Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomUIN Alauddin Makassar
Dokumen tersebut membahas tentang kerang hijau, kadmium, dan proses destruksi asam untuk menentukan kadar kadmium pada kerang hijau menggunakan spektrofotometer serapan atom. Kerang hijau dapat mengakumulasi logam berat kadmium melalui rantai makanan dan dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Destruksi asam digunakan untuk memecah senyawa menjadi unsur-unsurnya sehingga dapat dianalis
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaUIN Alauddin Makassar
Sampel teh gelas diuji kandungan timbalnya (Pb) menggunakan spektrofotometer serapan atom setelah dihancurkan dengan asam nitrat dan dipanaskan hingga menjadi larutan jernih yang siap diukur kadarnya.
Dokumen tersebut membahas tentang bioenergetika dan proses respirasi seluler. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) bioenergetika mempelajari perubahan energi dalam reaksi biokimia, (2) ATP berperan sebagai senyawa antara dalam transfer energi kimia, dan (3) rantai transport elektron dan fosforilasi oksidatif terjadi di mitokondria untuk mensintesis ATP dari ADP dan fosfat.
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomUIN Alauddin Makassar
Dokumen tersebut membahas tentang kerang hijau, kadmium, dan proses destruksi asam untuk menentukan kadar kadmium pada kerang hijau menggunakan spektrofotometer serapan atom. Kerang hijau dapat mengakumulasi logam berat kadmium melalui rantai makanan dan dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Destruksi asam digunakan untuk memecah senyawa menjadi unsur-unsurnya sehingga dapat dianalis
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaUIN Alauddin Makassar
Sampel teh gelas diuji kandungan timbalnya (Pb) menggunakan spektrofotometer serapan atom setelah dihancurkan dengan asam nitrat dan dipanaskan hingga menjadi larutan jernih yang siap diukur kadarnya.
Dokumen tersebut membahas tentang bioenergetika dan proses respirasi seluler. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) bioenergetika mempelajari perubahan energi dalam reaksi biokimia, (2) ATP berperan sebagai senyawa antara dalam transfer energi kimia, dan (3) rantai transport elektron dan fosforilasi oksidatif terjadi di mitokondria untuk mensintesis ATP dari ADP dan fosfat.
Dokumen tersebut membahas tentang kimia sel mikroorganisme, meliputi struktur dan komposisi kimia sel mikroba, proses metabolisme seperti respirasi dan fermentasi, serta makromolekul penting seperti karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino.
Teks tersebut membahas tentang kolam stabilisasi atau stabilitation ponds yang merupakan metode pengolahan limbah cair dengan menggunakan kolam dangkal. Teks tersebut menjelaskan pengertian, fungsi, prinsip kerja, jenis, skema dan proses kerja kolam stabilisasi yang terdiri dari kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam pematangan.
Teks menjelaskan tentang siklus biogeokimia yang meliputi siklus nitrogen, fosfor, dan karbon di alam. Siklus-siklus tersebut melibatkan proses yang mengalirkan unsur dan senyawa kimia antara komponen biotik dan abiotik secara berulang.
Kemosintesis adalah penyusunan bahan organik (karbohidrat) dari glukosa, nitrat, sulfat ataupun fosfat menggunakan energi kimia dan tidak memerlukan klorofil.
Dokumen tersebut membahas siklus biogeokimia yang terjadi di alam, termasuk siklus hidrologi, karbon, dan oksigen. Siklus-siklus ini melibatkan proses pertukaran unsur dan senyawa kimia antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer melalui proses alami seperti evaporasi, transpirasi, fotosintesis, dan respirasi.
Dokumen tersebut membahas tentang oksidasi dan rantai pernapasan dalam sel. Oksidasi dapat terjadi secara non-biologis atau biologis di dalam sel hidup, dan menghasilkan energi melalui fosforilasi oksidatif atau glikolisis. Rantai pernapasan terdiri dari serangkaian reaksi yang mentransfer elektron secara bertahap ke oksigen.
Air merupakan komponen dasar yang sangat penting dalam kehidupan di Bumi. Air terdiri dari molekul yang terbentuk dari satu atom oksigen dan dua atom hidrogen. Air dapat berperan sebagai pelarut bagi berbagai zat kimia dalam bentuk larutan ionik atau molekuler, serta dapat mengikat zat kimia melalui ikatan hidrogen. Kadar air mempengaruhi aktivitas air dan daya tahan bahan makanan terhadap serangan mikroba.
Dokumen tersebut membahas tentang kemosintesis, yaitu proses anabolisme selain fotosintesis dimana mikroorganisme mengubah senyawa karbon dan nitrogen menjadi senyawa organik menggunakan energi kimia dari oksidasi senyawa anorganik seperti hidrogen atau metana. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa jenis bakteri yang melakukan kemosintesis seperti bakteri belerang, bakteri besi, bakteri hidrogen, dan bakter
Ppt bioenergetika dan radikal bebas - Angga, dkkAngga Wan
1. Respirasi sel melibatkan serangkaian reaksi metabolisme di sitoplasma dan mitokondria sel untuk mengubah energi dari makanan menjadi ATP.
