2. Pemeriksaan Fisik – Telinga
( Headlamp, duduk simpang, buka kacamata – anting – gigi palsu)
• Inspeksi : simetris ? Normotia? Pre : fistula, sikatrik? Retro : mastoiditis?
• Palpasi : NT tragus (OE), NT mastoid (OMSK / Mastoiditis), N Tarik (OE)
• Whisper : tutup 1 bisikkan atau gesek jari
• Otoskop : T kanan, Tangan kanan (pensil) : liang, RC 5 kanan. 7 kiri, MT intak –
hiperemis – bulging – perforasi (central/marginal/atik) ? Tuba : Valsalva (lateral) /
Toynbee (telan - med)
• Rinne : AC : BC mastoid > depan dengar : + (Angkat tangan kalo denger)
• Weber : lateralisasi dan Swabach : BC dr : px
P/P : Audiometri
3. Audiometri
• I : Pendengaran turun, denging, penuh, secret, paparan bising
• AD : MERAH : AC O / BC <
• AS : BIRU : AC X / BC >
• Gap normal > 10 Db pada 2 frek yang dekar
• Ambang Dengar (250 + 500 + 1000 + 2000) : 4
• Kond : gap AC – BC > 10 db dlm 2 frek / >15db di 3 frek
• Sensori : gap AC – BC < 10 db dan berhimpit
• Mix : AC > 25, AC – BC > 15 db
RIGHT is RED and
ROUND
4.
5. Pemeriksaan Fisik – Hidung
( Headlamp, duduk simpang, buka kacamata – anting – gigi palsu)
• Inspeksi : bentuk? Deviasi? Lubang simetris? Sekret ? Krusta ? Luka ? Massa ?
• Palpasi : krepitasi ? Nyeri? Palpasi sinus ? Frontal – etmoid - sphenoid - maksila
• Inspekulo / Rinoskopi Ant : pegang dengan tangan kiri
• Masukkan ke KN dengan kondisi tertutup, buka di dalam KN , fiksasi di tip nasi
• Cek : lapang / sempit? Konka atropi? Sekret? Deviasi? Edema?
• Keluarkan speculum, tutup 90%, keluarkan (biar ngga kecabut bulunya!!!)
• Fungsi membau : sensorik cium kopi teh lemon
• Patensi : dengan kaca / besi hembus napas
• Transluminasi : cek sinus normal : cahaya memendar
• Probe test : spray xylocaine 1% untuk liat massa
• Konka edema / hypertrophy kalo di tetes vasokonstriktor / adrenalin kempes
• Tidak kempes : curiga polip
6. Pemeriksaan Fisik – Tenggorok & Leher
( Headlamp, duduk simpang, spatula lidah)
• Inspeksi : hygiene? Ulkus? Massa? Karies? Malampati? Lidah normoglosia?
• Palpasi : bimanual massa (dasar mulut, submandibular, sublingual)
• Spatula lidah bilang aaaa tonsil ? N : T1/T1, faring hiperemis?
• Leher : inspeksi + palpasi KGB Dimana? Jumlah? Ukuran? Konsistensi? Permukaan ?
NT ? Terfiksir?
• Tiroid (telan) naik turun : kista duk tiroglosus
Susp. Maligna :
Uk > 2 cm, keras, tidak nyeri,
tidak mobile, progresif, ada B
sympt ( demam, bb turun)
T0 : post tonsilektomi
T1 : dalam fossa tonsil
T2 : lewat arc post
T3 : lewat para mediana
T4 : mediana
1a : submental / 1b : submandible
2 : jugular sup
3 : jugular med
4 : jugular inf
5 : post cervical
6 : pre laring / trakeal
7 : upper mediastinal
9. TULI SARAF MENDADAK
• Etiologi :
• P/P :
• Audiometri : turun 30db 3 frek urut
• Lab, Mri, BERA, HRCT mastoid (tidak wajib)
• OAE : pastiiin masalah di koklea
• Timpanogram : untuk cek telinga tengahnya
• Tuli saraf tiba2 dengan >30db dengan telinga
sebelahnya pada 3 frek berturut (3 hari) (golden
periode!!!) Air Bone Gap
• Patof : vaskularisasi koklea dan stria rendah, potensi
endokoklea (K+) menurun (n : 80-100mV), Elektrolit
imbalance (Na+, K+, Fe2+, Mg2+, Ca2+ dan Cl-), oksidatif
stress (NO dan superoksida)
Anam :
Uni / Bilateral, onset,
sementara / menetap,
tinnitus, vertigo, nyeri T,
trauma, secret, sistemik dz
PF :
TTV, inspeksi - palpasi, Rinne (+),
Weber (Sakit), Swabach (pendek)
Otoskop : OM, Corp alienum,
Perforasi MT, OE, kolesteatoma
