Dokumen tersebut membahas rencana peta jalan pengembangan sistem logistik ikan nasional di Indonesia, yang mencakup identifikasi isu-isu implementasi, analisis kesenjangan sistem logistik ikan saat ini, pendekatan rantai pasokan ikan, dan tingkat kedewasaan tatakelola rantai pasokan ikan."
Sistem Logistik Ikan Nasional telah diluncurkan oleh Pemerintah pada tahun 2014. Tulisan ini memaparkan masukan untuk penyempurnaan dan pengembangan program kerja.
Industri perikanan diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi nasional di tengah situasi ekonomi dunia yang tengah lesu. Kelimpahan ikan baru sebatas potensi dan hingga kini belum berhasil dipindahkan ke kapal-kapal nelayan Indonesia.
Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok Ikan. Bagaimana meningkatkan kemampuan mengelola potensi produktivitas ikan secara berkeadilan dan lestari? Kuncinya adalah pembenahan urusan hulu-hilir perikanan. Pembenahan pasar termasuk industri pengolahan ikan menjadi mesin penggerak dan diselaraskan dengan perbaikan hulu untuk mempercepat akurasi data dan skema reformasi perizinan. Rantai pasok berbasis transaksi tidak dapat diandalkan dan sudah saatnya dikembangkan rantai pasok berbasis tanggung-jawab yang dapat menjamin volume pasokan yang bermutu dengan harga yang stabil.
Potensi kelautan dan perikanan sangat besar namun Indonesia belum pernah makmur dan sejahtera dari sektor tersebut. Diperlukan peningkatan kemampuan berproduksi dan pemasaran produk-produk kelautan dan perikanan melalui modernisasi sistem produkski dan manajemen. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing tinggi dengan produk yang berkualitas agar mampu berkompetisi di pasar global. Untuk itu Industrialisasi di bidang kelautan dan perikanan adalah keniscayaan.
Sistem Logistik Ikan Nasional telah diluncurkan oleh Pemerintah pada tahun 2014. Tulisan ini memaparkan masukan untuk penyempurnaan dan pengembangan program kerja.
Industri perikanan diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi nasional di tengah situasi ekonomi dunia yang tengah lesu. Kelimpahan ikan baru sebatas potensi dan hingga kini belum berhasil dipindahkan ke kapal-kapal nelayan Indonesia.
Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok Ikan. Bagaimana meningkatkan kemampuan mengelola potensi produktivitas ikan secara berkeadilan dan lestari? Kuncinya adalah pembenahan urusan hulu-hilir perikanan. Pembenahan pasar termasuk industri pengolahan ikan menjadi mesin penggerak dan diselaraskan dengan perbaikan hulu untuk mempercepat akurasi data dan skema reformasi perizinan. Rantai pasok berbasis transaksi tidak dapat diandalkan dan sudah saatnya dikembangkan rantai pasok berbasis tanggung-jawab yang dapat menjamin volume pasokan yang bermutu dengan harga yang stabil.
Potensi kelautan dan perikanan sangat besar namun Indonesia belum pernah makmur dan sejahtera dari sektor tersebut. Diperlukan peningkatan kemampuan berproduksi dan pemasaran produk-produk kelautan dan perikanan melalui modernisasi sistem produkski dan manajemen. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing tinggi dengan produk yang berkualitas agar mampu berkompetisi di pasar global. Untuk itu Industrialisasi di bidang kelautan dan perikanan adalah keniscayaan.
Indonesia Maritime Club (IMC) adalah forum diskusi virtual yang digagas oleh Myshipgo, sebuah platform digital, untuk dapat memberikan kontribusi berupa pemikiran, ide, terobosan dan pencerahan di sektor maritim, logistik, rantai pasok, dan teknologi digital.
IMC berupaya untuk "merangkul" para pemangku kepentingan di sektor-sektor tersebut di atas untuk bersinergi bersama memajukan Indonesia.
Sistem logistik maritim Indonesia memiliki kekhususan dan masih perlu dikembangkan untuk dapat meningkatkan ketersediaan ikan baik untuk kebutuhan domestik dan permintaan ekspor.
Paparan ini menyampaikan masukan untuk memperkuat sistem logistik maritim yang lebih efektif.
Perkembangan Sertifikasi Perikanan Budidaya di IndonesiaSyauqy Nurul Aziz
Presentasi berikut adalah materi yang disampaikan oleh Direktur Pembenihan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia pada sarasehan perudangan nasional yang diadakan oleh Shrimp Club Indonesia pada 20 Juli 2018
membahas tentang kelembagaan yang terlibat dalam pemasaran komoditi hasil perikanan serta menganalisa suatu masalah yang terjadi pada lembaga pemasaran komoditi perikanan di suatu daerah di indonesia dan saran untuk memecahkan masalah tersebut.
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaDidi Sadili
tambak udang di pantura jawa sudah lama tidak berproduksi yang disebabkan kerusakan lingkungannya. untuk revitalisasinya maka diperlukan penataan kawasan-nya sesuai dengan daya dukung lingkungannya
Fostering Collaboration UK and Indonesian UniversitiesTogar Simatupang
UK and Indonesian universities need to take advantage from the advent of creative economy. How to encourage them to collaborate is the focus of this presentation
Indonesia Maritime Club (IMC) adalah forum diskusi virtual yang digagas oleh Myshipgo, sebuah platform digital, untuk dapat memberikan kontribusi berupa pemikiran, ide, terobosan dan pencerahan di sektor maritim, logistik, rantai pasok, dan teknologi digital.
IMC berupaya untuk "merangkul" para pemangku kepentingan di sektor-sektor tersebut di atas untuk bersinergi bersama memajukan Indonesia.
Sistem logistik maritim Indonesia memiliki kekhususan dan masih perlu dikembangkan untuk dapat meningkatkan ketersediaan ikan baik untuk kebutuhan domestik dan permintaan ekspor.
Paparan ini menyampaikan masukan untuk memperkuat sistem logistik maritim yang lebih efektif.
Perkembangan Sertifikasi Perikanan Budidaya di IndonesiaSyauqy Nurul Aziz
Presentasi berikut adalah materi yang disampaikan oleh Direktur Pembenihan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia pada sarasehan perudangan nasional yang diadakan oleh Shrimp Club Indonesia pada 20 Juli 2018
membahas tentang kelembagaan yang terlibat dalam pemasaran komoditi hasil perikanan serta menganalisa suatu masalah yang terjadi pada lembaga pemasaran komoditi perikanan di suatu daerah di indonesia dan saran untuk memecahkan masalah tersebut.
