3. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Usia : 56 th
Jenis Kelamin : Wanita
Agama/ Suku : Islam/ Jawa
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : RT 012 RW 006 , Desa. Sukorame, Kec. Mojoroto
Tanggal Pemeriksaan : 20 Maret 2020
No. RM : 126505
4. ANAMNESIS
Keluhan utama : sesak napas
keluhan sesak sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Keluhan ini disertai
dengan batuk berdahak berwarna putih, batuk mulai dirasakan sering sejak 5 hari terakhir,
terutama pada malam hari dan disertai sesak nafas. Penurunan kesadaran (-), mual (-),
muntah (-), nyeri kepala (+). Pasien sering merasa lemas, tidur biasa menggunakan satu
bantal, BAK & BAB normal , BAB hitam dan muntah darah disangkal. Batuk darah dan
keringat dingin di malam hari disangkal. Pasien tidak merokok namun suami sering
merokok di dalam rumah sejak sebelum menikah, sehingga sering terpapar asap rokok.
riwayat sakit TB atau pengobatan paru lama disangkal, riwayat alergi dan asthma disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat darah tinggi disangkal, riwayat kencing manis
disangkal, riwayat kolesterol tinggi disangkal.
Riwayat Pengobatan: pernah kontrol ke poli paru dan di diagnosis PPOK, tidak pernah
kontrol lagi
Riwayat Keluarga : Suami merokok >1 bungkus per hari, merokok di luar maupun di
dalam rumah
5. PEMERIKSAAN FISIK
KU Tampak Sesak
Kesadaran : CM
GCS : E4V5M6
Tanda Vital
Nadi : 110 x/menit, teratur, isi cukup
Respirasi: 40 x/menit
Suhu : 36,5º C
Tekanan Darah: 130/90 mmHg
SaO2 : 94%
6. STATUS GENERALIS
Kepala
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping hidung (+), sekret
tidak ada
• Mulut : Bibir simetris, tidak kering dan sianosis, lidah tidak kotor.
Leher
• Pembesaran KGB : tidak ditemukan
• Simetris/tidak : simetris
• Pembesaran tiroid: tidak ditemukan
• JVP : 5 ± 2 cmH2O
7. THORAX - PULMO
Pemeriksaan Depan Belakang
Kanan Kiri Kanan Kiri
INSPEKSI
Bentuk normal
Pergerakan Simetris + + + +
Jarak sela iga Simetris normal
Pemakaian otot bantu napas +
PALPASI
Trachea Di tengah
Pergerakan Simetris + + + +
Fremitus raba Simetris
+
+
+
+
+
+
+
+
11. EKSTREMITAS
Atas
Akral: Hangat
Jari: tidak didapat kelainan Edema: tidak didapatkan Kulit: normal
CRT: < 2 detik
Bawah
Akral: Hangat
Jari: tidak didapat kelainan Edema: tidak didapatkan Kulit: normal
CRT: < 2 detik
22. DEFINISI
Menurut Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) PPOK
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya hambatan aliran napas
yang tidak sepenuhnya revesibel. Hambatan aliran napas tersebut biasanya
bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi abnormal paru
terhadap partikel/gas iritan.
24. EMFISEMA
Adanya pelebaran rongga udara di
distal dari bronkhiolus terminalis
yang bersifat permanen, disertai
destruksi dindingnya tanpa ada
fibrosis yang nyata
25. BRONKITIS KRONIS
Batuk kronik produktif yang
berlangsung selama 3 bulan dalam 2
tahun berturut-turut pada seorang
penderita, dimana penyebab lain dari
baruk kronik produktif tersebut telah
dapat disingkirkan
26. ETIOLOGI
Faktor Lingkungan :
Merokok
Pekerjaan
Polusi udara
Infeksi
Faktor Host :
Usia
Jenis Kelamin
Penyakit Paru yang sudah ada
27. FAKTOR RESIKO
Usia
Jenis kelamin
Kebiasaan merokok
Polusi udara
Pekerjaan
Status sosial ekonomi
Diet
Faktor genetik
Berat lahir dan penyakit saluran napas
waktu kanak-kanak
Penyakit bronkopulmoner rekuren
Alergi dan hiperresponsif saluran napas
33. PENATALAKSANAAN
Terapi PPOK stabil
Farmakoterapi
Bronkodilator : golongan β2-agonis,
antikolinergik dan metilxantin
Steroid : Terapi inhalasi steroid reguler
hanya bermanfaat pada pasien PPOK
yang memberikan respon dengan uji
coba steroid
Nonfarmakologi
Rehabilitasi
Terapi oksigen
Nutrisi
Pembedahan
34. Terapi PPOK eksaserbasi akut
Bronkodilator secara MDI (Medered Doze Inhalation) dengan dosis dan
frekuensi ditingkat menjadi 4-6x2-4 hirup sehari, pada keadaan lebih berat
bisa diberikan dengan nebulizer selama beberapa hari.
