SlideShare a Scribd company logo
SUMBER DAYA PERIKANAN
1. ALBERTUS AGUNG
2. CARISSA LEVIANA
3. DAREL ROMERO
4. RICKY CHEN
5. WINA TOLINAWATI
6. YESSICA
XI-IPS1
• Ikan adalah salah satu bentuk sumberdaya alam yang bersifat
renewable atau mempunyai sifat dapat pulih/dapat memperbaharui
diri. Disamping sifat renewable, menurut Widodo dan Nurhakim
(2002), sumberdaya ikan pada umumnya mempunyai sifat “open
access” dan “common property” yang artinya pemanfaatan bersifat
terbuka oleh siapa saja dan kepemilikannya bersifat umum. Sifat
sumberdaya seperti ini menimbulkan beberapa konsekuensi, antara
lain :
1) Tanpa adanya pengelolaan akan menimbulkan gejala eksploitasi
berlebihan (over exploitation), investasi berlebihan (over investment)
dan tenaga kerja berlebihan (over employment).
2) Perlu adanya hak kepemilikan (property rights), misalnya oleh
Negara (state property rights), oleh masyarakat (community property
rights) atau oleh swasta/perorangan (private property rights).
• Dengan sifat-sifat sumberdaya seperti diatas, menjadikan
sumberdaya ikan bersifat unik, dan setiap orang mempunyai hak
untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut dalam batas-batas
kewenangan hukum suatu Negara.
Bagi Indonesia, perikanan mempunyai peranan yang cukup penting
dalam pembangunan nasional. Hal ini disebabkan karena adanya
beberapa factor, diantaranya adalah :
Sekitar 2.274.629 orang nelayan dan 1.063.140 rumah tangga
budidaya, menggantungkan hidupnya dari kegiatan usaha perikanan.
Adanya sumbangan devisa yang jumlahnya cukup signifikan dan
cendrung meningkat dari tahun ketahun.
Mulai terpenuhinya kebutuhan sumber protein hewani bagi sebagian
masyarakat.
Terbukanya lapangan kerja bagi angkatan kerja baru, sehingga
diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran
Adanya potensi perikanan yang dimiliki Indonesia
Pengelolaan sumberdaya ikan adalah suatu proses yang terintegrasi
mulai dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi,
pengambilan keputusan, alokasi sumber dan implementasinya, dalam
rangka menjamin kelangsungan produktivitas serta pencapaian
tujuan pengelolaan (FAO, 1997). Sementara Widodo dan Nurhakim
(2002) mengemukakan bahwa secara umum, tujuan utama
pengelolaan sumberdaya ikan adalah untuk :
1). Menjaga kelestarian produksi, terutama melalui berbagai regulasi
serta tindakan perbaikan (enhancement).
2). Meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social para nelayan
serta
3). Memenuhi keperluan industri yang memanfaatkan produksi
tersebut.
Jenis SD. Ikan
Metoda
Sensus/
Transek
Swept
Area
Akustik Surplus
Produksi
Tagging Ekstra/
Intra-
polasi
1. Ikan Pelagis Besar X x
2. Ikan Pelagis Kecil X x
3. Ikan Demersal X x
4. Ikan Karang X X
5. Ikan Hias X
6. Udang dan krustasea X x
7. Muluska & teripang X X
8. Mammalia & reptilian X X
9. Rumput Laut X
10. Benih Alam X X
11. Karang X
Sementara dalam menentukan stok sumberdaya ikan di perairan Indonesia,
dipergunakan beberapa metoda sesuai dengan jenis dan sifat sumberdaya ikan.
Metoda tersebut dapat dilihat melalui table berikut :
PRISIP IDE PENGELOLAAN
Sebagaimana diketahui bahwa sumberdaya perikanan adalah
sumberdaya yang dapat pulih (renewable) yang berarti bahwa apabila
tidak terganggu, maka secara alami kehidupan akan terjaga
keseimbangannya, dan akan sia-sia bila tidak dimanfaatkan. Apabila
pemanfaatannya tidak seimbang dengan daya pulihnya maka
sumberdaya tersebut dapat terdegradasi dan terancam
kelestariannya, yang sering dikenal sebagai tangkap berlebih
(overfishing). Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kondisi
tangkap lebih maka perlu adanya pengelolaan sumberdaya perikanan.
Prinsip dasar yang mendasari ide pengelolaan adalah bahwa
pemanfaatan sumberdaya harus didasarkan pada sistem dan
kapasitas daya dukung (carrying capacity) alamiahnya (Saputra,
2009). Besar kecilnya hasil tangkapan tergantung pada jumlah stok
alami yang tersedia di perairan dan kemampuan alamiah dari habitat
untuk menghasilkan biomass.
1. Pendekatan Pengelolaan Perikanan
Salah satu pertanyaan mendasar dalam pengelolaan sumberdaya ikan
adalah bagaimana memanfaatkan sumberdaya tersebut sehingga
menghasilkan manfaat ekonomi yang tinggi bagi pengguna, namun
kelestariannya tetap terjaga. Secara implisit pertanyaan tersebut
mengandung dua makna, yaitu makna ekonomi dan makna konservasi atau
biologi. Dengan demikian, pemanfaatan optimal sumberdaya ikan mau tidak
mau harus mengakomodasi kedua disiplin ilmu tersebut. Oleh karena itu,
pendekatan bio-ekonomi dalam pengelolaan sumberdaya ikan merupakan
hal yang harus dipahami oleh setiap pelaku yang terlibat dalam pengelolaan
sumberdaya ikan.
a. Pengaturan Musim Penangkapan Ikan (MPI)
Manajemen sumberdaya perikanan melalui pendekatan penutupan musim
penangkapan, memerlukan dukungan semua lapisan masyarakat
khususnya masyarakat nelayan sebagai pemanfaat sumberdaya untuk
memiliki rasa kepedulian dan disiplin yang tinggi dalam pelaksanaan
peraturan perundang-undanganyang ada. Sebagaimana dikatakan
Nikijuluw (2002), bahwa penutupan musim penangkapan merupakan
pendekatan manajemen yang umumnya dilakukan di negara yang sistem
penegakan hukumnya sudah maju.
Beddington dan Retting (1983) mengatakan, paling tidak ada dua bentuk
penutupan musim penangkapan ikan. Pertama, menutup musim
penangkapan ikan pada waktu tertentu untuk memungkinkan ikan dapat
memijah dan berkembang. Contoh dari bentuk ini adalah penangkapan