2. Proses ini menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak sel.
3. Antioksidan dapat mencegah kerusakan sel oleh menghambat radikal bebas.
(Pengertian Daur Biogeokimia dan Fungsinya) – Daur Biogeokimia Semua yang ada di bumi baik makluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi. Materi ini tersusun oleh antara lain: karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), Belerang atau sulfur (S) dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut dimanfaatkan oleh produsen untuk membentuk bahan organic dengan bantuan energi matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan adalah sumber bagi organisme. Secara umum, karbon akan diambil dari udara oleh organisme fotoautotrof (tumbuhan, ganggang, dll yang mampu melaksanakan fotosintesis).
organisme tersebut, sebut saja tumbuhan, akan memproses karbon menjadi bahan makanan yang disebut karbohidrat, dengan proses kimia sebagai berikut : 6 CO2 + 6 H2O (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil) ↔ C6H12O6 + 6 O2 Karbondioksida + Air (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil)↔ Glukosa + Oksigen. hasil sintesa karbohidrat itu dimakan para makhluk hidup heterotrof sebagai makanan plus oksigen untuk bernafas. tidak peduli makhluk herbivora, carnivora, atau omnivora, sumber pertama energi yang tersimpan dalam karbohidrat adalah tumbuhan.
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik.
1) Dokumen tersebut membahas tentang bioenergetika dan oksidasi biologi, termasuk proses transfer energi dalam sel melalui rantai pernapasan di mitokondria.
2) Rantai pernapasan mentransfer elektron dari senyawa berenergi tinggi seperti NADH ke oksigen, melepaskan energi yang digunakan untuk sintesis ATP.
3) Mitokondria memainkan peran penting dalam proses metabolisme energi sel melalui siklus asam sitrat dan rant
Dokumen tersebut membahas tentang pengujian kadar besi pada bayam menggunakan spektrofotometer serapan atom. Bayam kaya akan zat besi dan vitamin C yang dapat membantu penyerapan besi. Metode analisis yang digunakan adalah spektrofotometer serapan atom yang bekerja berdasarkan hukum Lambert-Beer. Sebelum analisis, sampel perlu dihancurkan terlebih dahulu menggunakan metode destruksi basah atau kering.
Teks tersebut merangkum konsep-konsep ekologi dasar seperti ekosistem, aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan siklus biogeokimia seperti siklus air, karbon, nitrogen, fosfor dan oksigen dalam ekosistem. Konsep-konsep tersebut digunakan untuk menjelaskan dinamika aliran energi dan perpindahan unsur-unsur kimia antara komponen biotik dan abiotik dalam suatu sistem ekologi.
Dokumen tersebut membahas tentang osmoregulasi dan ekskresi pada hewan. Secara ringkas, dibahas mengenai:
1) Proses pengaturan kandungan air dan konsentrasi bahan terlarut dalam tubuh hewan untuk menyesuaikan lingkungan sekitar.
2) Organ-organ yang berperan dalam proses tersebut seperti insang dan ginjal.
3) Perbedaan pengaturan osmotik pada lingkungan laut dan air tawar.
Dokumen tersebut membahas tentang kimia sel mikroorganisme, meliputi struktur dan komposisi kimia sel mikroba, proses metabolisme seperti respirasi dan fermentasi, serta makromolekul penting seperti karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino.
Teks tersebut membahas tentang kolam stabilisasi atau stabilitation ponds yang merupakan metode pengolahan limbah cair dengan menggunakan kolam dangkal. Teks tersebut menjelaskan pengertian, fungsi, prinsip kerja, jenis, skema dan proses kerja kolam stabilisasi yang terdiri dari kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam pematangan.
Teks menjelaskan tentang siklus biogeokimia yang meliputi siklus nitrogen, fosfor, dan karbon di alam. Siklus-siklus tersebut melibatkan proses yang mengalirkan unsur dan senyawa kimia antara komponen biotik dan abiotik secara berulang.
Kemosintesis adalah penyusunan bahan organik (karbohidrat) dari glukosa, nitrat, sulfat ataupun fosfat menggunakan energi kimia dan tidak memerlukan klorofil.
Dokumen tersebut membahas siklus biogeokimia yang terjadi di alam, termasuk siklus hidrologi, karbon, dan oksigen. Siklus-siklus ini melibatkan proses pertukaran unsur dan senyawa kimia antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer melalui proses alami seperti evaporasi, transpirasi, fotosintesis, dan respirasi.
Dokumen tersebut membahas tentang oksidasi dan rantai pernapasan dalam sel. Oksidasi dapat terjadi secara non-biologis atau biologis di dalam sel hidup, dan menghasilkan energi melalui fosforilasi oksidatif atau glikolisis. Rantai pernapasan terdiri dari serangkaian reaksi yang mentransfer elektron secara bertahap ke oksigen.
