SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
IMUNOLOGY
ANTIGEN, ANTIBODI, DAN SITOKIN
Oleh :
Suryanata Kesuma, S.T., M.Si
199105242019021001
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIV GIZI
POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
2019
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ i
REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI........................................................................................ 1
Antigen dan Antibodi.............................................................................................. 1
SITOKIN ............................................................................................................................... 6
1
REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI
Antigen dan Antibodi
Antigen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan
protein yang berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam
tubuh. Beberapa berupa olisakarida atau polipeptida, yang tergolong
makromolekul dengan BM > 10.000. Antigen bertindak sebagai benda
asing atau nonself oleh seekor ternak dan akan merangsang timbulnya
antibodi.
Antibodi merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon
terhadap antigen yang masuk ke tubuh, yang bereaksi secara spesifik
dengan antigen tersebut. Konfigurasi molekul antigen-antibodi
sedemikian rupa sehingga hanya antibodi yang timbul sebagai respon
terhadap suatu antigen tertentu saja yang ccocok dengan permukaan
antigen itu sekaligus bereaksi dengannya.
Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit.
Terdapat dua jenis limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T.
Keduanya berasal dari sel tiang yang sama dalam sumsum tulang.
Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa Fabricius pada unggas,
sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus buntu dan
jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di
organ timus.
Sistim kebal atau imun terdiri dari dua macam, yaitu sistim kebal
humoral dan seluler. Limfosit B bertanggung jawab terhadap sistim kebal
humoral. Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh, maka limfosit B
berubah menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi humoral.
Antibodi humoral yang terbentuk di lepas ke darahsebagai bagian dari
fraksi γ- globulin. Antibodi humoral ini memerangi bakteri dan virus di
dalam darah.
Sistem humoral merupakan sekelompok protein yang dikenal
sebagai imunoglobulin (Ig) atau antibodi (Ab). Limfosit T bertanggung
2
jawab terhadap kekebalan seluler. Apabila ada antigen di dalam tubuh,
misalnya sel kanker atau jaringan asing, maka limfosit T akan berubah
menjadi limfoblast yang menghasilkan limphokin (semacam antibodi),
namun tidak dilepaskan ke dalam darah melainkan langsung bereaksi
dengan antigen di jaringan. Sistim kekebalan seluler disebut juga “respon
yang diperantarai sel”.
Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh ternak maka tubuh akan
terangsang dan memunculkan suatu respon awal yang disebut sebagai
respon imun primer. Respon ini memerlukan waktu lebih lama untuk
memperbanyak limfosit dan membentuk ingatan imunologik berupa sel-
sel limfosit yang lebih peka terhadap antigen. Kalau antigen yang sama
memasuki tubuh kembali maka respon yang muncul dari tubuh berupa
respon imun sekunder. Respon ini muncul lebih cepat, lebih kuat dan
berlangsung lebih lama daripada respon imun primer.
Interaksi antigen-antibodi dapat dikategorikan menjadi tingkat
primer, sekunder, dan tersier.
1. Primer
Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen
dengan antibody pada situs identik yang kecil, bernama epitop.
2. Sekunder
Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di
antaranya:
a. Netralisasi
Yaitu interaksi yang terjadi jika antibody secara fisik dapat
menghalangi sebagian antigen menimbulkan effect yang
merugikan. Contohnya adalah dengan mengikat toksin bakteri,
antibody mencegah zat kimia ini berinteraksi dengan sel yang
rentan.
b. Aglutinasi
Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau
transfuse darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama
membentuk gumpalan.
3
c. Presipitasi
Adalah jika complex antigen-antibodi yang terbentuk
berukuran terlalu besar, sehingga tidak dapat bertahan untuk terus
berada di larutan dan akhirnya mengendap.
d. Fagositosis
Adalah jika bagian ekor antibodi yang berikatan dengan
antigen mampu mengikat reseptor fagosit (sel penghancur)
sehingga memudahkan fagositosis korban yang mengandung
antigen tersebut.
e. Sitotoksis
Adalah saat pengikatan antibodi ke antigen juga menginduksi
serangan sel pembawa antigen oleh killer cell (sel K). Sel K serupa
dengan natural killer cell kecuali bahwa sel K mensyaratkan sel
sasaran dilapisi oleh antibody sebelum dapat dihancurkan melalui
proses lisis membran plasmanya.
3. Tersier
Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologic
dari interaksi antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi
penderitanya. Pengaruh menguntungkan antara lain: aglutinasi
bakteri, lisis bakteri, immnunitas mikroba, dan lain-lain. Sedangkan
pengaruh merusak antara lain: edema, reaksi sitolitik berat, dan
defisiensi yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi.
Tahap pertama dari respon antibodi dimulai dari fagositosis antigen
oleh makrofag atau sel lain dalam sistem retikuloendotelial yang meliputi
sel-sel Langerhans di kulit, sel dendritik pada spleen dan lymph node,
serta monosit dalam darah. Sel-sel tersebut berdasarkan fungsi
imunologisnya digolongkan sebagai antigen-presenting cells (APC).
Penghasilan antibodi terhadap kebanyakan antigen memerlukan
interaksi dan pengaktifan kedua-dua sel B dan T. Antibodi memiliki
kemampuan spesifik untuk mengikat determinat site dari antigen atau
yang disebut dengan determinan antigenik. Berikut merupakan
4
gambaran ikatan antara dua molekul antigen dengan dengan situs
pengikatan antigen di daerah-daerah variabel pad anti bodi
Sel-sel ini mungkin menghasilkan gerak balas terhadap epitop
berbeza pada antigen yang sama, tetapi epitop-epitop tersebut mesti
tergabung (physically-linked). Kompleks antigen yang tergabung ke
reseptor sel B (terdiri dari imunoglobulin permukaan, sIg) akan
didegradasi dalam sel yang mengandungi molekul MHC II. Kompleks
peptid-MHC ini akan diekspres pada permukaan sel, di mana ia akan
berinteraksi dengan sel T yang mempunyai reseptor sesuai. Hasil dari
pergabungan antigen serta sitokin-sitokin yang dihasilkan oleh sel T, sel
B diaktifkan dan menjalani proses proliferasi menjadi sel penghasil
antibodi (sel plasma).
Antigen memiliki 2 bagian yang harus kamu ketahui. Kedua bagian
tersebut adalah epitop dan hapten.
1. Determinan antigen (epitop)
Epitop merupakan bagian antigen yang dapat membangkitkan
respons imunitas, atau dengan kata lain, dapat menginduksi
pembentukan antibodi. Satu antigen tersusun dari 2 atau lebih molekul
epitop.
2. Hapten
Hapten adalah molekul kecil yang hanya bisa menginduksi
produksi antibodi jika bergabung dengan carrier yang bermolekul
besar. Oleh karena itu, hapten memiliki sifat imunogenik. Hapten
dapat berupa obat, antibiotik, dan kosmetik.
Antibodi atau imunoglobulin adalah protein larut yang dihasilkan
oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan suatu
antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut. Ada lima kelas
imunoglobulin yang harus kamu ketahui nih. Yuk, belajar bersama-sama!
IgG berjumlah paling banyak (80%) dan akan lebih besar pada
kontak ke 2, 3, dan seterusnya. IgG dapat menembus plasenta dan
memberikan imunitas pada bayi. Selain itu, IgG juga merupakan
5
pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin, dapat mengaktivasi
komplemen.
Berjumlah 15%, IgA dapat ditemukan pada zat sekresi seperti
keringat, ludah, air mata, ASI, dan sekresi usus. IgA berfungsi untuk
melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
IgM adalah antibodi yang pertama kali tiba di lokasi infeksi,
menetap di pembuluh darah dan tidak masuk ke jaringan. IgM berumur
pendek dan berfungsi untuk mengaktivitasi komplemen dan