ikan teri (anchovy) di Peru yang biasanya menutup kegiatan penangkapan
pada awal tahun ketika juvenil dan ikan berukuran kecil sangat banyak di
perairan. Kedua, penutupan kegiatan penangkapan ikan karena
sumberdaya ikan telah mengalami degradasi, dan ikan yang ditangkap
semakin sedikit
b. Penutupan Daerah Penangkapan Ikan
Pendekatan penutupan daerah penangkapan ikan berarti menghentikan kegiatan
penangkapan ikan disuatu perairan pada musim tertentu atau secara permanen.
Pendekatan ini dilakukan seiring dengan penutupan musim penangkapan.
Penutupan daerah penangkapan dalam jangka panjang biasanya dilakukan dengan
usaha-usaha konservasi jenis ikan tertentu yang memang dalam status terancam
kepunahan. Hal ini juga dilakukan secara permanen atau sementara untuk
menutup kegiatan penangkapan ikan di daerah tempat ikan berpijah (spawning
ground) atau daerah asuhan (nursery ground).
c. Selektifitas Alat Tangkap
Pendekatan manajemen sumberdaya perikanan ini dilaksanakan melalui
penggunaan alat penangkapan ikan yang tinggi selektifitasnya. Beberapa contoh
pendekatan ini adalah pembatasan minimum terhadap ukuran mata jaring (mesh
size), pembatasan minimum ukuran mata pancing, serta pembatasan ukuran mulut
perangkappada kondisi terbuka.
Masalah utama yang dihadapi dalam penerapan kebijakan ini adalah tingginya
biaya pelaksanaan, pengawasan, pemantauanatau pengendalian. Disamping itu
juga diperlukan adanya personil perikanan yang memiliki kemampuan teknis dalam
bertindak cepat di lapangan untuk menentukan jenis dan skala alat tangkap yang
digunakan.
d. Pelarangan Alat Tangkap
Pelarangan jenis alat tangkap tertentu dapat dilakukan secara permanen atau
sementara waktu, yang dilakukan untuk melindungi sumberdaya ikan dari
penggunaan alat tangkap yang merusak atau destruktif, atau pertimbangan lain
yang bertujuan untukmelindungi nelayan kecil/tradisional.
Cara-cara penangkapan ikan yang dewasa ini sudah lazim dilarang adalah
penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan bahan peledak.
e. Kuota Penangkapan Ikan
Kuota penangkapan ikan adalah salah satu cara pendekatan dalam manajemen
sumberdaya perikanan, yaitu pola manajemen rasionalisasi yang dicapai melalui
pemberian hak kepada industri atau perusahaan perikanan untuk menangkapikan
sejumlah tertentu dalam suatu perairan.
Ada tiga cara dalam mengimplementasikan pendekatan TAC, yaitu :
1) Penentuan TAC secara keseluruhan pada skala nasional atas jenis ikan atau
perairan tertentu.
2) Membagi TAC kepada setiap nelayan, kapal, atau armada dengan keberpihakan
pemerintah kepada nelayan atau kapal tertentu atas dasar keadilan, sehingga
perbedaan/kesenjangan pendapatan antar nelayandapat diperkecil.
3) Membatasi atau mengurangi efisiensi penangkapan ikan sedemikian rupa
sehingga TAC tidak terlampaui. Cara ini secara ekonomis tidak efisien serta tidak
akurat karena kesulitan dalam pengaturan dan memprediksi jumlah ikan yang
tertangkap setiap kapal, akibatnya seringkali TAC terlampaui.
f. Pengendalian Upaya Penangkapan Ikan
Pengendalian upaya penangkapan adalah salah satu pendekatan
pengelolaan sumberdaya perikanan yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil tangkapan, kinerja ekonomi industri perikanan
melalui pengurangan upaya atau kapasitas penangkapan ikan yang
berlebihan. Pendekatan lain yang dapat dilakukan dalam
mengendalikan upaya penangkapan ikan adalah penentuan jumlah
unit penangkapan ikan yang diperbolehkan melalui pengaturan
perijinan.
2. Tujuan Pengelolaan Perikanan
Tujuan pengelolaan seperti dikemukakan diatas adalah pemanfaatan dalam jangka panjang atas
sumberdya perikanan secara berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan ini diperlukan pendekatan proaktif
dan berusaha secara aktif menemukan cara untuk mengoptimalkan keuntungan ekonomi dan social dari
sumberdaya yang tersedia.
a. Maximum Sustainable Yield (MSY)
MSY adalah hasil tangkapan terbesar yang dapat dihasilkan dari tahun ke tahun oleh suatu perikanan.
Konsep MSY didasarkan atas suatu model yang sangat sederhana dari suatu populasi ikan yang dianggap
sebagai unit tunggal. Konsep ini dikembangkan dari kurva biologi yang menggambarkan yield sebagai
fungsi dari effort dengan suatu nilai maksimum yang jelas, terutama bentuk parabola dari model Schaefer
yang paling sederhana.
MSY memiliki beberapa keuntungan :
1) Konsep ini didasarkan pada gambaran yang sederhana dan mudah dimengerti atas reaksi suatu stok
ikan terhadap penangkapan. Setiap nelayan akan memahami bahwa dari stok berukuran kecil, dan
demikian juga sebaliknya.
2) MSY ditentukan dengan suatu ukuran fisik yang sederhana, yakni berat atau jumlah ikan yang
ditangkap, sehingga menghindarkan perbedaan-perbedaan dalam wilayah suatu negara ataupun antar
negara, dibandingkan dengan kriteria lainnya (misalnya harga hasil tangkapan atau penurunan biaya
operasi).
Dibalik kelebihan-kelebihan tersebut sebenarnya terdapat beberapa kelemahan mendasar yaitu bahwa
konsep ini tidak cukup memiliki dasar berpijak yang cukup kuat. Banyak stok ikan yang sifat dinamikanya
tidak dapat dilukiskan dengan gambaran yang demikian sederhana, atau dapat ditentukan dengan mudah,
sehingga sangat sulit menentukan letak MSY dari sumberdaya tersebut. Selain itu konsep ini tidak dapat
b. Maximum Economic Yield (MEY)
Pengkajian secara teoritis telah menyimpulkan untuk mengganti MSY dengan