(IRREVERSIBLE KOKLEA
5 menit aja -> hipoksia -> anoksia)
10. • Non-Med
• HBOT : Cegah iskemik (disarankan untuk dikasih
barengan dengan kortikosteroid)
• Rehabilitasi : setelah 3 bulan pengobatan >
audiometri ulang
• ABD (Alat Bantu Dengar) : bilateral, >30 db
di 500 dan 4000Hz
• BAHA (Bone Anchored Hearing Aid) : kalo
kelainan di External canal atresia
• Implan koklea (gang dengar derajat berat
70-89 db) tidak lebih dari 10 tahun
• Follup dan edukasi (tiap 6 bulan audiometri lagi)
• setelah 6 bulan baru dateng tes pendengaran
> 70db : pake BAHA / Implan koklea
• DEXA KUAT TAPI SHORT TERM
• MP LEBIH LONG TERM
• TRIAMCINOLONE JG OK
• TX :
• Onset 2 minggu : Kortiko Tiap 6 minggu FU
• Onset 4 minggu : belum prerbaikan Kortiko +HBOT
• Kalo belum juga : steroid intratimpanik
• KORTIKOSTEROID
• Oral : inisial untuk 2 minggu onset (Prednison
1mg/kg 10 hari atau MP 48 mg / day) tapoff 2 wk
(Katarak, glaukoma, insomnia, hipertensi, BB
naik, agitasi, osteoporosis, iritasi lambung,
perburukan diabetes)
• IT : MP 30 mg/ml volume 0,4 ml dalam 15-30 min
per injeksi
(Nyeri, pusing, infeksi, perforasi membran
timpani (kalo inject multiple), dan episode
vasovagal)
• ADJUVANT (KONTROVERSIAL)
• Antiviral, Trombolitik, Vasodilator, Vasoaktif, Vit C
– Zn – obat herbal / gingko biloba, akupuntur
11. • TULI KONDUKTIF: Gap AC-BC > 10db pada 2 frekuensi yang berdekatan atau >15db pada 3 frekuensi.
• Telinga luar : serumen, benda asing, OE, atresia liang, tumor/ osteoma
• Telinga tengah : sumbatan di tuba, perforasi MT, OM, mastoiditis, dislokasi tulang telinga,
hemotimpani / timpanosklerosis
• TULI SARAF : Gap AC-BC <10 db berhimpit (ditentukan oleh AC)
• Tuli koklea : labirinitis, ototoksik, trauma, paparan suara, kongenital
• Tuli retrokoklea : tumor2 : neuroma akustik, tumor serebelopontin
• TULI CAMPURAN : ambang AC >25db dan gap AC-BC >15 db
• Bisa dikarenakan OM / mastoiditis
• TULI NOISE INDUCED HL : Tuli sensorineural, bilateral + tinnitus Paling rendah di 4 Hz – 40 Db
• Tx : Kortikosteroid oral IT + HBOT ABD
12. OE SERUMEN
Kalo sampe nyumbat : serumen prop.
- Cair : suction
- Keras : karbongliserin 5% tetes selama 3 hari
- Serumen terlalu dalam : irigasi dengan air hangat 20
cc. (pastikan tidak batuk pilek dan MT perforasi!)
BENDA ASING
- Kecil : suction / irigasi
- Korosif : ngga boleh di basahin
- Hewan : baby oil / minyak goring / rivanol irigasi
- Belatung : kloroform suction
OTOMIKOSIS :
Gatal berulang + secret, turun pendengaran, rasa
tersumbat
Tx : bersihkan, clotrimazole 2 dd gtt 4, Ab oral)
• Radang liang telinga akut / kronik (Stap. Aureus/ OMSK rek)
• SIRKUMSKRIPTA / FURUNKEL : nyeri saar menelan, buka
mulut. Kgb pre aurikula membesar. Tarik daun telinga sakit.
• DIFUSA : peradangan karena OMSK berulang : liang telinga
hiperemis
• AKUT : nyeri + panas di T, secret bau : tetes Ab + steroid
• KRONIK : secret kering krusta : tetes Ab + steroid
• MALIGNA : Osteomielitis, parese n VII THT, cipro
3x500 mg
• TX :
• Otopain 8 ml ED 3 dd gtt 5 AD/S (polimixin, neomisin,
fludrocortisone + lidocaine)
• As mef 3 x 500 mg
• Amox 3x500 mg / Cipro 2x500 mg
• Abses : insisi drainase
Ciprofloxacin (quinolone) - inhibit DNA replication,
transkripsi, repair & recombination)
13. DISFUNGSI TUBA
• OBSTRUKSI TUBA
Normal : tuba buka kalo makan kunyak bersin. Kalo obs, tekanan telinga -. SS : rasa penuh di T, tinnitus,
pendengaran menurun, vertigo, otalgia.
