Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
Tubuh senantiasa berupaya mempertahankan
pH darah, tetap konstan pada pH 7,4
pH = - log [H+] maka; pH = sangat tergantung dari [H+]; untuk mencapai pH=7,4 maka [H+] harus sangat rendah 0,000.004 mEq = 40 nEq; tanpa sistim buffer tubuh, pH darah tidak mungkin dapat dipertahankan; orang dewasa setiap harinya menghasilkan
Mempelajari tentang pemeriksaan fisik thorax dengan cara inspeksi, pelpasi, perkusi dan auskultasi. serta harus mengetahui suara atau bunyi yang dihasilkan dan batas pemeriksaan antara jantung dan paru. maka perawat dapat mempelajari dan harus mengetahui tentang pemeriksaan paru dan jantung
Tubuh senantiasa berupaya mempertahankan
pH darah, tetap konstan pada pH 7,4
pH = - log [H+] maka; pH = sangat tergantung dari [H+]; untuk mencapai pH=7,4 maka [H+] harus sangat rendah 0,000.004 mEq = 40 nEq; tanpa sistim buffer tubuh, pH darah tidak mungkin dapat dipertahankan; orang dewasa setiap harinya menghasilkan
Mempelajari tentang pemeriksaan fisik thorax dengan cara inspeksi, pelpasi, perkusi dan auskultasi. serta harus mengetahui suara atau bunyi yang dihasilkan dan batas pemeriksaan antara jantung dan paru. maka perawat dapat mempelajari dan harus mengetahui tentang pemeriksaan paru dan jantung
2. Elektrokardiogram (EKG)
Rekaman grafik potensial listrik yangRekaman grafik potensial listrik yang
dihasilkan oleh jaringan jantungdihasilkan oleh jaringan jantung
Goldman &Goldman &
GoldschlagerGoldschlager
Cara Perekaman EKG :Cara Perekaman EKG :
- PermukaanPermukaan
- EpikardialEpikardial
- Endokardial / intrakardialEndokardial / intrakardial
3. Peran Diagnostik EKG
Hipertrofi /dilatasi atrium dan ventrikelHipertrofi /dilatasi atrium dan ventrikel
Aritmia /gangguan konduksi : RBBB, LBBB, VES,Aritmia /gangguan konduksi : RBBB, LBBB, VES,
SVT, VT, AF, VF dll.SVT, VT, AF, VF dll.
Iskemia dan infark miokard akut atau infark lamaIskemia dan infark miokard akut atau infark lama
Efek obat-obatan : digitalis, antiaritmiaEfek obat-obatan : digitalis, antiaritmia
Gangguan keseimbangan elektrolit : kaliumGangguan keseimbangan elektrolit : kalium
(hipo/hiper kalemia ), kalsium(hipo/hiper kalemia ), kalsium
6. Elektrofisiologi Otot
Jantung
Keadaan sel ototKeadaan sel otot
Muatan listrikMuatan listrik
Di luarDi luar
selsel
Di dalamDi dalam
selsel
Istirahat / repolarisasiIstirahat / repolarisasi PositipPositip NegatifNegatif
DepolarisasiDepolarisasi NegatifNegatif PositifPositif
10. Arah Defleksi
Arah impulsArah impuls Arah defleksiArah defleksi
Menuju Elektroda (positif)Menuju Elektroda (positif) Ke atas (positif)Ke atas (positif)
Menjauhi ElektrodaMenjauhi Elektroda
(negatif)(negatif)
Ke bawah (negatif)Ke bawah (negatif)
Menuju kemudianMenuju kemudian
menjauhi Elektrodamenjauhi Elektroda
BifasikBifasik
11. SANDAPAN EKG (ECG
LEADS)
Untuk rekaman rutin, terdapat 12 sandapan,Untuk rekaman rutin, terdapat 12 sandapan,
yaitu :yaitu :
a.a. Tiga buah sandapan bipolar standarTiga buah sandapan bipolar standar (I, II(I, II
dan III)dan III)
b.b. Tiga buah sandapan unipolar ekstremitasTiga buah sandapan unipolar ekstremitas
(aVR, aVL dan aVF)(aVR, aVL dan aVF)
c.c. Enam buah sandapan unipolar prekordialEnam buah sandapan unipolar prekordial
(VI sampai dengan V6)(VI sampai dengan V6)
12. SANDAPAN BAKU BIPOLAR
(BIPOLAR STANDARD LEAD
EINTHOVEN)
Sandapan ISandapan I : selisih potensial antara lengan: selisih potensial antara lengan
kanan (RA) & lengan kiri (LA), dikanan (RA) & lengan kiri (LA), di
mana LA bermuatan lebih positifmana LA bermuatan lebih positif
dari RA.dari RA.
Sandapan IISandapan II :: selisih potensial antara lenganselisih potensial antara lengan
kanan dan tungkai kiri (LL), dikanan dan tungkai kiri (LL), di
mana LL bermuatan lebih positifmana LL bermuatan lebih positif
dari RAdari RA
Sandapan IIISandapan III : selisih potensial antara lengan kiri: selisih potensial antara lengan kiri
dan tungkai kiri, di mana LLdan tungkai kiri, di mana LL
bermuatan lebih positif dari LAbermuatan lebih positif dari LA
13.
14.
15.
16.
17. SANDAPAN EKSTREMITAS UNIPOLAR
(UNIPOLAR LIMB LEAD WILSON)
Sandapan aVR =Sandapan aVR = sandapan unipolarsandapan unipolar
lenganlengan
kanan yang diperkuatkanan yang diperkuat
((augmentedaugmented))
Sandapan aVL =Sandapan aVL = sandapan unipolar lengansandapan unipolar lengan
kiri yang diperkuatkiri yang diperkuat
((augmentedaugmented))
Sandapan aVF =Sandapan aVF = sandapan unipolar tungkaisandapan unipolar tungkai
kiri yang diperkuatkiri yang diperkuat
((augmentedaugmented))
18.
