43. PATOLOGI
●Kuman yang telah masuk ke dalam parenkim
paru akan berkembang biak dengan cepat masuk
ke dalam alveoli dan menyebar ke alveoli - alveoli
lain melalui pori interalveolaris dan percabangan
bronkus.
●Selanjutnya pneumonia karena pneumokokkus
ini akan mengalami 4 stadium yang overlapping;
Stadium engorgment, Stadium hepatisasi merah,
Stadium hepatisasi kelabu dan Statium resolusi.
44.
45. 1. Stadium Engorgment
kapiler di dinding alveoli mengalami kongesti dan
alveoli berisi cairan oedem. Bakteri berkembang
biak tanpa hambatan
2. Stadium Hepatisasi Merah
kapiler yang telah mengalami kongesti disertai
dengan diapedesis dari sel - sel eritrosit
46. 3. Stadium Hepatisasi Kelabu
alveoli dipenuhi oleh eksudat dan kapiler menjadi
terdesak dan jumlah leukosit meningkat. Dengan
adanya eksudat yang mengandung leukosit ini maka
perkembang biakan kuman menjadi terhalang bahkan
kuman – kuman pada stadium ini akan di fagositosis.
Pada stadium ini akan terbentuk antibodi.
47. 4. Stadium Resolusi
Dicapai bila tubuh berhasil membinasakan kuman.
Makrofag akan terlihat dalam alveoli beserta sisa –
sisa sel. Yang khas adalah tidak adanya kerusakan
dinding alveoli dan jaringan interstitial. Arsitektur
paru kembali normal
48. Luasnya jaringan paru yang terkena selain tergantung
kepada jumlah dan virulensi kuman, daya tahan
tubuh juga tergantung kepada :
●Kemampuan / kecenderungan kuman untuk
merangsang timbulnya cairan oedem yang banyak.
S. pneumoniae Cairan oedem banyak
Pneumonia Lobaris
49. ●Pada pneumonia karena :
●Stafilokokus piogenes
●Klebsiella pneumoniae (Friedlander’s basillus)
cenderung terjadi kerusakan jaringan nekrosis parenkim
paru sehingga sering terjadi Abses paru dan empiema
50. ●Friedlander’s pneumonia :
●Sering mengenai lobus atas atau lebih dari satu lobus
●Bisa berbentuk fibrokavernosa sehingga menyerupai TB
paru
51. PNEUMONIA KOMUNITI
●Pneumonia yang didapat di masyarakat (di luar
rumah sakit) yang merupakan masalah kesehatan
yang menimbulkan angka kesakitan dan angka
kematian yang tinggi di dunia.
●Penyebab terbanyak selama ini adalah S.
pneumonia.
●Pneumokokkus terdapat 20 – 40% di daerah
nasofaring orang normal.
52. PNEUMONIA NASOKOMIAL
●Pneumonia nasokomial hospital aquiret pneumoni
(HAP) adalah pneumoni yang terjadi setelah pasien
48 jam dirawat di RS dansingkirkan infeksi sebelum
masuk RS
●Etiologi dapat disebabkan oleh kuman multi drug
resisten (MDR) seperti: pseudomonas aurogenosa,
escherichia coli, acinebacter spp, metichilin resistance
stapilococus aureus (MRSA).
53. FAKTOR PREDISPOSISI
●Faktor yang berhubungan dengan daya
tahan tubuh.
●Faktor eksogen seperti ; pembedahan,
penggunaan antibiotik, peralatan terapi
pernapasan,penggunaan slang nasogastrik,
lingkungan rumah sakit
54. DIAGNOSIS PNEUMONIA
NASOKOMIAL
Menurut kriteria the centers for diseses control
(CDC):
1.Terjadi setelah 48 jam dirawat di RS dan
menyingkirkan semua infeksi yg inkubasinya
terjadi pada waktu masuk RS
2.Foto torak terdapat infiltrat baru atau progresif
3.Ditambah 2 dari kriteria berikut : suhu tubuh
>38 0C, sekret purulen, leukositosis
55. GAMBARAN KLINIS
pneumonia
●
● Diantara faktor – faktor resiko yang telah
dikemukakan di atas, faktor resiko yang paling
sering adalah infeksi saluran nafas bagian atas
(50%).
Setelah + 1 minggu temperatur mendadak
meningkat, kadang – kadang disertai menggigil
56. ●Nyeri pleuritik pada daerah lobus yang terkena
●Batuk – batuk yang disertai dahak seperti karat besi
(rusty sputum)
●Sputum kadang – kadang purulen, kadangkadang
berbercak / garis darah
●Myalgia
●Herpes simplex pada daerah bibir pada hari – hari
pertama
57. PEMERIKSAAN FISIS
✓Penderita sakit berat
✓Kadang-kadang cyanosis
✓Nafas cepat dan dangkal
✓Kadang-kadang ada nafas cuping hidung
✓Adanya herpes simplex disekitar bibir
✓Demam dan nadi cepat
58. TORAKS
●Terdapat tanda – tanda konsolidasi jaringan paru.
●Kelainan yang ditemukan tergantung kepada
luasnya jaringan paru yang terkena.
●Dari kasus – kasus yang dirawat di rumah sakit
yang juga mempunyai kelainan radiologis hanya
1/3 yang memperlihatkan tanda – tanda
konsolidasi jaringan paru dari pemeriksaan fisis.
59. ●Adapun kelainan fisis yang mungkin ditemukan :
●Bagian yang sakit tertinggal dalam pernafasan
●Fremitus meningkat
●Pada perkusi redup / pekak
●Adanya pleural friction rub
●Nafas bronkial
●Ronkhi basah
65. DIAGNOSA
●Apakah ada pneumonia / tidak
●Jenis pneumonianya :
●Anatomi
●Kausanya
●Untuk pneumonia lobaris bisa dengan pemeriksaan
fisis, tapi umumnya diperlukan peneriksaan radiologi
toraks PA dan Lateral
66. ●Untuk pneumonia segmentalis dan lobularis
(bronkopneumonia), diperlukan pemeriksaan
radiologis
●Pada pneumonia lobaris tidak perlu selalu mengenai
keseluruhan satu lobus
67. Untuk Menentukan Kausanya
Diperlukan Pemeriksaan :
●Sputum
●Langsung
●Kultur
jika sputum susah didapat, dapat dilakukan:
●Apusan faring
●Apusan laring
69. ●Pada keadaan – keadaan tertentu dimana
pemeriksaan – pemeriksaan di atas tidak memberikan
hasil diperlukan tindakan yang invasif :
●Aspirasi trakhea
●Bronkoskopi
●Transtorakal biopsi
●Transbronkial biopsi
●Biopsi paru secara langsung
70. ●Pemeriksaan – pemeriksaan untuk
menentukan kuman penyebab pneumonia
dalam kenyataannya tidak selalu dilakukan.
●Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada
Pneumonia Komuniti yang berat dan
Pneumonia Nosokomial.