SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
Rhinosinusitis
Bagian ilmu Kesehatan THT
FK Universitas Kristen Maranatha
Rumah Sakit Immanuel
Bandung, 2023
Oleh : Gabriel Tangdirerung Rapa 2215005
Preceptor : dr. Yan Edwin Bunde, Sp. THT-KL, M. H. Kes.
Identitas Pasien
● Nama : Ny. A
● Usia : 35 tahun
● Jenis Kelamin : Perempuan
● Tempat Tinggal : Sumedang
● Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
● Suku Bangsa : Sunda
● Agama : Islam
● Status Pernikahan : Sudah menikah
Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri pada daerah pipi kiri
Pasien datang ke poliklinik THT dengan keluhan terasa nyeri pada pipi sebelah kiri.
Keluhan pasien ini dirasakan sejak kurang lebih 10 hari yang lalu. Pasien mengaku nyeri
bertambah berat saat bagian pipi di tekan. Keluhan pasien ini disertai dengan adanya pilek
dan batuk, serta hidung terasa tersumbat sejak 2 minggu yang lalu. Hidung tersumbat akan
hilang bila cairan yang ada dihidung dikeluarkan. Pasien mengatakan cairan yang keluar
berwarna kuning kehijauan, kental, dan tidak berbau busuk pada hidung sebelah kiri.
Pasien juga mengeluhkan adanya demam yang hilang timbul. Pasien merasa
keluhannya ini mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien menyangkal adanya nyeri
kepala,sakit gigi/gigi berlubang, bau mulut, nyeri menelan, nyeri tenggorokan , nyeri ataupun
keluar cairan dari telinga.
Anamnesis
₋ Riwayat penyakit dahulu : Pasien sering mengalami pilek disertai bersin-bersin, hidung
tersumbat, dan keluar cairan dari hidung berwarna jernih sejak 2 tahun yang lalu dan jarang
diobati, sakit gigi (-)
₋ Riwayat penyakit keluarga : (-)
₋ Riwayat kebiasaan : rokok (-), alkohol (-)
₋ Riwayat operasi : (-)
₋ Usaha berobat : minum obat pilek namun tidak membaik
₋ Riwayat alergi : pasien memiliki alergi debu.
Pemeriksaan Fisik
₋ Keadaan umum : baik
₋ Kesadaran : compos Mentis
₋ Kesan sakit : ringan
₋ BB : 68 kg
₋ TB : 165 cm
₋ BMI : 24,97 kg/m2
₋ Tanda-tanda Vital
○ Tekanan darah : 120/70 mmHg
○ Nadi : 80x/menit, regular, equal, isi cukup
○ Respirasi : 21x/menit
○ Suhu : 37,5 C
Status Generalis
Kepala
₋ Wajah : bentuk/ukuran simetris, oedem (-), nyeri tekan (+) pada pipi kiri
₋ Mata : conjunctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
₋ Mulut : mukosa mulut basah, lidah letak sentral, uvula normal, tonsil, T1/T1, Warna
merah muda, kripta tidak melebar, detritus (-), dinding posterior faring hiperemis (-)
Leher
₋ KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid DBN, trakea letak sentral
Thoraks (Pulmo)
₋ Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris
₋ Palpasi : bentuk dan pergerakan simetris, Taktil fremitus normal
₋ Perkusi : Sonor di seluruh lapang dada
₋ Auskultasi : VBS +/+, WH -/-, RH -/-
Bagian Telinga Dextra Sinistra
Aurikula :
● Deformitas
● Hiperemis
● Edema
● Nyeri tarik aurikula
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Daerah preaurikuler :
● Kelainan Kongenital
● Hiperemis
● Edema
● Fistula
● Nyeri tekan tragus
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Status Lokalis Telinga
Bagian Telinga Dextra Sinistra
Daerah retroaurikula :
● Hiperemis
● Edema
● Fistula
● Nyeri tekan
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Canalis Acusticus Externus
● Serumen
● Edeme
● Hiperemis
● Kolesteotoma
● Otore
● Granuloma
● Darah
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Status Lokalis Telinga
Bagian Telinga Dextra Sinistra
Membran timpani :
● Warna
● Permukaan
● Cone of light
● Perforasi
● Sikatriks
● Retraksi
● Bulging
Putih mutiara
Intak
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
Putih mutiara
Intak
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
Status Lokalis Telinga
Tes Pendengaran
Dextra Sinistra
Tes Bisik Tidak dilakukan
Tes Garputala
Rinne (+) (+)
Webber Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi
Schwabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa
Kesimpulan Normal
Status Lokalis Hidung
Dextra Sinistra
Keadaan Luar Tidak dilakukan
Passage Udara
Rhinoskopi Anterior
Mukosa Merah muda Hiperemis (+)
Sekret (-) (+) Mukopurulen
Septum Deviasi (-), Perforasi (-) Deviasi (-), Perforasi (-)
Concha Eutrofi Hipertrofi
Meatus Media (-) Sulit dinilai
Meatus Inferior (-) Sulit dinilai
Tumor/Polip (-) (-)
Rhinoskopi Posterior
Dextra Sinistra
Choana Normal Normal
Concha Media Normal Normal
Mukosa Nasofaring Merah Muda Merah Muda
Sekret (+) (+)
Polip (-) (-)
Transluminasi Sinus
Sinus Frontalis Terang Terang
Sinus Maxillaris Terang Gelap
Palpasi sinus Frontalis Nyeri Tekan (-) Nyeri Tekan (-)
Palpasi Sinus Maxillaris Nyeri Ketok (-) Nyeri Ketok (+)
Status Lokalis
Mulut dan
Tenggorok
Dextra Sinistra
Mulut DBN
Gigi Simetris
Palatum durum Hiperemis (-), Massa (-)
Palatum mole Hiperemis (-), Massa (-)
Lidah Eutrofi, Edema (-), Hiperemis (-)
Uvula Deviasi (-), Hiperemis (-)
Sinus Tonsil Palatina
Warna
Ukuran
Permukaan
Crypta detritus/membran
Merah Muda
T1/T1
Tidak rata/Granular
-/-(folikel)/-
Dinding Posterior Granula (-), Hiperemis (-)
Granula (-), Hiperemis (-)
Resume
Anamnesis
₋ Nyeri pada pipi kiri sejak ±10 hari yang lalu,
₋ Disertai batuk,rhinore, kongesti nasal dengan sekret mukopurulen dan adanya
febris intermittent
₋ RPD : sering rhinore disertai bersin-bersin, kongesti nasal, dan sekret serous sejak
2 tahun yang lalu dan jarang diobati
₋ Riwayat berobat : minum obat pilek namun tidak membaik
₋ Riwayat alergi : alergi debu
Status Generalis
₋ Kepala : pada wajah terdapat nyeri tekan di pipi sebelah kiri
Resume
Pemeriksaan THT
₋ Rhinoskopi Anterior :
○ Hidung kiri :
■ Mukosa → Hiperemis
■ Sekret (+) → Mukopurulen
■ Concha → Hipertrofi sehingga meatus sulit dinilai
₋ Rhinoskopi Posterior : terdapat sekret pada kedua hidung
₋ Transluminasi Sinus : hidung kiri sinus maksilaris gelap
₋ Palpasi sinus maksilaris : nyeri tekan (+) pada hidung kiri
Usulan Pemeriksaan Penunjang
₋ Hematologi rutin: Hb, Ht, Trombosit, Leukosit, LED, hitung jenis
₋ Foto X-ray Sinus Paranasalis Posisi Waters dan Caldwell
₋ Nasoendoskopi
Diagnosis Banding
₋ Rhinosinusitis maxillaris akut sinistra e.c Rhinogen
₋ Rhinosinusitis maxillaris akut sinistra e.c Dentoge
Diagnosis Kerja
Rhinosinusitis maxillaris akut sinistra e.c Rhinogen
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
₋ Hindari faktor pencetus seperti alergen
₋ Sering kontrol berkala
₋ Obati sampai tuntas bila muncul keluhan pilek
Medikamentosa
₋ Antibiotik : Amoxicillin 3x 500 mg pc PO
₋ Nasal dekongestan : Pseudoefedrin 2 x 60 mg PO