19. SANDAPAN DADA UNIPOLAR
(UNIPOLAR CHEST LEAD = V
LEAD)
Sandapan V1 : Sela iga IV garis sternal kananSandapan V1 : Sela iga IV garis sternal kanan
Sandapan V2 : Sela iga IV sternal kiriSandapan V2 : Sela iga IV sternal kiri
Sandapan V3 : pertengahan antara V2 dan V4Sandapan V3 : pertengahan antara V2 dan V4
Sandapan V4 : Sela iga V garis midklavikula kiriSandapan V4 : Sela iga V garis midklavikula kiri
semua sandapan selanjutnya V5-semua sandapan selanjutnya V5-
V9 diambil dalam bidang horizontalV9 diambil dalam bidang horizontal
seperti V4seperti V4
Sandapan V5 : Setinggi V4 aksilaris anterior kiriSandapan V5 : Setinggi V4 aksilaris anterior kiri
Sandapan V6 : Setinggi V4 garis mid aksilaris kiriSandapan V6 : Setinggi V4 garis mid aksilaris kiri
Sandapan V7 : Garis aksilaris posteriorSandapan V7 : Garis aksilaris posterior
Sandapan V8 : Garis skapularis posteriorSandapan V8 : Garis skapularis posterior
Sandapan V9 : Batas kiri kolumna vertebralisSandapan V9 : Batas kiri kolumna vertebralis
Sandapan V3R-V9R : Dada sisi kanan dengan tempat yangSandapan V3R-V9R : Dada sisi kanan dengan tempat yang
sama seperti sandapan V3-9 sisi kirisama seperti sandapan V3-9 sisi kiri
20.
21.
22.
23. Standard Rekaman EKG :Standard Rekaman EKG :
- Kecepatan rekaman- Kecepatan rekaman : 25 mm/detik: 25 mm/detik
- Kalibrasi- Kalibrasi : 1 milivolt (mV) = 10 mm: 1 milivolt (mV) = 10 mm
( standar ganda, separuh, seperempat )( standar ganda, separuh, seperempat )
Ukuran di Kertas EKG :Ukuran di Kertas EKG :
Garis horizontalGaris horizontal
- Tiap satu mm- Tiap satu mm = 1/25 detik= 1/25 detik = 0,04 detik= 0,04 detik
- Tiap lima mm- Tiap lima mm = 5/25 detik= 5/25 detik = 0,20 detik= 0,20 detik
- Tiap 25 mm- Tiap 25 mm = 25 x 0,04= 25 x 0,04 = 1,00 detik= 1,00 detik
Garis vertikalGaris vertikal
- 1 mm- 1 mm = 0,10 mV= 0,10 mV
- 10 mm- 10 mm = 1,00 mV= 1,00 mV
27. GELOMBANG
P
Menggambarkan aktivitas depolarisasi atrium kananMenggambarkan aktivitas depolarisasi atrium kanan
dandan
kiri ( dari kanan ke kiri dan ke bawah )kiri ( dari kanan ke kiri dan ke bawah )
Karakteristik EKG :Karakteristik EKG :
Arah gelombang P normal :Arah gelombang P normal :
Selalu positif di II dan selalu negatif di aVR.Selalu positif di II dan selalu negatif di aVR.
Tinggi : kurang dari 3 mm (2,5 mm)Tinggi : kurang dari 3 mm (2,5 mm)
Durasi ( lebar ): kurang dari 3 mm (0,10 detik)Durasi ( lebar ): kurang dari 3 mm (0,10 detik)
Kepentingan :Kepentingan :
1.1. Menandakan adanya aktivitas atriumMenandakan adanya aktivitas atrium
2.2. Menunjukkan arah aktivitas atriumMenunjukkan arah aktivitas atrium
3.3. Menunjukkan tanda-tanda hipertrofi atriumMenunjukkan tanda-tanda hipertrofi atrium
28.
29.
30. GELOMBANG
Ta
Menggambarkan proses repolarisasiMenggambarkan proses repolarisasi
atria, gelombang ini biasanya tidakatria, gelombang ini biasanya tidak
tampak karena terlalu kecil dan tertutuptampak karena terlalu kecil dan tertutup
oleh kompleks QRS.oleh kompleks QRS.
31. GELOMBANG Q
DEFLEKSI KE BAWAH YANG PERTAMA KOMPLEKS
QRS
Menggambarkan awal dari fase depolarisasiMenggambarkan awal dari fase depolarisasi
ventrikel.ventrikel.
Ciri-ciri gelombang Q patologis :Ciri-ciri gelombang Q patologis :
1.1. Lebarnya sama atau lebih dari 0,04 detik (1 mm)Lebarnya sama atau lebih dari 0,04 detik (1 mm)
2.2. Dalamnya lebih dari 25% amplitudo gelombang RDalamnya lebih dari 25% amplitudo gelombang R
Kepentingan :Kepentingan :
Menunjukkan adanya nekrosis miokard (infarkMenunjukkan adanya nekrosis miokard (infark
miokard)miokard)
Gelombang Q pada sandapan aVR : normalGelombang Q pada sandapan aVR : normal
32.
33.
34. GELOMBANG R
Adalah defleksi positif pertama kompleks QRS
Menggambarkan fase depolarisasi ventrikelMenggambarkan fase depolarisasi ventrikel
Nilai normalNilai normal :: akan dibahas dalam bagianakan dibahas dalam bagian
tentang hipertrofitentang hipertrofi
Bentuk normalBentuk normal :: akan dibahas dalam bagianakan dibahas dalam bagian
tentang B.B.Btentang B.B.B
Abnormal :Abnormal :
1.1. Menandakan adanya hipertrofi ventrikelMenandakan adanya hipertrofi ventrikel
2.2. Menandakan adanya tanda-tanda B.B.BMenandakan adanya tanda-tanda B.B.B
3.3. Dan lain-lainDan lain-lain
35. GELOMBANG S
adalah defleksi negatif sesudah gelombang R
Menggambarkan fase depolarisasi ventrikelMenggambarkan fase depolarisasi ventrikel
Nilai normalNilai normal : akan dibahas dalam bagian: akan dibahas dalam bagian
tentang hipertrofitentang hipertrofi
Bentuk normal : akan dibahas dalam bagianBentuk normal : akan dibahas dalam bagian
B.B.BB.B.B
KepentinganKepentingan : hampir sama dengan: hampir sama dengan
gelombang Rgelombang R
36. GELOMBANG
T
Menggambarkan fase repolarisasi ventrikelMenggambarkan fase repolarisasi ventrikel
Arah normal :Arah normal :
- Sesuai dengan arah gelombang utama kompleks QRSSesuai dengan arah gelombang utama kompleks QRS
- Positif di sandapan IIPositif di sandapan II
Amplitudo normal :Amplitudo normal :
< 10 mm di sandapan dada< 10 mm di sandapan dada
< 5 mm di sandapan ekstremitas< 5 mm di sandapan ekstremitas
Minimum 1 mmMinimum 1 mm
Abnormal :Abnormal :
1.1. Menandakan adanya iskemia/ infarkMenandakan adanya iskemia/ infark
2.2. Menandakan adanya kelainan elektrolitMenandakan adanya kelainan elektrolit
37.
