BAB PERMUKAAN
SEL
BIOLOGI SEL & MOLEKULER
Dalam dokumen tersebut membahas tentang 3 topik utama yaitu antigen, reseptor, dan hubungan antar sel. Antigen adalah zat asing yang merangsang timbulnya antibodi, reseptor berfungsi menerima rangsangan dari luar atau dalam tubuh, sedangkan hubungan antar sel terjadi ketika membran plasma sel saling melekat untuk berkomunikasi.
5. Antigen adalah zat-zat asing yang
pada umumnya merupakan protein
yang berkaitan dengan bakteri dan
virus yang masuk ke dalam tubuh.
Antigen bertindak sebagai benda
asing dan akan merangsang
timbulnya antibodi. Antigen adalah
suatu substansi yang dapat dikenali
(berikatan) oleh permukaan antibodi
(reseptor sel B/BCR) atau oleh
reseptor sel T (TCR) melalui
perantara MHC yang dikenal dengan
istilah antigenicity. Antigen dapat
berikatan dengan BCR maupun
TCR, namun tidak semua antigen
dapat mengaktivasi limfosit (sel
B/sel T).
6. Struktur Antigen
01 Incomplete antigen (hapten)
Hapten adalah molekul kecil pada umumnya merupakan
molekul non protein. Hapten dapat menginduksi respon
imun spesifik apabila berikatan dengan molekul
pembawa (carrier molecule: albumin atau globulin),
tanpa molekul pembawa hapten tidak dapat menginduksi
respon imun.
02 Complete antigen
(imunogen)
Immunogen memiliki ukuran lebih
besar dan dapat berupa protein atau
polisakarida, disebut complete antigen
karena substansi tersebut dapat
menginduksi respon imun tanpa
bantuan molekul pembawa.
7. Fungsi Antigen
Imunogen
•Imunogen
Memaparkan suatu molekul yang bisa
dimanfaatkan di dalam memacu
proses dari respon imun, cara untuk
memperlihatkan suatu molekul dapat
melakukan reaksi dengan antibodi
yang sudah melalui proses disensitasi.
Epitop/
Determinan
Bagian dari antigen yang
memiliki fungsi agar bisa
mengenalkan pada saat
proses pembentukan
antibodi.
Paratop
Suatu bagian dari
antibodi yang bisa
membantu melakukan
pengikatan terhadap
epitop.
8. Jenis Antigen Berdasarkan Asalnya
Antigen
Exogen
Antigen
Endogen
Merupakan antigen yang berasal dari luar
sel (termasuk permukaan sel). Antigen
tersebut dapat masuk ke tubuh manusia
melalui inhalasi, penelanan, atau injeksi
(penyuntikan).
Berasal dari dalam sel, dapat berupa
produk metabolisme sel normal, atau
produk metabolisme sel yang terinfeksi
virus atau infeksi patogen intraseluler.
9. Macam Antigen Permukaan
1. Antigen Golongan Darah ABO
Antigen golongan darah ABO adalah antigen utama yang ada di eritrosit manusia. Antigen yang
dimiliki manusia biasanya antigen A atau B, A dan B atau tidak punya antigen. Jika tidak
mempunyai antigen maka golongan darahnya O, golongan darah O mempunyai antigen H yang
merupakan struktur dasar antigen A dan B
10. 3. Antigen Pada Sel-Sel Jaringan
Antigen-antigen ini berupa protein permukaan sel. Antigen-antigen untuk tiap individu yamg sesuai
disebut “histocompasbility antigens”. Perbedaan antigen jaringan pada individu yang berlainan dapat
diketahui karena penolakan pada pencangkokan jaringan. Beberapa antigen (histocompatibility
antigens) merupakan antigen yang kuat dan yang lain berupa antigen yang lemah.
2. Antigen Golongan Darah MN
Sistem ini seperti sistem ABO ditentukan secara genetik. Seseorang mempunyai faktor MM atau NN
(homozigot) atau heterozigot MN. Determinan antigennya berupa glikoprotein pada permukaan
membran (glikoprorin). Komponen-komponen esensialnya telah diketahui yaitu galaktosa, sialic
acid dan N-Acetyl galactosamine. Kedua determinan M dan N akan rusak jika darah diberi enzim
neuraminidae.