₋ Mukolitik : Ambroxol 3x 30 mg PO
₋ Analgetik-antipiretik : Paracetamol 3x 500 mg PO bila demam
Prognosis
₋ Quo ad vitam : ad bonam
₋ Quo ad functionam : dubia ad bonam
₋ Quo ad sanationam : dubia ad malam
Anatomi
Hidung
₋ Hidung adalah
organ
Berbentuk
pyramidal.
₋ Bagian tulang
₋ Bagian kartilaginea
○ Major alar
○ Minor alar
Bagian Skeletal
BATAS :
₋ Batas atas: Basis cranii
₋ Anterior: Nares anterior
₋ Posterior: Nares posterior→
choana
₋ Medial : septum nasi
₋ Lateral : concha meatus,
resessus sphenoethmoidalis
₋ Inferior : palatum durum
Cavum Nasi
₋ Concha meningkatkan kontak
mukosa dengan udara yang
masuk
₋ Muara cavum nasi
○ Meatus inferior → muara
ductus nasolacrimalis
○ Meatus Media → muara
sinus paranasalis anterior
○ Meatus Superior → muara
sinus paranasalis posterior
₋ Regio cavum nasi
○ Vestibulum nasi
○ Regio olfaktorius
○ Regio respiratorik
Cavum Nasi
Pada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus medius, terdapat muara
saluran dari sinus maksila, sinus frontal, dan sinus etmoid anterior → Kompleks Ostiomeatal
Merupakan unit drainase fungsional meliputi prosessus uncinatus, infundibulum etmoid,
hiatus semilunaris, bula etmoid, agger nasi dan ressesus frontalis, dimana semuanya berupa
celah sempit dan rumit yang mudah mengalami penyempitan. Kompleks osteomeatal berperan
sangat penting dalam mempertahankan kondisi fisiologis sinus paranasal.
Kompleks Osteomeatal
ARTERI
₋ A. Carotis Externa → a.
sphenopallatina, a. pallatina major,
a. labialis superior, a.nasalia
lateralis
₋ A. Carotis Interna→ a. ethmoidali
anterior et posterior
Pembuluh darah penting:
₋ Plexus Kiesselbach
₋ Plexus Woodruff
Perdarahan
VENA
₋ Saluran utama → plexus
pterygoideus di fossa
infratemporalis
₋ drainage lain : v. facialis, (anterior),
v. nasalis, sinus cavernosus
Perdarahan
₋ anterior → KGB
Submandibularis
₋ posterior → KGB cervicalis
profunda
Limfatik
₋ N.olfactorius
₋ Percabangan N. ophtalmicus,
N. Maxillaris
₋ Parasimpatis → N. Facialis
₋ Simpatis → T1
Persarafan
Anatomi Sinus
Paranasal
₋ Suatu rongga berisi udara disekitar rongga
hidung yang dibatasi oleh tulang wajah
dan cranial yang bermuara ke cavitas nasi.
₋ Terdapat 4 sinus:
○ Sinus frontalis
○ Sinus etmoidalis
○ Sinus sphenoidalis
○ Sinus maxillaris
₋ Setiap sinus dilapisi epitel respirasi
₋ Bermuara di cavum nasi
₋ Dipersarafi N. Trigeminalis
Sinus Paranasalis
₋ Ukuran bervariasi
₋ Terletak paling superior diantara sinus
Berbentuk segitiga dan bagian dari o
frontale
₋ Bermuara → Dinding lateral meatus nasi
medius bagian anterior hiatus semilunaris
₋ Dipersyarafi → N. supraorbitalis
₋ Diperdarahi → A. ethmoidalis anterior
Sinus Frontalis
₋ Struktur sinus maxilaris → Berbentuk pyramid dengan volume 15 ml
(34x33x23mm)
₋ Dasar 🡪 Dinding nasal dengan puncak menuju processus zygomaticum
₋ Anterior
○ Foramen intraorbitalis bagian midsuperior dengan N.Infraorbitalis melewati
atap sinus dan keluar melewati foramen
○ Bagian paling tipis dinding anterior di atas gigi caninus 🡪 fossa cannina
₋ Atap → Dibentuk dasar orbita
₋ Posterior → Fossa pterygomaxilaris dengan arteri maxillaris interna, ganglion
sphenopalatine, kanalis vidian, nervus palatinus, dan foramen rotundum
Berhubungan erat dengan pertumbuhan gigi dengan infeksi sinus maxillaris,
serta ekstrasi gigi yang menghasilkan fistula oral antral
Sinus Maxillaris
₋ Terletak dalam corpus ossis sphenoidales,
terbuka ke atap cavitas nasi melalui bukaan pada
dinding
₋ Batas:
○ Superior → Cavitas cranii (dekat dengan
glandula hypofisis dan chiasma opticum )
○ Latera→ Sinus cavernosus
○ Inferior dan Anterior 🡪 Cavitas nasi
₋ Dipersyarafi
○ Cabang n. opthalmicus (ramus ethmoidalis
posterior)
○ N. maxilaris (ramus orbitalis dari ganglion
pterygopalatinum)
Sinus Sphenoidalis
₋ Terletak pada kedua sisi os ethmoidale
₋ Dipisahkan:
○ Cavitas orbitalis oleh lamina orbitalis os ethmoidale
○ Cavitas nasi oleh dinding medial labyrinthus ethmoidale
₋ Bermuara
○ Cellulae ethmoidales anterior dan medial → Meatus nasi
medius
○ Cellulae ethmoidales posterior bermuara → Meatus nasi
superior
₋ Dipersyrafi
○ N. nasociliaris
₋ Rami orbitales N. maxillaris
₋ Diperdarahi → A. ethmoidalis anterior dan posterior
Cellular Ethmoidalis
Histologi
Hidung
Fisiologi
Hidung
₋ Fungsi respirasi
○ Penyaring udara → vibrissae pada vestibulum nasi, silia, dan mucus
○ Penghangat udara → mukosa nasal akan menjaga suhu dalam cavum nasi berkisar antara 31-37o
C
○ Humidifikasi → Menaikkan kelembaban relatif udara hingga 95% sebelum mencapai nasopharynx
₋ Fungsi penghidu
○ Mendeteksi odoran yang memenuhi syarat berikut
○ Volatil → dapat menguap sehingga dapat bercampur dengan udara yang terhirup ke dalam
nostril
○ Harus larut air → dapat menembus lapisan mukus untuk mencapai sel olfaktori
○ Sedikit larut dalam lipid → tidak ditolak oleh unsur lipid dari membran silia
₋ Fungsi fonetik
○ nasal aerodynamic berperan dalam modifikasi suara nada tinggi & konsonan
₋ Fungsi statik & mekanis: untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung
panas
₋ Refleks nasal
○ Iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin dan nafas berhent
Cavitas Nasi
₋ Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)
₋ Sebagai penahan suhu (thermal insulators)
₋ Membantu keseimbangan kepala
₋ Membantu resonansi suara
₋ Sebagai peredam perubahan tekanan udara → perubahan tekanan yang besar dan
mendadak (misal pada waktu bersin atau membuang ingus)
₋ Membantu produksi mukus → efektif membersihkan partikel yang turut masuk dengan
udara inspirasi karena mukus ini keluar dari meatus medius
Sinus Paranasal
Rhinosinusitis
₋ Rinosinusitis pada orang dewasa didefinisikan sebagai radang hidung dan sinus paranasal yang
ditandai dengan dua gejala atau lebih, salah satunya harus berupa :
○ hidung tersumbat / obstruksi / kongesti
○ sekret hidung (nasal drip anterior / posterior)
₋ disertai dengan ada atau tidaknya nyeri/tekanan wajah, pengurangan atau hilangnya penciuman,
dan lainnya.
₋ Pada endoskopi ditemukan :
○ tanda-tanda polip hidung,
○ sekret mukopurulen terutama dari meatus tengah,
○ edema/obstruksi mukosa terutama di meatus medius.
₋ Pada pemeriksaan CT : perubahan mukosa di dalam kompleks ostiomeatal dan/atau sinus.
Definisi
Bakteri : Bacteroides dan Streptokokus anaerob
TANDA INFEKSI ANAEROB
₋ Sekret berbau busuk
₋ Infeksi terjadi setelah prosedur
pembedahan atau infeksi gigi
₋ Kerusakan jaringan dan
pembentukan abses
₋ Bakteri campuran yang tampak
pada pewarnaan gram atau