38.
39. GELOMBANG
U
Asal usulnya tidak diketahui dan paling jelasAsal usulnya tidak diketahui dan paling jelas
terlihat di sandapan dada V1 - V4terlihat di sandapan dada V1 - V4
Normal :Normal :
- kurang dari 2 mmkurang dari 2 mm
- Selalu lebih kecil dari gelombang T diSelalu lebih kecil dari gelombang T di
sandapan IIsandapan II
Abnormal :Abnormal :
Bila amplitudo U > 2 mm atau >T, menandakanBila amplitudo U > 2 mm atau >T, menandakan
adanya hipokalemiaadanya hipokalemia
Gelombang U yang terbalik terdapat padaGelombang U yang terbalik terdapat pada
iskhemia dan hipertrofiiskhemia dan hipertrofi
42. INTERVAL PR
Menggambarkan waktu mulai dari depolarisasi atria
sampai onset depolarisasi ventrikel
Adalah jarak antara permulaan gelombang P sampaiAdalah jarak antara permulaan gelombang P sampai
dengan permulaan kompleks QRSdengan permulaan kompleks QRS
Nilai normal interval PR ditentukan oleh frekuensiNilai normal interval PR ditentukan oleh frekuensi
jantung, bila denyut jantung lambat maka interval PRjantung, bila denyut jantung lambat maka interval PR
akan menjadi lebih panjang.akan menjadi lebih panjang.
Batas normal : 0,12 – 0,20 detik ( tergantung heartBatas normal : 0,12 – 0,20 detik ( tergantung heart
rate )rate )
Kepentingan :Kepentingan :
1.1. Interval PR < 0,12 detik : terdapat pada keadaanInterval PR < 0,12 detik : terdapat pada keadaan
hantaran dipercepat (sindrom W.P.W)hantaran dipercepat (sindrom W.P.W)
2.2. Interval PR > 0,20 detik : terdapat pada blok AVInterval PR > 0,20 detik : terdapat pada blok AV
3.3. Interval PR berubah-ubah : terdapat padaInterval PR berubah-ubah : terdapat pada Wandering-Wandering-
pacemakerpacemaker
43.
44.
45. INTERVAL QRS
menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel
- Jarak antara permulaan gelombang Q sampai akhirJarak antara permulaan gelombang Q sampai akhir
gelombang Sgelombang S
- Nilai normal < 0,12 detikNilai normal < 0,12 detik
- Abnormal :Abnormal :
- BBB- BBB
- Hiperkalemia- Hiperkalemia
- Konduksi ventrikel aberans- Konduksi ventrikel aberans
- Preeksitasi ventrikel- Preeksitasi ventrikel
- Aritmia ventrikel- Aritmia ventrikel
46. INTERVAL
QT
Jarak antara permulaan gelombang Q sampai denganJarak antara permulaan gelombang Q sampai dengan
akhir gelombang Takhir gelombang T
Menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi danMenggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi dan
repolarisasi ventrikel.repolarisasi ventrikel.
Nilai interval QT dipengaruhi oleh frekuensi jantung, danNilai interval QT dipengaruhi oleh frekuensi jantung, dan
batas-batas normalnya dapat dilihat dalam tabel/kurva.batas-batas normalnya dapat dilihat dalam tabel/kurva.
Interval QT – c (Interval QT – c (corrected QT intervalcorrected QT interval) adalah nilai) adalah nilai
interval QT yang telah dikoreksi/ disesuaikan denganinterval QT yang telah dikoreksi/ disesuaikan dengan
interval QT pada frekuensi jantung 60 kali per menit, daninterval QT pada frekuensi jantung 60 kali per menit, dan
nilainya dapat ditentukan dengan sebuahnilainya dapat ditentukan dengan sebuah
NOMOGRAMNOMOGRAM..
Abnormal :Abnormal :
- Memanjang : kuinidin, hipokalsemia- Memanjang : kuinidin, hipokalsemia
- Memendek : digitalis, hiperkalsemia- Memendek : digitalis, hiperkalsemia
50. V.A.T.
= Ventricular Activation Time = defleksi
Intrinsik
Jarak antara permulaan gelombang Q ke puncakJarak antara permulaan gelombang Q ke puncak
gelombang Rgelombang R
Menggambarkan waktu yang diperlukan oleh impuls untukMenggambarkan waktu yang diperlukan oleh impuls untuk
menyebar dari permukaan dalam ventrikel (endokard) kemenyebar dari permukaan dalam ventrikel (endokard) ke
permukaan luar ventrikel (epikard).permukaan luar ventrikel (epikard).
Nilai normal :Nilai normal : di V1 – V2 < 0,03 detikdi V1 – V2 < 0,03 detik
di V5 – V6 < 0,05 detikdi V5 – V6 < 0,05 detik
Kepentingan :Kepentingan :
V.A.T yang memanjang terdapat pada B.B.B, hipertrofiV.A.T yang memanjang terdapat pada B.B.B, hipertrofi
ventrikel dan lain-lain.ventrikel dan lain-lain.