memperbanyak fagositosis.
IgD memiliki fungsi memicu respons imunitas dan banyak
ditemukan di limfosit B. Meskipun demikian, IgD berjumlah sedikit pada
limpa dan serum darah.
Antibodi ini terikat pada reseptor sel mast dan basofil. IgE
menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya. Selain itu,
IgE banyak ditemukan dalam darah dengan konsentrasi rendah dan
kadarnya meningkat ketika bereaksi terhadap alergi.
6
SITOKIN
Sitokin adalah kategori luas dari protein kecil (~ 5-20 kDa) yang
penting dalam pensinyalan sel. Pelepasan sitokin memengaruhi perilaku sel
di sekitar mereka. Sitokin dapat terlibat dalam pensinyalan autokrin,
pensinyalan parakrin, dan pensinyalan endokrin sebagai agen
imunomodulasi. Perbedaan lebih jelas antara sitokin dari hormon masih
terus diteliti lebih lanjut. Istilah sitokin bisa mencakup kemokin, interferon,
interleukin, limfokin, dan faktor nekrosis tumor, tetapi umumnya bukan
hormon atau faktor pertumbuhan (meskipun beberapa tumpang tindih
dalam terminologi). Sitokin diproduksi oleh berbagai sel, termasuk sel imun
seperti makrofag, limfosit B, limfosit T, dan sel mast, serta sel endotel,
fibroblast, dan berbagai sel stroma.
Sitokin beraksi melalui pengikatan dengan reseptornya, dan sangat
penting dalam sistem imun; sitokin memodulasi keseimbangan antara
respon imun humoral dan respons imun selular, dan sitokin mengatur
pematangan, pertumbuhan, dan responsivitas populasi sel tertentu.
Beberapa sitokin meningkatkan atau menghambat aksi sitokin lain dengan
cara yang kompleks.
Sitokin berbeda dari hormon, yang juga merupakan molekul
pensinyalan sel yang penting, bedanya hormon bersirkulasi dalam
konsentrasi yang lebih tinggi dan cenderung dibuat oleh jenis sel tertentu.
Sitokin telah diklasifikasikan sebagai limfokin, interleukin, dan
kemokin, berdasarkan fungsi yang diduga, sel sekresi, atau target aksi.
Namun klasifikasi pembedaan seperti itu sudah usang karena sitokin
dicirikan oleh redundansi dan pleiotropisme yang cukup besar, yang
membuat pembedaan seperti itu memungkinkan banyak pengecualian.
a. Istilah interleukin pada awalnya digunakan oleh para peneliti untuk
sitokin-sitokin yang diduga target utamanya adalah leukosit. Sekarang ini
istilah interleukin digunakan sebagian besar untuk molekul sitokin yang
7
lebih baru dan tidak banyak berhubungan dengan fungsi yang diduga.
Sebagian besar diproduksi oleh sel T pembantu.
b. Limfokin: diproduksi oleh limfosit
c. Monokin: diproduksi secara eksklusif oleh monosit
d. Interferon: terlibat dalam tanggapan antivirus
e. Faktor stimulasi koloni: mendukung pertumbuhan sel dalam media
semipadat
f. Kemokin: memediasi kemoatraktan kemotaksis) antar sel.
Sitokin sering terlibat dalam beberapa proses perkembangan selama
embriogenesis. Sitokin sangat penting untuk melawan infeksi dan respons
imun lainnya. Namun, sitokin dapat menjadi tidak terarah dan menimbulkan
penyakit pada peradangan, trauma, dan sepsis.
Efek merugikan sitokin telah dikaitkan dengan banyak kondisi dan
kondisi penyakit mulai dari skizofrenia, depresi berat dan penyakit
Alzheimer hingga kanker. Integritas jaringan normal dipertahankan oleh
interaksi umpan balik antara berbagai jenis sel yang dimediasi oleh molekul
adhesi dan sitokin yang disekresikan; gangguan mekanisme umpan balik
normal pada kanker mengancam integritas jaringan. Sekresi sitokin yang
berlebihan dapat memicu sindrom berbahaya yang dikenal sebagai badai
sitokin; hal ini mungkin menjadi penyebab efek samping yang parah selama
uji klinis calon obat TGN1412. Badai sitokin diduga menjadi penyebab
utama kematian pada pandemi "Flu Spanyol" 1918. Kematian dapat lebih
sering terjadi pada orang-orang dengan sistem imun tubuh yang sehat,
karena kemampuannya untuk menghasilkan respons imun yang lebih kuat,
kemungkinan meningkatkan kadar sitokin. Contoh penting lain dari badai
sitokin terlihat pada pankreatitis akut. Sitokin bersifat integral dan terlibat
dalam semua sudut kaskade yang mengakibatkan sindrom respons
inflamasi sistemik dan kegagalan multi organ.