Steroid sistemik (oral) diberikan selama 10-14 hari (misal, prednisolon 40
mg)
Antibiotik spektrum luas untuk kuman S.pneumoniae, H. Influenzae dan
M.catarrhalis biasanya selama 7-14 hari (tergantung berat ringannya
penyakit)
35. Lanjutan
Antikolinergik inhalasi : first line therapy, dosis harus cukup tinggi : 2 puff 4
– 6x/day; jika sulit, gunakan nebulizer 0.5 mg setiap 4-6 jam prn, exp:
ipratropium or oxytropium bromide.
Simpatomimetik : second line therapy, terbutalin, salbutamol.
Kombinasi antikolinergik dan simpatomimetik untuk meningkatkan
efektifitas.
Metil ksantin banyak ADR, dipakai jika yang lain tidak mempan.
36. Lanjutan
Mukolitik,membantu pengenceran dahak, namun tidak memperbaiki aliran
udara.
Kortikosteroid : laporan tentang efektivitasnya masih bervariasi, kecuali jika
pasien juga memiliki riwayat asma.
Oksigen : untuk pasien hipoksemia, cor pulmonale. Digunakan jika baseline
PaO2 turun sampai < 55 mmHg
Antibiotik : digunakan bila ada tanda infeksi, bukan untuk maintenance
therapy
37. Lanjutan
Vaksinasi : direkomendasikan untuk high-risk patients: vaksin pneumococcus (tiap
5-10 th) dan vaksin influenza (tiap tahun)
α1-proteinase inhibitor utk pasien yang defisiensi α1-antitripsin digunakan per
minggu, masih mahal contoh: Prolastin.
38. Daftar Pustaka
Rumende CM, Suwondo A. Klasifikasi PPOK terkini Berdasarkan American Thoracic Society/European Respiratory Society . In : Alwi Idrus,
Nasution SA (editor). Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskuler III dan Karimun III. Jakarta : Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI ; 2004. p. 97-107
Danu Santoso Halim,Dr.SpP : Ilmu Penyakit Paru, Jakarta 1998, hal :169-192.
Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, Media Aesculapius 1999, Jakarta, hal :480-482.
Reilly JJ, Shapiro SD, Silverman EK. Chronic Obstructive Pulmonary Disease : Disorder of Respiratory System. In : Kasper DL, Fauci AS, Longo
DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL (editor). Harrison’s Principles of Internal Medicine 16 th ed. New York : MacGraw-Hill; 2005. p. 1547 –
1554
SR Bambang, Hisyam Barnawi. Obstruksi Saluran Pernafasan Akut. Dalam: WS Aru, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2007. Hal 984-985
Acuan penanganan PPOK terkini, di unduh dari http://www.kalbe.co.id . Pada tanggal 1 September 2014
GOLD,Inc. Pocket Guide to COPD Diagnosis, Management, and Prevention. Diakses
dari:http://www.goldcopd.com/Guidelineitem.asp?l1=2&l2=1&intId=989 pada tanggal 1 September 2014
WHO.Global strategy for the diagnosis, Management, and prevention of Chronic Obstructive Pulmunary Disease, 2006. diunduh dari
http://www.goldcopd.com. Pada tanggal 1 September 2014.
Perhimpunan dokter paru indonesia. Penyakit paru obstruksi kronik : pedoman praktis diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia, Revisi
Juni 2004 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jakarta (Indonesia). Jakarta 2004.
MW Lorraine. Pola Obstruktif pada Penyakit Pernafasan. Dalam: AP Sylvia, MW Lorraine, editor. Patofisiologi Edisi 6. Volume 2. Jakarta: EGC;
2005.
Hal.783-795.