Dokumen tersebut membahas tentang gizi dan ibu menyusui, meliputi anatomi dan fisiologi laktasi, refleks menyusui pada ibu dan bayi, stadium menyusui, faktor yang berhubungan dengan produksi ASI, makanan untuk ibu menyusui, cara menyusui, dan masalah yang dihadapi ibu menyusui beserta cara mengatasinya.
2. Sub Pokok Bahasan
Anatomi & fisiologi Laktasi
Refleks Menyusui pada Ibu & Bayi
Stadium Menyusui
Faktor yang berhubungan dg Produksi ASI
Makanan utuk Ibu menyusui
Bagaimana cara menyusui
3.
4. Masa hamil ukuran payudara bertambah
besar. (2 – 3 x wanita normal)
Ini disebabkan proliferasi sel-sel yg
memproduksi ASI
Sekresi cairan tersebut krn pengaruh
hormon laktogen dari plasenta & hormon
prolaktin dari hipofise
Setelah persalinan dg terlepasnya placenta,
kadar esterogen & progesterone menurun
sedangkan prolaktin tetap tinggi shg ASI dpt
di sekresi
FISIOLOGI LAKTASI
8. REFLEK LAKTASI
1. The milk production reflex : reflek yg timbul
akibat rangsangan pd puting susu shg tjd
sekresi hormon prolaktin.
Hormon ini menyebabkan sel-sel dlm alveoli
membentuk susu
2. The let down reflex : reflek yg menekan air
susu ke bagian depan payudara krn hormon
oksitosin menyebabkan sel-sel otot di sekeliling
alveoli berkontraksi.
9. Pada proses laktasi tdpt 3 mcm reflek pd bayi, yaitu :
Refleks mencari puting (Rooting reflex)
– Bila pipi bayi disentuh, ia akan menoleh kearah sentuhan.
– Bila bibir bayi disentuh ia akan membuka mulut dan
berusaha untuk mencari puting untuk menetek
Refleks menghisap (Suckling reflex)
– Refleks tjd krn rangsangan puting pd palatum durum bayi
bila areola masuk ke dlm mulut bayi.
– Areola & puting tertekan gusi, lidah & langit – langit shg
menekan sinus laktiferus yg berada dibawah areola.
– Selanjutnya tjd gerakan peristaltik yg mengalirkan ASI
keluar/kemulut bayi
Refleks menelan (Swallowing reflex)
– ASI dlm mulut bayi menyebabkan gerakan otot menelan.
10.
11. Menurut stadium laktasi dibagi 3, yaitu :
–Kolostrum,
–Air susu transisi/peralihan dan
–Air susu matur (mature).
12. Kolustrum :
mrp cairan yg pertama kali disekresi o/ kelenjar
mamma,kolustrum ini berlangsung sekitar 3 – 4 hari
setelah ASI pertama kali keluar
Karakteritik Kolustrum
• Lebih kental dan berwarna kuning dari pada ASI mature
• Lebih banyak mengandung protein, antibodi
• Kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah dari ASI
mature
• Lebih tinggi mengandung mineral terutama sodium
dibandingkan ASI Matue
• Total energi hanya 58 kkal/100 ml
• Bila dipanaskan akan menggumpal
• lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol & lecitin
dibandingkan ASI Matue
• volume 150 – 300 ml/24 jam
13.
14.
15.
16. ASI masa peralihan
peralihan dari kolustrum menjadi ASI
mature. ASI peralihan berlangsung dari
hari ke-4 -10 dari masa laktasi
Karakteristik
• kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar
lemak & karbohidrat semakin tinggi
dibandingkan kolustrum
• volumenya semakin lebih tinggi daripada
kolustrum
17. ASI Mature
ASI yg disekresi pd hari ke-10 atau
setelah minggu ke-4 sampai ke-3, dan
seterusnya.
Kompisisi masa ini relatif konstan
Karakteristik
• Berwarna putih kekuningan
• Tidak menggumpal bila dipamaskan
• pH 6,6 – 6,9
• terdapat anti mikrobial faktor
• kadar air : 88 gram/100 ml
• Volume = 300 – 850 ml/24 jam
18. Jumlah prod. ASI tergantung besarnya cadangan lemak yg
tertimbun selama hamil & diet selama menyusui.
Keadaan gizi ibu semasa Hamil & setelah persalinan.
Keadaan emosional ibu.
