Laporan praktikum ini membahas pengamatan morfologi dan telur 6 spesies cacing parasit yaitu Ascaridia galli, Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis, Taenia saginata, Raillietina tetragona, dan Fasciola hepatica. Hasilnya menunjukkan perbedaan warna, ukuran, bentuk bibir, ekor, tubuh, dan kelamin antara nematoda, cestoda, dan trematoda.
Telur ayam berembrio digunakan untuk menginokulasi virus Newcastle Disease. Virus diinokulasikan ke dalam ruang alantois telur melalui jarum suntik. Telur diinkubasi selama 3 hari dan dibandingkan dengan kontrol. Telur yang diinokulasi 0,2 cc virus menunjukkan lesi pada embrio, sedangkan 0,4 cc menunjukkan lesi pada embrio, otot, dan buku. Semakin besar konsentrasi virus, gejalanya semakin kompleks.
The document provides information about mikosis (fungal infections) presented by a group of students. It begins with definitions of mikosis and the types based on the causative fungi. It then discusses symptoms, general treatment approaches, causes, diagnosis, complications, and prevention of mikosis. The document is presented over multiple slides with subheadings and includes images and diagrams to enhance the content.
Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, mulai dari bisul hingga infeksi darah. Bakteri ini umumnya hidup pada kulit dan hidung manusia secara normal tanpa menimbulkan masalah, namun dapat menjadi patogen jika sistem kekebalan tubuh melemah.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tujuan dan kegiatan praktikum pemeriksaan tinja untuk parasit cacing, meliputi pengelolaan spesimen tinja, pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis tinja, serta beberapa metode pemeriksaan seperti pengecatan langsung, konsentrasi, dan pengenceran.
Laporan praktikum ini membahas pengamatan morfologi dan telur 6 spesies cacing parasit yaitu Ascaridia galli, Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis, Taenia saginata, Raillietina tetragona, dan Fasciola hepatica. Hasilnya menunjukkan perbedaan warna, ukuran, bentuk bibir, ekor, tubuh, dan kelamin antara nematoda, cestoda, dan trematoda.
Telur ayam berembrio digunakan untuk menginokulasi virus Newcastle Disease. Virus diinokulasikan ke dalam ruang alantois telur melalui jarum suntik. Telur diinkubasi selama 3 hari dan dibandingkan dengan kontrol. Telur yang diinokulasi 0,2 cc virus menunjukkan lesi pada embrio, sedangkan 0,4 cc menunjukkan lesi pada embrio, otot, dan buku. Semakin besar konsentrasi virus, gejalanya semakin kompleks.
The document provides information about mikosis (fungal infections) presented by a group of students. It begins with definitions of mikosis and the types based on the causative fungi. It then discusses symptoms, general treatment approaches, causes, diagnosis, complications, and prevention of mikosis. The document is presented over multiple slides with subheadings and includes images and diagrams to enhance the content.
Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, mulai dari bisul hingga infeksi darah. Bakteri ini umumnya hidup pada kulit dan hidung manusia secara normal tanpa menimbulkan masalah, namun dapat menjadi patogen jika sistem kekebalan tubuh melemah.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tujuan dan kegiatan praktikum pemeriksaan tinja untuk parasit cacing, meliputi pengelolaan spesimen tinja, pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis tinja, serta beberapa metode pemeriksaan seperti pengecatan langsung, konsentrasi, dan pengenceran.
Dokumen tersebut membahas tentang sitohistoteknologi. Sitohistoteknologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi sel serta jaringan melalui teknik-teknik histologi dan sitologi. Laboratorium patologi anatomi melakukan pembuatan preparat histopatologi dan sitologi untuk diagnosis penyakit. Sel kanker memiliki ciri berupa kehilangan regulasi mitosis, diferensiasi, dan inhibisi kontak serta mampu bermetastase.
