Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
3. SPESIMEN KULTUR MIKROBIOLOGI
Titik kritis pra analitik pemeriksaan mikrobiologi
pengambilan spesimen secara benar: “6 BENAR”
Kesalahan salah satunya berakibat:
Tidak tumbuh kuman, tumbuh flora normal atau
kuman kontaminan
Tidak mudah, perlu komunikasi, koordinasi &
kerjasama semua pihak
4. PENGAMBILAN SAMPEL MIKROBIOLOGI
1. Benar lokasi : mewakili material lokasi infeksi dan
bebas kontaminasi
2. Benar waktu pengambilan:
jumlah optimal perjalanan penyakit
c : - darah: akut, saat demam kuman
sebelum terapi AB 90% (+)
3. Benar volume spesimen:
cukup utk kultur& Gram (k.p.dlm mediatransport)
5. PENGAMBILAN SAMPEL MIKROBIOLOGI
4 . Benar cara pengambilan :
- urine MSU, urine bag khusus bayi
5. Benar wadah :
steril, sesuai jenis spesimen
6. Benar identitas & spesimen:
7. Cuci tangan prosedural dan tindak aseptik
dalam setiap prosedur pengambilan spesimen
6. Perlu data:
Asal spesimen (pemrosesan berbeda)
tgl & jam diambil
Diagnosis/riwayat relevan, nama DPJP &
kontak person jika emergensi
Sampel cukup
Media transport benar
Pengiriman sesegera mungkin
Dikonsultasikan lab Infeksi/Mikrobiologi jika
ada keraguan
PENGUMPULAN SPESIMEN
7. KRITERIA TOLAKAN SPESIMEN (WHO)
1. Identitas pasien salah/tidak lengkap
2. Volume spesimen kurang
3. Wadah tidak sesuai
4. Spesimen terkontaminasi
5. Pengiriman/ penyimpanan spesimen salah
6. Tidak diketahui waktu & lokasi pengambilan
sampel
8. ALUR SPESIMEN
Penerimaan spesimen dari pasien (poli, ruangan)
Pemrosesan spesimen :
mikroskopis (Gram) dan kultur bakteri
Inkubasi 1 malam (1 hari), baca hasil besoknya
Identifikasi bakteri dan lakukan sensitivitas tes
(1 hari), manual
Baca hasil dan laporkan
Turn-around-time : 1 hari mikroskopis, 2-3 hari
(atau lebih, jika fastidious) untuk biakan bakteri
total ± 4-5 hari
(darah 5-6 hari)
9. SPESIMEN YANG DIAMBIL PASIEN SENDIRI
Urin, sputum, feses, semen
Jangan dianggap pasien sudah tahu cara
mengambil spesimen sendiri
Perlu edukasi
(Instruksi tertulis, verbal dan gambar)
10.
11. PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH
1. Diambil 1 set,
2 lokasi berbeda
(kiri, kanan)
Set mkn > hsl (+) mkn ↑
2. Bila mungkin sebelum AB,
waktu suhu mulai
3. Sesaat sebelum
pemberian AB berikutnya
(pasien rawat sedang
terapi AB)
12.
13. 4. Volume
neonatus 0.5-1 mL, anak 2-5 mL,dws 8-10 mL
5. Dalam Bactec , tidak dalam spuit, kuman
terperangkap dalam bekuan false negatif
6. Identitas, kirim segera
Bila terpaksa ditunda,simpan suhu kamar
maksimal 24 Jam, “jangan masuk kulkas”
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH
14. Alat & bahan untuk biakan darah
1. Spuit steril 10 mL
Larutan antiseptik: chlorhexidine gluconate
dalam alkohol 70%
Botol media
mengandung resin
(netralisir AB)
15. Biakan darah
Gunakan sarung tangan steril
Perhatikan tindak antiseptik, usap tutup botol
dengan alkohol 70% biarkan kering 1 – 2 menit
sblm flebotomi
Masukkan darah langsung ke dalam botol dan
campurkan dengan menggoyang botol
Identitas: nama, asal ruang, tanggal, jam
pengambilan.
Segera kirim ke laboratorium
20. BIAKAN DARAH
Berapa jumlah darah per botol ?
WHO: Neonatus - 0,5 mL ( 1 btl)
Bayi 1 tahun - 1 mL (2)
Anak 2 tahun - 2 mL (2)
3 tahun - 3 mL (2)
4 tahun - 4 mL (2)
5 tahun - 5 mL (2)
6 tahun - 6 mL (2)
> 6 tahun - 8 mL (2)
Dewasa - 10 mL / botol (2)
21. Ketidaksesuaian sampel yang didapatkan
- Kultur darah diambil setelah pemberian AB
hasil negatif
- Volume darah tidak optimal/ hanya 1 lokasi
hasil negatif.