Air merupakan komponen dasar yang sangat penting dalam kehidupan di Bumi. Air terdiri dari molekul yang terbentuk dari satu atom oksigen dan dua atom hidrogen. Air dapat berperan sebagai pelarut bagi berbagai zat kimia dalam bentuk larutan ionik atau molekuler, serta dapat mengikat zat kimia melalui ikatan hidrogen. Kadar air mempengaruhi aktivitas air dan daya tahan bahan makanan terhadap serangan mikroba.
Dokumen tersebut membahas tentang kemosintesis, yaitu proses anabolisme selain fotosintesis dimana mikroorganisme mengubah senyawa karbon dan nitrogen menjadi senyawa organik menggunakan energi kimia dari oksidasi senyawa anorganik seperti hidrogen atau metana. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa jenis bakteri yang melakukan kemosintesis seperti bakteri belerang, bakteri besi, bakteri hidrogen, dan bakter
Ppt bioenergetika dan radikal bebas - Angga, dkkAngga Wan
1. Respirasi sel melibatkan serangkaian reaksi metabolisme di sitoplasma dan mitokondria sel untuk mengubah energi dari makanan menjadi ATP.
2. Proses ini menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak sel.
3. Antioksidan dapat mencegah kerusakan sel oleh menghambat radikal bebas.
(Pengertian Daur Biogeokimia dan Fungsinya) – Daur Biogeokimia Semua yang ada di bumi baik makluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi. Materi ini tersusun oleh antara lain: karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), Belerang atau sulfur (S) dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut dimanfaatkan oleh produsen untuk membentuk bahan organic dengan bantuan energi matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan adalah sumber bagi organisme. Secara umum, karbon akan diambil dari udara oleh organisme fotoautotrof (tumbuhan, ganggang, dll yang mampu melaksanakan fotosintesis).
organisme tersebut, sebut saja tumbuhan, akan memproses karbon menjadi bahan makanan yang disebut karbohidrat, dengan proses kimia sebagai berikut : 6 CO2 + 6 H2O (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil) ↔ C6H12O6 + 6 O2 Karbondioksida + Air (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil)↔ Glukosa + Oksigen. hasil sintesa karbohidrat itu dimakan para makhluk hidup heterotrof sebagai makanan plus oksigen untuk bernafas. tidak peduli makhluk herbivora, carnivora, atau omnivora, sumber pertama energi yang tersimpan dalam karbohidrat adalah tumbuhan.
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik.
1) Dokumen tersebut membahas tentang bioenergetika dan oksidasi biologi, termasuk proses transfer energi dalam sel melalui rantai pernapasan di mitokondria.
2) Rantai pernapasan mentransfer elektron dari senyawa berenergi tinggi seperti NADH ke oksigen, melepaskan energi yang digunakan untuk sintesis ATP.
3) Mitokondria memainkan peran penting dalam proses metabolisme energi sel melalui siklus asam sitrat dan rant
Dokumen tersebut membahas tentang pengujian kadar besi pada bayam menggunakan spektrofotometer serapan atom. Bayam kaya akan zat besi dan vitamin C yang dapat membantu penyerapan besi. Metode analisis yang digunakan adalah spektrofotometer serapan atom yang bekerja berdasarkan hukum Lambert-Beer. Sebelum analisis, sampel perlu dihancurkan terlebih dahulu menggunakan metode destruksi basah atau kering.
Teks tersebut merangkum konsep-konsep ekologi dasar seperti ekosistem, aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan siklus biogeokimia seperti siklus air, karbon, nitrogen, fosfor dan oksigen dalam ekosistem. Konsep-konsep tersebut digunakan untuk menjelaskan dinamika aliran energi dan perpindahan unsur-unsur kimia antara komponen biotik dan abiotik dalam suatu sistem ekologi.
Dokumen tersebut membahas tentang osmoregulasi dan ekskresi pada hewan. Secara ringkas, dibahas mengenai:
1) Proses pengaturan kandungan air dan konsentrasi bahan terlarut dalam tubuh hewan untuk menyesuaikan lingkungan sekitar.
2) Organ-organ yang berperan dalam proses tersebut seperti insang dan ginjal.
3) Perbedaan pengaturan osmotik pada lingkungan laut dan air tawar.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi, mulai dari pengertian toksisitas dan istilah-istilah yang terkait, proses ADME suatu toksikan dalam tubuh, serta faktor-faktor yang mempengaruhi respon tubuh terhadap zat toksik seperti dosis dan jalur masuknya zat tersebut.