kultur anaerob adalah gram negatif
Etiologi
Virus
₋ Rhinovirus
₋ Para influenza 1 dan 2
₋ Echo 28
₋ Coxsakie A21
₋ Respiratori Syncytial virus
Etiologi
Jamur (jarang)
₋ Rhicerebral phycomycosis
₋ Aspergilosis
₋ Candidiasis
₋ ISPA akibat virus,
₋ rinitis → rinitis alergi, rinitis hormonal pada wanita hamil,
₋ polip hidung,
deviasi septum atau hipertrofi konka,
₋ sumbatan kompleks osteomeatal (KOM),
₋ infeksi tonsil, infeksi gigi,
₋ kelainan imunologik,
₋ hipertrofi adenoid
₋ lingkungan berpolusi, udara dingin dan kering
₋ kebiasaan merokok. Keadaaan ini lama-lama menyebabkan
₋ perubahan mukosa dan merusak silia.
Faktor Risiko
Berdasar lama penyakit, Litton (1971) :
₋ Akut: 1-3 minggu
₋ Subakut: 3 minggu-3 bulan
₋ Kronis: lebih dari 3 bulan
Berdasar patologis perubahan jaringan sinus, Eggston (1933) :
₋ Sinusitis hipertrofikan atau polipoid
₋ Sinsuisitis atrofikan atau fibrotik
₋ Sinusitis hipertrofikan papilare
Klasifikasi
₋ timbul selama <12 minggu dengan interval bebas gejala jika masalahnya berulang dan dapat
terjadi sekali atau lebih dari sekali dalam jangka waktu tertentu.
₋ biasanya dinyatakan sebagai episode setiap tahun tetapi dengan resolusi gejala yang lengkap
antar episode.
₋ Pada anak kecil : onset mendadak dari 2 atau lebih gejala ; hidung tersumbat/ obstruksi/
kongesti, atau sekret hidung tidak berwarna, atau batuk ( pagi dan malam hari ) , untuk < 12
minggu
Gejala Klinis
Mayor
₋ Nyeri/rasa tertekan di wajah
₋ Rasa penuh di wajah
₋ Hidung tersumbat
₋ Hidung berair/ bernanah/
perubahan warna ingus
₋ Penurunan/ berkurangnya
penghidu
₋ Nanah dalam rongga hidung
₋ Demam (hanya RS akut)
Gejala Klinis
Minor
₋ Nyeri kepala
₋ Demam (pada RS kronik)
₋ Bau mulut
₋ Mudah lelah
Sakit gigi
₋ Batuk
₋ Nyeri/ rasa tertekan/ rasa
penuh di telinga
₋ Pada pemeriksaan rinoskopi anterior atau nasoendoskopi terlihat sekret hidung di meatus medius.
Mukosa konka media dan meatus medius mengalami edema dan hiperemis.
₋ Pada pemeriksaan rinoskopi posterior atau nasoendoskopi terlihat sekret belakang hidung (post-nasal
drip).
₋ Pada pemeriksaan transiluminasi terlihat sinus yang terkena lebih gelap→ Transluminasi (jarang
digunakan) → hanya dapat dilakukan pada sinus frontal dan maxilla
Pemeriksaan Fisik
Foto polos → posisi waters (sinus maksila dan frontal), PA (sinus frontal) dan lateral (sinus frontal, sfenoid,
ethmoid). Akan terlihat perselubungan, air fluid level, atau penebalan mukosa.
Pemeriksaan Penunjang
₋ CT-Scan (Gold Standard) 🡪 menunjukan penebalan mukosa yang terisolasi atau difus, perubahan tulang,
atau kadar cairan udara. penunjang diagnosis sinusitis kronik yang tidak membaik dengan pengobatan
atau pra-operasi sebagai panduan operator saat melakukan operasi sinus.
₋ Kultur dan tes sensitivitas
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
₋ Pasien dan keluarga perlu mendapatkan penjelasan yang adekuat mengenai penyakit yang
diderita, termasuk faktor risiko yang diduga mendasari
1. Berhenti merokok
2. Meminimalisir pajanan polutan
3. Cukup istirahat dan menjaga hidrasi
4. Pasien dianjurkan untuk membilas/ mencuci hidung secara teratur dengan larutan garam
isotoni (saline).
Non-Farmakologi
Ringan dan tidak ada riwayat pemberian antibiotic
₋ Amoksisilin klavulanat (1,75-4 gr/250 mg/hari atau 45-90 mg/6,4 mg/kg/hari untuk anak),
amoksisilin(1,5-4 g/hari atau 45-90 mg/kg/hari untuk anak), atau cefpodoxime, cefuroksim, atau
cefdinir
₋ Untuk dewasa yang alergi beta-lactamase diberikan TMP/SMX,doksisiklin atau makrolid,
sedangkan anak yang alergi beta-lactamase diberikan TMP/SMX atau makrolid
(azitromisin,klaritromisin dan eritromisin)
Sedang dan ada riwayat pemberian antibiotik
₋ Direkomendasikan respiratory quinolone (gatifloxacin, levofloxacin,atau moxifloxacin)
amoksisilin klavulanat, ceftriaxone dan terapi kombinasi
₋ Dewasa yang alergi beta-lactamase diberikan respiratory quinolone atau klindamisin dan
rifampin, sedangkan untuk anak diberikan TMP/SMX, makrolid atau klindamisin.
₋ Bila dalam 72 jam tidak ada perbaikan dan terjadi perburukan gejala, pasien harus direvaluasi.
Terapi tambahan meliputi cuci hidung hidung, analgetik, mukolitik dan dekongestan oral.
Farmakologi
Indikasi:
₋ Komplikasi supurasi seperti subperiosteal
orbital abses.
₋ Refraktori sinusitis yang mendasari
penyakit paru.
₋ Penyakit kronis yang mengganggu
kualitas hidup pasien.
Operasi Caldwell-Luc (CWL)
₋ Mengeluarkan lapisan mukosa yang telah
rusak secara ireversibel pada sinus
maksilaris
Operatif
Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS)
₋ Tujuan : memperbaiki fisiologi hidung dan
sinus paranasal
₋ Indikasi : sinusitis akut rekuren, sinusitis
kronis, sinusitis jamur alergi, rhinosinusitis
hipertrofi kronis, polip, mukokel
₋ Komplikasi : trauma orbita, hematom,
pendarahan, kebocoran cairan
serebrospinal, herniasi komponen otak,
pendarahan intrakranial, meningitis
₋ Perawatan post operasi: rawat inap,
antibiotik, terapi komplikasi, follow up
(pengangkatan tampon, evaluasi
keberhasilan pengobatan)
Operatif
₋ Pencegahan primer bertujuan untuk mengurangi kejadian penyakit dengan mengurangi paparan
faktor risiko atau pemicu.
₋ Pencegahan sekunder bertujuan untuk mengurangi prevalensi penyakit dengan deteksi dini dan
manajemen yang tepat, mengembalikan pasien untuk kesehatan penuh dan mencegah
persistensi penyakit. Ini bertujuan untuk mengurangi keparahan dan dampak penyakit sejak
awal.
₋ Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi dampak kronis yang sedang berlangsung
penyakit dan komplikasinya untuk menjaga kualitas hidup dan berfungsi normal semaksimal
mungkin.
Pencegahan
₋ Akibat adanya post nasal drip :
○ Faringitis kronis
○ Otitis media
○ Bronkiektasi
○ Gastritis
₋ Komplikasi pada mata
₋ Edema
₋ Selulitis orbital
₋ Abses superiosteal
₋ Abses orbita
₋ Trombosis sinus cavernosus
Komplikasi
₋ Komplikasi Intrakranial
○ Meningitis
○ Abses epidural
○ Abses subdural
○ Abses otak
○ Trombosis sinus cavernosus
₋ Mukokel
₋ Osteomielitis
₋ Prognosis RS akut adalah sangat baik, kira-kira 70% pasien sembuh tanpa pengobatan.
₋ Antibiotik hanya diperlukan bila ada gejala.
₋ Rhinosinusitis kronik memiliki masalah yang lebih rumit, jika penyebabnya adalah struktur
anatomi yang perlu dikoreksi, maka prognosis menjadi lebih baik.
₋ Lebih dari 90% pasien mengalami perbaikan dengan intervensi bedah.
₋ Penyakit ini sering kambuh → sehingga tindakan preventif adalah hal yang sangat penting.
Prognosis
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Rhinosinusistis

Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergi
jelly hariyati
 
lapsus fistel perianal.pptx laporan kasus
lapsus fistel perianal.pptx laporan kasuslapsus fistel perianal.pptx laporan kasus
lapsus fistel perianal.pptx laporan kasus
FitriEkawati3
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
gerasimoos
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
Richard Leonardo
 
Kasus kecil_hematemesis melena
Kasus kecil_hematemesis melenaKasus kecil_hematemesis melena
Kasus kecil_hematemesis melena
TBM Ischiadicus
 

Similar to Rhinosinusistis (20)

Cbd Rhinosinusitis Kronis
Cbd Rhinosinusitis KronisCbd Rhinosinusitis Kronis
Cbd Rhinosinusitis Kronis
 
Rangkuman anam pf dx Telinga hidung tenggorok - FK
Rangkuman anam pf dx Telinga hidung tenggorok - FKRangkuman anam pf dx Telinga hidung tenggorok - FK
Rangkuman anam pf dx Telinga hidung tenggorok - FK
 
CBD rhinosinusitis kronis
CBD rhinosinusitis kronisCBD rhinosinusitis kronis
CBD rhinosinusitis kronis
 
Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergi
 
CASE REPORT engla.pptx
CASE REPORT engla.pptxCASE REPORT engla.pptx
CASE REPORT engla.pptx
 
lapsus fistel perianal.pptx laporan kasus
lapsus fistel perianal.pptx laporan kasuslapsus fistel perianal.pptx laporan kasus
lapsus fistel perianal.pptx laporan kasus
 
