SlideShare a Scribd company logo
1
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN LOKASI KEGIATAN
3.1 Lokasi Kegiatan
Lokasi pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Desa
(PKMD) yaitu di Puskesmas kampung Harapan Distrik Sentani Timur
Kabupaten Jayapura.
3.2 Waktu Pelaksanaan
Sesuai kalender akademik tahun 2014/2015 D-III Analis Kesehatan
Fakultas Ilmu- Ilmu kesehatan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura
(USTJ), maka pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Desa
(PKMD) Di Kampung Harapan Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura
dilaksanakan pada tanggal 07 s/d 21 Oktober 2014, hari kedua sampai hari ke
dua belas merupakan pelaksanaan kegiatan.
3.3 Keadaan Penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Disrrik Sentani Timur
Kabupaten Jayapura, jumlah laki-laki 4.007 jiwa, jumlah perempuan 3.870
jiwa, dan jumlah Kepala keluarga adalah 1.969 jiwa.
2
Tabel 3.3.1 Data Penduduk Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura
No NAMA
KAMPUNG
RW RT PENDUDUK JUMLAH
KKL P L + P
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
NOLOKLA
NENDALI
ITAKIWA
ASEI BESAR
ASEI KECIL
PUAY
YOKIWA
5
3
3
2
4
2
2
10
6
9
2
7
4
4
1.577
623
735
200
823
225
278
1.586
526
567
180
1.055
299
214
3.163
1.149
1.302
380
1.920
524
492
805
247
246
92
349
112
118
JUMLAH 21 42 4.007 3.870 7.877 1.969
Sumber : Kantor Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura 2014
Tabel 3.3.2 Data Kunjungan dan Kasus Pasien di Puskesmas Harapan
Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura Tahun 2014
No Bulan Total Kunjungan (Jiwa)
1 Januari 659
2 Februari 894
3 Maret 942
4 April 746
5 Mei 857
6 Juni 851
7 Juli 875
3
8 Agustus 778
9 September 845
10 Oktober 170
Total 7617 Jiwa
Sumber : Puskesmas Harapan Tahun 2014
1.4 Masalah Kesehatan Penduduk
Berdasarkan kondisi lingkungan, kebersihan lingkungan Distrik
Sentani Timur Kabupaten Jayapura memiliki lingkungan yang bersih, tidak
terdapat sampah-sampah yang berserakan baik di permukaan tanah maupun
di lahan perkebunan.
Pada Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura penyakit yang
menjadi endemik yaitu penyakit Malaria, karena aktifitas penduduk dimulai
pada dini hari hingga sore hari. Malaria termasuk endemik karena mata
pencaharian masyarakat Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura adalah
bertani dan nelayan, sehingga sering kontak langsung dengan vektor nyamuk
pembawa malaria.
4
Tabel 3.3.3 Data 10 Besar Penyakit di Puskesmas Harapan
No Penyakit
Jenis Kelamin
∑
Perempuan Laki-laki
1.
Infeksi Saluran
Pernapasan Akut
(ISPA)
1.463 1.237 2.700
2. Malaria Tropika 383 369 752
3.
Penyakit Infeksi
Kulit 361 297 658
4.
Penyakit Sistem Otot
& Jaringan 355 170 505
5. Penyakit Lain-lain 212 129 341
6. Gastritis (magh) 168 102 270
7. Diare 108 83 191
8. Malaria Tersiana 82 64 146
9.
Penyakit Pupa di
Jaringan Periatikal
59 42 101
10. Hipertensi 52 30 82
Sumber : Puskesmas Harapan Distrik Sentani Timur 2014
5
3.5 Kegiatan Pemeriksaan
3.5.1 Pemeriksaan DDR
a. Metode Pemeriksaan : Giemsa
b. Prinsip : Setetes darah dibuat sediaan darah tebal
dan diwarnai dengan larutan Giemsa 1:3.
Selama ± 5 menit dan dikeringkan
kemudian dilihat di bawah mikroskop
dengan pembesaran 100x menggunkan
minyak imersi.
c. Tujuan : Untuk mengetahui morfologi dari parasit
malaria
d. Instrumen Pemeriksaan :
1. Alat :
- Mikroskop
- Hair dryer
- Lancet
- Slide
- Pipet Tetes
- Jembatan Pengecatan
6
2. Bahan :
- Darah kapiler
- Kapas
- Tissue
- Alkohol 70%
3. Reagen :
- Giemsa
- Oil imersi
4. Prosedur Kerja
1. Dibersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70% dan
dibiarkan sesaat agar mengering.
2. Ditusuk dengan cepat menggunakan lancet steril sedalam ±2
µm.
3. Dihapus tetes darah pertama yang keluar dari ujung jari
dengan menggunakan tisu, lalu tetesan berikutnya diambil
dengan menggunakan objek gelas kemudian diratakan.
4. Dikeringkan sampel tersebut dengan mnggunakan hair dryer
5. Diwarnai sampel dengan menggunakan larutan giemsa
dengan perbandingan 3 : 1 ( 3 tetes giemsa ditambah 1ml
aquades ) dan dibiarkan selama 15 menit.
7
6. Dicuci sampel dengan cara dicelupkan kedalam air, sampel
bersih kemudian dikeringkan.
7. Diamati preparat dibawah mikroskop dengan menggunakan
pembesaran 100x dengan menggunakan oil imersi.
5. Interpretasi hasil malaria menurut WHO :
- : Tidak ditemukan parasit pada lapangan pandang
+ : 1-10 parasit per 100 lapangan pandang
++ : > 11 parasit per 100 lapangan pandang
+++ : 1-10 parasit per 1 lapangan pandang
++++ : > 11 parasit per 1 lapangan pandang
3.5.2. Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)
a. Metode: Ziehl-Neelsen
b. Prinsip : Basil tahan asam bila diwarnai dengan Carbol Fuchsin
sulit dihilangkan, warna merah tetap bertahan walaupun dicuci
dengan asam alkohol. Methylen Blue merupakan counter stai
(warna dasar).
c. Tujuan : Untuk mengidentifikasi ada tidaknya Bakteri Tahan Asam
(BTA) di dalam sampel.
1. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Slide
b. Lampu bunsen
c. Lidi
8
d. Stopwatch
e. Pipet tetes
f. Rak pengecatan
g. Botol semprot
h. Mikroskop
i. Hairdayer
j. Tissue
k. Pot dahak
l. Korek api
m. Botol desinfektan
n. Rak pengering
o. Minyak imersi
p. Larutan desinfektan
d. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai Sampel