11. Jenis Antigen Berdasarkan
Determinannya
a. Unideterminan univalen yaitu jenis
epitop 1 serta jumlahnya satu.
b. Unideterminan multivalen yaitu
jenis epitop 1 serta jumlahnya lebih
dari satu.
c. Multideterminan univalen yaitu
jenis epitop lebih dari 1 serta
jumlahnya satu.
d. Multideterminan multivalen yaitu
jenis epitop lebih dari 1 serta
jumlanya lebih dari satu.
12. Jenis Antigen Berdasarkan Spesifisitasnya
Autoanti-
gen yaitu
antigen
yang
berasal
dari
tubuhnya
sendiri.
5
Heteroanti-
gen yaitu
antigen yang
dimiliki
dengan
banyak
spesies.
Alloanti-
gen yaitu
antigen
yang
dimiliki
dengan
satu
spesies.
Antigen
organ
spesifik
yaitu
antigen
yang
dimiliki
dengan
organ
tertentu.
1 2 3 4
Xenoantigen
yaitu antigen
yang dimiliki
dengan
spesies
tertentu.
13. Jenis Antigen Berdasarkan Ketergantungan pada
sel T
a. Antigen yang Bergantung Sel T (T-dependent antigens)
Antigen yang membutuhkan sel T untuk menginduksi
terbentuknya antibodi (antigen yang tidak dapat menginduksi
terbentuknya antibodi secara langsung), tidak menyebabkan
toleransi imunitas, dapat menginduksi terbentuknya sel memori.
Secara struktural antigen tersebut memiliki banyak epitop yang
berbeda.
b. Antigen yang Tidak Bergantung Sel T (T-independent
antigens)
Antigen yang secara langsung dapat menstimulasi produksi
antibodi tanpa bantuan sel T. Memiliki struktur sederhana
artinya, hanya memiliki jenis epitope Contoh antigen ini antara
lain: lipopolisakarida pada bakteri, protein flagellar, polisakarida
capsula pada Pneumococcal.
14. Jenis Antigen Berdasarkan Kandungan Bahan
Kimianya
Karbohidrat yaitu antigen yang
imunogenik.
Lipid yaitu antigen yang tidak
imunogenik namun hapten.
Asam nukleat yaitu antigen
yang tidak imunogenik.
Protein yaitu antigen yang
imunogenik.
15. Interaksi Antigen dan Antibodi
1. Netralisasi merupakan suatu antibodi yang mencegah antigen untuk berikatan
dengan sel lain maka kemudian tidak menimbulkan efek yang merugikan.
2. Aglutinasi merupakan suatu antigen yang dianggap asing oleh antibodi diikat
setelah itu akan membentuk gumpalan.
3. Bisa berlangsung apabila antigen sifatnya karier, seperti eritrosit.
4. Presipitasi merupakan suatu antigen dan antibodi yang mengendap pada saat
bertemu. Hal tersebut dapat atau bisa berlangsung apabila antigen bersifat larut
air.
16. Karakteristik Antigen
Ukuran
•Ukuran
Melihat dari ukuran
imunogen memiliki
berat molekul yang
besar, namun bisa
juga memiliki molekul
kecil yang berkumpul
dengan protein inang
yang kemudian
memiliki sifat
imunogen. Sifat
imunogen tersebut
membentuk kompleks
hapten (molekul kecil)
dan carrier (protein
inang).
Bentuk
Bentuk
determinan
menjadi
komponen utama,
seperti halnya
DNP pada DNP-
L-lisin yang
selanjutnya akan
memberi bentuk
molekul yang
tidak dapat
dijumpai dalan
homolog primer.
Rigiditas
Gelatin yang
memiliki berat
molekul yang
sangat besar
hampir
keseluruhannya
non imunogenik.
Pada
kespesifitasnya
produksi antigen
dengan secara
langsung di bawa
ke gelatin.
.
Lokasi
Determinan
Struktur tersier
dari spatial folding
(protein) penting
dalam
menentukan
kesepesifikan dari
respon antibodi.
Struktur
Tersier
Bagian protein
yang terdenaturasi
menandakan
penentu antigen
yang sangat
penting agar dapat
dimasukkan oleh
molekul besar.
