jual beli, larangan riba, lembaga keuangan syariah seperti bank dan perseroan berdasarkan prinsip syirkah, serta asuransi syariah yang didasarkan pada prinsip tolong menolong.
Teks tersebut membahas tentang konsep ekonomi dalam Islam, termasuk pengertian dan hukum jual beli, rukun-rukun jual beli, syarat-syarat sahnya jual beli, jenis-jenis jual beli yang dilarang, dan hikmah dari jual beli. Secara khusus, teks tersebut menjelaskan bahwa jual beli diperbolehkan dalam Islam asalkan memenuhi syarat-syarat dan larangan tertentu.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. MUHAMMAD FIRDAUS B MOHD ZAMRI
MUHAMMAD ALIF HILMAN B ASNOL
MUHAMMAD SHAHIDAN B ABDUL AZIZ
3. 4.1 Tegahan Gharar Menurut Hadith
ِهْيَلَع ُ هاَّلل ىهلَص ِ هاَّلل ُلُوسَر ىَهَنَْنع َمهلَسَوِعْيَباِرَرَغْل قال عباس ابن عن
Maksud Hadis :
“Daripada Ibn ‘Abbas r.a, dia berkata bahawa Rasulullah SAW
melarang daripada jual beli secara gharar.”
(Riwayat Imam al-Tarmidhi)
4. 4.2 Makna Kalimah
• Rasulullah SAW melarangنهى
• Jual Beliبيع
• Gharar ( Secara tipu )الغرر
5. 4.3 Tegahan Gharar Menurut Al-Qur’an
َلاَوْمَأ ِْمهِْْكَأَو ُهْنَع اوُ ُُن ْدَقَو ََب ِِّرال ُ ِِهِذْخَأَوِف ََكْلِل ََنْدَتْعَأَو ۚ ِلِطاَبْل َِب ِاسَّنلاْمُ ِْْم ََنِرااميِلَأ ااَبَذَع
(Surah Al-Nisa’, 4: 161)
“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya
mereka telah dilarang daripadanya, dan kerana mereka memakan
harta orang dengan jalan yang batil. Dan (ingatlah) Kami telah
menyediakan bagi orang-orang kafir di antara mereka azab seksa
yang tidak terperi sakitnya.”
6. 4.3 Tegahan Gharar Menurut Al-Qur’an
َبْههالرَو ِراَبْحَ ْاْل ََِِّم ااريِثَك َّن
ِ
ا اوُنَمأ ََنِ َّاَّل اَُّيهَأ ََيَو ِلِطاَبْل َِب ِاسَّنلا َلاَوْمَأ َونُ ُْككَََْل ِانَيََع َهوند ُُص
َلَو َةَّضِفْلاَو َبَهََّّلا َونُ ِِنْكَن ََنِ َّاَّلَو ۗ ِهـَّللا ِيلِب َسُِه ْ َِِّّبَف ِهـَّللا ِيلِب َس ِ ي اََوُنُوِفنُيابَذَعِبمِلَأ
(Surah At-Tawbah, 9: 34)
“Wahai orang-orang yang beriman,sesungguhnya sebahagian besar
daripada orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar
memakan harta orang dengan jalan yang batil, mereka menghalangi
manusia dari jalan Allah (Agama Islam) …”
7. 4.3 Tegahan Gharar Menurut Al-Qur’an
و﴿ َنيِفِِّفَطُمْلِِّل ٌلْي١ْوَت ْسَي ِاسَّنلا ََلَع اوُلاَتْكا اَذ
ِ
ا ََنِ َّاَّل ﴾﴿ َونُف٢وَأ ُْوِهُل ََك اَذ
ِ
اَو ﴾
﴿ َونُ ِِسْ ُُي ُُْوِهنَزَّو٣﴾
(Surah Al-Mutaffifin, 83: 1-3)
“Dan celakalah bagi mereka yang terlibat dengan penipuan. Mereka yang ingin
ketepatan semasa orang lain menimbang bagi mereka. Tetapi mengurangkan
timbangan apabila mereka menimbang untuk orang lain.”
8. 4.4 Pengertian Gharar
Berasal dari perkataan Al-Nuqsan iaitu berkurang .
Ataupun disebut Gharat Al-Naqah yang bermaksud telah berkurang
susu unta itu .
