SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
PSAK 56
LABA PER LEMBAR SAHAM
IAS 33 Earning Per Share.
1
Agenda
Tujuan dan Lingkup1.
Laba Per Lembar Saham2.
Perbandingan PSAK3.
C t h d Il t i4 Contoh dan Ilustrasi4.
2
Laba per lembar saham
Laba per saham (LPS) banyak digunakan sebagai alat
analisis keuangananalisis keuangan.
LPS dengan ringkas menyaji kan kinerja perusahaan
dikaitkan dengan saharn beredar.
LPS dikaitkan dengan harga per saham (price-earning
ratio) memberikan gambaran tentang kinerja
perusahaan dibanding dengan uang yang ditanamperusahaan dibanding dengan uang yang ditanam
pemilik perusahaan.
Dua variabel penentu LPS, yaitu:
jumlah laba dalam satu periode; dan
jumlah saham biasa yang beredar selama periode ber
sangkutan.
Ruang Lingkup
Emiten atau perusahaan publik
yang memiliki saham biasa atau
efek berpotensi saham biasaefek berpotensi saham biasa.
Kecuali: Perusahaan yang
b k it t hbukan emiten atau perusahaan
publik.
4
Tujuan
Menetapkan teknik perhitungan,
penyajian dan pengungkapan LPSpenyajian, dan pengungkapan LPS.
Meningkatkan daya banding kinerja
t h d t i dantar perusahaan dan antar periode.
5
LABA PER SAHAM DASAR
LPS dasar dihitung dengan membagi labag g g
atau rugi bersih yang tersedia bagi
pemegang saham biasa (laba bersih
residual) dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar
dalam satu periodedalam satu periode.
LPS Dasar = Laba Bersih ResidualLPS Dasar = Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
6
LABA PER SAHAM DASAR
Laba Residual
Laba bersih dikurangi dengan dividen saham utama.
Di id h t li tiDividen saham utama meliputi:
a) Jumlah dividen dari saham utama (bukan kumulatif) yang
diumumkan bagi periode bersangkutan.
b) J l h di id t k l tif t k l i b ib) Jumlah dividen utama kumulatif yang terakumulasi bagi
periode yang bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau
belum diumumkan.
c) Jumlah dividen saham utama kumulatif untuk periodec) Jumlah dividen saham utama kumulatif untuk periode
bersangkutan tidak mencakup dividen saham utama kumulatif
periode lalu meskipun dividen tersebut diumumkan atau
dibayar dalam periode kini
7
dibayar dalam periode kini.
LABA PER SAHAM DASAR
Jumlah Rata-rata Tertimbang
S h Bi B dSaham Biasa yang Beredar
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang
beredar mengalikan jumlah saham yang beredar
selama jangka waktu tertentu dengan faktor pembobotselama jangka waktu tertentu dengan faktor pembobot
waktu.
Faktor pembobot waktu jumlah hari beredarnyaFaktor pembobot waktu jumlah hari beredarnya
sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari
dalam suatu periode.
8
LABA PER SAHAM DASAR
Jumlah Rata-rata Tertimbang
Saham Biasa yang Beredar
Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika:
a) Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas
Saham Biasa yang Beredar
) y g p j g
diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima (when cash is receivable).
b) Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen
saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal
pembayaran dividenpembayaran dividen.
c) Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang
(misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi
berbunga (the date interest ceases accruing).
d) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagi
instrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi
berbunga (the date interest ceases accruing).
9
LABA PER SAHAM DASAR
Jumlah Rata-rata Tertimbang
Saham Biasa yang Beredar
) S h bi dit bik d l k l i t
Saham Biasa yang Beredar
e) Saham biasa yang diterbikan dalam rangka penyelesaian utang
(settlement) perusahaan diperhitungkan sejak tanggal
penyelsaian tersebut.
f) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atasf) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas
perolehan aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggal perolehan
tersebut diakui, dan
g) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasag) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa
kepada perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan
diterima perusahaan.
10
LABA PER SAHAM DASAR
“Apabila dalam satu periode ada perubahan jumlah saham
beredar yang tidak mengubah sumber daya, selain peristiwa
konversi efek berpotensi saham biasa, maka jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar selama satu periodetertimbang saham biasa yang beredar selama satu periode
dan untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan.” (par. 20)
C t hContoh :
a) Kapitalisasi laba (dividen saham) dan kapitalisasi agio saham
yang dikenal sebagai penerbitan saham bonus,
b) Unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya,
c) Pemecahan saham (stock split), dan
d) Penggabungan saham (consolidation of stocks atau reverse of
11
) gg g (
stock split)
LABA PER SAHAM DILUSIAN
Dalam perhitungan LPS dilusian, laba residual dan jumlah
t t t ti b h bi b d hrata-rata tertimbang saham biasa beredar harus
disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari semua
efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
Laba Bersih Residual Penyesuaian atas
Efek berpotensi+/+
EPS Jumlah Rata-rata
Tertimbang Saham Biasa
Efek berpotensi
saham biasa yang
dilutif
=
/
atau
-/-
LPS Dasar
12
LPS Dilusian
LABA PER SAHAM DILUSIAN
Penyesuaian Penyesuaian
Laba (setelah pajak)
Dividen dari efek berpotensi
saham biasa beredar
Ditambah jumlah rata-rataDividen dari efek berpotensi
saham biasa yang bersifat
dilutif.
Bunga dari efek perpotensi
Ditambah jumlah rata rata
tertimbang saham yang akan
diterbitkan dengan asumsi semua
efek berpotensi saham biasaBunga dari efek perpotensi
saham biasa yang dilutif , yang
diakui pada periode
bersangkutan (1-T).
p
dikonversikan menjadi saham
biasa.
Konversi tersebut diasumsikang ( )
Perubahan pendapatan atau
beban dari konversi efek
berpotensi saham biasa yang
terjadi pada awal periode, atau
pada tanggal penerbitan efek
berpotensi saham biasa tersebut,
13
p y g
sifatnya dilutif. jika penerbitannya lebih akhir.
LABA PER SAHAM DILUSIAN - OPSI
• Diasumsikan semua opsi yang dilutif dan efek berpotensi saham
bi l i dil tif dil k kbiasa lainnya yang dilutif dilaksanakan..
• Penerimaan dana dari penerbitan tersebut dianggap sebagai
penerimaan dari penerbitan sejumlah saham dengan nilai wajar.
• Selisih antara:
a) Jumlah saham yang diterbitkan berdasarkan opsi atau efek
