2. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama,
utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat
alamiah.
Hampir semua ibu dapat dengan sukses
menyusui, diukur dari permulaan pemberian ASI
dalam jam pertama kehidupan bayi, menyusui
secara eksklusif untuk 6 bulan pertama dan
meneruskan menyusui (bersama dengan
memberikan makanan pelengkap yang sesuai)
hingga usia 2 tahun atau lebih.
Namun demikian, sejumlah kecil kondisi
kesehatan bayi atau ibu dapat membenarkan
alasan untuk ibu tidak menyusui sementara atau
4. A. Gangguan Masa Antenatal
Puting terbenam (Retracted/Inverted Nipples) dan
Puting rata (Flat Nipples). Masalah ini diperbaiki dengan
meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah
payudara, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah
berlawanan (The Hoffman Technique),dll
Beberapa literatur merekomendasikan menggunakan pompa
payudara untuk menarik puting yang terbenam seperti
kondom puting dan rubber band
5. 1. Metode kondom puting (supple
cup)
Horwitz JB. The Use of Supple Cups for Flat, Retracting, and Inverted Nipples. Clin Lac [serial online]
2011 [diunduh 31 Agustus 2015];2(3):[4 screens]. Tersedia dari: URL: www.clinicallactation.org.
Ditemukan oleh Ron Daley. Supple cup berbentuk silikon kecil, digunakan oleh
ibu hamil dimulai pada usia kehamilan 37 minggu untuk menghindari
kemungkinan kontraksi selama 15 menit sampai 4 jam sehari didalam bra.
Diameter supple cup tersedia dalam empat ukuran mulai dari 12,5 mm sampai 16
mm.
Cara: Oleskan sedikit lanolin ke tepi supple cup. Letakkan supple cup ke puting
dan remas dasar supple cup dengan lembut ke arah puting, supple cup spt
vakum lembut yang menarik puting ke dalam supple cup.
Hasil: 10 dari 12 wanita (83%) mampu melakukan perlekatan dan menyusui
setelah menggunakan supple cup. Delapan wanita (67%) akhirnya ASI eksklusif
pada bayi mrka
6. 2. Metode rubber band
Penelitian ini dilakukan pada 19 ibu post partum yang mengalami
masalah putting datar dan terbenam selama periode 6 bulan. Ibu
post partum diintervensi untuk menggunakan rubber band selama
menyusui sampai mereka yakin bayi menempel tanpa rubber band.
Para ibu diberi pilihan untuk memberi makan ASI jika mereka
memiliki kesulitan dalam menyusui bayi pada payudara bahkan
setelah menggunakan band.
Tindak lanjut dilakukan pada hari ke-3, hari 7, dan 4 minggu. Selama
periode tindak lanjut, informasi yang dikumpulkan mengenai praktik
menyusui, komplikasi (misalnya nyeri, band tergelincir, dll), dan
apakah ibu masih menggunakan metode atau tidak.
Chakrabarti K, Basu S. Management of flat or inverted nipples with simple rubber bands. Breast Med. 2011;0(0):1─5.
8. Proses ini pada dasarnya
menempatkan karet gelang
(lateks) sekitar pangkal puting,
sehingga membuatnya
menonjol.
Rubber band ini dapat
dipasang dengan tangan, tapi
lebih nyaman menggunakan
jarum suntik. Standar keliling
tepi lateks yang dianjurkan
adalah sekitar 10 cm.
Hasil: 3 % bayi pada ibu yang
dipasang rubber band bisa
mencapai perlekatan yang baik
dalam waktu 3 hari, dan
sisanya pada akhir bulan, tidak
ada komplikasi seperti sakit
atau tergelincir dari band yang
dilaporkan.
Chakrabarti K, Basu S. Management of flat or inverted nipples with simple rubber bands. Breast Med. 2011;0(0):1─5.
9. B. Gangguan Masa Pasca Persalinan Dini
1. Puting Lecet (Sore Nipples)
Dalam beberapa literatur, penelitian tentang
mencegah atau mengobati puting lecet :
Mohammad zadeh et al
ASI untuk penyembuhan yang lebih baik .