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...ssuser0ad02e
Penanganan kualitas air dalam budidaya intensif memerlukan pemantauan berkala dari beberapa parameter penting seperti oksigen terlarut, karbon dioksida, amonia, dan hidrogen sulfida untuk menjaga pertumbuhan ikan yang sehat. Parameter-parameter ini perlu dikelola dengan baik melalui aerasi, pertukaran air, penghapusan limbah, dan teknik budidaya yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang antioksidan, yaitu senyawa yang dapat mencegah terjadinya oksidasi dan menetralisir radikal bebas. Antioksidan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik dan alami. Antioksidan bekerja dengan mencegah terbentuknya radikal bebas baru atau menangkap radikal bebas agar tidak bereaksi lebih lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat air yang mempengaruhi budidaya perikanan, termasuk kepadatan, kekentalan, kecerahan, dan kandungan bahan organik dalam air. Unsur-unsur kimia dalam air diperlukan untuk pertumbuhan plankton dan organisme air lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan zat organik dalam air melalui metode permanganimetri. Metode ini mengukur jumlah kalium permanganat yang dibutuhkan untuk mengoksidasi seluruh zat organik dalam air. Zat organik merupakan indikator pencemaran air oleh limbah manusia atau hewan dan dapat diuraikan oleh bakteri aerobik maupun anaerobik.
Oksigen terlarut (DO) sangat penting bagi kehidupan organisme akuatik. Ia diperlukan untuk pernapasan dan metabolisme, dan sumber utamanya berasal dari difusi udara dan hasil fotosintesis. Analisis DO dapat dilakukan dengan titrasi Winkler atau alat DO meter, dimana titrasi dianggap lebih akurat. Parameter BOD digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran, dengan mengukur oksigen yang digunakan untuk mendeko
Dokumen tersebut membahas tentang biotransformasi toksikan dalam tubuh, dimana toksikan akan mengalami perubahan kimiawi melalui dua tahapan reaksi yaitu fase I dan fase II. Pada fase I terjadi reaksi penguraian seperti oksidasi, reduksi, dan hidrolisis untuk mengubah toksikan menjadi lebih polar. Kemudian pada fase II terjadi reaksi konjugasi dimana hasil fase I akan diikatan dengan senyawa endogen
Dokumen tersebut membahas tentang kimia bahan alam organik. Ia menjelaskan potensi senyawa organik yang dihasilkan dari biota darat dan laut, seperti alkaloid, flavonoid, dan senyawa lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan cara mengidentifikasi senyawa bioaktif seperti alkaloid melalui ekstraksi dan uji fitokimia.
1. Metabolisme sel tumbuhan terdiri dari anabolisme dan katabolisme. Anabolisme meliputi proses fotosintesis yang menghasilkan glukosa, sedangkan katabolisme meliputi respirasi yang memecah glukosa untuk menghasilkan energi.
2. Fotosintesis terdiri atas reaksi terang yang menghasilkan ATP dan NADPH, dan reaksi gelap yang mengubah CO2 menjadi glukosa melalui siklus Calvin atau Hatch-Slack.
Praktikum ini menjelaskan cara mengukur parameter fisika, kimia, dan biologi untuk menentukan kualitas air di Waduk FAPERIKA UR. Parameter yang diukur meliputi suhu, kecerahan, kekeruhan, pH, oksigen terlarut, dan plankton. Pengukuran dilakukan secara in situ dan di laboratorium.
Manajemen kualitas air penting untuk budidaya ikan karena mempengaruhi parameter fisika, kimia, dan biologi air. pH adalah ukuran keasaman yang berpengaruh besar terhadap kehidupan biota laut, di mana perubahan pH dapat menyebabkan gangguan metabolisme ikan, pertumbuhan yang lebih rendah, atau kematian ikan. Pengukuran dan pemeliharaan pH yang tepat diperlukan untuk menjaga kualitas air tambak agar mendukung pert
Similar to Summary Ch. 7,8,9,10 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa (20)
1. Solusi analitik hanya cocok untuk kondisi akifer yang relatif sederhana dan ideal seperti akifer tertekan homogen dan isotropik dengan satu sumur pompa.
2. Persamaan aliran air tanah dikonversikan ke koordinat radial karena simetri radial. Penurunan kepala air ditentukan oleh jarak ke sumur dan waktu.
3. Faktor pengaruh sumur dan fungsi sumur digunakan untuk memodelkan penurunan kepala air akibat pompa.
Tugas Kuliah MK PBI (Pengolahan Buangan Industri) untuk limbah cairnya mengenai studi kasus analisis pengolahan limbah cair PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA SUNTER I.
Reservoir adalah danau alam atau buatan yang bertujuan menyimpan air untuk keperluan persediaan air, pengendalian banjir, dan rekreasi. Terdapat beberapa jenis reservoir seperti reservoir lembah yang dibangun di lembah menggunakan topografi, reservoir sungai yang dibangun dengan memompa air dari sungai, dan reservoir pelayanan yang dibangun dekat titik distribusi. Dalam perhitungan kapasitas tampung reservoir dipertimbangkan besarnya air masuk dan
Dokumen tersebut membahas tentang diskusi kelompok mahasiswa tentang aspek-aspek umum meteorologi seperti komposisi kimia atmosfer, siklus biogeokimia, skala spasial transportasi polutan, struktur vertikal suhu dan stabilitas atmosfer, variabilitas atmosfer meliputi massa udara dan gelombang udara, sifat turbulensi, dan suhu atmosfer.