More Related Content

What's hot

Xi tlm sistem kekebalan tubuh
Xi tlm sistem kekebalan tubuhXi tlm sistem kekebalan tubuh
Xi tlm sistem kekebalan tubuhhenirahayu8
 
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
Lecture Notes 1 :  Overview of ImmunologyLecture Notes 1 :  Overview of Immunology
Lecture Notes 1 : Overview of ImmunologyCatatan Medis
 
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemenOperator Warnet Vast Raha
 
Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitasimam abidin
 
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe IIIReaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe IIIAbulkhair Abdullah
 
Xi tlm konsep dasar imun.
Xi tlm konsep dasar imun.Xi tlm konsep dasar imun.
Xi tlm konsep dasar imun.henirahayu8
 
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan SelulerDiscussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan SelulerCatatan Medis
 
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun Definisi , etiologi dan kriteria autoimun
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun 1313010043
 

What's hot (14)

Xi tlm sistem kekebalan tubuh
Xi tlm sistem kekebalan tubuhXi tlm sistem kekebalan tubuh
Xi tlm sistem kekebalan tubuh
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
Lecture Notes 1 :  Overview of ImmunologyLecture Notes 1 :  Overview of Immunology
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
 
Makalah imunoglobin fitri yanti
Makalah imunoglobin fitri yantiMakalah imunoglobin fitri yanti
Makalah imunoglobin fitri yanti
 
Soal hipersensitivitas aulia
Soal hipersensitivitas auliaSoal hipersensitivitas aulia
Soal hipersensitivitas aulia
 
Penyakit
PenyakitPenyakit
Penyakit
 
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
150095252 makalah-imser-imunodefisiensi-komplemen
 
Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitas
 
Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7
 
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe IIIReaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
 
Soal aulia
Soal auliaSoal aulia
Soal aulia
 
Xi tlm konsep dasar imun.
Xi tlm konsep dasar imun.Xi tlm konsep dasar imun.
Xi tlm konsep dasar imun.
 
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan SelulerDiscussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
 
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun Definisi , etiologi dan kriteria autoimun
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun
 

Similar to Ag dan ab (20)

Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7
 
Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7
 
Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7
 
Imunologi kel 16.pptx
Imunologi kel 16.pptxImunologi kel 16.pptx
Imunologi kel 16.pptx
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Imunologi das12
Imunologi das12Imunologi das12
Imunologi das12
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1
 
pengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-sel
pengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-selpengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-sel
pengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-sel
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
ISTEM IMUN.pptx
ISTEM IMUN.pptxISTEM IMUN.pptx
ISTEM IMUN.pptx
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

