2. PENDAHULUAN
Infeksi adalah: Adanya suatu organisme
pada jaringan atau cairan tubuh yang
disertai suatu gejala klinis baik lokal
maupun sistemik.
Infeksi yang baru menunjukkan gejala
setelah 72 jam (3 HARI) selama pasien
berada dirumah sakit baru disebut infeksi
nosokomial
3. Infeksi yang didapat ketika penderita
dirawat di rumah sakit:
• Saat mulai dirawat tanda-tanda klinis (-).
• Saat mulai dirawat tidak dalam MI.
• Tanda-tanda klinis timbul sekurang-
kurangnya 2 kali 24 jam sejak mulai
perawatan.
4. Hal yang penting dalam nosokomial:
1. Mikroorganisme penyebab
2. Cara penularan
3. Daya tahan Tubuh Pasien
5. Sumber infeksi dan cara penularan:
1. Endogen
• Transmisi diluar habitat normalnya.
• Kerusakan jaringan.
• Terapi antibiotika
2. Eksogen/infeksi silang
• Kontak langsung antar pasien
• Melalui udara
• Petugas kesehatan (karier)
• Objek yang terkontaminasi.
Lingkungan:
• Air,area penampungan, produk steril, desinfektan Pseudomonas,
Acinetobacter, Mycobacterium
• Peralatan linen.
• Makanan
6. Kerentanan penderita
Usia yang ekstrim bayi atau usia tua. •
Penyakit kronis, radiasi, kemoterapi,
trauma. • Alat invasif
7. Mikroorganisme penyebab:
Kecenderungan untuk menjadi infeksi:
• karakteristik mikroorganime
• resistensi terhadap agen antimikrobial
• virulensi instrinsik
• jumlah atau inokulum dari material
infektif.
• Bakteri, virus, jamur.
• Resisten
8. Jenis infeksi nosokomial
Infeksi aliran darah primer (IADP)
• Infeksi luka operasi
• Infeksi saluran kemih nosokomial
• Hospital associated pneumonia (HAP) dan
ventilator associated pneumonia (VAP)
9. Tujuan program PPI (Program pencegahan
infeksi)
Melindungi pasien dari penularan infeksi
• Melindungi tenaga kesehatan dari tertular infeksi
• Melindungi pengunjung RS dan masyarakat sekitar dalam lingkungan
RS
• Melindungi lingkungan di dalam dan sekitar RS Melakukan program
PPI secara cost-effective, tepat guna dan hemat biaya
Melindungi pasien dari infeksi akibat kontak dengan pasien lain,
tenaga kesehatan, alat kesehatan dan lingkungan sekitar
Melalui:
• Kewaspadaan standar, berdasarkan transmisi, isolasi
• Surveilans dan penyelidikan kasus
10. Manfaat program PPI
Menekan dan menurunkan angka infeksi
RS
Meningkatkan kemungkinan hidup
Menekan dan menurunkan angka
kesakitan akibat infeksi
Memperpendek lama sakit dan lama hari
perawatan
Mempercepat penyembuhan
11. Melindungi tenaga kesehatan
Kewaspadaan standar, berdasarkan
transmisi, isolasi •
Surveilans dan penyelidikan kasus
Pendidikan dan pelatihan
berkesinambungan
Imunisasi dan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
12. Pencegahan infeksi nosokomial
Surveilans nasional
Membatasi transmisi asepsis, isolasi, sterilisasi dan
disinfeksi.
Perbaikan alat invasif minimalisasi, asepsis, disain baik.
Pengontrolan antibiotika.
Nutrisi baik, vaksinasi, dan antibiotika profilaksis.
Pencegahan infeksi staf RS.
Peningkatan teknik perawatan dan pendidikan staf.
Pengembangan teknik mikrobiologi epidemiologi.
13. Elemen pendukung
Tanggung jawab semua
Praktek higiene (mencuci tangan, isolasi).
Berperan dalam komite pengendalian infeksi.
Membantu tim pengendalian infeksi.
Mengikuti pedoman komite pengendalian infeksi.
