SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
Akuntansi Keuangan Menengah 2 - Pertemuan 5
Laba Per Lembar Saham
Tujuan Pembelajaran
1. Menghitung LPS pada struktur modal sederhana
2. Menghitung LPS pada struktur modal kompleks
Perbandingan antara LPS Sederhana dan LPS yang Terdilusi
Struktur modal perusahaan dikatakan:
1. Sederhana, jika hanya ada saham biasa atau tidak ada saham biasa yang berpotensial
mengurangi LPS saham biasa
2. Kompleks, jika termasuk sekuritas yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap LPS
saham biasa
LPS pada Struktur Modal Sederhana
LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang
tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual)
dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
dalam satu periode.
𝐋𝐏𝐒 πƒπšπ¬πšπ« =
𝑳𝒂𝒃𝒂 π‘©π’†π’“π’”π’Šπ’‰ π‘Ήπ’†π’”π’Šπ’…π’–π’‚π’
π‘±π’–π’Žπ’π’‚π’‰ 𝑹𝒂𝒕𝒂 βˆ’ 𝒓𝒂𝒕𝒂 π‘»π’†π’“π’•π’Šπ’Žπ’ƒπ’‚π’π’ˆ π‘Ίπ’‚π’‰π’‚π’Ž π‘©π’Šπ’‚π’”π’‚
LPS pada Struktur Modal Sederhana
Dividen saham preferen meliputi:
a) Jumlah dividen dari saham preferen (bukan kumulatif) yang diumumkan bagi
periode bersangkutan.
b) Jumlah dividen preferen kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang
bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.
c) Jumlah dividen saham preferen kumulatif untuk periode bersangkutan tidak
mencakup dividen saham utama kumulatif periode lalu meskipun dividen tersebut
diumumkan atau dibayar dalam periode kini.
Laba bersih residual = laba bersih – dividen saham preferen.
Jika perusahaan mengumumkan dividen untuk saham preferen saat terjadi kerugian bersih,
maka dividen saham preferen ditambahkan ke komponen kerugian bersih untuk menghitung
kerugian per saham.
LPS pada Struktur Modal Sederhana
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar
β€’ Perusahaan harus melakukan pembobotan jumlah saham beredar
berdasarkan bagian periode saham tersebut beredar.
❑Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar βž” mengalikan
jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu dengan faktor
pembobot waktu.
❑Faktor pembobot waktu βž” jumlah hari beredarnya sekelompok saham
dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode.
LPS pada Struktur Modal Sederhana
Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika:
β€’ Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas diperhitungkan saat kas sudah
bisa diterima (when cash is receivable).
β€’ Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau saham
utama diperhitungkan sejak tanggal pembayaran dividen.
β€’ Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang (misalnya obligasi
konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases
accruing).
β€’ Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagi instrumen
keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases
accruing).
LPS pada Struktur Modal Sederhana
Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika:
β€’ Saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian utang (settlement) perusahaan
diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian tersebut.
β€’ Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan aset bukan kas
diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui, dan
β€’ Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada perusahaan
diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima perusahaan.
LPS pada Struktur Modal Sederhana
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen Saham Dan
Pemecahan Saham)
β€œApabila dalam satu periode ada perubahan jumlah saham beredar yang tidak mengubah sumber
daya, selain peristiwa konversi efek berpotensi saham biasa, maka jumlah rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar selama satu periode dan untuk seluruh periode sajian harus
disesuaikan.” (par. 20)
Contoh :
1. Kapitalisasi laba (dividen saham) dan kapitalisasi agio saham yang dikenal
sebagai penerbitan saham bonus,
2. Unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya,
3. Pemecahan saham (stock split), dan
4. Penggabungan saham (consolidation of stocks atau reverse of stock split)
LPS pada Struktur Modal Sederhana
LPS pada Struktur Modal Sederhana
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen Saham Dan
Pemecahan Saham)
β€’ Dividen saham dan pemecahan saham dianggap telah beredar sejak awal
tahun, sehingga diperlukan penyesuaian atas transaksi saham
sebelumnya.