pendekatan Maximum Economic Yield (MEY), atau Maximum Rent. Net Economic Yield
cenderung menjadi nol (0) dalam suatu sumberdaya perikanan yang tidak dikelola,
mungkin menjadi sangat kecil pada saat penangkapan berada pada tingkat MSY, dan
akan mempunyai nilai maksimum pada suatu tingkat upaya sedikit lebih kecil dari pada
nilai yang menghasilkan hasil tangkapan yang terbesar.
Beberapa keuntungan penggunaan model MEY sebagai tujuan pengelolaan, selain yang
telah disebutkan juga model ini sangat fleksibel dan dapat diadaptasikan untuk analisis
cost and benefit bagi nelayan komersial, rekreasional, para pengolah, konsumen, dan
lain-lain, yang kegiatan usahanya berkaitan dengan perikanan. Selain itu konsep ini
dapat diaplikasikan terhadap setiap model biologi, dan berbeda dengan konsep MSY,
MEY tiodak berdasarkan konsep ekuilibrium.
Kelemahan yang paling menonjol dari penggunaan net economic yield sebagai tujuan
pengelolaan ialah bahwa model ini tergantung pada harga ikan yang tertangkap serta
satuan biaya penangkapan yang bervariasi dari tahun ke tahun, dari negara ke negara.
Oleh karena itu, net economic yield tidak memberikan nilai pasti yang tetap untuk
tujuan suatu pengelolaan.
c. Optimum Sustainable Yield (OSY)
Istilah Optimum Sustainable Yield (OSY) dimaksudkan sebagai suatu usaha untuk
mempertimbangkan segala keuntungan dan kerugian yang sering digolongkan ke
dalam biologi, ekonomi, hukum (legal), sosial dan politik. Pertimbangan sosial menjadi
salah satu kunci dalam tujuan pengelolaan dengan pendekatan ini. Hal ini dapat
dipahami karena hasil ekonomi yang optimal hanya akan bermakna jika diikuti oleh
keuntungan maksimal secara sosial berupa pengurangan angka pengangguran atau
penyediaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, dan resolusi konflik.
3. Pertimbangan Pengelolaan Perikanan
Seandainya sumberdaya hayati laut bukan tidak terbatas dan bukan tidak terusakkan, maka kita dapat
saja membiarkan manusia untuk memanfaatkannya dan menyalahgunakan pemanfaatan itu dengan
cara semena-mena.Produksi dan potensi perikanan dibatasi oleh sejumlah faktor yang dapat
dikelompokkan ke dalam biologi, ekologi dan lingkungan, teknologi, sosial, kultural dan ekonomi.
a. Pertimbangan Biologi
Sebagai populasi atau komunitas yang hidup, sumberdaya hayati laut mampu membarui dirinya melalui
proses pertumbuhan dalam ukuran (panjang) dan massa (bobot) individu selain pertambahan terhadap
populasi atau komunitas melalui reproduksi (yang biasa disebut dalam dunia perikanan sebagai
rekrutmen).
Dalam populasi yang tidak dieksploitasi, mortalitas total mencakup mortalitas alami yang terdiri dari
proses-proses seperti pemangsaan, penyakit, dan kematian melalui perubahan-perubahan drastisdari
lingkungan dan lain-lain. Dalam populasi yang dieksploitasi, mortalitas total terdiri dari mortalitas
alami plus mortalitas penangkapan. Tugas utama dari pengelolaan perikanan adalah menjamin bahwa
mortalitas penangkapan tidak melampaui kemampuan populasi untuk bertahan dan tidak mengancam
atau merusak kelestarian dan produktivitas dari populasi ikan yang sedang dikelola.
b. Pertimbangan Ekologi dan Lingkungan
Kelimpahan dan dinamika populasi ikan mempunyai peranan penting dalam perikanan tetapi populasi
akuatik tidak hidup dalam isolasi. Mereka menjadi salah satu komponen ekosistem yang rumit, terdiri
dari komponen biologi yang mungkin memangsa, dimangsa, atau berkompetisi dengan stok atau
populasi tertentu. Komponen fisik ekosistem, seperti air itu sendiri, substrat, masukan air tawar atau
nutrient atau proses non-biologi lainnya mungkin juga menjadi sangat penting dalam pertimbangan ini.
Lingkungan dari ikan jarang bersifat statis dan kondisi lingkungan akuatik dapat berubah secara nyata
c. Pertimbangan Sosial, Budaya, dan Kelembagaan
Populasi manusia dan masyarakat bersifat dinamis seperi halnya populasi biologi
lainnya. Selain itu perubahan sosial berlangsungterus menerus dalam skala yang
berbeda, dipengaruhi oleh perubahan dalam cuaca, lapangan pekerjaan, kondisi politik,
penawaran dan permintaan produk perikanan, dan faktor-faktor lainnya. Perubahan
seperti itu mempengaruhi efektifitas dari strategi pengelolaan dan oleh sebab itu harus
dipertimbangkan dan diakomodasi.
Kendala social utama dalam pengelolaan perikanan adalah bahwa masyarakat dan
perilakunya tidak mudah ditransformasikan. Keluarga dan komunitas nelayan mungkin
tidak akan bersedia pindah ke pekerjaan lainnya, atau ketempat jauh dari rumah
mereka yang bila terjadi surplus kapasitas dalam perikanan, meskipun kualitas hidup
mereka akan mengalami penurunan sebagai akibat sumberdaya yang menipis atau
rusak. Disamping itu, ketersediaan lapangan pekerjaan bagi mereka juga tidak tersedia
secara memadai.
d. Pertimbangan Ekonomi
Kekuatan pasar sangat berpengaruh terhadap pengelolaan perikanan. Selain itu
pengelolaan perikanan masih sering dihadapkan pada persoalan perikanan akses
terbuka (open acces), dimana setiap orang diperbolehkan masuk ke
dalamusahaperikanan. Dibawah keadaan seperti itu orang akan terus masuk ke
perikanan sampai keuntungan dariusahaperikanan sedemikian rendah, sehingga tidak
lagi menarik bagi pelaku usaha baru (new entrance). Akibat yang tidak dapat dielakkan
dari usaha perikanan akses terbuka adalah hilangnya keuntungan sehingga mengarah
kepada tidak efisiensi secara ekonomi, dan jika tidak dapat ditegakkan tindakan
pengelolaan yang efektif, akan terjadi over exploitation.