Presentation about Environmental Engineering Thingy (Simple WTP)Nyak Nisa Ul Khairani
English task about environmental engineering things, and my group choose a paper talked about simple WTP, this one titled, A Simple Portable Potable Water Treatment Plant in Rural Areas (Paper created by Ekwue, Dhanraj, and Birch).
Dokumen tersebut membahas lima teknik permodelan pencemaran udara selain teknik Gaussian, yaitu Box Model, Narrow Plume Hypothesis, Gradient Transport Model, dan Trajectory Model. Setiap teknik memiliki asumsi dan rumus tersendiri untuk mengestimasi konsentrasi polutan di udara.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
Summary Ch. 7,8,9,10 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa
1. Summary dari Chapter 7, 8, 9, 10
Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, Mikko Nikinmaa
Oleh
Kelompok 1
Restu Ayu Handayani (1110942004)
Dian Paramita (1210942005)
Rahmi Tri Ultari (1410941007)
Nyak Nisa Ul Khairani KF (1410942013)
Chapter 7: Proses Uptake Zat Kimia oleh Organisme
Efisiensi dari proses uptake tergantung lokasi terjadinya uptake. Penelitian
toksikologi akuatik sering menyamakan antara dosis (jumlah zat kimia yang
masuk) dan konsentrasi di air (jumlah zat kimia di lingkungan). Namun bisa jadi
berbeda jika zat kimia bukan diserap oleh hewan, dimana dosis dianggap tidak
berarti walaupun konsentrasinya tinggi.
Masuknya bahan kimia biasanya diukur berdasarkan petambahan senyawa
radioaktif. Pertambahan bahan kimia dari bahan organik biasanya diukur dengan
menggunakan C-14 atau H-3 karena senyawa tersebut sangat rentan terhadap
emisi radioaktif. Untuk senyawa logam, isotop radiaktif tersebut biasanya
digunakan untuk pengukuran penambahannya.
2. Grafik ini menujukkan pengukuran flux yang terjadi. Isotop radioaktif
ditambahkan ke air (ekstraselular kompartemen). Jadi, pada waktu 0 tidak ada
radioaktivitas di kompartemen intraselular, dan, akibatnya, ada ukuran
radioaktivitas menunjukkan ukuran kompartemen ekstraselular. Ukurannya
sebagai% dapat dihitung dari Nilai waktu radioaktivitas 0, namun biasanya
dinding ekstraselular yang kedap air seperti inulin atau poliglikol yang akan
digunakan. Serapan / masuknya kontaminan dapat diperkirakan dari munculnya
radioaktivitas dalam intraselular (organisme) kompartemen. Untuk perkiraan
masuknya, pertama, aktivitas spesifik isotop radioaktif di dalam air (ekstraselular
kompartemen) harus diketahui (becquerels per milimol yang terkandung dalam
satuan berat); Kedua, dibandingkan dengan
Kompartemen organisma, kompartemen air harus tak terbatas sehingga serapan
tidak menimbulkan signifikan penipisan radioaktivitas ekstraselular; Dan, ketiga,
minimal dua pengukuran (selain pengukuran 0 kali pengukuran) (Pengukuran
yang diberikan sebagai lingkaran merah) radioaktif intraselular harus tersedia
selama periode waktu tersebut dimana peningkatan radioaktivitas internal bersifat
linier. Dalam hal ini, fluks pada mol per satuan waktu dapat diperkirakan ari
bagian linier dari kurva waktu radioaktif. Tingkat steady-state (digambarkan
dengan garis biru) menunjukkan Bioakumulasi.
Uptake pada hewan biasanya tejadi pada jaringan epitel yang paling kecil seperti
insang dan usus. Jaringan ini penuh dengan rongga yang mempermudah
kontaminan untuk mengkontaminasi tokik ke organ target. Pada organisme yang
tidak memiliki insang dan usus uptake hanya terjadi pada permukaan saja. Jalur
uptake biasanya dipengaruhi oleh sifat dari komponen tersebut. Pada senyawa
lipofilik, air dan oktatanol dapat terpisah sehingga mudah untuk mengukur
konsentrasi masing masing komponen. Senyawa ini terserap dari makanan dan
terserap di usu sedang senyawa hydropilik seperti logam masuk melalui insang
dan usu namun juga tidak jarang hanya mengkontaminasi bagian luar saja.