51. TITIK J ( = RS – T
JUNCTION)
Adalah titik di mana kompleks QRSAdalah titik di mana kompleks QRS
berakhir dan segmen ST dimulai.berakhir dan segmen ST dimulai.
Kepentingan :Kepentingan :
Sebagai titik pegangan untukSebagai titik pegangan untuk
menentukan adanya deviasi segmenmenentukan adanya deviasi segmen
STST
52. SEGMEN S – T (RS – T
SEGMENT)
Mulai titik J sampai permulaan gelombang T
Normal :Normal :isoelektris (boleh berkisar antara -0,5 mmisoelektris (boleh berkisar antara -0,5 mm
sampai +2 mm)sampai +2 mm)
Kepentingan :Kepentingan :
1.1. Elevasi segmen ST terdapat pada :Elevasi segmen ST terdapat pada :
- Infark miokard- Infark miokard - perikarditis- perikarditis
- Aneurisma- Aneurisma - dan lain-lain- dan lain-lain
2.2. Depresi segmen ST terdapat pada :Depresi segmen ST terdapat pada :
- Angina pektoris- Angina pektoris -- ventricular strainventricular strain
- Efek digitalis- Efek digitalis - dan lain-lain- dan lain-lain
59. Cara Menghitung Frekuensi JantungCara Menghitung Frekuensi Jantung
::
1.1. Tentukan satu gelombang R (atau P) yangTentukan satu gelombang R (atau P) yang
tepat berimpit pada garis vertikal kotaktepat berimpit pada garis vertikal kotak
sedangsedang
2.2. Cari puncak gelombang R (atau P) ke IICari puncak gelombang R (atau P) ke II
3.3. Hitung jarak antara R pertama dan keduaHitung jarak antara R pertama dan kedua
dalam ukuran kotak sedang (begitu jugadalam ukuran kotak sedang (begitu juga
gelombang P)gelombang P)
60. 4.4. Frekuensi jantung kemudian ditentukan denganFrekuensi jantung kemudian ditentukan dengan
rumus di bawah ini :rumus di bawah ini :
a.a. Jarak 1 kotak sedang : 300 x/menitJarak 1 kotak sedang : 300 x/menit
b.b. Jarak 2 kotak sedang : 150 x/menitJarak 2 kotak sedang : 150 x/menit
c.c. Jarak 3 kotak sedang : 100 x/menitJarak 3 kotak sedang : 100 x/menit
d.d. Jarak 4 kotak sedang : 75 x/menitJarak 4 kotak sedang : 75 x/menit
e.e. Jarak 5 kotak sedang : 60 x/menitJarak 5 kotak sedang : 60 x/menit
f.f. Jarak 6 kotak sedang : 50 x/menitJarak 6 kotak sedang : 50 x/menit
Formula ( jembatan keledai ) :Formula ( jembatan keledai ) :
300 – 150 – 100 - 75 – 60 – 50 - 43300 – 150 – 100 - 75 – 60 – 50 - 43
61. IRAMA
Sistim konduksi jantung yang normalSistim konduksi jantung yang normal
Dalam keadaan normal, impuls dibentuk olehDalam keadaan normal, impuls dibentuk oleh
pace-maker di simpul SA kemudian melaluipace-maker di simpul SA kemudian melalui
INTERNODAL ATRIAL PATHWAYINTERNODAL ATRIAL PATHWAY →→
simpuls AVsimpuls AV →→ berkas Hisberkas His →→ cabang berkascabang berkas
kanan & kirikanan & kiri →→ serabut Purkinye mengaktifkanserabut Purkinye mengaktifkan
serabut otot ventrikel.serabut otot ventrikel.
63. PACE-MAKER JANTUNG
Pace-maker jantung normal ialah simpul SAPace-maker jantung normal ialah simpul SA
dengan frekuensi : 70-80 x/menit.dengan frekuensi : 70-80 x/menit.
Di samping itu terdapat pula beberapaDi samping itu terdapat pula beberapa PACEPACE
MAKER POTENSIALMAKER POTENSIAL, yaitu :, yaitu :
1.1. AtriaAtria : 75 x/menit: 75 x/menit
2.2. Simpuls AVSimpuls AV : 60 x/menit: 60 x/menit
3.3. Berkas HisBerkas His : 50 x/menit: 50 x/menit
4.4. Serabut Purkinye & otot ventrikel : 30-Serabut Purkinye & otot ventrikel : 30-
40 x/menit40 x/menit
PACE-MAKER NORMALPACE-MAKER NORMAL = simpul SA := simpul SA :
Rate : 70 – 80 x/menitRate : 70 – 80 x/menit
64. Konsep Vektor pada
Elektrokardiografi
Gaya listrik mempunyai besar dan arah :Gaya listrik mempunyai besar dan arah :
vektorvektor
Vektor dinyatakan dengan anak panahVektor dinyatakan dengan anak panah
Arah anak panah menunjukkan arah vektorArah anak panah menunjukkan arah vektor
Panjang anak panah menunjukkan besarPanjang anak panah menunjukkan besar
vektorvektor
P, QRS dan T merupakan vektor ruang :P, QRS dan T merupakan vektor ruang :
selalu berubah besar dan arahnyaselalu berubah besar dan arahnya
65. Sistem Sumbu
( Aksis )
Untuk vektor ruang dipakai sistem sumbuUntuk vektor ruang dipakai sistem sumbu
ruangruang
Terdiri dari 3 buah bidang yang saling tegakTerdiri dari 3 buah bidang yang saling tegak
lurus : horizontal ( H ), Frontal ( F ) danlurus : horizontal ( H ), Frontal ( F ) dan
Sagital ( S )Sagital ( S )
Cukup dipakai 2 bidang saja : H dan FCukup dipakai 2 bidang saja : H dan F
Sandapan pada bidang frontal : I,II,II, aVR,Sandapan pada bidang frontal : I,II,II, aVR,
aVL, aVFaVL, aVF
Sandapan pada bidang horizontal : V1-V6Sandapan pada bidang horizontal : V1-V6
66.