β€’ Dividen saham atau pemecahan saham yang terjadi setelah akhir tahun
tetapi sebelum perusahaan menerbitkan laporan keuangan, tetap
dilakukan penyesuaian pada tahun tersebut (dan tahun sebelumnya jika
ada informasi pembanding).
LPS pada Struktur Modal Sederhana
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh)
Tanggal Perubahan jumlah saham Saham beredar
01/01/2013 Posisi awal 60.000
01/02/2013 Menerbitkan 36.000 saham dengan kas 36.000
96.000
01/04/2013 Membeli kembali 24.000 saham (24.000)
72.000
01/06/2013 Pemecahan saham 2-1 (tambahan 72.000) 72.000
144.000
01/09/2013 Menerbitkan 12.000 saham dengan kas 12.000
156.000
31/12/2013 Menerbitkan 10.000 saham dengan kas
Posisi akhir
10.000
166.000
LPS pada Struktur Modal Sederhana
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh)
Tanggal beredar Jumlah saham
beredar
Penye-
suaian
Bagian
tahun
Jumlah tertimbang
saham
01 Jan – 01 Feb 60.000 2 1/12 10.000
01 Feb – 01 April 96.000 2 2/12 32.000
01 April – 01 Juni 72.000 2 2/12 24.000
01 Juni – 01 Sept 144.000 3/12 36.000
01 Sept – 01 Des 156.000 4/12 52.000
Rata-rata tertimbang saham beredar 154.000
LPS pada Struktur Modal Kompleks
Penyesuaian
Laba (setelah pajak)
β–ͺ Dividen dari efek berpotensi saham
biasa yang bersifat dilutif.
β–ͺ Bunga dari efek perpotensi saham
biasa yang dilutif , yang diakui pada
periode bersangkutan (1-T).
β–ͺ Perubahan pendapatan atau beban
dari konversi efek berpotensi saham
biasa yang sifatnya dilutif.
Penyesuaian
saham biasa beredar
β–ͺ Ditambah jumlah rata-rata tertimbang
saham yang akan diterbitkan dengan
asumsi semua efek berpotensi saham
biasa dikonversikan menjadi saham biasa.
β–ͺ Konversi tersebut diasumsikan terjadi
pada awal periode, atau pada tanggal
penerbitan efek berpotensi saham biasa
tersebut, jika penerbitannya lebih akhir.
LPS pada Struktur Modal Kompleks
Sekuritas yang dapat dikonversi
Menggunakan metode β€œjika dikonversi” dengan asumsi:
1. Dikonversi pada saat penerbitan sekuritas
2. Eliminasi bunga terkait setelah pajak.
Dengan demikian, konversi sekuritas akan menyebabkan peningkatan bilangan penyebut
(rata-rata tertimbang saham beredar) dan akan meningkatkan pembilang (laba bersih).
Jika tarif konversi berubah selama periode sekuritas beredar, maka perusahaan
menggunakan tarif konversi yang paling mengurangi proporsi ekuitas (paling dilutif).
LPS pada Struktur Modal Kompleks
Sekuritas yang dapat dikonversi (contoh)
Tahun 2013, PT ABC memiliki laba bersih Rp 50 juta dengan rata-rata tertimbang jumlah
saham beredar 1 juta lembar. Perusahaan juga memiliki 2 obligasi (A dan B) yang dapat
dikonversi beredar.
Obligasi A berjumlah 200 lembar dengan total nilai Rp 60 juta dan memiliki bunga 8 persen.
Obligasi diterbitkan pada awal tahun dan dapat dikonversi menjadi 200.000 lembar saham.
Obligasi B berjumlah 100 lembar dengan total nilai 40 juta dan memiliki bunga 7 persen.
Obligasi diterbitkan pada 1 September dan dapat dikonversi menjadi 90.000 lembar saham.
Beban bunga tahun 2013 yang dapat diatribusikan ke komponen liabilitas obligasi A sebesar
Rp 5 juta dan obligasi B sebesar 3 juta. Tarif pajak efektif adalah 25 persen.
