Spora bakteri tahan terhadap pewarnaan karbol fuchsin karena dinding selnya yang tebal, sehingga diperlukan pemanasan agar zat warna dapat masuk. Sedangkan bakteri vegetatif akan melepaskan karbol fuchsin dan mengambil warna biru dari methylene blue. Hal ini menyebabkan spora berwarna merah dan bakteri vegetatif berwarna biru.
Sitohistologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan mikroskop dan teknik penyediaan contoh jaringan.
Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan untuk jaringan hewan (termasuk manusia) adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan.
Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk proses menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai.
Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel mikrobiologi. Prinsip-prinsip pengambilan spesimen dan pengiriman spesimen dijelaskan secara rinci demikian juga pedoman untuk beberapa jenis spesimen seperti darah, urin, feses, dan sputum."
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menular melalui droplet. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi primer maupun pasca-primer, yang dapat menimbulkan peradangan dan pembentukan granuloma. Gejala klinis tuberkulosis paru antara lain batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum.
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Imunitas terhadap parasit kompleks dan bervariasi bergantung pada jenis parasitnya. Imunitas bawaan melibatkan fagositosis namun parasit dapat resisten. Imunitas dapatan melibatkan respons Th1 dan Th2 serta antibodi tetapi seringkali tidak mampu mengeliminasi parasit secara utuh sehingga menyebabkan infeksi kronis.
Spora bakteri tahan terhadap pewarnaan karbol fuchsin karena dinding selnya yang tebal, sehingga diperlukan pemanasan agar zat warna dapat masuk. Sedangkan bakteri vegetatif akan melepaskan karbol fuchsin dan mengambil warna biru dari methylene blue. Hal ini menyebabkan spora berwarna merah dan bakteri vegetatif berwarna biru.
Sitohistologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan mikroskop dan teknik penyediaan contoh jaringan.
Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan untuk jaringan hewan (termasuk manusia) adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan.
Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk proses menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai.
Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel mikrobiologi. Prinsip-prinsip pengambilan spesimen dan pengiriman spesimen dijelaskan secara rinci demikian juga pedoman untuk beberapa jenis spesimen seperti darah, urin, feses, dan sputum."
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menular melalui droplet. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi primer maupun pasca-primer, yang dapat menimbulkan peradangan dan pembentukan granuloma. Gejala klinis tuberkulosis paru antara lain batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum.
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Imunitas terhadap parasit kompleks dan bervariasi bergantung pada jenis parasitnya. Imunitas bawaan melibatkan fagositosis namun parasit dapat resisten. Imunitas dapatan melibatkan respons Th1 dan Th2 serta antibodi tetapi seringkali tidak mampu mengeliminasi parasit secara utuh sehingga menyebabkan infeksi kronis.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi sebagai ilmu yang mempelajari pengaruh zat beracun terhadap makhluk hidup, meliputi aspek toksikologi klinik, mekanisme efek toksik, dan regulasi toksikologi oleh badan-badan seperti FDA dan EPA.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen tersebut membahas tentang rantai penularan penyakit infeksi yang terdiri dari 6 tahap yaitu agen infeksi, reservoir, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan penjamu. Dokumen juga menjelaskan upaya pencegahan seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menginaktivasi agen penyebab, memutus rantai penularan, dan tindakan pasca pajanan untuk petugas kesehatan.
Laboratorium histopatologi melakukan beberapa tahapan untuk mempelajari struktur dan fungsi sel pada jaringan, meliputi fiksasi spesimen, pemotongan jaringan, pematangan, embedding, sectioning, pewarnaan hematoksilin-eosin, dan pemeriksaan slide di bawah mikroskop untuk mendiagnosis sel dan jaringan.
Dokumen tersebut membahas tentang sterilisasi, desinfeksi, dan dekontaminasi. Sterilisasi adalah proses memusnahkan seluruh mikroorganisme melalui cara fisika seperti pemanasan, radiasi, atau kimiawi seperti formalin dan etilen oksida. Desinfeksi bertujuan mengurangi jumlah kuman dengan menggunakan desinfektan seperti alkohol atau klorheksidin. Dekontaminasi berfungsi menghilangkan kontaminasi pada
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcustehanget12
Laporan praktikum ini membahas tentang penggunaan mikroskop monokuler untuk mengamati sampel Staphylococcus dan Streptococcus, meliputi penjelasan bagian-bagian mikroskop dan cara kerjanya."