berpotensi saham biasa lainnya, dan
b) Jumlah saham yang diasumsikan diterbitkan menurut nilai
wajarnya.
Diperlakukan sebagai penerbitan saham biasa tanpa penerimaan
sumber daya.
Metode Metode Treasury Stock atau Treasury Share
14
Metode Metode Treasury Stock atau Treasury Share.
CONTOH TRANSAKSI – METODE TREASURY SHARE
PT ABC memiliki 2.00 opsi beredar dengan harga exercise Rp 500.000,-
d h j h k dit bitk d l h R 600 000dan harga wajar saham yang akan diterbitkan adalah Rp 600.000,-.
Berapakah asumsi penambahan jumlah saham biasa yang beredar ?
Penambahan jumlah saham biasa yang beredar:
= Harga wajar – harga opsi x Jumlah lembar opsiHarga wajar harga opsi x Jumlah lembar opsi
Harga wajar
600 0000 500 000 2 000 l b i= 600.0000 – 500.000 x 2.000 lembar opsi
500.0000
15
= 400 lembar saham biasa
EFEK BERPOTENSI SAHAM BIASA ANTIDILUTIF
Efek berpotensi saham biasa dianggap dilutifEfek berpotensi saham biasa dianggap dilutif
MENURUNKAN laba bersih per saham dari operasi
normal berkelanjutan.
U t k t k f k dil tif k l b b ihUntuk menentukan efek dilutif menggunakan laba bersih
dari operasi normal dikurangi dividen saham utama
(operasi tidak dilanjutkan dikeluarkan)( p j )
Efek berpotensi saham biasa bersifat ANTIDILUTIF
meningkatkan LPS dari operasi normal yang
berkelanjutan atau menurunkan rugi per saham dariberkelanjutan, atau menurunkan rugi per saham dari
operasi norma yang berkelanjutan.
Efek berpotensi saham biasa yang antidilutif DIABAIKAN.
16
EFEK BERPOTENSI SAHAM BIASA ANTIDILUTIF
Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi sahamDalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham
memiliki dampak dilutif atau antidilutif, maka setiap penerbitan
harus dipertimbangkan secara terpisah, bukan secara
agregat atau keseluruhanagregat atau keseluruhan.
Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi saham
biasa dapat mempengaruhi keputusan apakah efek tersebut
digolongkan dilutif atau tidakdigolongkan dilutif atau tidak.
Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan
atau setiap seri penerbitan saham harus dipertimbangkan
dalam urutan mulai dari yang paling dilutif ke yang palingdalam urutan mulai dari yang paling dilutif ke yang paling
sedikit sifat dilutifnya.
17
CONTOH TRANSAKSI - LPS DILUSIAN
PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN
Perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS Dilusian pada
- Penyajian -
Perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS Dilusian pada
laporan laba rugi untuk seluruh periode yang disajikan.
Penyajian LPS Dasar dan Dilusian harus tetap dilakukan, meskipun
jumlahnya negatif karena perusahaan menderita rugi (rugi perj y g p g ( g p
saham).
P k
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut ini:
a) Jumlah laba (rugi) yang dipakai sebagai pembilang dalam
- Pengungkapan -
) ( g ) y g p g p g
perhitungan LPS dasar dan dilusian, dan rekonsiliasinya dengan
laba (rugi) untuk periode yang bersangkutan, dan
b) Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar yang dipakai sebagai
penyebut dalam penghitungan LPS Dasar dan Dilusian dan
22
penyebut dalam penghitungan LPS Dasar dan Dilusian, dan
rekonsiliasi penyebut-penyebut satu dengan yang lain.
PENYAJIAN KEMBALI
Jika jumlah saham biasa atau efek berpotensi saham biasa naik dengan
adanya penerbitan saham bonus (kapitalisasi agio saham) dividen sahamadanya penerbitan saham bonus (kapitalisasi agio saham), dividen saham
(kapitalisasi laba) atau pemecahan saham, atau turun karena penggabungan
saham (reverse stock split), maka penghitungan LPS dasar dan LPS dilusian
untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan secara retrospektif. Jika
perubahan terjadi setelah tanggal neraca, namun sebelum laporan keuangan
diterbitkan, maka angka-angka per saham untuk seluruh periode laporan
keuangan yang disajikan harus didasarkan pada jumlah baru saham yang
beredar Jika perhitungan angka per saham mencerminkan perubahan dalamberedar. Jika perhitungan angka per saham mencerminkan perubahan dalam
jumlah saham, maka hal ini harus diungkapkan. Di samping itu, LPS dasar dan
dilusian untuk seluruh periode laporan keuangan harus disesuaikan dengan:
(a) Dampak kesalahan mendasar dan penyesuaian yang terjadi karena
perubahan kebijakan akuntansi; dan
(b) Dampak penggabungan usaha yang merupakan penyatuan kepemilikan
23
CONTOH 2 : PENERBITAN SAHAM BONUS
Laba bersih 20X0 Rp 1.800.000.000,00
L b b ih 20X1 R 6 000 000 000 00Laba bersih 20X1 Rp 6.000.000.000,00
Saham biasa yang beredar
sampai
30 S b 20X1 2 000 000 h30 September 20X1 2.000.000 saham
Penerbitan saham bonus per 2 saham bonus untuk setiap saham
biasa
1 Oktober 20X1 Yang beredar pada 30 September 20X1
2.000.000 x 2 = 4.000.000 saham
Laba per saham 20X1 Rp 6.000.000.000,00
R 1 000 00= Rp 1.000,00
(2.000.000+4.000.000)
LPS 20X0 yang telah
disesuaikan
Rp 1.800.000.000,00
= Rp 300 00
24
Rp 300,00
(2.000.000+4.000.000)
ED PSAK 56 (R 2010)
• Entitas menghitung jumlah laba per saham dasar dan dilusian atas
laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang sahamlaba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham
biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba atau rugi dari operasi
normal berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada pemegang
saham biasa tersebut.saham biasa tersebut.
• Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi
yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa
entitas induk (pembilang) dengan jumlah rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar (penyebut) dalam suatu periode.
• Untuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian, entitas
melakukan penyesuaian terhadap laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan
jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar, atas dampak
dari semua efek yang mempunyai potensi saham biasa yang
bersifat dilutifbersifat dilutif.
ED PSAK 56 (R 2010)
• Pernyataan ini diterapkan pada: (a) laporan keuangan individual entitas; dan (b) laporan
keuangan konsolidasian suatu grup dengan entitas induk
• Ketika entitas menyajikan laporan keuangan konsolidasian sekaligus laporan keuangan tersendiriy j p g g p g
(PSAK 4 R 2009) pengungkapan yang disyaratkan hanya berdasarkan informasi konsolidasi.
• Entitas yang memilih untuk mengungkapkan LPS berdasarkan laporan keuangan tersendiri
menyajikan informasi LPS hanya dalam laba rugi komprehensifnya. Entitas tidak diperkenankan