Tanchev et al
lanolin murni (Lansinoh) baik untuk
pencegahan dan pengobatan.
10. Kuscu et al
Air hangat dan sabun yang mirip dengan
dexpanthenol dapat mencegah nyeri puting.
Melli et al
Gel peppermint untuk puting lecet lebih efektif
bila dibandingkan dengan plasebo dan lanolin.
11. Oguz S, Isik S, Cakir Gungor AN, Seker M, Ogretmen Z. Protective efficacy of olive oil for sore
nipples during nursing. J Family Med Community Health. 2014;1(4):1021.
Posisi menyusui yang benar.
Kantong teh hijau yang direndam dengan air
hangat, minyak kelapa murni, madu dan
kompres air hangat membantu proses
penyembuhan puting lecet.
Minyak zaitun terdiri dari flavonoid,
antioksidan, antibakteri, anti jamur, senyawa ini
juga telah teruji untuk berbagai gangguan kulit,
seperti dermatitis atopik, ruam popok, dan
perawatan kulit bayi prematur.
12. 2. Bengkak pada Payudara (Engorgement)
Pengobatan untuk pembengkakan payudara
bisa dilakukan dengan akupuntur, daun kubis,
kompres gel dingin, pengobatan farmakologi.
Selain itu, pemijatan dengan lembut, sering
menyusui, posisi menyusui yang benar, dan
kompres hangat pada payudara bisa
meringankan nyeri.
13. 3. Mastitis
Penatalakasanaan mastitis:
Pendidikan kesehatan dan peer support pada
waktu antenatal.
Pengosongan ASI yang adekuat dengan
pompa atau manual.
14. Pijatan sebelum dan selama menyusui untuk
memfasilitasi pengeluaran ASI dari payudara
dan melembutkan jaringan payudara ketika
mengalirkan ASI.
Menghindari stress.
Penggunaan antibiotic provilaksis.
Pada dasarnya ibu masih dapat melanjutkan proses menyusui ,
bila menyusui sangat menyakitkan, ASI harus tetap dikeluarkan
untuk mencegah progresivitas penyakit
15. 4. Abses Payudara
Abses payudara disebabkan
oleh bakteri paling sering
staphylococcus aureus yang
masuk melalui laserasi kecil
pada kulit seperti puting retak,
puting lecet dan berkembang
biak di saluran laktiferus
stagnan. Tanda dan gejala
abses payudara adalah
terdapat benjolan, nyeri,
kemerahan, bengkak, demam
dan malaise, serta pembesaran
kelenjar getah bening aksila
16. Taylor dan Way menjelaskan tindakan
pengobatan abses payudara:
Analgesik :
ibuprofen dianggap paling efisien membantu
untuk mengurangi peradangan dan edema.
Parasetamol sebagai alternatif. Tramadol dan
opioid lainnya dihindari karena memiliki efek
depresan sistem saraf pusat pada bayi baru
lahir.
Menggunakan penyangga payudara yang
menopang untuk mengurangi pergerakan
organ sehingga rasa sakit dan edema dapat
berkurang.
17. Peran daun kubis: kompres daun kubis efektif
mengurangi rasa sakit dan pembengkakan payudara.
Mengosongkan payudara : pengosongan payudara
merupakan aspek penting dalam manajemen infeksi
payudara yang kadang-kadang diabaikan
Menyusui harus dilanjutkan pada payudara yang tidak terkena
abses, menyusui dari payudara yang
terkena dapat dilanjutkan setelah perawatan mulai.
Kataria K, Sriwastava A, Dhar A. Management of lactational mastitis and breast abscesses: review of current knowledge and
practice. Indian J Surg. (November–December 2013) 75(6):430–435. DOI 10.1007/s12262-012-0776-1.
18. Gangguan Masa Persalinan
Lanjut
Sindrom ASI Kurang
Penyebab ASI berkurang yaitu adanya
sumbatan pada payudara, posisi yang salah
saat menyusui, dan penggunaan alat
kontrasepsi.
Kenyataannya, ASI sebenarnya tidak kurang.