• ADENOID : pada pasien alergi. Rekuren OME/OMA . Tx : adenoidektomi
• CELAH PALATUM : tuba susah terbuka tx : op celah + pasang pipa grommet di MT
• BAROTARAUMA
Terjadi karena perubahan tekanan mendadak (pesawat / nyelam). Timbul tek – di telinga.
Ss : nyeri berat, rasa tertutup dan tidak bisa dengan valsalva, pendengaran menurun, tinnitus, vertigo : tuli
konduktif
Otoskop : eritem pars flaccid, hematoma, Air fluid di belakang MT, hemotimpanium / rupture
TX : dekongestan : oxymethazoline 0,05% NS 2dd spray 2 KNDS
Prevent : makan perment karet saat flight. Coba valsalva, tp kalo pilek mendingan Toynbee aja. Kalo telinga
basah, keringkan
14. OME
• Banyak di bayi dan anak : ISPA, Alergi
• OKLUSI peradangan. Mt RETRAKSI Efedrine
HCL 0,5% ANAK , 1% dewasa
• PRE SUPURASI pelebaran pem darah di MT
• SUPURASI MT bulging dan merah TX :
miringotomi
• PERFORASI MT rupture RESOLUSI
Kox : Mastoiditis, abses, labiritinis, paralisis CN 7,
OMSK
Tx :
- Oklusi : Ephedrine 1%
- Sebelum perforasi : Oxymethazoline, Amox, PCT
- Perforasi : Nacl 0,9%, Ofloxacin, Amox, PCT
• Isi telinga tengah : cairan non purulent : jernih dan
central steril. Banyak pada anak karena ISPA,
• Otosko : MT suram, tidak transparent, bisa retraksi dan
bubble sign
• Garpu tala : tuli konduktif
• Tx:
• Oxymethazoline 0,05% NS 2 dd spray 2 KNDS
• Acetylsystein 3x 2 tab (200) mg (Mucikitic)
• Pct 3x500 mg
• Kox:
• OM Adhesiva : fibrosis dan bikin perlengketap.
Ototskop : sikatriks
• Aleteltasis : MT tertarik. Tx : padang pipa
OMA
OMA NEKROTIKAN : strep b hemolitik. Destruksi MT, fibrosis + kolesteatoma TX : AB, abses > mastoidektomi
OMA REKUREN : > 4 kali dalam 1 tahun + ISPA . Tx : sesuai etiologi
15. OMSK
• S.S : otorea, tuli konduktif, otalgia, demam, vertigo
• PF : Otoskop : MT perforasi, Tuli kond
• PP : Audiometri, BERA, XRAY, CT (kolesteatom,
mastoiditis + liat destruksi tulang ), kultur pus +
resistensi AB
• Kx : 1. Berdasarkan jenis (tabel)
• 2. Berdasarkan secret (mukoid / mukopurulen)
• Aktif : secret + dari cav timpani
• Tenang : secret – dari cav timpani
• OMSK : inf kronik telinga tengah (perf MT, keluar cairan
selama >6 minggu – 2 bulan)
• RF : Hygiene buruk, pakai cotton bud, kronik dz (DM, HT, TB)
• Etiologi :
• Aerob : Stap, Pseudomonas, Klebsiella
• Anaerob :Bacteroides, Clostridium
• Jamur : Aspergilus, Candida
16. • Kox : (Tabel)
• OMSK Sekuele :
• Perforasi MT
• Erosi tulang pendengaran
• Ateltasis + OM adhesive
• Timpanosklerosis
• Kolestoma
• Tuli kond : erosi tulang
• Tuli sens : endotoksin masuk fenestra
rotundum
• Tipe BAHAYA = KOLESTEATOMA / epitel lapis gepeng +
debris akan mengerosi tulang. debridement
• TX
• H2O2 3% (Pro cuci telinga) atau Nacl 0,9%
• Ofloxacin 0,3% ED 3x5gtt (tidak ototoksik)
• MP 3 x 4 mg
• Amox 3x500 mg
• Op : kalo ngga membaik : timpanoplasti
• Jauhi etiologi : tonsillitis, RSK, RA
Tx Kox Intratemporal : AB high dose +
mastoidektomi
Tx Kox Intracranial : ranap + cek
sekretk + IV AB high dose + Konsul
SpS, mastoidektomi op Sp.BS
INTRATEMPORAL INTRACRANIAL EKSTRATEMPORAL
Abses subperiosteal abses ekstradural OE
labirinitis abses subdural abses jar lunak
petrositis abses perisinus abses retro / parafaring
parese n VII meningitis
mastoiditis abses otak
tromboflebitis
OM TB:
IPER 2 bulan
IR 4-6 bulan
17. VESTIBULAR DISEASE
PERIFER UNILATERAL DAN BILATERAL:
• BILATERAL : obat ototoksik, toksin industry / logam, lesi endogen / gagal ginjal
• VESTIBULAR SENTRAL ataksia, nystagmus, gang reflek mata
• Multiple sclerosis, ensefalitis, kontusio brain stem TX : Sp, THT, BS, S
NEURITIS VESTIBULAR BPPV MENIERE LABIRINITIS
Inflam n vestibular karena inf virus Gang perifer krn
kupulolithiasis
Endolymph berlebihan Inf labirin oleh virus /
bact
+- 2 minggu setelah ISPA, mual,
muntah, gang seimbang, tinnitus
Vertigo karena
perubahan posisi. Dix
hallpike > nystagmus
Vertigo, tuli saraf, tinnitus,
penuh di telinga
Gang vestibular
perifer + nystagmus
MP 3X4 mg
Betahistine 2x24 mg
latihan teratur.