menyajikan informasi laba per saham tersebut dalam laporan keuangan konsolidasian
• Jika entitas menyajikan komponen laba atau rugi pada laporan laba rugi tersendiri (PSAK 1 R• Jika entitas menyajikan komponen laba atau rugi pada laporan laba rugi tersendiri (PSAK 1 R
2009), maka entitas menyajikan laba per saham hanya dalam laporan laba rugi tersendiri.
PSAK 56 (2010) vs PSAK 56 (1999)
PSAK 56 (2010) PSAK 56 (1999)PSAK 56 (2010) PSAK 56 (1999)
Ruang Lingkup Penyajian laba per saham hanya
boleh disajikan pada laporan laba
rugi tersendiri, jika entitas
Tidak diatur
rugi tersendiri, jika entitas
menyajikan komponen laba rugi
pada laporan laba rugi tersendiri.
LPS Dasar dan
Dilusian
LPS Dasar dan Dilusian dihitung
atas:
laba atau rugi yang dapat dia
tribusikan dan
Laba per saham dasar
dan dilusian dihitung atas
laba atau rugi yang dapat
diatribusikantribusikan dan,
jika disajikan, laba atau rugi
operasi normal berkelanjutan
yang dapat diatribusikan ke
diatribusikan.
pemegang saham biasa entitas
induk.
PSAK 56 (2010) vs PSAK 56 (1999)
PSAK 56 (2010) PSAK 56 (1999)PSAK 56 (2010) PSAK 56 (1999)
Kontrak yang
dapat
diselesaikan
Mengatur kontrak yang dapat
diselesaikan dengan saham biasa
atau kas pilihan entitas (at the
Tidak diatur
diselesaikan
dengan saham
biasa atau kas
atau kas pilihan entitas (at the
entity’s option) dan pilihan
pemegang kontrak (at the holder’s
option).
Opsi jual yang
diterbitkan
(written put
Mengatur perlakuan kontrak yang
mewajibkan entitas membeli
kembali sahamnya (misalnya
Tidak diatur
(written put
option)
kembali sahamnya (misalnya
written put option, forward
purchase contract)
ED PSAK 56 (R 2010)
Untuk penghitungan laba per saham dasar, jumlah laba
d t di t ib ik k d hyang dapat diatribusikan kepada pemegang saham
biasa entitas induk terkait dengan:
a laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutana. laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan
yang dapat diatribusikan kepada entitas induk; dan
b. laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepadag y g p p
entitas induk
merupakan jumlah pada huruf (a) dan (b) yang
disesuaikan dengan jumlah dividen preferen setelah
pajak, selisih yang berasal dari penyelesaian saham
preferen, dan akibat lain yang sejenis dari sahampreferen, dan akibat lain yang sejenis dari saham
preferen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
ED PSAK 56 (R 2010)
Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
Opsi, Waran, dan Instrumen Keuangan Sejenis
Instrumen yang Dapat Dikonversikan
Saham yang Dapat Ditempatkan Secara Kontinjen
S h bi d t dit tk k ti jSaham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen
dianggap sebagai saham yang beredar dan
diperhitungkan dalam perhitungan laba per saham dilusian
jik k di i t hi ( it i ti t l h t j di)jika kondisinya terpenuhi (yaitu peristiwanya telah terjadi).
Jika kondisinya tidak terpenuhi, maka jumlah saham biasa
yang dapat ditempatkan secara kontinjen didasarkan pada
jumlah saham yang seolah-olah akan ditempatkan jika
saat akhir periode merupakan akhir periode kontinjensi.
ED PSAK 56 (R 2010)
Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
Kontrak yang Dapat Diselesaikan dengan Saham Biasa
t Katau Kas
Ketika entitas telah menerbitkan sebuah kontrak yang
dapat diselesaikan dalam bentuk saham biasa atau kasp
berdasarkan pilihan entitas, maka entitas menganggap
kontrak tersebut akan diselesaikan dalam bentuk saham
biasa dan efek berpotensi saham biasa yang dihasilkanbiasa dan efek berpotensi saham biasa yang dihasilkan
tersebut dimasukkan dalam laba per saham dilusian
apabila pengaruhnya bersifat dilutif.
Untuk kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentukUntuk kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentuk
saham biasa ataupun kas berdasarkan pilihan pemegang
kontrak, penyelesaian dengan kas dan saham yang lebih
bersifat dilutif digunakan dalam perhitungan laba perbersifat dilutif digunakan dalam perhitungan laba per
saham dilusian.
ED PSAK 56 (R 2010)
Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
Opsi yang Dibelip y g
Kontrak seperti opsi jual dan opsi beli yang dibeli
entitas (seperti opsi yang dimiliki entitas atas saham
entitas itu sendiri) tidak dimasukkan dalamentitas itu sendiri) tidak dimasukkan dalam
perhitungan laba per saham dilusian karena
memasukkan opsi tersebut dapat bersifat antidilutif.
ED PSAK 56 (R 2010)
Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
Opsi jual yang diterbitkan (Written put options)
Kontrak yang mengharuskan entitas untuk membeli kembali sahamnya
sendiri, seperti opsi jual yang diterbitkan (written put option) dan forward
purchase contract, tercermin dalam perhitungan laba per saham dilusian jika
berdampak dilutif.
Jika kontrak kontrak ini dalam kondisi “in the money” selama periode tersebutJika kontrak-kontrak ini dalam kondisi in the money selama periode tersebut
(harga penyelesaian di atas rata-rata harga pasar), maka dampak dilutif
potensial terhadap laba per saham dihitung sebagai berikut:
a. Diasumsikan pada awal periode pelaporan sejumlah saham biasaa. Diasumsikan pada awal periode pelaporan sejumlah saham biasa
akan ditempatkan (pada rata-rata harga pasar selama periode tersebut)
untuk mendapatkan dana untuk memenuhi kontrak ;
b. Diasumsikan dana hasil penerbitan saham tersebut digunakan untuk
memenuhi kontrak (yaitu pembelian kembali saham); dan
c. tambahan saham biasa (selisih antara jumlah saham yang diasumsikan
ditempatkan dan jumlah saham biasa yang diterima dari pemenuhan
kontrak) harus dimasukkan dalam perhitungan laba per saham dilusiankontrak) harus dimasukkan dalam perhitungan laba per saham dilusian.
PERBEDAAN DENGAN IFRS
ED PSAK 56 (revisi 2010): Laba Per Saham
d i l h d l IAS 33mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 33
Earning Per Share per Januari 2009, kecuali:
Ruang lingkup mengenai "laporan keuanganRuang lingkup mengenai laporan keuangan
tersendiri (separate financial statement)" tidak
diadopsi karena pengaturannya disesuaikan
dengan PSAK 4 (revisi 2010): Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
Tanggal efektif tidak diadopsi karena tidakTanggal efektif tidak diadopsi karena tidak
relevan.
REFERENSI
PSAK No. 56 tentang Laba Per Saham (1999)g ( )
PSAK No. 56 tentang Laba Per Saham (Revisi 2010)
Intermediate Accounting IFRS Edition Vol. 2 (Kieso dkk.)
35

