SlideShare a Scribd company logo
Deteksi Pengganggu Tanaman
Karantina
Kelompok 2
Moehammad Noer Y.
Erwin Situmorang
Munawarah
Erna
Nurul Jihad Jayanti
Sriwirdaningsi
Risal
Muh. Isnan R M
Creative Visual Effects
Latar Belakang
Karantina Tumbuhan adalah tindakan yang merupakan upaya pencegahan
masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan dari luar negeri dan
suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah Negara
Republik Indonesia. Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Karantina Pertanian dalam
melaksanakan pemeriksaan OPT khususnya cendawan menggunakan berbagai
metode pengujian yang tidak berorientasi pada target organisme pengganggu
tumbuhan karantina (OPTK) sasaran, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama
dalam pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan belum adanya satu panduan yang
dapat digunakan dalam mendeteksi OPTK cendawan secara tepat dan akurat sesuai
target OPTK.
Integrated Multimedia
Case Studies
Source: Book of Lists, USA
Creative Visual Effects
Integrated Multimedia
Case Studies
1. Metode Pemeriksaan Langsung (MPL)
Metode Diagnosis OPT/K Cendawan
a. Pemeriksaan Biji Kering/Bagian Tanaman Bergejala
Penyakit
 Letakkan biji/ bagian tanaman bergejala penyakit diletakkan di dalam cawan
Petri,
 Amati biji/ bagian tanaman tersebut dengan menggunakan mikroskop stereo.
Pengamatan ditujukan kepada adanya propagula cendawan,
 Bila ditemukan propagula, maka amati dengan menggunakan mikroskop
majemuk,
 Ambil propagula yang ditemukan dengan jarum, kemudian letakkan pada kaca
obyek yang telah ditetesi akuades steril atau laktofenol biru, kemudian ditutup
dengan kaca penutup,
 Lakukan identifikasi terhadap cendawan yang ditemukan menggunakan ilustrasi
genus dan spesies dari Dunia Fungi, Filum,Deuteromycata, Ascomycata,
Basidiomycata, Zygomycata, ,Chytridiomycata, dari Dunia Protoetista (Filum
Myxomycota, Plasmodiophoromycota), serta dari Dunia Chromista (Filum
Lanjutan....
b. Metode Pencucian (MP)
 Dari 50 biji yang telah disiapkan pada preparasi sampel dibagi menjadi dua
kelompok, masing-masing terdiri dari 25 butir, masukkan setiap kelompok benih ke
dalam labu Erlenmeyer, kemudian tambahkan 10 ml akuades, dan 2 tetes Tween 20.
 Pasang kedua labu Erlenmeyer tersebut pada alat kocok selama 10 menit (atau
dikocok manual dengan tangan selama 15 menit),
 Masukkan air kocokan dari masing-masing labu Erlenmeyer ke dalam tabung
sentrifus, Volume air kocokan pada kedua tabung sentrifus harus sama,
 Letakkan kedua tabung sentrifus dalam sentrifus pada posisi yang berlawanan dan
tabung yang digunakan harus dari tipe yang sama. Putar air kocokan dengan
menggunakan sentrifus pada 2000 – 2500 rpm selama 10-15 menit,
 Buang air kocokan sehingga tertinggal endapan pada tabung, kemudian masukkan 2
ml biru laktofenol ke dalam tabung, aduk dengan baik,
 Ambil suspensi yang diperoleh dari dalam tabung dengan menggunakan pipet steril,
lalu teteskan pada kaca obyek dan tutup dengan kaca penutup. Amati di bawah