Betahistine 2x24 mg
Diazepam 5 mg IV
Atropine 0,4 mg SC
Betahistine 2x24 mg
HZO :
Acyclovir 3x200 mg
OM : mastoidektomi
18.
19. RINITIS ALERGI
• Kx:
• Intermitten : hilang timbul < 4 hari / wk
• Persisten : gejala > 4 hari / minggu
• Ringan : tidak ganggu apa2
• Berat : gang aktivitas, malas OR, gang kerja /
sekolah
• S.S : bersin berulang, rinorea, tersumbat, gatal di Hdg,
serak, telinga nyeri, PND, rasa gatal H
• PF : allergic shiners / gelap bawah mata, dennie
morgan line / kerut bawah mata, allergic salute / gosok
H, allergic crease / garis melintang di dorsum H
• PP :
• rino ant : konka edem, pucat, secret serosa.
• Otoskop : efusi
• Lidah : bercak putih / geographic tongue
• Skin prick
• Radio Allergen Sorbent Test / RAST : kadar ig E
• Nasal Provation Testing : sekalian liat efikasi obat
• Reaksi inflamasi mukosa hidung akibat paparan
allergen
• Paling seing pada anak2 (laki-laki)
• RF : riw atopi keluarga, laki, anak 1, pakai AB berlebih,
paparan as rokok saat hamil, allergen spesifik igE
• Etiologi :
• Inhalan : serbuk sari, jamur, debu, bulu binatang,
tungau
• Genetik
• Injektan : sengatan lebah, penisilin
• Ingestan : susu, telur, cokelat, udang, kacang
• Kontak : kosmetik, perhiasan
• Patof : sensitisasi sistem imun pada allergen
• Reaksi cepat : Hipersens 1 30 min setelah
paparan
• Reaksi lambat : kemotaksis eosinophil : 6 jam stlh
paparan
23. EPISTAKSIS
• TX :
• Cek ABC
• Ant : pencet hidung 5-10 menit (bisa kompes
dengan es) diulang 3 x
• Tampon Ant : kapas dipadatkan silinder 5 cm,
diameter 0,5 cm. campur dengan
• 4 ampul adrenalin
• 2 ampul lidocaine 2% atau 1 xylocaine 12,5 gr
(dengan Nacl 0,9% 20 ml)
Adre / lido = 1 : 5.000
Adre / xylo = 1 : 50.000
Selama 5 menit ulang 3 kali
• Masih bleeding : Cauter AgNO3 20% / albothyl
selama 10-15 detik
• Masih bleeding: nasal packing dengan net cell
ranap + Antibiotik 2x24 jam
• Kalo masih juga bleeding, pikirkan untuk TAMPON
POSTERIOR !!!! (GAMBAR)
• Vaskularisasi Hidung dari a. carotid interna & eksterna
• Pleksus Kiesselbach : etmoid ant, labialis sup,
sphenopalatina, palatine mayor
• Pleksus woodruff : pleksus vena di ujung konka inf
(a.Sphenopalatina)
• Anam : spontan/trauma, lama, berulang, banyak
darah yang keluar, 1 / 2 lubangg.