LPS pada Struktur Modal Kompleks
Penyesuaian laba bersih
Laba bersih Rp 50.000.000
(+) penyesuaian beban bunga setelah pajak
Obligasi A (Rp 5jt x [1-.25]) 3.750.000
Obligasi B (Rp 3jt x 4/12 x [1-.25]) 750.000
Penyesuaian laba bersih Rp 54.500.000
Penyesuaian rata-rata tertimbang saham beredar
Rata-rata tertimbang saham beredar 1.000.000
(+) saham yang diasumsikan akan diterbitkan
Obligasi A (awal tahun) 200.000
Obligasi B (tanggal penerbitan, 1 Sept = 4/12 x 90.000) 30.000
Penyesuaian laba bersih 1.230.000
LPS pada Struktur Modal Kompleks
Laba Per Saham
Laba bersih tahun berjalan Rp 50.000.000
LPS dasar (50 juta / 1 juta) Rp 50
LPS terdilusi (54.5 juta / 1.23 juta) Rp 44.31
LPS pada Struktur Modal Kompleks
Pengurangan ekuitas akibat penggunaan opsi dan waran
Menggunakan metode β€œsaham treasuri” dengan asumsi:
1. Dikonversi pada saat penerbitan opsi/waran
2. Perusahaan menerbitkan saham tambahan agar dapat membeli kembali saham
untuk opsi/waran.
Rumus penghitungan saham beredar tambahan:
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘‘π‘Žπ‘šπ‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› =
β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿ βˆ’β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘œπ‘π‘ π‘–
β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿ
Γ— π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘œπ‘π‘ π‘–
LPS pada Struktur Modal Kompleks
Sekuritas Antidilutive
β€’ Di dalam penghitungan LPS, perusahaan perlu memisahkan sekuritas yang secara individual
benar-benar dilutive dengan yang antidilutive.
β€’ Efek berpotensi saham biasa dianggap DILUTIF jika menurunkan laba bersih per saham dari
operasi normal berkelanjutan.
β€’ Untuk menentukan efek dilutif digunakan laba bersih dari operasi normal dikurangi dividen saham
preferen (operasi tidak dilanjutkan dikeluarkan
β€’ Efek berpotensi saham biasa bersifat ANTIDILUTIF jika meningkatkan LPS dari operasi normal
yang berkelanjutan, atau menurunkan rugi per saham dari operasi normal yang berkelanjutan.
LPS pada Struktur Modal Kompleks
Sekuritas Antidilutive
β€’ Perusahaan harus mengeluarkan sekuritas yang antidilutive dan tidak boleh menggunakannya
untuk menutupi sekuritas yang dilutive.
β€’ Utang yang dapat dikonversi menjadi antidilutive jika persentase tambahan income dari beban
bunga setelah pajak lebih besar daripada persentase tambahan saham jika utang dikonversi.
β€’ Opsi atau waran menjadi antidilutive jika harga penggunaan opsi atau waran lebih besar
daripada harga pasar.
LPS pada Struktur Modal Kompleks
Sekuritas Antidilutive
β€’ Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham memiliki dampak dilutif atau
antidilutif, maka setiap penerbitan harus dipertimbangkan secara terpisah, bukan secara
agregat atau keseluruhan.
β€’ Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi saham biasa dapat mempengaruhi
keputusan apakah efek tersebut digolongkan dilutif atau tidak.