Dokumen ini membahas tentang sifilis, penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis dapat menyebabkan komplikasi sistemik dan kongenital jika tidak ditangani. Penyakit ini dibagi menjadi sifilis dini yang masih menular, sifilis laten, dan sifilis lanjut yang tidak menular. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari papula, kondiloma, hingga kelainan organ dalam. Diagnosis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan bahan utama yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas hidup. Perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam sel sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.
Di dalam kehidupan, karbohidrat merupakan molekul yang sangat penting bagi tubuh makhluk hidup. Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Pokok bahasan ini erat kaitannya dengan kerja tubuh kita sehari-hari. Selain untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami, pembuatan makalah ini juga dapat membuat kami menyadari akan kebesaran Allah Yang Maha Esa dan menjadi belajar lebih bersyukur.
Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun terkecil. Di dalam sel tersebutlah terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi untuk menghasilkan energy yang dibutuhkan oleh manusia. Metabolisme adalah suatu proses perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme terdiri dari pembentukan makanan (anabolisme) dan juga penguraian makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana (katabolisme). Pentingnya proses metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting pada kesehatan. Karena didalamnya menyangkut organ-organ yang dijadikan tempat mesin untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) seperti lambung, usus halus, hati, dan pancreas.
Berdasarkan uraian di atas, hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat makalah yang berjudul “Biosintesis Karbohidrat”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metabolism atau Biosintesis?
2. Bagaimana reaksi meatabolisme karbohidrat?
1.3 Tujuan
Tujuaan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian metabolism.
2. Untuk mengetahui reaksi metabolisme karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi energi dan panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat didalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak untuk melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berl
1. Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh menjadi hipersensitif terhadap bahan non-imunogenik.
2. Reaksi tipe I disebut reaksi cepat yang timbul kurang dari 1 jam setelah terpapar alergen, yang melibatkan antibodi IgE dan sel mast.
3. Reaksi tipe I dapat sistemik atau lokal, dengan pemberian secara sistem menimbulkan anafilaksis yang menyebabkan ge
Dokumen tersebut membahas tentang mikosis superficial, dermatofitosis, dan non-dermatofitosis. Topik utama mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patogenesis, gejala klinis, dan diagnosis dari berbagai jenis infeksi jamur pada kulit seperti pitiriasis versicolor, tinea, dan piedra.
Dokumen tersebut membahas mengenai populasi, sampling, dan besar sampel dalam penelitian. Populasi didefinisikan sebagai seluruh subyek penelitian, sedangkan sampling adalah proses pemilihan sebagian kecil populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus statistik untuk meminimalkan kesalahan dan mewakili populasi secara utuh.
Antibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman lain tanpa efek berbahaya bagi manusia. Antibiotik dapat bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri, fungsi membran sitoplasma, sintesis protein, atau sintesis asam nukleat. Terdapat berbagai jenis antibiotik yang diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya.
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari efek merugikan zat kimia terhadap organisme. Toksikologi terbagi menjadi toksikologi forensik, klinis, dan lingkungan. Sejarah toksikologi dimulai dari zaman purbakala hingga pernyataan Paracelsus bahwa semua zat beracun tergantung pada dosisnya. Perkembangan terkini toksikologi terkait dengan peningkatan produksi bahan kimia untuk makanan
Toksikologi mempelajari efek yang tidak diinginkan dari bahan kimia pada makhluk hidup dan lingkungan, meliputi efek seluler, molekuler, dan biokimia. Toksikologi terbagi menjadi delapan bidang yang mempelajari berbagai aspek toksisitas zat kimia.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi, mulai dari pengertian toksisitas dan istilah-istilah yang terkait, proses ADME suatu toksikan dalam tubuh, serta faktor-faktor yang mempengaruhi respon tubuh terhadap zat toksik seperti dosis dan jalur masuknya zat tersebut.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi sebagai ilmu yang mempelajari pengaruh zat beracun terhadap makhluk hidup, meliputi aspek toksikologi klinik, mekanisme efek toksik, dan regulasi toksikologi oleh badan-badan seperti FDA dan EPA.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen tersebut membahas tentang rantai penularan penyakit infeksi yang terdiri dari 6 tahap yaitu agen infeksi, reservoir, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan penjamu. Dokumen juga menjelaskan upaya pencegahan seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menginaktivasi agen penyebab, memutus rantai penularan, dan tindakan pasca pajanan untuk petugas kesehatan.