• PF : Lampu, speculum, tongue spatle
• Darah : suction
• Benda asing : extractor aja. Kaalo pake pinset
malah takut masuk ke trakea nanti aspirasi
• Kox : asfiksia, hypovolemia, hipotensi, anemia, infeksi,
nekrosis jaringan
24. RHINOGENIC HEADACHE / RH
• Cara membedakan RH dengan headache lainnya :
tampon celup epinephrine dan lidocaine → tunggu 5-
10mnt → sakit kepala hilang, penyebab adalah sinusitis
(umumnya nyeri membaik dalam 5 menit setelah
diberikan anestesi lokal pada area kontak dan/atau
dekongestan secara injeksi atau topikal)
• PF : THT, transluminasi : secret . Gak
• PP : endoskopi nasal, Xray water (frontal, ethmoid), CT
w.out contrast, endoskopi nasal, MRI (lesi sphenoid,
tumor)
• Dd :
• Migraine : aura, nyeri kepala unilat, berdenyut,
buruk karena aktivitas, serangan <72 jam, mual
muntah, foto + fonofobia
• TTH : nyeri bilateral, terikat, x mual muntah,
foto/fonofobia (30 menit – 7 hari)
• Cluster : nyeri orbita, gejala otonom (lakrimasi,
injek konj, ingusan, edema kelopak) 2 hari
sekali hingga 8 serangan per hari
• = Rhinogenic Contact Point Headache / RCPH
• Nyeri kepala / wajah karena contact point mukosa
dalam hidung dan sinus tanpa ada bukti peradangan,
hyperplasia mukosa, secret purulent, polip / massa
• Ss : intermittent terlokasi di periorbital dan temporo
zigomatikum laki2 usia 10-30 tahun
• Etio : deviasi septum, septal spur, konka bulosa, RSK,
Tumor sinonasal, lesi sinus sphenoid
• Anam : KUESIONER NOSE / Nasal Obstruction
Symptom Evaluation:
• Hidung tersumbat hilang timbul karena
perubahan posisi, cuaca atau suhu
• Hidung tersumbat menetap di 1 sisi yang
dominan
• Sulit napas lewat hidung
• Susah tidur
• Sulit dapat cukup udara mell hidung saat olahraga
atau kerja berat
27. OSA (OBS SLEEP APNEA)
• Model starling : hubungan tekanan dan aliran
tabung (orof) yang mudah collapse. Tekanan
langsung di sekitar orofaring dapat
persempit sal nap atas orang usaha
inspirasi lebih hasil : tek negative dari
diafragma oro collapse
• Fisio tidur :
• NREM : bisa dibangunkan 1-7 min(alpa)
bangun dengan stimulasi berat 10-25 min
(Kcomp) deep sleep susah dibangunin 20-
40 min (gelombang lambat) : produksi GH
• REM(mimpi) : paralisis otot total kecuali otot
ekstraokular (sawtooth wave, gel teta)
• Terganggunya napas saat tidur karena relaks otot
faring / obst sal napas atas kurang / stop aliran
udara saat napas walopun proses napas jalan terus
• Etiologi :
• Struktural : wajah panjang, hypoplasia
mandible, adenoid hipertrofi, Down Syndrome
• Non structural : obesitas, usia > 50 yo, laki2,
alcoholic, perokok, terlentang ,mendengkur
• Penyakit : stroke, hipotiroid, akromegali, gang
neuro (MG)
• Macam gangguan napas saat tidur/ Sleep
Breathing Disorder :
• OSA
• CSA / central sleep apnea: cheyne stoke
breathing, narkotika sinyal yg ngga ok ke
otot napas (HF, MI)
• Hipoventilasi
• Hipoksemia
Complex Sleep Apnea OSA + CSA / Cheyne stokes
28. • PF :
• ADENOID FACE
• Head to toe (obes, HT,
sal napas sempit)
• Wajah : pal mole
lebar,
malamikrognathia,
lonjong, leher pendek
• Mulut : lidah dan
mpati
• Pp : polisomnography
(PSG) : tidur 6 jam, home
sleeping apnea test (HSAT),
Drug induced sleep
endoscopy (DISE)
• Patof : obst sal napas atas udara ke sal nap bawah
menurun hipoksia bangun (bisa di NREM / REM)
tonus otot menurun refleks batuk
• Anam : ngantuk siang hari, dengkur, gasping, lemas
walopun tidur cukup, insom, kurang konsentrasi (riwayat
strok, metabol, MG)
• Skrining : kuesioner Berlin (mendengkur, fatigue, dan
hipertensi) , Stop Bang, ESS
Risk tinggi : 5-8
Risk sedang : 3-4
Risk rendah : 0-2
ESS
Normal : 1-6
Rata2 : 7-8
Abnormal : 9-24
29. • Tingkat keparahan : berdasarkan AHI / apnea hypoxic
index
• Ringan : AHI > 5 kejadian / jam
• Sedang : 15
• Berat : 30
• DISE dengan klasifikasi VOTE (velum, orofaring, tongue
base, epiglottis) > cek obstruksi di 4 lokasi.
