2. IDENTITAS PASIEN
Nama penderita : Tn. H
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 10/11/1991 (30 Tahun)
Pekerjaan : Pegawai Pom Bensin
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
No. RM : 180193
KELUHAN UTAMA
Muntah ± 10 kali
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
MUNTAH
DEMAM (+)
BAB CAIR
MRS
• Demam ± 1 minggu
• Demam sore hari
• Naik perlahan-lahan
• Pola demam :
Semakin hari,
demam semakin naik
• Menggigil (-)C
• BAB cair sejak 5
hari, memberat 1
hari terakhir.
• >10 kali/hari
• Sebanyak ±½ gelas
• Warna : kuning,
lendir (-), darah (-),
BAB hitam (-)
• Sejak 1 hari SMRS
• 5-10 kali/hari
• Berisi : hanya air dan
terkadang ada sisa
makanan
• Sebanyak : ±½
gayung
4. Riw. Keluarga
RPD
• Pekerjaan sebagai pegawai pom bensin.
• Merokok (+), minum minuman beralkohol (-)
jamu (-)
• Penggunaan jarum suntik secara mandiri (-)
• Tinggal di sebuah rumah kontrakan dengan
ventilasi dan pencahayaan cukup.
• Tidak ada yang mengalami keluhan serupa
sebelumnya.
• Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-)
• Tidak pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya.
• Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-)
Riw. Sosial
• Makan teratur 3x sehari, pagi sarapan
dirumah, namun siang dan sore hari makan
di kantin area kantor. Gemar konsumsi mie
instan.
• Air untuk minum dan MCK dari PDAM.
• Tidak pernah mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan.
5. Nadi : 106 x/menit, regular,
kuat angkat, isi cukup
Tekanan darah : 118/87 mmHg
RR : 24 x / menit
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
Tampak Sakit Sedang
Kesadaran :
Composmentis
Suhu : 36,5 °C
**Bradikardi relatif (-)
6. Jantung
• Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
• Palpasi : iktus kordis tidak teraba
• Perkusi : DBN
• Auskultasi : S1,S2 tunggal, regular, gallop(-),
murmur (-)
Paru
• Inspeksi : statis simetris, dinamis tidak ada
ketinggalan gerak.
• Palpasi : stem fremitus paru kanan = paru kiri
• Perkusi : sonor di kedua lapang paru, batas
paru normal
• Auskultasi: suara nafas vesikuler, ronkhi (-),
wheezing (-)
Abdomen
Nyeri tekan epigastrium (+), turgor baik (<3
detik), bising usus meningkat ()
• Inspeksi : datar
• Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), hepar
dan lien tidak teraba, turgor baik
• Perkusi : timpani (+)
• Auskultasi : bising usus (40x/menit)
Kepala
• Mata : mata cekung (+), konjungtiva anemis
(-),sclera ikterik (-)
• Mulut : mukosa bibir kering (+), lidah
tampak kotor, tremor (-)
Leher
• Pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1
Ekstremitas
Akral hangat, ptekie (-), CR <2”, uji tourniquet (-)
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin 29/11/2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Leukosit 8.640/ mm3 (5.000-10.000/mm3) Normal
Eritrosit 5.33 jt/mm3 (4,0 – 5,5 jt) Normal
Hemoglobin 16.5 g/dl (12-17,4 g/dl) Normal
Trombosit 277.000/uL (150.000-400.000 Ul) Normal
Hematokrit 45.5 % (36-52%) Normal
8. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Glukosa 124,3 (70,0-140,0) Normal
Urea 30,3 (13,0-43,0) Normal
Kreatinin 0,47 (0,70-1,40) Normal
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Natrium 135 mmol/L 135 – 145 mmol/L Normal
Kalium 5,0 mmol/L 3,5 – 5,5 mmol/L Normal
Clorida 102 mmol/L 96 – 106 mmol/L Normal
Calcium 1,22 mmol/L 1,05 – 1,35 mmol/L Normal
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Tubex-TF 10
≤ 2= Negatif 3 = Borderline
4 = Positif Lemah 6-10 = Positif
POSITIF
9. PROBLEM LIST
Muntah ± 10 kali, mual, pusing
• BAB cair >10 kali/hari
• Nafsu makan berkurang
Riw. demam 1 minggu yll,
sore hari, menggigil (-)
• Mata cekung +/+
• Lidah tampak kotor
Nyeri tekan epigastrium
TUBEX-TF POSITF
17. Demam tifoid : penyakit infeksi sistemik masalah dunia.
• 7 juta kasus global (2015 ) di Asia
Selatan, Asia Tenggara, Afrika sub-Sahara
• Insiden terbesar terjadi di Asia Selatan
2017 :
• 12,6% (8·7–17·7) anak-anak < 5 tahun,
• 55,9% (50,3–61·6) anak-anak < 15 tahun
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
angka prevalensi nasional 1,6%.
