SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
1.Masalah Pengeluaran ASI
2.Menyusui Bayi Prematur
3. Pengaruh Masalah Anatomi dan
Struktural Pada Reflek Menghisap
Oleh :Abelia Apriyantini
MATERI
Masalah Pengeluaran ASI
(Pada Masa Pasca Persalinan Dini)
1. Putting susu lecet
šŸ ¶ Penyebab puting lecet yang paling umum adalah pelekatan
yang tidak sempurna. Ini bisa terjadi ketika puting dan bagian
sekitar payudara tidak masuk dengan benar ke dalam mulut
bayi. Meski awalnya hanya menyebabkan sakit atau tidak
nyaman saat menyusui, lama kelamaan hal ini bisa membuat
puting terluka.
šŸ ¶ Pada keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan
menyusui karena putingnya sakit. Yang perlu dilakukan adalah:
a.Cek bagaimana perlekatan ibu-bayi
b.Apakah terdapat Infeksi Candida (mulut bayi perlu dilihat).
Kulit merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap,
dan kulit kering bersisik (flaky)
1. Putting susu lecet
šŸ ¶ Pada keadaan putting susu lecet, yang kadang kala retak-retak
atau luka, maka dapat dilakukan dengan cara-cara seperti ini :
a. Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu
sakit.
b. Olesi putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-sekali
memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain.
c. Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu
kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam
waktu sekitar 2x24 jam.
d. Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya SAI tetap dikeluarkan
dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena
nyeri.
e. Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk
menggunakan sabun.
2. Payudara Bengkak
šŸ ¶ Pada payudara bengkak : payudara udem, sakit, puting
kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila
diperiksa/isap ASI tidak keluar. Badan bisa demam setelah 24
jam. Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat,
terlambat menyusukan dini, perlekatan kurang baik,
mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin
juga ada pembatasan waktu menyusui.
šŸ ¶ Untuk mencegah maka diperlukan :
a. menyusui dini
b.perlekatan yang baik
c. menyusui ā€œon demandā€/ Bayi harus lebih sering disusui.
d.Apabila terlalu tegang, atau bayi tidak dapat menyusu
sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu, agar ketegangan menurun.
2. Payudara Bengkak
šŸ ¶ untuk merangsang reflex Oxytocin maka dilakukan :
a. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit.
b. Ibu harus rileks
c. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah
payudara)
d. Pijat ringat pada payudara yang bengkak (pijat pelan-
pelan kea rah tengah)
e. Stimulasi payudara dan putting
šŸ ¶ Selanjutnya kompres dingin pasca menyusui, untuk
mengurangi udem. Pakailah BH yang sesuai. Bila terlalu
sakit dapat diberikan obat analgetik.
Masitis atau Abses Payudara
šŸ ¶ Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara
menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri
dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada
masa padat (lump), dan diluarnya kulit menjadi merah.
Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah
persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang
berlanjut.
šŸ ¶ Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI
diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tak efektif.
Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara
dengan jari atau krena tekanan baju/BH. Pengeluaran
ASI yang kurang baik pada payudara yang
besar, terutama pada bagian bawah payudara
yang menggantung.
Masitis atau Abses Payudara
šŸ ¶ Ada dua jenis Mastitis yaitu :
1. Yang hanya karena milk stasis adalah Non Infective Mastitis
2. Yang telah terinfeksi bakteri :iInfective Mastitis. Lecet pada puting
dan trauma pada kulit juga dapat mengundang infeksi bakteri.
3. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan:
a. Kompres hangat/panas dan pemijatan
b. Rangsang Oxtocin; dimulai pada payudara yang tidak sakit, yaitu
stimulasi putting, pijat leher-punggung, dan lain-lain.
c. Pemberian antibiotik; Flucloxacilin atau Erythromycin selama 7-10 hari.
d. Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa
nyeri.
e. Kalau sudah terjadi abses sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh
disusukan karena mungkin memerlukan tindakan bedah.
Masalah Pengeluaran ASI
(Pada Masa Pasca Persalinan Lanjut)
1. Sindrom ASI kurang
šŸ ¶ Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang
ā€œmungkin sajaā€ ASI benar kurang antara lain:
1.Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering kali menyusu, menyusu dengan
waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu.
Disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai
menyusu
2.Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
3. Tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau
4.Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau ASI
tidak ā€œdatingā€, pasca lahir.
šŸ ¶ Walaupun ada tanda-tanda tersebut perlu diperiksa apakah tanda-tanda
tersebut dapat dipercaya. Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain :
1.BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan
2.BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali
3.Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam; cairan urin pekat, baud an
warna kuning.
2. Ibu yang Bekerja
šŸ ¶ Seringkali alas an pekerjaan membuat seseorang ibu berhenti
menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan
pada ibu menyusui yang bekerja :
1. Susuilah bayi sebelum ibu bekerja
2. ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat
kerja
3. Kosongkan payudara di tempat kerja, setiap 3-4 jam
4. ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan pada
bayi saat ibu bekerja
5. Pada saat ibu dirumah, sesering mungkin bayi disusui
6. Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui
sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum
kembali bekerja
7. Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama
bekerja dan selama menyusui nayinya.
Masalah Pengeluaran ASI
(Pada Keadaan Khusus)
Masalah Pada Ibu
ibu dan bayi
a. Ibu melahirkan dengan bedah Caesar
šŸ ¶ Segera rawat gabung,jika kondisi
membaik,dan menyusui segera.
b. Ibu sakit
šŸ ¶ Ibu yang menderita Hepatitis dan AIDS, tidak