182575503 case-report-docx
182575503 case-report-docx182575503 case-report-docx
182575503 case-report-docx
 
Rhinosinusitis kronis
Rhinosinusitis kronisRhinosinusitis kronis
Rhinosinusitis kronis
 
PPT ASKEP KRITIS.pptx
PPT ASKEP KRITIS.pptxPPT ASKEP KRITIS.pptx
PPT ASKEP KRITIS.pptx
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
 
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
 
BST PPOK.pptx
BST PPOK.pptxBST PPOK.pptx
BST PPOK.pptx
 
Laringitis Aku
Laringitis AkuLaringitis Aku
Laringitis Aku
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akut
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
 
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia LuvinaCbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
 
CBD Epistaksis Posterior
CBD Epistaksis PosteriorCBD Epistaksis Posterior
CBD Epistaksis Posterior
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart Disease
 
Kasus kecil_hematemesis melena
Kasus kecil_hematemesis melenaKasus kecil_hematemesis melena
Kasus kecil_hematemesis melena
 

Recently uploaded

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 

Recently uploaded (20)

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 

Rhinosinusistis

  • 1. Rhinosinusitis Bagian ilmu Kesehatan THT FK Universitas Kristen Maranatha Rumah Sakit Immanuel Bandung, 2023 Oleh : Gabriel Tangdirerung Rapa 2215005 Preceptor : dr. Yan Edwin Bunde, Sp. THT-KL, M. H. Kes.
  • 2. Identitas Pasien ● Nama : Ny. A ● Usia : 35 tahun ● Jenis Kelamin : Perempuan ● Tempat Tinggal : Sumedang ● Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga ● Suku Bangsa : Sunda ● Agama : Islam ● Status Pernikahan : Sudah menikah
  • 3. Anamnesis Keluhan Utama : Nyeri pada daerah pipi kiri Pasien datang ke poliklinik THT dengan keluhan terasa nyeri pada pipi sebelah kiri. Keluhan pasien ini dirasakan sejak kurang lebih 10 hari yang lalu. Pasien mengaku nyeri bertambah berat saat bagian pipi di tekan. Keluhan pasien ini disertai dengan adanya pilek dan batuk, serta hidung terasa tersumbat sejak 2 minggu yang lalu. Hidung tersumbat akan hilang bila cairan yang ada dihidung dikeluarkan. Pasien mengatakan cairan yang keluar berwarna kuning kehijauan, kental, dan tidak berbau busuk pada hidung sebelah kiri. Pasien juga mengeluhkan adanya demam yang hilang timbul. Pasien merasa keluhannya ini mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien menyangkal adanya nyeri kepala,sakit gigi/gigi berlubang, bau mulut, nyeri menelan, nyeri tenggorokan , nyeri ataupun keluar cairan dari telinga.
  • 4. Anamnesis ₋ Riwayat penyakit dahulu : Pasien sering mengalami pilek disertai bersin-bersin, hidung tersumbat, dan keluar cairan dari hidung berwarna jernih sejak 2 tahun yang lalu dan jarang diobati, sakit gigi (-) ₋ Riwayat penyakit keluarga : (-) ₋ Riwayat kebiasaan : rokok (-), alkohol (-) ₋ Riwayat operasi : (-) ₋ Usaha berobat : minum obat pilek namun tidak membaik ₋ Riwayat alergi : pasien memiliki alergi debu.
  • 5. Pemeriksaan Fisik ₋ Keadaan umum : baik ₋ Kesadaran : compos Mentis ₋ Kesan sakit : ringan ₋ BB : 68 kg ₋ TB : 165 cm ₋ BMI : 24,97 kg/m2 ₋ Tanda-tanda Vital ○ Tekanan darah : 120/70 mmHg ○ Nadi : 80x/menit, regular, equal, isi cukup ○ Respirasi : 21x/menit ○ Suhu : 37,5 C
  • 6. Status Generalis Kepala ₋ Wajah : bentuk/ukuran simetris, oedem (-), nyeri tekan (+) pada pipi kiri ₋ Mata : conjunctiva anemis -/-, sklera ikterik -/- ₋ Mulut : mukosa mulut basah, lidah letak sentral, uvula normal, tonsil, T1/T1, Warna merah muda, kripta tidak melebar, detritus (-), dinding posterior faring hiperemis (-) Leher ₋ KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid DBN, trakea letak sentral Thoraks (Pulmo) ₋ Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris ₋ Palpasi : bentuk dan pergerakan simetris, Taktil fremitus normal ₋ Perkusi : Sonor di seluruh lapang dada ₋ Auskultasi : VBS +/+, WH -/-, RH -/-
  • 7. Bagian Telinga Dextra Sinistra Aurikula : ● Deformitas ● Hiperemis ● Edema ● Nyeri tarik aurikula (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Daerah preaurikuler : ● Kelainan Kongenital ● Hiperemis ● Edema ● Fistula ● Nyeri tekan tragus (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Status Lokalis Telinga
  • 8. Bagian Telinga Dextra Sinistra Daerah retroaurikula : ● Hiperemis ● Edema ● Fistula ● Nyeri tekan (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Canalis Acusticus Externus ● Serumen ● Edeme ● Hiperemis ● Kolesteotoma ● Otore ● Granuloma ● Darah (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Status Lokalis Telinga
  • 9. Bagian Telinga Dextra Sinistra Membran timpani : ● Warna ● Permukaan ● Cone of light ● Perforasi ● Sikatriks ● Retraksi ● Bulging Putih mutiara Intak (+) (-) (-) (-) (-) Putih mutiara Intak (+) (-) (-) (-) (-) Status Lokalis Telinga
  • 10. Tes Pendengaran Dextra Sinistra Tes Bisik Tidak dilakukan Tes Garputala Rinne (+) (+) Webber Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi Schwabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa Kesimpulan Normal