17. Mekanisme Kerja Antigen
Substansi bermolekul kecil di lingkungan masuk ke dalam tubuh.
Substansi tersebut menjadi antigen bila melekat pada protein tubuh.
Substansi kecil yang berubah menjadi antigen disebut “hapten”.
Substansi lolos dari barier respon non spesifik (eksternal/internal).
Substansi masuk dan berikatan dengan sel limfosit B yang akan
mensintesis.
18. Contoh
Antigen
1. Bakteri
2. Virus
3. Toksin
4. Sel darah asing
5. Sel-sel dari transplantasi
organ
Kelainan yang
Disebabkan Oleh
Antigen
1. Alergi
2. Toksin atau racun
3. Transplantasi
4. Bisa bintang
5. Infeksi kuman dan lain
sebagainya
20. Struktur Antigen
Reseptor atau alat penerima rangsangan merupakan
suatu struktur yang yang mampu mendeteksi rasangan
tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh.
Pada hewan vertebrata, organ indranya merupakan
reseptor atau penerima rangsangan. Pada organ indra
ini terdapat ujung-ujung saraf sensori yang peka
terhadap rangsangan tertentu. Rangsangan yang
diterima diteruskan melalui serabut saraf sebagai
impuls (rangsangan )
21. KONSEP
RESEPTOR
Reseptor pada permukaan sel pada masa
kini merupakan objek penelitian para ahli .
berbagai reseptor di duga terdapat pada
limfosit tiap reseptor mempunyai struktur
kimia yg unik dan jika ada rangsang
mengaktifkan , masing - masing menjadi
aktif untuk fungsi biologis khusus .
Tidak semua tipe sel mempunyai
reseptor yang komplek seperti pada
limfosit , tetapi karena terdapat banyak
sekali variasi tipe sel yang masing
masing mempunyai berbagai reseptor .
karena itu studi bidang ini sangat sulit
dan hasilnya masih bervariasi
22. • Infographic Style
1. SUATU MODEL JALUR
KOMUNIKASI MELALUI MEMBRAN
Pertama terdapat suatu sinyal yang merupakan
“MESSENGER” yang sifatnya sangat spesifik.
“MESSENGER” yang cocok diterima oleh reseptor. Jadi
reseptor berfungsi sebagai “DISKRIMINATOR” dalam
penggumpalan sel. Fungsi ganda reseptor yaitu menerima
suatu sinyal sebagai informasi dan meneruskannya ke
“TRANSDUCER” kemudian diteruskan lagi ke efektor
yang ada di tepi sebelah dalam membran sel
Reseptor paling banyak variasinya dibandingkan
efektor yang lebih terbatas. Efektor ialah berupa
“enzim adenilsiklasa” serta Na+, K+- dependent
ATPase dan guanylcyclase.
Messenger kedua jenisnya sangat terbatas.
Berupa AMP siklik (C AMP) yang berfungsi
untuk mengaktifkan beberapa proses intra-
sel dan juga berupa C GMP
23. • Infographic Style
2. RESEPTOR-RESEPTOR LIMFOSIT
Limfosit T terjadi pada jaringan Timus sedang Limfosit B
berdiferensiasi pada bursa Fabricius pada burung atau pada
jaringan yang equivalen pada vertebrata. Keduanya berasal
dari jaringan Limfoid primer dan berkumpul di Limfoid
sekunder seperti kelenjar getah bening, dan limfa (spleen).
Pada jaringan organ seperti diatas limfosit peka
terhadap antigen seperti bakteri, virus, jamur,
parasit, dan toksin. Limfosit B diaktifkan oleh
antigen yang menyebabkan dibentuknya
Antibodi. Limfosit T juga diaktifkan oleh antigen
dan terjadi bentuk sel yang dapat berpartisipasi
dalam imunitas
24. RESEPTOR BERDASARKAN JENIS RANGSANG
KEMORESEPTOR
Efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa bahan kimia. Contoh : Bau
MEKANORESEPTOR
Efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa deformasi mekanik. Contoh : Sentuhan
dan suara
TERMORESEPTOR
Efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa suhu (baik itu suhu panas maupun
suhu dingin). Contoh : Ketika terkena api dan
memegang es.