diperkenankan untuk menyusui, namun pada
masyarakat yang tidak dapat membeli PASI, ASI tetap
dianjurkan.
bahaya bagi ibu maupun janin, perlu
c. Ibu hamil
šŸ ¶ Tidak ada
diperhatikan untuk makan lebih banyak. Jelaskan
perubahan yang dapat terjadi: ASI berkurang, kontraksi
uterus.
Masalah Pada Bayi
1. Bayi sering menangis
2. Bayi bingung putting
3. Bayi prematur
4. Bayi kuning
5. Bayi Sakit
6. Bayi sumbing
7. Bayi dengan lidah pendek ( Lingual Frenulum )
8. Bayi yang memerlukan perawatan
Menyusui Bayi Prematur
Menyusui Bayi Prematur
šŸ ¶ Susui dengan sering,walau pendek-pendek, rangsang dengan sentuh
langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih, jika tidak dapat menghisap
berikan dengan pipa nasogastrik, tangan, dan sendok.
šŸ ¶ Uraian sesuai dengan umur bayi :
1. Bayi umur kehamilan <30 mgg :BBL <1250 gr.
ā€¢ Biasanya diberi cairan infus selama 24-48 jam. Lalu diberikan ASI
menggunakan pipa nasogastric.
2. Usia 30-32 mgg :BBL 1250 ā€“ 1500 gram.
ā€¢ Dapat menerima ASI dari sendok, 2 kali sehari, namun masih menerima
makanan lewat pipa, namun lama kelamaan makanan pipa makin
berkurang dan ASI ditingkatkan.
3. Usia 32-34 mgg :BBL 1500-1800 gram.
ā€¢ Bayi mulai menyusui langsung dari payudara namun perlu sabar.
4. Usia >34 mgg: BBL >1800 gram.
ā€¢ Mendapatkan semua kebutuhan dari payudara.
Pengaruh Masalah Anatomi dan
Struktural Pada Reflek Menghisap
1. Payudara Bengkak
šŸ ¶ Sekitar hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan, payudara
sering terasa lebih penuh, tegang, serta nyeri. Keadaan seperti itu
disebut engorgement (payudara bengkak) yang disebabkan oleh
adanya statis di vena dan pembuluh darah bening. Hal ini merupakan
tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi.
šŸ ¶ Untuk mencegah terjadinya payudara bengkak, beberapa cara yang
dianjurkan antara lain sebagai berikut :
1. Menyusui bayi segera setelah lahir, apabila keadaan memungkinkan.
2. Menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand / sesuka bayi).
3. Keluarkan asi dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi
kebutuhan bayi.
4. Lakukan perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.
5. Lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari puting ke
arah payudara untuk mengurangi peningkatan peredaran darah dan
terjadinya statis di pembuluh darah dan pembuluh getah bening
dalam payudara
1. Payudara Bengkak
šŸ ¶ Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi payudara bengkak adalah
sebagai berikut :
a. Setiap 2 jam sekali sebelum menyusui kompreslah payudarah dengan lap bersih atu dengan daun
pepaya basah
b. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga puting lebih mudah
ditangkap/diisap oleh bayi.
c. Bila bayi belum dapat menyusu, asi dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan berikan pada
bayi dengan cangkir atau sendok.
d. Tetap mengeluarkan asi sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi.
e. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, dankompres hangat untuk
memudahkan bayi mengisap (menangkap) puting susu.
f. Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit.
g. Lakukan pemijatan pada daerah payudarah yang bengkak, bermanfaat untuk membantu
memperlancar pengeluaran asi.
h. Pada saat menyusui sebaiknya ibu tetap rileks
i. Makan-makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbanyak minum.
j. Jika ibu yang sedang menyusui terserang penyakit seperti : pilek, usahakan tetap memberikan asi
dengan meutup mulut dn hidung dengan masker.
2. Kelainan Puting Susu
šŸ ¶ Kebanyakan ibu tidak memiliki kelainan anatomis
payudara. Meskipun demikian, kadang-kadang
dijumpai juga kelainan antomis yang menghambat
kemudahan bayi untuk menyusui, misalnya puting
susu datar atau puting susu terpendam (tertarik ke
dalam). Disamping kelainan anatomis, kadang
dijumpai pula kelainan puting yang disebabkan oleh
suatu proses, misalnya tumor.
2. Kelainan Puting Susu
šŸ ¶ Puting Susu Datar
Apabila areola dijepit antara jari telunjuk dan ibu jari di
belakang puting, puting yang normal akan
menonjol keluar, bila tidak, berarti puting datar. Ketika
menyusui puting menjadi lebih tegang dan menonjol
karena otot polos puting berkontraksi, meskipun
demikian pada keadaan puting datar akan tetap sulit
ditangkap/diisap oleh mulut bayi.
2. Kelainan Puting Susu
šŸ ¶ Puting Susu Terpendam (tertarik ke dalam)
Sebagian atau seluruh puting susu tampak terpendam
atau masuk ke dalam areola (tertarik ke dalam). Hal ini
karena ada sesuatu di bawahnya yang menarik puting ke
dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu.
Kelainan puting tersebut seharusnya sudah dapat
diketahui sejak hamil atau sebelumnya sehingga dapat
diperbaiki dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu
jari di daerah payudara, kemudian dilakukan pengurutan
menuju ke arah berlawanan. Perlu diketahui bahwa tidak
semua kelainan tersebut di atas dapat dikoreksi dengan
cara tersebut. Untuk itu, ibu menyusui dianjurkan
untuk mengeluarkan ASI-nya dengan manual
(tangan) atau pompa kemudian diberikan pada
bayi dengan sendok/pipet/gelas.
3. Putting Susu Nyeri (Sore Nipple) dan
Putting Susu Lecet (Cracked Nipple)
šŸ ¶ Puting susu nyeri pada ibu menyusui biasanya terjadi karena beberapa
sebab sebagai berikut:
a. Posisi bayi saat menyusu yang salah, yaitu puting susu tidak masuk
kedalam mulut bayi sampai pada areola sehingga bayi hanya mengisap
pada puting susu saja. Hisapan/tekanan terus menerus hanya pada
tempat tertentu akan menimbulkan rasa nyeri waktu diisap, meskipun
kulitnya masih utuh.
b. Pemakaian sabun, lotion, cream, alkohol dan lain-lain yang dapat
mengiritasi puting susu
c. Bayi dengan tali lidah (frenulum linguae) yang pendek sehingga
menyebabkan bayi sulit mengisap sampai areola dan isapan hanya pada
putingnya saja.
d. Kurang hati-hati ketika menghentikan menyusu (mengisap).
3. Putting Susu Nyeri (Sore Nipple) dan
Putting Susu Lecet (Cracked Nipple)
šŸ ¶ Puting susu nyeri biasanya dapat disembuhkan setelah memperhatikan tehnik
menyusui yang benar, khususnya letak puting dalam mulut bayi, yaitu bibir bayi
menutup areola sehingga tidak nampak dari luar, puting di atas lidah bayi,
areola di antara gusi atas dan bawah. Untuk menghindari puting susu nyeri
