2. PENDAHULUAN
Dalam mengenali antigen ada 3 macam
molekul pengikat antigen yang terlibat
pada system imun adaptif :
1.Permukaan sel B (imunoglubulin)
2.Reseptor antigen pada sel T (TCR)
3.Molekul major histocompability
complex (MHC)
3. Reseptor antigen berperan dalam maturasi
limfosit dari sel progenitor dan pada semua
system imun adaptif
Dalam imunitas adaptif, limfosit mengenali
antigen untuk memulai respons, sedang kan sel T
efektor dan antibody mengenali antigen untuk
menjalankan fungsi mereka
Limfosit B dan T mengekspresikan reseptor
yang berbeda-beda yang mampu mengenali
antigen: antibody terkait membaran pada sel B
dan reseptor sel T pada permukaan limfosit T
4. Reseptor antigen limfosit B dan T
memiliki beberapa sifat yang penting
dalam imunitas adaptif dan memili
kesamaan struktur serta mekanisme
pensinyalan
Tetapi sel B dan sel T memiliki
perbedaan mendasar terkait struktur
antigen, daintara nya adalah:
5. 1. Antibodi yang terikat membran, yang berfungsi sebagai reseptor
antigen limfosit B, dapat mengenali berbagai jenis struktur
kimia, sedangkan sel T hanya dapat mengenali peptide yang
terikat oleh major histocompability complex (MHC)
2. Molekul reseptor antigen terdiri dari bagian bagian (domain)
yang terlibat dalam pengenalan antigen sehingga dengan
demikian berbeda-beda antar klon limfosit dan bagian domain
lain yang diperlukan untuk integritas structural dan fungsi
efektor sehigga relative sama pada semua klon
3. Rantai reseptor antigen terkait dengan protein membran
invariant yang berfungsi memberikan sinyal intraselular setelah
terjadinya pengenalan antigen.
4. Antibodi ada dalam dua bentuk yaitu sebagai reseptor antigen
terikat-membrane pada sel B dan sebagai protein yang
disekresikan. Namun TCR(t cell reseptor) hanya ada satu bentuk
yaitu sebagai reseptor membran pada sel T.
7. PENGENALAN ANTIGEN OLEH TCR
kedua rantai α dan rantai β dari TCR berpartisipasi dalam pengenalan
spesifik molekul MHC dan peptide yang terikat oleh molekul MHC dan
peptide.
TCR mampu mengenali antigen , namu sperti juga Ig membrane pada sel B ,
tidak mampu menyampaikan sinyal dalam sel T itu sendiri.
Aktivasi sel T memerlukan pengikatan oleh koreseptor CD4 atai CD8 yang
mengenali bagian nonpolimorfik MHC
perbedaan pada proses pengenalan antigen adalah limfosit B dapat
mengikat berbagai jenis mikroba, toxin yang berbeda dalam konsentrasi
rendah dalam darah atau lumen organ bermukosa
TCR hanya mengenali komplek peptide-MHC dan mengikatnya dengan
afinitas yang lebih rendah, hal ini alasa mengapa ikatan sel T dan APC perlu
diperkuat dengan molekul adhesi
8. ANTIBODI
Molekul antibody terdiri dari empat rantai, dua polipeptida rantai berat
(H) yang identic dan dua rantai ringan yang identic (L) dimana setiap pada
setiap rantai terdapat sebuah regio variable da sebuah regio konstan.
Ada lima jenis rantai berat ig, yaitu μ, δ, ℽ, ε, dan α, yang berbeda pada
regio C-nya
Pada manusia terdapat empat sub tipe rantai ℽ, dinamakan ℽ1, ℽ 2, ℽ3,
ℽ4, dan dua subtype rantai α, dianamakan α1 dan α2.
Antibodi yang mempunyai rantai berat yang berbeda, termasuk dalam
kelas atau isotipe yang berbeda, dan di beri nama sesuai dengan rantai
berat meraka (IgM, IgD, IgG, IgE, dan IgA).
Jenis rantai ringan disebut dengan κ (kappa) atau λ (lamda). Setiap
antibodi hanya memiliki satu diantara dua rantai ringan. Dan setiap
antibody yang dihasilkan oleh sel B mempunyai rantai ringan yang sama.