Inisiasi ASI (awal pemberian ASI) = kapan bayi pertama
kali disusui. Makin cepat dtg permintaan melalui isapan
pertama bayi makin cepat pula dikeluarkan. dianjurkan agar
bayi menyusu sesegera mungkin (30 menit pertama setelah
kelahiran)
Kontrasepsi. bbrp kontrasepsi yg menggunakan hormon, ada
yg dpt menurunkan produksi ASI
Posisi menyusui. Posisi menyusui juga berpengaruh thd prod.
ASI. Posisi menyusui yg tidak tepat akan mengakibatkan
puting lecet dan akan mengganggu proses menyusui. Bayi
menjadi lebih jarang disusui karena ibu merasa sakit & ini
merupakan awal penurunan produksi ASI
19. Bayi tdk langsung disusukan
ASI tidak diperah
Jika payudara tetap penuh
maka akan terbentuk
Prolacting Inhbiting Factor
(PIF), yaitu zat yang
menghentikan pembentukan
ASI
22. Banyaknya makanan ibu menyusui disesuaikan
dg umur bayi & kebutuhan gizi ibu.
Prinsip : memenuhi kebutuhan gizi &
meningkatkan produksi ASI
Syarat :
- Susunan menu harus seimbang
- Dianjurkan minum 8 – 12 gelas/hari
- Menghindari mkn yg byk bumbu, terlalu
Panas/dingin, tdk menggunakan alkohol
- Dianjurkan banyak makan syr berwarna
23. Tabel 1. Tambahan
kebutuhan gizi ibu
hamil
NO
ZAT GIZI 0 – 6 BULAN 7 – 12 BULAN
1 Energi (kkal) 500 550
2 Protein (gr) 17 17
3 Vitamin A (RE) 350 350
4 Vitamin D (mg) 0 0
5 Vitamin E (mg) 4 4
6 Vitamin K (mg) - -
7 Thiamin (mg) 0,3 0,3
8 Riboflavin(mg) 0,4 0,4
9 Niasin (mg) 3 3
10 B 12 (mg) 0,4 0,4
11 Asam Folat (mg) 100 100
12 Piridoksin (mg) 0,5 0,5
13 Vitamin C (mg) 45 45
14 Kalsium (mg) 150 150
15 Fosfor (mg) - -
16 Besi (mg) 6 6
17 Seng (mg) 4.6 4.6
18 Yodium (mg) 50 50
19 Selenium 4.6 4.6
Sumber : AKG 2004
24. • Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu IBU mencuci kedua
tangan dg sabun sampai bersih.
• Sebelum menyusui bayi, kedua punting susu dibersihkan dg
kapas yang telah direndam terlebih dahulu dg air hangat.
• Waktu menyusui bayi, sebaiknya IBU harus duduk.
• Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu
kesebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.
• Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi
dibersihkan dengan kapas yang telah direndam dengan air
hangat.
• Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya
udara yang terhisap bisa keluar.
• Bila kedua payudara masih ada sisa ASI, supaya dikeluarkan
dengan alat pompa susu.
CARA MENYUSUI
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33. Akibat cara meletakan yg salah
– Nyeri & kerusakan putting
menyebabkan putting terasa nyeri
& lecet
– Hisapan bayi tidak efektif
menyebabkan payudara bengkak,
pengaliran ASI tidak normal.
Produksi ASI penjadi berkurang
– Bayi rewel & tidak puas
35. Puting susu datar atau
terbenam
Setelah bayi lahir puting susu datar atau
terbenam dapat dikeluarkan dg cara :
• Susui bayi secepatnya setelah lahir
• Susui bayi sesering mungkin (2 – 2 ½ jam), ini
akan menghindarkan payudara terisi penuh dan
memudahkan bayi untuk menyusu
• Massage payudara & keluarkan ASI scr manual
sebelum menyusui dpt membantu bila tdpt
bendungan payudara dan puting susu tertarik
kedalam
• Pompa ASI yg efektif dapat dipakai untuk
mengeluarkan puting susu waktu menyusui
36.
37.
38. Puting Susu Nyeri
– umumnya terjadi pd awal – awal menyusui.