67. Aksis pada Bidang
Frontal
Penelitian menunjukkan : letak sumbu-sumbuPenelitian menunjukkan : letak sumbu-sumbu
sebagai berikut :sebagai berikut :
0 = pusat jantung0 = pusat jantung
I = garis mendatar 0 derajatI = garis mendatar 0 derajat
II = membuat sudut 60 dengan I, searahII = membuat sudut 60 dengan I, searah
jarum jam yaitu + 60 derajatjarum jam yaitu + 60 derajat
III = + 120 derajatIII = + 120 derajat
aVR = - 150 derajataVR = - 150 derajat
aVL = - 30 derajataVL = - 30 derajat
aVF = + 90 derajataVF = + 90 derajat
71. Sumbu Listrik Vektor
QRS
Menentukan aksis QRS pada bidangMenentukan aksis QRS pada bidang
horizontal :horizontal :
1.1. Pilih 2 sandapan : yang termudah yangPilih 2 sandapan : yang termudah yang
saling tegak lurus : I dan aVFsaling tegak lurus : I dan aVF
Tentukan jumlah aljabar pada masing-Tentukan jumlah aljabar pada masing-
masing sandapan dan gambarkan sebagaimasing sandapan dan gambarkan sebagai
vektor pada masing-masing sumbuvektor pada masing-masing sumbu
Buat resultante yang meggambarkan aksisBuat resultante yang meggambarkan aksis
QRSQRS
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82. Hipertrofi Atrium dan Ventrikel
Hipertrofi atrium kananHipertrofi atrium kanan
Hipertrofi atrium kiriHipertrofi atrium kiri
Hipertrofi ventrikel kananHipertrofi ventrikel kanan
Hipertrofi ventrikel kiriHipertrofi ventrikel kiri
83. Hipertrofi Atrium
Peninggian gelombang P menunjukkanPeninggian gelombang P menunjukkan
adanyaadanya abnormalitas atriumabnormalitas atrium
Peninggian gelombang P :Peninggian gelombang P : tidak spesifiktidak spesifik ,,
bisa berkaitan dengan :bisa berkaitan dengan :
- hipertrofi dinding atrium,- hipertrofi dinding atrium,
- pembesaran ruang atrium,- pembesaran ruang atrium,
- perlambatan konduksi dalam atrium atau- perlambatan konduksi dalam atrium atau
antara 2 atriumantara 2 atrium
Istilah abnormalitas atrium lebih tepat, namunIstilah abnormalitas atrium lebih tepat, namun
istilah hipertrofi (istilah hipertrofi ( enlargementenlargement ) atrium masih) atrium masih
sering digunakansering digunakan
84. Gelombang
P
Merupakan depolarisasi atrium kananMerupakan depolarisasi atrium kanan
dan kiridan kiri
Defleksi awal gelombang P merupakanDefleksi awal gelombang P merupakan
depolarisasi atrium kanandepolarisasi atrium kanan
Defleksi terakhir merupakanDefleksi terakhir merupakan
depolarisasi atrium kiridepolarisasi atrium kiri
85. Hipertrofi Atrium Kanan
Hipertrofi atrium kanan harus dicurigai jikaHipertrofi atrium kanan harus dicurigai jika
ditemukan gelombang P tinggi disandapanditemukan gelombang P tinggi disandapan
inferiorinferior
Mekanisme:Mekanisme:
Atrium kanan membesar ke kanan danAtrium kanan membesar ke kanan dan
inferior, sehingga sandapan II menunjukkaninferior, sehingga sandapan II menunjukkan
efek maksimal pada pembesaran atriumefek maksimal pada pembesaran atrium
kanankanan
Diagnosis hipertrofi atrium kanan lebih kuat,Diagnosis hipertrofi atrium kanan lebih kuat,
jika terdapat juga hipertrofi ventrikel kanan,jika terdapat juga hipertrofi ventrikel kanan,
tetapi bukan kriteria yang harus adatetapi bukan kriteria yang harus ada
86. Etiologi
Setiap tekanan (Setiap tekanan ( pressurepressure ) atau) atau overloadoverload
volume pada sisi kanan jantung akanvolume pada sisi kanan jantung akan
menyebabkan pembesaran atrium kananmenyebabkan pembesaran atrium kanan
Etiologi patologis yang sering :Etiologi patologis yang sering :
Regurgitasi trikuspidRegurgitasi trikuspid
Stenosis trikuspidStenosis trikuspid
Regurgitasi pulmonalRegurgitasi pulmonal
Stenosis pulmonalStenosis pulmonal
Hipertensi pulmonalHipertensi pulmonal
Penyakit paru kronikPenyakit paru kronik
Hipertrofi ventrikel kananHipertrofi ventrikel kanan
87. Abnormalitas Atrium KananAbnormalitas Atrium Kanan
(AAKs)(AAKs)
Kriteria EKG untuk AAKa :Kriteria EKG untuk AAKa :
P tinggi dan lancip di II, III dan aVF : tinggiP tinggi dan lancip di II, III dan aVF : tinggi
≥≥ 2.5 mm dan interval2.5 mm dan interval ≥≥ 0.11 detik0.11 detik
Defleksi awal di V1Defleksi awal di V1 ≥≥ 1.5 mm1.5 mm
Bentuk gelombang P pada AAKa seringBentuk gelombang P pada AAKa sering
disebut P pulmonaldisebut P pulmonal
88.
