Sitohistologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan mikroskop dan teknik penyediaan contoh jaringan.
Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan untuk jaringan hewan (termasuk manusia) adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan.
Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk proses menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai.
Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
Laporan praktikum mikrobiologi mengenai teknik pewarnaan mikroorganisme. Mahasiswa melakukan pewarnaan gram pada Escherichia coli dan mengamati bentuknya di bawah mikroskop. Hasilnya adalah E. coli berbentuk basil dan berwarna merah setelah pewarnaan gram, menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk gram negatif.
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
Laporan ini mendeskripsikan prosedur perhitungan jumlah sel darah merah (eritrosit) dengan metode manual menggunakan hemacytometer. Mahasiswa menghitung jumlah eritrosit dalam sampel darah dan membandingkannya dengan nilai normal. Hasilnya sebagian besar sesuai dengan kisaran normal, kecuali satu kelompok yang mungkin terpengaruh koagulasi darah.
Dokumen tersebut membahas tentang leukosit dan prosedur hitung jenis leukosit. Terdapat 6 jenis utama leukosit yaitu basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Prosedur hitung jenis leukosit meliputi pengambilan contoh darah, pemeriksaan di bawah mikroskop, dan pengelompokkan 100 sel leukosit berdasarkan jenisnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
Laporan praktikum mikrobiologi mengenai teknik pewarnaan mikroorganisme. Mahasiswa melakukan pewarnaan gram pada Escherichia coli dan mengamati bentuknya di bawah mikroskop. Hasilnya adalah E. coli berbentuk basil dan berwarna merah setelah pewarnaan gram, menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk gram negatif.
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
Laporan ini mendeskripsikan prosedur perhitungan jumlah sel darah merah (eritrosit) dengan metode manual menggunakan hemacytometer. Mahasiswa menghitung jumlah eritrosit dalam sampel darah dan membandingkannya dengan nilai normal. Hasilnya sebagian besar sesuai dengan kisaran normal, kecuali satu kelompok yang mungkin terpengaruh koagulasi darah.
Dokumen tersebut membahas tentang leukosit dan prosedur hitung jenis leukosit. Terdapat 6 jenis utama leukosit yaitu basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Prosedur hitung jenis leukosit meliputi pengambilan contoh darah, pemeriksaan di bawah mikroskop, dan pengelompokkan 100 sel leukosit berdasarkan jenisnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%Dewi Fitriani
Dokumen ini memberikan instruksi tentang pembuatan suspensi eritrosit dengan berbagai kepekatan (2%, 5%, 10%, 40%, 50%) untuk mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi. Darah yang telah dicuci akan diencerkan dengan larutan saline sesuai perbandingan tertentu untuk mendapatkan berbagai kepekatan suspensi eritrosit yang akan digunakan sebelum transfusi darah atau tes medis lain.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur penentuan golongan darah ABO, yang meliputi tujuan pemeriksaan, metode forward dan reverse, pembuatan suspensi sel darah, dan interpretasi hasil reaksi untuk menentukan golongan darah pasien.
Laboratorium patologi anatomi adalah laboratorium klinik khusus yang melakukan pemeriksaan spesimen jaringan dan sel untuk mendukung diagnosis penyakit. Laboratorium ini dibantu oleh tenaga analis kesehatan yang memiliki kompetensi khusus dalam mempersiapkan dan memeriksa spesimen.
Dokumen ini membahas tentang kelompok 2 pada mata kuliah Hematologi II dan metode pengukuran clotting time (waktu pembekuan darah) menggunakan metode slide, tabung, dan tabung kapiler. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas faktor-faktor pembekuan darah.
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan tentang uji angka paling mungkin (MPN) bakteri coliform. Dokumen ini membahas tentang sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media, serta teknik inokulasi mikroorganisme dengan tujuan mempelajari metode-metode tersebut.
Jamur tiram dan Trichoderma sp. memiliki morfologi berbeda. Jamur tiram berbentuk setengah lingkaran dengan bagian tengah cekung berwarna putih hingga krem, sedangkan Trichoderma sp. berbentuk koloni transparan atau putih pada media yang berbeda. Kedua jamur ini termasuk dalam kingdom fungi namun berbeda filum dan kelas.