Ag dan ab

  • 1. IMUNOLOGY ANTIGEN, ANTIBODI, DAN SITOKIN Oleh : Suryanata Kesuma, S.T., M.Si 199105242019021001 JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIV GIZI POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR 2019
  • 2. i DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................................ i REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI........................................................................................ 1 Antigen dan Antibodi.............................................................................................. 1 SITOKIN ............................................................................................................................... 6
  • 3. 1 REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI Antigen dan Antibodi Antigen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan protein yang berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa berupa olisakarida atau polipeptida, yang tergolong makromolekul dengan BM > 10.000. Antigen bertindak sebagai benda asing atau nonself oleh seekor ternak dan akan merangsang timbulnya antibodi. Antibodi merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon terhadap antigen yang masuk ke tubuh, yang bereaksi secara spesifik dengan antigen tersebut. Konfigurasi molekul antigen-antibodi sedemikian rupa sehingga hanya antibodi yang timbul sebagai respon terhadap suatu antigen tertentu saja yang ccocok dengan permukaan antigen itu sekaligus bereaksi dengannya. Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat dua jenis limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel tiang yang sama dalam sumsum tulang. Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa Fabricius pada unggas, sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus buntu dan jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di organ timus. Sistim kebal atau imun terdiri dari dua macam, yaitu sistim kebal humoral dan seluler. Limfosit B bertanggung jawab terhadap sistim kebal humoral. Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh, maka limfosit B berubah menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi humoral. Antibodi humoral yang terbentuk di lepas ke darahsebagai bagian dari fraksi γ- globulin. Antibodi humoral ini memerangi bakteri dan virus di dalam darah. Sistem humoral merupakan sekelompok protein yang dikenal sebagai imunoglobulin (Ig) atau antibodi (Ab). Limfosit T bertanggung
  • 4. 2 jawab terhadap kekebalan seluler. Apabila ada antigen di dalam tubuh, misalnya sel kanker atau jaringan asing, maka limfosit T akan berubah menjadi limfoblast yang menghasilkan limphokin (semacam antibodi), namun tidak dilepaskan ke dalam darah melainkan langsung bereaksi dengan antigen di jaringan. Sistim kekebalan seluler disebut juga “respon yang diperantarai sel”. Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh ternak maka tubuh akan terangsang dan memunculkan suatu respon awal yang disebut sebagai respon imun primer. Respon ini memerlukan waktu lebih lama untuk memperbanyak limfosit dan membentuk ingatan imunologik berupa sel- sel limfosit yang lebih peka terhadap antigen. Kalau antigen yang sama memasuki tubuh kembali maka respon yang muncul dari tubuh berupa respon imun sekunder. Respon ini muncul lebih cepat, lebih kuat dan berlangsung lebih lama daripada respon imun primer. Interaksi antigen-antibodi dapat dikategorikan menjadi tingkat primer, sekunder, dan tersier. 1. Primer Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen dengan antibody pada situs identik yang kecil, bernama epitop. 2. Sekunder Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di antaranya: a. Netralisasi Yaitu interaksi yang terjadi jika antibody secara fisik dapat menghalangi sebagian antigen menimbulkan effect yang merugikan. Contohnya adalah dengan mengikat toksin bakteri, antibody mencegah zat kimia ini berinteraksi dengan sel yang rentan. b. Aglutinasi Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau transfuse darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama membentuk gumpalan.