Isolasi dan identifikasi bakteri staphylococcus epidermis pada ikanEly John Karimela
Penelitian ini mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Staphylococcus epidermis dari 40 isolat ikan asap. 13 isolat teridentifikasi sebagai S. epidermis berdasarkan karakteristiknya yaitu Gram positif, katalase positif, tidak bergerak, koagulase negatif, dan tidak dapat fermentasi mannitol.
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas prosedur pemeriksaan darah untuk mendeteksi parasit malaria, meliputi pembuatan dan pembacaan sediaan darah tipis dan tebal serta interpretasi hasilnya. Prosedur tersebut meliputi pengambilan sampel darah, pembuatan sediaan tipis dan tebal, fiksasi, pewarnaan, dan pembacaan di bawah mikroskop untuk mendeteksi parasit malaria.
Protein dan senyawa bioaktif dari sponge laut dan alga memiliki berbagai aktivitas biologis seperti sitotoksik, antibiotik, anti tumor dan inhibitor enzim. Namun, pengembangan produk alam laut di Indonesia masih dihadapkan pada kendala kurangnya informasi jenis biota, peta penyebarannya, serta fasilitas dan SDM yang memadai. Kerjasama kelembagaan diperlukan untuk mengatasi kendala tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, prinsip kerja, bagian-bagian, dan cara pengoperasian fotometer. Fotometer adalah peralatan untuk mengukur intensitas cahaya larutan yang terdiri dari selang aspirator, pompa peristaltik, kuvet, dan inkubator. Prinsip kerjanya adalah sampel dihisap dan dibaca cahayanya di kuvet sebelum dianalisis dan dibuang.
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcustehanget12
Laporan praktikum ini membahas tentang penggunaan mikroskop monokuler untuk mengamati sampel Staphylococcus dan Streptococcus, meliputi penjelasan bagian-bagian mikroskop dan cara kerjanya."
Makalah ini membahas tentang Echinococcus granulosus dan siklus hidupnya. E. granulosus adalah cacing pita patogen yang menyebabkan penyakit hidatidosis. Cacing dewasa hidup di usus anjing dan telurnya bisa menginfeksi manusia. Di dalam tubuh manusia, telur akan berkembang menjadi kista yang dapat tumbuh besar di organ dalam seperti hati dan paru-paru. Untuk mencegah penularan, perlu menjaga kebersi
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan feses sebagai salah satu parameter penting untuk membantu diagnosis penyakit sistem pencernaan dan menyelidiki penyakit secara mendalam. Ia menjelaskan pengertian feses, komposisi feses normal maupun patologis, teknik pengumpulan dan pengawetan sampel feses, jenis-jenis pemeriksaan feses, serta manfaat dan keterbatasan hasil pemeriksaan feses.
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, B, C, D atau E. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga demam, nyeri perut, dan kuningnya kulit. Hepatitis dapat ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, berbagi jarum suntik, atau kontak darah. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan darah dan biopsi hati.
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas prosedur pemeriksaan darah untuk mendeteksi parasit malaria. Terdiri dari pembuatan dan pembacaan sediaan darah tipis dan tebal, serta interpretasi hasilnya. Prosedur utama meliputi pengambilan darah, pembuatan sediaan tipis dan tebal, fiksasi, pewarnaan, dan pembacaan di bawah mikroskop untuk mendeteksi parasit malaria.
Dokumen tersebut membahas reaksi biokimia pada Staphylococcus aureus melalui serangkaian uji laboratorium seperti uji katalase, fermentasi karbohidrat, mannitol salt agar, koagulase, Voges-Proskauer, dan lainnya. Hasil uji tersebut dapat membedakan spesies Staphylococcus dan mengidentifikasi S. aureus sebagai patogen oportunistik utama.
Laporan praktikum mikrobiologi umum mengenai morfologi kapang mendeskripsikan eksperimen identifikasi morfologi kapang Aspergillus sp. dan Penicillium sp. menggunakan media pertumbuhan dan pewarnaan, serta memberikan tinjauan karakteristik umum kapang dan filum Ascomycota.