Pengambilan spesimen mikrobiologi yang sesuai
Melaporkan kasus infeksi nosokomial
Terapi yang sesuai untuk infeksi
Mengikuti rekomendasi Komite Pemakaian Antibiotika
Nasehat kepada pasien, pengunjung dan staf
14. Pencehagan infeksi nosokomial
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP):
Teknik asepsis
Pemakaian sesingkat mungkin.
Persiapkan cairan infus secara aseptik, sesaat sebelum pemakaian.
Personel terlatih.
Tanda infeksi periksa tiap hari. Prevention of Hospital Acquired
Infections
Kateter intravena perifer: insersi di kulit kepala, tangan dan kaki. •
Anak rekomendasi frekuensi pencabutan kateter belum ada.
Cabut kateter bila tanda infeksi (+).
IV line diganti setelah transfusi darah, intralipid, dan untuk
discountinous perfusion.
Kateter sentral: IV line diganti setiap tiga hari.
15. Infeksi saluran napas: Pada VAP di ICU:
• Tindakan disinfeksi dan perawatan respirator, humidifier
yang sesuai untuk menghindari kontaminasi.
• Hindari pemberian antasid dan penghambat H2.
• Suction yang steril
• Di bangsal: Batasi pemberian sedatif, narkotik.
• Posisi komatous untuk menghindari aspirasi.
• Gangguan menelan hindari pemberian makanan secara
oral.
• Hindari paparan spora jamur selama renovasi rumah sakit
terhadap pasiem imunokompromasi
16. Infeksi saluran kemih:
• hanya bila benar-benar dibutuhkan.
• Teknik asepsis.
• Pemasangan oleh staf terlatif.
• Pemasangan secara non traumatik.
• Kateter urin lancar dan tidak tersumbat.
17. Terapi antibiotik yang sesuai
Penyebab infeksi nosokomial multiresisten resisten
Antibiotika yang diberikan tidak sesuai.
Pemberikan antibiotika yang sesuai:
• Menurunkan angka kematian.
• Memperpendek lama rawatan ICU.
• Memperpendek lama rawatan keseluruhan.
• Mengurangi biaya perawatan.
• Mengurangi perkembangan resistensi
18. Antibiotik yang tepat
Pemberian segera.
• Durasi pemberian adekuat.
• Dosis poten.
• Jenis antibiotika yang sesuai: Kemungkinan
patogen penyebab, Pola kepekaan kuman lokal,
surveilans.
• Properties antibiotika: spektrum aktivitas, profil
farmakokinetik, tolerabilitas, dan keamanan (efek
samping).
19. 5 Langkah cuci tangan
Setelah berkontak dengan pasien.
Setelah berkontak dengan cairan tubuh pasien
Setelah berkontak dengan lingkungan
Sebelum berkontak dengan pasien
Sebelum lakukan tindakan aseptik: Cairan alkohol
dengan cairan disebut alkohol based hand thrub 20-30
detik. Dengan air, 40-60detik
20. Infeksi nosokomial tsbt dapat berasal dari
dalam tubuh penderita maupun luar tubuh
Cara transmisi mikroorganisme dapat
terjadi melalui darah, udara (baik droplet
maupun airbone), dan kontak langsung.
Di Rumah Sakit dan sarana kesehatan
lainnya infeksi dapat terjadi kepada siapa
saja tanpa mengenal golongan, status,
usia, jenis kelamin, dan berat badan.
21. Berbagai prosedur penanganan pasien memungkinkan
juga petugas terinfeksi dengan kuman yang berasal dari
pasien, oleh karena itu petugas di harapkan mengerti
akan bahaya sebab-akibat dari infeksi nosokomial.
Infeksi kepada petugas juga berpengaruh pada mutu
pelayanan, karena petugas menjadi sakit sehingga tidak
dapat melayani pasien dengan baik.
Pengetahuan tentang pencegahan infeksi juga sangat
penting untuk seluruh petugas Rumah Sakit, petugas
sarana kesehatan, pasien dan keluarga pasien.
22. PERAN PETUGAS ?
Peran petugas adalah sebagai pelaksana
langsung dalam upaya pencegahan infeksi
dan penyembuhan penyakit, Dengan
berpedoman pada peningkatan mutu
pelayanan di Rumah Sakit dan sarana
kesehatan lainnya, maka perlu dilakukan
pelatihan yang menyeluruh untuk
meningkatkan kemampuan petugas dalam
pencegahan infeksi di Rumah Sakit.