More Related Content

What's hot

Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
PT. SASA
 
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkapPim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
PT. SASA
 
Perikanan
PerikananPerikanan
Perikanan
anandhitaef
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisirAry Ajo
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
Hendra Wiguna
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Siti Sahati
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Point
iswant mas
 
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxPPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
Wira589766
 
Alat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptxAlat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptx
Yusep Sugianto
 
Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
Shanti Paramita J
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
afdal muhammad
 
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Yogga Haw
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Mujiyanto -
 
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Didi Sadili
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
Indra Lesmana
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
firmanahyuda
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
Ady Purnomo
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
nautika
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Badiuzzaman
 

What's hot (20)

Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
 
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkapPim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
 
Perikanan
PerikananPerikanan
Perikanan
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Point
 
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxPPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
 
Alat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptxAlat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptx
 
Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
 
21. penangkapan
21.  penangkapan21.  penangkapan
21. penangkapan
 
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
 
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
 

Similar to Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cibinong T.A. 2017/2018

Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1
Yosie Andre Victora
 
Sinopsis vera ardelia
Sinopsis vera ardeliaSinopsis vera ardelia
Sinopsis vera ardelia
ardelia2508
 
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdfPENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
MuhammadSumsanto1
 
Laporan budidaya laut
Laporan budidaya lautLaporan budidaya laut
Laporan budidaya laut
Ibnu Riyadi
 
Pikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkapPikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkap
Yosie Andre Victora
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
nautika
 
Modul Perikanan.pdf
Modul Perikanan.pdfModul Perikanan.pdf
Modul Perikanan.pdf
Aswad Putra
 
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun22014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
Yoga Amanta
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Abida Muttaqiena
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Jaya Nugraha
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
suningterusberkarya
 
The Use and Restoration Of Ecosystem
The Use and Restoration Of EcosystemThe Use and Restoration Of Ecosystem
The Use and Restoration Of Ecosystem
MUHAMMAD PANATAGAMA SYAHID
 
Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1
mardiesadi
 
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Yosie Andre Victora
 
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centreHnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
Agung Nugraha
 
PPT-UNRI-Pengantar-Ekonomi Sumberdaya perikanan-Pertemuan-6-7.pptx
PPT-UNRI-Pengantar-Ekonomi Sumberdaya perikanan-Pertemuan-6-7.pptxPPT-UNRI-Pengantar-Ekonomi Sumberdaya perikanan-Pertemuan-6-7.pptx
PPT-UNRI-Pengantar-Ekonomi Sumberdaya perikanan-Pertemuan-6-7.pptx
ssuser8a3331
 
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidupSUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
YeSi YeStri CatMafis
 
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Umar Tangke
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
deviarsel
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
asyawalarkan
 

Similar to Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cibinong T.A. 2017/2018 (20)

Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1
 
Sinopsis vera ardelia
Sinopsis vera ardeliaSinopsis vera ardelia
Sinopsis vera ardelia
 
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdfPENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
 
Laporan budidaya laut
Laporan budidaya lautLaporan budidaya laut
Laporan budidaya laut
 
Pikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkapPikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkap
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
 
Modul Perikanan.pdf
Modul Perikanan.pdfModul Perikanan.pdf
Modul Perikanan.pdf
 
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun22014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
The Use and Restoration Of Ecosystem
The Use and Restoration Of EcosystemThe Use and Restoration Of Ecosystem
The Use and Restoration Of Ecosystem
 
Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1
 
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
 
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centreHnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
 
PPT-UNRI-Pengantar-Ekonomi Sumberdaya perikanan-Pertemuan-6-7.pptx
PPT-UNRI-Pengantar-Ekonomi Sumberdaya perikanan-Pertemuan-6-7.pptxPPT-UNRI-Pengantar-Ekonomi Sumberdaya perikanan-Pertemuan-6-7.pptx
PPT-UNRI-Pengantar-Ekonomi Sumberdaya perikanan-Pertemuan-6-7.pptx
 
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidupSUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
 