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang HIV dan penyakit sipilis, termasuk prevalensi, gejala, penularan, pemeriksaan laboratorium, dan interpretasi hasilnya.
2. HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel T dan menurunkan kekebalan tubuh, sementara sipilis disebabkan bakteri Treponema pallidum yang ditularkan melalui kontak seksual.
3. Pemeriksaan laboratorium unt
Pulex irritans/ human flea/ pinjal manusia/ kutu kepala adalah adalah sejenis parasit penghisap darah yang biasanya hidup di bagian kepala. Kutu kepala menyebar dengan cepat melalui sentuhan dengan rambut yang bermasalah. Ia juga dapat melompat ke kepala melalui sisir, topi, bantal dan handuk.
Dokumen tersebut membahas tentang sitohistoteknologi. Sitohistoteknologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi sel serta jaringan melalui teknik-teknik histologi dan sitologi. Laboratorium patologi anatomi melakukan pembuatan preparat histopatologi dan sitologi untuk diagnosis penyakit. Sel kanker memiliki ciri berupa kehilangan regulasi mitosis, diferensiasi, dan inhibisi kontak serta mampu bermetastase.
Isolasi dan identifikasi bakteri staphylococcus epidermis pada ikanEly John Karimela
Penelitian ini mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Staphylococcus epidermis dari 40 isolat ikan asap. 13 isolat teridentifikasi sebagai S. epidermis berdasarkan karakteristiknya yaitu Gram positif, katalase positif, tidak bergerak, koagulase negatif, dan tidak dapat fermentasi mannitol.
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas prosedur pemeriksaan darah untuk mendeteksi parasit malaria, meliputi pembuatan dan pembacaan sediaan darah tipis dan tebal serta interpretasi hasilnya. Prosedur tersebut meliputi pengambilan sampel darah, pembuatan sediaan tipis dan tebal, fiksasi, pewarnaan, dan pembacaan di bawah mikroskop untuk mendeteksi parasit malaria.
Protein dan senyawa bioaktif dari sponge laut dan alga memiliki berbagai aktivitas biologis seperti sitotoksik, antibiotik, anti tumor dan inhibitor enzim. Namun, pengembangan produk alam laut di Indonesia masih dihadapkan pada kendala kurangnya informasi jenis biota, peta penyebarannya, serta fasilitas dan SDM yang memadai. Kerjasama kelembagaan diperlukan untuk mengatasi kendala tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, prinsip kerja, bagian-bagian, dan cara pengoperasian fotometer. Fotometer adalah peralatan untuk mengukur intensitas cahaya larutan yang terdiri dari selang aspirator, pompa peristaltik, kuvet, dan inkubator. Prinsip kerjanya adalah sampel dihisap dan dibaca cahayanya di kuvet sebelum dianalisis dan dibuang.
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcustehanget12
Laporan praktikum ini membahas tentang penggunaan mikroskop monokuler untuk mengamati sampel Staphylococcus dan Streptococcus, meliputi penjelasan bagian-bagian mikroskop dan cara kerjanya."
Makalah ini membahas tentang Echinococcus granulosus dan siklus hidupnya. E. granulosus adalah cacing pita patogen yang menyebabkan penyakit hidatidosis. Cacing dewasa hidup di usus anjing dan telurnya bisa menginfeksi manusia. Di dalam tubuh manusia, telur akan berkembang menjadi kista yang dapat tumbuh besar di organ dalam seperti hati dan paru-paru. Untuk mencegah penularan, perlu menjaga kebersi
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan feses sebagai salah satu parameter penting untuk membantu diagnosis penyakit sistem pencernaan dan menyelidiki penyakit secara mendalam. Ia menjelaskan pengertian feses, komposisi feses normal maupun patologis, teknik pengumpulan dan pengawetan sampel feses, jenis-jenis pemeriksaan feses, serta manfaat dan keterbatasan hasil pemeriksaan feses.