Setiap isotipe memiliki sifat dan biologis dan fungsi efektor yang berbeda
( next )
10. KLASIFIKASI IMUNOGLOBULIN
1. IgG
Merupakan 75 % dari umnoglobulin total yang dibentuk oleh
rangsangan antigen.
Dapat menembus plasenta dan masuk ke dalam darah janin,
sehingga igG Janin berasal dari iu nya untuk melindungi dari infeksi
Melapisi mikroorganisme sehingga lebih mudah di fagositosis dan
dapat menetralisir toxin dan virus
2. IgA
Merupakan immunoglobulin terbanyak kedua di dalam darah
Diproduksi jumaah besar oleh sel plasma dalam jaringan limfoid
yang terdapat sepanjang sal.cerna, napas dan urogenital.
Walaupun tidak dapat menembus sel plasenta, tetapi terdapat
kolostrum pada system bayi baru lahir untuk membatasi antigen yang
berasal dari makanan
11. 3. IgM
imunoglubuin yang berukuran paling besar. banyak terdapat di
intravascular.
1000 kali lebih efektif dalam bakteri dibanding igG, tetapi respon igM ini
umumnya pendek hanya beberapa hari kemudia menurun. Sehingga
fenomena ini digunakan untuk menetukan suatau ingeksi akut atau tidak.
Tidak dapat menembus plasenta
4. IgD
Konsentrasi nya hanya sedikit di dalam serum. Tetapi tinggi dalam darah
tali pusat.
Peran nya belum diketahui jelas, diduga reseptor antigen pertama pada
permukaan sel B pada neonates dalam mengawali respon imun.
5. IgE
Kadarnya amat sangat rendah dalam serum.
Sel yang dilapasi oleh sel IgE jika terpapar pada allergen, sel tersebut akan
melepaskan reaksi hipersensitivitas yang sangat poten, diantaranya
12. PENGIKATAN ANTIGEN OLEH
ANTIBODI
1. antibody mampu mengikat berbagai macam antigen,
termasuk makromolekul dan senyawa kimia kecil.
2. Hal ini terjadi karena loop CDR pengikat antigen
molekul antibody dapat begabung Bersama membentuk
celah yang mampu mengikat molekul kecil atau
membentuk permukaan yang lebih luas sehingga
mampu mengikat molekul yang lebih besar.
3. Antibodi mengikat antigen melalui interaksi nonkovalen
dan revesible, termasuk ikatan hydrogen, interasi
hidrofobik, dan interaksi berdasarkan muatan.
4. berikut contoh gambar pengikatan antigen oleh
antibody
14. ANTIBODY MONOCLONAL
1. satu klon sel B hanya membuat antibody dengan satu spesifisitas telah
di manfaatkan untuk memmenghasilkan antibody monoclonal dengan
implikasi yang luas untuk pengobatan klinis
2. Untuk menghasilkan antibodi monoclonal, sel B yang memiliki jangka
hidup yang pendek in vitro,dari seekor hewan diimunisasi dengan
antigen dan difusikan in vitro dengan sel myoma (tumor sel
plasma)yang dapat diperbanyak tanpa batas dalam kultur jaringan .
3. Antibody monoclonal tikus tidak bisa disuntikkan kedalam tubuh
manusia langsung karena dianggap antigen asing, maka telah diatasi
dengan pendekatan rekaya genetic dengan mempertahankan antigen-
binding V regions
4. Pendekatan lain adalah dengan menggantikan den Ig tikus dengan gen
antibody manusia dan kemudian mengimunisasi tikus dengan antigen
untuk memproduksi antibody manusia yang spesifik
5. Berikut antobodi monoclonal yang digunakan sebagai bahan terapi dan
reagen diagnostik (next)
16. KESIMPULAN
1. Pada system imun adaptif, molekul yang bertanggung jawab untuk
pengenalan spesifik terhadap antigen adalah antibody dan reseptor
antige sel T.
2. Antibodi (disebut juga immnuglobulin) dapat diproduksi sebagai
reseptor mebran limfosit B atau sebagai protein yang diekskresikan oleh
sel B yang dirangsang antigen dan telah berdiferensiasi menjadi sel
plasma yang menskresi antibodi.
