3. Definisi Pneumonia
• Pneumonia peradangan akut parenkim
paru yang disebabkan mikroorganisme
(Bakteri, virus, jamur, parasit)
4. Epidemiologi
• Kejadian pneumonia cukup tinggi di dunia,
yaitu sekitar 15% - 20%
• Di Indonesia, prevalensi kejadian pneumonia
pada tahun 2013 sebesar 4,5% (Kemenkes
2013)
• Pneumonia sering dijumpai pada lansia
• Kejadian terkena penyakit pneumonia di
Rumah Sakit di ICU lebih sering daripada di
ruangan umum dan 90% terjadi pada saat
ventilasi mekanik.
9. Definisi Pneumonia komunitas
• Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang
didapat di masyarakat , juga termasuk
pneumoniayang terjadi di rumah sakit dengan
masa inap kurang dari 48 jam
10. Etiologi Pneumonia Komunitas
• o Klebsiella pneumoniae 45,18%
• o Streptococcus pneumoniae 14,04%
• o Streptococcus viridans 9,21%
• o Staphylococcus aureus 9%
• o Pseudomonas aeruginosa 8,56%
• o Steptococcus hemolyticus 7,89%
• o Enterobacter 5,26%
• o Pseudomonas spp 0,9%
11. Diagnosis
• Foto thorax infiltrat/air bronchogram ditambah
dengan :
– Batuk
– Perubahan sputum menjadi purulen
– Suhu tubuh > 38 C
– Nyeri dada
– Sesak
– Pada pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda
konsolidasi. Suara napas bronkial dan ronki
– Leukosit > 10.000 atau < 4500
12. Pemeriksaan penunjang
Radiologi :
gambaran air
bronchogram.
Pemeriksaan labolatorium
•Leukosit : ˃10.000/ul atau < 4500
•hitungan jenis leukosit terdapat
pergeseran ke kiri
•Diagnosis etiologi : pemeriksaan
dahak, kultur darah dan serologi.
17. Tatalaksana Pneumonia komunitas
• Rawat jalan
- Suportif (istirahat , minum yang banyak, mukolitik dan ekspektoran )
-Antibiotik
Rawat Inap
• - Pemberian terapi oksigen
• - Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
• - Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
• -Antibiotik
18. Tabel 3. Rekomendasi Terapi Empiris (ATS 2001)
Kategori Keterangan Kuman Penyebab Obat Pilihan I Obat Pilihan II
Kategori I Usia penderita
< 65 tahun
-Penyakit Penyerta
(-)
-Dt berobat jalan
-S.pneumonia,
-M.pneumonia,
C.pneumonia
-H.influenzae
-Legionale sp -S.aureus
-Batang Gram (-)
- Klaritromisin
2x250 mg
- -Azitromisin
1x500mg
- Rositromisin 2x150
mg atau 1x300 mg
- Siprofloksasin 2x500mg atau
Ofloksasin 2x400mg
- Levofloksasin 1x500mg atau
Moxifloxacin 1x400mg
- Doksisiklin 2x100mg
Kategori II -Usia penderita > 65
tahun
- Peny. Penyerta (+)
-Dapat berobat jalan
-S.pneumonia H.influenzae
Batang gram(-) Aerob
S.aures M.catarrhalis
Legionalle sp
-Sepalospporin generasi
2
-Trimetroprim
+Kotrimoksazol
-Betalaktam
-Makrolid
-Levofloksasin
-Gatifloksasin
-Moxyfloksasin
Kategori III -Pneumonia berat.
- Perlu dirawat di
RS,tapi tidak perlu di
ICU
-S.pneumoniae
-H.influenzae
-Polimikroba termasuk
Aerob
-Batang Gram (-)
-Legionalla sp
-S.aureus
-M.pneumoniae
- Sefalosporin Generasi 2
atau 3
- Betalaktam +
Penghambat
Betalaktamase +makrolid
-Piperasilin + tazobaktam
-Sulferason
Kategori IV -Pneumonia berat
-Perlu dirawat di ICU
-S.pneumonia -Legionella
sp
-Batang Gram (-) aerob
- Sefalosporin
generasi 3 (anti
pseudomonas) +
-Carbapenem/
meropenem
-Vankomicin
19. Pneumonia nosokomial
• Pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang
terjadi setelah pasien 48 jam dirawat dirumah sakit
dan disingkirkan semua infeksi yang terjadi sebelum
masuk rumah sakit.
• Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah
pneumonia yang terjadi lebih dari 48 jam setelah
pemasangan intubasi endotrakeal.
20. Diagnosis Pneumonia Nosokomial
Menurut CDC
Onset pneumonia terjadi 48 jam setelah dirawat
di RS dan menyingkirkan semua infeksi yang
inkubasinya terjadi pada waktu masuk RS
Diagnosis pneumonia nosokomial ditegakkan
atas dasar :
Foto toraks : terdapat infiltrat baru atau
progresif
Ditambah 2 diantara kriteria berikut:
suhu tubuh > 38 ˚C
sekret purulen
leukositosis
Menurut CDC
Onset pneumonia terjadi 48 jam setelah dirawat
di RS dan menyingkirkan semua infeksi yang
inkubasinya terjadi pada waktu masuk RS
Diagnosis pneumonia nosokomial ditegakkan
atas dasar :
Foto toraks : terdapat infiltrat baru atau
progresif
Ditambah 2 diantara kriteria berikut:
suhu tubuh > 38 ˚C
sekret purulen
leukositosis
23. Lama Terapi
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang
tepat, optimal dan adekuat, penyebabnya bukan
P.aeruginosa dan respons klinis pasien baik serta
terjadi resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka
lama pengobatan adalah 7 hari.
Adapun durasi antibiotik yang lebih pendek atau
lebih lama dapat diberikan, tergantung pada tingkat
perbaikan parameter klinis, radiologis, dan
laboratorium.
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang
tepat, optimal dan adekuat, penyebabnya bukan
P.aeruginosa dan respons klinis pasien baik serta
terjadi resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka
lama pengobatan adalah 7 hari.
Adapun durasi antibiotik yang lebih pendek atau
lebih lama dapat diberikan, tergantung pada tingkat
perbaikan parameter klinis, radiologis, dan
laboratorium.