mikroskop majemuk untuk dilakukan identifikasi dengan kunci identifikasi dari
berbagai referensi
 Lakukan pencatatan dan dokumentasi menggunakan fotomikrograf.
2. Metode Identifikasi Tidak Langsung
 Lembabkan 3 (tiga) helai kertas saring
dengan cara mencelupkannya ke dalam
akuades steril, kemudian letakkan di dalam
cawan Petri steril. Atau letakkan 3 helai
kertas saring dalam cawan Petri, kemudian
tuangkan 10 ml aquades steril, sehingga
seluruh kertas saring basah merata, buang
kelebihan air.
Gambar 1. Tahap pelembaban kertas saring
menggunakan akuades
a. Metode uji kertas saring (Blotter
test) atau modifikasinya (MB).
Lanjutan....
Integrated Multimedia
Case Studies
b. Semaikan biji dengan
menggunakan pinset di
atas kertas saring tadi
sebanyak 5,10,25, dan 50
benih,sesuai dengan
ukuran benih (Gambar 1).
Gambar 2. Cara menanam benih pada cawan Petri
sesuai dengan ukuran benih
Lanjutan....
Integrated Multimedia
Case Studies
c. Letakkan cawan Petri yang diisi biji tadi dalam ruang inkubasi (Gambar 2).
d. Inkubasikan cawan Petri selama 7 (tujuh) hari dengan pengaturan 12 jam terang
,12 jam gelap
e. Amati dibawah mikroskop stereo pada hari ke 3,5, dan 7 hari setelah inkubasi,
pengamatan pada hari ke 3 dan ke 5 ,bila biji atau kecambah sudah busuk
harus segera dibuang setelah diamati dan lakukan pencatatan sesuai dengan
formulir Laporan Pemeriksaan Metode Kertas Saring.
f. Pencatatan termasuk juga persentase benih terserang cendawan temuan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Lanjutan....
g. Untuk memudahkan pemeriksaan,
beri tanda khusus untuk spesies
cendawan temuan, misalnya Cl
untuk Curvularia lunata, Fso untuk
Fusarium solani, dan Do untuk
Drechslera oryzae (Gambar 3)
h. Identifikasi cendawan temuan
menggunakan kunci identifikasi
yang tersedia.
i. Lakukan dokumentasi
menggunakan fotomikrograf.
Gambar 3. Tahap pencatatan hasil pengamatan
pada kertas saring
b. Metode Agar-Agar Cawan
 Siapkan media agar-agar cawan (PDA,WA, media selektif) yang dibutuhkan sesuai target
cendawan yang akan dilakukan pengujian.
 Sterilisasi media agar-agar dalam autoklaf pada suhu 121o C, tekanan 15 Lbs selama 15-20 menit.
 Sebelum dituang ke dalam cawan Petri, dinginkan terlebih dahulu (suhu ±50o C).
 Tambahkan antibiotik streptomisin sulfat 0,3g/ 1000 ml. Untuk menambahkan antibiotik gunakan
sarung tangan.
 Tuangkan 15 ml media agar-agar ke dalam cawan petri steril, lakukan tahap tersebut dalam
laminar air flow.
 Setelah dilakukan sterilisasi permukaan biji (bagian tanaman) yang bergejala, letakkan biji(bagian
tanaman) tersebut ke dalam cawan petri yang telah diisi media agar-agar.
 Susun sedemikian rupa sesuai dengan ukuran biji ( bagian tanaman) yang bergejala.
 Inkubasikan dalam ruang inkubasi dengan suhu 20-25o C selama 7 hari dengan pengaturan lampu
NUV 12 jam terang dan 12 jam gelap.
 Amati masing-masing koloni dari cendawan pada setiap cawan petri
Lakukan pencatatan dan dokumentasi menggunakan fotomikrograf.
c. Metode pemeriksaan embrio (MPE)