dahak/sputum untuk pemeriksaan BTA paru (TBC)
e. Reagen:
Reagen yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Zat warna Carbol Fuchsin 0,3%
b. Asam Alkohol 3%
c. Zat warna Methylen Blue 0,3%
9
f. Prosedur kerja
a. Disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan
digunakan.
b. Pembuatan sediaan BTA paru
1. Lampu bunsen dinyalakan, diletakkan dekat dengan pot
dahak .
2. Nomor identitas pasien (nomor sediaan dan waktu
pengumpulan dahak) dicatat/ditulis di kertas label
menggunakan bolpoin dan ditempel pada bagian ujung
kaca slide.
3. Dilalukan slide di atas nyala api agar slide bebas dari
lemak.
4. Dipilih bagian dahak yang purulen (kental) yang berwarna
kuning kehijauan dengan menggunakan lidi yang ujungnya
dipipihkan dan diletakkan di atas slide ± 1 µl-2 µl.
5. Sediaan diratakan dengan membuat spiral-spiral kecil
sewaktu apusan setengah kering dengan menggunakan lidi
lancip sehingga didapat sediaan leukosit lebih rata dan
area baca lebih homogen. Besar sediaan adalah 2 cm x 3
cm. Sediaan tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis.
6. Lidi yang telah digunakan dicelupkan ke dalam botol pasir
desinfektan.
10
7. Sediaan dikeringkan di udara, lalu difiksasi dengan cara
dilewatkan di atas api sebanyak 3 kali masing-masing 1
detik.
c. Pewarnaan
1. Sediaan diletakkan di atas rak dengan bagian apusan
menghadap ke atas.
2. Seluruh permukaan apusan digenangi dengan carbol
fuchsin.
3. Sediaan dipanasi dari bawah dengan menggunakan sulut
api hingga keluar uap, tidak sampai mendidih.
4. Didiamkan selama 5 menit. Waktu yang lebih lama juga
boleh.
5. Sediaan dibilas dengan hati-hati menggunakan air
mengalir.
6. Sediaan digenangi dengan asam alkohol hingga tidak
tampak warna merah Carbol Fuchsin. Setelah itu sediaan
dibilas lagi dengan air mengalir pelan.
7. Sediaan digenangi dengan Methylen Blue selama 10 – 20
detik. Khusus untuk sediaan MH, diperlukan waktu yang
lebih lama dalam pewarnaan methylen blue ini karena
ditinjau dari latar belakang dari sediaan yang lebih sulit
diwarnai.
8. Dibilas dengan air mengalir.
11
9. Sediaan dikeringkan di rak pengering atau dimasukkan ke
dalam hairdayer.
d. Pengamatan mikroskop
1. Periksa di bawah mikroskop dengan lensa obyek diputar
pada pembesaran 100x dan minyak imersi diteteskan di
atas sediaan.
2. Fokus disesuaikan dengan hati-hati sampai sel-sel terlihat
di bawah mikroskop.
3. Dicek dan dihitung jumlah BTA yang terlihat, minimal
dalam 100 lapangan pandang.
g. Interprestasi hasil:
BTA paru (Tuberculosis)Sesuai dengan IUATLD
(International Unit Against Tuberculosis and Lung Diseases)
dan WH
12
Tabel 3.3 Skala positif pemeriksaan TBC
Yang terlihat Yang dilaporkan
Tidak ditemukan BTA minimal
dalam 100 lapang pandang
BTA negative
1 – 9 BTA dalam 100 lapangan
pandang
+n (dituliskan jumlah BTA yang
ditemukan, misalnya +1, +2, +3,
..., +9)
10 – 99 BTA dalam 100
lapangan pandang 1+
1 – 10 BTA dalam 1 lapangan
pandang, periksa minimal 50
lapang pandang
2+
Lebih dari 10 BTA dalam 1
lapangan pandang
3+
13
3.5.2 Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual (IMS)
A. Prinsip Pemeriksaan Sediaan Basah
Sekret vagina atau eksudat dapat langsung diperiksa untuk
mengetahui ada tidaknya yeast, trichomonas vaginalis atau clue cells
dengan menggunakan sediaan basah saline (Stamm, 1988).
Sedangkan preparat KOH digunakan untuk melarutkan mukus dan
jaringan dari bahan pemeriksaan untuk mempermudah pemeriksaan
yeast atau elemen dari jamur/candida. Sebagai tambahan, bau amine
dapat diobservasi untuk pasien dengan bakterial vaginosis dan T.
vaginalis ketika sediaan ditetesi dengan KOH 10%. pH vagina lebih
dari 4.5 juga mengindikasikan adanya bakterial vaginosis dan T.
vaginalis.
1. Bahan Pemeriksaan
Sekret vagina atau bahan lainnya yang sesuai diambil dengan
kapas sengkelit. Jika kemudian kapas sengkelit tersebut
dimasukan kedalam 1 mL saline dalam sebuah tabung kecil, maka
saline tersebut dapat digunakan untuk sediaan basah saline dan
KOH. Untuk pemeriksaan pH vagina, oleskan kertas pH pada
dinding vagina atau duh tubuh vagina pada spekulum. Hindari
kontak dengan mukus di serviks karena memiliki pH tinggi.
2. Peralatan :
- Mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x
- Pipet tetes
14
- Cover glass (Kaca Penutup)
3. Reagen :
a. KOH 10 %
b. NaCl 0,9 %
c. Hipocloride 0.05%
4. Cara Kerja :
a. Penerimaan sediaan dari ruang pengambilan spesimen
- Sediaan harus diterima bersama dengan formulir catatan
medisnya
- Cocokan nomor kode sediaan dengan nomor kode di
catatan medis
- Sediaan berisi 2 hapusan
b. Teteskan 1 tetes NaCl 0,9 % pada salah satu hapusan, aduk
dengan ujung kaca penutup (cover glass).
c. Tutup menggunakan kaca penutup dengan menempelkan
salah satu sisi kaca penutup pada sediaan dan menutupnya
secara perlahan.
d. Teteskan 1 tetes KOH 10 % pada hapusan yang lainnya,
cium ada tidaknya bau amis, aduk dengan kaca penutup
(cover glass) kemudian tutup dengan kaca penutup.
e. Periksa sediaan NaCl terlebih dahulu dibawah mikroskop
dengan lensa objektif 10x dan 40x untuk melihat adanya
Trichomonas vaginalis dan Clue cell.
15
f. Periksa sediaan KOH 10% dibawah mikroskop dengan lensa
objektif 10x dan 40x untuk melihat adanya bentuk-bentuk
Kandida.
g. Masukan sediaan yang sudah diperiksa kedalam campuran
