SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian
mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara
lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit;
malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas,
defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-
komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan
pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.Oleh karena
itu kami akan memberikan uraian mengenai dasar dasar IMUNOLOGI.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan aplikasi imun?
2. Apa yang dimaksud HLA?
3. Bagaimana penerapan sel sel imunologi di uterus?
4. Apa saja Hipotesis yang berkaitan dengan Keberhasilan Kehamilan Terkait dengan
respons imun?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. APLIKASI IMUNOLOGI
System imun adalah suatu organisasi yang terdiri atas sel sel dan molekul molekul
yang memiliki peranan khusus dalam menciptakan suatu system pertahanan tubuh terhadap
infeksi atau benda asing.terdapat 2 jenis respons imun yang bebeda secara fundamental
yaitu
A.respons yang bersifat innate(alami/nonspesifik): respons imun tersebut akan selalu
sama seberapapun seringnya antigen tersebut masuk kedalam tubuh.
Respons ini akan menggunakan :
1. Sel sel yng bersifat fagositik seperti neutrofil, monosit dan makrofag
2. Sel sel yang akan menghasilkan mediator mediator inflamasi seperti basofil, sel mast,
dan eosinofil
3. sel natural killer(nk)
Selain itu system respons imun juga memiliki molekul molekul, seperti komplemen,
protein fase akut, dan sitokin.
B.respons yang bersifat adaptif (didapat/spesifik): akan terjadi perubahan respons
imun menjadi adekuat seiring dengan semakin seringnya antigen tersebut masuk ke dalam
tubuh.
Respons adaptif akan terlihat dengan adanya poliferasi sel sel limfosit T dan B.Sel
limfosit akan B akan menghasilkan antibodi dan sel limfosit T akan membunuh pathogen
intraselular dengan cara mengaktifkan makrofag atau membunuh secara langsung sel sel yang
terinfeksi oleh virus.
System imun dalam tubuh manusia akan bereaksi apabila mampu mengenali kuman
atu benda asing yang masuk ke dalam tubuh.Molekul molekul yang dapat dikenali oleh
reseptor sel sel imun disebut sebagai antigen.LOkasi tempat berikatan reseptor dengan
molekul molekul tersebut ukurannya sangat terbatas.Oleh karena itu, pada molekul molekul
dengan struktur yang kompleks hanya mengenali sebagian dari struktur yang kompleks
disebut sebagai epitop.Artinya, suatu molekul dengan struktur yang kompleks akan memiliki
epitop yang bervariasi (mosaik).
Mikroorganisme yang ditemukan sehari hari oleh seorang manusia yang
sehat umumnya tidak akan menimbulkan gejala penyakit sama sekali, karena umumnya akan
berhasil dikenali dan dihancurka oleh respons imun innate dalam hitungan menit atau
jam.Untuk dapat bekerja dengan efektif reseptor imun innate harus mampu mendeteksi
antigen antigen yang bersifat asing.Namun bebeda dengan reseptor yang ada pada respons
imun adaptif mka dalam proses imun innate reseptor reseptor yang ada relative lebih terbatas
dan konstan dari generasi ke generasi.Meski demikian system imun innate tetap mampu
mengenali mikroorganisme walaupun tingkat mutasi yang terjadi pada mikroorganisme
tersebut cukup tinggi keadaannya.Meski demikian reseptor2 imun innate akan kesulitan
berkembang biak didalam sel sehingga komponen komponennya akan dibentuk dalam sel
contohnya virus.
3
Apabila mikroorganisme tersebut mampu mengatasi hadangan dari system imun
innate, maka akan dihadapi oleh system imun adaptif.Mikroorganisme beserta produk
produknya yang berada di ekstraselular akan dikenali pada reseptor reseptor yang ada pada
limfosit B, dalam hal ini adalah antibodi.Sementara untuk mikroorganisme yang ada di
intraselular , produk produknya akan dikenali oleh reseptor reseptor yang ada di limfosit T (T
cell reseptor =TCR).TCR akan mengenali fragmen fragmen peptide yang berasal dari
mikroorganisme intrasel dan dipresentasikan oleh HLA pada permukaan sel atau sel sel
khusus yang disebut sebagai Antigen Presenting Cells(APC) seperti sel dendritik, makrofag,
dan limfosit B.
2. Human Leukocyte Antigen (HLA)
Seperti disebutkan sebelumnya HLA memegang peranan penting dalam aktivasi
respons imun baik yang bersifat innate maupun adaptif. Kalau sistem innate cara mengenali
antigennya lebih kepada pengenalan struktur karbohidrat ataupun lipid yang asing, yang tidak
ditemukan di dalam tubuh (non-self), maka respons imun adaptif lebih melakukan
pengenalan kepada struktur peptide yang berasal dari protein asing (non-self). Pengenalan
terhadap struktur peptide ini akan lebih menguntungkan karena diversitas struktur peptide
ternyata lebih banyak jika dibandingkan dengan karbohidratataupun lipid. Oleh karena itu,
diharapkan sistem imun adaptif dapat lebih mengenali secara spesifik suatu imunogen
sehingga dapat memicu suatu respons imun yang lebih spesifik.
HLA adalah suatu molekul yang akan mempresentasikan fragmen peptida pada
permukaan sel. Fragmen peptide yang dipresentasikan oleh HLA berasal dari protein eksogen
ataupun endogen yang diproses baik melalui jalur endositik (HLA kelas II maupun jalur
sitosolik (HLA kelas I). fragmen peptide yang dipresentasikan juga berasal dari protein self
dan non-self. Oleh karena proses tadi berjalan secara terus menerus, maka permukaan sel
akan dipenuhi oleh HLA-HLA dengan fragmen peptidanya masing-masing. Sel-sel yang
tidak terinfeksi tentu saja hanya akan mempresentasikan fragmen-fragmen peptida self. Oleh
karena itu, HLA juga bersifat sebagai pertanda imunogenik dimana memiliki fungsi untuk
membedakan antara sel-sel yang berasal dari diri sendiri (self) dengan sel-sel yang berasal
dari orang lain (non-self) atau histokompatibilitas. Oleh karena itu, HLA sering disebut pula
Major Histocompatibility complex (MHC) yang ada pada manusia. Dasar-dasar pengetahuan
mengenai HLA saat ini telah jauh berkembang seiring dengan semakin majunya ilmu
kedokteran transplantasi. Hal ini jugalah yang mendasari pemikiran-pemikiran mengenai
keilmuan imunoilogi reproduksi.
HLA berdasarkan struktur dan fungsinya terdiri atas 2 kelas, yaitu kelas I dan kelas II.
HLA akan dikoding oleh gen yang terletak pada kromosom no 6 tepatnya pada region
6p21.31 (lengan pendek).tiap HLA memiliki kemampuan untuk mengikat fragmen peptide
pada peptide binding site-nya. Masing-masing HLA memiliki peptide binding site yang
bentuknya berbeda,sehingga fragmen peptide yang akan terikat juga akan berbeda. Hal ini
sangat ditentukan oleh protein HLA yang dikoding oleh kromosom 6. seorang manusia akan