• Cuci sampel yang telah direndam dengan air dengan menggunakan saringan yang telah disusun. Perendaman akan
lebih baik bila menggunakan air hangat di bawah 40 oC yang akan memudahkan embrio lepas dari perikarp.
• Susunan saringan bertingkat, yakni saringan paling atas berukuran 3,5 mm, ke dua 2,0 mm dan paling bawah 1,0
mm. Letakan di bawah keran air yang terus mengalir .
• Tuangkan biji tadi pada saringan teratas dan disebarkan secara merata pada permukaan saringan. Siram dengan
air dan aduk dengan pengaduk kaca,
• Seluruh hasil ekstraksi dari embrio yang terkumpul pada saringan terbawah dikumpulkan dan dimasukkan ke
dalam gelas piala.
• Rendam seluruh permukaan embrio dengan etanol 93 % selama 2 menit.
• Saring dengan saringan teh dan hasil saringan dimasukkan kembali ke dalam gelas piala. Hubungkan corong kaca
dengan selang karet dan ikat dengan penjepit.
• Pindahkan embrio tadi ke dalam corong kaca (corong Boermann) yang berisi 200 ml campuran asam laktat,
gliserol dan akuades dengan perbandingan 1:2:1. Embrio akan mengapung sedangkan bagian dari biji akan terbawa
mengalir mengikuti saluran corong kaca. Tampung aliran air yang mengandung bagian dari biji tersebut dengan
menggunakan gelas piala.
• Tuang air kembali kedalam corong dan ulangi proses tersebut hingga diperoleh embrio yang bersih. Embrio yang
didapat dimasukkan ke dalam gelas piala (volume 200 ml) yang berisi 75 ml larutan campuran asam laktat dan
gliserol dengan perbandingan 1 : 2. Panaskan selama 2 menit .
• Proses selesai apabila pada embrio telah terjadi pewarnaan miselium dan siap untuk dilakukan pengujian. Amati
masing-masing embrio di bawah mikroskop stereo, lakukan identifikasi cendawan yang ditemukan .
• Lakukan pencatatan dan dokumentasi menggunakan fotomikrograf
d. Metode Pemeriksaan Kecambah (MPK)
 Lembabkan 5 (lima) helai kertas saring dengan cara mencelupkannya kedalam akuades, kemudian
letakkan ke dalam cawan Petri steril tanpa penutup.
Semaikan biji dengan menggunakan pinset di atas kertas saring tadi sebanyak 10 atau 25 butir biji,
sesuai dengan ukurannya (lihat halaman 92, Mathur dan Kongsdal 2003) misalnya untuk jagung
diperlukan 10 biji/cawan Petri, untuk benih padi diperlukan 25 biji/cawan Petri. Masukkan cawan Petri
tersebut ke dalam kantong plastik tembus cahaya, kemudian ikat bagian ujung kantong plastik
(Gambar 9).
Cara diatas juga dapat dilakukan dengan cara menanam biji pada tabung reaksi yang telah berisi
media agar-agar
Letakkan kantong plastik yang berisi cawan Petri atau tabung reaksi yang telah ditutup rapat ke
dalam ruang inkubasi .
nkubasikan selama 14 (empat belas) hari dengan pengaturan penyinaran 12 jam terang dan 12 jam
gelap.
Amati gejala yang tampak pada kecambah di bawah mikroskop stereo.
Lakukan identifkasi dan pencatatan sesuai dengan formulir Laporan Pemeriksaan Metode
Pertumbuhan Kecambah.
Dokumentasikan dengan menggunakan fotomikrograf.
d. Metode Elisa
e. Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)
Kesimpulan
Thank You!