• Kriteria A + B/C
TX :
cuci hidung!, stimulasi untuk tidur, Turun bb, positional therapy : ZZOMA / alarm posisi tidur
Ringan : obs, asimtomatik, terapi posisional peralatan oral operasi /UPPP, PAP, turun BB
Sedang: PAP (Positive Airway Pressure), UPPP, turun BB
Berat : PAP, MMA (Maxillomandibular Advancement) , turun BB
Kox : cardio, DM, kognitif, depresi, produktivitas kerja menurun, PTSD, asma, HT pulmonal
30. DISFAGIA NEUROGENIK
• PF :
• inspeksi palpasi THT
• Cranial nerve : 5,7,9,10,12
• Intraoral !!! : palpasi mulut gusi
• Lidah : atrofi, fasikulasi, kontraksi dind faring
simetris / gak
• PP :
• VFSS / video fluorographic swallowing study
• FEES / fiberoptic swallowing study (nilai
sensitivitas, spillage, residu, penetrasi,
aspirasi)
• USG
• Tx :
• Swallowing therapy & Modifikasi diet : hitung
kalori, protein dan vitamin yang dibutuhkan
• Antiemetik : Ondansentron 1x10 mg (mual)
• Prokinetik : Lansoprazole 2x30 mg / ome
• Teknik postural : gerak leher
• Kox : pneumonia aspirasi, malnutrisi, dehidrasi
• Fisiologi menelan:
• ORAL : kunyah > lidah dorong ke dind faring post
nelen
• FARING : reflek palatum dan uvula untuk tutup
rongga hidung. Laring nutup glottis kontraksi m
faring dorong bolus ke esophagus
• ESOFAGUS : relaks m faring peristaltic sfingter
eso distal relas makanan ke lambung.
• DISFAGIA : gang proses nelan untuk angkut bolus dari
mulut ke lambung
• Etiologi :
• Mekanik : stenosis eso/laring susah telan SOLID
• Motorik : gang neuromuscular (MG, akalasia)
• Emosi : globus histerikus
• S.S:
• ORAL : gigi rusak, susah kunyak, ngeces, aspirasi
• FARING : numpuk di tenggorok, aspirasi, batuk
• ESOFAGUS : hearburn, PND, odinofagia / nyeri nelan
SUSAH TELAN LIQUID!!!
31. LARINGOPHARINGEAL REFLUKS / LPR
• Teori kerusakan laring :
• Direct : pepsin menyebabkan adanya
mikrotrauma dari epitel laring dan faring
• Sekunder : refluks > kemoreseptor mukosa >
aktivasi vagal > bronkokonstriksi, sekresi mukosa
laring berlebihan, batuk kronis, rasa mengganjal
dan throat clearing berulang.
• Esofago – nasal refleks : hasil dari as klorid > mukus
• Stimulasi vagus jadi perubahan mukosa hidung
• Tx : PPI 2X20 MG selama 3 bulan
• Nocturnal Acid Reflux : posisi supine > as lambung
mudah naik dan saat tidur bikin paparan makin lama
• S.s : RSI / refluks symptom index (table)
• Kandungan gastroduodenal dan ensim pepsin naik ke
laringofaring peradangan mukosa
• RF : kebiasaan makan pedas / asam / minyal, rokok,
alkohol, pakaian ketat, stress, BB berlebih
• Karena RF naik komponen gastroduodenal (klorid,
pepsin, bile acid) ke mukosa laring
• Eso (50x) lebih kuat dari laring (3x)
Abnormal >13
LPR minor (x ganggu sosial) : Modif hidup + PPI 1x1 6 bulan
LPR mayor (ganggu hidup sosial) : PPI 2X sehari +- H2RA
LPR ancam jiwa : pH monitor, antirefluks jangka panjang, bedah
32. • PP :
• laringoskop (RFS : Refluks Finding Score)
• Ph monitoring dalam 24 jam (Gold standar untuk dx GERD)
• MCII / Multichannel intraluminal impendace monitoring
• Oral salivary Pepsin Test : kalo ada di sal cerna atas +
• TX :
• Modif gaya hidup : turun bb, tidak alkohol, kopi coklat
• Modif tidur : posisi LLD, elvasi kepala, tidak makan 3 jam
sblmnya, tidak latihan perut setelah makan, tidak pakai korset /
ikat pinggang / baju yg terlalu ketat
• H2RA : turunkan sekresi lambung dan untuk gejala nocturnal :
Lansoprazole 2x 30 mg
• Op :
• Laparoscopic Anti Reflux Surgery : kalo sudah dose max tapi
ngga bisa juga
• Niessen Fundoplication : Tarik fundus lambung dan jahit di
depan esophagus.