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaDidi Sadili
tambak udang di pantura jawa sudah lama tidak berproduksi yang disebabkan kerusakan lingkungannya. untuk revitalisasinya maka diperlukan penataan kawasan-nya sesuai dengan daya dukung lingkungannya
Fostering Collaboration UK and Indonesian UniversitiesTogar Simatupang
UK and Indonesian universities need to take advantage from the advent of creative economy. How to encourage them to collaborate is the focus of this presentation
ITB for Indonesia is a proposal how Indonesia could develop its innovation capability and the new role of ITB as a leading institution to accelerate the development of innovation capability.
Simatupang human capital development in the asean logistics connectivityTogar Simatupang
Dealing with logistics problems faced by the ASEAN members require immediate programs of Human Capital Development, namely: (1) recognition of certificates and degrees, (2) free movement of qualified logisticians, (3) ASEAN Consortium for Logistics Education, (4) standardization, (5) broad based community support, (6) Joint training and workshops, (7) open innovation, and (8) code of ethics for logisticians.
PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL ...Bayu Ardiansyah
Penurunan Biaya Logistik dan Implementasi Sistem ICT -- SISLOGNAS yang Terintegrasi Secara Nasional dan Terhubung Secara Gobal untuk Daya Saing Nasional dan Kesejahteraan Rakyat
Cetak Biru Pengembangan SISLOGNAS telah ditetapkan melalui Perpres No.26/2012, tanggal 5 Maret 2012, yang mensyaratkan agar pengembangannya dijabarkan dalam Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L), Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja K/L, serta Pemerintah Daerah terkait pada periode 2010-2015, dan periode selanjutnya 2016-2020, dan 2021-2025.
Pelaksanaan Cetak Biru Pengembangan SISLOGNAS menjadi bagian dari tugas dan tanggung jawab Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) 2011-2025 karena merupakan sub sistem dari kebijakan peningkatan konektifitas nasional.
Towards a new conceptualization of managerial disciplineTogar Simatupang
Provides a new conceptualization of managerial discipline. It identifies four managerial studies: management, administration, entrepreneurship, and stewardship. Its implication to academic degree in management is also offered.
Ekonomi kreatif relatif baru di Indonesia. Pelatihan ini ditawarkan untuk memberikan gambaran kepada para akademisi, pebisnis, dan pejabat pemerintah tentang peluang di dalam era kreatif.
Blue Economy merupakan konsep yang dapat dijadikan acuan untuk pembangunan sektor perikanan budidaya di Provinsi Kepulauan Riau. Presentasi ini dibuat oleh Dr. Syamsul Akbar dan Romi Novriadi, M.Sc sebagai insan perikanan yang ingin mendedikasikan hidup untuk mendukung produksi budidaya perikanan yang berkelanjutan
Modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan untuk meningkatkan produksi, produktivitas, dan kualitas produk yang berdaya saing di hulu dan hilir dengan sistem manajemen industri dan teknologi modern dengan skala produksi kelas dunia.
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisirAchmad Ridha
pembangunan wilayah pesisir merupakan salah satu alternatif pembangunan di sektor ekonomi. dengan luas wilayah perairan darat dan laut yang lebih luas dari daratan seharusnya sektor ini dapat menyumbang devisa yang relatif besar bagi negara.
Sinergitas KKP dan SCI Dalam Mempersiapkan Audit DG SANTE UNI EROPASyauqy Nurul Aziz
Presentasi berikut adalah materi yang disampaikan oleh Direktur Produksi and Usaha Budidaya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia pada sarasehan perudangan nasional yang diadakan oleh Shrimp Club Indonesia pada 20 Juli 2018
Tujuan dari penetapan Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional sebagai acuan atau pedoman bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan badan usaha milik negara, dan/atau swasta
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
kawasan konservasi perairan dapat dimanfaatkan sumber daya ikannya di zona perikanan berkelanjutan oleh masyarakat di dalam atau di sekitar KKP tsb. sekarang bagaimana caranya memberikan akses kepada masyarakat tersebut
Bioeconomy is a major opportunity for regional and local communities.
Agricultural growth is central to poverty reduction in rural areas, and one opportunity for such growth lies in increasing exports of agricultural products from poor countries to global markets.
The potential of Indonesia to develop a bio-based economy based on local resources remains largely untapped.
The solution is to develop technology options or business models for local deployment.
Raising awareness activities, knowledge development (studies), clustering, and networking are needed to support new bio-based value chains and business models.
The analysis of governance aims to investigate the rules operating in a value chain, and the system of coordination, regulation and control in which value is generated along a chain.
Governance refers to both the "official" rules that address output, and the commercial imperatives of competition that influence how production is structured.
Governance implies that interactions between actors in the value chain are frequently organized in a system that allows competitive firms to meet specific requirements in terms of products, processes, and logistics in serving their markets.
As such, it recognizes that power is not evenly distributed, and access to market opportunities for the poor requires understanding of how production systems are organized to meet these competitive requirements.
Because "governance" looks and sounds like “government”, the term is often interpreted narrowly to include only the legal and regulatory requirements that influence business operation and market access in a value chain.
In actual fact, the instruments of governance range from contracts between value chain participants to government regulatory frameworks to unwritten "norms" that determine who can participate in a market.
The rise of the digital economy could open a range of new opportunities for firms to play a more active role in global value chains (GVCs).
New digital technologies are radically changing the outlook of manufacturing and services industries by altering the way how companies organize their production processes and which business models they adopt.
How the digitalization is affecting, or could affect future, enterprises (actors) contributions to GVCs.
The various opportunities that the digital economy opens for actors, especially in terms of cost reductions and the emergence of new business models, but also discusses policy measures that could be taken to promote actors participation in GVCs.
Significant challenges remain for SMEs to enter GVCs, some of which are exacerbated by the new digital economy.
Over the past three decades, global trade has grown and many new exporting countries, particularly in Asia, have been incorporated into the global economy.
The Global Value Chain (GVC) literature emerged as an attempt to describe how multinational firms have integrated production activities in Asia into their global strategies and what the consequences might be for the newly-integrated economies.
The GVC analysis is a useful tool to trace the shifting patterns of global production, link geographically dispersed activities and actors within a single industry, and determine the roles they play in developed and developing countries alike.
This course provides competency sets (mind set, tool set, knowledge set, and skill set) used for analyzing and synthesizing a new value chain system in order to extend the current value chain and to promote participation and upgrading in global value chains.
Webinar “Adapt on New Normal Logistics: We need People with Capability!”
Chartered Institute of Logistics & Transport Indonesia (CILT Indonesia)
Saturday, 19 December 2020
The backbone of trade is logistics and transportation which allows the movement of goods, imports and exports.
The movement of goods has increased from time to time to serve the needs of a wider market and demand better speed and security.
Along with the strong development of science and technology and the trend of globalization, logistics activities from production to consumption are increasingly playing an important role in the competitiveness of companies in industry, production and services in particular and the entire economy in general.