Praktikum ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri dari berbagai sumber berdasarkan morfologi koloni. Terdapat 5 jenis bakteri yang diidentifikasi, yaitu Staphylococcus aureus, Serratia marcecens, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Sarcina lutea, dengan karakteristik berbeda seperti bentuk, ukuran, warna, dan tekstur koloni. Bakteri diisolasi menggunakan teknik quadrant streak untuk me
Dokumen tersebut membahas tentang penghitungan jumlah trombosit dalam darah dengan metode manual menggunakan pipet Thoma dan kamar hitung, serta metode otomatis menggunakan alat Cell-dyn Ruby. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa kelainan jumlah trombosit seperti trombositopenia dan trombositosis, serta cara membaca hasil print out dari Cell-dyn Ruby.
Metode pewarnaan kapsul menurut Anthony digunakan untuk mengecat kapsul bakteri dengan larutan kristal violet dan terusi untuk membedakan bakteri yang memiliki kapsul dari yang tidak. Teknik ini melibatkan beberapa tahap seperti persiapan sampel, pewarnaan, dan pengamatan hasil di bawah mikroskop."
Dokumen tersebut membahas dua metode untuk mengukur laju endap darah yaitu metode Westergreen dan Wintrobe. Kedua metode melibatkan pengambilan darah vena dan pencampurannya dengan antikoagulan sebelum dimasukkan ke dalam tabung untuk diukur kecepatan endapnya selama satu atau dua jam. Metode Westergreen menggunakan tabung dan rak Westergreen sementara metode Wintrobe menggunakan tabung dan rak Wintrobe
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian akhir semester (UAS) mata kuliah bakteriologi. Soal-soal tersebut meliputi materi tentang media pembiakan bakteri, klasifikasi bakteri seperti Staphylococcus aureus, ciri-ciri bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, tes-tes untuk membedakan bakteri, isolasi bakteri dari berbagai bahan klinis, dan uji biokimia bakteri.
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Laporan praktikum biokimia ini membahas percobaan lipid yang meliputi uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, sifat asam dan basa minyak, hidrolisis minyak oleh alkali, uji kolesterol, dan bentuk kristal kolesterol. Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri atas trigliserida, fosfolipida, dan sterol yang memainkan peran penting dalam tubuh."
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%Dewi Fitriani
Dokumen ini memberikan instruksi tentang pembuatan suspensi eritrosit dengan berbagai kepekatan (2%, 5%, 10%, 40%, 50%) untuk mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi. Darah yang telah dicuci akan diencerkan dengan larutan saline sesuai perbandingan tertentu untuk mendapatkan berbagai kepekatan suspensi eritrosit yang akan digunakan sebelum transfusi darah atau tes medis lain.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur penentuan golongan darah ABO, yang meliputi tujuan pemeriksaan, metode forward dan reverse, pembuatan suspensi sel darah, dan interpretasi hasil reaksi untuk menentukan golongan darah pasien.
Laboratorium patologi anatomi adalah laboratorium klinik khusus yang melakukan pemeriksaan spesimen jaringan dan sel untuk mendukung diagnosis penyakit. Laboratorium ini dibantu oleh tenaga analis kesehatan yang memiliki kompetensi khusus dalam mempersiapkan dan memeriksa spesimen.
Dokumen ini membahas tentang kelompok 2 pada mata kuliah Hematologi II dan metode pengukuran clotting time (waktu pembekuan darah) menggunakan metode slide, tabung, dan tabung kapiler. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas faktor-faktor pembekuan darah.
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan tentang uji angka paling mungkin (MPN) bakteri coliform. Dokumen ini membahas tentang sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media, serta teknik inokulasi mikroorganisme dengan tujuan mempelajari metode-metode tersebut.
Jamur tiram dan Trichoderma sp. memiliki morfologi berbeda. Jamur tiram berbentuk setengah lingkaran dengan bagian tengah cekung berwarna putih hingga krem, sedangkan Trichoderma sp. berbentuk koloni transparan atau putih pada media yang berbeda. Kedua jamur ini termasuk dalam kingdom fungi namun berbeda filum dan kelas.