– Perasaan sakit akan hilang setelah ASI keluar
– Cara menangani :
• Pastikan posisi menyusui sudah benar
• Mulai menyusui pd puting yg tidak sakit
• Segera setelah minum , keluarkan sedikit
ASI, oleskan di puting susu dan biarkan
payudara terbuka utk bbrp waktu sampai
puting susu kering
• Jangan membersihkan puting susu dg sabun
• Hindarkan puting susu menjadi lembab
39. Puting Susu Lecet
– Puting susu lecet dpt disebabkan oleh posisi menyusui yg
salah, tapi dpt pula disebabkan oleh Thrush (Candidates)
atau Dermatitis
– Cara Menanganni :
• Cari penyebab (posisi menyusui salah, Candidiasis atau
dermatitis)
• Obati penyebab terutama perhatikan posisi menyusui
• Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pd
payudara yg sakit untuk sementara memberikan
kesempatan lukanya sembuh
• Keluarkan ASI dari payudara yg sakit dg tangan (jangan
dengan pompa) u/ tetap mempertahankan kelancaran
pembentukan ASI
• Berikan ASI perah dg sendok atau gelas Jangan dg Dot
• Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula
– mula dg waktu yg lebih singkat
• Bila lecet > 1 minggu, rujuk ke Puskesmas
40. Payudara Bengkak
– Pada hari – hari pertama (2 - 4 jam), payudara sering
terasa penuh & nyeri disebabkan bertambahnya aliran
darah ke payudara bersamaan dg ASI mulai diprod. dlm
jumlah byk
– Penyebab :
• Posisi mulut bayi dan puting susu ibu yg salah
• Produksi ASI berlebih
• Terlambat menyusui
• Pengeluaran ASI yg jarang
• Waktu menyusui yg terbatas
– Cara mengatasi ;
• Susui bayi semau dia sesering mungkin tanpa jadwal &
tampa batas waktu
• Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan
bantuan tangan/pompa ASI yg efektif
• Sebelum menyusui u/ merangsang reflex oksitosin dapat
dilakukan : kompres hangat u/ mengurangi rasa sakit,
massage payudara, massage leher & punggung.
• Setelah menyusui, kompres air dingin u/ mengurangi
41. Perubahan sosil budayai
Ibu bekerja atau kesibukan sosial lainya
meniru teman/tetangga/org terkemuka menggunakan
susu botol
Faktor Psikologi
akut kehilangan daya tarik
Tekanan Batih
Faktor Fisik
Ibu Sakit (ex ; mastitis, abses payudara)
Kelainan pd bayi (kelainan met. sejak lahir & bibir
sumbing dan celah palatum
Kurangnya petugas kesehatan yang memberikan
informasi/dorongan tetang manfaat pemberian ASI
Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pegganti ASI
FAKTOR YG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48. ruangan tidak ber-AC, disarankan <4 jam. ber-AC, bisa
sampai 6 jam (suhu stabil)
Segera simpan ASI di lemari es setelah diperah. ASI ini bisa
bertahan sampai 8 hari
Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk
menyimpan botol ASI,sebaiknya ASI jangan disimpan > 3 x
24 jam.
ASI dapat disimpan dalam freezer biasa sampai 3 bln.
(jangan simpan ASI di bagian pintu freezer, krn bagian ini yg
mengalami perubahan dan variasi suhu udara terbesar.
Jika Ibu kebetulan memiliki freezer penyimpan daging yg
terpisah atau deep freezer yang umumnya memiliki suhu
lebih rendah dari freezer biasa, maka ASI hasil
pompa/perasan bahkan dapat disimpan s/d 6 bln
LAMA PENYIMPANAN ASI STLH DIPERAH
49.
50.
51.
52. SUMBER BACAAN
Soetjiningsih, Ed, 1997. Seri Gizi Klinik ASI petunjuk untuk tenaga
kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran (EGC), jakarta
Arisman, 2004. Buku Ajar Ilmu Gizi. Gizi Dalan Daur Kehidupan.
Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Jakarta
King Savage. F, 1993. Menolong Ibu Menyusui. Pedoman praktis bagi
para ibu dan petugas kesehatan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Depkes, RI, 2001. Manajemen Laktasi.Buku panduan bagi Bidan dan
petugas kesehatan di Puskesmas. Dirjen Bin. Kes. Masy. Direktorat Gizi
Masyarat.Jakarta
Akre James (1990). Pemberian Makanan Untuk Bayi. Dasar – dasar
Fisiologi. Sri Durjati (alih Bahasa) (1994). Perinasia. Jakarta
Krisnatuti, Dian. Hastoro, Indriyadi, (2000), Menu Sehat untuk Ibu
Hamil dan Menyusui. Puspa Swara. Jakarta
Moehji, Sjahmien, 2003. Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Papas
Sinar Sinanti, Jakarta
Supariasa,.I Dewa Nyoman. Bakri Bchyar. Fajar Ibnu (2002) Penilaian
Status Gizi. ECG. Jakarta