Logistics and transportation performance depends on the capabilities of human resources.
Logistics and transportation human resources require training and professional development.
This presentation presents the current situation of human resources and human resources training in logistics and offers development solutions to further promote the logistics and transportation industry.
Sebagai implementasi dari Bali Agenda for Creative Economy 2018, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membentuk Global Center of Excellence for International Cooperation and Creative Economy (G-CINC).
Pendirian G-CINC merupakan komitmen untuk mengarusutamakan isu-isu di bidang ekonomi kreatif dan berbagi praktik terbaik serta mengembangkan kerja sama internasional di bidang ekonomi kreatif.
Menanggapi peluang (dan tantangan) yang ada, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mengadakan penelitian tentang pengembangan skena kreatif.
Acara pengembangan skena kreatif mengundang perwakilan dari sivitas akademika dan dunia kreatif untuk berbagi keahlian mereka dalam menyelesaikan studi model pengembangan skena kreatif dan faktor kunci untuk menopang kesuksesan skena kreatif.
Paparan ini untuk berbagi temuan terkini dari studi tentang definisi skena kreatif, model pengembangan skena kreatif, faktor kunci sukses dari skena kreatif, dan beberapa gagasan untuk pengembangan skena kreatif di beberapa kota kreatif di Indonesia.
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Kewirausahaan adalah metode merancang, meluncurkan, dan menjalankan bisnis baru.
Ini adalah kapasitas dan kemauan untuk mengembangkan, mengatur, dan mengelola usaha bisnis bersama dengan risikonya untuk mengenali potensi komersial dari penemuan dan mengatur modal, bakat, dan sumber daya lain yang akan mengubah penemuan menjadi inovasi yang layak secara komersial.
Kewirausahaan melintasi setiap sektor kehidupan manusia yang dapat merupakan proses memanfaatkan peluang bisnis di bidang tertentu dan mengubahnya menjadi inovasi komersial yang menguntungkan.
Pendidikan kewirausahaan berusaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk mendorong keberhasilan wirausaha dalam berbagai suasana.
Pendidikan kewirausahaan ditawarkan di jenjang program sarjana dengan tujuan memberikan pendidikan yang memadai kepada peserta didik yang akan memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam mengidentifikasi peluang bisnis baru dan menjalankan bisnis yang berhasil.
Tinjauan kurikulum program pendidikan kewirausahaan diperlukan sebagai sarana untuk menjamin mutu pembelajaran kewirausahaan.
Paparan ini mengajukan tinjauan dengan mengacu pada standar kurikulum dan format tubuh pengetahuan kewirausahaan.
Manajemen Talenta (26 Juli 2019)
Peringkat Talenta Dunia
Isu-Isu Sistem Talenta Nasional
Manajemen Talenta Nasional
Terobosan Sistem Manajemen Talenta Nasional
Strategi Pengembangan Talenta Nasional (inisiatif reaktif, proaktif, antisipatif)
Desain Pembangunan Talenta Nasional
Transformasi Talenta Nasional 2020-2024
Ilustrasi Terobosan Pembangunan Talenta Nasional
Rantai Nilai Nikel (acuan)
Manufaktur
Pariwisata
Ekonomi Digital
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanTogar Simatupang
Disampaikan pada acara Dies Natalis Politeknik APP Kemenperin Jakarta Dengan Tema: “Sinergi Teknologi Inovasi Logistik 4.0 Bagi Dunia Pendidikan dan Industri” dan Gelar Wicara Webinar: “Teknologi Inovasi Logistik 4.0” pada hari Jumat 23 Oktober 2020 pukul 08.00-10.30 WIB
Program Persiapan Keberangkatan (PK) Angkatan 163
Penerima Beasiswa Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Dengan Tujuan Universitas Dalam dan Luar Negeri
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
9 Oktober 2020
Disampaikan Pada Kegiatan Rapat “Penyusunan Butir-Butir Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi" Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat Kamis, 24 September 2020
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yang diharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat berat secara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkait jumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umur layanan, dan lain sebagainya.
Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, dan produsen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupun kelancaran usaha mereka.
Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untuk mendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat diketahui melalui pembahasan Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Togar Simatupang
Kurikulum kewirausahaan menjadi landasan bagi perguruan tinggi dan universitas untuk mewujudkan tujuan pendidikan kewirausahaan.
Pengetahuan, kemampuan, dan struktur kualitas kewirausahaan siswa ditentukan oleh sistem kurikulum kewirausahaan yang ilmiah dan wajar pada tingkat tertentu.
Namun dilihat dari situasi pendidikan kewirausahaan saat ini di perguruan tinggi dan perguruan tinggi dalam negeri, belum ada kurikulum kewirausahaan yang matang dan efektif.
Pemikiran kreatif pengembangan sistem kurikulum kewirausahaan untuk perguruan tinggi dan perguruan tinggi dikedepankan dengan memadukan kaidah dasar kegiatan mengajar dari perseptif proses kewirausahaan.
Kurikulumnya berorientasi pada tindakan: lebih dari 50 persen waktu program terdiri dari penelitian praktis dalam mengidentifikasi peluang bisnis, menilai sumber daya untuk mendirikan dan mengarahkan bisnis, dan belajar dari pengusaha sukses di perusahaan mereka dan di kelas.
Paparan ini mencoba menyajikan perkembangan kurikulum kewirausahaan, evaluasi kurikulum, dan program merdeka belajar bidang kewirausahaan.
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaTogar Simatupang
Indonesia tengah berada pada perangkap penghasilan menengah.
Apakah Indonesia bisa keluar dari perangkap pengasilan menengah?
Bioekonomi: gelombang ekonomi berikutnya
Bagaimana memetik peluang dari pengembangan bioekonomi?
Apa yang perlu dilakukan Sekolah Ekspor ke depan?
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Togar Simatupang
Perubahan dalam kondisi ekonomi dan sosial, termasuk meningkatnya keragaman kebutuhan konsumen, perubahan perilaku pembelian, dan globalisasi aktivitas perusahaan, mendorong inovasi di sektor industri, distribusi, dan ritel.
Kemampuan perusahaan untuk mengelola rantai pasokan yang bertanggung jawab secara rumit dapat dipersulit dengan perubahan yang cepat dan preferensi konsumen yang seringkali tidak dapat diprediksi.
Seringkali, biaya keuangan untuk meningkatkan layanan mungkin terlalu tinggi untuk ditanggung oleh satu organisasi. Dalam hal demikian, mengandalkan inisiatif kolaboratif mungkin merupakan strategi yang lebih baik.
Perhatian bukan lagi melulu pada perusahaan tetapi pada kolaborasi rantai nilai yang memiliki dampak penting pada peningkatan nilai dan bukan hanya pasokan barang atau jasa.