• Kox : fibrosis plica vocalis, baret esophagus, striktur, stenosis
subglotik, granuloma, KNF
Abnormal >7
33. TONSILITIS + HIPERTROFI TONSIL
• Anam : nyeri tenggorok dan saat menelan, demam,
lesu, nyeri otot, batuk dan hidung tersumbat
• Anak : nyeri tenggorok, mual, muntah, demam,
nyeri perut
• Tonsilitis : peradangan krn viris, bak, jamur
• Hipertofi : pembesaran karena tonsillitis berulang
• Patof:
• Akut : Sel M kenali antigen aktivasi sel B
produksi Ig a
• Kronik : infiltrasi leukosit jar limfoid jadi jar parut
kista melebar dan detritus • PF : tonsil faring hiperemis, detritus,
kripta melebar, tonsil membesar, kgb
servikal +, splenomegaly
34. • Indikasi tonsilektomi : PARADISE CRITERIA
• Min Frek
• >7 episode / tahun OR
• >5 episode / 2 tahun OR
• > 3 episode / 3 tahun
• SS
• T > 38,3 OR
• Cervical lymphadenopathy (tender / >2 cm)
• Tonsil eksudat OR + kultur grup A beta
hemolitik Strep
• Bisa dilakukan untuk tonsilektomi (AAOHNS) :
inf berulang > 4 x / tahun, hipertrofi tonsil yang
buat ngorok – OSA, OME, OMSK, abses
peritonsil, demam tinggi dan kejang, susp ganas,
karier difteri
• D/D: Faringitis, abses retrofiring, epiglotitis
• ABSES PERITONSIL : Pus, unilateral, bau mulut, hot
potato / gumam + trismus : KGB bengkak
• Tx: insisi, IV penicillin G 10 jt U / Penicillin VK 4x500 mg +
metronidazole 3x 500
• TUMOR GANAS TONSIL (KSS / Limfoma)
• SS : nyeri tenggorok, nyeri 1 T, turun BB, sulit
telan, serak persisten, napas bau, ludah + darah
• RF : inf HPV, merokok, usia tua, alkohol, pria
• Tx :
• Stad 1 – 2 : tonsilektomi
• Stad 3 – 4 : Kemo lanjut operasi
• TX :
• Med
• Amox 3x500 mg (kalo karena bakteri)
• MP 3x4 mg : lebih absorbable dan kerja lama
• Pct 3x500
• Chlorhexidine gluconate 0,3% 3x1 (kumur)
• Bedah : Mikrodebridement / Cryosurgery / laser
Kox : abses peritonsilar / Quinsy,
OSAS, OMA, Streptococal GN
35. KARSINOMA NASOFARING
• Anam : tidak khas
• TRIAD CLASSIC : massa
leher, OM, obs nasal
• + kelaianan neurologis
• PF : nasofaring, KGB,
neurologi
• Rin post : massa
menonjol di mukosa
• Tumor ganas pada epithelial permukaan
nasofaring / LIMFOETPITELIOMA / (Lokasi
awal : Fosa ROSSENMULLER)
• Etio & RF : EBV , makanan pengawet / ikan
asin, rokok, riwayat keluarga
• Penyebaran : ke KGB Nodus Ranvier (plg
banyak KGB CERVICAL)
• TROTTERS TRIAD: Tuli konduktif, imobilitas
palatum lunak, nyeri wajah dan leher
• SS :
• T : tinnitus,OMS, Tuli konduktif, vertigo
• H : tersumbar, epistaksis, secret +
darah
• Cranial : nyeri wajah, sakit kepala,
parese nervus 9-12
• Mata : diplopia, pandangan kabur
• KGB : benjolan (CERVICAL)
Formula Digsby :Skor 50 : KNF
36. • Lab :
• CBC, Serum IgA, LED, Alkaline phospahatase
• Tumor marker : TPA, NSE
• Imaging : CT, MRI, PET SCAN (Xray, bone scan, USG,)
• Lokasi metasatasis tersering : tulang, paru, hepar, kgb,
kelenjar adrenal
• DD :
• HIPERPLASIA ADENOID : pada anak, infeksi berulang. Simetris
• ANGIOFIBROMA JUVENIL : pada usia tua, tumor isi pembuluh darah dan
mudah berdarah.
• TUMOR SINUS SPHENOIDALIS
• NEUROFIBROMA :
• TUMOR KELENJAR PAROTIS : pendesakan parafaring ke medial
• CHORDOMA : destruksi tulang
• MENINGIOMA BASIS KRANII : jarang terjadi, tanda sklerotik di basis
kranii.
• Stadium
I : Hanya di nasofaring
II : ke 1 KGB leher <6 cm.
III : KGB bilateral <6 cm
IV A : KGB bilateral > 6 cm, B : ke bagian tubuh lain
• PP : biopsy nasofaring : bisa dari hidung/mulut,
atau Kuret Lateral Nasofaring
• 3 kategori (Buku dr. Endang) :
• Proliferative : nasofaring obstruksi
• Ulseratif : s/s epistaksis
• Infiltrative : sub mukosa kena
37. • Stage I : radiasi
• Stage II, III, IV A : radiasi + kemoterapi
• Stage IV B : terapi sistemik : cisplastin , radiasi
, kemoterapy
• Tujuan radiasi :
• Kuratif : 6600-7000 rad dengan fraksi 200
rad, 5 x pemberian per minggu.