menerima gen yang berasal dari kedua orang tuanya. Satu gen yang berasal dari ayah dan satu
gen yang berasal dari ibu. Oleh karena itu, apabila HLA kelas I terdapat 3 lokus gen dan
HLA kelas II memiliki 3 lokus gen, maka setiap individu akan memiliki 6 jenis HLA kelas I
dan 6 jenis HLA kelas II. Saat ini diketahui tiap lokus gen HLA memiliki beberapa alel,
contohnya HLA-A dapat memiliki 115 alel, sementara HLA-B dapat memiliki 301 alel. Oleh
4
karena itu, gen HLA dikenal sebagai sistem gen yang bersifat paling polimorfik. Bagian yang
polimorfik ini justru umumnya terdapat pada peptide binding site. Oleh karena itu, tiap jenis
HLA dari alel yang berbeda dapat mengikat fragmen peptida yang berbeda-beda pula. Selain
bersifat polimorfik, HLA akan diekspresikan secara kodominan, yang berarti apabila
seseorang memiliki 6 jenis HLA kelas I, maka keenam-enamnya akan diekspresikan pada
setiap permukaan sel somatik.
3.Sel-sel imun di uterus
Uterus sebagai organ tempat kehamilan akan berlangsung tentu memiliki peranan
penting dalam proses penerimaan embrio. Lapisan endometrium dapat dianggap sebagai
jaringan limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer pada sumsum tulang dan timus serta
jaringan limfoid sekunder pada kelenjar getah bening, limpa, dan Gut Associated Lymphoid
Tissue (GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan jumlahnya cukup banyak baik pada
daerah stroma maupun epitel Dari lapisan endometrium.sejumlah sel leukosit didapatkan baik
secara tersebar maupun berkelompok bersebelahan dengan kelenjar endometrium pada
stratum fungsional akan sangat berbeda pada setiap fase dari siklus haid. Yang paling
menonjol adalah perubahan pada jumlah sel NK. Jumlah sel NK akan meningkat secara
bermakna pascaovulasi dan jumlahnya akan tetap banyak pada lapisan desidua saat usia
kehamilan dini.
Beberapa Hipotesis Mengenai Keberhasilan Kehamilan Terkait Dengan Respons Imun
Dalam kehamilan jaringan lpasentalah yang akan langsung mengadakan kontak
dengan sistem sistem imun maternal. Hal ini disebabkan ole karena sel-sel trofoblas akan
menginvasi hingga ke pembuluh darah maternal. Respons imun yang terjadi ternyata tidak
sesuai dengan hukum transplantasi dimana seharusnya terjadi reaksi penolakan, karena sel-sel
trofoblas yang berasal dari janin seharusnya juga memiliki HLA paternal. Namun, ada hal-hal
yang ahrus dipertimbangkan bahwa sel-sel trofoblas itu berbeda dengan sel-sel somatic
lainnya. Oleh karena itu, respons imun yang ditimbulkannya tenyu akan sangat berbeda.
Hipotesis mengenai ekspresi HLA-G di sel-sel trofoblas
Sel-sel sinsisiotrofoblas yang merupakan lapisan terluar dari jaringan janin dan akan
berkontak dengan sistem imun maternal ternyata tidak mengekspresikan HLA-LA dan HLA-
B dan hanya sedikit mengekspresikan HLA-C. Sebaliknya, sel-sel sinsisiotrofoblas tersebut
mengekspresikan salah satu HLA nonklasik, yaitu HLA-G.
HLA-G tampaknya berinteraksi dengan KIR seperti layaknya jenis-jenis HLA yang
lain dan akan menekan aktivitas sitotoksitas dari sel NK. Diperkirakan inhibisi terhadap
aktivit6as sel NK tersebut akan memicu toleransi sistem imun maternal pada embrio. HLA-G
yang bersifat monomorfik tampaknya menunjukkan bahwa inhibisi terhadap sel NK berlaku
secara umum tidak terkait dengan genom paternalnya. HLA-G dapat ditemukan dalam 2
bentuk, yaitu yang ada pada permukaan sel dan yang bersifat solubel (sHLA-G).
Hipotesis mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) dan reseptor
Lapisan endometrium uterus tampaknya menghasilkan suatu molekul yang bersifat
hidrosoluber, yang disebut sebagai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) salama siklus haid terkait
dengan kadar progesteron. Sementara di sisi lain blastokista juga akan menghasilkan LIF-
reseptor. Selama periode implantasi lapisan desidua bersama dengan limfosit-limfosit Th2
akan menghasilkan LIF, dan sel-sel sinsiotrofoblas akan menghasilkan reseptor LIF.
5
Diperkirakan ekspresi LIF pada desidua san reseptor LIF pada blastokista akan memfasilitasi
proses implantasi. Selain itu, interaksi antara LIF dan reseptornya juga terbukti dapat memicu
pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel trofoblas.
Hipotesisi mengenai Indoleamine 2,3-dioksigenase (IDO)
IDO adalah suatu protein enzimatik yang berfungsi untuk katabolisme tripofan.
Enzim tersebut telah dibuktikan dapat dihasilkan oleh sel-sel sinsiotrofoblas. Diperkirakan
IDO yang dihasilkan oleh sel-sel sinsiotrofoblas akan merusak triptofan pada lapisan desidua
yang dibutuhkan oleh proliferasi sel-sel imun di lapisan desidua sehingga dapat memicu
toleransi dari sel-sel imun maternal terhadap embrio.
Hipoteis mengenai keseimbangan Th1-Th2
Sel helper (CD4+) naïve (Th0) saat mengenali antigen yang dipresentasikan oleh APC
dapat berdiferensiasi menjadi Th1 apabila mendapat sinyal serupa IL-12 dan IFN, atau
menjadi Th2 apabila mendapat sinyal serupa IL-4. Pada penelitian-penelitian sebelumnya
ditunjukkan bahwa dominasi sitokin-sitokin proinflamasi yang dihasilkan oleh Th1 akan
berkolerasi dengan peningkatan kejadian keguguran. Oleh karena itu, yang dianggap sebagai
sitokin yang akan mempertahankan kehamilan adalah sitokin-sitokin yang dihasilkan ole sel-
sel imun saja, tetapi juga oleh sel-sel trofoblas.
Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor
Tampaknya ada jenis makrofag lain selain makrofag yang telah dikenal secara klasik
akan teraktivasi setelah terstimulasi oleh IFN atau lipoposakarida (LPS), dan kemudian akan
menghasilkan sitokin-sitokin proinflamasi. Makrofag supresor ini diperkirakan akan menjaga
rahim tetap sebagai tempat yang bersifat immuno-privileged, dengan cara menghasilkan
sitokin-sitokin yang bersifat non-imflamasi seperti IL-10 atau antagonis reseptor IL-1 dan
juga menghasilkan turunan oksigen bebas yang minimal atau tidak sama sekali.
Hipotesis Mengenai Hormon
Beberapa jenis sitokin dan hormone telah terbukti dapat dihasilkan oleh plasenta.
Hormon yang cukup penting yang dihasilkan oleh plasenta adalah progesteron, di mana pada
beberapa penelitian menunjukkan progesteron terbukti akan memicu produksi LIF pada
emdometrium, dan juga akan memodulasi sistem imun maternal sehingga keseimbangan Th1
dan Th2 akan bergerak ke arah dominasi th2. selain progesteron tampaknya hormone
pertumbuhan juga akan memegang peranan dalam mmemodulasi sistem imun, meski saat ini
baru terbukti pada spesies Roden. Dalam masa kehamilan plasenta akan menghasilkan
placental Growth Hormone (pGH) yang memiliki perbedaan 13 asam amino dibandingkan