FOTORESEPTOR
Efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa cahaya. Contoh : Cahaya Matahari
ELEKTRORESEPTOR
Efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa listrik. Misalnya dimiliki oleh hewan
aquitik, yaitu belut listrik. Digunakan sebagai
alat untuk mempertahankan diri.
MAGNETORESEPTOR
Efektor yang peka terhadap rangsangan yang
berupa medan magnet. Contoh : Medan
magnet bumi (navigasi arah utara dan
selatan), misalnya dimiliki oleh lebah madu
yang digunakan untuk menemukan makanan
25. RESEPTOR (PENERIMA RANGSANG)
Berfungsi menerima rangsang rasa lapar,
kenyang, nyeri, kelelahan, dan lain-lain
RESEPTOR DALAM / INTERORESEPTOR
Berfungsi menerima rangsang bau,
rasa, sentuhan, cahaya, suhu, dan lain-
lain
RESEPTOR LUAR / EKSORESEPTOR
DIBAGI MENJADI DUA
27. Struktur Antigen
Struktur hubungan antar sel berupa modifikasi
membrane plasma yang menyebabkan sel itu saling
melekat pada posisi tetap (Fixed position) dan dapat
pula sebagai alat komunikasi. Hubungan tersebut
terdapat pada struktur umum hewan metazoa
(Vertebrata dan Invertebrata).
28. Sel-sel yang berdekatan dalam jaringan atau organ dapat
mengadakan hubungan dengan sesama sel maupun dengan
substansi antar selnya.
Tipe hubungan sel
masing-masing
memiliki fungsi yang
spesifik. Ada 6 macam
hubungan antar sel,
diantaranya yaitu :
1. Tight Junction
2. Adherens Junction
3. Desmosome
4. Gap Junction
5. Hemodesmosome
6. Pasmodesmata
29. • Membran sel-sel berdekatan
berfusi pada satu atau
beberapa titik
• Pada setiap titik fusi, setengah
bagian membran sebelah luar
sel menyatu membentuk satu
lembaran yang kontinu dengan
setengah bagian membran luar
sel yang disebelahnya
• Tight junction terdapat pada
satu tempat yang sama
tingginya mengelilingi sel
sehingga terbentuk struktur
menyerupai belt dari titik-titik
fusi tersebut
• Pada tipe tight junction tidak
terdapat ruang antar sel
• Tipe hubungan sel tight
jungtion dapat ditemukan pada
jaringan epitel yang
memegang peranan sebagai
penghalang yang memilih,
memisahkan cairan yang
berbeda susunan kimianya
yang berada diantara sel yang
berdekatan
• Fungsi Tight Junction :
Penghalang aliran bahan-
bahan antara permukaan sel
31. ADHERENT JUNCTION, DESMOSOM,
HEMIDESMOSOM
• Tipe Hubungan antar sel yang banyak dijumpai pada jaringan-jaringan yang terkena tekanan
mekanis yang kuat. Misalnya ditemui pada jaringan otot, jantung, epitelium rahim dan leher
rahim
• Beberapa tipe hubungan antar sel berperan untuk mengikat sel epitel yang satu dengan yang
lain melalui 3 ragam perlekatan, yaitu Adherent junction, Desmosom, dan Hemidesmosom
• Adherent junction dan desmosom merupakan mekanisme perlekatan antara sel-sel yang peran
utamanya dalam adhesi, terutama untuk menahan agar sel-sel tetap bersatu
• Sedangkan hemidesmosom berperan untuk menahan sel – sel eptel untuk tetap menempel
pada lamina basal
32. ADHERENT JUNCTION, DESMOSOM,
HEMIDESMOSOM
• Ketiga ragam perlekatan tersebut memilki prinsip mekanisme yang sama, yaitu terdapat protein
khusus yang terbentuk pada membran sel yang berlekatan dan terhubung dengan sitoskeleton
di dalam sel.
• Dengan demikian, sitoskeleton mengikat dan membentuk jejaring ikatan yang kuat antar sel-sel
yang membentuk lapisan epitel.