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
 

More from Cahya Panduputra

Jagad raya - Kelas X
Jagad raya - Kelas XJagad raya - Kelas X
Jagad raya - Kelas X
Cahya Panduputra
 
Tata surya - X IPS
Tata surya - X IPSTata surya - X IPS
Tata surya - X IPS
Cahya Panduputra
 
Silabus Sejarah SMA Peminatan Versi - 12022016
Silabus Sejarah SMA Peminatan Versi - 12022016Silabus Sejarah SMA Peminatan Versi - 12022016
Silabus Sejarah SMA Peminatan Versi - 12022016
Cahya Panduputra
 
Silabus Geografi Versi 12022016
Silabus Geografi Versi 12022016Silabus Geografi Versi 12022016
Silabus Geografi Versi 12022016
Cahya Panduputra
 
Ulangan Harian Kelas XI - Biosfer
Ulangan Harian Kelas XI - BiosferUlangan Harian Kelas XI - Biosfer
Ulangan Harian Kelas XI - Biosfer
Cahya Panduputra
 
Penginderaan Jauh - Kelompok Stevina
Penginderaan Jauh - Kelompok StevinaPenginderaan Jauh - Kelompok Stevina
Penginderaan Jauh - Kelompok Stevina
Cahya Panduputra
 
Sejarah singkat eradaban cina kuno
Sejarah singkat eradaban cina kunoSejarah singkat eradaban cina kuno
Sejarah singkat eradaban cina kuno
Cahya Panduputra
 
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan 2
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan 2Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan 2
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan 2
Cahya Panduputra
 
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan panganPengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan
Cahya Panduputra
 
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukanPengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Cahya Panduputra
 
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Cahya Panduputra
 
Pengelolaan Limbah - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cibinong T....
Pengelolaan Limbah - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cibinong T....Pengelolaan Limbah - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cibinong T....
Pengelolaan Limbah - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cibinong T....
Cahya Panduputra
 
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)
Cahya Panduputra
 
Interpretasi citra pada bentang alam dan bentang budaya
Interpretasi citra pada bentang alam dan bentang budayaInterpretasi citra pada bentang alam dan bentang budaya
Interpretasi citra pada bentang alam dan bentang budaya
Cahya Panduputra
 
Industri
IndustriIndustri
Peta, proyeksi dan skala
Peta, proyeksi dan skalaPeta, proyeksi dan skala
Peta, proyeksi dan skala
Cahya Panduputra
 

More from Cahya Panduputra (16)

Jagad raya - Kelas X
Jagad raya - Kelas XJagad raya - Kelas X
Jagad raya - Kelas X
 
Tata surya - X IPS
Tata surya - X IPSTata surya - X IPS
Tata surya - X IPS
 
Silabus Sejarah SMA Peminatan Versi - 12022016
Silabus Sejarah SMA Peminatan Versi - 12022016Silabus Sejarah SMA Peminatan Versi - 12022016
Silabus Sejarah SMA Peminatan Versi - 12022016
 
Silabus Geografi Versi 12022016
Silabus Geografi Versi 12022016Silabus Geografi Versi 12022016
Silabus Geografi Versi 12022016
 
Ulangan Harian Kelas XI - Biosfer
Ulangan Harian Kelas XI - BiosferUlangan Harian Kelas XI - Biosfer
Ulangan Harian Kelas XI - Biosfer
 
Penginderaan Jauh - Kelompok Stevina
Penginderaan Jauh - Kelompok StevinaPenginderaan Jauh - Kelompok Stevina
Penginderaan Jauh - Kelompok Stevina
 
Sejarah singkat eradaban cina kuno
Sejarah singkat eradaban cina kunoSejarah singkat eradaban cina kuno
Sejarah singkat eradaban cina kuno
 
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan 2
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan 2Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan 2
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan 2
 
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan panganPengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan
Pengelolaan sumberdaya dalam penyediaan bahan pangan
 
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukanPengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
 
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
 
Pengelolaan Limbah - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cibinong T....
Pengelolaan Limbah - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cibinong T....Pengelolaan Limbah - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cibinong T....
Pengelolaan Limbah - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cibinong T....
 
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)
Wppi (wilayah pusat pertumbuhan industri)
 
Interpretasi citra pada bentang alam dan bentang budaya
Interpretasi citra pada bentang alam dan bentang budayaInterpretasi citra pada bentang alam dan bentang budaya
Interpretasi citra pada bentang alam dan bentang budaya
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
Peta, proyeksi dan skala
Peta, proyeksi dan skalaPeta, proyeksi dan skala
Peta, proyeksi dan skala
 