  • 5. 3 c. Presipitasi Adalah jika complex antigen-antibodi yang terbentuk berukuran terlalu besar, sehingga tidak dapat bertahan untuk terus berada di larutan dan akhirnya mengendap. d. Fagositosis Adalah jika bagian ekor antibodi yang berikatan dengan antigen mampu mengikat reseptor fagosit (sel penghancur) sehingga memudahkan fagositosis korban yang mengandung antigen tersebut. e. Sitotoksis Adalah saat pengikatan antibodi ke antigen juga menginduksi serangan sel pembawa antigen oleh killer cell (sel K). Sel K serupa dengan natural killer cell kecuali bahwa sel K mensyaratkan sel sasaran dilapisi oleh antibody sebelum dapat dihancurkan melalui proses lisis membran plasmanya. 3. Tersier Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologic dari interaksi antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi penderitanya. Pengaruh menguntungkan antara lain: aglutinasi bakteri, lisis bakteri, immnunitas mikroba, dan lain-lain. Sedangkan pengaruh merusak antara lain: edema, reaksi sitolitik berat, dan defisiensi yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi. Tahap pertama dari respon antibodi dimulai dari fagositosis antigen oleh makrofag atau sel lain dalam sistem retikuloendotelial yang meliputi sel-sel Langerhans di kulit, sel dendritik pada spleen dan lymph node, serta monosit dalam darah. Sel-sel tersebut berdasarkan fungsi imunologisnya digolongkan sebagai antigen-presenting cells (APC). Penghasilan antibodi terhadap kebanyakan antigen memerlukan interaksi dan pengaktifan kedua-dua sel B dan T. Antibodi memiliki kemampuan spesifik untuk mengikat determinat site dari antigen atau yang disebut dengan determinan antigenik. Berikut merupakan
  • 6. 4 gambaran ikatan antara dua molekul antigen dengan dengan situs pengikatan antigen di daerah-daerah variabel pad anti bodi Sel-sel ini mungkin menghasilkan gerak balas terhadap epitop berbeza pada antigen yang sama, tetapi epitop-epitop tersebut mesti tergabung (physically-linked). Kompleks antigen yang tergabung ke reseptor sel B (terdiri dari imunoglobulin permukaan, sIg) akan didegradasi dalam sel yang mengandungi molekul MHC II. Kompleks peptid-MHC ini akan diekspres pada permukaan sel, di mana ia akan berinteraksi dengan sel T yang mempunyai reseptor sesuai. Hasil dari pergabungan antigen serta sitokin-sitokin yang dihasilkan oleh sel T, sel B diaktifkan dan menjalani proses proliferasi menjadi sel penghasil antibodi (sel plasma). Antigen memiliki 2 bagian yang harus kamu ketahui. Kedua bagian tersebut adalah epitop dan hapten. 1. Determinan antigen (epitop) Epitop merupakan bagian antigen yang dapat membangkitkan respons imunitas, atau dengan kata lain, dapat menginduksi pembentukan antibodi. Satu antigen tersusun dari 2 atau lebih molekul epitop. 2. Hapten Hapten adalah molekul kecil yang hanya bisa menginduksi produksi antibodi jika bergabung dengan carrier yang bermolekul besar. Oleh karena itu, hapten memiliki sifat imunogenik. Hapten dapat berupa obat, antibiotik, dan kosmetik. Antibodi atau imunoglobulin adalah protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut. Ada lima kelas imunoglobulin yang harus kamu ketahui nih. Yuk, belajar bersama-sama! IgG berjumlah paling banyak (80%) dan akan lebih besar pada kontak ke 2, 3, dan seterusnya. IgG dapat menembus plasenta dan memberikan imunitas pada bayi. Selain itu, IgG juga merupakan
  • 7. 5 pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin, dapat mengaktivasi komplemen. Berjumlah 15%, IgA dapat ditemukan pada zat sekresi seperti keringat, ludah, air mata, ASI, dan sekresi usus. IgA berfungsi untuk melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. IgM adalah antibodi yang pertama kali tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah dan tidak masuk ke jaringan. IgM berumur pendek dan berfungsi untuk mengaktivitasi komplemen dan memperbanyak fagositosis. IgD memiliki fungsi memicu respons imunitas dan banyak ditemukan di limfosit B. Meskipun demikian, IgD berjumlah sedikit pada limpa dan serum darah. Antibodi ini terikat pada reseptor sel mast dan basofil. IgE menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya. Selain itu, IgE banyak ditemukan dalam darah dengan konsentrasi rendah dan kadarnya meningkat ketika bereaksi terhadap alergi.