dengan Growth Hormone (GH) yang dihasilakn oleh hipofisis. pGH akan menggantikan GH
dalam sirkulasi maternal pada trimester kedua dan diperkirakan dapat pula memodulasi
sistem imun maternal.
HIPOTESIS MENGENAI CD95 DAN LIGANNYA (CD95L)
Interaksi antara CD95L dan ligannya yaitu CD95 telah lama dikenal dalam bidang
imunologi yang berperan untuk memicu reaksi apoptosis.Mekanisme interaksi CD95-
CD95L umumnya digunakan untuk menjelaskan pengaturan pergantian sel, pemusnahan sel
sel tumor, respons antiviral, dan yang terpenting adalah untuk melindungi organ organ
tertentu dari aktifitas sel sel imun , contohnya pada organ organ yang harus dilindungi seperti
mata dan testis(organ organ yang bersifat immune privileged).Mekanismenya adalah sel sel
6
imun memiliki ekspresi CD95, sehungga apabila sel sel imun mengadakan kontak akan
terjadi interaksi CD95-CD95L yang akan memicu apoptosis sel sel imun tersebut sehingga
organ organ tersebut akan dilindungi.
Dalam penelitian penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa sel sel
trofoblas Mampu menghasilkan CD95 dan dalam medium kultur mampu memicu apoptosis
pada sel sel limfosit T yang mengekspresikan CD95L.Oleh karena itu, dapat diambil
kesimpulan bahwa sel sel trofoblas mampu memicu apoptosis sel sel imun maternal apabila
sel sel imun mencoba untuk melakukan kontak dengan sel sel trofoblas.
HIPOTESIS MENGENAI ANEKSIN II
Aneksin II adalah anggota keluarga dari glikoprotein yang dapat berikatan dengan
fosfolipid bermuatan negatif.Aneksin adalah membrane associated protein yang umunya
dihasilkan baik oleh sel sel normal maupun sel sel tumor.Namun, telah dibuktikan plasenta
juga mampu untuk menhasilkan aneksin.Dalam suatu penelitian telah dibuktikan bahwa
aneksinII dapat menghambat poliferasi sel sel limfosit dan juga menghambat produksi
antibody IgG ataupun IgM oleh sel sel imun maternal.Oleh karena itu, molekul ini ditengarai
juga memiliki peran dalam hal memicu toleransi system imun maternal pada embrio.
HIPOTESIS MENGENAI RENDAHNYA AKTIFITAS KOMPLEMEN
Dalam system imun innate, komplemen memegang peranan yang cukup penting
dalam menghasilkan sel sel tumor atau asing dengan cara bekerjasama dengan
antibodi.Antibodi akan mengenali antigen asing pada permukaan sel tersebut dan selanjutnya
antibody akan bergabung dengan komplemen untuk menghasilkan Membrane Attack
Complex (MAC) yang mampu melubangi permukaan sel yang memiliki antigen asing
tersebut sehingga sel tersebut akan mengalami kehancuran.Namun, terdapat beberapa factor
yang dapat menghambat mekanisme penghancuran tersebut, diantaranya adalah Membrane
Complement Protein (MCP) yang akan menduduki tempat berikatannya antibody dengan
komplemen sehingga tidak dapat terjadi interaksi antara antibodi dan komplemen atau
terdapatnya peningkatan Decary Accelerating Factor(DAF), Dimana factor tersebut dapat
meningkatkan tingkat penghancuran complement.
HIPOTESIS MENGENAI PENYEMBUNYIAN ANTIGEN TROFOBLAS
Hipotesis ini masih bersifat spekulatif.Diperkirakan antigen antigen paternal pada
permukaan sel trofoblas dikamuflase oleh suatu blocking antibody dan materi materi fibrin
atau lapisan sialomusin.Selain itu ada pula teori mengenai antigen paternal pada sel sel
trofoblas, sehingga antibody tersebut tidak dapat mengaktivasi system imun lainnya.Hal hal
tersebut diatas akan menyembunyikan ekspresi antigen paternal pada janin sehingga dapat
memicu reaksi toleransi dari system imun maternal.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aplikasi imunologi adalah adalah suatu organisasi yang terdiri atas sel sel dan molekul
molekul yang memiliki peranan khusus dalam menciptakan suatu system pertahanan tubuh
terhadap infeksi atau benda asing.
HLA adalah suatu molekul yang akan mempresentasikan fragmen peptida pada permukaan
sel. Fragmen peptide yang dipresentasikan oleh HLA berasal dari protein eksogen ataupun
endogen yang diproses baik melalui jalur endositik (HLA kelas II maupun jalur sitosolik
(HLA kelas I).
Penerapan sel imun diuterus adalah Uterus sebagai organ tempat kehamilan akan
berlangsung tentu memiliki peranan penting dalam proses penerimaan embrio. Lapisan
endometrium dapat dianggap sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer
pada sumsum tulang dan timus serta jaringan limfoid sekunder pada kelenjar getah bening,
limpa, dan Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan
jumlahnya cukup banyak baik pada daerah stroma maupun epitel.
Beberapa Hipotesis Mengenai Keberhasilan Kehamilan Terkait Dengan Respons Imunologi
yaitu :
1.Hipotesis mengenai ekspresi HLA-G di sel-sel trofoblas
2.Hipotesis mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) dan reseptor
3.Hipotesisi mengenai Indoleamine 2,3-dioksigenase (IDO)
4.Hipoteis mengenai keseimbangan Th1-Th2
5.Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor
6.Hipotesis Mengenai Hormon
7.Hipotesis mengenai cd95 dan ligannya (cd95l)
8.Hipotesis mengenai aneksin ii
9.Hipotesis mengenai rendahnya aktifitas komplemen
10.Hipotesis mengenai penyembunyian antigen trofoblas
B. SARAN
Oleh karena itu untuk untuk menjaga kehamilan agar tetap sehat hingga neonatus maka
system imunologi dalam tubuh harus disertai dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan sehat untuk janin dan ibu.
8
DAFTAR PUSTAKA
 Klein J, Sato A.The HLA system.N Engl J Med. 2000;343:702-9
 Prawirohardjo, Sarwono(2008).ilmu kebidanan.Jakarta:Penerbit PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
 Chaouat G.Fetal-Maternal immunological relationship.Encyclopedia of Life
Sciences.2001:1-
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia nya serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Aplikasi
Imunologi.
Makalah ini merupakan tugas Individu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dosen serta semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis juga mohon kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Raha, November 2013
Penulis
10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Aplikasi Imunologi...............................................................................................2
2 Human leukocyte antigen .....................................................................................3
3. sel-sel imun di uterus............................................................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................8
B. Saran..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
11
MAKALAH
IMUNOGLOBULIN
DI SUSUN OLEH:
NAMA : SITI AISAH
NIM : 2013.IB.0035
TINGKAT : I A.
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013/2014