Recently uploaded

SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 

Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cibinong T.A. 2017/2018

  • 1. SUMBER DAYA PERIKANAN 1. ALBERTUS AGUNG 2. CARISSA LEVIANA 3. DAREL ROMERO 4. RICKY CHEN 5. WINA TOLINAWATI 6. YESSICA XI-IPS1
  • 2. • Ikan adalah salah satu bentuk sumberdaya alam yang bersifat renewable atau mempunyai sifat dapat pulih/dapat memperbaharui diri. Disamping sifat renewable, menurut Widodo dan Nurhakim (2002), sumberdaya ikan pada umumnya mempunyai sifat “open access” dan “common property” yang artinya pemanfaatan bersifat terbuka oleh siapa saja dan kepemilikannya bersifat umum. Sifat sumberdaya seperti ini menimbulkan beberapa konsekuensi, antara lain : 1) Tanpa adanya pengelolaan akan menimbulkan gejala eksploitasi berlebihan (over exploitation), investasi berlebihan (over investment) dan tenaga kerja berlebihan (over employment). 2) Perlu adanya hak kepemilikan (property rights), misalnya oleh Negara (state property rights), oleh masyarakat (community property rights) atau oleh swasta/perorangan (private property rights). • Dengan sifat-sifat sumberdaya seperti diatas, menjadikan sumberdaya ikan bersifat unik, dan setiap orang mempunyai hak untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut dalam batas-batas kewenangan hukum suatu Negara.
  • 3. Bagi Indonesia, perikanan mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembangunan nasional. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa factor, diantaranya adalah : Sekitar 2.274.629 orang nelayan dan 1.063.140 rumah tangga budidaya, menggantungkan hidupnya dari kegiatan usaha perikanan. Adanya sumbangan devisa yang jumlahnya cukup signifikan dan cendrung meningkat dari tahun ketahun. Mulai terpenuhinya kebutuhan sumber protein hewani bagi sebagian masyarakat. Terbukanya lapangan kerja bagi angkatan kerja baru, sehingga diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran Adanya potensi perikanan yang dimiliki Indonesia
  • 4. Pengelolaan sumberdaya ikan adalah suatu proses yang terintegrasi mulai dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan keputusan, alokasi sumber dan implementasinya, dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas serta pencapaian tujuan pengelolaan (FAO, 1997). Sementara Widodo dan Nurhakim (2002) mengemukakan bahwa secara umum, tujuan utama pengelolaan sumberdaya ikan adalah untuk : 1). Menjaga kelestarian produksi, terutama melalui berbagai regulasi serta tindakan perbaikan (enhancement). 2). Meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social para nelayan serta 3). Memenuhi keperluan industri yang memanfaatkan produksi tersebut.
  • 5. Jenis SD. Ikan Metoda Sensus/ Transek Swept Area Akustik Surplus Produksi Tagging Ekstra/ Intra- polasi 1. Ikan Pelagis Besar X x 2. Ikan Pelagis Kecil X x 3. Ikan Demersal X x 4. Ikan Karang X X 5. Ikan Hias X 6. Udang dan krustasea X x 7. Muluska & teripang X X 8. Mammalia & reptilian X X 9. Rumput Laut X 10. Benih Alam X X 11. Karang X Sementara dalam menentukan stok sumberdaya ikan di perairan Indonesia, dipergunakan beberapa metoda sesuai dengan jenis dan sifat sumberdaya ikan. Metoda tersebut dapat dilihat melalui table berikut :
  • 6. PRISIP IDE PENGELOLAAN Sebagaimana diketahui bahwa sumberdaya perikanan adalah sumberdaya yang dapat pulih (renewable) yang berarti bahwa apabila tidak terganggu, maka secara alami kehidupan akan terjaga keseimbangannya, dan akan sia-sia bila tidak dimanfaatkan. Apabila pemanfaatannya tidak seimbang dengan daya pulihnya maka sumberdaya tersebut dapat terdegradasi dan terancam kelestariannya, yang sering dikenal sebagai tangkap berlebih (overfishing). Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kondisi tangkap lebih maka perlu adanya pengelolaan sumberdaya perikanan. Prinsip dasar yang mendasari ide pengelolaan adalah bahwa pemanfaatan sumberdaya harus didasarkan pada sistem dan kapasitas daya dukung (carrying capacity) alamiahnya (Saputra, 2009). Besar kecilnya hasil tangkapan tergantung pada jumlah stok alami yang tersedia di perairan dan kemampuan alamiah dari habitat untuk menghasilkan biomass.
  • 7. 1. Pendekatan Pengelolaan Perikanan Salah satu pertanyaan mendasar dalam pengelolaan sumberdaya ikan adalah bagaimana memanfaatkan sumberdaya tersebut sehingga menghasilkan manfaat ekonomi yang tinggi bagi pengguna, namun kelestariannya tetap terjaga. Secara implisit pertanyaan tersebut mengandung dua makna, yaitu makna ekonomi dan makna konservasi atau biologi. Dengan demikian, pemanfaatan optimal sumberdaya ikan mau tidak mau harus mengakomodasi kedua disiplin ilmu tersebut. Oleh karena itu, pendekatan bio-ekonomi dalam pengelolaan sumberdaya ikan merupakan hal yang harus dipahami oleh setiap pelaku yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya ikan.
  • 8. a. Pengaturan Musim Penangkapan Ikan (MPI) Manajemen sumberdaya perikanan melalui pendekatan penutupan musim penangkapan, memerlukan dukungan semua lapisan masyarakat khususnya masyarakat nelayan sebagai pemanfaat sumberdaya untuk memiliki rasa kepedulian dan disiplin yang tinggi dalam pelaksanaan peraturan perundang-undanganyang ada. Sebagaimana dikatakan Nikijuluw (2002), bahwa penutupan musim penangkapan merupakan pendekatan manajemen yang umumnya dilakukan di negara yang sistem penegakan hukumnya sudah maju. Beddington dan Retting (1983) mengatakan, paling tidak ada dua bentuk penutupan musim penangkapan ikan. Pertama, menutup musim penangkapan ikan pada waktu tertentu untuk memungkinkan ikan dapat memijah dan berkembang. Contoh dari bentuk ini adalah penangkapan ikan teri (anchovy) di Peru yang biasanya menutup kegiatan penangkapan pada awal tahun ketika juvenil dan ikan berukuran kecil sangat banyak di perairan. Kedua, penutupan kegiatan penangkapan ikan karena sumberdaya ikan telah mengalami degradasi, dan ikan yang ditangkap semakin sedikit