Laboratorium histopatologi melakukan beberapa tahapan untuk mempelajari struktur dan fungsi sel pada jaringan, meliputi fiksasi spesimen, pemotongan jaringan, pematangan, embedding, sectioning, pewarnaan hematoksilin-eosin, dan pemeriksaan slide di bawah mikroskop untuk mendiagnosis sel dan jaringan.
Dokumen tersebut membahas tentang sterilisasi, desinfeksi, dan dekontaminasi. Sterilisasi adalah proses memusnahkan seluruh mikroorganisme melalui cara fisika seperti pemanasan, radiasi, atau kimiawi seperti formalin dan etilen oksida. Desinfeksi bertujuan mengurangi jumlah kuman dengan menggunakan desinfektan seperti alkohol atau klorheksidin. Dekontaminasi berfungsi menghilangkan kontaminasi pada
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcustehanget12
Laporan praktikum ini membahas tentang penggunaan mikroskop monokuler untuk mengamati sampel Staphylococcus dan Streptococcus, meliputi penjelasan bagian-bagian mikroskop dan cara kerjanya."
Dokumen ini membahas tentang sifilis, penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis dapat menyebabkan komplikasi sistemik dan kongenital jika tidak ditangani. Penyakit ini dibagi menjadi sifilis dini yang masih menular, sifilis laten, dan sifilis lanjut yang tidak menular. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari papula, kondiloma, hingga kelainan organ dalam. Diagnosis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan bahan utama yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas hidup. Perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam sel sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.
Di dalam kehidupan, karbohidrat merupakan molekul yang sangat penting bagi tubuh makhluk hidup. Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Pokok bahasan ini erat kaitannya dengan kerja tubuh kita sehari-hari. Selain untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami, pembuatan makalah ini juga dapat membuat kami menyadari akan kebesaran Allah Yang Maha Esa dan menjadi belajar lebih bersyukur.
Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun terkecil. Di dalam sel tersebutlah terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi untuk menghasilkan energy yang dibutuhkan oleh manusia. Metabolisme adalah suatu proses perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme terdiri dari pembentukan makanan (anabolisme) dan juga penguraian makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana (katabolisme). Pentingnya proses metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting pada kesehatan. Karena didalamnya menyangkut organ-organ yang dijadikan tempat mesin untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) seperti lambung, usus halus, hati, dan pancreas.
Berdasarkan uraian di atas, hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat makalah yang berjudul “Biosintesis Karbohidrat”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metabolism atau Biosintesis?
2. Bagaimana reaksi meatabolisme karbohidrat?
1.3 Tujuan
Tujuaan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian metabolism.
2. Untuk mengetahui reaksi metabolisme karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi energi dan panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat didalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak untuk melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berl
1. Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh menjadi hipersensitif terhadap bahan non-imunogenik.
2. Reaksi tipe I disebut reaksi cepat yang timbul kurang dari 1 jam setelah terpapar alergen, yang melibatkan antibodi IgE dan sel mast.
3. Reaksi tipe I dapat sistemik atau lokal, dengan pemberian secara sistem menimbulkan anafilaksis yang menyebabkan ge
Dokumen tersebut membahas tentang mikosis superficial, dermatofitosis, dan non-dermatofitosis. Topik utama mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patogenesis, gejala klinis, dan diagnosis dari berbagai jenis infeksi jamur pada kulit seperti pitiriasis versicolor, tinea, dan piedra.
Dokumen tersebut membahas mengenai populasi, sampling, dan besar sampel dalam penelitian. Populasi didefinisikan sebagai seluruh subyek penelitian, sedangkan sampling adalah proses pemilihan sebagian kecil populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus statistik untuk meminimalkan kesalahan dan mewakili populasi secara utuh.
Antibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman lain tanpa efek berbahaya bagi manusia. Antibiotik dapat bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri, fungsi membran sitoplasma, sintesis protein, atau sintesis asam nukleat. Terdapat berbagai jenis antibiotik yang diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya.