• Paliatif : untuk metastasis tumor pada
tulang dan kekambuhan lokal
metastasis tulang 3000 rad dengan fraksi
300 rad, 5 x per minggu
• Kox Radiasi : xerostomia, mual, muntah,
mukositis, anoreksia, eritema
• Kox : petrosphenoid syndrome (neuralgia
trigeminal, ophtalmoplegia), retroparidean
syndrome, metastasis tulang – hati – paru
• TX :
• Radioterapi dengan Cobal 69 (ind : kadar Hb tidak
boleh kurang dari 10 gr%, jumlah lekosit tidak
boleh kurang dari 3000 per mm3 dan trombosit
100.000 per uL.)
Buku dr. endang
I – II : IMRT / Radioterapi
III – IV : Kemo + rad
38.
39. LIMFADENOPATI COLLI
• PP :
• USG + FNAB (ambil jar lunak), CT dan MRI : meta
• Ct dengan kontras : ntuk melihat penetrasi
kapsular dan perluasan ekstrakapsular
• Insidens tertinggi adalah metastasis karsinoma sel
skuamus di rongga mulut, orofaring, hipofaring,
laring dan nasofaring adalah rangkaian kelenjar limfe
jugularis interna superior.
• Nodus limfa abnormal > 1 cm (bentuk, jumlah, knsistnsi)
• Etiologi : infeksi, malignansi, autoimun (RA, Sjogren, SLE)
• Patologi :
• Kel limfa rusak krna sel metastatic
• Hiperplasia dan deposit sel inflame pembesaran
kelenjar
• Infeksi dan meta kongesti limfa obstruksi
• Kolateralisasi bisa muncul karena obstruk
• Anam : tanda lokal, demam, turun bb, kerinagt malam,
fatigue, riw TB, DM, HT, paparan di tempat kerja, riw
keganasan
• PF : head to toe + THT + KGB ( mulai dari mandibular )
• Penilaian limfadenopati : ukuran, nyeri, konsistensi,
matting dan lokasi
40. • Tx :
• Operasi radikal / kemo
• Meta servikal : diseksi
Abses Peritonsilar /
Quinsy
Abses Parafaring Abses Retrofaring Abses Retrofaring TB Abses Bezold
Kox dari tonsilitis
Odinofagia, otlagia,
muntah, hipersaliva
DX: trismus, tonsil
bengkak + abses
PP : USG + ct
Tx : AB IV, metro, aspirasi,
kumur
Inf dari tonsil, sinus, gigi,
dan H
Trismus, mandibular
bengkak, demam tinggi
Tx : Ab parenteral x ok
24-48 jam insisi
intraoral
Sering pada anak <6
tahun. Karena ispa.
Sakit menelan, stridor,
benjol di belakang faring
Tx : Ab parenteral, insisi
Abses kronik di balik fasia
prevetrebra. Karena TB di
spina servikal.
Rasa ganjal tenggorok +
difagia
Tx : OAT, insisi abses
Abses dari telinga tengah
dan mastoid.
Bengkak di leher
mendadak, susah gerak
dan riw otore purulent.
Dx : CT mastoid
TX : AB, analgetik, rujuk
mastoidektomi
Abses Sublingual -
Submandibula
Angina Ludovici Abses Parotis Mediastinitis Fasitis Nekrotikans
Inf dari gigi. Bisa ada
periodontal pocket /
nekrosis
Nyeri leher, trismus
Tx : AB, insisi, ekstrasi gigi
Abses mandible, bilateral.
Riw sakit gigi dan korek
gigi.
Tx : trakeostomi, Ab, IV
steroid, insisi abses
Abses karena obst di
duktus stensen
dehidrasi., hygiene mulut
jelek.
Nyeri di pinggir wajah
(CN 7 ). Tx : AB, insisi
Penjalaran inf leher
dalam. Bisa mati!!!
Edema, takikardia,
hipoksia, nyeri pleura
DX : CT thorak: air fluid
Tx : drainase, trakeos,
torakotomi
Inf leher dalam krna
nekrosis gangrene jar
lunak cervical.
Perubahan warna kulit
DX : CT
TX : debridement , AB IV,
trakeostomi
41. • SARS CoV 2 : RNA single strain berkapsul protein N (nukleokapsid), glikoprotein
M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung).
• Sangat berperan : ACE 2
42. ANOSMIA – DISGEUSIA
• RF : usia > 30 tahun, laki2, perokok
• PP :
• CT Low dose
• Serologi dan molekukar : SWAB RT PCR (gold
standard) paling ok dari NASOFARING
• TX :
• Anosmia
• Cuci hidung
• Olfactory training : cara menghidu 20 detik
• Kortiko intranasal spray
• Suplemen Omega 3 : neuroregeneratif
• Vitamin A drops : bantu neurogenesis olfak
• Ageusia
• Betadine Gargle
• Gustatory training
• Treat etiologi
• Mengunyah lebih lama
• Kasus susp : klinis + epid, ISPA berat + anosmia / ageusia
tanpa etiologi lain