89. Hipertrofi Atrium Kiri
Hipertrofi atrium kiri harus dicurigai jikaHipertrofi atrium kiri harus dicurigai jika
terdapat gelombang P yang memanjang,terdapat gelombang P yang memanjang,
pemendekan atau hilangnya interval PR danpemendekan atau hilangnya interval PR dan
perubahan aksis gelombang Pperubahan aksis gelombang P
Durasi gelombang P > 0,12 detik, seringDurasi gelombang P > 0,12 detik, sering
disertaidisertai notchingnotching gelombang P ( paling jelasgelombang P ( paling jelas
pada sandapan II )pada sandapan II )
Gelombang P di sandapan V1 menunjukkanGelombang P di sandapan V1 menunjukkan
komponen negatif yang prominen disebut : Pkomponen negatif yang prominen disebut : P
terminal forceterminal force (durasi 0,04 dan dalamnya 1(durasi 0,04 dan dalamnya 1
mm )mm )
90. Etiolog
i
Penyakit katup mitral : terutamaPenyakit katup mitral : terutama
stenosis mitralstenosis mitral
Stenosis aortaStenosis aorta
Regurgitasi aortaRegurgitasi aorta
Hipertrofi ventrikel kiriHipertrofi ventrikel kiri
91. Abnormalitas Atrium Kiri (AAKi)Abnormalitas Atrium Kiri (AAKi)
Kriteria EKG untuk AAKi :Kriteria EKG untuk AAKi :
Interval P di II melebarInterval P di II melebar ≥≥ 0, 12 detik. Sering0, 12 detik. Sering
gelombang P berlekuk (gelombang P berlekuk ( notchednotched ), karena), karena
mempunyai 2 puncak.mempunyai 2 puncak.
Defleksi terminal V1 negatif dengan lebarDefleksi terminal V1 negatif dengan lebar ≥≥ 0.040.04
detik dan dalamdetik dan dalam ≥≥ 1 mm.1 mm.
Kriteria ini disebutKriteria ini disebut kriteria Morriskriteria Morris
Bentuk P pada AAKi sering disebutBentuk P pada AAKi sering disebut P mitralP mitral
97. Hipertrofi Ventrikel Kiri
Mekanisme :Mekanisme :
Terdapat peninggian voltase QRSTerdapat peninggian voltase QRS
karena :karena :
Terdapat peningkatan massa ototTerdapat peningkatan massa otot
karena dilatasi ventrikel dan ataukarena dilatasi ventrikel dan atau
penebalan dinding ventrikelpenebalan dinding ventrikel
Peningkatan tekanan transmural danPeningkatan tekanan transmural dan
intraventrukularintraventrukular
99. Hipertrofi Ventrikel Kiri
Kriteria EKG untuk HVKI
1.1. Kriteria Voltase ; voltase ventrikel kiri meninggi.Kriteria Voltase ; voltase ventrikel kiri meninggi.
Ada macam-macam kriteria, yang dapat dipilihAda macam-macam kriteria, yang dapat dipilih
salah satu :salah satu :
R atau S di sandapan ekstremitasR atau S di sandapan ekstremitas ≥≥ 20 mm,20 mm,
atauatau
S di kompleks VkaS di kompleks Vka ≥≥ 25 mm, atau25 mm, atau
R di kompleks VkiR di kompleks Vki ≥≥ 25 mm, atau25 mm, atau
S di Vka + R di VkiS di Vka + R di Vki ≥≥ 35 mm35 mm
1.1. Depresi ST dan inversi T di kompleks Vki. IniDepresi ST dan inversi T di kompleks Vki. Ini
sering disebutsering disebut strain patternstrain pattern..
2.2. AAKiAAKi
3.3. Sumbu QRS pada bidang frontalSumbu QRS pada bidang frontal ≥≥ -15-15oo
100.
101. 5.5. Interval QRS atau WAV di kompleks Vki memanjang :Interval QRS atau WAV di kompleks Vki memanjang :
Interval QRSInterval QRS ≥≥ 0.09 detik0.09 detik
WAVWAV ≥≥ 0.04 detik0.04 detik
Salah satu sistem skoring yang sering dipakai ialah:Salah satu sistem skoring yang sering dipakai ialah:
sistem skoring Romhilt-Estes :sistem skoring Romhilt-Estes :
No. 1 = nilai 3No. 1 = nilai 3
No. 2 = nilai 3No. 2 = nilai 3
No. 3 = nilai 3No. 3 = nilai 3
No. 4 = nilai 2No. 4 = nilai 2
No. 5 = nilai 1No. 5 = nilai 1
Bila jumlah nilaiBila jumlah nilai ≥≥ 5 maka dianggap ada kemungkinan5 maka dianggap ada kemungkinan
HVKiHVKi
102. Kriteria LHV :
Indeks Sokolow-Lyon
Jumlah amplitudo gelombang S di V1 danJumlah amplitudo gelombang S di V1 dan
tinggi gelombang R di V5 atau V6tinggi gelombang R di V5 atau V6 >> 3,53,5
mVmV
Amplitudo gelombang R di aVLAmplitudo gelombang R di aVL >> 1.1 mV1.1 mV
103. Kriteria Voltase
Cornell
Laki-laki : S V3 + R aVL > 2,8 mVLaki-laki : S V3 + R aVL > 2,8 mV
Perempuan : S V3 + R aVL > 2,0 mVPerempuan : S V3 + R aVL > 2,0 mV
104.
105. Hipertrofi Ventrikel Kanan
(HVKa)
Kriteria EKG untuk HVKa :Kriteria EKG untuk HVKa :
1.1. Rasio R/S yang terbalik :Rasio R/S yang terbalik :
R/S di V1 > 1R/S di V1 > 1
R/S di V6 < 1R/S di V6 < 1
1.1. Sumbu QRS pada bidang frontal yangSumbu QRS pada bidang frontal yang
bergeser ke kanan, meskipun belumbergeser ke kanan, meskipun belum
mencapai DSKamencapai DSKa
2.2. Beberapa kriteria tambahan yang tidakBeberapa kriteria tambahan yang tidak
begitu kuat misalnya : WAV di V1begitu kuat misalnya : WAV di V1 ≥≥ 0.0350.035
detik, depresi ST dan inversi gelombang Tdetik, depresi ST dan inversi gelombang T
di V1, S, di I, II dan IIIdi V1, S, di I, II dan III
106. Etiologi
Tekanan tinggi persisten pada ventrikelTekanan tinggi persisten pada ventrikel
kanankanan
107.
108. Berdasarkan konfigurasi QRS di V1, makaBerdasarkan konfigurasi QRS di V1, maka
HVKa dibagi menjadi 3 tipe :HVKa dibagi menjadi 3 tipe :
1.1. Tipe ATipe A
Gelombang R yang tinggi. Sering disertaiGelombang R yang tinggi. Sering disertai
depresi ST dan inversi T di V1 dan V2. Tipe inidepresi ST dan inversi T di V1 dan V2. Tipe ini
menunjukkan beban tekanan yang tinggi.menunjukkan beban tekanan yang tinggi.