More Related Content

What's hot

Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Hesty Kartika Dewi
 
bioteknologi HPT cabai
bioteknologi HPT cabaibioteknologi HPT cabai
bioteknologi HPT cabai
Farid Habibi
 

What's hot (20)

Uji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologiUji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologi
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 
Pemusnahan sampel
Pemusnahan sampelPemusnahan sampel
Pemusnahan sampel
 
Ppt pkis
Ppt pkisPpt pkis
Ppt pkis
 
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
 
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi KlinikPedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
PENGENALAN LAB
PENGENALAN LAB PENGENALAN LAB
PENGENALAN LAB
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
 
SPUTUM
SPUTUMSPUTUM
SPUTUM
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi SpesimenPengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
bioteknologi HPT cabai
bioteknologi HPT cabaibioteknologi HPT cabai
bioteknologi HPT cabai
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Analisis kariotype ii
Analisis kariotype iiAnalisis kariotype ii
Analisis kariotype ii
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

Viewers also liked

Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
232448
 
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
232448
 
Desain bahan ajar dengan model pembelajaran integratif untuk meningkatkan kem...
Desain bahan ajar dengan model pembelajaran integratif untuk meningkatkan kem...Desain bahan ajar dengan model pembelajaran integratif untuk meningkatkan kem...
Desain bahan ajar dengan model pembelajaran integratif untuk meningkatkan kem...
Nuni Yustini
 
Polymerase chain reactions (pcr)
Polymerase chain reactions (pcr)Polymerase chain reactions (pcr)
Polymerase chain reactions (pcr)
Nur Eka Oktafiani
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
sumitrojait
 

Viewers also liked (17)

Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia
Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di IndonesiaAspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia
Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia
 
PCR
PCRPCR
PCR
 
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
 
Peranan karantina dalam mendukung pemasaran antar wilayah
Peranan karantina dalam mendukung pemasaran antar wilayahPeranan karantina dalam mendukung pemasaran antar wilayah
Peranan karantina dalam mendukung pemasaran antar wilayah
 
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
 
Pengertian karantina tumbuhan
Pengertian karantina tumbuhanPengertian karantina tumbuhan
Pengertian karantina tumbuhan
 
Desain bahan ajar dengan model pembelajaran integratif untuk meningkatkan kem...
Desain bahan ajar dengan model pembelajaran integratif untuk meningkatkan kem...Desain bahan ajar dengan model pembelajaran integratif untuk meningkatkan kem...
Desain bahan ajar dengan model pembelajaran integratif untuk meningkatkan kem...
 
Polymerase chain reactions (pcr)
Polymerase chain reactions (pcr)Polymerase chain reactions (pcr)
Polymerase chain reactions (pcr)
 
Peranan karantina pertanian dalam ekspor impor
Peranan karantina pertanian dalam ekspor imporPeranan karantina pertanian dalam ekspor impor
Peranan karantina pertanian dalam ekspor impor
 
Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)
 
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
 
Ppt elektroforesis
Ppt elektroforesisPpt elektroforesis
Ppt elektroforesis
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Peranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianPeranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanian
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)
MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)
MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)
 

Similar to Ppt karantina

PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
ssuser72cb6d
 
Kultur Jaringan Anthurium
Kultur Jaringan AnthuriumKultur Jaringan Anthurium
Kultur Jaringan Anthurium
guestbeb2cdf
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
KhilalAdit
 

Similar to Ppt karantina (20)

MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptxMATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
 
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatanpraktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangpengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
 
Paper agung
Paper agungPaper agung
Paper agung
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
 
Metode Pengamatan
Metode PengamatanMetode Pengamatan
Metode Pengamatan
 
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
 
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
 
praktikum ipa klmpk 5-1.pptx
praktikum ipa klmpk 5-1.pptxpraktikum ipa klmpk 5-1.pptx
praktikum ipa klmpk 5-1.pptx
 
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.pptPENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
 
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B) Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
 
Metode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok aMetode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok a
 
Kultur Jaringan Anthurium
Kultur Jaringan AnthuriumKultur Jaringan Anthurium
Kultur Jaringan Anthurium
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
 
Intern Sertum
Intern SertumIntern Sertum
Intern Sertum
 
Sabun
SabunSabun
Sabun
 
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamurBrosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 