3. antibodi yang disekresikan adalah molekul efektor imunitas humoral,
yang mampu menetralkan mikroba dan toksin mikroba dan
memusnahkan mereka dengan mengaktifkan berbagai mekanisma
efektor
4. Reseptor sel T (TCR) adalah reseptor membrane dan tidak sisekresikan.
5. Struktur utama antibody terdiri dari dua rantai berat identic dan dua
rantai ringan identik. Membentuk komplek terkait disulfida.
6. Reseptor sel T terdiri dari rantai α dan rantai . Setiap rantai terisi satu regio V dan
satu regio C, dan kedua rantai ini berpartisipasi dalam pengenalan antigen, yang bagi
Sebagian besar sel T adalah peptide yang disajikan oleh molekul MHC
7. Regio V immnuglobulin (Ig) dan molekul TCD mengandung segmen hypervariable,
Reseptor antigen limfosit B dan antibody yang dieskresikan sel B dapat menegenali bentuk atau konfirmasi dari makromolekul, yaitu protein, lipid, karbohidrat dan asam nukleat serta senyawa kimia yang lebih sederhana dan lebih kecil. Spesifisitas sel B yang luas, memungkinkan system imun humoral untuk mengenal, merespon dan mengeliminasi berbagai jenis mikroba dan toksin. Sel T hanya dapat mengenali peptida yang terikat yang terikat molekul MHC (major histocompability complex) yang disajikan pada permukaan antigen-presenting cell(APC) spesifisitas ini membuat selt T tidak akan pernah berinterasi dengan atigen bebas atau terlarut, serta berinteraksi dengan antigen mikobial dan antigen tumor
Domain pengenalan antigen pada reseptor disebut regio variable (V), dan bagian yang dipertahankan disebut regio konstran (R) setiap regio V, Sebagian besar variasi urutan asam amino terkonsetrasi dalam bentangan yang pendek , disebut regio hypervariable, atau complementarity determining regions (CDRS). Dengan memusatkan variasi urutan dalam regio yang kecil dari reseptor, memungkinkan terbentuknya keragaman bagian pengikat.
Sinyal ini ditrasmisikan ke sitosol dan inti, dapat menybabkan, limfosir berpoliferasi, berdiferensiasi, melakukan fungsi efektor, atau mati dalam keadaan tertentu.
Antibodi bodi yang dieksresikan dalam darah dan skresi mukosa, diamana mikroba (jadi antibody adalah molekul efektor imunitas humoral). Antibodi disebut juga IG atau immunoglobulin
antibodi atau disebut juga dengan immunoglobulin dapat dieskresikan sebagai reseptor membrane atau protein yang dieskresikan; sedangkan TCR hanya berfusngsi sebagai receptor membrane.
Pada gambar ini reseptor antign tunggal dintunjukkan menganali antigen, tetapi persinyalan biasanya membutuhkan dua atau lebih resptor mengikat molekul antigen yang berdekatan.
Apcs (antigen-presenting cell) MHC (major histocompability complex)
1. yaitu μ (mu) , δ (delta), ℽ (gamma), ε (epsilon), dan α (alfa)
2. Subtipe IgGberbeda satu sama lain nya sesuai dengan karakteristik fungsional nya
3. Subtipe IgA tidak berbeda satu dengan yang lain.
4. Fungsi rantai ringan adalah untuk membentuk permukaan pengikat antigen pada antibody, Bersama dengan rantai berat; ranitai ringan tidak terlibat pada fungsi efektor, kecuali mengikat dan menetralisir mikroba dan toksin
Gambar ini merangkum beberapa sifat penting isotipe antibody utama manusia. Isotipe dikalsifikasiakan atas dasar berat (H) mereka.
Setiap isotipe beberapa berisi rantai ringan κ (kappa) atau λ (lamda)
Diagram skematik menggambarkan bentuk yang berbeda dari antibody yang disekresikan.
Pada igA terdiri dari dua subkelas yaitu igA1 dan igA2.
Pada igG terdri dari empat subkelas, yang disebut igG1, igG2, igG3, dan igG4.
Sebagian fungsi opsonisasi dan fiksasi komplemen igG dilakukan oleh igG1 dan igG3
Gambar ini menunjukan bagaimana tempat antigen mengikat dapat mengakomodasikan makromolekul terlarut dalam konformasi alami mereka. Rantai berat antobodi berwarna merah rantai ringan berwarna kuning sedangkan antigen berwarna biru