More Related Content

What's hot

Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMJM Networks
 
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi KongenitalDiscussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi KongenitalCatatan Medis
 
Biokimia Sistem Imunologi
Biokimia Sistem ImunologiBiokimia Sistem Imunologi
Biokimia Sistem ImunologiDedi Kun
 
Makalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadiMakalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadiWarnet Raha
 
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemenOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1mohamad rizal
 
Discussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - AutoimunDiscussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - AutoimunCatatan Medis
 
Discussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun AdaptifDiscussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun AdaptifCatatan Medis
 
Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-SpesifikSistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-Spesifikmey9
 

What's hot (16)

Aplikasi imunologi
Aplikasi imunologiAplikasi imunologi
Aplikasi imunologi
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi KongenitalDiscussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
 
Biokimia Sistem Imunologi
Biokimia Sistem ImunologiBiokimia Sistem Imunologi
Biokimia Sistem Imunologi
 
Makalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadiMakalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadi
 
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
 
Makalah imunoglobin fitri yanti
Makalah imunoglobin fitri yantiMakalah imunoglobin fitri yanti
Makalah imunoglobin fitri yanti
 
Modulhistologi blok imunologi
Modulhistologi  blok imunologiModulhistologi  blok imunologi
Modulhistologi blok imunologi
 
Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1
 
Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun
 
Discussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - AutoimunDiscussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - Autoimun
 
Discussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun AdaptifDiscussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
 
Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-SpesifikSistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-Spesifik
 
Makalah imunoglobin 8
Makalah imunoglobin 8Makalah imunoglobin 8
Makalah imunoglobin 8
 
Imunologi das11
Imunologi das11Imunologi das11
Imunologi das11
 
Makalah macam macam imunoglobulin2
Makalah macam macam imunoglobulin2Makalah macam macam imunoglobulin2
Makalah macam macam imunoglobulin2
 

Viewers also liked

Viewers also liked (16)

Letter of Recommendation - Heather Baron (Principal)
Letter of Recommendation - Heather Baron (Principal)Letter of Recommendation - Heather Baron (Principal)
Letter of Recommendation - Heather Baron (Principal)
 
Sustainable Skill Development
Sustainable Skill DevelopmentSustainable Skill Development
Sustainable Skill Development
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Maneiras eficazes de desmotivar pessoas
Maneiras eficazes de desmotivar pessoasManeiras eficazes de desmotivar pessoas
Maneiras eficazes de desmotivar pessoas
 
Shantanu_Mechanical Engg
Shantanu_Mechanical EnggShantanu_Mechanical Engg
Shantanu_Mechanical Engg
 
Makalah polambu di muna (2)
Makalah  polambu di muna (2)Makalah  polambu di muna (2)
Makalah polambu di muna (2)
 
Makalah apbd
Makalah apbdMakalah apbd
Makalah apbd
 
Ezone program 101
Ezone program 101Ezone program 101
Ezone program 101
 
Live In Letters eBrochure
Live In Letters eBrochureLive In Letters eBrochure
Live In Letters eBrochure
 
Curriculum Vitae op1
Curriculum Vitae op1Curriculum Vitae op1
Curriculum Vitae op1
 
Plataformas virtuales rocio
Plataformas virtuales rocioPlataformas virtuales rocio
Plataformas virtuales rocio
 
Valores principios cooperativa
Valores principios cooperativaValores principios cooperativa
Valores principios cooperativa
 
Diferencias entre Cooperativa y S.A.
Diferencias entre Cooperativa y S.A.Diferencias entre Cooperativa y S.A.
Diferencias entre Cooperativa y S.A.
 