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari efek merugikan zat kimia terhadap organisme. Toksikologi terbagi menjadi toksikologi forensik, klinis, dan lingkungan. Sejarah toksikologi dimulai dari zaman purbakala hingga pernyataan Paracelsus bahwa semua zat beracun tergantung pada dosisnya. Perkembangan terkini toksikologi terkait dengan peningkatan produksi bahan kimia untuk makanan
Toksikologi mempelajari efek yang tidak diinginkan dari bahan kimia pada makhluk hidup dan lingkungan, meliputi efek seluler, molekuler, dan biokimia. Toksikologi terbagi menjadi delapan bidang yang mempelajari berbagai aspek toksisitas zat kimia.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi, mulai dari pengertian toksisitas dan istilah-istilah yang terkait, proses ADME suatu toksikan dalam tubuh, serta faktor-faktor yang mempengaruhi respon tubuh terhadap zat toksik seperti dosis dan jalur masuknya zat tersebut.
Membran sel merupakan struktur yang membatasi dan melindungi sel. Membran sel terdiri atas lipid, protein, dan karbohidrat yang membentuk lapisan ganda. Terdapat dua jenis transportasi zat melalui membran yaitu transport pasif melalui difusi dan osmosis, serta transport aktif yang memerlukan energi. Protein pada membran memiliki peran penting dalam berbagai aktivitas sel seperti transportasi zat dan sinyal sel.
Dokumen tersebut membahas tentang biotransformasi toksikan dalam tubuh, dimana toksikan akan mengalami perubahan kimiawi melalui dua tahapan reaksi yaitu fase I dan fase II. Pada fase I terjadi reaksi penguraian seperti oksidasi, reduksi, dan hidrolisis untuk mengubah toksikan menjadi lebih polar. Kemudian pada fase II terjadi reaksi konjugasi dimana hasil fase I akan diikatan dengan senyawa endogen
Dokumen tersebut membahas tiga fase kerja toksik dalam organisme secara biologis, yaitu:
1. Fase eksposisi, toksikokinetik, dan toksikodinamik.
2. Fase toksikokinetik melibatkan proses absorpsi, distribusi, dan ekskresi zat asing, serta perubahan metabolik.
3. Fase toksikodinamik merupakan interaksi antara zat asing dengan reseptor yang dapat bersifat reversibel atau irrevers
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme transportasi melalui membran sel, yang terdiri dari transportasi pasif dan aktif. Transportasi pasif terjadi secara spontan melalui proses difusi dan osmosis, sedangkan transportasi aktif memerlukan energi dan protein transporter untuk memindahkan molekul melawan gradien konsentrasi. Jenis-jenis transportasi aktif meliputi pompa ATP, kotransport, dan endositosis-ekositosis.
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)Syifa Dhila
Bab 1 buku farmakologi UI
Buku ini berisi tentang farmakologi dari obat. Untuk Bab selanjutnya akan di upload secara berurutan.
Don't forget to like, comment, and follow me:)
Thank You^^
Sistem endomembran adalah himpunan membran yang saling terhubung melalui sambungan fisik atau transfer vesikel, dan mencakup membran seperti selubung nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, dan membran plasma. Sistem ini berperan dalam sintesis dan modifikasi protein serta transportasi protein.
Membran sel memiliki struktur lipid bilayer yang mengandung protein. Lipid utama membran sel adalah fosfolipid, kolesterol, dan glikolipid. Transportasi melalui membran dapat terjadi secara pasif melalui difusi dan osmosis, atau secara aktif dengan menggunakan energi. Konsep-konsep fisika seperti tekanan osmosis berperan penting dalam proses transportasi melalui membran sel dan teknologi seperti reverse osmosis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang toksikokinetik yang mencakup absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi zat toksik dalam tubuh.
2. Fase toksikokinetik mempelajari perjalanan zat toksik dalam tubuh melalui proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
3. Metode analisis zat toksik modern seperti atomic absorption spectrometry, gas chromatography, dan high performance liquid chromatography dapat digunakan unt
ADME merupakan aspek penting dalam memahami sifat fisikokimia obat dan proses yang terjadi dalam tubuh setelah pemberian obat. ADME mencakup absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat. Absorpsi dan distribusi dipengaruhi oleh sifat kimia obat seperti kelarutan, ionisasi, ikatan hidrogen, serta karakteristik jaringan tubuh. [/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang endositosis, yaitu proses pemindahan bahan dari luar ke dalam sel. Terdapat beberapa jenis endositosis seperti pinositosis, endositosis dengan bantuan reseptor, fagositosis, dan caveolae. Proses ini memungkinkan sel mengambil makromolekul dan partikel ke dalam sitoplasma untuk mendapatkan nutrisi atau menghilangkan patogen.