18. ETIOLOGI DEMAM TIFOID
Bakteri dari Genus Salmonella.
Salmonella enterica Salmonella bongori.
• Bentuk : batang
• Gram-negatif
• Tidak membentuk spora
• Motil (Memiliki flagela)
• Berkapsul
• S. Typhi
• S. Paratyphi
DEMAM TIFOID
Antigen Vi
Antigen H Antigen O
19. Makanan dan minuman terkontaminasi S.Typhi
termakan masuk tubuh manusia
Dimusnahkan
dalam lambung
Lolos masuk ke dalam usus
Respon imunitas humoral mukosa usus (IgA)
Menembus sel-sel epitel usus ke lamina propia
Kuman berkembang biak & difagosit makrofag
Dibawa ke plak Peyeri ileum distal kemudian
ke kelenjar getah bening mesenterika
Masuk ke dalam sirkulasi darah Bakterimia 1
Menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh
terutama hati dan limpa
20. Periode waktu 1-3 minggu, kuman bermultiplikasi
di organ-organ meninggalkan makrofag
berkembang biak di luar makrofag
Masuk sirkulasi darah lagi bakteremia yang
kedua kalinya dengan disertai tanda dan gejala
penyakit infeksi sistemik
Di dalam hepar :
Kuman masuk ke kantung empedu berkembang
biak bersama cairan empedu diekskresikan
kembali ke dalam lumen usus secara intermiten.
Makrofag aktif saat fagositosis kuman
Salmonella terjadi pelepasan mediator inflamasi
(IL-1, IL-6, IL-8, TNF-β, INF, GM-CSF, dsb.)
Gejala reaksi inflamasi sistemik
21. TANDA DAN GEJALA
• Suhu tubuh meningkat
(Demam)
• Bradikardi relatif
• Rose spot
• Anoreksia, mual,
muntah
• Obstipasi atau diare
• Perasaan tidak enak
di perut
• Hepatomegali,
splenomegali,
meteroismus,
• Gangguan mental :
somnolen, stupor,
koma, delirium, atau
psikosis.
• Nyeri otot
• Nyeri kepala, Pusing
• Lidah kotor
• Batuk dan epistaksis
25. WIDAL TEST
• Reaksi aglutinasi antara antigen kuman
Salmonella Typhi dan antibodi (aglutinin)
• Aglutinin :
- Serum penderita demam tifoid
- Pernah tertular S. Typhi
- Pernah mendapatkan vaksin S. Typhi
• Antigen : suspensi Salmonella Typhi yang
sudah dimatikan
• Hanya aglutinin O dan H yang ditentukan
titernya untuk diagnosis.
• Aglutinin O mulai muncul pada hari ke 6-8
• Aglutinin H mulai muncul pada hari ke 10-
12 dihitung sejak hari timbulnya demam.
26. TUBEX TF
• Nilai < 2 menunjukan nilai
negatif (tidak ada indikasi
demam tifoid).
• Nilai 3 menunjukkan inconclusive
score dan memerlukan
pemeriksaan ulang.
• Nilai 4-5 menunjukan
positif lemah.
• Nilai > 6 menunjukan nilai positif
(indikasi kuat demam tifoid).
27. TERAPI
• Pemberian terapi antibiotik yang tepat
dan cepat, mencegah komplikasi demam
tifoid yang berat dan mengurangi kasus
fatal menjadi < 1%.
• Terapi demam tifoid yang paling efektif
adalah agen fluorokuinolon, dengan
angka kesembuhan 98% dan angka
relaps dan karier fecal <2%.