Rpp bab kebersihan
Rpp bab kebersihanRpp bab kebersihan
Rpp bab kebersihan
 
Farmquip catalogo productos 2014 2015
Farmquip catalogo productos 2014 2015Farmquip catalogo productos 2014 2015
Farmquip catalogo productos 2014 2015
 
تاريخ الكنيسة
تاريخ الكنيسةتاريخ الكنيسة
تاريخ الكنيسة
 

Similar to Makalah aplikasi imunologi

Similar to Makalah aplikasi imunologi (20)

Makalah aplikasi imunologi
Makalah aplikasi imunologiMakalah aplikasi imunologi
Makalah aplikasi imunologi
 
Imunologi kel 16.pptx
Imunologi kel 16.pptxImunologi kel 16.pptx
Imunologi kel 16.pptx
 
Makalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulinMakalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulin
 
Makalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulinMakalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulin
 
Makalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologiMakalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologi
 
IMMUNOLOGY PREGNANCY BY Adelle.pptx
IMMUNOLOGY PREGNANCY BY Adelle.pptxIMMUNOLOGY PREGNANCY BY Adelle.pptx
IMMUNOLOGY PREGNANCY BY Adelle.pptx
 
Tugas bu dian
Tugas bu dianTugas bu dian
Tugas bu dian
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Makalah mikrobiolog ant yi
Makalah mikrobiolog ant yiMakalah mikrobiolog ant yi
Makalah mikrobiolog ant yi
 
Makalah imunoglobin ice
Makalah imunoglobin iceMakalah imunoglobin ice
Makalah imunoglobin ice
 
scribd.vdownloaders.com_imunologi-dalam-kehamilan.pptx
scribd.vdownloaders.com_imunologi-dalam-kehamilan.pptxscribd.vdownloaders.com_imunologi-dalam-kehamilan.pptx
scribd.vdownloaders.com_imunologi-dalam-kehamilan.pptx
 
Imunologi
 Imunologi Imunologi
Imunologi
 
Imunologi
 Imunologi Imunologi
Imunologi
 
Makalah mikrobiologi dosen
Makalah mikrobiologi                                 dosenMakalah mikrobiologi                                 dosen
Makalah mikrobiologi dosen
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
Sistem imun adaptif.pptx
Sistem imun adaptif.pptxSistem imun adaptif.pptx
Sistem imun adaptif.pptx
 
Sistem imun adaptif.pptx
Sistem imun adaptif.pptxSistem imun adaptif.pptx
Sistem imun adaptif.pptx
 
Immunologi i
Immunologi iImmunologi i
Immunologi i
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah aplikasi imunologi