Masa depan rantai pasokan didasarkan pada kolaborasi, konektivitas dan ketangkasan, dan yang paling penting, menjadi ulet atau memiliki resiliensi.
Pendekatan rantai nilai memberikan pemahaman bagaimana meningkatkan berbagai tahapan dalam rantai nilai, memberikan wawasan tentang bagaimana merancang strategi bisnis yang memanfaatkan manajemen rantai nilai untuk menciptakan nilai, dan menimbulkan pertanyaan penting tentang implikasi rantai nilai bagi masa depan yang didorong oleh teknologi digital.
Paparan ini membahas masalah konseptual rantai nilai dan memperkenalkan pengembangan rantai nilai yang dapat berkontribusi pada inovasi.
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataTogar Simatupang
Bagaimana situasi kekinian di lapangan atau di daerah?
Bagaimana ada upaya/inovasi, bentuk kearifan lokal dalam melakukan mitigasi dan memperkuat resiliensi?
Apa upaya kita yang lebih kreatif dan inovatif untuk merespons situasi kenikian?
Misalnya, industri pariwisata menghadapi dilema rendah sentuh dan tinggi sentuh, bagaimana membuat aspek kesehatan dan aspek ekonomi agar hadir keyakinan dan kepercayaan para wisatawan?
Skema yang menjadi luaran:
Kerangka dan pedoman (brief policy) yang dirumuskan di dalam rangka mitigasi dan resiliensi usaha
Strategi dan skenario apa yang dilakukan di jangka pendek dan menengah, seperti apa etapenya sehingga tercapai percepatan: langkah memperkuat upaya program pemulihan industri pariwisata dan kreatif
Saat ini sudah ada skema tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi
Di bagian mana mitigasi dan resiliensi bisa mempercepat pemulihan?
Apakah dapat dilakukan penajaman untuk fokus dan rencana tindak?
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Langkah pertama ketika merencanakan dan menulis makalah penelitian adalah memilih topik yang bagus.
Topik penelitian yang didefinisikan dengan baik adalah titik awal dari setiap proyek penelitian yang berhasil.
Topik yang baik adalah yang relevan dengan tugas kedalaman tesis dan memiliki cukup informasi yang tersedia untuk digunakan.
Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian, peristiwa, atau fenomena yang dijadikan subjek atau masalah yang menarik minat peneliti saat melakukan penelitian.
Topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Memilih topik adalah proses berkelanjutan yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengeksplorasi, mendefinisikan, dan memperbaiki ide-ide mereka.
Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
Untuk mempermudah pemilihan topik, maka perlu suatu pendekatan untuk memilih topik yang baik dan menguraikan topik ke dalam kalimat pertanyaan dan mengetahui kebutuhan data, proses atau metode pengolahan, dan luaran dari suatu topik penelitian yang perlu diuraian dengan jelas dan analitis.
Presentasi ini akan membantu Anda memilih subjek yang menarik minat Anda, dan memperhalus subjek tersebut ke topik tertentu.
Keberhasilan bersaing tergantung pada peningkatan kinerja rantai pasokan di mana kemampuan untuk berinovasi terletak di dalam hubungan yang baik di antara mitra bisnis yang merupakan anggota rantai pasokan.
Anggota rantai menjadi entitas bisnis independen yang seringkali memiliki tujuan bisnis yang saling bertentangan.
Mitra dalam rantai pasokan harus menyetujui struktur tata kelola bersama yang akan mengarahkan hubungan mereka dan mengurangi ancaman oportunisme dalam suatu pertukaran.
Tata kelola adalah struktur yang memastikan bahwa keputusan dibuat yang mengarah pada nilai jangka panjang, berkelanjutan untuk entitas seperti perusahaan atau, dalam hal ini, kolaborasi formal antara banyak organisasi.
Mekanisme tata kelola harus dirancang untuk mengakomodasi potensi tujuan yang saling bertentangan dari anggota independen.
Tujuan dari paparan ini adalah untuk menyajikan model dari mekanisme tata kelola dalam memungkinkan koordinasi antara mitra dalam rantai pasokan.
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
aku lah11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Kota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka
Tayang: Jumat, 31 Mei 2024 06:00
Penulis: Adi Manggala Saputro Editor: Elfan Fajar Nugroho
zoom-inlihat fotoKota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka
Instagram @persib @persija
Skuad Persib Bandung (kiri) dan Persija Jakarta (kanan). Kota Bandung Lautan Api mulai agresif, Persib Bandung segera comot bintang Persija Jakarta, Bobotoh dijamin pasti suka, berikut sosoknya.
TRIBUNWOW.COM - Kota Bandung Lautan Api mulai agresif, Persib Bandung segera comot bintang Persija Jakarta, Bobotoh dijamin pasti suka, berikut sosoknya.
Dilansir TribunWow.com, keberhasilan Persib Bandung dalam perekrutan Rezaldi Hehanusa nampaknya menjadi motivasi mereka untuk bisa kembali gembosi sang rival abadi, Persija Jakarta.
Hal itu dapat dibuktikan dengan masuknya gelandang bintang Persija Jakarta, Hanif Sjahbandi.
Kabar masuknya Hanif Sjahbandi ke dalam lis belanja Persib Bandung diungkap oleh akun seputar sepak bola Indonesia, @transfernews_ft, Kamis (31/5/2024).
Baca juga: Transfer Kejutan Persib Bandung? Bintang di Luar Dugaan Kepergok Beri Sinyal, Bobotoh Dijamin Suka
"Hanif Sjahbandi (DMF/27) masuk radar Persib Bandung," tulis @transfernews_ft.
Sebagaimana diketahui, masuknya Hanif Sjahbandi selain karena ketagihan akan keberhasilan Persib Bandung dalam merekrut Rezaldi Hehanusa, hal itu menunjukkan sinyal Maung Bandung ingin memulangkan putra daerahnya satu per satu ke Kota Kembang.
Mengingat, Hanif Sjahbandi merupakan gelandang asli jebolan Persib Bandung yang juga pemain kelahiran Kota Bandung.
Meski, ia tercatat belum pernah berkarier di Persib Bandung senior meski pernah bergabung dengan tim juniorn Pangeran Biru pada Januari sampai dengan Juli 2015 silam.
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Kota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka, https://wow.tribunnews.
1. Peta Jalan Pengembangan
Sistem Logistik Ikan Nasional
Togar M. Simatupang
Institut Teknologi Bandung
6 Mei 2016
Materi diskusi implementasi Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)
4. Pertimbangan
Perwujudan kedaulatan, kemandirian, dan
ketahanan pangan nasional perlu adanya
jaminan ketersediaan, keterjangkauan, dan
keberlanjutan untuk pemenuhan konsumsi
ikan dan industri pengolahan ikan.