hipocloride 0.5% 8. Tulis hasil pemeriksaan pada catatan
medis dan buku register laboratorium IMS.
h. Berikan lembar catatan medis pada ruangan konseling dan
pengobatan
5. Cara Membaca Preparat Sediaan Basah dan Interpretasi hasil
a. Trichomonas hanya terlihat pada sediaan basah saline
(hancur dengan KOH). Berbentuk amoboid (umumnya oval),
lebih besar dari lekosit PMN dan dalam sediaan segar dapat
dikenali dari gerakannya yang menghentak-hentak. Diagnosa
ditegakkan dengan ditemukannya Trichomonas walaupun
hanya satu.
b. Beberapa Clue cells dan sedikit atau tidak adanya PMN
adalah indikasi bakterial vaginosis. Clue cells adalah sel
epitel vagina yang ditutupi oleh berbagai bakteri vagina
sehingga memberikan gambaran granular dengan batas sel
yang kabur karena melekatnya bakteri batang atau kokus
yang kecil. Clue cells hanya terlihat pada sediaan basah
saline. Bakterial Vaginosis (BV) didiagnosis dari kriteria
berikut :
16
- DTV (Duh Tubuh Vagina)
- Clue Cells
- Odor/Whiff tes
- pH > 4.5
- BV Positif jika 3 dari 4 kriteria diatas positif.
c. Yeast mungkin tertutupi oleh epitel pada preparat saline
oleh karena itu penambahan KOH 10% sangat membantu
dalam menemukan pseudo hyphae dan yeast pada preparat
basah.
B. Pemeriksaan Sediaan Kering
1. Bahan Pemeriksaan
- Hapusan Uretral
Pasien sebaiknya tidak buang air kecil sebelum
pengambilan bahan pemeriksaan
- Hapusan Servikal
Bersihkan serviks sebelum pengambilan bahan
pemeriksaan untuk mengurangi jumlah bakteri vagina
dan sel pada sediaan
- Hapusan Rektal
Gunakan anuskopi untuk pengambilan bahan
pemeriksaan
17
2. Pewarnaan Gram
a. Pengertian dan pemeriksaan gram
Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan yang paling
sering dilakukan dalam bakteriologi. Pewarnaan ini
dikategorikan sebagai differential stain dan berfungsi
untuk membedakan antara bakteri negatif Gram dan
positif Gram. Pada laboratorium sederhana klinik IMS,
pewarnaan Gram digunakan untuk membantu diagnosis
Gonore, Kandida, Uretritis Non Spesifik dengan
didasarkan atas jumlah lekosit PMN dan mikrobiologi
yang ditemukan dan Clue Cells untuk diagnosa
Bakterial Vaginosis(Stamm, 1988)
b. Reagen :
- Reagen Gram
- Minyak emersi dalam xylene
- Spirtus
c. Prosedur Kerja :
- Penerimaan sediaan dari ruang pengambilan spesimen
 Sediaan harus diterima bersama dengan formulir
catatan medisnya
 Cocokan nomor kode sediaan dengan nomor kode
di catatan medis
 Sediaan berisi satu hapusan
18
- Keringkan sediaan diudara
- Fiksasi dengan melewatkannya diatas api sebanyak 7
kali
- Genangi/Tetesi sediaan dengan Kristal Violet selama
1 menit
- Cuci dengan air mengalir selama 5 detik
- Genangi/Tetesi sediaan dengan Larutan Iodine selama
1 menit
- Cuci dengan air mengalir selama 5 detik
- Lakukan decolorisasi dengan meneteskan etanol
sampai warna biru hilang (Langkah ini sangat penting
dalam pewarnaan Gram)
- Cuci dengan air mengalir selama 5 detik 10.
Genangi/Tetesi sediaan dengan Safranin / Carbol
Fuchsin selama 1 menit
- Cuci dengan air mengalir selama 5 detik 12.
Keringkan sediaan
- Periksa sediaan dibawah mikroskop dengan lensa
objektif 100x menggunakan minyak imersi untuk
melihat adanya lekosit PMN dan diplokokus
intraseluler.
- Periksa seluruh sediaan mulai dari sediaan tebal lalu
sediaan tipis.
19
- Setelah selesai melakukan pemeriksaan ambil
preparat letakkan diatas tissue halus dengan posisi
yang terkena minyak emersi menempel ditissue.
- Catat hasil pemeriksaan pada catatan medis dan buku
register laboratorium IMS.
3. Cara membaca sediaan kering dan interpretasi hasil
Membaca sediaan dengan pewarnaan Gram/Metilen blue :
- Hapusan Uretra (Pria)
 Pasien sebaiknya tidak buang air kecil sebelum
pengambilan bahan pemeriksaan
 Hasil : PMN + bila ditemukan > 5 PMN/lpb
Diplokokus + bila ditemukan >= 1 Diplokokus
intrasel
- Hapusan Servikal
 Bersihkan serviks sebelum pengambilan bahan
pemeriksaan untuk mengurangi jumlah bakteri
vagina dan sel pada sediaan
 Hasil : PMN + bila ditemukan > 30 PMN/lpb
Diplokokus + bila ditemukan >= 1 Diplokokus
intrasel
- Hapusan Rektal
 Gunakan anuskopi untuk pengambilan bahan
pemeriksaan
20
 Hasil : PMN + bila ditemukan > 5 PMN/lpb
Diplokokus + bila ditemukan >= 1 Diplokokus
intrasel
3.5.3 Pemeriksaan Golongan Darah
a. Metode Pemeriksaan : Aglutinasi
b. Prinsip : Setetes antisera dicampur dengan setetes
darah sehingga menimbulkan
terjadinya aglutinasi
c. Tujuan :Untuk mengetahui golongan darah
seseorang
d. Instrumen Pemeriksaan :
1. Alat
- Lancet
- Objek Glass
- Batang Pengaduk
2. Bahan
- Darah Kapiler
- Kapas Alkohol 70%
3. Reagen
- Anti-A
- Anti-B
- Anti-AB
21
4. Prosedur Kerja
1. Dibersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70%.
2. Ditusuk dengan cepat menggunakan lancet steril sedalam 2
µm.
3. Dihapus tetes darah pertama yang keluar menggunakan
tissue.
4. Diambil tetes darah berikutnya lalu dibuat 2 tetes darah pada
sebuah slide yang telah disiapkan.
5. Ditambahkan 1 tetes anti serum A pada tetesan darah
pertama, satu tetes anti serum B pada tetes.
6. Dicampur dengan baik masing-masing tetesan tadi dengan
menggunakan batang pengaduk.
7. Dibaca hasil golongan darah setelah 1 menit.
22
Tabel 3.3 Interpretasi Golongan Darah
Anti-A Anti-B Anti-AB Golongan Darah
-
+
-
+
-
-
+
+
-
+
+
+
O
A
B
AB
Keterangan :
- : Tidak terjadi aglutinasi
+ : Terjadi aglutinasi.