β€’ Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan atau setiap seri penerbitan
saham harus dipertimbangkan dalam urutan mulai dari yang paling dilutif ke yang paling
sedikit sifat dilutifnya

More Related Content

What's hot

Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrsCh16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrsalif radix
Β 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangRyan Gamof
Β 
Ch07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDCh07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDMaiya Maiya
Β 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
Β 
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiMateri AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiRyan Gamof
Β 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
Β 
Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1iyandri tiluk wahyono
Β 
6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasireidjen raden
Β 
Akuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - EkuitasAkuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - EkuitasLusi Mei
Β 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
Β 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanDhita Arum
Β 
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-Sri Apriyanti Husain
Β 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
Β 
Psak 13 - Properti Investasi
Psak 13 - Properti InvestasiPsak 13 - Properti Investasi
Psak 13 - Properti InvestasiStephanie Isvirastri
Β 
Ch10 perolehan aktiva tetap
Ch10 perolehan aktiva tetapCh10 perolehan aktiva tetap
Ch10 perolehan aktiva tetapRahmatia Azzindani
Β 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Muhammad Rafi Kambara
Β 

What's hot (20)

Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrsCh16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
Β 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Β 
Akm ch 15 saham
Akm ch 15 sahamAkm ch 15 saham
Akm ch 15 saham
Β 
Ch07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDCh07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - IND
Β 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Β 
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiMateri AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Β 
Ch 07 kas & piutang
Ch 07 kas & piutangCh 07 kas & piutang
Ch 07 kas & piutang
Β 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
Β 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Β 
Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1
Β 
6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi
Β 
Akuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - EkuitasAkuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Β 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
Β 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Β 
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-
Β 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
Β 
ch7
ch7ch7
ch7
Β 
Psak 13 - Properti Investasi
Psak 13 - Properti InvestasiPsak 13 - Properti Investasi
Psak 13 - Properti Investasi
Β 
Ch10 perolehan aktiva tetap
Ch10 perolehan aktiva tetapCh10 perolehan aktiva tetap
Ch10 perolehan aktiva tetap
Β 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Β 

Similar to LPS MODAL

LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptxLABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptxsulaeman56
Β 
Psak 56-laba-per-lembar-saham-ias-33-earning-per-share-240911
Psak 56-laba-per-lembar-saham-ias-33-earning-per-share-240911Psak 56-laba-per-lembar-saham-ias-33-earning-per-share-240911
Psak 56-laba-per-lembar-saham-ias-33-earning-per-share-240911Sri Apriyanti Husain
Β 
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptxAkuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptxHamamAhmad
Β 
PPT AKM (1).pptx
PPT AKM (1).pptxPPT AKM (1).pptx
PPT AKM (1).pptxAliehaDhea
Β 
9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden9 kebijakan deviden
9 kebijakan devidenAbdul Razak
Β 
PoA 2 - Week 5_Akuntansi Perseroan.pptx
PoA 2 - Week 5_Akuntansi Perseroan.pptxPoA 2 - Week 5_Akuntansi Perseroan.pptx
PoA 2 - Week 5_Akuntansi Perseroan.pptxCindyTanesia
Β 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
Β 
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03Naufal AR
Β 
pertemuan_4.ppt.pdf
pertemuan_4.ppt.pdfpertemuan_4.ppt.pdf
pertemuan_4.ppt.pdfDEANALEXANDER15
Β 
Saham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaSaham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaaandfaizal
Β 
Ppt akuntansi modal b ank
Ppt akuntansi modal b ankPpt akuntansi modal b ank
Ppt akuntansi modal b ankYahnyChwi
Β 
Ringkasan Inisiasi 5.docx
Ringkasan Inisiasi 5.docxRingkasan Inisiasi 5.docx
Ringkasan Inisiasi 5.docxHamamAhmad
Β 
Penggabungan badan usaha
Penggabungan badan usahaPenggabungan badan usaha
Penggabungan badan usahafadhly arsani
Β 
EFEK DILUTIF DAN LABA PER SAHAM menurut
EFEK DILUTIF DAN LABA PER SAHAM menurutEFEK DILUTIF DAN LABA PER SAHAM menurut
EFEK DILUTIF DAN LABA PER SAHAM menurutAriWibowoutomo