More Related Content

What's hot

pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaNisa Uzumakiy
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSujatmiko Wibowo
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshinacitra Joni
 
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangBab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangmahesa-jenar
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillFuturum2
 
Psak 107 ijarah
Psak 107 ijarahPsak 107 ijarah
Psak 107 ijarahcitra Joni
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendekPrass Anjar
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Fair Nurfachrizi
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAMahyuni Bjm
 
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanKebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahcitra Joni
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatTatang Suwandi
 
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikSistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikOcta Libriyanti
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 

What's hot (20)

pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshina
 
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangBab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
 
Realisasi Anggaran Publik
Realisasi Anggaran PublikRealisasi Anggaran Publik
Realisasi Anggaran Publik
 
Psak 107 ijarah
Psak 107 ijarahPsak 107 ijarah
Psak 107 ijarah
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendek
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanKebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabah
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikSistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 

Viewers also liked

Solutions Financial Accounting - Non Current Liabilities
Solutions Financial Accounting - Non Current LiabilitiesSolutions Financial Accounting - Non Current Liabilities
Solutions Financial Accounting - Non Current LiabilitiesFabiola Kristi
 
Exercises Financial Accounting - Stockholders Equity
Exercises Financial Accounting - Stockholders EquityExercises Financial Accounting - Stockholders Equity
Exercises Financial Accounting - Stockholders EquityFabiola Kristi
 
Exercises Financial Accounting - Investment
Exercises Financial Accounting - InvestmentExercises Financial Accounting - Investment
Exercises Financial Accounting - InvestmentFabiola Kristi
 
Exercises Financial Accounting - Non Current Liabilities
Exercises Financial Accounting - Non Current LiabilitiesExercises Financial Accounting - Non Current Liabilities
Exercises Financial Accounting - Non Current LiabilitiesFabiola Kristi
 
FORMULIR TABUNGAN 3I-NETWORKS CAR [WWW.TABUNGANINVESTASI.COM]
FORMULIR TABUNGAN 3I-NETWORKS CAR [WWW.TABUNGANINVESTASI.COM]FORMULIR TABUNGAN 3I-NETWORKS CAR [WWW.TABUNGANINVESTASI.COM]
FORMULIR TABUNGAN 3I-NETWORKS CAR [WWW.TABUNGANINVESTASI.COM]WWW.TABUNGANINVESTASI.COM
 
Solutions Financial Accounting - Stockholders Equity
Solutions Financial Accounting - Stockholders EquitySolutions Financial Accounting - Stockholders Equity
Solutions Financial Accounting - Stockholders EquityFabiola Kristi
 
Solutions Financial Accounting - Investment
Solutions Financial Accounting - InvestmentSolutions Financial Accounting - Investment
Solutions Financial Accounting - InvestmentFabiola Kristi
 
Exercises Financial Accounting - Dilutive Securities & EPS
Exercises Financial Accounting - Dilutive Securities & EPSExercises Financial Accounting - Dilutive Securities & EPS
Exercises Financial Accounting - Dilutive Securities & EPSFabiola Kristi
 
Exercises Financial Accounting - Cash Flow
Exercises Financial Accounting - Cash FlowExercises Financial Accounting - Cash Flow
Exercises Financial Accounting - Cash FlowFabiola Kristi
 
Exercises Financial Accounting - EPS & Investment
Exercises Financial Accounting - EPS & InvestmentExercises Financial Accounting - EPS & Investment
Exercises Financial Accounting - EPS & InvestmentFabiola Kristi
 
Exercises Financial Accounting - Accounting Changes and Error
Exercises Financial Accounting - Accounting Changes and ErrorExercises Financial Accounting - Accounting Changes and Error
Exercises Financial Accounting - Accounting Changes and ErrorFabiola Kristi
 

Viewers also liked (20)

Investment
InvestmentInvestment
Investment
 
Solutions Financial Accounting - Non Current Liabilities
Solutions Financial Accounting - Non Current LiabilitiesSolutions Financial Accounting - Non Current Liabilities
Solutions Financial Accounting - Non Current Liabilities
 
Exercises Financial Accounting - Stockholders Equity
Exercises Financial Accounting - Stockholders EquityExercises Financial Accounting - Stockholders Equity
Exercises Financial Accounting - Stockholders Equity
 
Equities
EquitiesEquities
Equities
 
Exercises Financial Accounting - Investment
Exercises Financial Accounting - InvestmentExercises Financial Accounting - Investment
Exercises Financial Accounting - Investment
 
PPE (1)
PPE (1)PPE (1)
PPE (1)
 
Exercises Financial Accounting - Non Current Liabilities
Exercises Financial Accounting - Non Current LiabilitiesExercises Financial Accounting - Non Current Liabilities
Exercises Financial Accounting - Non Current Liabilities
 
Revenue
RevenueRevenue
Revenue
 
Dilutive Securities
Dilutive SecuritiesDilutive Securities
Dilutive Securities
 
Accounting for Leases
Accounting for LeasesAccounting for Leases
Accounting for Leases
 
FORMULIR TABUNGAN 3I-NETWORKS CAR [WWW.TABUNGANINVESTASI.COM]
FORMULIR TABUNGAN 3I-NETWORKS CAR [WWW.TABUNGANINVESTASI.COM]FORMULIR TABUNGAN 3I-NETWORKS CAR [WWW.TABUNGANINVESTASI.COM]
FORMULIR TABUNGAN 3I-NETWORKS CAR [WWW.TABUNGANINVESTASI.COM]
 
Solutions Financial Accounting - Stockholders Equity
Solutions Financial Accounting - Stockholders EquitySolutions Financial Accounting - Stockholders Equity
Solutions Financial Accounting - Stockholders Equity
 