  • 11. Status Lokalis Hidung Dextra Sinistra Keadaan Luar Tidak dilakukan Passage Udara Rhinoskopi Anterior Mukosa Merah muda Hiperemis (+) Sekret (-) (+) Mukopurulen Septum Deviasi (-), Perforasi (-) Deviasi (-), Perforasi (-) Concha Eutrofi Hipertrofi Meatus Media (-) Sulit dinilai Meatus Inferior (-) Sulit dinilai Tumor/Polip (-) (-)
  • 12. Rhinoskopi Posterior Dextra Sinistra Choana Normal Normal Concha Media Normal Normal Mukosa Nasofaring Merah Muda Merah Muda Sekret (+) (+) Polip (-) (-) Transluminasi Sinus Sinus Frontalis Terang Terang Sinus Maxillaris Terang Gelap Palpasi sinus Frontalis Nyeri Tekan (-) Nyeri Tekan (-) Palpasi Sinus Maxillaris Nyeri Ketok (-) Nyeri Ketok (+)
  • 13. Status Lokalis Mulut dan Tenggorok Dextra Sinistra Mulut DBN Gigi Simetris Palatum durum Hiperemis (-), Massa (-) Palatum mole Hiperemis (-), Massa (-) Lidah Eutrofi, Edema (-), Hiperemis (-) Uvula Deviasi (-), Hiperemis (-) Sinus Tonsil Palatina Warna Ukuran Permukaan Crypta detritus/membran Merah Muda T1/T1 Tidak rata/Granular -/-(folikel)/- Dinding Posterior Granula (-), Hiperemis (-) Granula (-), Hiperemis (-)
  • 14. Resume Anamnesis ₋ Nyeri pada pipi kiri sejak ±10 hari yang lalu, ₋ Disertai batuk,rhinore, kongesti nasal dengan sekret mukopurulen dan adanya febris intermittent ₋ RPD : sering rhinore disertai bersin-bersin, kongesti nasal, dan sekret serous sejak 2 tahun yang lalu dan jarang diobati ₋ Riwayat berobat : minum obat pilek namun tidak membaik ₋ Riwayat alergi : alergi debu Status Generalis ₋ Kepala : pada wajah terdapat nyeri tekan di pipi sebelah kiri
  • 15. Resume Pemeriksaan THT ₋ Rhinoskopi Anterior : ○ Hidung kiri : ■ Mukosa → Hiperemis ■ Sekret (+) → Mukopurulen ■ Concha → Hipertrofi sehingga meatus sulit dinilai ₋ Rhinoskopi Posterior : terdapat sekret pada kedua hidung ₋ Transluminasi Sinus : hidung kiri sinus maksilaris gelap ₋ Palpasi sinus maksilaris : nyeri tekan (+) pada hidung kiri
  • 16. Usulan Pemeriksaan Penunjang ₋ Hematologi rutin: Hb, Ht, Trombosit, Leukosit, LED, hitung jenis ₋ Foto X-ray Sinus Paranasalis Posisi Waters dan Caldwell ₋ Nasoendoskopi
  • 17. Diagnosis Banding ₋ Rhinosinusitis maxillaris akut sinistra e.c Rhinogen ₋ Rhinosinusitis maxillaris akut sinistra e.c Dentoge Diagnosis Kerja Rhinosinusitis maxillaris akut sinistra e.c Rhinogen
  • 18. Penatalaksanaan Non Medikamentosa ₋ Hindari faktor pencetus seperti alergen ₋ Sering kontrol berkala ₋ Obati sampai tuntas bila muncul keluhan pilek Medikamentosa ₋ Antibiotik : Amoxicillin 3x 500 mg pc PO ₋ Nasal dekongestan : Pseudoefedrin 2 x 60 mg PO ₋ Mukolitik : Ambroxol 3x 30 mg PO ₋ Analgetik-antipiretik : Paracetamol 3x 500 mg PO bila demam
  • 19. Prognosis ₋ Quo ad vitam : ad bonam ₋ Quo ad functionam : dubia ad bonam ₋ Quo ad sanationam : dubia ad malam
  • 21. ₋ Hidung adalah organ Berbentuk pyramidal. ₋ Bagian tulang ₋ Bagian kartilaginea ○ Major alar ○ Minor alar Bagian Skeletal
  • 22. BATAS : ₋ Batas atas: Basis cranii ₋ Anterior: Nares anterior ₋ Posterior: Nares posterior→ choana ₋ Medial : septum nasi ₋ Lateral : concha meatus, resessus sphenoethmoidalis ₋ Inferior : palatum durum Cavum Nasi
  • 23. ₋ Concha meningkatkan kontak mukosa dengan udara yang masuk ₋ Muara cavum nasi ○ Meatus inferior → muara ductus nasolacrimalis ○ Meatus Media → muara sinus paranasalis anterior ○ Meatus Superior → muara sinus paranasalis posterior ₋ Regio cavum nasi ○ Vestibulum nasi ○ Regio olfaktorius ○ Regio respiratorik Cavum Nasi
  • 24. Pada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus medius, terdapat muara saluran dari sinus maksila, sinus frontal, dan sinus etmoid anterior → Kompleks Ostiomeatal Merupakan unit drainase fungsional meliputi prosessus uncinatus, infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid, agger nasi dan ressesus frontalis, dimana semuanya berupa celah sempit dan rumit yang mudah mengalami penyempitan. Kompleks osteomeatal berperan sangat penting dalam mempertahankan kondisi fisiologis sinus paranasal. Kompleks Osteomeatal
  • 25.
  • 26. ARTERI ₋ A. Carotis Externa → a. sphenopallatina, a. pallatina major, a. labialis superior, a.nasalia lateralis ₋ A. Carotis Interna→ a. ethmoidali anterior et posterior Pembuluh darah penting: ₋ Plexus Kiesselbach ₋ Plexus Woodruff Perdarahan
  • 27. VENA ₋ Saluran utama → plexus pterygoideus di fossa infratemporalis ₋ drainage lain : v. facialis, (anterior), v. nasalis, sinus cavernosus Perdarahan
  • 28. ₋ anterior → KGB Submandibularis ₋ posterior → KGB cervicalis profunda Limfatik
  • 29. ₋ N.olfactorius ₋ Percabangan N. ophtalmicus, N. Maxillaris ₋ Parasimpatis → N. Facialis ₋ Simpatis → T1 Persarafan
  • 31. ₋ Suatu rongga berisi udara disekitar rongga hidung yang dibatasi oleh tulang wajah dan cranial yang bermuara ke cavitas nasi. ₋ Terdapat 4 sinus: ○ Sinus frontalis ○ Sinus etmoidalis ○ Sinus sphenoidalis ○ Sinus maxillaris ₋ Setiap sinus dilapisi epitel respirasi ₋ Bermuara di cavum nasi ₋ Dipersarafi N. Trigeminalis Sinus Paranasalis
  • 32. ₋ Ukuran bervariasi ₋ Terletak paling superior diantara sinus Berbentuk segitiga dan bagian dari o frontale ₋ Bermuara → Dinding lateral meatus nasi medius bagian anterior hiatus semilunaris ₋ Dipersyarafi → N. supraorbitalis ₋ Diperdarahi → A. ethmoidalis anterior Sinus Frontalis