Hasil kultur darah :
5 hari pasca inokulasi
22. Supra pubic punction/SPP
Urin porsi tengah : pasien harus dipandu
tidak dibiarkan bak sendiri
stlh desinfeksi, bbrp tetes I dibuang & baru
ditampung
Pungsi kateter :
◦ TIDAK BOLEH DARI URINE BAG
Aspirasi melalui urine port : jarum 28 G
Bersamaan dengan bahan urinalisis/UL
BIAKAN URIN
23. Alat dan bahan
A. Urin porsi tengah
1. Sabun dan air mengalir
2. Pot urin steril
3. Untuk bayi → kantong
penampung urin steril
24. C. Urin kateter
1. Larutan antiseptik
2. Klem
3. Spuit
4. Pot urin steril
B. Urin suprapubik
1. Larutan antiseptik
2. Larutan anestesi
lokal
3. Spuit
4. Pot urin steril
25. PENGAMBILAN URIN PORSI TENGAH PADA WANITA
1. Pasien diberitahu tindakan yang akan dilakukan
dengan jelas menggunakan gambar
2. Pasien mencuci tangan dengan sabun dan bilas
dengan air mengalir sampai bersih
3. Pasien duduk di kloset, cuci genitalia luar
menggunakan sabun dari arah depan ke belakang
lalu bilas dengan air mengalir dari arah depan ke
belakang
26. PENGAMBILAN URIN PORSI TENGAH PADA WANITA
4. Buka pot urin steril, letakkan
tutup dengan bagian dalam yang
steril menghadap ke atas
5. Dengan 2 jari, labia mayora
dibuka sehingga urin dapat
mengalir tanpa menyentuh labia,
agar tidak terjadi kontaminasi
kuman dari labia mayora
6. Pasien berkemih. Tampung urin
ketika aliran urin masih kencang
dalam pot steril urin sebanyak
± 10-20 mL
27. PENGAMBILAN URIN PORSI TENGAH PADA WANITA
7. Sisa urin selanjutnya tidak ditampung,
lalu penampung ditutup
8. Pot urin diberi label ( tanggal ,jam
pengambilan, nama, nomor rekam
medis,jenis spesimen dan asal ruangan)
9. Dikirim segera dalam waktu 2 jam
setelah diambil. Penundaan:simpan 4⁰C
10. Jika dikirim >2 jam, urin dibawa dalam
keadaaan dingin (ice pack)
28. PENGAMBILAN URIN PORSI TENGAH PADA PRIA
1. Pasien diberitahu tindakan
yang akan dilakukan
2. Pasien diminta mencuci
tangan dengan sabun dan air
sampai bersih
3. Cuci ujung penis dengan
sabun dan bilas dengan air
mengalir
4. Buka pot steril dengan tutup
bagian dalam menghadap ke
atas
29. 5. Pasien berkemih. Urin yang
keluar pertama dibuang
6. Urin berikutnya ditampung
dalam pot steril 10-20ml
7. Sisa urin selanjutnya tidak
ditampung, kemudian pot
urin ditutup
8. Pot urin diberi label
(tanggal,jampengambilan,
nama, nomor rekam medis,
jenis spesimen & tempat rawat)
PENGAMBILAN URIN PORSI TENGAH PADA PRIA
30. 9. Kirim segera urin ke laboratorium bersama
formulir permintaan pemeriksaan dalam
waktu 2 jam pada suhu ruang
10 Bila ada penundaan, simpan urin pada
suhu 4⁰C selama 24 jam
31. Cara Pengambilan Urin Kateter
1. Klem kateter di bawah
tempat pengambilan urin
(sampling port), biarkan
10-20 ‘ sampai terlihat
produksi urin di dalam
kateter
2. Desinfeksi tempat
pengambilan pada kateter
dengan alkohol 70%/
povidone iodine
3. Gunakan spuit (Jarum
suntik 28 G) steril untuk
mengambil spesimen urin
sebanyak 5-10ml
32.
33. CARA PENGAMBILAN URIN KATETER
4. Masukkan urin ke dalam pot urin steril
5. Pot diberi label (tanggal, jam pengambilan, nama,
tanggal lahir, nomor rekam medik, jenis spesimen dan
tempat rawat)
6. Segera kirim ke laboratorium dalam waktu 2 jam pada
suhu ruang
7. Bila terjadi penundaan, urin dapat disimpan pada suhu
4⁰C maksimum 24 jam
34. CARA PENGAMBILAN SPESIMEN URIN PADA BAYI
Perlu kantong penampung
urin khusus
Cara:
1. Petugas mencuci tangan dengan
sabun dan air
2. Daerah genital dan sekitarnya
dibersihkan dengan air dan sabun,
lalu dikeringkan
3. Buka perekat dan pasangkan
4. Urin yang tertampung dituang
hati-hati ke dalam pot urin steril
35. Ketidaksesuaian kultur urin yang didapatkan:
- Pengambilan kultur sesudah terapi AB
false negatif
- Jam pengambilan tidak dicantumkan urin
segar? Pengiriman tidak segera?
kontaminasi, salah interpretasi
- Urin bayi tidak memakai urin bag
36. PENGAMBILAN SPESIMEN CAIRAN TUBUH
Tidak mungkin diambil ulang, lalu??
