Jika Anda sedang mencari referensi cara budidaya jamur, silahkan baca file terlampir. Brosur ringkas ini cukup memberi wawasan ringkas bagaimana inti budidaya jamur. Semoga sukses
Jika Anda sedang mencari referensi cara budidaya jamur, silahkan baca file terlampir. Brosur ringkas ini cukup memberi wawasan ringkas bagaimana inti budidaya jamur. Semoga sukses
2. I. PENDAHULUAN
Pasar global : Produksi pertanian
berkualitas tinggi.
Penggunaan pestisida mengakibatkan
tingginya biaya produksi, meninggalkan
residu pada tanaman dan menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan.
3. Penggunaan pestisida dapat
diminimalkan atau dihindari dengan
mengoptimalkan penggunaan agens
hayati, salah satu diantaranya adalah
jamur Trichoderma sp,Gliocladium
sp, Pseudomonas flourescens
4. Jamur antagonis : jamur Gliocladium sp, Trichoderma
sp dan Pseudomonas fluorescens
Untuk mengendalikan penyakit
layu Fusarium sp, Rhizoctonia sp,
Sclerotium rolfsii dan Pytium sp
pada tanaman Hortikultura
5. Keunggulan Jamur Trichoderma sp
Berkembangbiak sendiri maka keberadaannya
di lingkungan dapat bertahan lama
Aman bagi lingkungan, hewan maupun manusia
karena tidak menimbulkan residu bahan kimia
berbahaya yang persisten di dalam tanah
Sasaran yang spesifik
Mampu mengkolonisasi rhizosfer dengan cepat
dan melindungi akar dari serangan patogen,
Mampu mempercepat pertumbuhan tanaman
Meningkatkan hasil dan secara ekonomis lebih
murah dibandingkan dengan fungisida kimia
6. Hasil Produksi di pasaran :
Bevaria P (bahan aktif Beauveria bassiana)
Thuricide HP (Bacillus thuringiensis),
Saco P (Trichoderma koningii)
Ganodium P (Gliocaldium spp).
Agens hayati yang dikembangkan dalam
berbagai formulasi media :
Mikroorganisme entomopatogen
( Mettarhizium anisoplae )
Beauveria bassiana, Vertillicium sp) ,
Virus (SL-NPV)
Agen antagonis (Jamur Trichoderma spp dan
Gliocladium spp).
7. IKarakteristik Jamur Trichoderma sp
• Sebagai jamur tanah saprofit, klas
Hyphomycetes, famili Tuberculariceae dan
ordo Hyphales.
• Koloni hijau tua, kosmopolit, tumbuh cepat
bertahan pada kondisi yang kurang
menguntungkan.
• Menghasilkan enzim Kitinase dan glukanase
mampu menghidrolisis kitin dan glukan yang
merupakan penyusun dinding sel dari
banyak jamur patogen tanaman.
8. II. Pengembangan Jamur
Trichoderma sp
a. Eksplorasi
Mencari dan menemukan jenis-jenis agens
hayati di lapangan dengan mengumpulkan
serangga terinfeksi oleh patogen dan calon
agens antagonis yang diambil dari tanah daerah
perakaran atau rhizosfir dan bagian lain
10. Isolasi dan Pemurnian
Contoh tanah ditimbang sebanyak 10 gr
Masukkan ke dalam aquades sebanyak 100 ml, digojok ±
10 menit
Kemudian diambil 1 ml, masukkan ke dalam tabung reaksi
I, berisi 9 ml aquades. (pengenceran I)
Dari tabung reaksi I diambil lagi 1 ml, dimasukkan ke
tabung reaksi II yang berisi 9 ml air (pengenceran II ),
dan seterusnya sampai pengenceran ke-4.
Dari pengenceran terakhir, diambil 1 ml, dituangkan ke
petridish yang isi media PDA (proses isolasi/pemisahan)
Media disimpan selama 2-3 hari, dilakukan pengamatan
jamur yang tumbuh.
Identifikasi dan pemurnian terhadap jamur yang diduga
sebagai agens hayati
Melakukan pengujian
1). Tanah
11. 2). Perakaran tanaman / bagian tanaman
Perakaran dipotong (± 1 cm), ditimbang sebanyak 10 gr.
Masukkan ke dalam larutan aquadest (volume 100 ml),
digojog selama ± 10 menit
Dari larutan tersebut diambil 1 ml, lalu masukkan ke dalam
tabung reaksi I, berisi 9 ml aquades dengan menggunakan
pipet (pengenceran I)
Langkah selanjutnya sama dengan pengenceran contoh
tanah
Jamur tumbuh pada media PDA diamati dan diidentifikasi
ditemukan agens hayati, selanjutnya pemurnian yaitu
dipindahkan/ditumbuhkan pada media agar (PDA) petridish
yang lain
Hasil pemurnian dalam petridish, dipindahkan ke beberapa
tabung reaksi yang berisi agar miring (Isolat), simpan
selama 1-2 minggu akan keluar spora jamur yang murni
tanpa kontaminasi
16. III. PERBANYAKAN Jamur
Trichoderma sp.