  • 9. b. Penutupan Daerah Penangkapan Ikan Pendekatan penutupan daerah penangkapan ikan berarti menghentikan kegiatan penangkapan ikan disuatu perairan pada musim tertentu atau secara permanen. Pendekatan ini dilakukan seiring dengan penutupan musim penangkapan. Penutupan daerah penangkapan dalam jangka panjang biasanya dilakukan dengan usaha-usaha konservasi jenis ikan tertentu yang memang dalam status terancam kepunahan. Hal ini juga dilakukan secara permanen atau sementara untuk menutup kegiatan penangkapan ikan di daerah tempat ikan berpijah (spawning ground) atau daerah asuhan (nursery ground). c. Selektifitas Alat Tangkap Pendekatan manajemen sumberdaya perikanan ini dilaksanakan melalui penggunaan alat penangkapan ikan yang tinggi selektifitasnya. Beberapa contoh pendekatan ini adalah pembatasan minimum terhadap ukuran mata jaring (mesh size), pembatasan minimum ukuran mata pancing, serta pembatasan ukuran mulut perangkappada kondisi terbuka. Masalah utama yang dihadapi dalam penerapan kebijakan ini adalah tingginya biaya pelaksanaan, pengawasan, pemantauanatau pengendalian. Disamping itu juga diperlukan adanya personil perikanan yang memiliki kemampuan teknis dalam bertindak cepat di lapangan untuk menentukan jenis dan skala alat tangkap yang digunakan.
  • 10. d. Pelarangan Alat Tangkap Pelarangan jenis alat tangkap tertentu dapat dilakukan secara permanen atau sementara waktu, yang dilakukan untuk melindungi sumberdaya ikan dari penggunaan alat tangkap yang merusak atau destruktif, atau pertimbangan lain yang bertujuan untukmelindungi nelayan kecil/tradisional. Cara-cara penangkapan ikan yang dewasa ini sudah lazim dilarang adalah penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan bahan peledak. e. Kuota Penangkapan Ikan Kuota penangkapan ikan adalah salah satu cara pendekatan dalam manajemen sumberdaya perikanan, yaitu pola manajemen rasionalisasi yang dicapai melalui pemberian hak kepada industri atau perusahaan perikanan untuk menangkapikan sejumlah tertentu dalam suatu perairan. Ada tiga cara dalam mengimplementasikan pendekatan TAC, yaitu : 1) Penentuan TAC secara keseluruhan pada skala nasional atas jenis ikan atau perairan tertentu. 2) Membagi TAC kepada setiap nelayan, kapal, atau armada dengan keberpihakan pemerintah kepada nelayan atau kapal tertentu atas dasar keadilan, sehingga perbedaan/kesenjangan pendapatan antar nelayandapat diperkecil. 3) Membatasi atau mengurangi efisiensi penangkapan ikan sedemikian rupa sehingga TAC tidak terlampaui. Cara ini secara ekonomis tidak efisien serta tidak akurat karena kesulitan dalam pengaturan dan memprediksi jumlah ikan yang tertangkap setiap kapal, akibatnya seringkali TAC terlampaui.
  • 11. f. Pengendalian Upaya Penangkapan Ikan Pengendalian upaya penangkapan adalah salah satu pendekatan pengelolaan sumberdaya perikanan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil tangkapan, kinerja ekonomi industri perikanan melalui pengurangan upaya atau kapasitas penangkapan ikan yang berlebihan. Pendekatan lain yang dapat dilakukan dalam mengendalikan upaya penangkapan ikan adalah penentuan jumlah unit penangkapan ikan yang diperbolehkan melalui pengaturan perijinan.
  • 12. 2. Tujuan Pengelolaan Perikanan Tujuan pengelolaan seperti dikemukakan diatas adalah pemanfaatan dalam jangka panjang atas sumberdya perikanan secara berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan ini diperlukan pendekatan proaktif dan berusaha secara aktif menemukan cara untuk mengoptimalkan keuntungan ekonomi dan social dari sumberdaya yang tersedia. a. Maximum Sustainable Yield (MSY) MSY adalah hasil tangkapan terbesar yang dapat dihasilkan dari tahun ke tahun oleh suatu perikanan. Konsep MSY didasarkan atas suatu model yang sangat sederhana dari suatu populasi ikan yang dianggap sebagai unit tunggal. Konsep ini dikembangkan dari kurva biologi yang menggambarkan yield sebagai fungsi dari effort dengan suatu nilai maksimum yang jelas, terutama bentuk parabola dari model Schaefer yang paling sederhana. MSY memiliki beberapa keuntungan : 1) Konsep ini didasarkan pada gambaran yang sederhana dan mudah dimengerti atas reaksi suatu stok ikan terhadap penangkapan. Setiap nelayan akan memahami bahwa dari stok berukuran kecil, dan demikian juga sebaliknya. 2) MSY ditentukan dengan suatu ukuran fisik yang sederhana, yakni berat atau jumlah ikan yang ditangkap, sehingga menghindarkan perbedaan-perbedaan dalam wilayah suatu negara ataupun antar negara, dibandingkan dengan kriteria lainnya (misalnya harga hasil tangkapan atau penurunan biaya operasi). Dibalik kelebihan-kelebihan tersebut sebenarnya terdapat beberapa kelemahan mendasar yaitu bahwa konsep ini tidak cukup memiliki dasar berpijak yang cukup kuat. Banyak stok ikan yang sifat dinamikanya tidak dapat dilukiskan dengan gambaran yang demikian sederhana, atau dapat ditentukan dengan mudah, sehingga sangat sulit menentukan letak MSY dari sumberdaya tersebut. Selain itu konsep ini tidak dapat