Ppt karantina

  • 1. Deteksi Pengganggu Tanaman Karantina Kelompok 2 Moehammad Noer Y. Erwin Situmorang Munawarah Erna Nurul Jihad Jayanti Sriwirdaningsi Risal Muh. Isnan R M
  • 2. Creative Visual Effects Latar Belakang Karantina Tumbuhan adalah tindakan yang merupakan upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan dari luar negeri dan suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Karantina Pertanian dalam melaksanakan pemeriksaan OPT khususnya cendawan menggunakan berbagai metode pengujian yang tidak berorientasi pada target organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) sasaran, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan belum adanya satu panduan yang dapat digunakan dalam mendeteksi OPTK cendawan secara tepat dan akurat sesuai target OPTK. Integrated Multimedia Case Studies Source: Book of Lists, USA
  • 3. Creative Visual Effects Integrated Multimedia Case Studies 1. Metode Pemeriksaan Langsung (MPL) Metode Diagnosis OPT/K Cendawan a. Pemeriksaan Biji Kering/Bagian Tanaman Bergejala Penyakit  Letakkan biji/ bagian tanaman bergejala penyakit diletakkan di dalam cawan Petri,  Amati biji/ bagian tanaman tersebut dengan menggunakan mikroskop stereo. Pengamatan ditujukan kepada adanya propagula cendawan,  Bila ditemukan propagula, maka amati dengan menggunakan mikroskop majemuk,  Ambil propagula yang ditemukan dengan jarum, kemudian letakkan pada kaca obyek yang telah ditetesi akuades steril atau laktofenol biru, kemudian ditutup dengan kaca penutup,  Lakukan identifikasi terhadap cendawan yang ditemukan menggunakan ilustrasi genus dan spesies dari Dunia Fungi, Filum,Deuteromycata, Ascomycata, Basidiomycata, Zygomycata, ,Chytridiomycata, dari Dunia Protoetista (Filum Myxomycota, Plasmodiophoromycota), serta dari Dunia Chromista (Filum
  • 4. Lanjutan.... b. Metode Pencucian (MP)  Dari 50 biji yang telah disiapkan pada preparasi sampel dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing terdiri dari 25 butir, masukkan setiap kelompok benih ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian tambahkan 10 ml akuades, dan 2 tetes Tween 20.  Pasang kedua labu Erlenmeyer tersebut pada alat kocok selama 10 menit (atau dikocok manual dengan tangan selama 15 menit),  Masukkan air kocokan dari masing-masing labu Erlenmeyer ke dalam tabung sentrifus, Volume air kocokan pada kedua tabung sentrifus harus sama,  Letakkan kedua tabung sentrifus dalam sentrifus pada posisi yang berlawanan dan tabung yang digunakan harus dari tipe yang sama. Putar air kocokan dengan menggunakan sentrifus pada 2000 – 2500 rpm selama 10-15 menit,  Buang air kocokan sehingga tertinggal endapan pada tabung, kemudian masukkan 2 ml biru laktofenol ke dalam tabung, aduk dengan baik,  Ambil suspensi yang diperoleh dari dalam tabung dengan menggunakan pipet steril, lalu teteskan pada kaca obyek dan tutup dengan kaca penutup. Amati di bawah mikroskop majemuk untuk dilakukan identifikasi dengan kunci identifikasi dari berbagai referensi  Lakukan pencatatan dan dokumentasi menggunakan fotomikrograf.
  • 5. 2. Metode Identifikasi Tidak Langsung  Lembabkan 3 (tiga) helai kertas saring dengan cara mencelupkannya ke dalam akuades steril, kemudian letakkan di dalam cawan Petri steril. Atau letakkan 3 helai kertas saring dalam cawan Petri, kemudian tuangkan 10 ml aquades steril, sehingga seluruh kertas saring basah merata, buang kelebihan air. Gambar 1. Tahap pelembaban kertas saring menggunakan akuades a. Metode uji kertas saring (Blotter test) atau modifikasinya (MB).
  • 6. Lanjutan.... Integrated Multimedia Case Studies b. Semaikan biji dengan menggunakan pinset di atas kertas saring tadi sebanyak 5,10,25, dan 50 benih,sesuai dengan ukuran benih (Gambar 1). Gambar 2. Cara menanam benih pada cawan Petri sesuai dengan ukuran benih
  • 7. Lanjutan.... Integrated Multimedia Case Studies c. Letakkan cawan Petri yang diisi biji tadi dalam ruang inkubasi (Gambar 2). d. Inkubasikan cawan Petri selama 7 (tujuh) hari dengan pengaturan 12 jam terang ,12 jam gelap e. Amati dibawah mikroskop stereo pada hari ke 3,5, dan 7 hari setelah inkubasi, pengamatan pada hari ke 3 dan ke 5 ,bila biji atau kecambah sudah busuk harus segera dibuang setelah diamati dan lakukan pencatatan sesuai dengan formulir Laporan Pemeriksaan Metode Kertas Saring. f. Pencatatan termasuk juga persentase benih terserang cendawan temuan menggunakan rumus sebagai berikut :