Ginkgo biloba is a plant that contains various active ingredients that may provide benefits for brain health. It contains flavonoids, terpenes, and other constituents. Research shows Ginkgo biloba may improve cognitive functions by increasing blood flow to the brain, reducing free radicals, boosting glucose utilization in key brain areas, and modulating neurotransmitter systems. Clinical studies have shown Ginkgo biloba extract may be effective for conditions like Alzheimer's disease when administered in the proper dosage over a sufficient duration. Ginkgo biloba appears to be relatively safe, though some minor side effects like nausea are possible and safety in pregnancy is unclear due to lack of research.
1. Sistem HACCP dirancang untuk mengenali kemungkinan bahaya kesehatan dan mencegah bahaya, tetapi terkadang terjadi penyimpangan; 2. Jika terjadi penyimpangan pada CCP, tindakan koreksi harus dilakukan segera sesuai tingkat risiko produk; 3. Contoh kasus penyakit yang ditularkan lewat makanan menunjukkan pentingnya penerapan HACCP untuk mencegah penyakit.
Dokumen ini membahas tentang stroke, termasuk definisi, epidemiologi, gejala, faktor risiko, jenis, diagnosis, dan pengobatan stroke. Stroke adalah gangguan sirkulasi darah ke otak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat. Faktor risiko utama stroke adalah hipertensi, jantung koroner, merokok, diabetes, dan usia lanjut. Diagnosis stroke melibatkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan pemerik
This document provides guidelines for quality control testing of herbal materials. It describes general considerations for methods, including use of the metric system, precision of measurements, calculation of results, and establishment of limits. Reagents and solutions are given specific designations. Temperature is generally room temperature unless otherwise specified. The document aims to support development of national standards for herbal materials.
Dokumen ini membahas sistem kekebalan tubuh, termasuk sel darah putih, organ limfoid primer seperti sumsum tulang dan timus, organ limfoid sekunder seperti limpa dan kelenjar getah bening, serta proses pematangan dan migrasi sel imun.
Ekstraksi herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) dilakukan menggunakan metode ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pelarut metanol selama 3 hari. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk memperoleh ekstrak dari herba tersebut.
Dokumen tersebut membahas senyawa antidiabetik yang berasal dari organisme laut dan sifat-sifatnya. Beberapa kelompok organisme laut seperti echinodermata, asteroidea, holothuroidea, echinoidea, dan ascidia diketahui mengandung senyawa bioaktif dengan aktivitas antidiabetes melalui mekanisme seperti menghambat enzim α-glukosidase dan meningkatkan sensitivitas insulin. Studi lebih lanjut diperlukan untuk memb
Dokumen tersebut membahas mengenai uji mikrobiologis beberapa jenis makanan berbasis minyak dan lemak seperti mayones untuk salad, mentega, margarin, dan olesan rendah lemak. Ia menjelaskan komposisi, standar mutu, mikroba kontaminan potensial, dan uji kuantitatif dan kualitatif untuk mikroba tertentu seperti coliform, Escherichia coli, Salmonella sp., Staphylococcus aureus, dan Listeria monocytogenes.
Dokumen tersebut merangkum tentang sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara etanol dan asam asetat dengan katalis asam sulfat. Reaksi tersebut akan menghasilkan etil asetat dan air. Dokumen tersebut juga menjelaskan sifat kimia dan fisika etil asetat serta kegunaannya sebagai pelarut dan bahan rasa buatan. Metode kerja percobaan tersebut meliputi mereaksikan bahan-bahan, mereflux,
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
1. RESUME TOKSIKOLOGI
“KINETIKA TOKSIKAN”
(BOOK: LU’S BASIC TOXICOLOGY 4th EDITION)
OL EH:
AS TRIANI
N1111 2 3 3 8
TOKS IKOLOGI (B)
FAKULTAS FARMAS I
UNI V ERS I TAS HASANUDDIN
2014
2. Toksikan hanya mampu melukai jika telah
diabsorpsi oleh organisme. Ada beberapa rute
absorpsi yang dapat dilalui oleh toksikan yaitu
melalui kulit, saluran GI, paru-paru dan rute minor
lainnya.
Intensitas efek dari zat kimia pada organisme
tergantung dari konsentrasi toksikan pada organ
target tertentu.