Pemenuhan konsumsi ikan dan industri
pengolahan ikan perlu adanya jaminan
terhadap pengadaan, penyimpanan,
transportasi, dan distribusi ikan dan produk
perikanan, serta bahan dan alat produksi
melalui Sistem Logistik Ikan Nasional.
4
5. Susunan Permen KP No. 5/PERMEN-KP/2014
tentang Sistem Logistik Ikan Nasional
BAB I
KETENTUAN
UMUM
BAB II
KOMPONEN DAN
PENDEKATAN
BAB III STRATEGI
BAB IV
PELAKSANAAN
BAB V
PENGELOLAAN
BAB VI
PEMBINAAN
BAB VII
PENGAWASAN
BAB VIII
KETENTUAN
LAIN-LAIN
BAB IX
KETENTUAN
PENUTUP
5
6. Pengertian
• Sistem Logistik Ikan Nasional, yang selanjutnya
disingkat SLIN adalah sistem manajemen rantai
pasokan ikan dan produk perikanan, bahan dan
alat produksi, serta informasi mulai dari
pengadaan, penyimpanan, sampai dengan
distribusi, sebagai suatu kesatuan dari kebijakan
untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi
sistem produksi perikanan hulu-hilir,
pengendalian disparitas harga, serta untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
6
7. Rencana Induk SLIN
Meningkatkan kapasitas
dan stabilisasi sistem
produksi dan pemasaran
perikanan nasional.
Memperkuat dan
memperluas konektivitas
antara sentra produksi hulu,
produksi hilir, dan
pemasaran secara efisien.
Meningkatkan efisiensi
manajemen rantai pasokan
ikan, bahan dan alat
produksi, serta informasi dari
hulu sampai dengan hilir.
Komponen
SLIN
Pengadaan Penyimpanan Transportasi Distribusi
Pengelolaan produksi dan pemasaran di bidang perikanan
Penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana di bidang perikanan
Pengembangan iptek, dan peningkatan kapasitas SDM di bidang perikanan
Pemanfaatan dan pengembangan TIK di bidang perikanan
Pengembangan jasa logistik di bidang perikanan
Pengembangan kelembagaan di bidang perikanan
Strategi
SLIN
Tujuan
SLIN
7
8. Operasionalisasi pengelolaan SLIN
Pusat
Produksi
Pusat
Pengumpulan
Pusat
Distribusi
Lokasi Pengelolaan SLIN:
Pengadaan Penyimpanan Distribusi Pemasaran
Fungsi Operator Utama:
Operator Pendukung:
Nelayan; Pembudidaya Ikan; Pedagang Pengumpul; dan
Penyedia jasa logistik
Distributor; Pengolah Ikan;
Perusahaan Pengolahan Ikan; Pemasar/Pengecer;
Penyedia Jasa Logistik
8
10. Pusat
Produksi
Pusat
Perantara
Pusat
Distribusi
Isu Ketahanan Pangan
Pasokan:
• Tangkap laut?
• Budidaya laut?
• Tangkap tawar?
• Budidaya tawar?
Ikan Impor:
• Volume?
Pengumpulan
Domestik:
• Volume?
Permintaan
Domestik:
• Volume?
Pengolahan Ikan
Domestik:
• Volume?
Permintaan
Ekspor:
• Volume?
Industri Pakan
Ikan:
• Volume?
10
11. Karakteristik Logistik Ikan
Kekuatan
• Permintaan yang
tinggi
• Pasar domestik
sudah terbangun
• Sumber nutrisi
dan ketahanan
pangan
• Sumber mata
pencaharian
Kelemahan
• Produk mudah
rusak
• Kurangnya
fasilitas
penyimpanan dan
infrastruktur
• Keamanan mutu
ikan yang kurang
terjamin
• Rendahnya
kompetensi SDM
• Lemahnya
pemanfaatan
teknologi
Peluang
• Kesenjangan
pasokan dan
permintaan
• Peningkatan
permintaan
domestik
Ancaman
• Impor ikan
• Ekspor ikan
• Pencurian ikan
• Perubahan iklim
• Kerusakan
ekosistem
sumberdaya ikan
11
12. Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) untuk
mendukung program prioritas nasional
Medan
Pakanbaru
Palembang
Lampung
Jakarta
Surabaya Makasar
Kendari
Banggai
Ambon
Bitung
Ternate
Sorong
Balikpapan
Toli-Toli
Banyuwangi
Jember
Semarang
Tasikmalaya
Serang
Lamongan
Bandung
Sukabumi
Bogor
Bau-Bau
Buton
Aceh
LIN UP4BMP3EI
MINAPOLITAN, MP3KI-PENINGKATAN KEHIDUPAN NELAYAN
BERBASIS
KAWASAN &
PRODUK
UNGGULAN
Ket : 2013
2014
Tahap selanjutnya
Timika
Merauke
Sumber: Supriatna, A. (2014), “Pengelolaan dan Pelaksanaan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Ditjen P2PH”,
Rapat Teknis Pembinaan dan Pengembangan Sarana Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan.
12
13. Identifikasi Isu-Isu Implementasi SLIN
• Rendahnya tingkat partisipasi dari para pemangku kepentingan di daerah untuk memecahkan
keterbatasan kapasitas lokal dalam implementasi SLIN.
• Belum terintegrasinya kegiatan usaha dari hulu ke hilir dengan adanya ketidakmerataan
Sumber Daya Ikan yang berlebihan pada suatu lokasi dan kekurangan pada lokasi lain.
• Kelembagaan yang lemah dari para pemangku kepentingan untuk memecahkan hambatan
dalam implementasi SLIN.
• Harapan yang tidak realistis terhadap SLIN dari pemangku kepentingan dalam menurunkan
biaya pengangkutan ikan dari sentra pengumpulan ke sentra distribusi, menjamin
ketersediaan ikan, dan menstabilkan harga.
• SLIN menjadi beban operator dan belum optimalnya insentif pelaksanaan SLIN.
• Perhatian ujicoba masih terfokus pada ikan beku.
• Infrastruktur logistik yang belum optimal.
• Rendahnya nilai tambah produk logistik ikan.
• Untuk itu diperlukan PERCEPATAN Pengembangan Sistem Logistik melalui PETA JALAN
IMPLEMENTASI SLIN.
13
14. Analisis Kesenjangan
Sistem Logistik Ikan Tidak
Efektif dan Efisien
Rendahnya
ketahanan pangan
Konsumsi Ikan yang
rendah
Harga tidak
terjangkau dan
tidak stabil
Pasokan ikan yang
rendah
Rendahnya
ketahanan pangan
Konsumsi Ikan yang
rendah
Harga tidak
terjangkau dan
tidak stabil
Pasokan ikan yang
rendah
Penangkapan
berlebih
Terjadinya benturan
kepentingan
Tidak bertanggung-
jawab dan
ketidakpatuhan
Biaya koordinasi
yang tinggi
Tata niaga yang
tidak berkeadilan
Tidak ada investasi
swasta
Pengawetan dan
pengolahan yang
tidak efisien
Penanganan ikan
yang buruk
Tidak ada sistem
pemantauan
14
15. SLIN hanya untuk kepentingan pusat dan
lemahnya inisiatif dan minimnya dukungan
pelaku di daerah dalam memperhatikan
keterbatasn kapasitas daerah.