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, B, C, D atau E. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga demam, nyeri perut, dan kuningnya kulit. Hepatitis dapat ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, berbagi jarum suntik, atau kontak darah. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan darah dan biopsi hati.
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas prosedur pemeriksaan darah untuk mendeteksi parasit malaria. Terdiri dari pembuatan dan pembacaan sediaan darah tipis dan tebal, serta interpretasi hasilnya. Prosedur utama meliputi pengambilan darah, pembuatan sediaan tipis dan tebal, fiksasi, pewarnaan, dan pembacaan di bawah mikroskop untuk mendeteksi parasit malaria.
Dokumen tersebut membahas reaksi biokimia pada Staphylococcus aureus melalui serangkaian uji laboratorium seperti uji katalase, fermentasi karbohidrat, mannitol salt agar, koagulase, Voges-Proskauer, dan lainnya. Hasil uji tersebut dapat membedakan spesies Staphylococcus dan mengidentifikasi S. aureus sebagai patogen oportunistik utama.
Laporan praktikum mikrobiologi umum mengenai morfologi kapang mendeskripsikan eksperimen identifikasi morfologi kapang Aspergillus sp. dan Penicillium sp. menggunakan media pertumbuhan dan pewarnaan, serta memberikan tinjauan karakteristik umum kapang dan filum Ascomycota.
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang HIV dan penyakit sipilis, termasuk prevalensi, gejala, penularan, pemeriksaan laboratorium, dan interpretasi hasilnya.
2. HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel T dan menurunkan kekebalan tubuh, sementara sipilis disebabkan bakteri Treponema pallidum yang ditularkan melalui kontak seksual.
3. Pemeriksaan laboratorium unt
Pulex irritans/ human flea/ pinjal manusia/ kutu kepala adalah adalah sejenis parasit penghisap darah yang biasanya hidup di bagian kepala. Kutu kepala menyebar dengan cepat melalui sentuhan dengan rambut yang bermasalah. Ia juga dapat melompat ke kepala melalui sisir, topi, bantal dan handuk.
Metode deteksi organisme pengganggu tanaman (OPT) cendawan pada dokumen tersebut mencakup beberapa metode seperti: 1) Metode pemeriksaan langsung seperti pemeriksaan biji kering dan metode pencucian, 2) Metode identifikasi tidak langsung seperti metode uji kertas saring dan metode agar-agar cawan, 3) Metode pemeriksaan embrio, metode pemeriksaan kecambah, metode Elisa, dan metode Polymerase Chain
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015titinseptyani
Metode pengamatan mikrobiologi dan parasitologi meliputi metode mikroskopis dan makroskopis untuk mengamati bakteri, virus, jamur dan parasit, serta metode pewarnaan untuk membedakan jenis bakteri. Metode penelitian harus memperhatikan keselamatan kerja di laboratorium.
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangPekaLogo
Lama penyimpanan jamu beras kencur tidak mempengaruhi pertumbuhan kapang. Penelitian menguji pengaruh penyimpanan 0-24 jam terhadap angka kapang jamu, dan hasil uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan. Jenis kapang yang ditemukan meliputi Aspergillus dan Penicillium.
Dokumen tersebut membahas tentang penugasan pelatihan skrining bayi baru lahir untuk tenaga kesehatan, mencakup materi tentang organisasi jejaring skrining, mekanisme kerja jejaring, logistik skrining, dan pencatatan serta pelaporan hasil skrining. Dokumen ini memberikan contoh kasus dan format yang dapat diisi untuk melakukan penugasan terkait skrining bayi baru lahir.