Praktikum ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri dari berbagai sumber berdasarkan morfologi koloni. Terdapat 5 jenis bakteri yang diidentifikasi, yaitu Staphylococcus aureus, Serratia marcecens, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Sarcina lutea, dengan karakteristik berbeda seperti bentuk, ukuran, warna, dan tekstur koloni. Bakteri diisolasi menggunakan teknik quadrant streak untuk me
Dokumen tersebut membahas tentang penghitungan jumlah trombosit dalam darah dengan metode manual menggunakan pipet Thoma dan kamar hitung, serta metode otomatis menggunakan alat Cell-dyn Ruby. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa kelainan jumlah trombosit seperti trombositopenia dan trombositosis, serta cara membaca hasil print out dari Cell-dyn Ruby.
Metode pewarnaan kapsul menurut Anthony digunakan untuk mengecat kapsul bakteri dengan larutan kristal violet dan terusi untuk membedakan bakteri yang memiliki kapsul dari yang tidak. Teknik ini melibatkan beberapa tahap seperti persiapan sampel, pewarnaan, dan pengamatan hasil di bawah mikroskop."
Dokumen tersebut membahas dua metode untuk mengukur laju endap darah yaitu metode Westergreen dan Wintrobe. Kedua metode melibatkan pengambilan darah vena dan pencampurannya dengan antikoagulan sebelum dimasukkan ke dalam tabung untuk diukur kecepatan endapnya selama satu atau dua jam. Metode Westergreen menggunakan tabung dan rak Westergreen sementara metode Wintrobe menggunakan tabung dan rak Wintrobe
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian akhir semester (UAS) mata kuliah bakteriologi. Soal-soal tersebut meliputi materi tentang media pembiakan bakteri, klasifikasi bakteri seperti Staphylococcus aureus, ciri-ciri bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, tes-tes untuk membedakan bakteri, isolasi bakteri dari berbagai bahan klinis, dan uji biokimia bakteri.
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Laporan praktikum biokimia ini membahas percobaan lipid yang meliputi uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, sifat asam dan basa minyak, hidrolisis minyak oleh alkali, uji kolesterol, dan bentuk kristal kolesterol. Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri atas trigliserida, fosfolipida, dan sterol yang memainkan peran penting dalam tubuh."
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
1. Laporan ini membahas pembuatan preparat supravital epitelium mukosa mulut dengan cara mengambil sampel dari bibir bawah, mewarnainya dengan methylene blue, dan mengamatinya di bawah mikroskop.
2. Hasil pengamatan menunjukkan epitelium berbentuk kubus dengan inti bulat di tengah dan sitoplasma. Epitelium ini merupakan epitelium pipih berlapis yang menutupi permukaan tubuh.
3. Preparat terwarnai dengan
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)dewisetiyana52
1. Preparat whole mount protozoa bertujuan untuk melihat struktur sel protozoa secara utuh tanpa pengirisan, dengan mewarnai inti sel dan sitoplasma menggunakan hematoksilin dan eosin.
2. Jenis protozoa yang teramati adalah Paramecium sp., tetapi struktur selnya sulit dilihat karena pewarnaan kurang sempurna.
3. Beberapa kesalahan dalam pembuatan preparat seperti pengolesan perekat dan pencucian men
1. SLE adalah penyakit otoimun sistemik yang melibatkan banyak organ dan menyebabkan gejala klinis yang beragam.
2. Pemeriksaan sel Lupus Eritematosus (sel LE) merupakan salah satu temuan penting untuk mendiagnosis SLE.
3. Ada beberapa metode untuk memeriksa sel LE, termasuk menggunakan darah defibrinated, darah heparin, dan darah yang membeku.
Preparat apus darah dibuat dengan metode apus dan pewarnaan Giemsa untuk membedakan struktur eritrosit dan leukosit. Preparat menunjukkan eritrosit berbentuk bikonkaf tanpa inti, sedangkan leukosit bermacam-macam bentuk dengan inti berwarna ungu akibat pewarnaan. Preparat ini berguna untuk mempelajari komponen darah.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sediaan histologi dengan cara parafin, meliputi tahapan pengambilan sampel jaringan, fiksasi, dehidrasi, penjernihan, pemancangan, pemotongan, penempelan, deparafinisasi, pewarnaan, dan pengamatan di bawah mikroskop. Tahapan tersebut bertujuan memperoleh irisan jaringan yang tipis dan rata serta dapat mempertahankan struktur jaring
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Sitohistoteknologi
1. P R O G R A M S T U D I D - I I I A N A L I S K E S E H ATA N
SITOHISTOTEKNOLOGI
R I S A WA H Y U N I N G S I H , S . S T. , M S I
2. PENDAHULUAN
• Pembuatan sediaan merupakan suatu hal yang dapat
dikatakan mudah hingga sangat sulit tergantung dari
bagian tubuh yang akan diamati secara mikroskopis.