Solutions Financial Accounting - Investment
Solutions Financial Accounting - InvestmentSolutions Financial Accounting - Investment
Solutions Financial Accounting - Investment
 
Exercises Financial Accounting - Dilutive Securities & EPS
Exercises Financial Accounting - Dilutive Securities & EPSExercises Financial Accounting - Dilutive Securities & EPS
Exercises Financial Accounting - Dilutive Securities & EPS
 
Exercises Financial Accounting - Cash Flow
Exercises Financial Accounting - Cash FlowExercises Financial Accounting - Cash Flow
Exercises Financial Accounting - Cash Flow
 
DFD dan Flowchart
DFD dan FlowchartDFD dan Flowchart
DFD dan Flowchart
 
Exercises Financial Accounting - EPS & Investment
Exercises Financial Accounting - EPS & InvestmentExercises Financial Accounting - EPS & Investment
Exercises Financial Accounting - EPS & Investment
 
Materi kuliah Saham
Materi kuliah SahamMateri kuliah Saham
Materi kuliah Saham
 
Exercises Financial Accounting - Accounting Changes and Error
Exercises Financial Accounting - Accounting Changes and ErrorExercises Financial Accounting - Accounting Changes and Error
Exercises Financial Accounting - Accounting Changes and Error
 
Train the trainers
Train the trainers Train the trainers
Train the trainers
 

Similar to Psak 56-laba-per-lembar-saham-ias-33-earning-per-share-240911

LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptxLABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptxsulaeman56
 
Laba per lembar saham
Laba per lembar sahamLaba per lembar saham
Laba per lembar sahamRustandianna
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptxNinaMaqfirah1
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptxMariaUlfa646706
 
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptxAkuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptxHamamAhmad
 
Saham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaSaham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaaandfaizal
 
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36Indra Yu
 
KELOMPOK 5_BAB 6_MANAJEMEN KEUANGAN_21AK3-1.pptx
KELOMPOK 5_BAB 6_MANAJEMEN KEUANGAN_21AK3-1.pptxKELOMPOK 5_BAB 6_MANAJEMEN KEUANGAN_21AK3-1.pptx
KELOMPOK 5_BAB 6_MANAJEMEN KEUANGAN_21AK3-1.pptxMichzanArobi
 
PSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetapPSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetapIndra Yu
 
Analisa terhadap LAPORAN KEUANGAN Perusahaan _Training "FINANCE For NONFINANCE".
Analisa terhadap LAPORAN KEUANGAN Perusahaan _Training "FINANCE For NONFINANCE".Analisa terhadap LAPORAN KEUANGAN Perusahaan _Training "FINANCE For NONFINANCE".
Analisa terhadap LAPORAN KEUANGAN Perusahaan _Training "FINANCE For NONFINANCE".Kanaidi ken
 
Manajemen keuangan (pengantar)
Manajemen keuangan (pengantar)Manajemen keuangan (pengantar)
Manajemen keuangan (pengantar)Lehandra
 
Aspek KeuanganAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Aspek KeuanganAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAspek KeuanganAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Aspek KeuanganAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAProboKusumo2
 
analisa-rasio-keuangan.ppt
analisa-rasio-keuangan.pptanalisa-rasio-keuangan.ppt
analisa-rasio-keuangan.pptMonika562762
 
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BENTUK-BENTUK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BENTUK-BENTUK ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISA LAPORAN KEUANGAN BENTUK-BENTUK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BENTUK-BENTUK ANALISIS LAPORAN KEUANGANAndriyanto39063
 

Similar to Psak 56-laba-per-lembar-saham-ias-33-earning-per-share-240911 (20)

LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptxLABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
 
Laba per lembar saham
Laba per lembar sahamLaba per lembar saham
Laba per lembar saham
 
Minggu ke 5
Minggu ke 5Minggu ke 5
Minggu ke 5
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
 
Analisis rasio 1
Analisis rasio 1Analisis rasio 1
Analisis rasio 1
 
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptxAkuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptx
 
Financial statement analysis
Financial statement analysisFinancial statement analysis
Financial statement analysis
 
Analisis rasio laporan keuangan
Analisis rasio laporan keuanganAnalisis rasio laporan keuangan
Analisis rasio laporan keuangan
 
Akm ch 16 IFRS
Akm ch 16 IFRSAkm ch 16 IFRS
Akm ch 16 IFRS
 
Saham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaSaham dan valuasinya
Saham dan valuasinya
 
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
 
KELOMPOK 5_BAB 6_MANAJEMEN KEUANGAN_21AK3-1.pptx
KELOMPOK 5_BAB 6_MANAJEMEN KEUANGAN_21AK3-1.pptxKELOMPOK 5_BAB 6_MANAJEMEN KEUANGAN_21AK3-1.pptx
KELOMPOK 5_BAB 6_MANAJEMEN KEUANGAN_21AK3-1.pptx
 
PSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetapPSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetap
 
Sekuritas Dilutif Bag 3
Sekuritas Dilutif Bag 3Sekuritas Dilutif Bag 3
Sekuritas Dilutif Bag 3
 
Analisa terhadap LAPORAN KEUANGAN Perusahaan _Training "FINANCE For NONFINANCE".
Analisa terhadap LAPORAN KEUANGAN Perusahaan _Training "FINANCE For NONFINANCE".Analisa terhadap LAPORAN KEUANGAN Perusahaan _Training "FINANCE For NONFINANCE".
Analisa terhadap LAPORAN KEUANGAN Perusahaan _Training "FINANCE For NONFINANCE".
 
Manajemen keuangan (pengantar)
Manajemen keuangan (pengantar)Manajemen keuangan (pengantar)
Manajemen keuangan (pengantar)
 
Aspek KeuanganAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Aspek KeuanganAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAspek KeuanganAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Aspek KeuanganAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
 
analisa-rasio-keuangan.ppt
analisa-rasio-keuangan.pptanalisa-rasio-keuangan.ppt
analisa-rasio-keuangan.ppt
 
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BENTUK-BENTUK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BENTUK-BENTUK ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISA LAPORAN KEUANGAN BENTUK-BENTUK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BENTUK-BENTUK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 

More from Sri Apriyanti Husain

7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husainSri Apriyanti Husain
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husainSri Apriyanti Husain
 
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubFormulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubSri Apriyanti Husain
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3Sri Apriyanti Husain
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3Sri Apriyanti Husain
 
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...Sri Apriyanti Husain
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamReview jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamSri Apriyanti Husain
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Sri Apriyanti Husain
 