Makna lain Gharar
Al-Khatar: Bahaya, Pertaruhan, Gantian/ Habuan
Al-Khida’: Menipu/ Memperdaya
Al-Jahl: Tidak mengetahui
9. 4.4 Pengertian Gharar
Penerangan Sanhuri berkaitan unsur Al-jahl
Bila suatu benda tidak tahu wujud atau tidak, ataupun boleh diserah
kepada pembeli atau tidak
Jika suatu barang itu tidak tahu kedudukannya pada masa akan datang
Kesimpulannya Gharar:
Bahaya
Pertaruhan
Menipu/ Memperdaya
Tidak mengetahui semua perkara penipuan dan seumpamanya untuk
mendapatkan harta dengan cara yang salah dan tidak sepatutnya
10. 4.4 Pengertian Gharar
Takrifan Sarjana Klasik mengenai istilah Gharar :
Ibn ‘Abidin
Syak akan kewujudan barang sama ada dapat atau tidak barang yang dibeli
Ibn Hazam
“Jahalah”/ ketidak-tahuan barang yang dijual, pembeli tak tahu apa yang
dibelinya dan penjual juga tak tahu apa yang dibelinya
Al-Sarakhsi
Sesuatu yang membawa kepada akibat yang tersembunyi dan tidak
diketahui
11. 4.4 Pengertian Gharar
Pemahaman Para Sarjana Kontemporari menurut para sarjana klasik :
Profesor Dr. Yusuf Al-Qaradawi
Jual beli barang yang tak diketahui dan tak ditentukan dengan jelas sesuatu barang dagangan
tersebut
Cnth: Jual beli kandungan unta/ Ikan dalam air/ Burung di udara
Profesor Dr. Wahbah Al-Zuhayli
Satu pertaruhan berkenaan kewujudan suatu barang yang tak jelas dan tak
kukuh. Boleh jadi barang wujud dan tidak
Cnth: Jual beli suatu yang tak pasti kewujudan, tak tahu sama ada sikit atau
banyak suatu barang itu/ tidak mampu dalam menghantar barang jualan
12. 4.4 Pengertian Gharar
‘Ali Muhy Al-Din ‘Ali Al-Qurrah Daghi (Masadir Al-Haqq Fi Al-
Fiqh Al-Islami)
Urus niaga secara helah dan menyembunyikan hakikat barang, atau zahirkan
dengan cara berturutan bagi melindungi kedudukan yang sebenar
Zaki Badawi (The Question of Risk) Artikel dalam Islamic Banker
Gharar bersifat tidak pasti (Uncertain)
15. 4.5 Jenis-jenis Gharar
Banyak
Kadar Gharar yang banyak dalam jual beli adalah dilarang secara ijmak
Cnth: Jual beli burung di udara
Sedikit
Jual beli dengan kadar Gharar yang sedikit adalah diharuskan oleh
ijmak
Cnth: Jual beli rumah/ Pembeli tak tahu keadaan asas rumah tersebut
Sederhana
Unsur Gharar dalam suatu jual beli tidak terlalu banyak/ sedikit
Hukum seperti berjual beli barang ghaib/ tak wujud depan mata
16. 4.5 Jenis-jenis Gharar
2 Prinsip jual beli yang dikecualikan daripada Gharar oleh Imam Al-
Nawawi
Barang yang dijual secara bersama, jika barang itu dipisahkan
tidak sah penjualannya
Cnth: jual beli bangunan bersama asas bangunan/ jual beli
binatang bersama susu dalam labu susu
Perkara yang dimudahkan dalam masyarakat secara adat dalam
perkara yang terlalu kecil kiraannya
Cnth: Bayaran gunakan tandas awam
17. 4.6 Contoh Jual Beli Gharar Menurut Hadith
Bay’ Al-Hasah
3 kaedah perlaksanaan menurut Imam Al-Nawawi
Bila penjual berkata, “Aku jual kepada kamu mana-mana baju daripada baju-
baju ini yang terkena lontaran batu yang aku lontar” / Bila penjual berkata,
“Aku jual kepada kamu tanah ini bermula daripada tempat ini hingga sejauh
mana lontaran ini jatuh.”
Jika penjual berkata, “Aku jual kepada kamu dengan kamu boleh membuat
pilihan sehingga aku lontar batu ini.”