Β 

Similar to LPS MODAL (20)

LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptxLABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
LABA PER LEMBAR SAHAM Dalam negeri Indonesia.pptx
Β 
Psak 56-laba-per-lembar-saham-ias-33-earning-per-share-240911
Psak 56-laba-per-lembar-saham-ias-33-earning-per-share-240911Psak 56-laba-per-lembar-saham-ias-33-earning-per-share-240911
Psak 56-laba-per-lembar-saham-ias-33-earning-per-share-240911
Β 
Sekuritas Dilutif Bag 3
Sekuritas Dilutif Bag 3Sekuritas Dilutif Bag 3
Sekuritas Dilutif Bag 3
Β 
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptxAkuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Β 
PERTEMUAN KE-11.pptx
PERTEMUAN KE-11.pptxPERTEMUAN KE-11.pptx
PERTEMUAN KE-11.pptx
Β 
PPT AKM (1).pptx
PPT AKM (1).pptxPPT AKM (1).pptx
PPT AKM (1).pptx
Β 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
Β 
DEVINISI AKUNTANSI
DEVINISI AKUNTANSIDEVINISI AKUNTANSI
DEVINISI AKUNTANSI
Β 
9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden
Β 
PoA 2 - Week 5_Akuntansi Perseroan.pptx
PoA 2 - Week 5_Akuntansi Perseroan.pptxPoA 2 - Week 5_Akuntansi Perseroan.pptx
PoA 2 - Week 5_Akuntansi Perseroan.pptx
Β 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
Β 
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.pptMateri 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Β 
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Β 
pertemuan_4.ppt.pdf
pertemuan_4.ppt.pdfpertemuan_4.ppt.pdf
pertemuan_4.ppt.pdf
Β 
Saham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaSaham dan valuasinya
Saham dan valuasinya
Β 
Akm ch 16 IFRS
Akm ch 16 IFRSAkm ch 16 IFRS
Akm ch 16 IFRS
Β 
Ppt akuntansi modal b ank
Ppt akuntansi modal b ankPpt akuntansi modal b ank
Ppt akuntansi modal b ank
Β 
Ringkasan Inisiasi 5.docx
Ringkasan Inisiasi 5.docxRingkasan Inisiasi 5.docx
Ringkasan Inisiasi 5.docx
Β 
Penggabungan badan usaha
Penggabungan badan usahaPenggabungan badan usaha
Penggabungan badan usaha
Β 
EFEK DILUTIF DAN LABA PER SAHAM menurut
EFEK DILUTIF DAN LABA PER SAHAM menurutEFEK DILUTIF DAN LABA PER SAHAM menurut
EFEK DILUTIF DAN LABA PER SAHAM menurut
Β 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
Β 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
Β 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
Β 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
Β 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
Β 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
Β 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
Β 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
Β 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Β 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Β 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Β 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
Β 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
Β 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Β 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
Β 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
Β 

LPS MODAL

  • 1. Akuntansi Keuangan Menengah 2 - Pertemuan 5 Laba Per Lembar Saham
  • 2. Tujuan Pembelajaran 1. Menghitung LPS pada struktur modal sederhana 2. Menghitung LPS pada struktur modal kompleks
  • 3. Perbandingan antara LPS Sederhana dan LPS yang Terdilusi Struktur modal perusahaan dikatakan: 1. Sederhana, jika hanya ada saham biasa atau tidak ada saham biasa yang berpotensial mengurangi LPS saham biasa 2. Kompleks, jika termasuk sekuritas yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap LPS saham biasa
  • 4. LPS pada Struktur Modal Sederhana LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode. 𝐋𝐏𝐒 πƒπšπ¬πšπ« = 𝑳𝒂𝒃𝒂 π‘©π’†π’“π’”π’Šπ’‰ π‘Ήπ’†π’”π’Šπ’…π’–π’‚π’ π‘±π’–π’Žπ’π’‚π’‰ 𝑹𝒂𝒕𝒂 βˆ’ 𝒓𝒂𝒕𝒂 π‘»π’†π’“π’•π’Šπ’Žπ’ƒπ’‚π’π’ˆ π‘Ίπ’‚π’‰π’‚π’Ž π‘©π’Šπ’‚π’”π’‚
  • 5. LPS pada Struktur Modal Sederhana Dividen saham preferen meliputi: a) Jumlah dividen dari saham preferen (bukan kumulatif) yang diumumkan bagi periode bersangkutan. b) Jumlah dividen preferen kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan. c) Jumlah dividen saham preferen kumulatif untuk periode bersangkutan tidak mencakup dividen saham utama kumulatif periode lalu meskipun dividen tersebut diumumkan atau dibayar dalam periode kini. Laba bersih residual = laba bersih – dividen saham preferen. Jika perusahaan mengumumkan dividen untuk saham preferen saat terjadi kerugian bersih, maka dividen saham preferen ditambahkan ke komponen kerugian bersih untuk menghitung kerugian per saham.
  • 6. LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar β€’ Perusahaan harus melakukan pembobotan jumlah saham beredar berdasarkan bagian periode saham tersebut beredar. ❑Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar βž” mengalikan jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu dengan faktor pembobot waktu. ❑Faktor pembobot waktu βž” jumlah hari beredarnya sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode.