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Sri Apriyanti Husain
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiSri Apriyanti Husain
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiSri Apriyanti Husain
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Sri Apriyanti Husain
 
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Sri Apriyanti Husain
 
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokPsak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokSri Apriyanti Husain
 

More from Sri Apriyanti Husain (20)

7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
 
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubFormulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
 
Tugas regresi berganda
Tugas regresi bergandaTugas regresi berganda
Tugas regresi berganda
 
Alfamart
AlfamartAlfamart
Alfamart
 
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamReview jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
 
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadi
 
Review disertasi full
Review disertasi fullReview disertasi full
Review disertasi full
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadi
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
 
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
 
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
 
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokPsak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
 

Recently uploaded

SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 

Recently uploaded (20)

SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 

Psak 56-laba-per-lembar-saham-ias-33-earning-per-share-240911

  • 1. PSAK 56 LABA PER LEMBAR SAHAM IAS 33 Earning Per Share. 1
  • 2. Agenda Tujuan dan Lingkup1. Laba Per Lembar Saham2. Perbandingan PSAK3. C t h d Il t i4 Contoh dan Ilustrasi4. 2
  • 3. Laba per lembar saham Laba per saham (LPS) banyak digunakan sebagai alat analisis keuangananalisis keuangan. LPS dengan ringkas menyaji kan kinerja perusahaan dikaitkan dengan saharn beredar. LPS dikaitkan dengan harga per saham (price-earning ratio) memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dibanding dengan uang yang ditanamperusahaan dibanding dengan uang yang ditanam pemilik perusahaan. Dua variabel penentu LPS, yaitu: jumlah laba dalam satu periode; dan jumlah saham biasa yang beredar selama periode ber sangkutan.
  • 4. Ruang Lingkup Emiten atau perusahaan publik yang memiliki saham biasa atau efek berpotensi saham biasaefek berpotensi saham biasa. Kecuali: Perusahaan yang b k it t hbukan emiten atau perusahaan publik. 4
  • 5. Tujuan Menetapkan teknik perhitungan, penyajian dan pengungkapan LPSpenyajian, dan pengungkapan LPS. Meningkatkan daya banding kinerja t h d t i dantar perusahaan dan antar periode. 5
  • 6. LABA PER SAHAM DASAR LPS dasar dihitung dengan membagi labag g g atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periodedalam satu periode. LPS Dasar = Laba Bersih ResidualLPS Dasar = Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa 6
  • 7. LABA PER SAHAM DASAR Laba Residual Laba bersih dikurangi dengan dividen saham utama. Di id h t li tiDividen saham utama meliputi: a) Jumlah dividen dari saham utama (bukan kumulatif) yang diumumkan bagi periode bersangkutan. b) J l h di id t k l tif t k l i b ib) Jumlah dividen utama kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan. c) Jumlah dividen saham utama kumulatif untuk periodec) Jumlah dividen saham utama kumulatif untuk periode bersangkutan tidak mencakup dividen saham utama kumulatif periode lalu meskipun dividen tersebut diumumkan atau dibayar dalam periode kini 7 dibayar dalam periode kini.
  • 8. LABA PER SAHAM DASAR Jumlah Rata-rata Tertimbang S h Bi B dSaham Biasa yang Beredar Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar mengalikan jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu dengan faktor pembobotselama jangka waktu tertentu dengan faktor pembobot waktu. Faktor pembobot waktu jumlah hari beredarnyaFaktor pembobot waktu jumlah hari beredarnya sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode. 8
  • 9. LABA PER SAHAM DASAR Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika: a) Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas Saham Biasa yang Beredar ) y g p j g diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima (when cash is receivable). b) Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal pembayaran dividenpembayaran dividen. c) Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang (misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing). d) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagi instrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing). 9
  • 10. LABA PER SAHAM DASAR Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar ) S h bi dit bik d l k l i t Saham Biasa yang Beredar e) Saham biasa yang diterbikan dalam rangka penyelesaian utang (settlement) perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelsaian tersebut. f) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atasf) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui, dan g) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasag) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima perusahaan. 10
  • 11. LABA PER SAHAM DASAR “Apabila dalam satu periode ada perubahan jumlah saham beredar yang tidak mengubah sumber daya, selain peristiwa konversi efek berpotensi saham biasa, maka jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama satu periodetertimbang saham biasa yang beredar selama satu periode dan untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan.” (par. 20) C t hContoh : a) Kapitalisasi laba (dividen saham) dan kapitalisasi agio saham yang dikenal sebagai penerbitan saham bonus, b) Unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya, c) Pemecahan saham (stock split), dan d) Penggabungan saham (consolidation of stocks atau reverse of 11 ) gg g ( stock split)
  • 12. LABA PER SAHAM DILUSIAN Dalam perhitungan LPS dilusian, laba residual dan jumlah t t t ti b h bi b d hrata-rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. Laba Bersih Residual Penyesuaian atas Efek berpotensi+/+ EPS Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa Efek berpotensi saham biasa yang dilutif = / atau -/- LPS Dasar 12 LPS Dilusian