  • 8. 6 SITOKIN Sitokin adalah kategori luas dari protein kecil (~ 5-20 kDa) yang penting dalam pensinyalan sel. Pelepasan sitokin memengaruhi perilaku sel di sekitar mereka. Sitokin dapat terlibat dalam pensinyalan autokrin, pensinyalan parakrin, dan pensinyalan endokrin sebagai agen imunomodulasi. Perbedaan lebih jelas antara sitokin dari hormon masih terus diteliti lebih lanjut. Istilah sitokin bisa mencakup kemokin, interferon, interleukin, limfokin, dan faktor nekrosis tumor, tetapi umumnya bukan hormon atau faktor pertumbuhan (meskipun beberapa tumpang tindih dalam terminologi). Sitokin diproduksi oleh berbagai sel, termasuk sel imun seperti makrofag, limfosit B, limfosit T, dan sel mast, serta sel endotel, fibroblast, dan berbagai sel stroma. Sitokin beraksi melalui pengikatan dengan reseptornya, dan sangat penting dalam sistem imun; sitokin memodulasi keseimbangan antara respon imun humoral dan respons imun selular, dan sitokin mengatur pematangan, pertumbuhan, dan responsivitas populasi sel tertentu. Beberapa sitokin meningkatkan atau menghambat aksi sitokin lain dengan cara yang kompleks. Sitokin berbeda dari hormon, yang juga merupakan molekul pensinyalan sel yang penting, bedanya hormon bersirkulasi dalam konsentrasi yang lebih tinggi dan cenderung dibuat oleh jenis sel tertentu. Sitokin telah diklasifikasikan sebagai limfokin, interleukin, dan kemokin, berdasarkan fungsi yang diduga, sel sekresi, atau target aksi. Namun klasifikasi pembedaan seperti itu sudah usang karena sitokin dicirikan oleh redundansi dan pleiotropisme yang cukup besar, yang membuat pembedaan seperti itu memungkinkan banyak pengecualian. a. Istilah interleukin pada awalnya digunakan oleh para peneliti untuk sitokin-sitokin yang diduga target utamanya adalah leukosit. Sekarang ini istilah interleukin digunakan sebagian besar untuk molekul sitokin yang
  • 9. 7 lebih baru dan tidak banyak berhubungan dengan fungsi yang diduga. Sebagian besar diproduksi oleh sel T pembantu. b. Limfokin: diproduksi oleh limfosit c. Monokin: diproduksi secara eksklusif oleh monosit d. Interferon: terlibat dalam tanggapan antivirus e. Faktor stimulasi koloni: mendukung pertumbuhan sel dalam media semipadat f. Kemokin: memediasi kemoatraktan kemotaksis) antar sel. Sitokin sering terlibat dalam beberapa proses perkembangan selama embriogenesis. Sitokin sangat penting untuk melawan infeksi dan respons imun lainnya. Namun, sitokin dapat menjadi tidak terarah dan menimbulkan penyakit pada peradangan, trauma, dan sepsis. Efek merugikan sitokin telah dikaitkan dengan banyak kondisi dan kondisi penyakit mulai dari skizofrenia, depresi berat dan penyakit Alzheimer hingga kanker. Integritas jaringan normal dipertahankan oleh interaksi umpan balik antara berbagai jenis sel yang dimediasi oleh molekul adhesi dan sitokin yang disekresikan; gangguan mekanisme umpan balik normal pada kanker mengancam integritas jaringan. Sekresi sitokin yang berlebihan dapat memicu sindrom berbahaya yang dikenal sebagai badai sitokin; hal ini mungkin menjadi penyebab efek samping yang parah selama uji klinis calon obat TGN1412. Badai sitokin diduga menjadi penyebab utama kematian pada pandemi "Flu Spanyol" 1918. Kematian dapat lebih sering terjadi pada orang-orang dengan sistem imun tubuh yang sehat, karena kemampuannya untuk menghasilkan respons imun yang lebih kuat, kemungkinan meningkatkan kadar sitokin. Contoh penting lain dari badai sitokin terlihat pada pankreatitis akut. Sitokin bersifat integral dan terlibat dalam semua sudut kaskade yang mengakibatkan sindrom respons inflamasi sistemik dan kegagalan multi organ.