  • 33. ₋ Struktur sinus maxilaris → Berbentuk pyramid dengan volume 15 ml (34x33x23mm) ₋ Dasar 🡪 Dinding nasal dengan puncak menuju processus zygomaticum ₋ Anterior ○ Foramen intraorbitalis bagian midsuperior dengan N.Infraorbitalis melewati atap sinus dan keluar melewati foramen ○ Bagian paling tipis dinding anterior di atas gigi caninus 🡪 fossa cannina ₋ Atap → Dibentuk dasar orbita ₋ Posterior → Fossa pterygomaxilaris dengan arteri maxillaris interna, ganglion sphenopalatine, kanalis vidian, nervus palatinus, dan foramen rotundum Berhubungan erat dengan pertumbuhan gigi dengan infeksi sinus maxillaris, serta ekstrasi gigi yang menghasilkan fistula oral antral Sinus Maxillaris
  • 34.
  • 35. ₋ Terletak dalam corpus ossis sphenoidales, terbuka ke atap cavitas nasi melalui bukaan pada dinding ₋ Batas: ○ Superior → Cavitas cranii (dekat dengan glandula hypofisis dan chiasma opticum ) ○ Latera→ Sinus cavernosus ○ Inferior dan Anterior 🡪 Cavitas nasi ₋ Dipersyarafi ○ Cabang n. opthalmicus (ramus ethmoidalis posterior) ○ N. maxilaris (ramus orbitalis dari ganglion pterygopalatinum) Sinus Sphenoidalis
  • 36. ₋ Terletak pada kedua sisi os ethmoidale ₋ Dipisahkan: ○ Cavitas orbitalis oleh lamina orbitalis os ethmoidale ○ Cavitas nasi oleh dinding medial labyrinthus ethmoidale ₋ Bermuara ○ Cellulae ethmoidales anterior dan medial → Meatus nasi medius ○ Cellulae ethmoidales posterior bermuara → Meatus nasi superior ₋ Dipersyrafi ○ N. nasociliaris ₋ Rami orbitales N. maxillaris ₋ Diperdarahi → A. ethmoidalis anterior dan posterior Cellular Ethmoidalis
  • 38.
  • 40. ₋ Fungsi respirasi ○ Penyaring udara → vibrissae pada vestibulum nasi, silia, dan mucus ○ Penghangat udara → mukosa nasal akan menjaga suhu dalam cavum nasi berkisar antara 31-37o C ○ Humidifikasi → Menaikkan kelembaban relatif udara hingga 95% sebelum mencapai nasopharynx ₋ Fungsi penghidu ○ Mendeteksi odoran yang memenuhi syarat berikut ○ Volatil → dapat menguap sehingga dapat bercampur dengan udara yang terhirup ke dalam nostril ○ Harus larut air → dapat menembus lapisan mukus untuk mencapai sel olfaktori ○ Sedikit larut dalam lipid → tidak ditolak oleh unsur lipid dari membran silia ₋ Fungsi fonetik ○ nasal aerodynamic berperan dalam modifikasi suara nada tinggi & konsonan ₋ Fungsi statik & mekanis: untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas ₋ Refleks nasal ○ Iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin dan nafas berhent Cavitas Nasi
  • 41. ₋ Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning) ₋ Sebagai penahan suhu (thermal insulators) ₋ Membantu keseimbangan kepala ₋ Membantu resonansi suara ₋ Sebagai peredam perubahan tekanan udara → perubahan tekanan yang besar dan mendadak (misal pada waktu bersin atau membuang ingus) ₋ Membantu produksi mukus → efektif membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi karena mukus ini keluar dari meatus medius Sinus Paranasal
  • 43. ₋ Rinosinusitis pada orang dewasa didefinisikan sebagai radang hidung dan sinus paranasal yang ditandai dengan dua gejala atau lebih, salah satunya harus berupa : ○ hidung tersumbat / obstruksi / kongesti ○ sekret hidung (nasal drip anterior / posterior) ₋ disertai dengan ada atau tidaknya nyeri/tekanan wajah, pengurangan atau hilangnya penciuman, dan lainnya. ₋ Pada endoskopi ditemukan : ○ tanda-tanda polip hidung, ○ sekret mukopurulen terutama dari meatus tengah, ○ edema/obstruksi mukosa terutama di meatus medius. ₋ Pada pemeriksaan CT : perubahan mukosa di dalam kompleks ostiomeatal dan/atau sinus. Definisi
  • 44. Bakteri : Bacteroides dan Streptokokus anaerob TANDA INFEKSI ANAEROB ₋ Sekret berbau busuk ₋ Infeksi terjadi setelah prosedur pembedahan atau infeksi gigi ₋ Kerusakan jaringan dan pembentukan abses ₋ Bakteri campuran yang tampak pada pewarnaan gram atau kultur anaerob adalah gram negatif Etiologi
  • 45. Virus ₋ Rhinovirus ₋ Para influenza 1 dan 2 ₋ Echo 28 ₋ Coxsakie A21 ₋ Respiratori Syncytial virus Etiologi Jamur (jarang) ₋ Rhicerebral phycomycosis ₋ Aspergilosis ₋ Candidiasis
  • 46. ₋ ISPA akibat virus, ₋ rinitis → rinitis alergi, rinitis hormonal pada wanita hamil, ₋ polip hidung, deviasi septum atau hipertrofi konka, ₋ sumbatan kompleks osteomeatal (KOM), ₋ infeksi tonsil, infeksi gigi, ₋ kelainan imunologik, ₋ hipertrofi adenoid ₋ lingkungan berpolusi, udara dingin dan kering ₋ kebiasaan merokok. Keadaaan ini lama-lama menyebabkan ₋ perubahan mukosa dan merusak silia. Faktor Risiko
  • 47. Berdasar lama penyakit, Litton (1971) : ₋ Akut: 1-3 minggu ₋ Subakut: 3 minggu-3 bulan ₋ Kronis: lebih dari 3 bulan Berdasar patologis perubahan jaringan sinus, Eggston (1933) : ₋ Sinusitis hipertrofikan atau polipoid ₋ Sinsuisitis atrofikan atau fibrotik ₋ Sinusitis hipertrofikan papilare Klasifikasi
  • 48.
  • 49.
  • 50. ₋ timbul selama <12 minggu dengan interval bebas gejala jika masalahnya berulang dan dapat terjadi sekali atau lebih dari sekali dalam jangka waktu tertentu. ₋ biasanya dinyatakan sebagai episode setiap tahun tetapi dengan resolusi gejala yang lengkap antar episode. ₋ Pada anak kecil : onset mendadak dari 2 atau lebih gejala ; hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti, atau sekret hidung tidak berwarna, atau batuk ( pagi dan malam hari ) , untuk < 12 minggu Gejala Klinis