  • 13. LABA PER SAHAM DILUSIAN Penyesuaian Penyesuaian Laba (setelah pajak) Dividen dari efek berpotensi saham biasa beredar Ditambah jumlah rata-rataDividen dari efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif. Bunga dari efek perpotensi Ditambah jumlah rata rata tertimbang saham yang akan diterbitkan dengan asumsi semua efek berpotensi saham biasaBunga dari efek perpotensi saham biasa yang dilutif , yang diakui pada periode bersangkutan (1-T). p dikonversikan menjadi saham biasa. Konversi tersebut diasumsikang ( ) Perubahan pendapatan atau beban dari konversi efek berpotensi saham biasa yang terjadi pada awal periode, atau pada tanggal penerbitan efek berpotensi saham biasa tersebut, 13 p y g sifatnya dilutif. jika penerbitannya lebih akhir.
  • 14. LABA PER SAHAM DILUSIAN - OPSI • Diasumsikan semua opsi yang dilutif dan efek berpotensi saham bi l i dil tif dil k kbiasa lainnya yang dilutif dilaksanakan.. • Penerimaan dana dari penerbitan tersebut dianggap sebagai penerimaan dari penerbitan sejumlah saham dengan nilai wajar. • Selisih antara: a) Jumlah saham yang diterbitkan berdasarkan opsi atau efek berpotensi saham biasa lainnya, dan b) Jumlah saham yang diasumsikan diterbitkan menurut nilai wajarnya. Diperlakukan sebagai penerbitan saham biasa tanpa penerimaan sumber daya. Metode Metode Treasury Stock atau Treasury Share 14 Metode Metode Treasury Stock atau Treasury Share.
  • 15. CONTOH TRANSAKSI – METODE TREASURY SHARE PT ABC memiliki 2.00 opsi beredar dengan harga exercise Rp 500.000,- d h j h k dit bitk d l h R 600 000dan harga wajar saham yang akan diterbitkan adalah Rp 600.000,-. Berapakah asumsi penambahan jumlah saham biasa yang beredar ? Penambahan jumlah saham biasa yang beredar: = Harga wajar – harga opsi x Jumlah lembar opsiHarga wajar harga opsi x Jumlah lembar opsi Harga wajar 600 0000 500 000 2 000 l b i= 600.0000 – 500.000 x 2.000 lembar opsi 500.0000 15 = 400 lembar saham biasa
  • 16. EFEK BERPOTENSI SAHAM BIASA ANTIDILUTIF Efek berpotensi saham biasa dianggap dilutifEfek berpotensi saham biasa dianggap dilutif MENURUNKAN laba bersih per saham dari operasi normal berkelanjutan. U t k t k f k dil tif k l b b ihUntuk menentukan efek dilutif menggunakan laba bersih dari operasi normal dikurangi dividen saham utama (operasi tidak dilanjutkan dikeluarkan)( p j ) Efek berpotensi saham biasa bersifat ANTIDILUTIF meningkatkan LPS dari operasi normal yang berkelanjutan atau menurunkan rugi per saham dariberkelanjutan, atau menurunkan rugi per saham dari operasi norma yang berkelanjutan. Efek berpotensi saham biasa yang antidilutif DIABAIKAN. 16
  • 17. EFEK BERPOTENSI SAHAM BIASA ANTIDILUTIF Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi sahamDalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham memiliki dampak dilutif atau antidilutif, maka setiap penerbitan harus dipertimbangkan secara terpisah, bukan secara agregat atau keseluruhanagregat atau keseluruhan. Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi saham biasa dapat mempengaruhi keputusan apakah efek tersebut digolongkan dilutif atau tidakdigolongkan dilutif atau tidak. Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan atau setiap seri penerbitan saham harus dipertimbangkan dalam urutan mulai dari yang paling dilutif ke yang palingdalam urutan mulai dari yang paling dilutif ke yang paling sedikit sifat dilutifnya. 17
  • 18. CONTOH TRANSAKSI - LPS DILUSIAN
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22. PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN Perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS Dilusian pada - Penyajian - Perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS Dilusian pada laporan laba rugi untuk seluruh periode yang disajikan. Penyajian LPS Dasar dan Dilusian harus tetap dilakukan, meskipun jumlahnya negatif karena perusahaan menderita rugi (rugi perj y g p g ( g p saham). P k Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut ini: a) Jumlah laba (rugi) yang dipakai sebagai pembilang dalam - Pengungkapan - ) ( g ) y g p g p g perhitungan LPS dasar dan dilusian, dan rekonsiliasinya dengan laba (rugi) untuk periode yang bersangkutan, dan b) Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar yang dipakai sebagai penyebut dalam penghitungan LPS Dasar dan Dilusian dan 22 penyebut dalam penghitungan LPS Dasar dan Dilusian, dan rekonsiliasi penyebut-penyebut satu dengan yang lain.
  • 23. PENYAJIAN KEMBALI Jika jumlah saham biasa atau efek berpotensi saham biasa naik dengan adanya penerbitan saham bonus (kapitalisasi agio saham) dividen sahamadanya penerbitan saham bonus (kapitalisasi agio saham), dividen saham (kapitalisasi laba) atau pemecahan saham, atau turun karena penggabungan saham (reverse stock split), maka penghitungan LPS dasar dan LPS dilusian untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan secara retrospektif. Jika perubahan terjadi setelah tanggal neraca, namun sebelum laporan keuangan diterbitkan, maka angka-angka per saham untuk seluruh periode laporan keuangan yang disajikan harus didasarkan pada jumlah baru saham yang beredar Jika perhitungan angka per saham mencerminkan perubahan dalamberedar. Jika perhitungan angka per saham mencerminkan perubahan dalam jumlah saham, maka hal ini harus diungkapkan. Di samping itu, LPS dasar dan dilusian untuk seluruh periode laporan keuangan harus disesuaikan dengan: (a) Dampak kesalahan mendasar dan penyesuaian yang terjadi karena perubahan kebijakan akuntansi; dan (b) Dampak penggabungan usaha yang merupakan penyatuan kepemilikan 23
  • 24. CONTOH 2 : PENERBITAN SAHAM BONUS Laba bersih 20X0 Rp 1.800.000.000,00 L b b ih 20X1 R 6 000 000 000 00Laba bersih 20X1 Rp 6.000.000.000,00 Saham biasa yang beredar sampai 30 S b 20X1 2 000 000 h30 September 20X1 2.000.000 saham Penerbitan saham bonus per 2 saham bonus untuk setiap saham biasa 1 Oktober 20X1 Yang beredar pada 30 September 20X1 2.000.000 x 2 = 4.000.000 saham Laba per saham 20X1 Rp 6.000.000.000,00 R 1 000 00= Rp 1.000,00 (2.000.000+4.000.000) LPS 20X0 yang telah disesuaikan Rp 1.800.000.000,00 = Rp 300 00 24 Rp 300,00 (2.000.000+4.000.000)
  • 25. ED PSAK 56 (R 2010) • Entitas menghitung jumlah laba per saham dasar dan dilusian atas laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang sahamlaba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa tersebut.saham biasa tersebut. • Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk (pembilang) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar (penyebut) dalam suatu periode. • Untuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian, entitas melakukan penyesuaian terhadap laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar, atas dampak dari semua efek yang mempunyai potensi saham biasa yang bersifat dilutifbersifat dilutif.