Sehingga terkadang timbul masalah bahwa
ibu merasa ASInya tidak mencukupi dan ada
keinginan untuk menambah dengan susu
formula.
19. Masalah Menyusui pada
Keadaan Khusus
1. Ibu Melahirkan
dengan Sectio
Caesarea (SC)
IMD bisa dilakukan
oleh ibu dengan
persalinan SC bila
kondisi fisik ibu
memungkinkan.
Selanjutnya segera
rawat gabung.
20. 2. Ibu yang Sakit
Ibu terinfeksi HIV diminta memilih ASI eksklusif
atau susu formula eksklusif. Sangat tidak
dianjurkan untuk menyusui campur (mix feeding)
karena berdampak kurang optimalnya
perlindungan yang diberikan ASI terhadap bayi.
Apabila ibu memilih memberikan susu formula
Eksklusif maka harus memenuhi persyaratan
AFASS: – Acceptable – Feasible–Affordable–
Sustainable–Safe.
Menghentikan ASI sementara dibenarkan bila ibu
menderita penyakit yang sangat berat misalnya
sepsis, gagal jantung, gagal ginjal atau kanker.
Ibu dengan penyakit Virus Herpes Simplex tipe 1
(HSV-1): kontak langsung antara luka pada
payudara ibu dan mulut bayi sebaiknya dihindari
sampai semua lesi aktif telah diterapi hingga
tuntas.
UNICEF/WHO. 2009. Alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-
bin/sis/ htmlgen?LACT. diakses tanggal 10 September 2015
21. Lanjutan…
Ibu dalam pengobatan: Obat-obatan
psikoterapi jenis penenang, obat anti-epilepsi
dan opioid dan kombinasinya, Radioaktif iodin-
131 , Penggunaan yodium atau yodofor topikal
(misalnya povidone-iodine) secara berlebihan,
terutama pada luka terbuka atau membran
mukosa, dapat menyebabkan penekanan
hormon tiroid atau kelainan elektrolit pada bayi
yang mendapat ASI dan harus dihindari, dan
sitotoksik kemoterapi mensyaratkan bahwa
seorang ibu harus berhenti menyusui selama
terapi.
22. Lanjutan…
Ibu dengan Tuberkulosis: ibu dan bayi harus
diterapi sesuai dengan pedoman tuberkulosis
nasional
Penggunaan nikotin, alkohol, ekstasi, amfetamin,
kokain, dan stimulan sejenis oleh ibu telah terbukti
memiliki efek berbahaya pada bayi yang disusui;
Alkohol, opioid, benzodiazepin dan ganja dapat
menyebabkan sedasi pada ibu dan bayi.
Ibu harus didorong untuk tidak menggunakan zat-
zat tersebut, dan diberi kesempatan dan
dukungan untuk tidak lagi terlibat di dalamnya.
UNICEF/WHO. 2009. Alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-
bin/sis/ htmlgen?LACT. diakses tanggal 10 September 2015
23. Depkes, RI, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
IndonesiaNomor450/MENKES/IV/ Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di
Indonesia, Jakarta
3. Ibu Hamil
Kandungan ASI dari ibu hamil yang sedang
menyusui akan memiliki kuantitas dan kualitas
yang berkurang apalagi memasuki usia
kehamilan trimester kedua.
sepanjang ibu sehat tidak ada teori yang
membuktikan menyusui dapat memicu
keguguran atau persalinan prematur. Menyusui
dapat diteruskan jika kondisi kehamilan
dinyatakan sehat dan normal oleh dokter dan
usia bayi di bawah 6 bulan.
24. Masalah Menyusui Pada Bayi
1. Bingung Puting (Nipple confusion)
Neifert et.al membagi bingung puting menjadi
2 :
tipe A kesulitan neonatus dalam menempelkan
dan menghisap ASI dari payudara,
tipe B bayi yang menolak menyusu melalui
payudara ibu dan lebih memilih menyusu dari
botol karena bayi tidak mampu untuk
beradaptasi dengan mekanisme menghisap
yang berbeda antara payudara ibu dan botol.