atau lecet, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, lotion, cream, dan
obat-obat yang dapat mengiritasi.
2. Sebaiknya selesai menyusukan untuk melepaskan hisapan bayi, tekanlah dagu
bayi atau pijit hidungnya atau masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke mulut
bayi.
3. Ibu dianjurkan tetap menyusui bayinya mulai dari puting yang tidak sakit serta
menghindari tekanan lokal pada puting dengan cara merubah-rubah posisi
menyusui. Untuk puting yang sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan
lamanya menyusui.
šŸ ¶ Apabila dengan tindakan tersebut di atas puting tetap nyeri, sebaiknya dicari
sebab-sebab lain (misalnya moniliasis). Puting susu lecet/luka akan
memudahkan terjadinya infeksi pada payudara (mastitis).
4. Saluran Susu Tersumbat (Obstructive
Duct)
šŸ ¶ Saluran susu tersumbat (obstructive duct) adalah suatu keadaan dimana
terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh
tekanan jari waktu menyusui atau pemakaian BH yang terlalu ketat. Hal ini
juga dapat terjadi karena komplikasi payudara bengkak yang berlanjut
yang mengakibatkan kumpulan ASI dalam saluran susu tidak segera
dikeluarkan sehingga merupakan sumbatan. Sumbatan ini pada wanita
yang kurus dapat terlihat dengan jelas sebagai benjolan yang lunak pada
perabaannya.
4. Saluran Susu Tersumbat (Obstructive
Duct)
šŸ ¶ Untuk mengatasi terjadinya saluran susu tersumbat (obstructive
duct) ada beberapa hal yang dianjurkan, antara lain.
1. Sebaiknya ibu melakukan perawatan payudara setelah melahirkan
dengan teratur agar tidak terjadi stasis dalam payudara yang
mengakibatkan terjadinya radang payudara (mastitis).
2. Gunakan BH dengan desain menopang (menyangga), bukan
menekan payudara.
3. Keluarkan ASI setiap kali selesai menyusui bila payudara masih
terasa penuh.
šŸ ¶ Sumbatan saluran susu ini harus segera diatasi karena dapat
berlanjut menjadi radang payudara (mastitis). Untuk mengurangi
rasa nyeri dan bengkak pada payudara dapat diberikan kompres
hangat dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui
dengan tujuan mempermudah bayi mengisap puting susu dan
kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan
bengkak pada payudara.
5. Radang Payudara (Mastitis)
šŸ ¶ Radang payudara (mastitis) adalah infeksi yang menimbulkan reaksi
sistemik (seperti demam) pada ibu. Hal ini biasanya terjadi pada 1-3
minggu setelah melahirkan dan sebagai komplikasi saluran susu tersumbat.
Keadaan ini biasanya diawali dengan puting susu lecet/luka. Gejala-
gejala yang bisa diamati pada radang payudara antara lain kulit nampak
lebih merah, payudara lebih keras serta nyeri dan berbenjol-benjol
(merongkol).
5. Radang Payudara (Mastitis)
šŸ ¶ Keadaan ini disebabkan kurangnya
asi diisap/dikeluarkan atau dikeluarkan penghisapan
yang tidak efektif, dapat juga karena kebiasaan
menekan payudarah dengan jari atau karena tekanan
baju atau bra, serta pengeluaran asi yang kurang
baik pada payudara yang besar, terutama pada
bagian bawah payudara yang menggantung.
šŸ ¶ Ada 2 jenis mastitis, yaitu yang terinfeksi milk statis
disebut non infective mastitis dan yang telah terinfeksi
bakteri : infective mastitis. Lecet pada kulit yang
mengundang infeksi bakteri.
5. Radang Payudara (Mastitis)
šŸ ¶ Untuk mengatasi hal tersebut di atas, ibu perlu dianjurkan
agar tetap menyusui bayinya supaya tidak terjadi stasis
dalam payudara yang cepat menyebabkan terjadinya
abses.
šŸ ¶ Ibu perlu mendapatkan pengobatan (Antibiotika,
antipiretik/penurun panas, dan analgesik/pengurang nyeri)
serta banyak minum dan istirahat untuk mengurangi reaksi
sistemik (demam).
šŸ ¶ Bila mana mungkin, ibu dianjurkan melakukan senam laktasi
(senam menyusui) yaitu menggerakkan lengan secara
berputar sehingga persendian bahu ikut bergerak ke arah
yang sama. Gerakan demikian
memperlancar peredaran darah
payudara sehingga statis dapat
ini akan membantu
dan limfe di daerah
dihindari yang berarti
mengurangi kemungkinan terjadinya abses payudara.
6. Abses Payudara
šŸ ¶ Kelanjutan/komplikasi dari radang payudara akan menjadi abses.
Hal ini disebabkan oleh meluasnya peradangan dalam payudara
tersebut dan menyebabkan ibu tampak lebih parah sakitnya,
payudara lebih merah mengkilap, benjolan tidak sekeras seperti
pada radang payudara (mastitis), tetapi tampak lebih
penuh/bengkak berisi cairan. Bila payudara seperti ini perlu segera
diperiksakan ke dokter ahli supaya mendapat tindakan medis yang
cepat dan tepat. Mungkin perlu dilakukan tindakan insisi untuk
drainase, pemberian antibiotik dosis tinggi dan analgesik.
šŸ ¶ Ibu dianjurkan banyak minum dan istirahat. Bayi dihentikan untuk
menyusui sementara waktu pada payudara sakit dan setelah
sembuh dapat disusukan kembali. Akan tetapi, bayi tetap bisa
menyusui pada payudara yang sehat tanpa dijadwal (sesuka bayi).
7. Air Susu Kurang
šŸ ¶ Dugaan makin kuat apabila bayi sering menangis/bayi menolak menyusu,
tinja bayi keras kering atau berwarna hijau, payudara tidak membesar
selama kehamilan atau asi tidak keluar pasca kelahiran, berat bayi
meningkat kurang dari rata-rata 500 gram perbulan, berat badan bayi
dalam waktu 2 minggu belum kembali, mengompol rata-rata kurang dari 6
kali dalam 24 jam cairan urine pekat bau berwarna kuning. pada ibunya
dan terasa kosong/lembek meskipun produksi ASI cukup lancar.
šŸ ¶ Menilai kecukupan ASI sebenarnya bukan dari hal tersebut di atas tapi
terutama dari berat badan bayi. Apabila ibu mempunyai status gizi yang
baik, cara menyusui benar, secara psikologis percaya diri akan kemauan
dan kemampuan untuk bisa menyusui bayinya serta tidak ada kelainan
pada payudaranya maka akan terjadi kenaikan berat badan pada 4-6
bulan pertama usia bayi. Hal ini dapat dilihat dari KMS (Kartu Menuju
Sehat) yang diisi setiap kali penimbangan di Posyandu. Apabila tidak
terjadi kenaikan berat badan bayi sesuai dengan usianya biasanya hal ini
disebabkan oleh jumlah ASI yang tidak mencukupi sehingga diperlukan
tambahan sumber gizi yang lain.
Daftar Pustaka
šŸ ¶ https://www.academia.edu/42576892/Makalah_Cara_Menyusui_Yang_Ben
ar_Dan_Masalah_Dalam_Pembarian_ASI
šŸ ¶ http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/masalah-
masalah_dalam_menyusui.pdf
TERIMA KASIH ļŠ