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen- komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.Oleh karena itu kami akan memberikan uraian mengenai dasar dasar IMUNOLOGI. B.RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan aplikasi imun? 2. Apa yang dimaksud HLA? 3. Bagaimana penerapan sel sel imunologi di uterus? 4. Apa saja Hipotesis yang berkaitan dengan Keberhasilan Kehamilan Terkait dengan respons imun?
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN 1. APLIKASI IMUNOLOGI System imun adalah suatu organisasi yang terdiri atas sel sel dan molekul molekul yang memiliki peranan khusus dalam menciptakan suatu system pertahanan tubuh terhadap infeksi atau benda asing.terdapat 2 jenis respons imun yang bebeda secara fundamental yaitu A.respons yang bersifat innate(alami/nonspesifik): respons imun tersebut akan selalu sama seberapapun seringnya antigen tersebut masuk kedalam tubuh. Respons ini akan menggunakan : 1. Sel sel yng bersifat fagositik seperti neutrofil, monosit dan makrofag 2. Sel sel yang akan menghasilkan mediator mediator inflamasi seperti basofil, sel mast, dan eosinofil 3. sel natural killer(nk) Selain itu system respons imun juga memiliki molekul molekul, seperti komplemen, protein fase akut, dan sitokin. B.respons yang bersifat adaptif (didapat/spesifik): akan terjadi perubahan respons imun menjadi adekuat seiring dengan semakin seringnya antigen tersebut masuk ke dalam tubuh. Respons adaptif akan terlihat dengan adanya poliferasi sel sel limfosit T dan B.Sel limfosit akan B akan menghasilkan antibodi dan sel limfosit T akan membunuh pathogen intraselular dengan cara mengaktifkan makrofag atau membunuh secara langsung sel sel yang terinfeksi oleh virus. System imun dalam tubuh manusia akan bereaksi apabila mampu mengenali kuman atu benda asing yang masuk ke dalam tubuh.Molekul molekul yang dapat dikenali oleh reseptor sel sel imun disebut sebagai antigen.LOkasi tempat berikatan reseptor dengan molekul molekul tersebut ukurannya sangat terbatas.Oleh karena itu, pada molekul molekul dengan struktur yang kompleks hanya mengenali sebagian dari struktur yang kompleks disebut sebagai epitop.Artinya, suatu molekul dengan struktur yang kompleks akan memiliki epitop yang bervariasi (mosaik). Mikroorganisme yang ditemukan sehari hari oleh seorang manusia yang sehat umumnya tidak akan menimbulkan gejala penyakit sama sekali, karena umumnya akan berhasil dikenali dan dihancurka oleh respons imun innate dalam hitungan menit atau jam.Untuk dapat bekerja dengan efektif reseptor imun innate harus mampu mendeteksi antigen antigen yang bersifat asing.Namun bebeda dengan reseptor yang ada pada respons imun adaptif mka dalam proses imun innate reseptor reseptor yang ada relative lebih terbatas dan konstan dari generasi ke generasi.Meski demikian system imun innate tetap mampu mengenali mikroorganisme walaupun tingkat mutasi yang terjadi pada mikroorganisme tersebut cukup tinggi keadaannya.Meski demikian reseptor2 imun innate akan kesulitan berkembang biak didalam sel sehingga komponen komponennya akan dibentuk dalam sel contohnya virus.
  • 3. 3 Apabila mikroorganisme tersebut mampu mengatasi hadangan dari system imun innate, maka akan dihadapi oleh system imun adaptif.Mikroorganisme beserta produk produknya yang berada di ekstraselular akan dikenali pada reseptor reseptor yang ada pada limfosit B, dalam hal ini adalah antibodi.Sementara untuk mikroorganisme yang ada di intraselular , produk produknya akan dikenali oleh reseptor reseptor yang ada di limfosit T (T cell reseptor =TCR).TCR akan mengenali fragmen fragmen peptide yang berasal dari mikroorganisme intrasel dan dipresentasikan oleh HLA pada permukaan sel atau sel sel khusus yang disebut sebagai Antigen Presenting Cells(APC) seperti sel dendritik, makrofag, dan limfosit B. 2. Human Leukocyte Antigen (HLA) Seperti disebutkan sebelumnya HLA memegang peranan penting dalam aktivasi respons imun baik yang bersifat innate maupun adaptif. Kalau sistem innate cara mengenali antigennya lebih kepada pengenalan struktur karbohidrat ataupun lipid yang asing, yang tidak ditemukan di dalam tubuh (non-self), maka respons imun adaptif lebih melakukan pengenalan kepada struktur peptide yang berasal dari protein asing (non-self). Pengenalan terhadap struktur peptide ini akan lebih menguntungkan karena diversitas struktur peptide ternyata lebih banyak jika dibandingkan dengan karbohidratataupun lipid. Oleh karena itu, diharapkan sistem imun adaptif dapat lebih mengenali secara spesifik suatu imunogen sehingga dapat memicu suatu respons imun yang lebih spesifik. HLA adalah suatu molekul yang akan mempresentasikan fragmen peptida pada permukaan sel. Fragmen peptide yang dipresentasikan oleh HLA berasal dari protein eksogen ataupun endogen yang diproses baik melalui jalur endositik (HLA kelas II maupun jalur sitosolik (HLA kelas I). fragmen peptide yang dipresentasikan juga berasal dari protein self dan non-self. Oleh karena proses tadi berjalan secara terus menerus, maka permukaan sel akan dipenuhi oleh HLA-HLA dengan fragmen peptidanya masing-masing. Sel-sel yang tidak terinfeksi tentu saja hanya akan mempresentasikan fragmen-fragmen peptida self. Oleh karena itu, HLA juga bersifat sebagai pertanda imunogenik dimana memiliki fungsi untuk membedakan antara sel-sel yang berasal dari diri sendiri (self) dengan sel-sel yang berasal dari orang lain (non-self) atau histokompatibilitas. Oleh karena itu, HLA sering disebut pula Major Histocompatibility complex (MHC) yang ada pada manusia. Dasar-dasar pengetahuan mengenai HLA saat ini telah jauh berkembang seiring dengan semakin majunya ilmu kedokteran transplantasi. Hal ini jugalah yang mendasari pemikiran-pemikiran mengenai keilmuan imunoilogi reproduksi. HLA berdasarkan struktur dan fungsinya terdiri atas 2 kelas, yaitu kelas I dan kelas II. HLA akan dikoding oleh gen yang terletak pada kromosom no 6 tepatnya pada region 6p21.31 (lengan pendek).tiap HLA memiliki kemampuan untuk mengikat fragmen peptide pada peptide binding site-nya. Masing-masing HLA memiliki peptide binding site yang bentuknya berbeda,sehingga fragmen peptide yang akan terikat juga akan berbeda. Hal ini sangat ditentukan oleh protein HLA yang dikoding oleh kromosom 6. seorang manusia akan menerima gen yang berasal dari kedua orang tuanya. Satu gen yang berasal dari ayah dan satu gen yang berasal dari ibu. Oleh karena itu, apabila HLA kelas I terdapat 3 lokus gen dan HLA kelas II memiliki 3 lokus gen, maka setiap individu akan memiliki 6 jenis HLA kelas I dan 6 jenis HLA kelas II. Saat ini diketahui tiap lokus gen HLA memiliki beberapa alel, contohnya HLA-A dapat memiliki 115 alel, sementara HLA-B dapat memiliki 301 alel. Oleh