Jadikan lontaran batu sebagai jualan, “Jika aku lontar baju ini dengan batu,
maka baju ini terjual kepada kamu dengan sekian harga.”
18. Menurut Al-Tarmizi, Jual Beli Al-Hasah = Jual Beli Al-Munabadhah =
Jual Beli Masyarakat Jahiliah/ Dilarang dalam Islam
Sebab dilarang
Jual beli barang yang tidak diketahui keadaan sesuatu barang tersebut
Jual beli barang dengan pembeli boleh membuat pilihan tetapi dalam tempoh
masa yang tidak diketahui
Menjadikan lontaran batu sebagai akad
19. Bay’ Habal Al-Habalah
Pendapat para Ulamak
Jual beli dengan bayaran bertangguh sehingga anak unta yang dilahirkan
melahirkan pula anaknya
Jual beli anak unta yang dalam kandungan
Jual beli ini dilarang dalam Islam kerana
Bayaran bertangguh yang tidak diketahui masanya/ tempoh masa yang tidak
diketahui disandar kepada adat dan kebiasaan
Barang tidak wujud/ barang tidak diketahui/ tidak dimiliki oleh penjual/ tidak
mampu diserahkan
20. Bay’ Al-Mulamasah
Penjual berkata, “Aku jual pakaian tersebut kepada kamu dengan sekian harga
tapi syaratnya sentuhan kamu itu seumpama pandangan kamu dan tidak ada
khiyar lagi sekiranya kamu melihatnya.”
Kata penjual, “Jika kamu sentuh pakaian itu, maka ianya terjual kepada kamu.”
Menjadikan sentuhan itu sebagai syarat kepada terputusnya khiyar majlis dan
selainnya.
21. Bay’ Al-Mulamasah dilarang dalam Islam kerana
Menafikan pembeli daripada melihat barang jualan serta mensyaratkan agar
tidak ada khiyar
Menafikan sighah dalam akad jualan. Tetapi ulama’ mengharuskan kepada
barang yang kecil atau barang yang menjadi adat
Mensyaratkan dinafikan khiyar majlis
Persamaan pendapat ulama’ ialah pembeli tidak tahu dengan lengkap barang
jualan dan jadikan sentuhan sebagai akad jual beli secara tidak lansung.
22. Bay’ Al-Munabadhah
Terbitan dari perkataan Nabaza = lontaran
Lontaran sebagai tanda jualan
Lontaran sebagai tanda jualan tanpa sighah
Lontaran sebagai syarat terputusnya khiyar
Pendapat Imam Al-Nawawi
Jual beli Al-munabadhah = jual beli Al-Hasah
Sebab jual beli Al-Mulasamah/ Al-Munabadhah dilarang kerana:
barang tidak diketahui, batalkan khiyar majlis
23. Bay’atayn fi bay’ah
Nama lain, Safaqatayn fi safaqah/ Shartan fi bay’
2 harga dalam satu jual beli/ 2 jual beli dalam 1 masa
Penjual berkata, “Aku jual kepada kamu pakaian ini dengan harga
sepuluh dirham secara tunai atau dua puluh dirham secara hutang.”
Jika pembeli pilih salah satu, maka jualbeli sah
Imam Al-Shafi’I jelaskan, bila penjual kata, “Aku jual kepada kamu
rumahku dengan sekian harga dengan syarat kamu menjual kepada
aku hamba kamu dengan sekian harga.”
24. Jual beli diatas adalah dilarang dalam islam kerana;
Jual beli pertama tidak ada harga tetap
Jual beli kedua bersyarat
Bila jual beli bersyarat, syarat tidak wajib ditunaikan, so terbatal
jual beli bersyarat, tapi jual beli pertama sah cuma tidak tahu
harga barang
Jual beli 1st tidak tahu samada secara tunai/ hutang
Jual beli 2nd tak pasti dapat atau tidak barang jualan kerana syarat
yang ditetapkan
25. Bay’ Wa Salaf
Gabungan jual beli dengan salaf
Salaf = hutang
Pembeli beri hutang kepada penjual
“Aku jual kepada kamu pakaian ini dengan harga 10 dirham dengan syarat
kamu beri hutang kepada aku 10 dirham.”
Salaf = salam
A bagi hutang kepada B, A pinjam barang dari B
B berkata, “Sekiranya kamu tidak mampu membayar balik hutang , maka
barang tersebut terjual kepada aku sebagai ganti.”