Untuk senyawa hidrofilik, molekul mudah diangkut ke sekitar uptake, namun
pengangkutannya melalui membran lipid sangat lambat kecuali difasilitasi oleh
pembawaprotein atau pori-pori. Sebagai contoh, pengangkutan klorida melintasi
membran lamprey eritrosit, tanpa pembawa anion, memiliki waktu paruh sekitar
3. dua jam, pada eritrosit teleost hanya beberapa detik. Kecepatan serapan toksisitas
hidrofilik dengan demikian tergantung pada ketersediaan dan afinitas pengangkut
yang mengangkut racun tersebut hambatan lipid Toksik akan diangkut oleh
operator yang terutama ditujukan untuk mengangkut bahan kimia yang
dibutuhkan oleh organisme. Khususnya, serapan logam beracun telah dipelajari
secara rinci. Prinsip pengambilan logam oleh sel epitel insang adalah Diberikan
pada Gambar 7.2. Penyerapan logam dapat terjadi melalui pompa natrium dan
kalsium,oleh cotransporter sodium / potasium / klorida, atau dengan alat penukar
sodium / proton. Meskipun ini adalah transporter yang lebih umum, hadir di
kebanyakan sel, jumlahnya kecil pembawa untuk ion besi, dll, dapat ditemukan.
Skema masuknya logam dan air dalam uptake ke usu di air laut
Efek Salinitas dari Uptake Logam
Pembentukan kompleks logam beracun dengan, misalnya, asam humat
mengurangi probabilitasnya. Dari mereka yang diangkut ke insang dan
mengurangi transportasi melintasi membran lipida saat ion terikat ke carrier, tapi
meningkatkan transportasi langsung melintasi penghalang lipid, karena kelarutan
lipid kompleks lebih tinggi daripada ion ion saja. Pertanyaan mekanisme
ambilansangat relevan untuk logam yang mengandung Nanomaterials, karena
membedakan antara toksisitas ion logam yang terbebaskan dari mereka dan
kandungan nanomaterial itu sendiri merupakan masalah.
4. Formasi molekul dari lipid akibat penambahan asam
Biokonsentrasi dan lipilicity dari beberapa kontamina di lingkungan.
Senyawa lipofilik dapat melintasi penghalang dengan mudah namun tidak mudah
untukmecapai penghalang tersebut. Akibatnya senywa ini hampir tidak pernah
diambil dari air melalui insang sebaliknya diambil dari sedimen dan organisme
makanan di usus. Kemungkinan berkontaknya selaput lipid sel yang mealpisi usus
meningkat Tindakan deterjen asam empedu, yang mengubah tetesan lipid menjadi
mikro sel. Lipofilisitas senyawa juga mempengaruhi probabilitas bioakumulasi /
biokonsentrasi.Gambar di atas memberikan korelasi antara faktor biokonsentrasi
dan lipofilisitas dari beberapa kontaminan lingkungan. Ketika senyawa lipofilik
diangkat sebuah organisme, disimpan dalam lipidnya, dan tidak hilang pada media
berair. Karena itu, Senyawa lipofilik dapat di-bioakumulasi sehingga kadar
terukurnya pada hewan dalam beberapa kasus ribuan kali lebih tinggi dari pada
jumlah yang sama dengan air larutan. Bioakumulasi mengacu pada peningkatan
tingkat akumulasi dalam satu organisme.Biomagnasi mengacu pada peningkatan
jumlah zat kimia di seluruh tingkat trofik. Senyawa lipofilik lebih banyak,
semakin besar konsentrasinya semakin meningkat. Tingkat trofik dalam rantai
makanan dari fitoplankton ke predator puncak seperti anjing laut. Contoh senyawa
5. yang baik dengan biomagnifikasi yang diucapkan adalah organoklorin Insektisida
seperti DDT, yang bisa mencapai 100.000.000 kali lebih terkonsentrasi pada
burung pemakan ikan daripada di air. Cukup sering, bioakumulasi diperkirakan
akan menurun pada lipofilik sangat tinggi (pK> 5,8). Namun, cutoff bioakumulasi
ini bisa jadi hasilnya masalah dalam eksperimen dengan senyawa lipofilik sangat
tinggi. Penting untuk diperhatikan bahwa bioakumulasi senyawa lipofilik
bergantung pada suhu, kehadiran Asam humat, dan pH. Jika senyawa lipofilik
adalah asam lemah, pH mempengaruhi proporsi bentuk asam (tidak bermuatan)
dan dasar (terisi). Dari jumlah tersebut, bentuk asam jauh lebih permeabel.
Akibatnya, serapannya akan berkurang secara nyata dengan peningkatan pH.
Biomagnifikasi di Lingkungan Kontaminan Hidrifilik Dalam Rantai
Makanan
Chapter 8: Distribusi Zat Kimia dalam Organisme
Kontaminan yang telah diambil oleh organisme dimetabolisme atau disimpan.
Karena itu, total beban tubuh (termasuk metabolisme dan disimpan secara
kimiawi) bisa jauh lebih besar daripada beban tubuh yang beracun secara toksik.