  • 4. 4 karena itu, gen HLA dikenal sebagai sistem gen yang bersifat paling polimorfik. Bagian yang polimorfik ini justru umumnya terdapat pada peptide binding site. Oleh karena itu, tiap jenis HLA dari alel yang berbeda dapat mengikat fragmen peptida yang berbeda-beda pula. Selain bersifat polimorfik, HLA akan diekspresikan secara kodominan, yang berarti apabila seseorang memiliki 6 jenis HLA kelas I, maka keenam-enamnya akan diekspresikan pada setiap permukaan sel somatik. 3.Sel-sel imun di uterus Uterus sebagai organ tempat kehamilan akan berlangsung tentu memiliki peranan penting dalam proses penerimaan embrio. Lapisan endometrium dapat dianggap sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer pada sumsum tulang dan timus serta jaringan limfoid sekunder pada kelenjar getah bening, limpa, dan Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan jumlahnya cukup banyak baik pada daerah stroma maupun epitel Dari lapisan endometrium.sejumlah sel leukosit didapatkan baik secara tersebar maupun berkelompok bersebelahan dengan kelenjar endometrium pada stratum fungsional akan sangat berbeda pada setiap fase dari siklus haid. Yang paling menonjol adalah perubahan pada jumlah sel NK. Jumlah sel NK akan meningkat secara bermakna pascaovulasi dan jumlahnya akan tetap banyak pada lapisan desidua saat usia kehamilan dini. Beberapa Hipotesis Mengenai Keberhasilan Kehamilan Terkait Dengan Respons Imun Dalam kehamilan jaringan lpasentalah yang akan langsung mengadakan kontak dengan sistem sistem imun maternal. Hal ini disebabkan ole karena sel-sel trofoblas akan menginvasi hingga ke pembuluh darah maternal. Respons imun yang terjadi ternyata tidak sesuai dengan hukum transplantasi dimana seharusnya terjadi reaksi penolakan, karena sel-sel trofoblas yang berasal dari janin seharusnya juga memiliki HLA paternal. Namun, ada hal-hal yang ahrus dipertimbangkan bahwa sel-sel trofoblas itu berbeda dengan sel-sel somatic lainnya. Oleh karena itu, respons imun yang ditimbulkannya tenyu akan sangat berbeda. Hipotesis mengenai ekspresi HLA-G di sel-sel trofoblas Sel-sel sinsisiotrofoblas yang merupakan lapisan terluar dari jaringan janin dan akan berkontak dengan sistem imun maternal ternyata tidak mengekspresikan HLA-LA dan HLA- B dan hanya sedikit mengekspresikan HLA-C. Sebaliknya, sel-sel sinsisiotrofoblas tersebut mengekspresikan salah satu HLA nonklasik, yaitu HLA-G. HLA-G tampaknya berinteraksi dengan KIR seperti layaknya jenis-jenis HLA yang lain dan akan menekan aktivitas sitotoksitas dari sel NK. Diperkirakan inhibisi terhadap aktivit6as sel NK tersebut akan memicu toleransi sistem imun maternal pada embrio. HLA-G yang bersifat monomorfik tampaknya menunjukkan bahwa inhibisi terhadap sel NK berlaku secara umum tidak terkait dengan genom paternalnya. HLA-G dapat ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu yang ada pada permukaan sel dan yang bersifat solubel (sHLA-G). Hipotesis mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) dan reseptor Lapisan endometrium uterus tampaknya menghasilkan suatu molekul yang bersifat hidrosoluber, yang disebut sebagai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) salama siklus haid terkait dengan kadar progesteron. Sementara di sisi lain blastokista juga akan menghasilkan LIF- reseptor. Selama periode implantasi lapisan desidua bersama dengan limfosit-limfosit Th2 akan menghasilkan LIF, dan sel-sel sinsiotrofoblas akan menghasilkan reseptor LIF.
  • 5. 5 Diperkirakan ekspresi LIF pada desidua san reseptor LIF pada blastokista akan memfasilitasi proses implantasi. Selain itu, interaksi antara LIF dan reseptornya juga terbukti dapat memicu pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel trofoblas. Hipotesisi mengenai Indoleamine 2,3-dioksigenase (IDO) IDO adalah suatu protein enzimatik yang berfungsi untuk katabolisme tripofan. Enzim tersebut telah dibuktikan dapat dihasilkan oleh sel-sel sinsiotrofoblas. Diperkirakan IDO yang dihasilkan oleh sel-sel sinsiotrofoblas akan merusak triptofan pada lapisan desidua yang dibutuhkan oleh proliferasi sel-sel imun di lapisan desidua sehingga dapat memicu toleransi dari sel-sel imun maternal terhadap embrio. Hipoteis mengenai keseimbangan Th1-Th2 Sel helper (CD4+) naïve (Th0) saat mengenali antigen yang dipresentasikan oleh APC dapat berdiferensiasi menjadi Th1 apabila mendapat sinyal serupa IL-12 dan IFN, atau menjadi Th2 apabila mendapat sinyal serupa IL-4. Pada penelitian-penelitian sebelumnya ditunjukkan bahwa dominasi sitokin-sitokin proinflamasi yang dihasilkan oleh Th1 akan berkolerasi dengan peningkatan kejadian keguguran. Oleh karena itu, yang dianggap sebagai sitokin yang akan mempertahankan kehamilan adalah sitokin-sitokin yang dihasilkan ole sel- sel imun saja, tetapi juga oleh sel-sel trofoblas. Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor Tampaknya ada jenis makrofag lain selain makrofag yang telah dikenal secara klasik akan teraktivasi setelah terstimulasi oleh IFN atau lipoposakarida (LPS), dan kemudian akan menghasilkan sitokin-sitokin proinflamasi. Makrofag supresor ini diperkirakan akan menjaga rahim tetap sebagai tempat yang bersifat immuno-privileged, dengan cara menghasilkan sitokin-sitokin yang bersifat non-imflamasi seperti IL-10 atau antagonis reseptor IL-1 dan juga menghasilkan turunan oksigen bebas yang minimal atau tidak sama sekali. Hipotesis Mengenai Hormon Beberapa jenis sitokin dan hormone telah terbukti dapat dihasilkan oleh plasenta. Hormon yang cukup penting yang dihasilkan oleh plasenta adalah progesteron, di mana pada beberapa penelitian menunjukkan progesteron terbukti akan memicu produksi LIF pada emdometrium, dan juga akan memodulasi sistem imun maternal sehingga keseimbangan Th1 dan Th2 akan bergerak ke arah dominasi th2. selain progesteron tampaknya hormone pertumbuhan juga akan memegang peranan dalam mmemodulasi sistem imun, meski saat ini baru terbukti pada spesies Roden. Dalam masa kehamilan plasenta akan menghasilkan placental Growth Hormone (pGH) yang memiliki perbedaan 13 asam amino dibandingkan dengan Growth Hormone (GH) yang dihasilakn oleh hipofisis. pGH akan menggantikan GH dalam sirkulasi maternal pada trimester kedua dan diperkirakan dapat pula memodulasi sistem imun maternal. HIPOTESIS MENGENAI CD95 DAN LIGANNYA (CD95L) Interaksi antara CD95L dan ligannya yaitu CD95 telah lama dikenal dalam bidang imunologi yang berperan untuk memicu reaksi apoptosis.Mekanisme interaksi CD95- CD95L umumnya digunakan untuk menjelaskan pengaturan pergantian sel, pemusnahan sel sel tumor, respons antiviral, dan yang terpenting adalah untuk melindungi organ organ tertentu dari aktifitas sel sel imun , contohnya pada organ organ yang harus dilindungi seperti mata dan testis(organ organ yang bersifat immune privileged).Mekanismenya adalah sel sel