More Related Content

What's hot

Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphyloSensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
Listiana Dewi
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
AhmadPurnawarmanFais
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
pjj_kemenkes
 
Instrumen analitik feses
Instrumen analitik fesesInstrumen analitik feses
Instrumen analitik fesesIvan Hardivan
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
pjj_kemenkes
 
Booklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tbBooklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tb
Novianto Sc
 
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4tristyanto
 
Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah venaPlebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
Riskymessyana99
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Biomedis Teknisi
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing
pjj_kemenkes
 
ppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urineppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urine
Santos Tos
 
Hematologi(ppp)
Hematologi(ppp)Hematologi(ppp)
Hematologi(ppp)
zhalsabella kh bahri
 
Tpibaru4
Tpibaru4Tpibaru4
Tpibaru4andreei
 
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah  pemeriksaan diagnostikMateri kuliah  pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Amat Rajasa
 

What's hot (18)

Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphyloSensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Penatalaksanaan spesimen
Penatalaksanaan spesimenPenatalaksanaan spesimen
Penatalaksanaan spesimen
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
Instrumen analitik feses
Instrumen analitik fesesInstrumen analitik feses
Instrumen analitik feses
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
Diagnostik helminth
Diagnostik helminthDiagnostik helminth
Diagnostik helminth
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
 
Booklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tbBooklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tb
 
Pemeriksaan dahak
Pemeriksaan dahakPemeriksaan dahak
Pemeriksaan dahak
 
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
 
Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah venaPlebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darah
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing
 
ppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urineppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urine
 
Hematologi(ppp)
Hematologi(ppp)Hematologi(ppp)
Hematologi(ppp)
 
Tpibaru4
Tpibaru4Tpibaru4
Tpibaru4
 
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah  pemeriksaan diagnostikMateri kuliah  pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
 

Viewers also liked

Lapjag reny ruptur dg corpal
Lapjag reny ruptur dg corpalLapjag reny ruptur dg corpal
Lapjag reny ruptur dg corpal
Nuree Haryono
 
Apus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditApus darah sudah diedit
Apus darah sudah diedit
aisyah fitri
 
Kelompok 5 metode irisan
Kelompok 5   metode irisanKelompok 5   metode irisan
Kelompok 5 metode irisan
Nova Wardany
 
Sediaan
SediaanSediaan
Sediaan
Gifson Aguin
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
dewisetiyana52
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Rukmana Suharta
 
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
pjj_kemenkes
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaIrwin Septian
 

Viewers also liked (12)

Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
Lapjag reny ruptur dg corpal
Lapjag reny ruptur dg corpalLapjag reny ruptur dg corpal
Lapjag reny ruptur dg corpal
 
Th5
Th5Th5
Th5
 
10
1010
10
 
Apus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditApus darah sudah diedit
Apus darah sudah diedit
 
Pedoman biomedis
Pedoman biomedisPedoman biomedis
Pedoman biomedis
 
Kelompok 5 metode irisan
Kelompok 5   metode irisanKelompok 5   metode irisan
Kelompok 5 metode irisan
 
