Langkah pertama ketika merencanakan dan menulis makalah penelitian adalah memilih topik yang bagus.
Topik penelitian yang didefinisikan dengan baik adalah titik awal dari setiap proyek penelitian yang berhasil.
Topik yang baik adalah yang relevan dengan tugas kedalaman tesis dan memiliki cukup informasi yang tersedia untuk digunakan.
Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian, peristiwa, atau fenomena yang dijadikan subjek atau masalah yang menarik minat peneliti saat melakukan penelitian.
Topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Memilih topik adalah proses berkelanjutan yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengeksplorasi, mendefinisikan, dan memperbaiki ide-ide mereka.
Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
Untuk mempermudah pemilihan topik, maka perlu suatu pendekatan untuk memilih topik yang baik dan menguraikan topik ke dalam kalimat pertanyaan dan mengetahui kebutuhan data, proses atau metode pengolahan, dan luaran dari suatu topik penelitian yang perlu diuraian dengan jelas dan analitis.
Presentasi ini akan membantu Anda memilih subjek yang menarik minat Anda, dan memperhalus subjek tersebut ke topik tertentu.
Program Persiapan Keberangkatan (PK) Angkatan 163
Penerima Beasiswa Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Dengan Tujuan Universitas Dalam dan Luar Negeri
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
9 Oktober 2020
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)Joy Irman
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill & Sanitary Landfill beserta Prasarana dan Sarana Pendukung, dan Operasional & Pemeliharaannya.
Program Persiapan Keberangkatan (PK) Angkatan 163
Penerima Beasiswa Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Dengan Tujuan Universitas Dalam dan Luar Negeri
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
9 Oktober 2020
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)Joy Irman
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill & Sanitary Landfill beserta Prasarana dan Sarana Pendukung, dan Operasional & Pemeliharaannya.
Merupakan hasil diskusi dalam menyusun proposal Project Management Plan yang sebelumnya telah menentukan system request, feasibility dengan kasus sewa alat berat PT. Terlalu Berat.
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
Fungsi jaringan distribusi adalah menyalurkan air bersih dari tendon ke rumah tangga atau konsumen.
Ada 2 jenis system distribusi, yaitu :
1. Sistem berkelanjutan (continuous)
Pada system ini, air akan disuplai dan didistribusikan selama 24 jam kepada konsumen. Sistem ini dipakai bila kuantitas air baku dapat mensuplai kebutuhan yang ada.
Keuntungannya:
Air tersedia setiap saat
Air selalu berada dalam keadaan segar
Kerugiannya:
Pemakaian air cenderung boros
Jika ada sedikit kebocoran, maka akumulasinya akan sangat besar
2. System intermitten
Pada system ini, air tidak diproduksi secara terus menerus, melainkan beberapa jam saja dalam satu hari. Sistem ini dipakai bila kuanititas dan tekanan yang diperlukan tidak terpenuhi.
Keuntungannya:
Pemakaian air cenderung lebih hemat
Jika ada kebocoran, maka jumlah yang terbuang tidak akan besar
Kerugiannya:
Air tidak tersedia setiap saat, sehingga sangat merepotkan bila pada saat-saat tersebut air dibutuhkan
Setiap rumah harus memiliki tempat penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhannya
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Merupakan hasil diskusi dalam menyusun proposal Project Management Plan yang sebelumnya telah menentukan system request, feasibility dengan kasus sewa alat berat PT. Terlalu Berat.
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
Fungsi jaringan distribusi adalah menyalurkan air bersih dari tendon ke rumah tangga atau konsumen.
Ada 2 jenis system distribusi, yaitu :
1. Sistem berkelanjutan (continuous)
Pada system ini, air akan disuplai dan didistribusikan selama 24 jam kepada konsumen. Sistem ini dipakai bila kuantitas air baku dapat mensuplai kebutuhan yang ada.
Keuntungannya:
Air tersedia setiap saat
Air selalu berada dalam keadaan segar
Kerugiannya:
Pemakaian air cenderung boros
Jika ada sedikit kebocoran, maka akumulasinya akan sangat besar
2. System intermitten
Pada system ini, air tidak diproduksi secara terus menerus, melainkan beberapa jam saja dalam satu hari. Sistem ini dipakai bila kuanititas dan tekanan yang diperlukan tidak terpenuhi.