1. Sterilisasi Rungan, Alat dan Bahan
Sterilisasi rungan
Bahan kimia (alkohol 70 %, Formalin 4 % dll)
Sinar ultraviolet (lampu UV).
Sterilisasi Alat
Dengan udara panas (Oven); untuk test tube, petridish,
erlemeyer dll
Dengan api (Bunsen); untuk jarum ose, pinset
Sterilisasi Bahan
Dengan bahan kimia seperti klorok; alkohol 70% untuk
isolat dll.
Dengan upa panas (Autoclave) untuk media biakan.
17. 2. Pembuatan Media Agar (PDA)
Bahan :
- Kentang = 250 gram
- Gula pasir/Dextrose = 20 gram
- Agar-agar = 15 - 20 gram (3 bungkus)
- Kapas / Alumunium foil
- Aquades/ air = 1100 ml.
Alat :
Incase (ruang steril)
Jarum ose
Lampu bunsen
Rak tabung reaksi
Sprayer
18. Cara pembuatan :
Kupas kentang ,dipotong (1 x 1 x 1 cm),
Kentang direbus dalam 1100 ml aquades ±15 menit
setelah mendidih
Saring , akan didapat ekstrak kentang
Masukkan gula pasir/dextrose dan agar ,diaduk dan
api tetap menyala
Volume dipertahankan sampai 1000 ml.
Dimasukkan kedalam tabung reaksi (5 ml) atau
petridish (10 ml)
Tutup tabung dengan kapas, petridish dengan kertas
minyak dan disterilkan dengan autoclave pada suhu
121 derajat celsius, dengan tekan 1,5 Atm selama
30 menit.
Media pada test tube dimiringkan (bagian atas diberi
sandar), dibiarkan sampai beku.
Media siap digunakan.
19. 3. Proses Inokulasi
- Bahan dan Alat
Tabung inokulasi (isolat),Tabung reaksi yang berisi gara
miring,Alkohol 70 %,Lampu bunsen,Incase (box inokulasi),Jarum
Ose
- Persiapan ruangan inokulasi
Ruang bersih, tertutup, rungan inokulasi dan inkubasi dibuat
terpisah .
- Penyeterilan alat dan ruangan inokulasi
Incase dan peralatan inokulasi disterilkan dengan alkohol 70 %,10
menit sebelum proses lampu bunsen dinyalakan
- Proses inokulasi pada media agar.
Siapkan inokulan,agar miring
Panaskan jarum ose, sterilkan dengan alkohol 70 %
Buka kedua tutup tabung dan mulut tabung diatas api.
Ambil spora dari tabung yang berisi inokulan dengan menggunakan
jarum ose, masukkan dan goreskan ke tabung yang berisi agar.
Inkubasi selama 1 minggu, dan jamur akan mulai muncul setalah 3
hari.
21. Cara kerja :
• Kentang, iris tipis ukuran 1 x 1 x 1 Cm dan dicuci.
• Masukkan ke dalam panci, + 1100 ml aquades atau air.
• Saring ekstrak kentang dalam gelas piala.
• Tambahkan gula pasir dan aduk.
• Saring gula dan ekstrak kentang, tampung ke erlemeyer.
• Masukkan ke autoclave pada suhu 121 oC ± 15 menit.
• Setelah dingin masukkan biakan murni agens hayati @ 3
jarum ose. Media siap untuk diinkubasi dengan alat
fermentor selama 1 minggu.
• Perhatikan gelembung udara yang keluar. jika ada yang
tidak keluar gelembung berarti ada kebocoran.
• Media cair berubah warna menjadi putih keruh dan tidak
berbau, tetapi jika terjadi kontaminasi berbau busuk.
• Selama proses berlangsung listrik tidak boleh mati, dan
jika mati harus diulang dari awal.
22. 2. Media Padat (Jagung pecah dan Beras)
Bahan :
- Jagung pecah dan beras masing-masing = 1 Kg.
- Plastik tahan panas ukuran 12 x 20 x 0,05 cm
- Air bersih
- Stater jamur B. bassiana, M. anisopliae, Verticillium sp,
Trichoderma sp, Gliocladium spp dll.
- Spritus dan alkohol.
Alat :
- Kompor/Autoclave - Dandang - Jarum ose
- Timbangan - Panci - Lemari pendingin
- Erlemeyer - Pengaduk - Lampu bunsen
- Baki plastik - Tabung reaksi - Sendok
- Incase - Dandang - Rak kayu
23. Cara kerja :
Cuci beras /jagung pecah, kemudian tiriskan
Panaskan air dalam panci sampai mendidih
Masukkan beras ± selama 3 - 4 mnt, dan jagung 7 – 10 mnt.
Tiriskan beras sampai dingin, sedangkan untuk jagung
tambahkan air panas secukupnya.
Masukkan kedalam kantong plastik sebanyak 100
gram/kantong.
Sterilisasi dengan dandang, bahan ditanak selama 2-3 jam,
setiap satu jam dibalik posisinya, sterilasi dengan
Autoclave cukup 15 menit .
Media dinginkan dan disimpan pada tempat yang bersih
dan teduh.