Sediaan
SediaanSediaan
Sediaan
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimia
 

Similar to Bab 3

Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
pjj_kemenkes
 
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptxMATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
mulianakhalida
 
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu HamilPemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamil
pjj_kemenkes
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
Febrina Tentaka
 
Laboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptxLaboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptx
FebiyandaAris
 
Pemeriksaan Penunjang pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Penunjang pada Ibu BersalinPemeriksaan Penunjang pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Penunjang pada Ibu Bersalin
pjj_kemenkes
 
Metode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok aMetode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok a
titinseptyani
 
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
titinseptyani
 
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
titinseptyani
 
Metode Pengamatan
Metode PengamatanMetode Pengamatan
Metode Pengamatan
Rfr Egha
 
HITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docxHITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docx
PriscaFauzyan
 
Campylobacter Introducction Microbiology.pptx
Campylobacter Introducction Microbiology.pptxCampylobacter Introducction Microbiology.pptx
Campylobacter Introducction Microbiology.pptx
YamamotoVarianto
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing
pjj_kemenkes
 
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGIPEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
zara larasati
 
Identifikasi dan inventarisasi penyakit tanaman tomat
Identifikasi dan inventarisasi penyakit tanaman tomatIdentifikasi dan inventarisasi penyakit tanaman tomat
Identifikasi dan inventarisasi penyakit tanaman tomat
Rijal Masruri
 
Pengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebarPengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebar
lampung university
 
Sri aminingsih puskesmas todanan kelas e_m3_px sediaan basah nacl 0.9%
Sri aminingsih puskesmas todanan kelas e_m3_px sediaan basah nacl 0.9%Sri aminingsih puskesmas todanan kelas e_m3_px sediaan basah nacl 0.9%
Sri aminingsih puskesmas todanan kelas e_m3_px sediaan basah nacl 0.9%
sriaminingsih1
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
ssuser72cb6d
 

Similar to Bab 3 (20)

Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptxMATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
MATERI INTI - 4. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS CACINGAN.pptx
 
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu HamilPemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Laboratoriun Pada Ibu Hamil
 
Chapter iii v
Chapter iii vChapter iii v
Chapter iii v
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
 
Laboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptxLaboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptx
 
Pemeriksaan Penunjang pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Penunjang pada Ibu BersalinPemeriksaan Penunjang pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Penunjang pada Ibu Bersalin
 
Metode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok aMetode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok a
 
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
 
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
Metode pengamatan Mikrobiologi dan Parasitologi Kelompok A Kelas A 2015
 
Metode Pengamatan
Metode PengamatanMetode Pengamatan
Metode Pengamatan
 
HITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docxHITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docx
 
Campylobacter Introducction Microbiology.pptx
Campylobacter Introducction Microbiology.pptxCampylobacter Introducction Microbiology.pptx
Campylobacter Introducction Microbiology.pptx
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing
 
Th6
Th6Th6
Th6
 
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGIPEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
 
Identifikasi dan inventarisasi penyakit tanaman tomat
Identifikasi dan inventarisasi penyakit tanaman tomatIdentifikasi dan inventarisasi penyakit tanaman tomat
Identifikasi dan inventarisasi penyakit tanaman tomat
 
Pengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebarPengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebar
 
Sri aminingsih puskesmas todanan kelas e_m3_px sediaan basah nacl 0.9%
Sri aminingsih puskesmas todanan kelas e_m3_px sediaan basah nacl 0.9%Sri aminingsih puskesmas todanan kelas e_m3_px sediaan basah nacl 0.9%
Sri aminingsih puskesmas todanan kelas e_m3_px sediaan basah nacl 0.9%
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
 

Recently uploaded

M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AjrunAzhiima
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
BanjarMasin4
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
deamardiana1
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
Pemdes Wonoyoso
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
AssyifaFarahDiba1
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
MhdFadliansyah1
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
afaturooo
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
subbidtekinfo813
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
Pemdes Wonoyoso
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
MiliaSumendap
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
Ekhwan2
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
mtsarridho
 

Recently uploaded (14)