Jual beli di atas haram kerana setiap hutang yang memberi manfaat daripada
hutang adalah haram
26. Bay’ Al-Mu’awamah (Bay’ Al-Sinin)
Penjual menjual buah-buahan yang akan berbuah dari pokok
Sedangkan hasilnya masih belum pasti
Ibn Munzir dan selainnya menyatakan jual beli ini batil kerana;
Barang tidak wujud
Tidak diketaui
Tidak dimiliki
Tidak mampu diserahkan
Jual beli dilarang kerana barang yang tidak wujud ketika akad berlaku
27. Bay’ Al-Mukhadarah
Jual beli buah-buahan yang masih hijau
Menurut hadith jual beli buah-buahan/ biji-bijian sebelum masak
Bapa ‘Umar Bin Yunus berkata, “Jangan kamu beli buah kurma sehingga
buah itu kemerah-merahan atau kekuning-kuningan.”
Jual beli dilarang kerana penjual tak mampu pastikan buah yang dibeli
masak dan sempurna setelah masa berlalu
Termasuk jual beli ma’dum; walaupun buah ada tapi belum masak
Orang beli buah untuk mendapatkan buah yang telah masak
28. Bay’ al-Mukhabarah
Berkaitan urusan tanah .
Pendapat Jumhur ulama’ & Imam al-Shafi’ie :
i) Al-muzara’ah = pemilik tanah yg menaburkan benih
ii) Al-mukhabarah = petani yg menaburkan benih di atas tanah
Sistem sewaan tanah di mana tuan tanah akan menyewakan tanah
dengan penyewa/ petani akan mengurus & mengusahakan tanah
tersebut tanpa campur tangan drpd tuan tanah .
Jual beli ini dilarang kerana cara bayaran sewa petani kpd tuan tanah.
Kerana jumlah bayaran sewa yg sebenar tidak ditetapkan.
29. Bay’ Al-Muhaqalah
Jual beli makanan yang masih dalam tangkai dengan bijian sebagai
pertukaran
Sewakan tanah dengan gandum sebagai bayaran
Kongsi hasil tanaman antara tuan tanah dengan pekerja
Jual beli tanaman sebelum masak
Ia dilarang kerana barang makanan yang disukat, tak boleh ditukar
melainkan dengan jenis yang sama serta dalam satu masa
30. Bay’ Al-Muzabanah
Bay’ Al-Tamar Bi Al-Thamar = jual beli kurma kering dengan rutab(kurma
basah)
Bay’ Al-Zabib Bi Al-Karm = Jual beli kismis/ anggur kering dengan anggur
Pendapat Imam Malik ialah semua jual beli yang tidak diketahui berat dan
timbangannya sama ada dari barangan Ribawi atau bukan
Jual beli ini dilarang kerana terdapat unsur pertaruhan
Penjual tak dapat tentukan kuantiti yang tepat barang jualan
‘Illah kepada tidak sama sukatan dan timbangan
‘Illah kepada Gharar tak pasti kadar/ kuantiti barang
31. Bay’ Al-Thunya
Membawa maksud kecuali/ pengecualian dalam suatu jual beli
Cnth: Penjual berkata, “Aku jual kepada kamu longgokan barang ini
kecuali sebahagian darinya.”
Penjual berkata, “Aku jual kepada kamu pokok-pokok ini kecuali
sebahagian darinya.”
Jual beli ini tak sah kerana, barang yang dikecualikan tidak
ditentukan serta tidak tepat
Bagaimana jika barang yang dikecualikan tersebut dinyatakan?
32. Bay’ Al-’Urban
Dimana pembeli membayar wang pendahuluan (tanda setuju)
Jika urus niaga jadi maka wang tadi termasuk harga barang
Jika urus niaga batal maka wang burn/ jadi milik penjual
Al-Zarqani; jual beli ini batil kerana ada syarat/ Gharar
Ibn Rushd; melarang kerana termasuk Gharar/ makan harta orang lain
Gharar kerana kedua penjual/ pembeli tak tahu urus niaga jadi atau tidak
Duit pendahuluan burn termasuk dalam memakan harta orang lain
33. Bay’ Ma Laysa ‘Indahu
Jual beli barang yg bukan milik penjual ketika akad.