  • 6. 6 imun memiliki ekspresi CD95, sehungga apabila sel sel imun mengadakan kontak akan terjadi interaksi CD95-CD95L yang akan memicu apoptosis sel sel imun tersebut sehingga organ organ tersebut akan dilindungi. Dalam penelitian penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa sel sel trofoblas Mampu menghasilkan CD95 dan dalam medium kultur mampu memicu apoptosis pada sel sel limfosit T yang mengekspresikan CD95L.Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa sel sel trofoblas mampu memicu apoptosis sel sel imun maternal apabila sel sel imun mencoba untuk melakukan kontak dengan sel sel trofoblas. HIPOTESIS MENGENAI ANEKSIN II Aneksin II adalah anggota keluarga dari glikoprotein yang dapat berikatan dengan fosfolipid bermuatan negatif.Aneksin adalah membrane associated protein yang umunya dihasilkan baik oleh sel sel normal maupun sel sel tumor.Namun, telah dibuktikan plasenta juga mampu untuk menhasilkan aneksin.Dalam suatu penelitian telah dibuktikan bahwa aneksinII dapat menghambat poliferasi sel sel limfosit dan juga menghambat produksi antibody IgG ataupun IgM oleh sel sel imun maternal.Oleh karena itu, molekul ini ditengarai juga memiliki peran dalam hal memicu toleransi system imun maternal pada embrio. HIPOTESIS MENGENAI RENDAHNYA AKTIFITAS KOMPLEMEN Dalam system imun innate, komplemen memegang peranan yang cukup penting dalam menghasilkan sel sel tumor atau asing dengan cara bekerjasama dengan antibodi.Antibodi akan mengenali antigen asing pada permukaan sel tersebut dan selanjutnya antibody akan bergabung dengan komplemen untuk menghasilkan Membrane Attack Complex (MAC) yang mampu melubangi permukaan sel yang memiliki antigen asing tersebut sehingga sel tersebut akan mengalami kehancuran.Namun, terdapat beberapa factor yang dapat menghambat mekanisme penghancuran tersebut, diantaranya adalah Membrane Complement Protein (MCP) yang akan menduduki tempat berikatannya antibody dengan komplemen sehingga tidak dapat terjadi interaksi antara antibodi dan komplemen atau terdapatnya peningkatan Decary Accelerating Factor(DAF), Dimana factor tersebut dapat meningkatkan tingkat penghancuran complement. HIPOTESIS MENGENAI PENYEMBUNYIAN ANTIGEN TROFOBLAS Hipotesis ini masih bersifat spekulatif.Diperkirakan antigen antigen paternal pada permukaan sel trofoblas dikamuflase oleh suatu blocking antibody dan materi materi fibrin atau lapisan sialomusin.Selain itu ada pula teori mengenai antigen paternal pada sel sel trofoblas, sehingga antibody tersebut tidak dapat mengaktivasi system imun lainnya.Hal hal tersebut diatas akan menyembunyikan ekspresi antigen paternal pada janin sehingga dapat memicu reaksi toleransi dari system imun maternal.
  • 7. 7 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Aplikasi imunologi adalah adalah suatu organisasi yang terdiri atas sel sel dan molekul molekul yang memiliki peranan khusus dalam menciptakan suatu system pertahanan tubuh terhadap infeksi atau benda asing. HLA adalah suatu molekul yang akan mempresentasikan fragmen peptida pada permukaan sel. Fragmen peptide yang dipresentasikan oleh HLA berasal dari protein eksogen ataupun endogen yang diproses baik melalui jalur endositik (HLA kelas II maupun jalur sitosolik (HLA kelas I). Penerapan sel imun diuterus adalah Uterus sebagai organ tempat kehamilan akan berlangsung tentu memiliki peranan penting dalam proses penerimaan embrio. Lapisan endometrium dapat dianggap sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer pada sumsum tulang dan timus serta jaringan limfoid sekunder pada kelenjar getah bening, limpa, dan Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan jumlahnya cukup banyak baik pada daerah stroma maupun epitel. Beberapa Hipotesis Mengenai Keberhasilan Kehamilan Terkait Dengan Respons Imunologi yaitu : 1.Hipotesis mengenai ekspresi HLA-G di sel-sel trofoblas 2.Hipotesis mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) dan reseptor 3.Hipotesisi mengenai Indoleamine 2,3-dioksigenase (IDO) 4.Hipoteis mengenai keseimbangan Th1-Th2 5.Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor 6.Hipotesis Mengenai Hormon 7.Hipotesis mengenai cd95 dan ligannya (cd95l) 8.Hipotesis mengenai aneksin ii 9.Hipotesis mengenai rendahnya aktifitas komplemen 10.Hipotesis mengenai penyembunyian antigen trofoblas B. SARAN Oleh karena itu untuk untuk menjaga kehamilan agar tetap sehat hingga neonatus maka system imunologi dalam tubuh harus disertai dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat untuk janin dan ibu.
  • 8. 8 DAFTAR PUSTAKA  Klein J, Sato A.The HLA system.N Engl J Med. 2000;343:702-9  Prawirohardjo, Sarwono(2008).ilmu kebidanan.Jakarta:Penerbit PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.  Chaouat G.Fetal-Maternal immunological relationship.Encyclopedia of Life Sciences.2001:1-
  • 9. 9 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia nya serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Aplikasi Imunologi. Makalah ini merupakan tugas Individu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen serta semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Penulis juga mohon kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Raha, November 2013 Penulis
  • 10. 10 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................................1 B. Tujuan.................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN 1. Aplikasi Imunologi...............................................................................................2 2 Human leukocyte antigen .....................................................................................3 3. sel-sel imun di uterus............................................................................................4 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................................8 B. Saran..................................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
  • 11. 11 MAKALAH IMUNOGLOBULIN DI SUSUN OLEH: NAMA : SITI AISAH NIM : 2013.IB.0035 TINGKAT : I A. AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2013/2014