Keuntungannya:
Pemakaian air cenderung lebih hemat
Jika ada kebocoran, maka jumlah yang terbuang tidak akan besar
Kerugiannya:
Air tidak tersedia setiap saat, sehingga sangat merepotkan bila pada saat-saat tersebut air dibutuhkan
Setiap rumah harus memiliki tempat penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhannya
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Bioeconomy is a major opportunity for regional and local communities.
Agricultural growth is central to poverty reduction in rural areas, and one opportunity for such growth lies in increasing exports of agricultural products from poor countries to global markets.
The potential of Indonesia to develop a bio-based economy based on local resources remains largely untapped.
The solution is to develop technology options or business models for local deployment.
Raising awareness activities, knowledge development (studies), clustering, and networking are needed to support new bio-based value chains and business models.
The analysis of governance aims to investigate the rules operating in a value chain, and the system of coordination, regulation and control in which value is generated along a chain.
Governance refers to both the "official" rules that address output, and the commercial imperatives of competition that influence how production is structured.
Governance implies that interactions between actors in the value chain are frequently organized in a system that allows competitive firms to meet specific requirements in terms of products, processes, and logistics in serving their markets.
As such, it recognizes that power is not evenly distributed, and access to market opportunities for the poor requires understanding of how production systems are organized to meet these competitive requirements.
Because "governance" looks and sounds like “government”, the term is often interpreted narrowly to include only the legal and regulatory requirements that influence business operation and market access in a value chain.
In actual fact, the instruments of governance range from contracts between value chain participants to government regulatory frameworks to unwritten "norms" that determine who can participate in a market.
The rise of the digital economy could open a range of new opportunities for firms to play a more active role in global value chains (GVCs).
New digital technologies are radically changing the outlook of manufacturing and services industries by altering the way how companies organize their production processes and which business models they adopt.
How the digitalization is affecting, or could affect future, enterprises (actors) contributions to GVCs.
The various opportunities that the digital economy opens for actors, especially in terms of cost reductions and the emergence of new business models, but also discusses policy measures that could be taken to promote actors participation in GVCs.
Significant challenges remain for SMEs to enter GVCs, some of which are exacerbated by the new digital economy.
Over the past three decades, global trade has grown and many new exporting countries, particularly in Asia, have been incorporated into the global economy.
The Global Value Chain (GVC) literature emerged as an attempt to describe how multinational firms have integrated production activities in Asia into their global strategies and what the consequences might be for the newly-integrated economies.
The GVC analysis is a useful tool to trace the shifting patterns of global production, link geographically dispersed activities and actors within a single industry, and determine the roles they play in developed and developing countries alike.
This course provides competency sets (mind set, tool set, knowledge set, and skill set) used for analyzing and synthesizing a new value chain system in order to extend the current value chain and to promote participation and upgrading in global value chains.
Webinar “Adapt on New Normal Logistics: We need People with Capability!”
Chartered Institute of Logistics & Transport Indonesia (CILT Indonesia)
Saturday, 19 December 2020
The backbone of trade is logistics and transportation which allows the movement of goods, imports and exports.
The movement of goods has increased from time to time to serve the needs of a wider market and demand better speed and security.
Along with the strong development of science and technology and the trend of globalization, logistics activities from production to consumption are increasingly playing an important role in the competitiveness of companies in industry, production and services in particular and the entire economy in general.
Logistics and transportation performance depends on the capabilities of human resources.
Logistics and transportation human resources require training and professional development.
This presentation presents the current situation of human resources and human resources training in logistics and offers development solutions to further promote the logistics and transportation industry.
Sebagai implementasi dari Bali Agenda for Creative Economy 2018, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membentuk Global Center of Excellence for International Cooperation and Creative Economy (G-CINC).
Pendirian G-CINC merupakan komitmen untuk mengarusutamakan isu-isu di bidang ekonomi kreatif dan berbagi praktik terbaik serta mengembangkan kerja sama internasional di bidang ekonomi kreatif.
Menanggapi peluang (dan tantangan) yang ada, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mengadakan penelitian tentang pengembangan skena kreatif.