2.2. Tipe BTipe B
Di sini terdapat bentuk RS, yang menunjukkanDi sini terdapat bentuk RS, yang menunjukkan
HVKa yang sedang.HVKa yang sedang.
3.3. Tipe CTipe C
Terdapat bentuk rsR, yang merupakan blokTerdapat bentuk rsR, yang merupakan blok
cabang berkas kanan yang inkomplit. Bentukcabang berkas kanan yang inkomplit. Bentuk
ini biasanya menunjukkan adanya hipertrofiini biasanya menunjukkan adanya hipertrofi
jalur ke luar ventrikel kanan.jalur ke luar ventrikel kanan.
112. Blok Cabang Berkas Kanan
(BCBKa)
Gambaran EKG pada BCBKa :Gambaran EKG pada BCBKa :
Interval QRS memanjangInterval QRS memanjang ≥≥ 0.10 detik0.10 detik
S yang lebar di I dan V6S yang lebar di I dan V6
R yang lebar di V1R yang lebar di V1
Bila interval QRS 0.10 – 0.12 detik : BCBKa inkomplit.Bila interval QRS 0.10 – 0.12 detik : BCBKa inkomplit.
Bila interval QRSBila interval QRS ≥≥ 0.12 detik : BCBKa komplit.0.12 detik : BCBKa komplit.
113.
114.
115.
116. Blok Cabang Berkas Kiri
(BCBKi)
Gambaran EKG pada BCBKi :Gambaran EKG pada BCBKi :
Interval QRS melebarInterval QRS melebar ≥≥ 0.10 detik0.10 detik
Gelombang R yang lebar, sering berlekuk di I, V5Gelombang R yang lebar, sering berlekuk di I, V5
dan V6 dengan WAV > 0.08 detik.dan V6 dengan WAV > 0.08 detik.
rS atau QS di V1, disertai rotasi searah jarum jam.rS atau QS di V1, disertai rotasi searah jarum jam.
Bila interval QRS 0.10 – 0.12 detik : BCBKi inkomplit.Bila interval QRS 0.10 – 0.12 detik : BCBKi inkomplit.
Bila interval QRSBila interval QRS ≥≥ 0.12 detik : BCBKi komplit.0.12 detik : BCBKi komplit.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125. EKG pada Sindrom Koroner Akut
Dr S. Harun SpPD, KKV, SpJP ( K )Dr S. Harun SpPD, KKV, SpJP ( K )
Dr Hanafi B. Tisnohadi SpPD, KKV, SpJP, Sp JP ( K )Dr Hanafi B. Tisnohadi SpPD, KKV, SpJP, Sp JP ( K )
Dr Idrus Alwi SpPD, KKVDr Idrus Alwi SpPD, KKV
126. Gambaran EKG pada infark Miokard
Akut
Fase awal atau fase hiperakut :Fase awal atau fase hiperakut :
Elevasi ST yang nonspesifikElevasi ST yang nonspesifik
T yang tinggi dan melebarT yang tinggi dan melebar
Fase evolusi yang lengkap :Fase evolusi yang lengkap :
Elevasi ST yang spesifik, konveks ke atasElevasi ST yang spesifik, konveks ke atas
T yang negatif dan simetrisT yang negatif dan simetris
Q patologisQ patologis
Fase infark lama :Fase infark lama :
Q patologis, bisa QS atau QrQ patologis, bisa QS atau Qr
ST yang kembali iso-elektrikST yang kembali iso-elektrik
T bisa normal atau negatifT bisa normal atau negatif
154. Aritmia
Dr S HarunDr S Harun
Dr Daulat ManurungDr Daulat Manurung
Dr M YaminDr M Yamin
Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUIDivisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
RSUPN Dr Cipto-MangunkusumoRSUPN Dr Cipto-Mangunkusumo
155.
156. Batasan dan Pembagian
Aritmia
Pada umumnya aritmia dibagiPada umumnya aritmia dibagi
menjadi 2 golongan besar :menjadi 2 golongan besar :
I.I. Gangguan pembentukan impulsGangguan pembentukan impuls
II.II. Gangguan penghantaran impulsGangguan penghantaran impuls
157. Irama Sinus Normal
Gelombang P :Gelombang P :
- harus ada- harus ada
- mendahului kompleks QRS- mendahului kompleks QRS
- positif di II, aVF- positif di II, aVF
- inverted di aVR- inverted di aVR
Interval PR :Interval PR :
- durasi 0,12- 0,20 detik dan konstan- durasi 0,12- 0,20 detik dan konstan
Kompleks QRS :Kompleks QRS :
- durasi < 0,10 detik- durasi < 0,10 detik
Frekuensi 60-100/menitFrekuensi 60-100/menit
162. Aritmia Sinus
Pengaruh respirasi melalui stimulasi reseptor saraf vagus di paru
Akhir inspirasi : frekuensi > cepat, akhir ekspirasi frekuensi > lambat
167. Tipe Ekstrasistol Atrial
Couplet : 2 EA, Takikardia atrial : 3 atau lebih EA
Bigemini : 1 kompleks sinus diikuti 1 EA
Trigemini : 2 kompleks sinus diikuti 1 EA
168. Atrial ekstrasistol unifokal, multifokal dan
wandering atrial pacemaker
Multifokal : 2 atau
lebih fokus ektopik
Unifokal : satu fokus
ektopik
Wandering PM : fokus
ektopik berbeda-beda
169. Fokus – fokus Re-entry pada
Takikardia Supraventrikular
a. Nodus SA
b. Miokard atrium
c. Nodus AV
d. Jalur
170. Takikardia Atrial
Kriteria : 3 atau lebih ekstrasitol atrial berturutan
Gambaran EKG : - frekuensi biasanya 160-250 /menit
- sering P sukar dikenali karena bertumpuk pada T
- interval P-P dan R-R teratur
173. Fibrilasi Atrial
Gelombang f ( fibrilasi ) : gelombang-gelombang P yang tak teratur,
frekuensi 350-600/menit
Gelombang QRS tak teratur, frekuensi 140-200/menit
FA halus ( fine ) : defleksi gelombang P < 1 mm