Rendahnya keterkaitan atau konektivitas
antar kawasan pusat pengumpulan dan pusat
distribusi.
Kelembagaan masih lemah dan sistem
pemantauan imlementasi belum berjalan
serta belum ada kaitan evalyasu dengan
perencanaan selanjutnya.
SLIN menjadi beban operator dan belum
optimalnya insentif pelaksanaan SLIN.
Keterbatasan akses informasi logistik.
Perhatian ujicoba masih terfokus pada ikan
beku.
Infrastruktur logistik yang belum optimal.
Rendahnya nilai tambah produk logistik ikan.
• Pembinaan pemerintah daerah untuk berperan dalam
pengembangan Sistem Logistik Ikan Daerah yang menjadi
kebutuhan untuk memecahkan persoalan kapasitas rantai
logistik ikan lokal.
• Penataan pias (jalur) nasional dalam mengurangi
kesenjangan antara pusat pengumpulan dan pusat
distribusi sesuai dengan potensi dan daya dukung
lingkungan.
• Pengembangan sistem tata kelola (governansi) logistik
yang baku untuk kepentingan nasional dilengkapi dengan
spesifikasi lokal dalam mendukung sistem perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan perencanaan masa depan.
• Fasilitasi investasi usaha logistik dan pengembangan
indikator kinerja sistem logistik untuk mendukung insentif
dan disinsentif.
• Pengembangan sistem informasi logistik antar pelaku
sistem logistik nasonal.
• Pengembangan ujicoba logistik ikan segar, olahan, dan
budidaya.
• Pembangunan infrastruktur logistik sebagai bagian dari
insentif untuk meningkatkan ketersediaan dan stabilitas
harga.
• Pemanfaatan inovasi teknologi dalam peningkatan nilai
tambah produk logistik ikan.
KONDISI SAAT INI HARAPAN KE DEPAN
Perbaikan Implementasi SLIN
15
17. Biaya Rantai Pasok dan Margin
17
Nelayan dan
Pemilik Kapal
Bakul Ikan Pengolah Ikan DistributorAgen Pabrik
Nelayan melakukan
produksi dengan
menangkap ikan
Distributor
mengirimkanproduk
ikan ke pasar dan
pengecer
Bakul mengumpulkan
ikan dari kapal dan
mengirim ke pasar
Agen pengolahan atau
pabrik membeliikan
dari bakul ikan dan
mengirimkanke pabrik
Pengolah melakukan
pengirisan, pembekuan,
dan penjaminan mutu
produk ikan
Laba distributor:
Biaya = y *f + y*t
Pendapatan = y*r
Laba = Pendapatan-Biaya
y = volume penjualan
f = harga pabrik
t = biaya transpor
r = harga jual
Biaya = (v*p) + vc+(fc*n)
R = y*f
v = volume pengadaan ikan
mentah
p = harga beli ikan per kg berat
hidup
vc = biaya variabel
fc = biaya tetap
n = jumlah pabrik pengolahan
y = volume penjualan
F = harga jual ikan
Biaya = (v*p1) + (vc*k) + (fc*k)
+ (cc*k)
R = v* p
v = volume ikan yang dibeli
p1 = harga yang dibayar ke
bakul per per kg
vc = biaya variabel rata-rata
fc = biaya tetap
cc = biaya kesempatan modal
untuk sebuah agen
k = jumlah agen
R = pendapatan total
p = harga yang dibayar pabrik
per kg ikan.
Biaya = (v*p2) + (r*p2) + (fc*n)
+ (cc*n)
R = (v*p1) + (r*p3)
v = volume ikan yang dibeli
oleh bakul
r = ikan yang ditolak oleh agen
p2 = harga yang dibayar ke
nelayan
p3 = harga jual ikan yang
ditolak di pasar lokal
vc = biaya variabel rata-rata
fc = biaya tetap
cc = biaya kesempatan modal
untuk sebuah bakul
n = jumlah bakul
R = pendapatan total
Laba pemilikkapal
Biaya = vc + fc + cc
R = (v1*p2) + (r1*p3)
v 1= volume ikan yang dijual ke
bakul
r1 = ikan yang ditolak oleh
bakul
p2 = harga yang dibayar oleh
bakul
p3 = harga jual ikan yang
ditolak di pasar lokal
vc = biaya variabel tenaga kerja
dan bahan bakar
fc = biaya tetap peralatan,
lisensi, dan pajak
cc = biaya kesempatan modal
R = pendapatan total
Apakah volume yang dibutuhkan pasar terpenuhi dengan mutu yang terjamin?
Apakah margin di antara para pelaku berkeadilan?
Apakah terjadi disparitas harga antara hulu dan hilir?
Apakah dapat dilakukan penghematan biaya?
18. Jenis Rantai Pasokan Ikan
Rantai Pasok
Berorientasi Transaksi
Rantai Pasok
Berorientasi Kapasitas
Rantai Pasok
Berorientasi Integrasi
Penyimpanan
Pengadaan
Transportasi
Distribusi
Penyimpanan
Pengadaan
Transportasi
Distribusi
Penyimpanan
Pengadaan
Transportasi
Distribusi
Ranah kewenangan
Provinsi dan Wilayah
Pengelolaan Perikanan
Ranah kewenangan
Pusat dan Antar Wilayah
Pengelolaan Perikanan
• Transaksi niaga sesuai pasar lokal.
• Kepentingan masing-masing untuk
meningkatkan margin.
• Tidak ada koordinasi antar pelaku
sepanjang rantai logistik.
• Kementerian hanya menjadi
regulator dan pengawas.
• Transaksi niaga sesuai pasar klaster.
• Kepentingan bersama untuk
meningkatkan kapasitas.
• Ada koordinasi pemecahan masalah
lokal.
• Inisiatif daerah dengan dukungan
kementerian.
• Kontrak niaga sesuai pasar nasional.
• Kepentingan bersama untuk menjamin
ketersediaan dan stabilisasi harga.
• Ada koordinasi penjaminan mutu dan
kestabilan harga.
• Inisiatif kementerian dengan pelaksana
operator koodinator. 18
19. Tingkat Kedewasaan Tatakelola Rantai
Pasokan Ikan
Tatakelola rantai pasokan
perikanan yang
bertanggung jawab
adalah suatu prinsip
yang berstandar
internasional bersifat
sukarela dan global
untuk mencapai rantai
pasok perikanan yang
lestari.