Jual beli hamba yg lari, jual beli barang yg belum dimiliki sepenuhnya & jual
beli menggunakan wang orang lain tanpa kebenaran tuannya.
Tegahan Nabi SAW : Jangan berjual beli dengan barang yg bukan milik
penjual/ pembeli.
Penjual tidak mampu menyerahkan barang jualan kepada pembeli.
Menjual barang yg bukan milik sepenuhnya penjual/ menjual barang yg tidak
ada pada penjual.
Cth : Jual unta yg lari & tidak ketahui tempat unta
34. Bay’ al-Maghanim
Jual beli harta rampasan perang.
Jual beli ini haram kerana harta rampasan tersebut belum selesai
dibahagi & ditentukan.
Al-Qari mengatakan : Jual beli ini dilarang kerana masih belum memiliki
barang tersebut
Kerana hasil rampasan perang belum dibahagikan
Penjual tak tahu sifat & barang yg dijual
Penjual tak mampu menyerahkan barang jualan
35. Bay’ al-Sadaqat
Jual beli brg-brg yg disedekahkan kpd org yg berhak menerima
sedekah.
Jual beli ini dilarang sama seperti jual beli al-maghanim iaitu
Jual beli barang berlaku sebelum barang itu sampai kpd tangan
org yg berhak menerima sedekah.
Bay’ al-sadaqat sama dengan bay’ al-maghanim kerana penjual
tidak mampu menyerahkan barang jualan kpd pembeli & ia termasuk
dlm gharar yg dilarang
36. Bay’ Darbah al-Gha’is
Jual beli ini berlaku apabila seseorang berkata kepada seorang yg lain.
“ Aku menyelam ke dalam laut & apa-apa yg aku dapat drpd dlm laut,
maka barang tersebut terjual kpd kamu dengan sekian harga ”
Dilarang kerana barang yg hendak dijual tidak diketahui sama ada kpd
penjual/ pembeli.
Barang yg akan terjual adalah majhul(tak tahu kondisinya) & menjual
barang yg majhul = gharar yg dilarang
37. Bay’ ‘Asb al-Fahl
Nama lain dirab al-jamal = Jual beli sperma haiwan jantan sama ada kuda,
unta, kambing gurun (‘asb al-tis)/ selainnya .
Sebahagian ulama’ berpendapat jual beli sperma haiwan jantan .
Sebahagian lg berpendapat sewa haiwan jantan untuk berjima’ dgn haiwan
betina bg mendapatkan benih.
Ulama’ berbeza pendapat pd keharusan menyewakan binatang untuk tujuan ini
Imam al-Shafi’i, Imam Abu Hanifah, Imam Abu Thur & selainnya
menghukum batil & haram kerana terdapat gharar iaitu barang tidak
diketahui & tidak mampu diserahkan.
Sebahagian Sahabat, tabi’in, Imam Malik & selainnya harus menyewakan
dlm tempoh yg tertentu kerana keperluan yg mendesak.
38.
39. MEMINTAS ROMBONGAN DAGANG
Pembeli (orang dalaman/tengah)cuba mendapat barangan daripada
pedagang sebelum pedagang jual di pasar.
Membuka ruang manipulasi dan tipu daya
Dilarang oleh Rasulullah SAW kerana ia menjadikan pedagang tertipu
dan tidak memperoleh keuntungan.
Orang tengah tidak mengeluarkan modal pembuatan atau kos
pengangkutan lalu menjadikan mereka mengaut keuntungan yang
besar dengan usaha yang sedikit.
Namun jika pedagang sendiri yang menawarkan harga kepada
pembeli dengan menjualnya di tengah jalan , ia tidak menjadi
kesalahan.
40. TIPU DAYA HARGA
Dalam hadis disebut al-najsy .
Dari sega bahasa: mengeluarkan ,mencari dan bohong
Al-munajasyah pula memberi erti saling menipu daya untuk
mendapatkan sesuatu.
Seseorang (yang berpakat atau diupah)berlakon dengan membeli
barangan yang dijual .Dia berpura-pura membeli dengan harga
tinggi bertujuan menarik minat pelanggan atau menjadikan harga
barangan lebih tinggi.
41. MENCURI PELANGGAN SECARA TIDAK SIHAT
Tindakan mempengaruhi pembeli agar membatalkan transaksi atau
akad dengan beralih ke peniaga lain.