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis media yang digunakan untuk menumbuhkan jamur pada laboratorium mikologi, seperti media isolasi seperti Sabaroud Dextrose Agar dan media diferensiasi seperti Potato Dextrose Agar. Juga dijelaskan cara pembuatan dan penyimpanan masing-masing media serta fungsi dari bahan-bahan yang digunakan. Metode pengambilan sampel klinis seperti kulit dan rambut juga diuraikan demi m
1. Dokumen tersebut membahas prosedur pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis terhadap parasit protozoa pada spesimen tinja, meliputi pemeriksaan makroskopis, pengecatan langsung, dan teknik konsentrasi zinc sulfat.
2. Ada beberapa langkah pemeriksaan makroskopis meliputi observasi konsistensi, warna, dan tanda-tanda abnormal tinja.
3. Pemeriksaan mikroskopis meliputi pen
Uji aktivitas ekstrak daun binahong terhadap s.mutansErina Fatmala
1. Penelitian ini menguji aktivitas anti bakteri ekstrak daun binahong terhadap Streptococcus mutans penyebab karies gigi.
2. Hasilnya menunjukkan ekstrak binahong pada konsentrasi 25% dan 50% dapat menghambat dan membunuh bakteri penyebab karies.
3. Ekstrak daun binahong berpotensi sebagai bahan alami untuk mencegah karies gigi.
Sri aminingsih puskesmas todanan kelas e_m3_px sediaan basah nacl 0.9%sriaminingsih1
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang prosedur pemeriksaan sediaan basah untuk mendeteksi Trichomonas vaginalis, clue cell, dan jamur kandida pada sampel duh tubuh vagina. Prosedur terdiri dari pengambilan sampel dengan swab, pembuatan sediaan dengan NaCl 0,9% dan KOH 10%, serta pemeriksaan di bawah mikroskop untuk mengamati morfologi patogen. Hasil pemeriksaan akan digunakan untuk diagnosis dan pelaporan
Praktikum membuat dua media tumbuh mikroba, yaitu Potato Dextrose Agar (PDA) dari ekstrak kentang dan dextrose, serta Nutrient Agar (NA) dari ekstrak daging. Kedua media disterilkan dengan autoklaf lalu diuji dengan benih kedelai yang diinkubasi, menunjukkan NaOCl dan alkohol lebih efektif mencegah kontaminasi dibanding air.
Similar to MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx (20)
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
1. MATERI INTI - 4
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN
Substansi Filariasis dan Kecacingan
Direktorat P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI
2. DESKRIPSI SINGKAT
Pemeriksaan tinja secara mikroskopis yang berkualitas penting u/ dx
dan evaluasi.
Hasil pemeriksaan sampel tinja secara kuantitatif jumlah telur cacing
per gram tinja
u/ menggambarkan intensitas infeksi pada sampel individu yang
diperiksa.
Hasil Pemeriksaan sampel tinja secara kualitatif dinyatakan positif
dan negatif.
u/interpretasi tingkat prevalensi: proporsi hasil positif dari populasi yang
diperiksa
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi, peserta mampu mampu melakukan
pemeriksaan mikroskopis Cacingan.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi, peserta dapat:
1. Memahami metode pemeriksaan kato katz
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Membuat sediaan tinja
4. Melakukan pemeriksaan mikroskopis Cacingan
4. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK
BAHASAN
1. Metode pemeriksaan Kato Katz
2. Persiapan Alat dan Bahan
3. Pembuatan Sediaan Tinja
4. Pemeriksaan mikroskopis Cacingan
4.1. Identifikasi hasil pemeriksaan
4.2. Interprestasi hasil pemeriksaan
5. Diagnostik pada kasus kecacingan
• Besarnya kasus asimtomatik Perlu tindakan