More Related Content

Similar to PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masalah Anatomi dan Struktural Pada Reflek Menghisap Bella.pptx

Gangguan Kehamilan dan Menyusui
Gangguan Kehamilan dan MenyusuiGangguan Kehamilan dan Menyusui
Gangguan Kehamilan dan MenyusuiFakhriyah Elita
Ā 
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdfASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdfFITRIANOVIANTI4
Ā 
Panduan peserta edit kemenkes december (final)
Panduan peserta edit kemenkes december (final)Panduan peserta edit kemenkes december (final)
Panduan peserta edit kemenkes december (final)Laurencus Butsi Siagian
Ā 
Sap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delnaSap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delnaMJM Networks
Ā 
Asuhan_Kebidanan_Masa_Nifas_dengan_Masti.pptx
Asuhan_Kebidanan_Masa_Nifas_dengan_Masti.pptxAsuhan_Kebidanan_Masa_Nifas_dengan_Masti.pptx
Asuhan_Kebidanan_Masa_Nifas_dengan_Masti.pptxssuser498cdf
Ā 
Manajemen laktasi
Manajemen laktasiManajemen laktasi
Manajemen laktasiArif Al-Amin
Ā 
Manag laktasi
Manag laktasiManag laktasi
Manag laktasiarifalamin
Ā 
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.ppt
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.pptPPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.ppt
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.pptSelviKurniaNovianti
Ā 
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.ppt
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.pptPPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.ppt
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.pptssuserbb25f01
Ā 
Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusif Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusif MJM Networks
Ā 
Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusifSap asi ekslusif
Sap asi ekslusifMJM Networks
Ā 
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas pjj_kemenkes
Ā 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Arya Ningrat
Ā 
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asi
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asiSap ( satuan acara penyuluhan ) asi
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asiIntan Rafy'ah Salsabila
Ā 
Materi_penyuluhan_Penkes_Ibu_Hamil_2019l.pptx
Materi_penyuluhan_Penkes_Ibu_Hamil_2019l.pptxMateri_penyuluhan_Penkes_Ibu_Hamil_2019l.pptx
Materi_penyuluhan_Penkes_Ibu_Hamil_2019l.pptxssuser1c3a8b
Ā 

Similar to PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masalah Anatomi dan Struktural Pada Reflek Menghisap Bella.pptx (20)

Gangguan Kehamilan dan Menyusui
Gangguan Kehamilan dan MenyusuiGangguan Kehamilan dan Menyusui
Gangguan Kehamilan dan Menyusui
Ā 
Materi peserta pmba new
Materi peserta pmba  newMateri peserta pmba  new
Materi peserta pmba new
Ā 
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdfASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
Ā 
Panduan peserta edit kemenkes december (final)
Panduan peserta edit kemenkes december (final)Panduan peserta edit kemenkes december (final)
Panduan peserta edit kemenkes december (final)
Ā 
Nursing mother f
Nursing mother fNursing mother f
Nursing mother f
Ā 
Sap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delnaSap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delna
Ā 
Power poin sensy
Power poin sensyPower poin sensy
Power poin sensy
Ā 
Asuhan_Kebidanan_Masa_Nifas_dengan_Masti.pptx
Asuhan_Kebidanan_Masa_Nifas_dengan_Masti.pptxAsuhan_Kebidanan_Masa_Nifas_dengan_Masti.pptx
Asuhan_Kebidanan_Masa_Nifas_dengan_Masti.pptx
Ā 
Manajemen laktasi
Manajemen laktasiManajemen laktasi
Manajemen laktasi
Ā 
Manag laktasi
Manag laktasiManag laktasi
Manag laktasi
Ā 
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.ppt
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.pptPPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.ppt
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.ppt
Ā 
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.ppt
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.pptPPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.ppt
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.ppt
Ā 
Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusif Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusif
Ā 
LAKTASI
LAKTASILAKTASI
LAKTASI
Ā 
Mastitis
MastitisMastitis
Mastitis
Ā 
Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusifSap asi ekslusif
Sap asi ekslusif
Ā 
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas
Ā 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Ā 
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asi
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asiSap ( satuan acara penyuluhan ) asi
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asi
Ā 
Materi_penyuluhan_Penkes_Ibu_Hamil_2019l.pptx
Materi_penyuluhan_Penkes_Ibu_Hamil_2019l.pptxMateri_penyuluhan_Penkes_Ibu_Hamil_2019l.pptx
Materi_penyuluhan_Penkes_Ibu_Hamil_2019l.pptx
Ā 