  • 7. LPS pada Struktur Modal Sederhana Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika: β€’ Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima (when cash is receivable). β€’ Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal pembayaran dividen. β€’ Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang (misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing). β€’ Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagi instrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing).
  • 8. LPS pada Struktur Modal Sederhana Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika: β€’ Saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian utang (settlement) perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian tersebut. β€’ Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui, dan β€’ Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima perusahaan.
  • 9. LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen Saham Dan Pemecahan Saham) β€œApabila dalam satu periode ada perubahan jumlah saham beredar yang tidak mengubah sumber daya, selain peristiwa konversi efek berpotensi saham biasa, maka jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama satu periode dan untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan.” (par. 20) Contoh : 1. Kapitalisasi laba (dividen saham) dan kapitalisasi agio saham yang dikenal sebagai penerbitan saham bonus, 2. Unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya, 3. Pemecahan saham (stock split), dan 4. Penggabungan saham (consolidation of stocks atau reverse of stock split) LPS pada Struktur Modal Sederhana
  • 10. LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen Saham Dan Pemecahan Saham) β€’ Dividen saham dan pemecahan saham dianggap telah beredar sejak awal tahun, sehingga diperlukan penyesuaian atas transaksi saham sebelumnya. β€’ Dividen saham atau pemecahan saham yang terjadi setelah akhir tahun tetapi sebelum perusahaan menerbitkan laporan keuangan, tetap dilakukan penyesuaian pada tahun tersebut (dan tahun sebelumnya jika ada informasi pembanding).
  • 11. LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh) Tanggal Perubahan jumlah saham Saham beredar 01/01/2013 Posisi awal 60.000 01/02/2013 Menerbitkan 36.000 saham dengan kas 36.000 96.000 01/04/2013 Membeli kembali 24.000 saham (24.000) 72.000 01/06/2013 Pemecahan saham 2-1 (tambahan 72.000) 72.000 144.000 01/09/2013 Menerbitkan 12.000 saham dengan kas 12.000 156.000 31/12/2013 Menerbitkan 10.000 saham dengan kas Posisi akhir 10.000 166.000
  • 12. LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh) Tanggal beredar Jumlah saham beredar Penye- suaian Bagian tahun Jumlah tertimbang saham 01 Jan – 01 Feb 60.000 2 1/12 10.000 01 Feb – 01 April 96.000 2 2/12 32.000 01 April – 01 Juni 72.000 2 2/12 24.000 01 Juni – 01 Sept 144.000 3/12 36.000 01 Sept – 01 Des 156.000 4/12 52.000 Rata-rata tertimbang saham beredar 154.000
  • 13. LPS pada Struktur Modal Kompleks Penyesuaian Laba (setelah pajak) β–ͺ Dividen dari efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif. β–ͺ Bunga dari efek perpotensi saham biasa yang dilutif , yang diakui pada periode bersangkutan (1-T). β–ͺ Perubahan pendapatan atau beban dari konversi efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif. Penyesuaian saham biasa beredar β–ͺ Ditambah jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan diterbitkan dengan asumsi semua efek berpotensi saham biasa dikonversikan menjadi saham biasa. β–ͺ Konversi tersebut diasumsikan terjadi pada awal periode, atau pada tanggal penerbitan efek berpotensi saham biasa tersebut, jika penerbitannya lebih akhir.
  • 14. LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas yang dapat dikonversi Menggunakan metode β€œjika dikonversi” dengan asumsi: 1. Dikonversi pada saat penerbitan sekuritas 2. Eliminasi bunga terkait setelah pajak. Dengan demikian, konversi sekuritas akan menyebabkan peningkatan bilangan penyebut (rata-rata tertimbang saham beredar) dan akan meningkatkan pembilang (laba bersih). Jika tarif konversi berubah selama periode sekuritas beredar, maka perusahaan menggunakan tarif konversi yang paling mengurangi proporsi ekuitas (paling dilutif).