  • 8. Lanjutan.... g. Untuk memudahkan pemeriksaan, beri tanda khusus untuk spesies cendawan temuan, misalnya Cl untuk Curvularia lunata, Fso untuk Fusarium solani, dan Do untuk Drechslera oryzae (Gambar 3) h. Identifikasi cendawan temuan menggunakan kunci identifikasi yang tersedia. i. Lakukan dokumentasi menggunakan fotomikrograf. Gambar 3. Tahap pencatatan hasil pengamatan pada kertas saring
  • 9. b. Metode Agar-Agar Cawan  Siapkan media agar-agar cawan (PDA,WA, media selektif) yang dibutuhkan sesuai target cendawan yang akan dilakukan pengujian.  Sterilisasi media agar-agar dalam autoklaf pada suhu 121o C, tekanan 15 Lbs selama 15-20 menit.  Sebelum dituang ke dalam cawan Petri, dinginkan terlebih dahulu (suhu ±50o C).  Tambahkan antibiotik streptomisin sulfat 0,3g/ 1000 ml. Untuk menambahkan antibiotik gunakan sarung tangan.  Tuangkan 15 ml media agar-agar ke dalam cawan petri steril, lakukan tahap tersebut dalam laminar air flow.  Setelah dilakukan sterilisasi permukaan biji (bagian tanaman) yang bergejala, letakkan biji(bagian tanaman) tersebut ke dalam cawan petri yang telah diisi media agar-agar.  Susun sedemikian rupa sesuai dengan ukuran biji ( bagian tanaman) yang bergejala.  Inkubasikan dalam ruang inkubasi dengan suhu 20-25o C selama 7 hari dengan pengaturan lampu NUV 12 jam terang dan 12 jam gelap.  Amati masing-masing koloni dari cendawan pada setiap cawan petri Lakukan pencatatan dan dokumentasi menggunakan fotomikrograf.
  • 10. c. Metode pemeriksaan embrio (MPE) • Cuci sampel yang telah direndam dengan air dengan menggunakan saringan yang telah disusun. Perendaman akan lebih baik bila menggunakan air hangat di bawah 40 oC yang akan memudahkan embrio lepas dari perikarp. • Susunan saringan bertingkat, yakni saringan paling atas berukuran 3,5 mm, ke dua 2,0 mm dan paling bawah 1,0 mm. Letakan di bawah keran air yang terus mengalir . • Tuangkan biji tadi pada saringan teratas dan disebarkan secara merata pada permukaan saringan. Siram dengan air dan aduk dengan pengaduk kaca, • Seluruh hasil ekstraksi dari embrio yang terkumpul pada saringan terbawah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam gelas piala. • Rendam seluruh permukaan embrio dengan etanol 93 % selama 2 menit. • Saring dengan saringan teh dan hasil saringan dimasukkan kembali ke dalam gelas piala. Hubungkan corong kaca dengan selang karet dan ikat dengan penjepit. • Pindahkan embrio tadi ke dalam corong kaca (corong Boermann) yang berisi 200 ml campuran asam laktat, gliserol dan akuades dengan perbandingan 1:2:1. Embrio akan mengapung sedangkan bagian dari biji akan terbawa mengalir mengikuti saluran corong kaca. Tampung aliran air yang mengandung bagian dari biji tersebut dengan menggunakan gelas piala. • Tuang air kembali kedalam corong dan ulangi proses tersebut hingga diperoleh embrio yang bersih. Embrio yang didapat dimasukkan ke dalam gelas piala (volume 200 ml) yang berisi 75 ml larutan campuran asam laktat dan gliserol dengan perbandingan 1 : 2. Panaskan selama 2 menit . • Proses selesai apabila pada embrio telah terjadi pewarnaan miselium dan siap untuk dilakukan pengujian. Amati masing-masing embrio di bawah mikroskop stereo, lakukan identifikasi cendawan yang ditemukan . • Lakukan pencatatan dan dokumentasi menggunakan fotomikrograf
  • 11. d. Metode Pemeriksaan Kecambah (MPK)  Lembabkan 5 (lima) helai kertas saring dengan cara mencelupkannya kedalam akuades, kemudian letakkan ke dalam cawan Petri steril tanpa penutup. Semaikan biji dengan menggunakan pinset di atas kertas saring tadi sebanyak 10 atau 25 butir biji, sesuai dengan ukurannya (lihat halaman 92, Mathur dan Kongsdal 2003) misalnya untuk jagung diperlukan 10 biji/cawan Petri, untuk benih padi diperlukan 25 biji/cawan Petri. Masukkan cawan Petri tersebut ke dalam kantong plastik tembus cahaya, kemudian ikat bagian ujung kantong plastik (Gambar 9). Cara diatas juga dapat dilakukan dengan cara menanam biji pada tabung reaksi yang telah berisi media agar-agar Letakkan kantong plastik yang berisi cawan Petri atau tabung reaksi yang telah ditutup rapat ke dalam ruang inkubasi . nkubasikan selama 14 (empat belas) hari dengan pengaturan penyinaran 12 jam terang dan 12 jam gelap. Amati gejala yang tampak pada kecambah di bawah mikroskop stereo. Lakukan identifkasi dan pencatatan sesuai dengan formulir Laporan Pemeriksaan Metode Pertumbuhan Kecambah. Dokumentasikan dengan menggunakan fotomikrograf.
  • 13. e. Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)