More from evazulioktavia1998

Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Cara Mengisi KMS.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Cara Mengisi KMS.pptEva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Cara Mengisi KMS.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Cara Mengisi KMS.pptevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb_Home Visit Post Partum.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb_Home Visit Post Partum.pptxEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb_Home Visit Post Partum.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb_Home Visit Post Partum.pptxevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Obat-obatan Masa Nifas.pptx
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Obat-obatan Masa Nifas.pptxEva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Obat-obatan Masa Nifas.pptx
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Obat-obatan Masa Nifas.pptxevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Konsep Perilaku Kesehatan.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Konsep Perilaku Kesehatan.pptEva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Konsep Perilaku Kesehatan.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Konsep Perilaku Kesehatan.pptevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi Kebidanan.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi Kebidanan.pptxEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi Kebidanan.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi Kebidanan.pptxevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Publikasi Dan Diseminasi.pptx
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Publikasi Dan Diseminasi.pptxEva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Publikasi Dan Diseminasi.pptx
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Publikasi Dan Diseminasi.pptxevazulioktavia1998
Ā 
PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptx
PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptxPPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptx
PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptxevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Milestone Perkembangan Motorik.pptx
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Milestone Perkembangan Motorik.pptxEva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Milestone Perkembangan Motorik.pptx
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Milestone Perkembangan Motorik.pptxevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Manfaat ASI.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Manfaat ASI.pptEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Manfaat ASI.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Manfaat ASI.pptevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.pptEva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.pptevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Asuhan Post Natal Berdasarkan EBP.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Asuhan Post Natal Berdasarkan EBP.pptEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Asuhan Post Natal Berdasarkan EBP.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Asuhan Post Natal Berdasarkan EBP.pptevazulioktavia1998
Ā 
BIOSTAT ,. Pertemuan 02. Pengantar_Biostatistik.pptx
BIOSTAT ,. Pertemuan 02. Pengantar_Biostatistik.pptxBIOSTAT ,. Pertemuan 02. Pengantar_Biostatistik.pptx
BIOSTAT ,. Pertemuan 02. Pengantar_Biostatistik.pptxevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Pertemuan Komplikasi Persalinan_ppt pert...
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Pertemuan Komplikasi Persalinan_ppt pert...Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Pertemuan Komplikasi Persalinan_ppt pert...
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Pertemuan Komplikasi Persalinan_ppt pert...evazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi.pptEva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi.pptevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptxEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptxevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia,M.Tr.Keb., Anatomi Fisiologi ppt pertemuan 3.pptx
Eva Zuli Oktavia,M.Tr.Keb., Anatomi Fisiologi ppt pertemuan 3.pptxEva Zuli Oktavia,M.Tr.Keb., Anatomi Fisiologi ppt pertemuan 3.pptx
Eva Zuli Oktavia,M.Tr.Keb., Anatomi Fisiologi ppt pertemuan 3.pptxevazulioktavia1998
Ā 
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Anatomi Fisiologi Pertemuan Kedua
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Anatomi Fisiologi Pertemuan KeduaEva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Anatomi Fisiologi Pertemuan Kedua
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Anatomi Fisiologi Pertemuan Keduaevazulioktavia1998
Ā 
Arah Bidang Anatomi Fisiologi_PPT Pertemuan Pertama
Arah Bidang Anatomi Fisiologi_PPT Pertemuan PertamaArah Bidang Anatomi Fisiologi_PPT Pertemuan Pertama
Arah Bidang Anatomi Fisiologi_PPT Pertemuan Pertamaevazulioktavia1998
Ā 

More from evazulioktavia1998 (18)

Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Cara Mengisi KMS.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Cara Mengisi KMS.pptEva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Cara Mengisi KMS.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Cara Mengisi KMS.ppt
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb_Home Visit Post Partum.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb_Home Visit Post Partum.pptxEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb_Home Visit Post Partum.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb_Home Visit Post Partum.pptx
Ā 
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Obat-obatan Masa Nifas.pptx
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Obat-obatan Masa Nifas.pptxEva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Obat-obatan Masa Nifas.pptx
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Obat-obatan Masa Nifas.pptx
Ā 
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Konsep Perilaku Kesehatan.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Konsep Perilaku Kesehatan.pptEva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Konsep Perilaku Kesehatan.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Konsep Perilaku Kesehatan.ppt
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi Kebidanan.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi Kebidanan.pptxEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi Kebidanan.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi Kebidanan.pptx
Ā 
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Publikasi Dan Diseminasi.pptx
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Publikasi Dan Diseminasi.pptxEva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Publikasi Dan Diseminasi.pptx
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Publikasi Dan Diseminasi.pptx
Ā 
PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptx
PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptxPPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptx
PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptx
Ā 
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Milestone Perkembangan Motorik.pptx
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Milestone Perkembangan Motorik.pptxEva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Milestone Perkembangan Motorik.pptx
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Milestone Perkembangan Motorik.pptx
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Manfaat ASI.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Manfaat ASI.pptEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Manfaat ASI.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Manfaat ASI.ppt
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.pptEva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Asuhan Post Natal Berdasarkan EBP.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Asuhan Post Natal Berdasarkan EBP.pptEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Asuhan Post Natal Berdasarkan EBP.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Asuhan Post Natal Berdasarkan EBP.ppt
Ā 
BIOSTAT ,. Pertemuan 02. Pengantar_Biostatistik.pptx
BIOSTAT ,. Pertemuan 02. Pengantar_Biostatistik.pptxBIOSTAT ,. Pertemuan 02. Pengantar_Biostatistik.pptx
BIOSTAT ,. Pertemuan 02. Pengantar_Biostatistik.pptx
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Pertemuan Komplikasi Persalinan_ppt pert...
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Pertemuan Komplikasi Persalinan_ppt pert...Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Pertemuan Komplikasi Persalinan_ppt pert...
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Pertemuan Komplikasi Persalinan_ppt pert...
Ā 
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi.pptEva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi.ppt
Eva Zuli Oktavia, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_Mikrobiologi.ppt
Ā 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptxEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Ā 
Eva Zuli Oktavia,M.Tr.Keb., Anatomi Fisiologi ppt pertemuan 3.pptx
Eva Zuli Oktavia,M.Tr.Keb., Anatomi Fisiologi ppt pertemuan 3.pptxEva Zuli Oktavia,M.Tr.Keb., Anatomi Fisiologi ppt pertemuan 3.pptx
Eva Zuli Oktavia,M.Tr.Keb., Anatomi Fisiologi ppt pertemuan 3.pptx
Ā 
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Anatomi Fisiologi Pertemuan Kedua
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Anatomi Fisiologi Pertemuan KeduaEva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Anatomi Fisiologi Pertemuan Kedua
Eva Zuli Oktavia, M.Tr.Keb_Anatomi Fisiologi Pertemuan Kedua
Ā 
Arah Bidang Anatomi Fisiologi_PPT Pertemuan Pertama
Arah Bidang Anatomi Fisiologi_PPT Pertemuan PertamaArah Bidang Anatomi Fisiologi_PPT Pertemuan Pertama
Arah Bidang Anatomi Fisiologi_PPT Pertemuan Pertama
Ā 