M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
 

Bab 3

  • 1. 1 BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI KEGIATAN 3.1 Lokasi Kegiatan Lokasi pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Desa (PKMD) yaitu di Puskesmas kampung Harapan Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura. 3.2 Waktu Pelaksanaan Sesuai kalender akademik tahun 2014/2015 D-III Analis Kesehatan Fakultas Ilmu- Ilmu kesehatan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ), maka pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Desa (PKMD) Di Kampung Harapan Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura dilaksanakan pada tanggal 07 s/d 21 Oktober 2014, hari kedua sampai hari ke dua belas merupakan pelaksanaan kegiatan. 3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Disrrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura, jumlah laki-laki 4.007 jiwa, jumlah perempuan 3.870 jiwa, dan jumlah Kepala keluarga adalah 1.969 jiwa.
  • 2. 2 Tabel 3.3.1 Data Penduduk Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura No NAMA KAMPUNG RW RT PENDUDUK JUMLAH KKL P L + P 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. NOLOKLA NENDALI ITAKIWA ASEI BESAR ASEI KECIL PUAY YOKIWA 5 3 3 2 4 2 2 10 6 9 2 7 4 4 1.577 623 735 200 823 225 278 1.586 526 567 180 1.055 299 214 3.163 1.149 1.302 380 1.920 524 492 805 247 246 92 349 112 118 JUMLAH 21 42 4.007 3.870 7.877 1.969 Sumber : Kantor Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura 2014 Tabel 3.3.2 Data Kunjungan dan Kasus Pasien di Puskesmas Harapan Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura Tahun 2014 No Bulan Total Kunjungan (Jiwa) 1 Januari 659 2 Februari 894 3 Maret 942 4 April 746 5 Mei 857 6 Juni 851 7 Juli 875
  • 3. 3 8 Agustus 778 9 September 845 10 Oktober 170 Total 7617 Jiwa Sumber : Puskesmas Harapan Tahun 2014 1.4 Masalah Kesehatan Penduduk Berdasarkan kondisi lingkungan, kebersihan lingkungan Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura memiliki lingkungan yang bersih, tidak terdapat sampah-sampah yang berserakan baik di permukaan tanah maupun di lahan perkebunan. Pada Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura penyakit yang menjadi endemik yaitu penyakit Malaria, karena aktifitas penduduk dimulai pada dini hari hingga sore hari. Malaria termasuk endemik karena mata pencaharian masyarakat Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura adalah bertani dan nelayan, sehingga sering kontak langsung dengan vektor nyamuk pembawa malaria.
  • 4. 4 Tabel 3.3.3 Data 10 Besar Penyakit di Puskesmas Harapan No Penyakit Jenis Kelamin ∑ Perempuan Laki-laki 1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 1.463 1.237 2.700 2. Malaria Tropika 383 369 752 3. Penyakit Infeksi Kulit 361 297 658 4. Penyakit Sistem Otot & Jaringan 355 170 505 5. Penyakit Lain-lain 212 129 341 6. Gastritis (magh) 168 102 270 7. Diare 108 83 191 8. Malaria Tersiana 82 64 146 9. Penyakit Pupa di Jaringan Periatikal 59 42 101 10. Hipertensi 52 30 82 Sumber : Puskesmas Harapan Distrik Sentani Timur 2014
  • 5. 5 3.5 Kegiatan Pemeriksaan 3.5.1 Pemeriksaan DDR a. Metode Pemeriksaan : Giemsa b. Prinsip : Setetes darah dibuat sediaan darah tebal dan diwarnai dengan larutan Giemsa 1:3. Selama ± 5 menit dan dikeringkan kemudian dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x menggunkan minyak imersi. c. Tujuan : Untuk mengetahui morfologi dari parasit malaria d. Instrumen Pemeriksaan : 1. Alat : - Mikroskop - Hair dryer - Lancet - Slide - Pipet Tetes - Jembatan Pengecatan
  • 6. 6 2. Bahan : - Darah kapiler - Kapas - Tissue - Alkohol 70% 3. Reagen : - Giemsa - Oil imersi 4. Prosedur Kerja 1. Dibersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70% dan dibiarkan sesaat agar mengering. 2. Ditusuk dengan cepat menggunakan lancet steril sedalam ±2 µm. 3. Dihapus tetes darah pertama yang keluar dari ujung jari dengan menggunakan tisu, lalu tetesan berikutnya diambil dengan menggunakan objek gelas kemudian diratakan. 4. Dikeringkan sampel tersebut dengan mnggunakan hair dryer 5. Diwarnai sampel dengan menggunakan larutan giemsa dengan perbandingan 3 : 1 ( 3 tetes giemsa ditambah 1ml aquades ) dan dibiarkan selama 15 menit.
  • 7. 7 6. Dicuci sampel dengan cara dicelupkan kedalam air, sampel bersih kemudian dikeringkan. 7. Diamati preparat dibawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran 100x dengan menggunakan oil imersi. 5. Interpretasi hasil malaria menurut WHO : - : Tidak ditemukan parasit pada lapangan pandang + : 1-10 parasit per 100 lapangan pandang ++ : > 11 parasit per 100 lapangan pandang +++ : 1-10 parasit per 1 lapangan pandang ++++ : > 11 parasit per 1 lapangan pandang 3.5.2. Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA) a. Metode: Ziehl-Neelsen b. Prinsip : Basil tahan asam bila diwarnai dengan Carbol Fuchsin sulit dihilangkan, warna merah tetap bertahan walaupun dicuci dengan asam alkohol. Methylen Blue merupakan counter stai (warna dasar). c. Tujuan : Untuk mengidentifikasi ada tidaknya Bakteri Tahan Asam (BTA) di dalam sampel. 1. Alat Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Slide b. Lampu bunsen c. Lidi