Editor's Notes

  1. Procedures to apply a Slide Layout: Select menu: View > Task Pane Select Slide Layout task pane Select the layout you want in the list
  2. Procedures to apply a Design Template: Select menu: View > Task Pane Select Slide Design - Design Templates from the task pane Select a design template in the list to apply the design template to all slides Right click on a design template preview and select “Apply to Selected Slides” to apply the template to a particular / selected slide(s)
  3. Procedures to apply a Color Scheme: Select menu: View > Task Pane Select Slide Design - Color Schemes from the task pane Select a color scheme in the list Color Scheme can be used in combination with Design Templates to generate more variations. To modify the Color Scheme, select the Edit Color Schemes… link below the color scheme list. You can modify color for Background, Text & lines, Shadows, Title text, Fills, Accent, Accent & hyperlink, and Accent & followed hyperlink.
  4. Procedures to apply a preset animation scheme: Select menu Slide Show > Animation Schemes From the Slide Design task pane, select an animation scheme in the list If you want to apply the scheme to all slides, click the <Apply to All Slides> button The preset animation schemes are grouped into: Subtle, Moderate, & Exciting categories. Select “No Animation” to remove the animation assigned to the slide.
  5. Procedures to apply a Color Scheme: Select menu: View > Task Pane Select Slide Design - Color Schemes from the task pane Select a color scheme in the list Color Scheme can be used in combination with Design Templates to generate more variations. To modify the Color Scheme, select the Edit Color Schemes… link below the color scheme list. You can modify color for Background, Text & lines, Shadows, Title text, Fills, Accent, Accent & hyperlink, and Accent & followed hyperlink.
  6. Procedures to apply a Color Scheme: Select menu: View > Task Pane Select Slide Design - Color Schemes from the task pane Select a color scheme in the list Color Scheme can be used in combination with Design Templates to generate more variations. To modify the Color Scheme, select the Edit Color Schemes… link below the color scheme list. You can modify color for Background, Text & lines, Shadows, Title text, Fills, Accent, Accent & hyperlink, and Accent & followed hyperlink.