Konsentrasi tidak hanya tergantung pada dosis
pemberian tapi juga faktor lainnya seperti absorpsi,
distribusi, pengikatan, dan ekskresi
3. Difusi Pasif
Kebanyakan toksikan melalui membran sel secara difusi pasif
Rata-rata jalur dihubungkan secara langsung melalui gradien
konsentrasi
Banyak toksikan terionisasi, bentuk terionisasi ini biasanya tidak
dapat berpenetrasi ke dalam membran sel karena kelarutannya
dalam lemak kurang sedangkan bentuk tak terionisasi sangat
mungkin untuk berpenetrasi karena kelarutannya dlam lipid
cukup untuk menembus membran sel. Sehingga laju penetrasi
tergantung pada kelarutan dalam lipid.
Keberadaan dari ionisasi as. organik lemah dan basah tergantung
dari pH medium.
Ex: As. Benzoat melalui difusi difasilitasi dalam lingkungan asam
4.
5. Filtrasi
Membran kapiler dan glomeruli mempunyai luas celah
relatif (sekitar 70 nm) dan membolehkan molekul yang
lebih kecil dari albumin (BM: 60.000 dalton) untuk
melewatinya. Bagian besar aliran air melalui celah ini
akibat dari hidrostatik dan/atau tekanan osmotik dan
dapat bertindak sebagai pembawa toksikan.
celah pada kebanyakan sel relatif kecil (sekitar 4 nm)
dan hanya membolehkan zat kimia dengan BM 100-200
yang dapat melaluinya.
Molekul zat kimia yang besar dapat tersaring ke dalam
dan keluar sel dengan membentuk kesetimbangan
antara konsentrasi dalam plasma dan konsentrasi cairan
ekstraseluler, tapi tidak dapat melakukan filtrasi antara
ekstraseluler dan cairan intraseluler
6. Carrier-mediated Transport/ Transpor
terfasilitasi
Formasi ini melibatkan suatu kompleks
antara zat kimia dan pembawa
makromolekuler pada satu sisi membran.
Kemudian kompleks tersebut berdifusi
pada sisi lain dari membran yang
menghasilkan zat kimia. Setelah itu
pembawa kembali ke permukaan semula
untuk mengulangi proses transpor.
7. Lanjutan...
Transpor aktif melibatkan suatu pembawa yang
memindahkan molekul melalui membran melawan
gradien konsentrasi, jika molekul adalah ion, maka
akan melawan gradien elektrokimia. Hal tsb
membutuhkan pengeluaran energi metabolik dan
dapat dihambat oleh racun yang bergabung dengan
metabolisme sel.
Difusi Difasilitasi sama dengan transpor aktif tapi
molekul tidak berpindah dengan melawan gradien
konsentrasi. Proses ini tidak tergantung pada energi
sehingga metabolik racun tidak dapat menghambat
proses ini.
8. Ditelan oleh Sel (Endositosis)
Partikel-partikel dapat ditelan oleh sel. Ketika
partikelnya padat, prosesnya disebut fagositosis
dan ketika partikelnya berupa cairan disebut
pinositosis.
Seperti pada sistem transpor spesial yang
penting untuk menghilangkan bahan partikulat
dari alveoli dan substansi toksik tertentu dari
darah oleh sistem retikuloendhotelia.
Absorpsi dari karagenan (BM: 40.000) di usus
juga melalui proses ini.
9. Rute utama toksikan diabsorpsi melalui saluran
GI, paru-paru dan kulit tetapi dalam studi
toksikologi juga terdapat jalur khusus seperti
intraperitonial, intramuskular, dan juga
digunakan injeksi subkutan.
Beberapa toksikan seperti 5-fluorouracil,
thallium, diketahui diabsorpsi dengan baik pada
intestinal melalui sistem transpor aktif dan
bahan particulat seperti azo dyes dan
polystyrene latex dapat masuk ke intestinal
melalui pinositosis.
10. Saluran GI
Banyak toksikan yang dapat masuk melalui saluran GI
seperti melalui makanan dan air atau obat-obatan atau tipe
zat kimia lainnya. Kebanyakan toksikan tidak
menimbulkan efek toksik apaun kecuali jika diabsorpsi.
Usus merupakan tempat yang signifikan untuk absorpsi,
khususnya untuk asam lemah yang akan berada pada
bentuk diffusible, tidak terionisasi, larut lipid. Disamping
itu, basa lemah akan terionisasi dengan tinggi pada cairan
lambung yang asam sehingga tidak bersifat cepat
diabsorpsi.