  • 8. 8 d. Stopwatch e. Pipet tetes f. Rak pengecatan g. Botol semprot h. Mikroskop i. Hairdayer j. Tissue k. Pot dahak l. Korek api m. Botol desinfektan n. Rak pengering o. Minyak imersi p. Larutan desinfektan d. Bahan Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai Sampel dahak/sputum untuk pemeriksaan BTA paru (TBC) e. Reagen: Reagen yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Zat warna Carbol Fuchsin 0,3% b. Asam Alkohol 3% c. Zat warna Methylen Blue 0,3%
  • 9. 9 f. Prosedur kerja a. Disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan. b. Pembuatan sediaan BTA paru 1. Lampu bunsen dinyalakan, diletakkan dekat dengan pot dahak . 2. Nomor identitas pasien (nomor sediaan dan waktu pengumpulan dahak) dicatat/ditulis di kertas label menggunakan bolpoin dan ditempel pada bagian ujung kaca slide. 3. Dilalukan slide di atas nyala api agar slide bebas dari lemak. 4. Dipilih bagian dahak yang purulen (kental) yang berwarna kuning kehijauan dengan menggunakan lidi yang ujungnya dipipihkan dan diletakkan di atas slide ± 1 µl-2 µl. 5. Sediaan diratakan dengan membuat spiral-spiral kecil sewaktu apusan setengah kering dengan menggunakan lidi lancip sehingga didapat sediaan leukosit lebih rata dan area baca lebih homogen. Besar sediaan adalah 2 cm x 3 cm. Sediaan tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. 6. Lidi yang telah digunakan dicelupkan ke dalam botol pasir desinfektan.
  • 10. 10 7. Sediaan dikeringkan di udara, lalu difiksasi dengan cara dilewatkan di atas api sebanyak 3 kali masing-masing 1 detik. c. Pewarnaan 1. Sediaan diletakkan di atas rak dengan bagian apusan menghadap ke atas. 2. Seluruh permukaan apusan digenangi dengan carbol fuchsin. 3. Sediaan dipanasi dari bawah dengan menggunakan sulut api hingga keluar uap, tidak sampai mendidih. 4. Didiamkan selama 5 menit. Waktu yang lebih lama juga boleh. 5. Sediaan dibilas dengan hati-hati menggunakan air mengalir. 6. Sediaan digenangi dengan asam alkohol hingga tidak tampak warna merah Carbol Fuchsin. Setelah itu sediaan dibilas lagi dengan air mengalir pelan. 7. Sediaan digenangi dengan Methylen Blue selama 10 – 20 detik. Khusus untuk sediaan MH, diperlukan waktu yang lebih lama dalam pewarnaan methylen blue ini karena ditinjau dari latar belakang dari sediaan yang lebih sulit diwarnai. 8. Dibilas dengan air mengalir.
  • 11. 11 9. Sediaan dikeringkan di rak pengering atau dimasukkan ke dalam hairdayer. d. Pengamatan mikroskop 1. Periksa di bawah mikroskop dengan lensa obyek diputar pada pembesaran 100x dan minyak imersi diteteskan di atas sediaan. 2. Fokus disesuaikan dengan hati-hati sampai sel-sel terlihat di bawah mikroskop. 3. Dicek dan dihitung jumlah BTA yang terlihat, minimal dalam 100 lapangan pandang. g. Interprestasi hasil: BTA paru (Tuberculosis)Sesuai dengan IUATLD (International Unit Against Tuberculosis and Lung Diseases) dan WH
  • 12. 12 Tabel 3.3 Skala positif pemeriksaan TBC Yang terlihat Yang dilaporkan Tidak ditemukan BTA minimal dalam 100 lapang pandang BTA negative 1 – 9 BTA dalam 100 lapangan pandang +n (dituliskan jumlah BTA yang ditemukan, misalnya +1, +2, +3, ..., +9) 10 – 99 BTA dalam 100 lapangan pandang 1+ 1 – 10 BTA dalam 1 lapangan pandang, periksa minimal 50 lapang pandang 2+ Lebih dari 10 BTA dalam 1 lapangan pandang 3+
  • 13. 13 3.5.2 Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual (IMS) A. Prinsip Pemeriksaan Sediaan Basah Sekret vagina atau eksudat dapat langsung diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya yeast, trichomonas vaginalis atau clue cells dengan menggunakan sediaan basah saline (Stamm, 1988). Sedangkan preparat KOH digunakan untuk melarutkan mukus dan jaringan dari bahan pemeriksaan untuk mempermudah pemeriksaan yeast atau elemen dari jamur/candida. Sebagai tambahan, bau amine dapat diobservasi untuk pasien dengan bakterial vaginosis dan T. vaginalis ketika sediaan ditetesi dengan KOH 10%. pH vagina lebih dari 4.5 juga mengindikasikan adanya bakterial vaginosis dan T. vaginalis. 1. Bahan Pemeriksaan Sekret vagina atau bahan lainnya yang sesuai diambil dengan kapas sengkelit. Jika kemudian kapas sengkelit tersebut dimasukan kedalam 1 mL saline dalam sebuah tabung kecil, maka saline tersebut dapat digunakan untuk sediaan basah saline dan KOH. Untuk pemeriksaan pH vagina, oleskan kertas pH pada dinding vagina atau duh tubuh vagina pada spekulum. Hindari kontak dengan mukus di serviks karena memiliki pH tinggi. 2. Peralatan : - Mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x - Pipet tetes
  • 14. 14 - Cover glass (Kaca Penutup) 3. Reagen : a. KOH 10 % b. NaCl 0,9 % c. Hipocloride 0.05% 4. Cara Kerja : a. Penerimaan sediaan dari ruang pengambilan spesimen - Sediaan harus diterima bersama dengan formulir catatan medisnya - Cocokan nomor kode sediaan dengan nomor kode di catatan medis - Sediaan berisi 2 hapusan b. Teteskan 1 tetes NaCl 0,9 % pada salah satu hapusan, aduk dengan ujung kaca penutup (cover glass). c. Tutup menggunakan kaca penutup dengan menempelkan salah satu sisi kaca penutup pada sediaan dan menutupnya secara perlahan. d. Teteskan 1 tetes KOH 10 % pada hapusan yang lainnya, cium ada tidaknya bau amis, aduk dengan kaca penutup (cover glass) kemudian tutup dengan kaca penutup. e. Periksa sediaan NaCl terlebih dahulu dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x dan 40x untuk melihat adanya Trichomonas vaginalis dan Clue cell.