Recently uploaded

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
Ā 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
Ā 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
Ā 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
Ā 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
Ā 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
Ā 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
Ā 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
Ā 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
Ā 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
Ā 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
Ā 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
Ā 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
Ā 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
Ā 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
Ā 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
Ā 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
Ā 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
Ā 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
Ā 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
Ā 

Recently uploaded (20)

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
Ā 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
Ā 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Ā 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
Ā 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
Ā 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
Ā 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
Ā 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
Ā 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
Ā 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
Ā 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Ā 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
Ā 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
Ā 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
Ā 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
Ā 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
Ā 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
Ā 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
Ā 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
Ā 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
Ā 

PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masalah Anatomi dan Struktural Pada Reflek Menghisap Bella.pptx

  • 1. 1.Masalah Pengeluaran ASI 2.Menyusui Bayi Prematur 3. Pengaruh Masalah Anatomi dan Struktural Pada Reflek Menghisap Oleh :Abelia Apriyantini MATERI
  • 2. Masalah Pengeluaran ASI (Pada Masa Pasca Persalinan Dini)
  • 3. 1. Putting susu lecet šŸ ¶ Penyebab puting lecet yang paling umum adalah pelekatan yang tidak sempurna. Ini bisa terjadi ketika puting dan bagian sekitar payudara tidak masuk dengan benar ke dalam mulut bayi. Meski awalnya hanya menyebabkan sakit atau tidak nyaman saat menyusui, lama kelamaan hal ini bisa membuat puting terluka. šŸ ¶ Pada keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan menyusui karena putingnya sakit. Yang perlu dilakukan adalah: a.Cek bagaimana perlekatan ibu-bayi b.Apakah terdapat Infeksi Candida (mulut bayi perlu dilihat). Kulit merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan kulit kering bersisik (flaky)
  • 4. 1. Putting susu lecet šŸ ¶ Pada keadaan putting susu lecet, yang kadang kala retak-retak atau luka, maka dapat dilakukan dengan cara-cara seperti ini : a. Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit. b. Olesi putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-sekali memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain. c. Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam. d. Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya SAI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri. e. Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan sabun.
  • 5. 2. Payudara Bengkak šŸ ¶ Pada payudara bengkak : payudara udem, sakit, puting kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/isap ASI tidak keluar. Badan bisa demam setelah 24 jam. Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan dini, perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin juga ada pembatasan waktu menyusui. šŸ ¶ Untuk mencegah maka diperlukan : a. menyusui dini b.perlekatan yang baik c. menyusui ā€œon demandā€/ Bayi harus lebih sering disusui. d.Apabila terlalu tegang, atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu, agar ketegangan menurun.
  • 6. 2. Payudara Bengkak šŸ ¶ untuk merangsang reflex Oxytocin maka dilakukan : a. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit. b. Ibu harus rileks c. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara) d. Pijat ringat pada payudara yang bengkak (pijat pelan- pelan kea rah tengah) e. Stimulasi payudara dan putting šŸ ¶ Selanjutnya kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi udem. Pakailah BH yang sesuai. Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik.
  • 7. Masitis atau Abses Payudara šŸ ¶ Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump), dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. šŸ ¶ Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau krena tekanan baju/BH. Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung.
  • 8. Masitis atau Abses Payudara šŸ ¶ Ada dua jenis Mastitis yaitu : 1. Yang hanya karena milk stasis adalah Non Infective Mastitis 2. Yang telah terinfeksi bakteri :iInfective Mastitis. Lecet pada puting dan trauma pada kulit juga dapat mengundang infeksi bakteri. 3. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan: a. Kompres hangat/panas dan pemijatan b. Rangsang Oxtocin; dimulai pada payudara yang tidak sakit, yaitu stimulasi putting, pijat leher-punggung, dan lain-lain. c. Pemberian antibiotik; Flucloxacilin atau Erythromycin selama 7-10 hari. d. Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri. e. Kalau sudah terjadi abses sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh disusukan karena mungkin memerlukan tindakan bedah.
  • 9. Masalah Pengeluaran ASI (Pada Masa Pasca Persalinan Lanjut)
  • 10. 1. Sindrom ASI kurang šŸ ¶ Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang ā€œmungkin sajaā€ ASI benar kurang antara lain: 1.Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering kali menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu. Disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu 2.Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu 3. Tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau 4.Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau ASI tidak ā€œdatingā€, pasca lahir. šŸ ¶ Walaupun ada tanda-tanda tersebut perlu diperiksa apakah tanda-tanda tersebut dapat dipercaya. Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain : 1.BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan 2.BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali 3.Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam; cairan urin pekat, baud an warna kuning.