31. Anamnesis :
• Muntah ± 10 kali 1 hari SMRS
• BAB cair 5 hari SMRS
• Demam ± 1 minggu
• Lidah kotor (+)
TEORI KASUS
Tanda Gejala :
• Minggu 1 : demam, diare, konstipasi
• Minggu 2 : Lidah kotor, hepatomegali,
bradikardi relatif, gangguan mental
(somnolen, koma, psikosis
• Gejala gastrointestianal yang dialami px.
merupakan gejala Prodormal pada minggu
pertama pasca inkubasi (Bakteremia 1)
• Minggu ke 2 : pasien MRS Lidah kotor
(Bakteremia 2)
32. • Pemeriksaan darah tepi : NORMAL
• Serologis : Tidak dilakukan
• Widal Test : Tidak dilakukan
• Tubex-TF : 10 Positif
Pemeriksaan Penunjang :
- Darah tepi : trombositopenia Anemia,
Leukopenia/normal, Trombositopenia,
Limfositosis
- Serologis : kultur darah, feses.
- Widal : Titer O dan Titer H > 160
- TUBEX TF : >6 = Positif
TEORI KASUS
33. • Pemeriksaan darah tepi : NORMAL
• Serologis : Tidak dilakukan
• Widal Test : Tidak dilakukan
• Tubex-TF : 10 Positif
Pemeriksaan Penunjang :
- Darah tepi : trombositopenia Anemia,
Leukopenia/normal, Trombositopenia,
Limfositosis
- Serologis : kultur darah, feses.
- Widal : Titer O dan Titer H > 160
- TUBEX TF : >6 = Positif
TEORI KASUS
34. DIAGNOSIS BANDING
• Demam berdarah dengue derajat I
Pada minggu pertama penyakit ini biasanya tidak ditemukan gejala umum yang khas,
hanya terdapat demam antara 2 hingga 7 hari tanpa adanya manifestasi perdarahan.
Akan tetapi, pada uji tourniquet didapatkan hasil yang positif.2
• Malaria
Adanya demam yang turun naik atau intermitten disertai dengan menggigil, diare,
muntah, dan terkadang kejang merupakan beberapa gejala penyakit malaria.13 Akan
tetapi pada pasien ini tidak didapatkan menggigil serta tidak adanya riwayat keluar
kota atau ke hutan.
• HIV-AIDS
Gejala dan tanda klinis ang patut diduga infeksi HIV antara lain kehilangan Berat
Badan <10% dari berat badan dasar, demam intermiten yang dialami lebih dari satu
bulan, diare terus-menerus lebih dari satu bulan dan limfadenopati yang meluas. Pada
pasien ini tidak ditemukan adanya gejala tersebut, sehingga kita mampu menyingkirkan
diagnosa HIV-AIDS.
35. • Ceftriaxone 1 gr
• Azitromicin 1x500 mg tab
• Terapi demam tifoid yang paling
efektif adalah agen fluorokuinolon,
dengan angka kesembuhan 98% dan
angka relaps dan karier fecal <2%.
TEORI KASUS
36. Daftar Pustaka
Juwono R. Penyakit tropik dan menular : Demam tifoid. Dalam: Noer MS, Waspadji S,
Rachman AM, et al, penyunting. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid
Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1996. h.
435-442.
Kaspan MF, Soejoso DA, Soegijanto S, et al. Penyakit tropik dan menular: Demam tifoid.
Dalam: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, penunting. Pedoman diagnosis dan
terapi lab/UPF ilmu kesehatan anak. Surabaya: Rumah Sakit Umum Daerah Dokter
Soetomo. 1994. h. 187-189.
Sumarno, Nathin MA, Ismael S. Tumbelaka WAFJ. Masalah Demam Tifoid pada Anak.
Medika 1980; 20.
37. Rampenan TH, Laurentz. Demam tifoid. Dalam: Rampenan TH, penyunting. Infeksi tropik
pada anak:. Jakarta: EGC. 1995. h. 53-71.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tifus
abdominalis. Dalam: Hasan R, Alatas H, Latief A, et al, penyunting. Buku kuliah ilmu
kesehatan anak jilid 2. Jakarta: Infomedika. 1985. h. 593-598.
Gunawan G. Infeksi: Demam tifoid. Dalam: Yunanto A, Gunawan G dan Muhyi R, penyunting.
Pedoman diagnosis dan terapi bagian/SMF ilmu kesehatan anak. Edisi I. Banjarmasin:
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin. 2000. h. 16-17
Wheeler DT. typhoid fever. Department of ophthalmology, Oregon health scienses university;
2001 (online). Available from: URL: http://www.emedicine.com/med/topic2331.htm.