23. PERAN RUMAH SAKIT ?
Rumah sakit merupakan suatu tempat
dimana orang yang sakit dirawat dan
ditempatkan dalam jarak yang sangat
dekat. Di tempat ini pasien mendapatkan
terapi dan perawatan untuk dapat
sembuh. Tetapi ingat! rumah sakit juga
merupakan sarang dari berbagai macam
penyakit yang berasal dari penderita
maupun dari pengunjung.
24. STRATEGI PENCEGAHAN !
Salah satu strategi yang sudah terbukti bermanfaat dalam
pengendalian infeksi nosokomial adalah peningkatan kemampuan
petugas kesehatan dengan metode Universal Precautions atau
dalam bahasa Indonesia nya Kewaspadaan Universal ( KU ) yaitu
suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah
dan cairan tubuh dari semua pasien, tanpa memperdulikan status
infeksi.
cuci tangan secara benar
penggunaan alat pelindung
desinfeksi dan memeriksa pada alat tusukan tajam dalam upaya
mencegah transmisi mikroorganisme melalui darah dan cairan
tubuh.
Pengelolaan limbah dan lingkungan
Tindakan prophylaxis pada kecelakaan kerja
25. MENCEGAH PENULARAN DARI
RUMAH SAKIT ?
Pembersihan yang rutin sangat penting untuk
meyakinkan bahwa rumah sakit sangat bersih dan
benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotoran.
Perlu diingat bahwa sekitar 90 persen dari kotoran yang
terlihat pasti mengandung kuman, dan Harus ada waktu
yang teratur untuk membersihkan dinding, lantai,
tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan
alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali.
Toilet rumah sakit juga harus dijaga, terutama pada unit
perawatan pada pasien penderita diare yang guna nya
untuk mencegah terjadinya infeksi kepada pasien lain.
Salah satu caranya yaitu dengan cara membersihkan
toilet secara teratur dan diberi disinfektan.
26. RUANGAN ISOLASI ?
Penyebaran infeksi nosokomial juga dapat dicegah
dengan membuat suatu ruangan pemisah antar pasien
atau ruangan khusus yang biasa dikenal dengan Ruang
isolasi, karena ruangan tersebut sangat diperlukan
fungsinya untuk penyakit yang penularannya melalui
udara, contohnya Tuberkulosis, dan SARS, yang
mengakibatkan kontaminasi berat.
Sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang isolasi,
tetapi bila sedang terjadi kejadian luar biasa dan
penderita melebihi kapasitas, beberapa pasien dalam
satu ruangan tidaklah apa-apa selama mereka menderita
penyakit yang sama.
27. SASARAN PRIMER
Setiap petugas kesehatan yang kontak
langsung dengan pasien dan bahan yang
berasal dari pasien, yaitu :
1. Tenaga Medis dan Paramedis
2. Petugas Laboratorium
3. Tenaga penunjang atau tambahan
4. Petugas Sanitasi
28. SASARAN SEKUNDER
Pasien
Keluarga pasien
Warga di sekitar rumah sakit, dan
Pedagang di sekitar rumah sakit
29. 5. PERAN DAN FUNGSI PELATIHAN
Setelah pelatihan diharapkan seorang
petugas kesehatan atau si sasaran primer
tsbt, mampu mengubah sikap dalam
bekerja sehingga dapat melindungi
pasien, dirinya sendiri dan lingkungan
kerja terhadap infeksi nosokomial dengan
penerapan Kewaspadaan Universal secara
baik.
30. EVALUASI
Eliminasi dan kurangi perkembangan agen penyebab
infeksi dan faktor lainnya yang dapat menyebabkan
perkembangan infeksi nosokomial.
Penyebaran infeksi nosokomial terutama dari udara dan
air harus menjadi perhatian utama agar infeksi tidak
meluas.
Mengurangi prosedur-prosedur invasif untuk
menghindari terjadinya infeksi
Lakukan rencana yang terintegrasi, monitoring dan
program untuk mengawasi kejadian infeksi, identifikasi
penyakit dan mengontrol penyebarannya.