Peniaga yang mengharapkan keuntungan dan pelanggan yang
mahukan barangan yang terbaik.
Peniaga yang tidak berakhlak akan terus mempengaruhi pelanggan
agar membeli darinya dan disamping mendapat maklumat tentang
barangan yang dibeli,peniaga kedua menawarkan harga yang jauh
lebih rendah.
Kalau sudah berakad,pelanggan mungkin akan menggunakan
tempoh khiyar untuk mengembalikan barangan kepada peniaga
pertama dan mendapat balik harga yang dibayar.
42. TIPU DAYA ORANG TENGAH
o Berkaitan orang tengah yg memang ada(wujud) dalam dunia perniagaan .
o Orang tengah boleh mengambil barangan yang memerlukan
pengangkutan dari tempat asal dan dijual dipasaran yang biasanya berada
dibandar.
o Rasulullah SAW melarang kewujudan orang tengah atau orang yang
berada dikota dari mengambil kesempatan terhadap pedagang asing yang
membawa barang keperluan asas untuk dijual dengan harga semasa.
o Mereka meminta pedagang asing itu itu meninggalkan barangan supaya
dia sendiri yang menjul secara berperingkat dengan harga yang lebih
tinggi.
43. TIPU DAYA PADA KUALITI
Tipu daya yang berlaku pada barangan sendiri(berbeza dari tipu daya
harga dan situasi pasaran.)
Rasululullah SAW melarang tipu daya pada haiwan
ternakan.Hum]kum ini juga tertakluk pada haiwan lain,barangan lain
atau strategi manipulasi yang lain.
Contohnya :menambah air pada susu,campur madu dengan
gula,campur santan dengan air.
Namun dalam situasi tertentu kaedah ini sudah menjadi adat dan
bukan tipu daya .Contohnya santan yang dicairkan dengan air supaya
mudah masak.
44. SEBAB DAN HIKMAH LARANGAN
1. Mewujudkan suasana saling meredai dan persaudaraan.
2. Manipulasi menyebabkan segolongan mendapat kesenangan atas
kepayahan orang lain sedangkan ALLAH SWT menjadikan manusia
bergantungan antara satu sama lain agar mereka berkenalan dan tolong
menolong.
3. Mengelak penindasan dan kezaliman :
1)memintas rombonga dagang.
2)tipu daya harga.
3)mencuri pelanggan
4)tipu daya orang tengah
5) tipu daya kualiti.
45. 4. Mengelakkan perasaan marah,dendam dan dengki terhadap
sesama manusia.
5. Membendung dan menghapuskan budaya penipuan.
6. Mengelakkan kekayaan dari dimonopoli dan berlegar hanya di
kalangan kelompok tertentu sahaja.
46. KESAN PERNIAGAAN BERUNSUR TIPU DAN MENINDAS
Kenaikan harga barangan dan inflasi.
Penjenayah dalam jual beli sering merasakan hasil dari helah
mendatangkan keuntungan kepadanya. Sedangkn ALLAH
menjadikan kehidupan manusia saling bergantungan antara satu
sama lain.
Apabila sesuatu barangan dijual dan dibeli bukan pada nilai sebenar,
ia akan menambah kos dikalangan peniaga.
Contohnya: kenaikan harga petrol naik secara mendadak
menyebabkan peniaga terpaksa menaikkan harga barang sendiri.
47. HILANG KASIH SAYANG DAN NILAI PERSAUDARAN
Dalam masyarakat yang sering ditipu atau menipu, manusia
akan berlumba-lumba memenuhi keperluan sendiri.
Perasaan tamak ,kedekut dan mementingkan diri sendiri
akan menjadikan manusia hilang peri kemanusiaan dan
kasih sayang.
48. BENTUK PENIPUAN DAN EKSPLOITASI MODEN
Menggunakan kaedah pembungkusan yang mengelirukan
pelanggan.
Menggunakan tanda harga yang keliru.
Meletakkan bil ( kos, harga) dalam kira2 jumlah bayaran.
Menipu dalam bidaan dengan menggunakan ejen.
Membeli hartanah bertujuan untuk dijual balik kepada pemilik asal
tanpa mengetahui kenaikan harga.
Melakukan spekulasi secara berlebihan dalam urus niaga saham.