diagnostik_Aktif untuk mengidentifikasi besarnya
masalah kecacingan pada suatu komunitas /
Masyarakat
Parasit +
Asimptomatik ( Gejala-) >>>
Simtomatik ( Gejala+)
Akut
Kronik
6. Diagnostik & Pengobatan pada Kecacingan
• Prosedur Diagnostik
• Mikroskopik, Serologi, Molekuler
• Biaya >>>
• Pengobatan
Nematoda usus & Jaringan : DEC, Ivermectin, Albendazole dll
• Biaya >
Parasit +
Asimptomatik ( Gejala-) >>
Simtomatik ( Gejala+)
Akut
Kronik
• Besarnya kasus asimtomatik Perlu tindakan
diagnostik_Aktif untuk mengidentifikasi
besarnya masalah kecacingan pada suatu
komunitas / Masyarakat
Diagnostik / Pemeriksaan Selektif & Pengobatan masal
7. PROTOKOL DIAGNOSIS
Prosedur untuk menentukan apakah seseorang
sakit (terinfeksi suatu agen/parasit) atau sehat
(tidak terinfeksi suatu agen/parasit)
Workshop Diagnostik Malaria dan Filaria UNSYIAH, 26-27 Juli 2017
9. UJI DIAGNOSTIK
Indikator penting dalam uji diagnostik,
•Sensitifitas : Kemampuan alat diagnostik untuk menyatakan positif
(ada parasit) pada individu sakit
•Spesitifitas : Kemampuan alat diagnostik untuk menyakan negatif
tidak ada parasit) pada individu sehat
•Positif semu (False Pos.) & Negatif semu (False neg.)
•Nilai duga positif (Pos. predict. value) & Nilai duga negatif (Neg.
predict. value)
•DLL
Workshop Diagnostik Malaria dan Filaria UNSYIAH, 26-27 Juli 2017
10. Intestinal Helminth : STH
• The WHO has set a goal of eliminating STHs as a public health
problem in childhood by 2020
• Most parasitic diseases cannot be diagnosed by physical examination
alone
• Unfortunately, these infections mostly remain undiagnosed due to
lack of trained personnel and appropriate technologies. e, and
laboratory investigations are necessary
• Intermittent shedding of eggs or larvae further makes the diagnosis
difficult. Thus, there is a dire need of rapid and accurate tests for the
diagnosis of STH
11. BEBERAPA PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA
INFEKSI CACING-Cacing usus
Cacing Dewasa
Makroskopis
Telur
Mikroskopik ( Pemeriksaan langsung)
Kato Katz
Konsentrasi ( Flotasi)
FLOTAC _ Mini FLOTAC
Larva
Kultur
Harada mori ( Cacing tambang)
Antigen
Kopro Ag ( Nematod, Cestod)
Molekuler / DNA Cacing
PCR
12. POKOK BAHASAN 1 :
METODE PEMERIKSAAN KATO KATZ
Kato Katz adalah teknik yang digunakan u/ diagnosis infeksi cacing
usus
bersifat kuantitatif.
Prosedur pemeriksaan dengan cara memeriksa sediaan tinja Kato Katz
secara langsung di bawah mikroskop cahaya.
13. POKOK BAHASAN 2 : PERSIAPAN ALAT
DAN BAHAN
1. Alat dan Bahan
Dalam Pemeriksaan Kato Katz
dibutuhkan:
a. Larutan Kato-Katz yang terdiri
dari :
● Malachite green 3 mg atau
methylene blue
● Aquadest
● Glycerol
b. Selofan (cellophane tape), tebal
40-50 µm, ukuran 30x25 mm
c. Kasa saring 60-105 mesh
d. Tangkai es krim / spatula
e. Cetakan berlubang ukuran
lubang 6 mm dan tebal 1,5 mm
(setara berat tinja 41,7 mg).
f. Pinset
b. Peralatan tambahan
● Pot tinja ukuran 10
– 15 cc
● Spidol tahan air
● Beaker glass
● Kaca objek (slide)
● Kertas minyak
● Kertas saring atau
tissue
● Tutup botol dari
karet atau spatula
● Wadah plastik
ukuran +/-
15x15x15 cm
● Sabun dan deterjen
● Handuk kecil
● Sarung tangan karet
● Mikroskop cahaya
● Formulir hasil
pemeriksaan
laboratorium
● Ember
● Counter (alat
penghitung)
14. LANJUTAN
POKOK BAHASAN 2 : PERSIAPAN ALAT
DAN BAHAN
2. Pembuatan Larutan Kato
Cara pembuatan larutan Kato sebagai berikut :
1) Bahan: 100 mL aquadest, 100 mL Glycerol dan 1mL larutan malachite green 3%
atau methylene blue 3%.