  • 51. Mayor ₋ Nyeri/rasa tertekan di wajah ₋ Rasa penuh di wajah ₋ Hidung tersumbat ₋ Hidung berair/ bernanah/ perubahan warna ingus ₋ Penurunan/ berkurangnya penghidu ₋ Nanah dalam rongga hidung ₋ Demam (hanya RS akut) Gejala Klinis Minor ₋ Nyeri kepala ₋ Demam (pada RS kronik) ₋ Bau mulut ₋ Mudah lelah Sakit gigi ₋ Batuk ₋ Nyeri/ rasa tertekan/ rasa penuh di telinga
  • 52. ₋ Pada pemeriksaan rinoskopi anterior atau nasoendoskopi terlihat sekret hidung di meatus medius. Mukosa konka media dan meatus medius mengalami edema dan hiperemis. ₋ Pada pemeriksaan rinoskopi posterior atau nasoendoskopi terlihat sekret belakang hidung (post-nasal drip). ₋ Pada pemeriksaan transiluminasi terlihat sinus yang terkena lebih gelap→ Transluminasi (jarang digunakan) → hanya dapat dilakukan pada sinus frontal dan maxilla Pemeriksaan Fisik
  • 53. Foto polos → posisi waters (sinus maksila dan frontal), PA (sinus frontal) dan lateral (sinus frontal, sfenoid, ethmoid). Akan terlihat perselubungan, air fluid level, atau penebalan mukosa. Pemeriksaan Penunjang
  • 54. ₋ CT-Scan (Gold Standard) 🡪 menunjukan penebalan mukosa yang terisolasi atau difus, perubahan tulang, atau kadar cairan udara. penunjang diagnosis sinusitis kronik yang tidak membaik dengan pengobatan atau pra-operasi sebagai panduan operator saat melakukan operasi sinus. ₋ Kultur dan tes sensitivitas Pemeriksaan Penunjang
  • 56.
  • 57. ₋ Pasien dan keluarga perlu mendapatkan penjelasan yang adekuat mengenai penyakit yang diderita, termasuk faktor risiko yang diduga mendasari 1. Berhenti merokok 2. Meminimalisir pajanan polutan 3. Cukup istirahat dan menjaga hidrasi 4. Pasien dianjurkan untuk membilas/ mencuci hidung secara teratur dengan larutan garam isotoni (saline). Non-Farmakologi
  • 58. Ringan dan tidak ada riwayat pemberian antibiotic ₋ Amoksisilin klavulanat (1,75-4 gr/250 mg/hari atau 45-90 mg/6,4 mg/kg/hari untuk anak), amoksisilin(1,5-4 g/hari atau 45-90 mg/kg/hari untuk anak), atau cefpodoxime, cefuroksim, atau cefdinir ₋ Untuk dewasa yang alergi beta-lactamase diberikan TMP/SMX,doksisiklin atau makrolid, sedangkan anak yang alergi beta-lactamase diberikan TMP/SMX atau makrolid (azitromisin,klaritromisin dan eritromisin) Sedang dan ada riwayat pemberian antibiotik ₋ Direkomendasikan respiratory quinolone (gatifloxacin, levofloxacin,atau moxifloxacin) amoksisilin klavulanat, ceftriaxone dan terapi kombinasi ₋ Dewasa yang alergi beta-lactamase diberikan respiratory quinolone atau klindamisin dan rifampin, sedangkan untuk anak diberikan TMP/SMX, makrolid atau klindamisin. ₋ Bila dalam 72 jam tidak ada perbaikan dan terjadi perburukan gejala, pasien harus direvaluasi. Terapi tambahan meliputi cuci hidung hidung, analgetik, mukolitik dan dekongestan oral. Farmakologi
  • 59. Indikasi: ₋ Komplikasi supurasi seperti subperiosteal orbital abses. ₋ Refraktori sinusitis yang mendasari penyakit paru. ₋ Penyakit kronis yang mengganggu kualitas hidup pasien. Operasi Caldwell-Luc (CWL) ₋ Mengeluarkan lapisan mukosa yang telah rusak secara ireversibel pada sinus maksilaris Operatif
  • 60. Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) ₋ Tujuan : memperbaiki fisiologi hidung dan sinus paranasal ₋ Indikasi : sinusitis akut rekuren, sinusitis kronis, sinusitis jamur alergi, rhinosinusitis hipertrofi kronis, polip, mukokel ₋ Komplikasi : trauma orbita, hematom, pendarahan, kebocoran cairan serebrospinal, herniasi komponen otak, pendarahan intrakranial, meningitis ₋ Perawatan post operasi: rawat inap, antibiotik, terapi komplikasi, follow up (pengangkatan tampon, evaluasi keberhasilan pengobatan) Operatif
  • 61. ₋ Pencegahan primer bertujuan untuk mengurangi kejadian penyakit dengan mengurangi paparan faktor risiko atau pemicu. ₋ Pencegahan sekunder bertujuan untuk mengurangi prevalensi penyakit dengan deteksi dini dan manajemen yang tepat, mengembalikan pasien untuk kesehatan penuh dan mencegah persistensi penyakit. Ini bertujuan untuk mengurangi keparahan dan dampak penyakit sejak awal. ₋ Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi dampak kronis yang sedang berlangsung penyakit dan komplikasinya untuk menjaga kualitas hidup dan berfungsi normal semaksimal mungkin. Pencegahan
  • 62. ₋ Akibat adanya post nasal drip : ○ Faringitis kronis ○ Otitis media ○ Bronkiektasi ○ Gastritis ₋ Komplikasi pada mata ₋ Edema ₋ Selulitis orbital ₋ Abses superiosteal ₋ Abses orbita ₋ Trombosis sinus cavernosus Komplikasi ₋ Komplikasi Intrakranial ○ Meningitis ○ Abses epidural ○ Abses subdural ○ Abses otak ○ Trombosis sinus cavernosus ₋ Mukokel ₋ Osteomielitis
  • 63. ₋ Prognosis RS akut adalah sangat baik, kira-kira 70% pasien sembuh tanpa pengobatan. ₋ Antibiotik hanya diperlukan bila ada gejala. ₋ Rhinosinusitis kronik memiliki masalah yang lebih rumit, jika penyebabnya adalah struktur anatomi yang perlu dikoreksi, maka prognosis menjadi lebih baik. ₋ Lebih dari 90% pasien mengalami perbaikan dengan intervensi bedah. ₋ Penyakit ini sering kambuh → sehingga tindakan preventif adalah hal yang sangat penting. Prognosis