Transaksional:
berdagang dan
sendiri-sendiri
Bertanggung-
Jawab:
patuh dan
beretika
Terpadu:
transparan dan
berstandar
Cerdas:
cepat tanggap
dan inovatif
Tatakelola rantai pasok
terintegrasi adalah
transparansi ketelusuran
aliran barang, aliran
informasi permintaan
dan persediaan, dan
aliran keuangan di
sepanjang titik rantai
pasokan.
19
20. Pentahapan Pengembangan Rantai
Pasokan Ikan
Status Saat ini
Rendahnya tingkat
kerjasama dan
keterhubungan
Bertanggung-
Jawab
• Berbagi informasi
• Perbaikan SOP
• Kepatuhan
Berkapasitas
• Kerjasama
peningkatan
kapasitas logistik
Terintegrasi
• Sistem informasi
logistik ikan
• Kemampulacakan
• Standarisasi
Cerdas
• Jaringan indera
• Cepat tanggap
• Inovatif
20
Tingkat
Kedewasaan
Upaya
Pengembangan
21. Arsitektur Logistik Efektif
Mutu Tinggi – Biaya Rendah – Waktu Antar Pendek
Integrasi Hulu-Hilir Governansi Hulu-Hilir Proses (SOP) Standar Kapasitas Logistik
Nilai Tambah dan Daya Saing
Kerjasama, Insentif, Infrastruktur, ITK, SDM, Kelembagaan, Jasa Logistik
21
Manajemen rantai pasokan (MRP) menyangkut pengelolaan kegiatan dan hubungan di dalam perusahaan, dengan pemasok, dengan
pelanggan, atau rantai pasokan secara keseluruhan.
Dimensi MRP adalah:
• Koordinasi kegiatan bisnis di dalam pelaku
• Kerjasama kegiatan bisnis antar pelaku atau agen rantai pasok
22. Konsep Kreasi Rantai Nilai Ikan
Kreasi Nilai:
1. Peningkatan Kapasitas Rantai Logistik
2. Peningkatan Integrasi Rantai Pasok
3. Efektivitas Tata Kelola Rantai Pasok
Ko-Kreasi:
1. Inovasi bersama dan
terbuka
2. Kemitraan
3. Pembiayaan
Kemampuan:
1. Transparansi
2. Standarisasi
3. Sertifikasi
4. Ketelusuran
Tawaran Pengungkit Nilai:
Isu-Isu Logistik Ikan:
1. Ketidakstabilan pasokan
dan sumberdaya ikan
2. Disparitas geografi,
ketersediaan, dan harga
3. Lemahnya partisipasi
perbaikan mutu
Kreasi Nilai Sosial:
1. Kestabilan pasokan ikan
dan harga
2. Efisien rantai pasokan dan
kelestarian ekosistem
3. Penciptaan usaha baru dan
pendapatan yang
berkeadilan
Penyimpanan Distribusi
Transportasi
Pengadaan
Rantai Pasokan
Terintegrasi
hulu-hilir
Kapasitas
Rantai Logistik
Tata kelola rantai
pasokan
22
23. Portofolio Rencana Induk SLIN
SEKTOR HULU SEKTOR HILIR
PERIKANAN TANGKAP
PERIKANAN BUDIDAYA
PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL
PERIKANAN
KONSUMEN
Konsumsi Ikan
Industri Pengolahan Ikan
Tuna
Tongkol
Cakalang
(TTC),
kembung,
bandeng
Tuna
Tongkol
Cakalang
(TTC),
kembung,
bandeng
Keterkaitan fungsional
(integrasi) rantai pasok hulu
hilir dengan kesatuan tindakan
dalam ikanan kelembagaan
Kondisi yang diharapkan:
ada jaminan ketersediaan
pasokan, peningkatan harga di
level produsen, stabilitasi harga
antar musim
Pentahapan Pengembangan
Sistem Logistik Ikan:
1. Bertanggung-jawab
2. Transparansi
3. Standarisari
4. Sertifikasi
5. Stabilisasi
6. Inovasi
7. Kecerdasan
Rancang Bangun Sistem Logistik:
1. Pengelolaan produksi dan
pemasaran
2. Sarana dan Prasarana
3. Iptek dan kapasitas SDM
4. Teknologi informasi dan
komunikasi
5. Jasa logistik
6. Kelembagaan
Dukungan prakarsa pemangku
kepentingan lokal dalam
mewujudkan ketahanan pangan
ikan daerah dan kerjasama
dengan prakarsa nasional sistem
logistik yang terintegrasi..
Kebijakan Prioritas Produk:
1. Bahan baku: TTC, kembung,
bandeng
2. Ikan beku melalui rantai
pendingin (cold storage)
23
24. Rancang Bangun SLIN
Tujuan
Sasaran
Strategi
Program
Meningkatkan kapasitas dan
stabilisasi sistem produksi dan
pemasaran perikanan nasional.
Memperkuat dan memperluas
konektivitas antara sentra
produksi hulu, produksi hilir, dan
pemasaran secara efisien.
Meningkatkan efisiensi
manajemen rantai pasokan ikan,
bahan dan alat produksi, serta
informasi dari hulu sampai
dengan hilir.
Terwujudnya peningkatan
kapasitas dan stabilisasi sistem
produksi dan pemasaran
Terwujudkan penguatan dan
perluasan konektivitas antara
sentra produksi hulu, produksi
hilir, dan pemasaran
Terwujudnya efisiensi
manajemen rantai pasokan ikan,
bahan dan alat produksi, serta
informasi dari hulu sampai hilir
Pengelolaan
produksi dan
pemasaran di
bidang perikanan
Penyediaan dan
pengembangan
sarana dan
prasarana
Pengembangan
iptek, dan
peningkatan
kapasitas SDM
Pemanfaatandan
pengembangan
TIK di bidang
perikanan
Pengembangan
jasa logistik di
bidang perikanan
Pengembangan
kelembagaandan
tata kelola di
bidang perikanan
• Integrasi pias
atau jalur
logistik nasional
dari produksi ke
pemasaran
• Pembinaan
pengembangan
sistem logistik
ikan daerah
• Sistem standar
mutu dan
keamanan serta
sertifikasi
• Penyediaan
sarana dan
prasarana
logistik
pendingin
• Pengembangan
inovasi iptek
produksi,
pemasaran, dan
logistik
perikanan
• Pengembangan
pendidikan,
pelatihan, dan
penyuluhan di
bidang
produksi,
pemasaran, dan
logistik
• Penyediaan dan
diseminasi
informasi
produksi dan
pemasaran
• Pengembangan
sistem
informasi
manajemen
logistik ikan
nasional
• Pengembangan
sistem
ketelusuran
• Pengembangan
usaha dan
investasi bidang
jasa logistik
perikanan
• Jaringan
layanan
penyedia jasa
logistik
perikanan
• Pemberian
insentif bagi
jasa penyedia
logistik
• Pengembangan
kelembagaan
pengelolaan
SLIN
• Pembentukan
kelembagaan
pendukung SLIN
pada tingkat
pusat, provinsi,
dan
kota/kabupaten
• Tata kelola
akuntabilitas
kelembagaan24
25. Tata Kelola
Implementasi
pengembangan SLIN
dilakukan secara sinergi dan
terpadu di seluruh daerah
dengan dua pendekatan:
• Atas-bawah:
pengembangan pias
logistik ikan nasional yang
dipilih berdasarkan
potensi integrasi sentra
produksi dan konsumsi.