Asam lemah akan berada dalam bentuk terionisasi dalam
plasma dan dibawa sedangkan basa lemah akan berada
dalam bentu tak-terion dan dapat disebar kembali ke usus.
11.
12. Saluran Pernapasan
Tempat absorpsi utama pada slauran pernapasan adalah pada
alveoli di paru-paru. Khususnya untuk gas-gas seperti karbon
monoksida, nitrogen oksida, dan sulfur dioksida dan untuk
cairan yang menguap seperti benzen dan karbon tetraklorida.
Mereka cepat diabsorpsi melalui area alveolar, aliran darah
tinggi, dan dengan darah udara alveolar.
Tingkat penyerapan tergantung pada kelarutan gas dalam
darah: semakin larut itu, semakin cepat penyerapan.
Selain gas dan uap, aerosol cair dan partikel udara juga dapat
diserap Secara umum, partikel besar tidak masuk ke saluran
pernapasan, mereka disimpan dalam hidung dan dibuang
dengan menyeka, meniup, dan bersin. Partikel yang sangat
kecil kemungkinan akan dihembuskan atau disimpan di
berbagai bagian saluran pernapasan.
13. • Partikel yang lebih kecil disimpan dalam trakea,
bronkus, dan bronchioli dan kemudian baik
disedot ke eskalator mukosiliar atau ditelan oleh
fagosit. Partikel yang dilakukan oleh eskalator
akan batuk atau tertelan. Fagosit dengan partikel
ditelan akan diserap ke dalam limfatik. Beberapa
partikel bebas juga dapat bermigrasi ke dalam
limfatik. Partikel larut dapat diserap melalui epitel
ke dalam darah.
14. Kulit
Beberapa bahan kimia dapat diserap melalui kulit
dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan efek
sistemik. Kimia A dapat diserap melalui folikel
rambut atau melalui sel-sel kelenjar keringat atau
dari kelenjar sebaceous. Ini merupakan rute minor
untuk penyerapan karena hanya ada luas permukaan
kecil dari kulit. Oleh karena itu, penyerapan
perkutan dari bahan kimia yang pada dasarnya
melalui kulit yang tepat, yang terdiri dari epidermis
dan dermis
15. Lanjutan...
Penyerapan perkutan tahap pertama adalah difusi racun melalui epidermis,
yang terutama stratum korneum adalah hambatan yang paling penting.
Stratum corneum terdiri dari beberapa lapisan tipis, kohesif, sel-sel mati yang
mengandung bahan tahan bahan kimia (filamen protein).
Penyerapan perkutan tahap kedua adalah difusi racun melalui dermis, yang
berisi berpori, non selektif, media difusi berair. Oleh karena itu kurang efektif
sebagai penghalang dari stratum corneum, dan, sebagai akibatnya, abrasi atau
penghapusan yang terakhir menyebabkan peningkatan yang ditandai dalam
penyerapan perkutan.
Asam, alkali, dan gas mustard juga akan meningkatkan penyerapan dengan
merusak barrier. Beberapa pelarut, terutama dimetil sulfoksida (DMSO), juga
meningkatkan permeabilitas kulit.
16. Penghalang/ Barrier
Penghalang darah-otak terletak di dinding kapiler. Sel-sel endotel kapiler
erat bergabung, meninggalkan sedikit atau tidak ada pori-pori antara sel-sel
ini. Dengan demikian, racun harus melewati endotelium kapiler itu
sendiri. Kurangnya vesikel dalam sel-sel semakin mengurangi
kemampuan transportasinya.
Penetrasi racun ke dalam otak tergantung pada kelarutan lemaknya.
Contoh yang beredar adalah racun metil merkuri, yang mudah memasuki
otak dan toksisitas utama yang terletak di sistem saraf pusat. Sebaliknya,
senyawa merkuri anorganik tidak larut lemak, tidak mudah masuk ke
otak, dan memberi efek yang merugikan utamanya bukan pada otak
tetapi pada ginjal.
Hambatan lain yang juga hadir dalam organ seperti mata dan testis.
Selain itu, eritrosit memainkan peran yang menarik dalam distribusi
toksikan tertentu.
17. Pengikatan dan penyimpanan
Terdapat 2 jenis ikatan :
Jenis ikatan kovalen, tidak dapat diubah
dan, secara umum, terkait dengan efek
toksik yang signifikan.