25. Lanjutann…
Zimmerman E, Thompson K. Clarifying nipple confusion. J Perin. 2015:1─5.
Tanda-tanda: mengisap puting seperti
menghisap dot, menghisap terbutus-putus dan
sebentar, bayi menolak menyusu.
Tindakan: Membatasi penggunaan dot dalam
memberikan susu, jika terpaksa berikan
dengan sendok atau pipet.
Bayi yang menggunakan dot pada 1 bulan
pertama ASI akan beresiko 4 kali lebih besar
untuk mengalami bingung puting.
26.
27. 2. Bayi Kembar
Posisi yang
disarankan untuk
menyusui bayi kembar
adalah football hold,
Cradle hold, dan
kombinasi keduanya
(posisi sejajar)
Cinar DN, Alvur MT, Kose D, Nemut T.
Breastfeeding twins: a qualitative study. J health
popul nutr. 2013 Dec;3(1):504-509
28.
29.
30.
31. 3. Bayi dengan Lidah Pendek (Tongue-tie)
Kondisi ini terjadi jika
frenulum (jaringan ikat yang
menghubungkan dasar
lidah dengan ujung lidah
bagian bawah/ tali lidah)
lidah bayi terlalu pendek
sehingga mobilitas lidah
terbatas
32. Cara menyusui :
Ibu membantu dengan menahan kedua bibir
bayi segera setelah bayi dapat menangkap
puting dan areola dengan benar.
Sebaiknya langsung menemui
konselor/konsultan laktasi untuk diperiksakan
dengan memperbaiki dulu posisi dan
perlekatan menyusui. Bila hal ini tidak
membantu, maka pada lidah bayi perlu
dilakukan tindakan frenotomi.
33. 4. Bayi dengan Bibir Sumbing
Bayi dengan bibir sumbing sulit
melekat di payudara ibu dan sulit
mengisap ASI
Jika bayi tidak bisa menyusu,
perah ASI dan berikan dengan
menggunakan sendok, pipet,
atau dot panjang.
Jika bibir yang sumbing tidak
parah, susui bayi. Masukkan
satu jari ibu untuk menutup
rongga di mulut bayi, agar
rongga itu “terisi” dan bayi bisa
mengisap normal.
34. 5. Bayi Prematur
Bayi yang lahir usia 28 minggu sudah dapat meraih
payudara ibu, usia 30 minggu dapat melekat dan
menyusu langsung, usia 32 minggu dapat menyusu
penuh.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa metabolisme bayi
prematur jauh lebih stabil ketika kontak kulit ke kulit di
bandingkan dalam inkubator.
Ibu yang melakukan metode Kangguru ini dapat
memproduksi ASI lebih banyak, ia dapat menyusui
bayinya lebih segera dan bayi akan menyusu lebih
baik.
Bayi-bayi di mana ASI tetap merupakan pilihan
makanan terbaik tetapi mungkin membutuhkan
makanan lain selain ASI untuk jangka waktu terbatas
38. Bayi yang seharusnya tidak menerima ASI atau
susu lainnya kecuali formula khusus:
Bayi dengan galaktosemia klasik: diperlukan formula khusus
bebas galaktosa.
Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup mapel/maple
syrup urine disease: diperlukan formula khusus bebas leusin,
isoleusin dan valin.
Bayi dengan fenilketonuria: dibutuhkan formula khusus bebas
fenilalanin (dimungkinkan beberapa kali menyusui, di bawah
pengawasan ketat).
Bayi baru lahir yang berisiko hipoglikemia berdasarkan
gangguan adaptasi metabolisme atau peningkatan
kebutuhan glukosa (seperti pada bayi prematur, kecil untuk
umur kehamilan atau yang mengalami stres iskemik /
intrapartum hipoksia yang signifkan, bayi-bayi yang sakit dan
bayi yang memiliki ibu pengidap diabetes) jika gula darahnya
gagal merespon pemberian ASI baik secara langsung
maupun tidak langsung.
UNICEF/WHO. 2009. Alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-
bin/sis/ htmlgen?LACT. diakses tanggal 10 September 2015