  • 26. ED PSAK 56 (R 2010) • Pernyataan ini diterapkan pada: (a) laporan keuangan individual entitas; dan (b) laporan keuangan konsolidasian suatu grup dengan entitas induk • Ketika entitas menyajikan laporan keuangan konsolidasian sekaligus laporan keuangan tersendiriy j p g g p g (PSAK 4 R 2009) pengungkapan yang disyaratkan hanya berdasarkan informasi konsolidasi. • Entitas yang memilih untuk mengungkapkan LPS berdasarkan laporan keuangan tersendiri menyajikan informasi LPS hanya dalam laba rugi komprehensifnya. Entitas tidak diperkenankan menyajikan informasi laba per saham tersebut dalam laporan keuangan konsolidasian • Jika entitas menyajikan komponen laba atau rugi pada laporan laba rugi tersendiri (PSAK 1 R• Jika entitas menyajikan komponen laba atau rugi pada laporan laba rugi tersendiri (PSAK 1 R 2009), maka entitas menyajikan laba per saham hanya dalam laporan laba rugi tersendiri.
  • 27. PSAK 56 (2010) vs PSAK 56 (1999) PSAK 56 (2010) PSAK 56 (1999)PSAK 56 (2010) PSAK 56 (1999) Ruang Lingkup Penyajian laba per saham hanya boleh disajikan pada laporan laba rugi tersendiri, jika entitas Tidak diatur rugi tersendiri, jika entitas menyajikan komponen laba rugi pada laporan laba rugi tersendiri. LPS Dasar dan Dilusian LPS Dasar dan Dilusian dihitung atas: laba atau rugi yang dapat dia tribusikan dan Laba per saham dasar dan dilusian dihitung atas laba atau rugi yang dapat diatribusikantribusikan dan, jika disajikan, laba atau rugi operasi normal berkelanjutan yang dapat diatribusikan ke diatribusikan. pemegang saham biasa entitas induk.
  • 28. PSAK 56 (2010) vs PSAK 56 (1999) PSAK 56 (2010) PSAK 56 (1999)PSAK 56 (2010) PSAK 56 (1999) Kontrak yang dapat diselesaikan Mengatur kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa atau kas pilihan entitas (at the Tidak diatur diselesaikan dengan saham biasa atau kas atau kas pilihan entitas (at the entity’s option) dan pilihan pemegang kontrak (at the holder’s option). Opsi jual yang diterbitkan (written put Mengatur perlakuan kontrak yang mewajibkan entitas membeli kembali sahamnya (misalnya Tidak diatur (written put option) kembali sahamnya (misalnya written put option, forward purchase contract)
  • 29. ED PSAK 56 (R 2010) Untuk penghitungan laba per saham dasar, jumlah laba d t di t ib ik k d hyang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk terkait dengan: a laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutana. laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk; dan b. laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepadag y g p p entitas induk merupakan jumlah pada huruf (a) dan (b) yang disesuaikan dengan jumlah dividen preferen setelah pajak, selisih yang berasal dari penyelesaian saham preferen, dan akibat lain yang sejenis dari sahampreferen, dan akibat lain yang sejenis dari saham preferen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
  • 30. ED PSAK 56 (R 2010) Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif Opsi, Waran, dan Instrumen Keuangan Sejenis Instrumen yang Dapat Dikonversikan Saham yang Dapat Ditempatkan Secara Kontinjen S h bi d t dit tk k ti jSaham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen dianggap sebagai saham yang beredar dan diperhitungkan dalam perhitungan laba per saham dilusian jik k di i t hi ( it i ti t l h t j di)jika kondisinya terpenuhi (yaitu peristiwanya telah terjadi). Jika kondisinya tidak terpenuhi, maka jumlah saham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen didasarkan pada jumlah saham yang seolah-olah akan ditempatkan jika saat akhir periode merupakan akhir periode kontinjensi.
  • 31. ED PSAK 56 (R 2010) Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif Kontrak yang Dapat Diselesaikan dengan Saham Biasa t Katau Kas Ketika entitas telah menerbitkan sebuah kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentuk saham biasa atau kasp berdasarkan pilihan entitas, maka entitas menganggap kontrak tersebut akan diselesaikan dalam bentuk saham biasa dan efek berpotensi saham biasa yang dihasilkanbiasa dan efek berpotensi saham biasa yang dihasilkan tersebut dimasukkan dalam laba per saham dilusian apabila pengaruhnya bersifat dilutif. Untuk kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentukUntuk kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentuk saham biasa ataupun kas berdasarkan pilihan pemegang kontrak, penyelesaian dengan kas dan saham yang lebih bersifat dilutif digunakan dalam perhitungan laba perbersifat dilutif digunakan dalam perhitungan laba per saham dilusian.
  • 32. ED PSAK 56 (R 2010) Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif Opsi yang Dibelip y g Kontrak seperti opsi jual dan opsi beli yang dibeli entitas (seperti opsi yang dimiliki entitas atas saham entitas itu sendiri) tidak dimasukkan dalamentitas itu sendiri) tidak dimasukkan dalam perhitungan laba per saham dilusian karena memasukkan opsi tersebut dapat bersifat antidilutif.
  • 33. ED PSAK 56 (R 2010) Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif Opsi jual yang diterbitkan (Written put options) Kontrak yang mengharuskan entitas untuk membeli kembali sahamnya sendiri, seperti opsi jual yang diterbitkan (written put option) dan forward purchase contract, tercermin dalam perhitungan laba per saham dilusian jika berdampak dilutif. Jika kontrak kontrak ini dalam kondisi “in the money” selama periode tersebutJika kontrak-kontrak ini dalam kondisi in the money selama periode tersebut (harga penyelesaian di atas rata-rata harga pasar), maka dampak dilutif potensial terhadap laba per saham dihitung sebagai berikut: a. Diasumsikan pada awal periode pelaporan sejumlah saham biasaa. Diasumsikan pada awal periode pelaporan sejumlah saham biasa akan ditempatkan (pada rata-rata harga pasar selama periode tersebut) untuk mendapatkan dana untuk memenuhi kontrak ; b. Diasumsikan dana hasil penerbitan saham tersebut digunakan untuk memenuhi kontrak (yaitu pembelian kembali saham); dan c. tambahan saham biasa (selisih antara jumlah saham yang diasumsikan ditempatkan dan jumlah saham biasa yang diterima dari pemenuhan kontrak) harus dimasukkan dalam perhitungan laba per saham dilusiankontrak) harus dimasukkan dalam perhitungan laba per saham dilusian.
  • 34. PERBEDAAN DENGAN IFRS ED PSAK 56 (revisi 2010): Laba Per Saham d i l h d l IAS 33mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 33 Earning Per Share per Januari 2009, kecuali: Ruang lingkup mengenai "laporan keuanganRuang lingkup mengenai laporan keuangan tersendiri (separate financial statement)" tidak diadopsi karena pengaturannya disesuaikan dengan PSAK 4 (revisi 2010): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. Tanggal efektif tidak diadopsi karena tidakTanggal efektif tidak diadopsi karena tidak relevan.
  • 35. REFERENSI PSAK No. 56 tentang Laba Per Saham (1999)g ( ) PSAK No. 56 tentang Laba Per Saham (Revisi 2010) Intermediate Accounting IFRS Edition Vol. 2 (Kieso dkk.) 35