Setelah dingin media siap diinokulasi dengan agens hayati
dengan menggunakan jarum ose dilakukan didalam incase.
Inkubasi dalam ruang bersih.
Media padat yang telah ditutupi miselia yang berumur 7-
14 hari dapat digunakan untuk aplikasi.
24. 3. Media padat dari kaolin.
Bahan :
- Agens hayati yang meliputi : B. bassiana, M.anisopliae,
Verticillium sp, Trichoderma spp dan Gliocladium spp
dari media padat Jagung / Beras yang sudah jadi
(ditumbuhi agens hayati).
- Air Steril
- Tepung Kaolin.
Alat :
- Gelas Ukur 1000 ml - Corong dan saringan
- Sentrifuse
- Tabung reaksi 10 cc - Oven - Haemocytometer
- Saringan/ayakkan
25. CARA KERJA :
Agens hayati pada media padat dicampur dengan air
steril secukupnya, diaduk agar spora terlepas dari media.
Larutan spora agens hayati di pisahkan antara spora
dengan air melalu proses pengendapan dengan alat
sentrifuse.
Spora dicampur dengan bahan pembawa ( kaolin ) sampai
merata. Agar tercampur secara merata / Homogen
antara spora dengan kaolin sedikit dengan air steril (
untuk 100 gr biakan agens hayati media padat dicampur
100 gr kaolin ).
Kemudian dikering anginkan / diopen ( 25ºC ) selanjutnya
di gerus untuk menghancurkan gumpalan yang masih ada
setelah itu disaring.
Dihitung kerapatan spora dengan Haemocytometer lalu
dikemas sesuai kebutuhan selanjutnya disimpan /
digunakan.
26. IV. CARA APLIKASI AGENS HAYATI
Aplikasi agens hayati di lapangan sebaiknya
dilakukan pada pagi hari sebelum jam 08.00
WIB dan sore hari (Jam 15.30 WIB).
Efektifitas agens hayati di lapang sangat
dipengaruhi tingkat virulensi, viabilitas dan
konsentrasi spora.
27. Cara aplikasi agens hayati dengan
berbagai formulasi media
1. Media Cair
Campurkan 100 ml inokulum media cair dengan 15 liter
air bersih
Tambahkan 2 sendok teh gula pasir sebagai makanan
cadangan selama agens hayati belum mendapat inang
aslinya.
Tambahkan 1 sendok the detergen kedalam larutan
sebagai bahan perata
Masukkan larutan tersebut kedalam tangki, semprot
secara perlahan-lahan
Untuk memperoleh hasil pengendalian yang baik, ulangi
penyemprotan setiap 1 minggu sekali.
Jika setelah penyemprotan terjadi hujan maka aplikasi
diulang keesokan harinya.
28. 2. Media Padat (Beras,Jagung pecah dan Kaolin)
100 Gram biakan kemudian dilarutkan kedalam 1 liter
air, lalu diremas-remas sampai agens hayati terpisah
dari media, kemudian disaring, Tetapi yang berupa
tepung dapat langsung dicampur dengan air.
Tambahkan sedikit detergen dan gula pasir pada
larutan, kemudian diaduk sampai homogen.
Tambahkan air sehingga menjadi 10 liter larutan
semprot.
Penyemprotan diarahkan pada organisme sasaran.
31. SKEMA PENGEMBANGAN FORMULASI
MEDIA PADAT DENGAN TEPUNG KAOLIN
CAMPUR
DGN AIR
SECUKUP
NYA
BIAKAN YG
SUDAH JADI
SARING KE
DALAM GELAS
PIALA
MASUKKAN
KEDALAM
TABUNG
REAKSI
CENTRIFUSE
3500 rpm , 15
Menit
DIKEMAS DISARING DIGERUS DIKERING
ANGINKAN / DI
OVEN 25º - 30º C.
HASIL CENTRIFUSE +
AQUADES DGN
PERBANDINGAN 1 : 10 +
KAOLIN.
PERBANDINGAN 100 gr
MEDIA PADAT DICAMPUR
DGN 100 gr KAOLIN
32. KUKUS
DENGAN
DANDANG
± 30 MENIT (
¾ MASAK )
BERAS /
JAGUNG
GILING
MASUKKAN
MEDIA DALAM
KANTONG
PLASTIK ± 100 gr
STERILKAN
DENGAN
DANDANG 1
– 2 JAM
AUTOCLAV
E (120 C ;1,5
ATM 20
MENIT)
MEDIA
SIAP DI
INOKU
LASI
ISOLAT
CUCI BERSIH
SIRAM DGN
AIR PANAS
DINGINKAN
DINGINKAN
NASI BERAS /
JAGUNG FERMENTOR
INOKULUM
( F1 )
INOKULUM
( F2 )
SIAP DIPAKAI
INKUBASIKAN
SKEMA PENGEMBANGAN FORMULASI
MEDIA PADAT
( BERAS / JAGUNG PECAH )
35. Insert workgroup
logo on slide master
Insert workgroup name on slide master
Projects
Documents
Team
Links
What’s New
Home
Pengemasan Jagung
Pada Kantong Plastik
Sterilisasi Jagung