Benar wadah :
penampung steril, spuit steril
Perlu identitas pasien, tgl &jam pengambilan
Pengiriman :
Segera, jika diperlukan analisis cairan tubuh
harus dikirim dw 30’ sejak pengambilan
karena sel akan rusak
37. Ketidaksesuaian sampel yang didapatkan:
- Wadah seadanya (botol tidak steril)
kontaminasi
- label tidak lengkap(tanpa asal ruangan)
sampel tertukar, dikembalikan kemana?
- Tidak ada keterangan jam pengambilan
validitas hasil?
38. PENGAMBILAN SPESIMEN PUS/SWAB
Diambil dari dasar luka, bukan pusnya
Dalam media transpor/ tabung steril
Dikirim ke lab dlm waktu < 1 jam sejak
pengambilan
Abses: jarum/spuit steril lab
Diberi label.
Dicantumkan lokasi/asal bahan
39. Peralatan :
kapas alkohol 70 %, 1 psg (= 2 bh) lidi kapas steril
terbungkus ( 1 utk slide pewarnaan Gram,
1 lagi utk swab luka), media transport Stuart
Bersihkan bagian luar/sekitar luka dgn antisepsis
(alkohol, povidone iodine), hati2 antiseptik jgn
sampai masuk kedalam luka
Bagian dalam luka dibersihkan dengan NaCl steril.
Bahan pus luka, IDO, decubitus
40. Gunakan 2 lidi kapas steril, buka bungkus
hati2 spy tetap steril, masukkan keduanya ke
dasar luka
Salah 1 lidi kapas dioleskan pada slide yang
disediakan utk pewarnaan Gram
Lidi kapas yang lain dimasukkan ke dalam
media transport Stuart untuk kultur
41. Ketidaksesuaian sampel yang didapatkan:
-Umumnya belum mencantumkan lokasi/ asal
bahan pus atau sekret yang diambil
→ sulit interpretasi & pola kuman
- Pus banyak tapi tidak dari dasar luka debris,
leukosit false negatif
- Pasca wound dressing dengan betadine?
42. PENGAMBILAN SAMPEL BIAKAN SPUTUM
Wadah : steril, bertutup & bermulut lebar
Waktu, terbaik : pagi hari
- pasien berkumur dulu dengan air matang
- tdk dianjurkan potongan slang ETTrancu
kuman kontaminan, gunakan mucous extractor
- Jumlah sampel adekuat.
43. Spesimen Sputum
Kriteria sputum baik:
1. Makroskopis:
mukoid, purulen atau
bercampur darah
2. Mikroskopis:
epitel<10 dan PMN
>25 dengan
pembesaran 10x10
44. Di laboratorium :
Penilaian kelayakan sputum menilai epitel
& leukosit secara mikroskopis (Kriteria
Bartlett) untuk bedakan sputum/ludah
Note:
Sputum: deteksi infeksi saluran napas bawah
Apus tenggorok tidak bisa menggantikan
sputum deteksi infeksi saluran napas atas
45. Ketidaksesuaian sampel yang didapatkan:
Sputum terkontaminasi ludah tidak
berkumur ? perlu ulang/ sampel baru
Potongan ETT rawan terkontaminasi
Jumlah minim sekali/kering, tidak dapat
diperiksa
46. PEMERIKSAAN ANAEROB
Kriteria spesimen yang baik untuk pemeriksaan
kuman anaerob
- Spesimen yang baik diambil secara tepat
(aspirasi/ biopsi jaringan, swab?)
- Tidak tercemar oleh mikroba yang tak
diinginkan
- Terhindar dari kontak dengan udara
- Menggunakan media transport anaerob
(bila perlu)
47.
48. PERMASALAHAN UMUM PENGAMBILAN SAMPEL
Sampling, pelabelan tidak prosedural, data tidak
lengkap
Sampel salah (ETT), jumlah kurang kering
Swab luka : a. Pus bukan dari dasar luka &
tumpah karena terlalu banyak
b. Membuat preparat Gram salah
Darah kultur Bactec Pemberian label di
barcode (menyulitkan pembacaan barcode di alat)
Sampel urin sebaiknya disertai urinalisis
49. Pengumpulan Spesimen
Sangat penting - salah pengumpulan – salah
hasil, akhirnya pelaporan yang salah.
Tidak membantu dalam diagnostik,
penanganan pasien, dapat berbahaya.
Pengambilan spesimen yang benar harus
memperhatikan syarat pengambilan
Spesimen yang tidak memenuhi syarat
sebenarnya harus ditolak karena akan
mengacaukan/mempengaruhi hasil biakan