FA kasar ( hoarse ) : defleksi gelombang P > 1 mm
175. Fluter Atrial
Denyut atria cepat dan teratur, frekuensi 250-350/menit
Gelombang fluter : seperti gergaji
Biasanya terdapat konduksi 2:1, karena simpul AV tak dapat
Meneruskan semua impuls dari atria
176. Gangguan Pembentukan Impuls
c.c. Pembentukan impuls diPembentukan impuls di
penghubung AVpenghubung AV
(aritmia penghubung)(aritmia penghubung)
1. Ekstrasistol penghubung AV1. Ekstrasistol penghubung AV
2. Takikardia penghubung AV2. Takikardia penghubung AV
3. Irama lolos penghubung AV3. Irama lolos penghubung AV
177. Irama Junctional
Gelombang P prematur berasal dari penghubung AV :
vektor P lawan arus ( P negatif di II, III dan aVF )
180. Ekstrasistol Ventrikel
Gelombang QRS prematur, melebar dan bizarre ( tak teratur dan aneh )
P dari sinus tak terpengaruh oleh QRS ekstrasistol
( pause kompensasi lengkap )
181. Tipe Ekstrasistol Ventrikel
Couplet : 2 EV, Takikardia atrial : 3 atau lebih EV
Bigemini : 1 kompleks sinus diikuti 1 EV
Trigemini : 2 kompleks sinus diikuti 1 EV
183. Fenomena R on T
QRS ekstrasitol jatuh sekitar puncak gelombang T
184. Takikardia Ventrikular
Kriteria diagnosis :Kriteria diagnosis :
- terdapat 3 atau lebih ekstrasistol ventrikel- terdapat 3 atau lebih ekstrasistol ventrikel
yang berturutanyang berturutan
Gambaran EKG :Gambaran EKG :
- frekuensi biasanya 160-200/menit- frekuensi biasanya 160-200/menit
- bila P dapat dikenali, maka P dan QRS- bila P dapat dikenali, maka P dan QRS
tidak berhubungan : disosiasi AVtidak berhubungan : disosiasi AV
- QRS melebar dan bizarre- QRS melebar dan bizarre
188. Fibrilasi Ventrikel
Gelombang QRS dan T menyatu menjadi undulasi
yang tidak teratur dan cepat
FV halus ( fine ) : gelombang f < 3 mm
FV kasar ( coarse ) : gelombang f > 3 mm
192. II. Gangguan Penghantaran Impuls
Blok sino – atrialBlok sino – atrial
Blok atrio – ventrikularBlok atrio – ventrikular
Blok intraventrikularBlok intraventrikular
193. Gangguan Penghantaran
Impuls
Pada umumnya suatu blok mempunyaiPada umumnya suatu blok mempunyai
Beberapa derajat :Beberapa derajat :
Blok derajat I :Blok derajat I :
impuls masih bisa diteruskan, tetapi denganimpuls masih bisa diteruskan, tetapi dengan
lambat.lambat.
Blok derajat II :Blok derajat II :
sebagian impuls dapat diteruskan, dansebagian impuls dapat diteruskan, dan
sebagian lagi terhenti.sebagian lagi terhenti.
Blok derajat III :Blok derajat III :
impuls tak bisa lewat sama sekali. Jugaimpuls tak bisa lewat sama sekali. Juga
disebut blok total.disebut blok total.
194. Blok Atrio-Ventrikular
Blok yang paling penting karenaBlok yang paling penting karena
menyebabkan gangguan padamenyebabkan gangguan pada
koordinasi antara atrium dan ventrikelkoordinasi antara atrium dan ventrikel
sehingga sangat mengganggu fungsisehingga sangat mengganggu fungsi
jantungjantung
Blok AV adalah blok yang paling seringBlok AV adalah blok yang paling sering
terjaditerjadi
195. Blok AV Derajat Satu
Dasar diagnosis :Dasar diagnosis :
Interval PR memanjang lebih dariInterval PR memanjang lebih dari
0.20 detik0.20 detik
197. Blok AV Derajat Dua
Blok AV derajat dua dapat dibagi menjadi :Blok AV derajat dua dapat dibagi menjadi :
1.1. Blok AV tipe Wenckebach atau tipeBlok AV tipe Wenckebach atau tipe
Mobitz IMobitz I
2.2. Blok AV tipe Mobitz IIBlok AV tipe Mobitz II
3.3. Blok AV lanjut atau derajat tinggiBlok AV lanjut atau derajat tinggi
198. Blok AV Tipe
Wenckebach
Dasar diagnosis :Dasar diagnosis :
Interval PR makin memanjang, suatuInterval PR makin memanjang, suatu
saat ada gelombang QRS yang hilang.saat ada gelombang QRS yang hilang.
200. Blok AV Tipe Mobitz II
Dasar diagnosis :Dasar diagnosis :
Interval PR tetap, suatu saat adaInterval PR tetap, suatu saat ada
gelombang QRS yang hilanggelombang QRS yang hilang
204. Blok AV Derajat Tinggi
Dasar diagnosis :Dasar diagnosis :
Blok AV dengan rasio konduksi 3:1Blok AV dengan rasio konduksi 3:1
atau lebih. Misalnya blok AV 3:1, 4:1,atau lebih. Misalnya blok AV 3:1, 4:1,
dan sebagainyadan sebagainya
205. Blok AV Total
Pada blok AV total, atria dan ventrikelPada blok AV total, atria dan ventrikel
berdenyut sendiri-sendiri, yang disebutberdenyut sendiri-sendiri, yang disebut
disosiasi AV komplit.disosiasi AV komplit.
Gambaran EKG secara khas menunjukkanGambaran EKG secara khas menunjukkan
letak gelombang-gelombang P yang tak adaletak gelombang-gelombang P yang tak ada
hubungannya dengan letak gelombang-hubungannya dengan letak gelombang-
gelombang QRS.gelombang QRS.