  • 15. 15 f. Periksa sediaan KOH 10% dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x dan 40x untuk melihat adanya bentuk-bentuk Kandida. g. Masukan sediaan yang sudah diperiksa kedalam campuran hipocloride 0.5% 8. Tulis hasil pemeriksaan pada catatan medis dan buku register laboratorium IMS. h. Berikan lembar catatan medis pada ruangan konseling dan pengobatan 5. Cara Membaca Preparat Sediaan Basah dan Interpretasi hasil a. Trichomonas hanya terlihat pada sediaan basah saline (hancur dengan KOH). Berbentuk amoboid (umumnya oval), lebih besar dari lekosit PMN dan dalam sediaan segar dapat dikenali dari gerakannya yang menghentak-hentak. Diagnosa ditegakkan dengan ditemukannya Trichomonas walaupun hanya satu. b. Beberapa Clue cells dan sedikit atau tidak adanya PMN adalah indikasi bakterial vaginosis. Clue cells adalah sel epitel vagina yang ditutupi oleh berbagai bakteri vagina sehingga memberikan gambaran granular dengan batas sel yang kabur karena melekatnya bakteri batang atau kokus yang kecil. Clue cells hanya terlihat pada sediaan basah saline. Bakterial Vaginosis (BV) didiagnosis dari kriteria berikut :
  • 16. 16 - DTV (Duh Tubuh Vagina) - Clue Cells - Odor/Whiff tes - pH > 4.5 - BV Positif jika 3 dari 4 kriteria diatas positif. c. Yeast mungkin tertutupi oleh epitel pada preparat saline oleh karena itu penambahan KOH 10% sangat membantu dalam menemukan pseudo hyphae dan yeast pada preparat basah. B. Pemeriksaan Sediaan Kering 1. Bahan Pemeriksaan - Hapusan Uretral Pasien sebaiknya tidak buang air kecil sebelum pengambilan bahan pemeriksaan - Hapusan Servikal Bersihkan serviks sebelum pengambilan bahan pemeriksaan untuk mengurangi jumlah bakteri vagina dan sel pada sediaan - Hapusan Rektal Gunakan anuskopi untuk pengambilan bahan pemeriksaan
  • 17. 17 2. Pewarnaan Gram a. Pengertian dan pemeriksaan gram Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan yang paling sering dilakukan dalam bakteriologi. Pewarnaan ini dikategorikan sebagai differential stain dan berfungsi untuk membedakan antara bakteri negatif Gram dan positif Gram. Pada laboratorium sederhana klinik IMS, pewarnaan Gram digunakan untuk membantu diagnosis Gonore, Kandida, Uretritis Non Spesifik dengan didasarkan atas jumlah lekosit PMN dan mikrobiologi yang ditemukan dan Clue Cells untuk diagnosa Bakterial Vaginosis(Stamm, 1988) b. Reagen : - Reagen Gram - Minyak emersi dalam xylene - Spirtus c. Prosedur Kerja : - Penerimaan sediaan dari ruang pengambilan spesimen  Sediaan harus diterima bersama dengan formulir catatan medisnya  Cocokan nomor kode sediaan dengan nomor kode di catatan medis  Sediaan berisi satu hapusan
  • 18. 18 - Keringkan sediaan diudara - Fiksasi dengan melewatkannya diatas api sebanyak 7 kali - Genangi/Tetesi sediaan dengan Kristal Violet selama 1 menit - Cuci dengan air mengalir selama 5 detik - Genangi/Tetesi sediaan dengan Larutan Iodine selama 1 menit - Cuci dengan air mengalir selama 5 detik - Lakukan decolorisasi dengan meneteskan etanol sampai warna biru hilang (Langkah ini sangat penting dalam pewarnaan Gram) - Cuci dengan air mengalir selama 5 detik 10. Genangi/Tetesi sediaan dengan Safranin / Carbol Fuchsin selama 1 menit - Cuci dengan air mengalir selama 5 detik 12. Keringkan sediaan - Periksa sediaan dibawah mikroskop dengan lensa objektif 100x menggunakan minyak imersi untuk melihat adanya lekosit PMN dan diplokokus intraseluler. - Periksa seluruh sediaan mulai dari sediaan tebal lalu sediaan tipis.
  • 19. 19 - Setelah selesai melakukan pemeriksaan ambil preparat letakkan diatas tissue halus dengan posisi yang terkena minyak emersi menempel ditissue. - Catat hasil pemeriksaan pada catatan medis dan buku register laboratorium IMS. 3. Cara membaca sediaan kering dan interpretasi hasil Membaca sediaan dengan pewarnaan Gram/Metilen blue : - Hapusan Uretra (Pria)  Pasien sebaiknya tidak buang air kecil sebelum pengambilan bahan pemeriksaan  Hasil : PMN + bila ditemukan > 5 PMN/lpb Diplokokus + bila ditemukan >= 1 Diplokokus intrasel - Hapusan Servikal  Bersihkan serviks sebelum pengambilan bahan pemeriksaan untuk mengurangi jumlah bakteri vagina dan sel pada sediaan  Hasil : PMN + bila ditemukan > 30 PMN/lpb Diplokokus + bila ditemukan >= 1 Diplokokus intrasel - Hapusan Rektal  Gunakan anuskopi untuk pengambilan bahan pemeriksaan
  • 20. 20  Hasil : PMN + bila ditemukan > 5 PMN/lpb Diplokokus + bila ditemukan >= 1 Diplokokus intrasel 3.5.3 Pemeriksaan Golongan Darah a. Metode Pemeriksaan : Aglutinasi b. Prinsip : Setetes antisera dicampur dengan setetes darah sehingga menimbulkan terjadinya aglutinasi c. Tujuan :Untuk mengetahui golongan darah seseorang d. Instrumen Pemeriksaan : 1. Alat - Lancet - Objek Glass - Batang Pengaduk 2. Bahan - Darah Kapiler - Kapas Alkohol 70% 3. Reagen - Anti-A - Anti-B - Anti-AB
  • 21. 21 4. Prosedur Kerja 1. Dibersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70%. 2. Ditusuk dengan cepat menggunakan lancet steril sedalam 2 µm. 3. Dihapus tetes darah pertama yang keluar menggunakan tissue. 4. Diambil tetes darah berikutnya lalu dibuat 2 tetes darah pada sebuah slide yang telah disiapkan. 5. Ditambahkan 1 tetes anti serum A pada tetesan darah pertama, satu tetes anti serum B pada tetes. 6. Dicampur dengan baik masing-masing tetesan tadi dengan menggunakan batang pengaduk. 7. Dibaca hasil golongan darah setelah 1 menit.
  • 22. 22 Tabel 3.3 Interpretasi Golongan Darah Anti-A Anti-B Anti-AB Golongan Darah - + - + - - + + - + + + O A B AB Keterangan : - : Tidak terjadi aglutinasi + : Terjadi aglutinasi.