2) Cara membuat larutan malachite green 3% atau methylene blue 3% :
oTimbang malachite green sebanyak 3 gram, masukkan ke dalam beaker glass
otambahkan aquadest 100 mL sedikit demi sedikit
oaduk sehingga homogen, maka akan diperoleh larutan malachite green 3%.
3) Cara membuat larutan Kato Katz:
omasukkan 100 mL aquadest ke dalam wadah plastik kecil, lalu
otambahkan 100 mL Glycerol sedikit demi sedikit dan tambahkan 1 mL larutan
malachite green 3% atau methylene blue 3%, lalu
oaduk sampai homogen, maka akan didapatkan larutan Kato Katz 201 mL.
15. LANJUTAN
POKOK BAHASAN 2 : PERSIAPAN ALAT
DAN BAHAN
3. Cara merendam / memulas selofan
Cara merendam / memulas selofan adalah sebagai berikut :
1) Siapkan wadah plastik dengan ukuran +/- 15x15x15 cm
2) Tuangkan larutan kato ke wadah plastik
3) Ambil selofan ukuran 30x25 mm dan rendam selama >24 jam
dalam larutan kato.
4) Pada waktu akan dipakai, gunakan pinset saat mengambil selofan
untuk meletakkan diatas sediaan tinja.
Catt.: Selofan yang terendam larutan kato dapat digunakan dalam
jangka lama selama kondisinya masih baik dan disimpan dalam wadah
tertutup.
16. Tatacara pemeriksaan telur cacing dengan
Kato-Katz
Alat dan bahan:
1. Selofan dengan ukuran 2,5 x 3 cm
2. Larutan Kato(stok) atau larutan gliserin-malachite
green:
100 ml akaudes, 100 ml gliserin, 1 ml
larutan Malachite Green 3%
3. Selofan direndam dalam larutan Kato selama 24 jam
sebelum digunakan.
17. Alat dan bahan
4. Kawat kasa berukuran 3x4 cm
5. Kertas karton dengan ketebalan 3x4 cm
yang di bagian tengah dilubangi.
6.Tutup botol karet.
7. Kertas saring dan kertas berminyak
8. Lidi
9. Tinja
10. Kaca benda
19. Cara Pembuatan Sediaan Kato-Katz
1. Di meja laboratorium, diletakkan kertas
saring di atas kertas minyak.
2. Diambil sebanyak-banyaknya tinja dengan
lidi dan diletakkan di atas kertas saring
tersebut.
3. Diambil kawat kasa dan diletakkan di atas
tinja tersebut.
20. 4. Ambil kaca benda dan diletakkan kertas
karton di atas kaca benda.
5. Penyaringan tinja. Ditekan dengan lidi kawat
kasa, dengan lidi tinja yang telah tersaring
dimasukkan ke dalam lubang kertas karton.
21. 6. Isilah lubang karton sampai rata dengan
permukaan kertas karton.
7. Jika sudah terpenuhi lubang tersebut,
kertas karton diangkat sehingga tinja
dalam lubang akan tertinggal di atas kaca
benda.
22. 8. Selanjutnya, tinja tersebut ditutup dengan
selofan (selofan tersebut sudah direndam
dalam larutan Kato).
23. 9. Pemerataan tinja. Selofan yang berisi
tinja ditekan dengan tutup botol karet
untuk meratakan tinja tersebut.
26. Pembacaan hasil
Sediaan diperiksa di bawah mikroskop
dengan pembesaran 100x.