  • 13. b. Maximum Economic Yield (MEY) Pengkajian secara teoritis telah menyimpulkan untuk mengganti MSY dengan pendekatan Maximum Economic Yield (MEY), atau Maximum Rent. Net Economic Yield cenderung menjadi nol (0) dalam suatu sumberdaya perikanan yang tidak dikelola, mungkin menjadi sangat kecil pada saat penangkapan berada pada tingkat MSY, dan akan mempunyai nilai maksimum pada suatu tingkat upaya sedikit lebih kecil dari pada nilai yang menghasilkan hasil tangkapan yang terbesar. Beberapa keuntungan penggunaan model MEY sebagai tujuan pengelolaan, selain yang telah disebutkan juga model ini sangat fleksibel dan dapat diadaptasikan untuk analisis cost and benefit bagi nelayan komersial, rekreasional, para pengolah, konsumen, dan lain-lain, yang kegiatan usahanya berkaitan dengan perikanan. Selain itu konsep ini dapat diaplikasikan terhadap setiap model biologi, dan berbeda dengan konsep MSY, MEY tiodak berdasarkan konsep ekuilibrium. Kelemahan yang paling menonjol dari penggunaan net economic yield sebagai tujuan pengelolaan ialah bahwa model ini tergantung pada harga ikan yang tertangkap serta satuan biaya penangkapan yang bervariasi dari tahun ke tahun, dari negara ke negara. Oleh karena itu, net economic yield tidak memberikan nilai pasti yang tetap untuk tujuan suatu pengelolaan. c. Optimum Sustainable Yield (OSY) Istilah Optimum Sustainable Yield (OSY) dimaksudkan sebagai suatu usaha untuk mempertimbangkan segala keuntungan dan kerugian yang sering digolongkan ke dalam biologi, ekonomi, hukum (legal), sosial dan politik. Pertimbangan sosial menjadi salah satu kunci dalam tujuan pengelolaan dengan pendekatan ini. Hal ini dapat dipahami karena hasil ekonomi yang optimal hanya akan bermakna jika diikuti oleh keuntungan maksimal secara sosial berupa pengurangan angka pengangguran atau penyediaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, dan resolusi konflik.
  • 14. 3. Pertimbangan Pengelolaan Perikanan Seandainya sumberdaya hayati laut bukan tidak terbatas dan bukan tidak terusakkan, maka kita dapat saja membiarkan manusia untuk memanfaatkannya dan menyalahgunakan pemanfaatan itu dengan cara semena-mena.Produksi dan potensi perikanan dibatasi oleh sejumlah faktor yang dapat dikelompokkan ke dalam biologi, ekologi dan lingkungan, teknologi, sosial, kultural dan ekonomi. a. Pertimbangan Biologi Sebagai populasi atau komunitas yang hidup, sumberdaya hayati laut mampu membarui dirinya melalui proses pertumbuhan dalam ukuran (panjang) dan massa (bobot) individu selain pertambahan terhadap populasi atau komunitas melalui reproduksi (yang biasa disebut dalam dunia perikanan sebagai rekrutmen). Dalam populasi yang tidak dieksploitasi, mortalitas total mencakup mortalitas alami yang terdiri dari proses-proses seperti pemangsaan, penyakit, dan kematian melalui perubahan-perubahan drastisdari lingkungan dan lain-lain. Dalam populasi yang dieksploitasi, mortalitas total terdiri dari mortalitas alami plus mortalitas penangkapan. Tugas utama dari pengelolaan perikanan adalah menjamin bahwa mortalitas penangkapan tidak melampaui kemampuan populasi untuk bertahan dan tidak mengancam atau merusak kelestarian dan produktivitas dari populasi ikan yang sedang dikelola. b. Pertimbangan Ekologi dan Lingkungan Kelimpahan dan dinamika populasi ikan mempunyai peranan penting dalam perikanan tetapi populasi akuatik tidak hidup dalam isolasi. Mereka menjadi salah satu komponen ekosistem yang rumit, terdiri dari komponen biologi yang mungkin memangsa, dimangsa, atau berkompetisi dengan stok atau populasi tertentu. Komponen fisik ekosistem, seperti air itu sendiri, substrat, masukan air tawar atau nutrient atau proses non-biologi lainnya mungkin juga menjadi sangat penting dalam pertimbangan ini. Lingkungan dari ikan jarang bersifat statis dan kondisi lingkungan akuatik dapat berubah secara nyata
  • 15. c. Pertimbangan Sosial, Budaya, dan Kelembagaan Populasi manusia dan masyarakat bersifat dinamis seperi halnya populasi biologi lainnya. Selain itu perubahan sosial berlangsungterus menerus dalam skala yang berbeda, dipengaruhi oleh perubahan dalam cuaca, lapangan pekerjaan, kondisi politik, penawaran dan permintaan produk perikanan, dan faktor-faktor lainnya. Perubahan seperti itu mempengaruhi efektifitas dari strategi pengelolaan dan oleh sebab itu harus dipertimbangkan dan diakomodasi. Kendala social utama dalam pengelolaan perikanan adalah bahwa masyarakat dan perilakunya tidak mudah ditransformasikan. Keluarga dan komunitas nelayan mungkin tidak akan bersedia pindah ke pekerjaan lainnya, atau ketempat jauh dari rumah mereka yang bila terjadi surplus kapasitas dalam perikanan, meskipun kualitas hidup mereka akan mengalami penurunan sebagai akibat sumberdaya yang menipis atau rusak. Disamping itu, ketersediaan lapangan pekerjaan bagi mereka juga tidak tersedia secara memadai. d. Pertimbangan Ekonomi Kekuatan pasar sangat berpengaruh terhadap pengelolaan perikanan. Selain itu pengelolaan perikanan masih sering dihadapkan pada persoalan perikanan akses terbuka (open acces), dimana setiap orang diperbolehkan masuk ke dalamusahaperikanan. Dibawah keadaan seperti itu orang akan terus masuk ke perikanan sampai keuntungan dariusahaperikanan sedemikian rendah, sehingga tidak lagi menarik bagi pelaku usaha baru (new entrance). Akibat yang tidak dapat dielakkan dari usaha perikanan akses terbuka adalah hilangnya keuntungan sehingga mengarah kepada tidak efisiensi secara ekonomi, dan jika tidak dapat ditegakkan tindakan pengelolaan yang efektif, akan terjadi over exploitation.