Ikatan nonkovalen biasanya menyumbang
sebagian besar dari dosis dan reversibel.
Oleh karena itu, proses ini memainkan
peran penting dalam distribusi racun di
berbagai organ dan jaringan.
18. Lanjutan...
Protein plasma dapat mengikatkan konstituen fisiologis normal dalam
tubuh serta banyak senyawa asing.
Hati dan ginjal memiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk mengikat
bahan kimia. Karakteristik ini mungkin dihubungkan dengan
metabolik dan fungsi ekskresinya
Jaringan adipose merupakan tempat penyimpanan substansi larut-lipid
yang penting seperti DDT, dieldrin, and polychlorinated
biphenyls (PCB).
Tulang adalah tempat mayor ontuk penyimpanan toksin seperti
fluoride dan strontium
19. Setelah penyerapan dan distribusi dalam
organisme, racun diekskresikan, cepat atau
lambat. Indikator yang berlaku umum dari
tingkat penghapusan racun adalah “Waktu
paruh" (t1/2), yang merupakan waktu yang
dibutuhkan untuk 50% nya dihapus dari aliran
darah.
20. Ekskresi urinaria
Ginjal menghilangkan racun dari tubuh dengan mekanisme yang sama dengan
yang digunakan dalam penghapusan produk akhir dari metabolisme normal,
yaitu, filtrasi glomerulus, tubular difusi, dan sekresi tubular.
Kapiler glomerulus memiliki pori-pori besar (70nm); Oleh karena itu, sebagian
besar racun akan disaring di glomerulus, kecuali yang sangat besar (lebih dari
60.000 dalton) atau erat terikat pada protein plasma.
Setelah racun memasuki filtrat glomerular, salah satu akan diserap kembali
dengan pasif melalui tubular sel yang memiliki koefisien partisi lipid tinggi / air
atau tetap dalam lumen tubular dan bisa dikeluarkan jika itu adalah senyawa
polar. Sebuah racun juga dapat diekskresikan melalui tubulus ke dalam urin
oleh difusi pasif.
21. Ekskresi billiary
Hati juga merupakan organ penting bagi ekskresi
racun, terutama untuk senyawa dengan polaritas
tinggi (anionik dan kationik), konjugat senyawa
terikat pada protein plasma, dan senyawa dengan
berat molekul lebih besar dari 300.
Secara umum, setelah senyawa tersebut di empedu,
mereka tidak diserap ke dalam darah dan
diekskresikan melalui feses. Namun, ada
pengecualian, seperti konjugat glukuronida, yang
dapat dihidrolisis oleh flora usus, memungkinkan
reabsorpsi dari toksikan bebas.
22. Paru-paru
Zat yang ada dalam fase gas pada suhu tubuh
diekskresikan terutama oleh paru-paru. Cairan yang
mudah menguap juga mudah diekskresikan melalui
udara.
Cairan sangat larut seperti kloroform dan halotan
diekskresikan lambat karena penyimpanan mereka
dalam jaringan adiposa dan volume ventilasi yang
terbatas.
Ekskresi racun dari paru-paru dilakukan dengan
difusi sederhana melalui membran sel.
23. Rute lain
Keringat dan air liur juga rute kecil ekskresi
toksikan.
Ekskresi juga dengan difusi; sehingga hanya terbatas
pada terionisasi dan bentuk larut-lipid dari toksikan.
Zat yang diekskresikan dalam air liur biasanya
ditelan dan kemudian memungkinkan untuk
penyerapan di saluran GI
24. Sifat dan intensitas efek bahan kimia tergantung pada konsentrasi di lokasi
aksi, yaitu dosis efektif cukup daripada dosis yang diberikan.
Pengikatan racun dalam jaringan akan meningkatkan level, sedangkan
hambatan jaringan cenderung mengurangi tingkatan. Karena tingkat darah
lebih mudah ditentukan, terutama selama waktu periode itu adalah
parameter yang sering digunakan dalam studi toksikokinetik.
Sementara racun yang diserap, tingkat darahnya naik. Sementara itu,
tingkat ekskresinya, biotransformasi dan distribusi ke organ dan jaringan
lain juga meningkat. Kurva yang menggambarkan tingkat darah terhadap
waktu dan daerah di bawah kurva (AUC) adalah alat yang berguna dalam
toksikokinetik.