• Perlekatan adherent junction dan desmosom terbentuk oleh protein transmembran yang
termasuk dalam kelompok famili Cadherin
• Protein cadherin akan berikatan dengan protein cadherin lain pada membran sel yang
berdekatan
• Interaksi antar protein cadherin pada membran sel yang berdekatan dihubungkan melalui
ikatan hemophilic binding yang memerlukan ion Ca2+ yang terdapat pada ruang extraseluler
33. ADHERENT JUNCTION, DESMOSOM,
HEMIDESMOSOM
• Pada hubungan sel adherent junction, tiap protein cadherin terikat pada bagian dalam sel pada
filamen aktin melalui beberapa protein linker
• Adherent junction membentuk perlekatan menyerupai belt (sabuk) yang kontinu mengelilingi sel
epitel yang berdekatan.
• Struktur hubungan antar sel menyerupai belt (sabuk), adherent junction tersebut terletak pada
daerah apikal (ujung) sel.
• Pada hubungan sel desmosom, protein cadherin terikat pada bagian dalam sel pada filamen
keratin.
• Sekelompok filamen keratin yang tersusun berselang seling pada sitoplasma sel dan menempel
dengan cytoplasmic plaque pada daerah perlekatan desmosom
• Hubungan ini akan membentuk spot (noktah) desmosom
34. ADHERENT JUNCTION, DESMOSOM,
HEMIDESMOSOM
• Hubungan antar sel pada jaringan epitel tidak cukup hanya berupa hubungan antar sel-sel yang
menyusun lapisan jaringan epitel saja. Sel-sel epitel tersebut juga harus berlekatan dengan
jaringan ikat yang berada tepat dibawah lapisan jaringan epitel.
• Hubungan sel-sel penyusun lapisan jaringan epitel pada lapisan jaringan ikat melalui mekanisme
perlekatan yang disebut hemidesmosom
• Hubungan sel hemidesmosom terbentuk melalui hubungan protein transmembran yang disebut
integrin yang terikat pada basal membran sel epitel.
• Domain ekstraseluler protein integrin berikatan dengan laminin pada lamina basal jaringan epitel.
• Pada bagian dalam sel epitel, ujung dari protein integrin akan berikatan dengan filamen keratin sel
epitel.
37. GAP JUNCTION
Hubungan ini merupakan modifikasi
yang paling komplek dari perlekatan
membran sel yang berdekatan
Ruang antar sel ditembus oleh sejumlah
struktur protein menyerupai pipa
memanjang dari sitosol sel yang satu ke
sitosol sel disebelahnya
Tiap pipa terdiri dari protein membran
berbentuk silinder yang disebut
konekson
Sebuah konekson tersusun atas 6
koneksin
Fungsi :
• Sebagai adhesi sel, cara kontak fisik yang
ditimbulkan sangat resisten terhadap tekanan
mekanik
• Sebagai komunikasi antar sel yang berperan
sebagai jalur permeabilitas antar sel bagi
berbagai macam molekul
Tipe ini struktur paling umum terdapat
pada sistem sel hewan kecuali pada sel-
sel otot dan pembuluh darah
39. PLASMODESMA
Hubungan merupakan saluran
sempit yang menembus dinding sel
dan menghubungkan sitoplasma
yang berdekatan.
Terdapat pada jaringan tumbuhan Jika
pada sel hewan hampir
sama seperti gap jungtion.
41. DAFTAR PUSTAKA
1. Fatmawati, Dina. 2020. Handout Kuliah Antigen Modul. Antigen : Pengertian, Struktur, Fungsi
dan Karakteristiknya. 2020. SeputarPengetahuan.co.id. Diakses tanggal 18 Maret 2021 dari
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/07/antigen.html
2. Antigen dan Antibodi S3. Directory.UMM.ac.id. Diakses tanggal 17 Maret 2021, dari
http://directory.umm.ac.id/Data%20Elmu/pdf/minggu_4._baru.pdf
3. Ramdani, Pirdani. 2019. Jenis-Jenis dan Fungsi dari Antigen Antibodi. SumberWawasan.com.
Diakses tanggal 18 Maret 2021, dari https://www.sumberwawasan.com/2019/06/jenis-jenis-dan-
fungsi-dari-antigen.html?m=1#