  • 11. 2. Ibu yang Bekerja šŸ ¶ Seringkali alas an pekerjaan membuat seseorang ibu berhenti menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja : 1. Susuilah bayi sebelum ibu bekerja 2. ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat kerja 3. Kosongkan payudara di tempat kerja, setiap 3-4 jam 4. ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat ibu bekerja 5. Pada saat ibu dirumah, sesering mungkin bayi disusui 6. Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum kembali bekerja 7. Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui nayinya.
  • 12. Masalah Pengeluaran ASI (Pada Keadaan Khusus)
  • 13. Masalah Pada Ibu ibu dan bayi a. Ibu melahirkan dengan bedah Caesar šŸ ¶ Segera rawat gabung,jika kondisi membaik,dan menyusui segera. b. Ibu sakit šŸ ¶ Ibu yang menderita Hepatitis dan AIDS, tidak diperkenankan untuk menyusui, namun pada masyarakat yang tidak dapat membeli PASI, ASI tetap dianjurkan. bahaya bagi ibu maupun janin, perlu c. Ibu hamil šŸ ¶ Tidak ada diperhatikan untuk makan lebih banyak. Jelaskan perubahan yang dapat terjadi: ASI berkurang, kontraksi uterus.
  • 14. Masalah Pada Bayi 1. Bayi sering menangis 2. Bayi bingung putting 3. Bayi prematur 4. Bayi kuning 5. Bayi Sakit 6. Bayi sumbing 7. Bayi dengan lidah pendek ( Lingual Frenulum ) 8. Bayi yang memerlukan perawatan
  • 16. Menyusui Bayi Prematur šŸ ¶ Susui dengan sering,walau pendek-pendek, rangsang dengan sentuh langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih, jika tidak dapat menghisap berikan dengan pipa nasogastrik, tangan, dan sendok. šŸ ¶ Uraian sesuai dengan umur bayi : 1. Bayi umur kehamilan <30 mgg :BBL <1250 gr. ā€¢ Biasanya diberi cairan infus selama 24-48 jam. Lalu diberikan ASI menggunakan pipa nasogastric. 2. Usia 30-32 mgg :BBL 1250 ā€“ 1500 gram. ā€¢ Dapat menerima ASI dari sendok, 2 kali sehari, namun masih menerima makanan lewat pipa, namun lama kelamaan makanan pipa makin berkurang dan ASI ditingkatkan. 3. Usia 32-34 mgg :BBL 1500-1800 gram. ā€¢ Bayi mulai menyusui langsung dari payudara namun perlu sabar. 4. Usia >34 mgg: BBL >1800 gram. ā€¢ Mendapatkan semua kebutuhan dari payudara.
  • 17. Pengaruh Masalah Anatomi dan Struktural Pada Reflek Menghisap
  • 18. 1. Payudara Bengkak šŸ ¶ Sekitar hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan, payudara sering terasa lebih penuh, tegang, serta nyeri. Keadaan seperti itu disebut engorgement (payudara bengkak) yang disebabkan oleh adanya statis di vena dan pembuluh darah bening. Hal ini merupakan tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi. šŸ ¶ Untuk mencegah terjadinya payudara bengkak, beberapa cara yang dianjurkan antara lain sebagai berikut : 1. Menyusui bayi segera setelah lahir, apabila keadaan memungkinkan. 2. Menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand / sesuka bayi). 3. Keluarkan asi dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi. 4. Lakukan perawatan payudara pasca persalinan secara teratur. 5. Lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari puting ke arah payudara untuk mengurangi peningkatan peredaran darah dan terjadinya statis di pembuluh darah dan pembuluh getah bening dalam payudara
  • 19. 1. Payudara Bengkak šŸ ¶ Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi payudara bengkak adalah sebagai berikut : a. Setiap 2 jam sekali sebelum menyusui kompreslah payudarah dengan lap bersih atu dengan daun pepaya basah b. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga puting lebih mudah ditangkap/diisap oleh bayi. c. Bila bayi belum dapat menyusu, asi dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan berikan pada bayi dengan cangkir atau sendok. d. Tetap mengeluarkan asi sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi. e. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, dankompres hangat untuk memudahkan bayi mengisap (menangkap) puting susu. f. Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit. g. Lakukan pemijatan pada daerah payudarah yang bengkak, bermanfaat untuk membantu memperlancar pengeluaran asi. h. Pada saat menyusui sebaiknya ibu tetap rileks i. Makan-makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbanyak minum. j. Jika ibu yang sedang menyusui terserang penyakit seperti : pilek, usahakan tetap memberikan asi dengan meutup mulut dn hidung dengan masker.
  • 20. 2. Kelainan Puting Susu šŸ ¶ Kebanyakan ibu tidak memiliki kelainan anatomis payudara. Meskipun demikian, kadang-kadang dijumpai juga kelainan antomis yang menghambat kemudahan bayi untuk menyusui, misalnya puting susu datar atau puting susu terpendam (tertarik ke dalam). Disamping kelainan anatomis, kadang dijumpai pula kelainan puting yang disebabkan oleh suatu proses, misalnya tumor.
  • 21. 2. Kelainan Puting Susu šŸ ¶ Puting Susu Datar Apabila areola dijepit antara jari telunjuk dan ibu jari di belakang puting, puting yang normal akan menonjol keluar, bila tidak, berarti puting datar. Ketika menyusui puting menjadi lebih tegang dan menonjol karena otot polos puting berkontraksi, meskipun demikian pada keadaan puting datar akan tetap sulit ditangkap/diisap oleh mulut bayi.
  • 22. 2. Kelainan Puting Susu šŸ ¶ Puting Susu Terpendam (tertarik ke dalam) Sebagian atau seluruh puting susu tampak terpendam atau masuk ke dalam areola (tertarik ke dalam). Hal ini karena ada sesuatu di bawahnya yang menarik puting ke dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan puting tersebut seharusnya sudah dapat diketahui sejak hamil atau sebelumnya sehingga dapat diperbaiki dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah payudara, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah berlawanan. Perlu diketahui bahwa tidak semua kelainan tersebut di atas dapat dikoreksi dengan cara tersebut. Untuk itu, ibu menyusui dianjurkan untuk mengeluarkan ASI-nya dengan manual (tangan) atau pompa kemudian diberikan pada bayi dengan sendok/pipet/gelas.
  • 23. 3. Putting Susu Nyeri (Sore Nipple) dan Putting Susu Lecet (Cracked Nipple) šŸ ¶ Puting susu nyeri pada ibu menyusui biasanya terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut: a. Posisi bayi saat menyusu yang salah, yaitu puting susu tidak masuk kedalam mulut bayi sampai pada areola sehingga bayi hanya mengisap pada puting susu saja. Hisapan/tekanan terus menerus hanya pada tempat tertentu akan menimbulkan rasa nyeri waktu diisap, meskipun kulitnya masih utuh. b. Pemakaian sabun, lotion, cream, alkohol dan lain-lain yang dapat mengiritasi puting susu c. Bayi dengan tali lidah (frenulum linguae) yang pendek sehingga menyebabkan bayi sulit mengisap sampai areola dan isapan hanya pada putingnya saja. d. Kurang hati-hati ketika menghentikan menyusu (mengisap).