  • 15. LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas yang dapat dikonversi (contoh) Tahun 2013, PT ABC memiliki laba bersih Rp 50 juta dengan rata-rata tertimbang jumlah saham beredar 1 juta lembar. Perusahaan juga memiliki 2 obligasi (A dan B) yang dapat dikonversi beredar. Obligasi A berjumlah 200 lembar dengan total nilai Rp 60 juta dan memiliki bunga 8 persen. Obligasi diterbitkan pada awal tahun dan dapat dikonversi menjadi 200.000 lembar saham. Obligasi B berjumlah 100 lembar dengan total nilai 40 juta dan memiliki bunga 7 persen. Obligasi diterbitkan pada 1 September dan dapat dikonversi menjadi 90.000 lembar saham. Beban bunga tahun 2013 yang dapat diatribusikan ke komponen liabilitas obligasi A sebesar Rp 5 juta dan obligasi B sebesar 3 juta. Tarif pajak efektif adalah 25 persen.
  • 16. LPS pada Struktur Modal Kompleks Penyesuaian laba bersih Laba bersih Rp 50.000.000 (+) penyesuaian beban bunga setelah pajak Obligasi A (Rp 5jt x [1-.25]) 3.750.000 Obligasi B (Rp 3jt x 4/12 x [1-.25]) 750.000 Penyesuaian laba bersih Rp 54.500.000 Penyesuaian rata-rata tertimbang saham beredar Rata-rata tertimbang saham beredar 1.000.000 (+) saham yang diasumsikan akan diterbitkan Obligasi A (awal tahun) 200.000 Obligasi B (tanggal penerbitan, 1 Sept = 4/12 x 90.000) 30.000 Penyesuaian laba bersih 1.230.000
  • 17. LPS pada Struktur Modal Kompleks Laba Per Saham Laba bersih tahun berjalan Rp 50.000.000 LPS dasar (50 juta / 1 juta) Rp 50 LPS terdilusi (54.5 juta / 1.23 juta) Rp 44.31
  • 18. LPS pada Struktur Modal Kompleks Pengurangan ekuitas akibat penggunaan opsi dan waran Menggunakan metode β€œsaham treasuri” dengan asumsi: 1. Dikonversi pada saat penerbitan opsi/waran 2. Perusahaan menerbitkan saham tambahan agar dapat membeli kembali saham untuk opsi/waran. Rumus penghitungan saham beredar tambahan: π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π‘‘π‘Žπ‘šπ‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› = β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿ βˆ’β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘œπ‘π‘ π‘– β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿ Γ— π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘œπ‘π‘ π‘–
  • 19. LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas Antidilutive β€’ Di dalam penghitungan LPS, perusahaan perlu memisahkan sekuritas yang secara individual benar-benar dilutive dengan yang antidilutive. β€’ Efek berpotensi saham biasa dianggap DILUTIF jika menurunkan laba bersih per saham dari operasi normal berkelanjutan. β€’ Untuk menentukan efek dilutif digunakan laba bersih dari operasi normal dikurangi dividen saham preferen (operasi tidak dilanjutkan dikeluarkan β€’ Efek berpotensi saham biasa bersifat ANTIDILUTIF jika meningkatkan LPS dari operasi normal yang berkelanjutan, atau menurunkan rugi per saham dari operasi normal yang berkelanjutan.
  • 20. LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas Antidilutive β€’ Perusahaan harus mengeluarkan sekuritas yang antidilutive dan tidak boleh menggunakannya untuk menutupi sekuritas yang dilutive. β€’ Utang yang dapat dikonversi menjadi antidilutive jika persentase tambahan income dari beban bunga setelah pajak lebih besar daripada persentase tambahan saham jika utang dikonversi. β€’ Opsi atau waran menjadi antidilutive jika harga penggunaan opsi atau waran lebih besar daripada harga pasar.
  • 21. LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas Antidilutive β€’ Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham memiliki dampak dilutif atau antidilutif, maka setiap penerbitan harus dipertimbangkan secara terpisah, bukan secara agregat atau keseluruhan. β€’ Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi saham biasa dapat mempengaruhi keputusan apakah efek tersebut digolongkan dilutif atau tidak. β€’ Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan atau setiap seri penerbitan saham harus dipertimbangkan dalam urutan mulai dari yang paling dilutif ke yang paling sedikit sifat dilutifnya