• Bawah-atas:
pengembangan sistem
logistik ikan daerah
menuju pemberdayaan
komoditi keunggulan
daerah dan ketahanan
pangan ikan.
Kebijakan tata kelola:
• Penyelarasan kepentingan
pelaku dalam SLIN dengan
prinsip kerjasama.
• Pengembangan,
implementasi, dan
replikasi untuk mencapai
tujuan termasuk
sertifikasi.
Kajian Kelayakan
Rencana Tindak
Implementasi
Pemantauan dan Evaluasi
Sosialisasi, kemitraan saling menguntungkan, pelatihan, sistem ukuran kinerja, teknologi
Tahapan 1-6 bulan 7-12 bulan 13-18 bulan 19-24 bulan
Kajian Kelayakan
Kerjasama
Rencana Tindak
Implementasi
Pemantauan
dan Evaluasi
Tahapan Pengembangan Program SLIN
25
28. Rencana Aksi Sistem Rantai Pendingin
2016 2017 2018 2019 2020
FASILITASI
Pengembangan
infrastruktur
sistem rantai
dingin
STANDARISASI
Penjaminan
mutu, standar,
dan keamanan
hasil perikanan
INTEGRASI
Pengembangan
kerjasama dan
ketelusuran
sistem rantai
dingin
SERTIFIKASI
Penjaminan
mutu, standar,
dan keamanan
hasil perikanan
STABILISASI
penyangga
persediaan (buffer
stock) sehingga harga
bahan baku ikan bagi
industri pengolahan
dapat lebih stabil.28
29. Contoh Partisipasi Swasta:
PT Multi Terminal Indonesia (PT Pelindo II)
• Penjajakan pembangunan fasilitas rantai pasok pendingin di sejumlah
wilayah di Indonesia dengan investasi sebesar Rp 400 miliar.
• Bangun di 12 titik yang sudah dialiri listrik untuk tahap awal, a.l. Aceh,
Lhoksemauwe, Sigli, Toli-Toli, Palu, Maumere, Bima, dan Ambon.
• Perusahaan akan masuk ke wilayah yang belum digarap oleh penyedia cold
storage swasta volume kecil
• Konsep utamanya adalah simpul dan pengumpan (hub and spoke), yakni
bagaimana membawa muatan cold storage dari daerah produsen ke
pelabuhan pengumpul sebelum dilanjutkan ke pelabuhan simpul.
• Perkiraan penguna jasa logistik bisa menghemat hingga 50% atau
setengah biaya angkut.
• Konsep rantai pasok pendingin ini akan diintegrasikan dengan rencana
pengembangan halal hub port dan logistik berikat.
29
30. Mekanisme Peningkatan Kapasitas
Logistik Pendingin
Identifikasi Rantai
Nilai Sistem
Pendingin
Penghilangan
Pemborosan dan
Kerugian
Penambahan Nilai
melalui jaminan mutu
dan pengemasan dan
jaminan mutu
30
31. Kartu Portofolio Program
Sifat kerjasama:
Peningkatan Integrasi nasional
(fishery integration project)
Penguatan Kapasitas daerah
(fishery improvement project)
Tingkat intervensi:
Nasional
Regional
Lokal
Tingkat kesulitan:
Tinggi
Sedang
Rendah
Partisipasi Dukungan
Pemangku kepentingan:
Pusat
Provinsi
Kota/kabupaten
Operator Utama
Operator Pendukung
Komunitas
LSM
Jenis program:
Pengelolaan produksi dan
pemasaran
Sarana dan Prasarana
Pengembangan Iptek dan
Kompetensi SDM
Pemanfaatan TIK
Jasa Logistik
Kelembagaan dan Tata Kelola
Ketersediaan:
Sekarang
Dalam rencana
Jenis dukungan:
Rancangan dan Kelayakan
Operasi dan Manajemen
Alih teknologi
Pemantauan dan evaluasi
Sifat dukungan:
Hibah
Pinjaman
Teknis
Sertifikat
Kebutuhan pembiayaan
bersama:
Ya
Tidak
31
32. Contoh Portofolio Rencana Aksi Sistem
Rantai Pendingin 2015-2017
• Pengembangan sarana pemasaran dengan sistem rantai
dingin ke sejumlah kawasan ritel dan properti untuk
menunjang distribusi produk perikanan tangkap ke sentra
konsumen.
• Penambahan peralatan sarana sistem rantai dingin akan
menjamin kualitas kebersihan produk perikanan.
– Mesin pendingin bermotor dengan kapasitas 200 kilogram akan membantu pelaku industri
pengolahan ikan dalam menjaga mutu produk sehingga memberi nilai tambah.
– Pembangunan unit pabrik es
– Penambahan unit penyimpanan pendingain (cold storage) di pelabuhan pendaratan ikan.
– Sarana pemasaran berpendingin, rumah kemasan, miniplant pengolahan tuna, sentra pengolahan,
pengadaan paket kendaraan bergerak roda tiga dan empat.
– Unit pengolahan ikan skala besar yang tersebar di Indonesia.
– Kapal induk yang dapat menyuplai hasil tangkapan laut langsung menuju gudang pendingin.
32
33. Penutup
• Rancang bangun SLIN terdiri dari:
1. Pengelolaan produksi dan pemasaran di bidang perikanan
2. Penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana
3. Pengembangan iptek, dan peningkatan kapasitas SDM
4. Pemanfaatan dan pengembangan TIK di bidang perikanan
5. Pengembangan jasa logistik di bidang perikanan
6. Pengembangan kelembagaan dan tata kelola di bidang perikanan
• Kebijakan prakarsa dapat berasal dari nasional dan daerah dalam
meningkatkan ketersediaan ikan yang bermutu dan harga terjangkau oleh
konsumen dan industri pengolahan ikan.
• Peta jalan terdiri dari:
– Bertanggtung-jawab
– Transparansi dengan sistem ketelurusan (traceability)
– Standarisasi
– Sertifikasi
– Stabilitasi
33