Sediaan diperiksa pada seluruh lapangan
pandang
Telur yang didapat dihitung berapa
jumlahnya
Rumus: Hitung Telur Per Gram Tinja
(TPG):
N=Telur yang ditemukan x 1000 mg/50 mg
28. Keunggulan
Metode Kato-Katz
1. Cara kerja sederhana.
2. Alat dan bahan mudah diperoleh.
3. Tidak memakan waktu yang terlalu lama.
4. Sensitivitas dan spesifiksitas tinggi.
5. Dapat menghitung angka prevalensi,
insiden, dan intensitas infeksi.
29. Kelemahan
Metode Kato-Katz
1. Teknik Kato-Katz tidak dapat dilakukan
pada pasien yang mengalami diare.
2. Memerlukan tinja yang banyak (sebesar
ibu jari).
3. Tinja yang kering akibat penyimpanan
terlalu lama, maka tinja tsb. tidak
dapat dilakukan pemeriksaan
30. Kelemahan:
4. Pengeringan sediaan yang terlalu lama
(lebih dari 30 menit) sulit menemukan
telur cacing tambang.
5. Sediaan terlalu tebal.
33. POKOK BAHASAN 3 : PEMBUATAN
SEDIAAN TINJA
Membuat sediaan tinja:
1). Pakailah APD u/ menghindari kemungkinan infeksi.
2). Tulis identitas sampel pada kaca objek sesuai yang tertulis di pot tinja.
3). Letakkan kertas minyak ukuran 10 x 10 cm di atas meja dan taruhlah tinja
sebesar ruas jari di atas kertas minyak.
4). Saringlah tinja dengan meletakkan kawat saring diatas tinja dan menekan
dengan spatula hingga tinja tersaring.
5). Dengan menggunakan spatula ambilah tinja yang telah tersaring.
6). Letakkan karton/plastik berlubang di atas slide kemudian masukkan tinja
yang sudah disaring pada lubang tersebut.
7). Angkatlah karton berlubang tersebut dengan perlahan dan tutuplah tinja
dengan selofan yang sudah direndam dalam larutan Kato Katz.
8). Ratakan dengan tutup botol karet hingga merata. Diamkan kurang lebih
sediaan selama 20-30menit.
34. POKOK BAHASAN 4 : PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS CACINGAN
4.1. Identifikasi hasil pemeriksaan
Identifikasi sediaan tinja dengan cara sebagai berikut:
1).Letakkan sediaan tinja di meja sediaan mikroskop. Pastikan meja
sediaan mikroskop dalam posisi datar.
2).Periksa di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran lensa objektif
10x atau 40x.
3).Periksa seluruh lapangan pandang, hitung jumlah telur berdasarkan
spesiesnya.
4).Mencatat hasil pemeriksaan pada formulir hasil pemeriksaan
laboratorium.
Catatan : pemeriksaan tinja berdasarkan kato katz harus segera dan tidak
diperkenankan menambahkan bahan pengawet (formalin).
35. LANJUTAN
POKOK BAHASAN 4 : PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS CACINGAN
4.2. Interpretasi hasil pemeriksaan
Hitung Telor Per Gram (TPG) untuk setiap spesies yang ditemukan
berdasarkan rumus di bawah ini :
Contoh :
Apabila dalam pemeriksaan sediaan tinja terdapat 20 telur cacing
gelang, maka hitung TPG cacing gelang pada sediaan tersebut sebesar
479,6 atau setara dengan 480 per gram tinja.
36. DEMONSTRASI
Materi Inti : Pemeriksaan Mikroskopis Cacingan
Tujuan : Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan
pemeriksaan mikroskopis cacingan
Waktu : 135 menit
37. SIMULASI
Materi Inti : Pemeriksaan Mikroskopis Cacingan
Tujuan : Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan
pemeriksaan mikroskopis cacingan
Waktu : 135 menit