  • 24. 3. Putting Susu Nyeri (Sore Nipple) dan Putting Susu Lecet (Cracked Nipple) šŸ ¶ Puting susu nyeri biasanya dapat disembuhkan setelah memperhatikan tehnik menyusui yang benar, khususnya letak puting dalam mulut bayi, yaitu bibir bayi menutup areola sehingga tidak nampak dari luar, puting di atas lidah bayi, areola di antara gusi atas dan bawah. Untuk menghindari puting susu nyeri atau lecet, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, lotion, cream, dan obat-obat yang dapat mengiritasi. 2. Sebaiknya selesai menyusukan untuk melepaskan hisapan bayi, tekanlah dagu bayi atau pijit hidungnya atau masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke mulut bayi. 3. Ibu dianjurkan tetap menyusui bayinya mulai dari puting yang tidak sakit serta menghindari tekanan lokal pada puting dengan cara merubah-rubah posisi menyusui. Untuk puting yang sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui. šŸ ¶ Apabila dengan tindakan tersebut di atas puting tetap nyeri, sebaiknya dicari sebab-sebab lain (misalnya moniliasis). Puting susu lecet/luka akan memudahkan terjadinya infeksi pada payudara (mastitis).
  • 25. 4. Saluran Susu Tersumbat (Obstructive Duct) šŸ ¶ Saluran susu tersumbat (obstructive duct) adalah suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh tekanan jari waktu menyusui atau pemakaian BH yang terlalu ketat. Hal ini juga dapat terjadi karena komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang mengakibatkan kumpulan ASI dalam saluran susu tidak segera dikeluarkan sehingga merupakan sumbatan. Sumbatan ini pada wanita yang kurus dapat terlihat dengan jelas sebagai benjolan yang lunak pada perabaannya.
  • 26. 4. Saluran Susu Tersumbat (Obstructive Duct) šŸ ¶ Untuk mengatasi terjadinya saluran susu tersumbat (obstructive duct) ada beberapa hal yang dianjurkan, antara lain. 1. Sebaiknya ibu melakukan perawatan payudara setelah melahirkan dengan teratur agar tidak terjadi stasis dalam payudara yang mengakibatkan terjadinya radang payudara (mastitis). 2. Gunakan BH dengan desain menopang (menyangga), bukan menekan payudara. 3. Keluarkan ASI setiap kali selesai menyusui bila payudara masih terasa penuh. šŸ ¶ Sumbatan saluran susu ini harus segera diatasi karena dapat berlanjut menjadi radang payudara (mastitis). Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara dapat diberikan kompres hangat dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui dengan tujuan mempermudah bayi mengisap puting susu dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara.
  • 27. 5. Radang Payudara (Mastitis) šŸ ¶ Radang payudara (mastitis) adalah infeksi yang menimbulkan reaksi sistemik (seperti demam) pada ibu. Hal ini biasanya terjadi pada 1-3 minggu setelah melahirkan dan sebagai komplikasi saluran susu tersumbat. Keadaan ini biasanya diawali dengan puting susu lecet/luka. Gejala- gejala yang bisa diamati pada radang payudara antara lain kulit nampak lebih merah, payudara lebih keras serta nyeri dan berbenjol-benjol (merongkol).
  • 28. 5. Radang Payudara (Mastitis) šŸ ¶ Keadaan ini disebabkan kurangnya asi diisap/dikeluarkan atau dikeluarkan penghisapan yang tidak efektif, dapat juga karena kebiasaan menekan payudarah dengan jari atau karena tekanan baju atau bra, serta pengeluaran asi yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung. šŸ ¶ Ada 2 jenis mastitis, yaitu yang terinfeksi milk statis disebut non infective mastitis dan yang telah terinfeksi bakteri : infective mastitis. Lecet pada kulit yang mengundang infeksi bakteri.
  • 29. 5. Radang Payudara (Mastitis) šŸ ¶ Untuk mengatasi hal tersebut di atas, ibu perlu dianjurkan agar tetap menyusui bayinya supaya tidak terjadi stasis dalam payudara yang cepat menyebabkan terjadinya abses. šŸ ¶ Ibu perlu mendapatkan pengobatan (Antibiotika, antipiretik/penurun panas, dan analgesik/pengurang nyeri) serta banyak minum dan istirahat untuk mengurangi reaksi sistemik (demam). šŸ ¶ Bila mana mungkin, ibu dianjurkan melakukan senam laktasi (senam menyusui) yaitu menggerakkan lengan secara berputar sehingga persendian bahu ikut bergerak ke arah yang sama. Gerakan demikian memperlancar peredaran darah payudara sehingga statis dapat ini akan membantu dan limfe di daerah dihindari yang berarti mengurangi kemungkinan terjadinya abses payudara.
  • 30. 6. Abses Payudara šŸ ¶ Kelanjutan/komplikasi dari radang payudara akan menjadi abses. Hal ini disebabkan oleh meluasnya peradangan dalam payudara tersebut dan menyebabkan ibu tampak lebih parah sakitnya, payudara lebih merah mengkilap, benjolan tidak sekeras seperti pada radang payudara (mastitis), tetapi tampak lebih penuh/bengkak berisi cairan. Bila payudara seperti ini perlu segera diperiksakan ke dokter ahli supaya mendapat tindakan medis yang cepat dan tepat. Mungkin perlu dilakukan tindakan insisi untuk drainase, pemberian antibiotik dosis tinggi dan analgesik. šŸ ¶ Ibu dianjurkan banyak minum dan istirahat. Bayi dihentikan untuk menyusui sementara waktu pada payudara sakit dan setelah sembuh dapat disusukan kembali. Akan tetapi, bayi tetap bisa menyusui pada payudara yang sehat tanpa dijadwal (sesuka bayi).
  • 31. 7. Air Susu Kurang šŸ ¶ Dugaan makin kuat apabila bayi sering menangis/bayi menolak menyusu, tinja bayi keras kering atau berwarna hijau, payudara tidak membesar selama kehamilan atau asi tidak keluar pasca kelahiran, berat bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram perbulan, berat badan bayi dalam waktu 2 minggu belum kembali, mengompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam cairan urine pekat bau berwarna kuning. pada ibunya dan terasa kosong/lembek meskipun produksi ASI cukup lancar. šŸ ¶ Menilai kecukupan ASI sebenarnya bukan dari hal tersebut di atas tapi terutama dari berat badan bayi. Apabila ibu mempunyai status gizi yang baik, cara menyusui benar, secara psikologis percaya diri akan kemauan dan kemampuan untuk bisa menyusui bayinya serta tidak ada kelainan pada payudaranya maka akan terjadi kenaikan berat badan pada 4-6 bulan pertama usia bayi. Hal ini dapat dilihat dari KMS (Kartu Menuju Sehat) yang diisi setiap kali penimbangan di Posyandu. Apabila tidak terjadi kenaikan berat badan bayi sesuai dengan usianya biasanya hal ini disebabkan oleh jumlah ASI yang tidak mencukupi sehingga diperlukan tambahan sumber gizi yang lain.
  • 32. Daftar Pustaka šŸ ¶ https://www.academia.edu/42576892/Makalah_Cara_Menyusui_Yang_Ben ar_Dan_Masalah_Dalam_Pembarian_ASI šŸ ¶ http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/masalah- masalah_dalam_menyusui.pdf