• Sediaan yang baik adalah suatu sediaan yang mampu
menggambarkan kondisi sel atau jaringan layaknya ketika
sel atau jaringan itu masih di dalam tubuh.
• Sayangnya ketika sel atau jaringan itu terlepas dari tubuh
baik sengaja atau tidak sengaja maka sel atau jaringan itu
akan mengalami kematian hingga kerusakan.
3. PENDAHULUAN
Membuat suatu sediaan yang baik, maka jaringan
yang diambil dari tubuh atau sel yang dibuat dengan
teknik apusan harus segera diawetkan pada suatu
cairan yang disebut dengan teknik fiksasi.
Walaupun pada kasus-kasus apusan, teknik fiksasi
dapat dilakukan dengan mengeringkan di suhu
ruang atau dengan pemanasan.
4. TEKNIK DASAR PEMBUATAN
SEDIAAN SITOLOGIK
• Teknik dasar pembuatan sediaan sitologik pada umumnya
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu teknik manual dan
otomatis (sitospin).
• Teknik manual dalam pembuatan sediaan sitologik adalah
teknik yang dilakukan dengan menggunakan tenaga
manusia dalam menempelkan dan menyebarkan sel di atas
kaca objek.
• Teknik otomatis adalah teknik yang menggunakan
instrumen khusus untuk menempelkan dan menyebarkan
sel ke atas objek gelas
5. METODE SMEAR/OLES
1. Metode Smear/Oles
• Metode oles atau yang sering disebut dengan metode
smear merupakan suatu metode pembuatan sediaan
sitologi dengan jalan mengoles atau membuat lapisan tipis
dari spesimen berbentuk cairan diatas objek gelas yg bersih
dan bebas lemak, untuk selanjutnya kemudian difiksasi,
diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup..
• Spesimen yang masuk ke dalam kategori untuk dilakukan
pembuatan sediaan oles antara lain urin, cerebro spinal
fluid (CSF) dan spesimen lainnya yang memiliki viskositas
6. BAHAN DAN PEWARNASEDIAAN
Bahan yang sering dibuat sediaan oles : darah, nanah / jaringan-jaringan
tertentu, sumsum tulang merah, eksudat dari bermacam-macam jaringan
yg meradang.
Contoh pembuatan sediaan oles :
1. Pembuatan sediaan darah tipis
2. Pembuatan sediaan oles dari jaringan
3. Pembuatan sediaan darah tebal
4. Pembuatan sediaan nanah yang tebal (nanah diencerkan dahulu dgn
serum / cairan lain, bila keruh, disentrifugasi, endapan diencerkan lagi,
siap dioleskan)
Beberapa pewarnaan sediaan oless :
Pewarnaan Giemsa, Pewarnaan May Grunwald (larutan eosin-methylen
blue dlm methyl alkohol), Pewarnaan Pappenheim, Pewarnaan Wright.
7. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE SMEAR/OLES
1. Perhatikan tampilan dari spesimen cair dan
deskripsikan dalam formulir permintaan.
2. Tuangkan spesimen ke dalam 15-50 ml
(tergantung dari perkiraan jumlah sel
berdasarkan kekeruhan). Tabung sentrifus
diputar selama sepuluh (10) menit dengan
kecepatan berkisar 1.800-2.500 rpm.
3. Saat melakukan sentrifugasi, siapkan dua slide
yang telah diberi label.
8. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE SMEAR/OLES
4. Tuang cairan supernatan (posisi yang di atas) kembali ke
wadah spesimen asal. Ketika spesimen memiliki endapan
yang tebal sisakan supernatan kurang lebih 1/3 bagian
dari sedimen atau ketika sedimen sangat tipis bahkan
hampir tidak terlihat maka supernatan diusahakan
terbuang hingga tidak ada tetesan kurang lebih 2-3 detik
5. Homogenkan kembali hasil no 4 dengan mengetukkan
tabung atau dapat menggunakan vortex hingga terlihat
lagi larutan yang bercampur.
9. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE SMEAR/OLES
6. Ambil larutan padatabung no 5 dan teteskan satu
atau dua tetes pada sisi objek gelas (kurang lebih
2 cm dari tepi luar)
7. Pada poin 7 dapat dipilih salah satu (a atau b)
a. Lakukan metode "pull-apart" (tarik dan dorong),
hingga sedimen menyebar merata pada permukaan
(Gambar 8.15).
b. Tekan tetesan spesimen dengan kaca objek dan putar
kedua objek hingga menjadi sejajar dan tarik perlahan
dengan arah yang berlawanan atau yang disebut
dengan “sliding smear”
10. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE SMEAR/OLES
8. Simpan sisa sedimen di tabung sentrifugal
hingga diagnosisnya terlaporkan.
9. Lanjutkan dengan tahap fiksasi (kering atau
basah) tergantung dari formulir
permintaan
13. METODE RENTANG
• Metode rentang adalah suatu metode pembuatan sediaan
dengan cara merentangkan suatu jaringan pada
permukaan gelas benda sehingga dapat diamati dengan
mikroskop.
• Bahan yang dibuat jaringan yang tipis, misal : pleura,
mesenterium, peritoneum, pericardium, dsb.
• Dapat diamati tanpa pewarnaan / dengan pewarnaan
Mallory-Acid Fuchsin : Hematoksilin ; Azure II-Eosin.
14. METODE RENTANG
• Pengamatan sediaan rentang dengan cara tidak
warnai menyebabkan sediaan tidak tahan lama,
karena jaringan tidak difiksasi lebih dulu.
• Untuk membuat sediaan rentang yang dapat tahan
lama yang dapat diamati sewaktu-waktu, maka
sediaan tersebut harus difiksasi terlbih dahulu
sebelum diwarnai.
15. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE RENTANG
1. Mengambil jaringan subkutan atau mesenterium segar dari
hewan yang dibedah dengan cepat tanpa dicuci terlebih dahulu
2. Merentangkan mesenterium pada gelas benda dengan bantuan
sonde/alat lain sehingga tidak ada bagian yang terlipat maupun
terjadinya udara yang terjebak di antara gelas benda dengan
jaringan
3. Memfiksasi jaringan dengan cara memasukkan gelas benda
yang bersangkutan ke dalam staining jar yang berisi methyl
alkohol selama 5 menit
4. Mencuci dengan alkohol 50% beberapa celupan dan
melanjutkan ke akuades beberapa celupan masing-masing 2
menit
16. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE RENTANG
5. Mewarnai jaringan dengan zat warna hematoxilin selama 5
menit/lebih
6. Mencuci dalam staining jar dengan air mengalir sampai terjadi warna
biru cerah
7. Mendehidrasi dengan memasukkan gelas benda yang bersangkutan
beberapa celupan secara berurutan pada staining jar yang berisi
alkohol 30%, 50%, dan 70%
8. Mewarnai jaringan dengan zat warna eosin selama 2-5 menit.
9. Mencuci dengan alkohol 70% beberapa celupan dan melanjutkan
dehidrasi dengan cara memasukkan gelas benda yang bersangkutan
beberapa celupan pada staining jar yang berisi alkohol 80%, 90%, dan
absolut
17. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE RENTANG
10. Mendealkoholisasi dengan cara memasukkan gelas benda yang
bersangkutan beberapa celupan pada staining jar yang berisi
campuran alkohol:xilol dengan perbandingan 3:1, 1:1 dan 1:3,
melanjutkan dengan xilol murni I dan II
11. Mengambil gelas benda dari staining jar dengan cepat dan menetesi
dengan kanada balsam, kemudian menutup secara cepat dan hati-
hati
12. Melekatkan label sesuai identitas preparat yang bersangkutan pada
ujung kanan gelas benda dengan posisi memanjang
13. Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran tinggi.