Agar bisa mengaitkan keduanya, seseorang harus bisa memperkirakan sejauh
mana bahan kimia tersimpan, bahan tidak dapat bereaksi, dan sejauh mana bahan
kimia dibebaskan dari tempat penyimpanan. Metabolisme Mencakup efek toksik
dan detoksifikasi. Di satu sisi, menyimpan senyawa sebagai bahan tidak dapat
bereaksi juga bisa merupakan mekanisme detoksifikasi. Pergeseran dari senyawa
inert ke senyawa yang dapat dimetabolisme dapat menyebabkan toksisitas
tertunda
6. GAMBAR 8.1 Sebuah model kotak hitam dari nasib bahan kimia dalam suatu
organisme.
Keterangan:
1. Bahan kimia yang diambil oleh suatu organisme dapat dimetabolisme secara
langsung
2. disimpan dalam jaringan seperti jaringan lemak dan kerangka.
3. Toksisitas tertunda disebabkan saat bahan kimia terbebaskan dari tempat
penyimpanan.
4. Akhirnya bahan kimia diekskresikan (tidak berubah atau sebagai senyawa
biotransform).
FIGURE 8.2 Prinsip Toksisitas Tertunda.
Keterangan:
1. Karena Stresor (misalnya kelaparan, pengasaman)
2. Pembebasan toksisitas (lipid yang dapat larut dari jaringan lemak, dan
hidrofilik, misalnya dari exoskeleton) ke aliran darah dengan efek toksik
berurutan pada jaringan sensitif
Situs penyimpanan utama kontaminan dalam prokariota dan tanaman adalah
vakuola, dan di Indonesia Hewan, kerangka (baik exo- dan endoskeleton) dan
jaringan lemak / lemak. Lipidoluble Zat disimpan dalam jaringan lemak
sedangkan senyawa ionik sering disimpan baik pada exo- atau endoskeleton.
Rute serapan toksik pada hewan mempengaruhi metabolisme, distribusi, dan
penyimpanan bahan kimia misalnya, beberapa bahan kimia menunjukkan perilaku
yang sangat berbeda jika memang demikian diambil dari makanan di usus dari
jika mereka diambil dari air di insang. Ini adalah Karena toksisitas yang diambil
7. di usus awalnya masuk ke aliran darah dan Masuk ke pusat detoksifikasi utama,
hati (pada ikan) atau hepatopancreas (pada banyak invertebrata). Karena itu,
toksisitas (dan sebenarnya jumlah bahan kimia) menurun sebagai hasil
metabolisme.
GAMBAR 8.3 Sebuah skematik menjelaskan mengapa bahan kimia yang diambil
di insang memiliki nasib yang berbeda dari yang diambil di usus.
Keterangan:
1. Bahan kimia yang diambil di usus (panah hijau) masuk pertama ke pusat
detoksifikasi utama dari tubuh, hati, dan metabolisme first-pass yang efektif
terjadi.
2. Dalam kasus serapan pada insang (hijau Panah), metabolisme first-pass
efektif tersebut tidak terjadi. Kepala panah merah pada gambar menunjukkan
arahnya aliran darah.
Distribusi subsellular bahan kimia sering didefinisikan secara operasional.
Diferensiasi Antara bahan kimia yang terkandung dalam rongga sel, organel,
protein terlarut (dalam kasus Logam, protein seperti metallothionein dan lainnya),
fraksi protein yang peka terhadap panas, dan lain-lain, dapat di buat. Sifat
operasional dari pecahan yang berbeda ditunjukkan oleh "organel" Menjadi satu
kesatuan sebagai situs distribusi. Namun, organel termasuk produksi protein
Entitas (retikulum endoplasma kasar) dan di mana pemecahan protein Terjadi
(proteasomes). Distribusi zat seluler bisa sangat rumit, seperti yang dijelaskan
pada Gambar 8.4 untuk besi.
8. GAMBAR 8.4 • Contoh perilaku kompleks zat kimia dalam sel: nasib besi sel.
Keterangan:
1. Besi (Lingkaran abu-abu biru) diambil terutama di negara besi (Fe3 +) yang
terikat pada transferrin (hijau pucat), dan ditangkap dan Endocytosed dengan
reseptor transferrin (merah).
2. Vesikel endositikosis diasamkan dengan aksi pompa proton (Vesikel berlapis
clathrin), yang menghasilkan pembebasan besi.
3. Kompleks transferin reseptor-transferrin bebas-besi Didaur ulang ke
membran seluler.
4. Besi melintasi membran endosomal, mungkin di ferrous (Fe2 +) Negara, dan
membentuk kolam sitoplasma yang labil, dari mana ia
5. diangkut ke mitokondria untuk sintesis heme, Atau
6. terikat pada feritin. Feritin-bound iron adalah toko besi utama. Dalam hal
operasional subselular Distribusi, endosom dan mitokondria akan dimasukkan
ke dalam fraksi organel, dan besi terikat feritin Mungkin dalam butiran kaya
logam.
Chapter 9: Detoksifikasi
Toksikan bisa berkurang tingkat bahayanya dengan biotransformasi, menbuatnya
dalam senyawa tidak berbahaya, atau disimpan dalam bentuk inert. Setelahnya
toksikan akan dikeluarkan dari tubuh. Detoksifikasi terjadi sebelum ekskresi.
Biotransformasi merubah komponen molekul lipopilik (organik) menjadi polar
dan komponen hidrolpilik. Biotransformasi terdiri dari 2 fase proses enzimatik,
fase pertama meningkatkan polaritas dari senyawa (dengan cara oksidasi, resuksi,
atau hirolisis) dan fase kedua melibatkan konjugasi (menurunkan kemungkinan
senyawa diserap kembali oleh tubuh) yang menghasilkan senyawa untuk
dikeluarkan.
9. Penelitian biotransformasi senyawa organik yang paling sering dilakukan adalah
jalur Aryl hydrocarbon Receptor (AhR), contohnya jalur dioksin.
Keterangan:
10. 1. Reseptor (hijau) mengikat HSP90 (merah) yang berfungsi untuk mencegah
proteolisis dari protein
2. Ligan terikat, HSP90 terlepas dari AhR
3. AhR berligan translokasi menuju nukleus, membentuk dimer dengan ARNT
(abu-abu)
4. Dimer terikat dengan XRE (oren)
5. Menyebabkan induksi transkripsional dari gen responsif xenobiotik (CYP1)
6. Jika konsentrasi AhR berligan sangat tinggi menyebabkan efek toksik pada
tempat transkripsi, akumulasi mRNA (garis merah) mulai berkurang dan
konsentrasi zat kimia bertambah
7. Jika sensitivitas tempat translasi berbeda dengan tempat transkripsi, jumlah
protein yang dihasilkan akan berbeda
8. Enzim akan menghandel xenobiotik, toksisitas dari AhR berligan terhadap
aktivitas enzim bisa berbeda dari proses translasi atau transkripsi karena
pengaruh aktivitas enzim.
11. Ada beberapa kasus yang menyebabkan biotransformasi tidak berhasil menuju
detoksifikasi di fase 1 menuju fase 2.
Keterangan:
(A) Senyawa toksikan tidak cocok dengan reaksi detoksifikasi, komponen terlalu
besar untuk enzim lakukan biotransformasi
(B) Produk biotransformasi lebih toksik dari sebelumya
(C) Biotransformasi menghasilkan ROS (Reactive Oxygen Species)
12. Tumbuhan hijau, algae, fungi, dan sel prokariot detoksifikasi senyawa berbahaya
di vakuola dengan menjadikannya inert.
Detoksifikasi dengan kompartementalisasi (pembagian dalam bagian-bagian) juga
terjadi pada hewan dimana senyawa disimpan dalam jaringan inert. Senyawa yang
berpotensi berbahaya dikeluarkan ke cangkang, skeleton, bulu, rambut, tergantung
jenis hewannya.
13. Chapter 10: Ekskresi Senyawa dari Organisme
Ekskresi toksikan sering disebut fase 3 dari biotransformasi/detoksifikasi.
Ekskresi terdiri dari ekskresi selular dan ekskresi dari insang, ginjal, saluran
empedu melalui usus. Jalur ekskresi pada organisme dapat dilihat pada gamabar
berikut.
Ekskresi selular dari membran sel dihasilkan dari difusi senyawa netral lipopilik
melalui transporter ion yang berbeda untuk ion metal dan anion. Untuk ion
efisiensi dari ekskresinya tergantunng afinitas atau gaya tarik menarik dari
transporternya dengan ion toksik dan substrat normalnya. Hampir seluruh
senyawa organik termasuk anion dan kation organik cara ekskresinya via
pengikatan Transporter ABC (ATP Binding Casette Transporters).
Tumbuhan memiliki gen transporter ABC terbanyak, diikuti oleh invertebrata lalu
vertebrata. ABC transporter menggunakan ATP untuk memindahkan zat kimia
melawan gradien elektrokimianya. Hewan akuatik mengeluarkan senyawa
hidropilik melalui insang, ion organik mayoritas melalui ginjal, dan senyawa
organik umumnya sebagai hasil konjugasi di saluran empedu.
14. Tumbuhan dapat mengeluarkan zat kimia berbahaya dengan mengakumulasi zat
kimia ke bagian tertentu organisme yang akhirnya bagaian tersebut akan mati dan
terlepas dari organisme. Bagian lainnya dari tumbuhan tersebut akan terus hidup.
Namun hal ini hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan hijau multiselular dan algae.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses ekskresi tumbuhan ini adalah
eksposur via sedimen dan air berbeda efeknya, tipe sel di akar, batang dan daun
juga berbeda, lalu umur sel juga akan mempengaruhi.