Acara pengembangan skena kreatif mengundang perwakilan dari sivitas akademika dan dunia kreatif untuk berbagi keahlian mereka dalam menyelesaikan studi model pengembangan skena kreatif dan faktor kunci untuk menopang kesuksesan skena kreatif.
Paparan ini untuk berbagi temuan terkini dari studi tentang definisi skena kreatif, model pengembangan skena kreatif, faktor kunci sukses dari skena kreatif, dan beberapa gagasan untuk pengembangan skena kreatif di beberapa kota kreatif di Indonesia.
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Kewirausahaan adalah metode merancang, meluncurkan, dan menjalankan bisnis baru.
Ini adalah kapasitas dan kemauan untuk mengembangkan, mengatur, dan mengelola usaha bisnis bersama dengan risikonya untuk mengenali potensi komersial dari penemuan dan mengatur modal, bakat, dan sumber daya lain yang akan mengubah penemuan menjadi inovasi yang layak secara komersial.
Kewirausahaan melintasi setiap sektor kehidupan manusia yang dapat merupakan proses memanfaatkan peluang bisnis di bidang tertentu dan mengubahnya menjadi inovasi komersial yang menguntungkan.
Pendidikan kewirausahaan berusaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk mendorong keberhasilan wirausaha dalam berbagai suasana.
Pendidikan kewirausahaan ditawarkan di jenjang program sarjana dengan tujuan memberikan pendidikan yang memadai kepada peserta didik yang akan memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam mengidentifikasi peluang bisnis baru dan menjalankan bisnis yang berhasil.
Tinjauan kurikulum program pendidikan kewirausahaan diperlukan sebagai sarana untuk menjamin mutu pembelajaran kewirausahaan.
Paparan ini mengajukan tinjauan dengan mengacu pada standar kurikulum dan format tubuh pengetahuan kewirausahaan.
Manajemen Talenta (26 Juli 2019)
Peringkat Talenta Dunia
Isu-Isu Sistem Talenta Nasional
Manajemen Talenta Nasional
Terobosan Sistem Manajemen Talenta Nasional
Strategi Pengembangan Talenta Nasional (inisiatif reaktif, proaktif, antisipatif)
Desain Pembangunan Talenta Nasional
Transformasi Talenta Nasional 2020-2024
Ilustrasi Terobosan Pembangunan Talenta Nasional
Rantai Nilai Nikel (acuan)
Manufaktur
Pariwisata
Ekonomi Digital
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanTogar Simatupang
Disampaikan pada acara Dies Natalis Politeknik APP Kemenperin Jakarta Dengan Tema: “Sinergi Teknologi Inovasi Logistik 4.0 Bagi Dunia Pendidikan dan Industri” dan Gelar Wicara Webinar: “Teknologi Inovasi Logistik 4.0” pada hari Jumat 23 Oktober 2020 pukul 08.00-10.30 WIB
Disampaikan Pada Kegiatan Rapat “Penyusunan Butir-Butir Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi" Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat Kamis, 24 September 2020
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yang diharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat berat secara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkait jumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umur layanan, dan lain sebagainya.
Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, dan produsen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupun kelancaran usaha mereka.
Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untuk mendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat diketahui melalui pembahasan Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Togar Simatupang
Kurikulum kewirausahaan menjadi landasan bagi perguruan tinggi dan universitas untuk mewujudkan tujuan pendidikan kewirausahaan.
Pengetahuan, kemampuan, dan struktur kualitas kewirausahaan siswa ditentukan oleh sistem kurikulum kewirausahaan yang ilmiah dan wajar pada tingkat tertentu.
Namun dilihat dari situasi pendidikan kewirausahaan saat ini di perguruan tinggi dan perguruan tinggi dalam negeri, belum ada kurikulum kewirausahaan yang matang dan efektif.
Pemikiran kreatif pengembangan sistem kurikulum kewirausahaan untuk perguruan tinggi dan perguruan tinggi dikedepankan dengan memadukan kaidah dasar kegiatan mengajar dari perseptif proses kewirausahaan.
Kurikulumnya berorientasi pada tindakan: lebih dari 50 persen waktu program terdiri dari penelitian praktis dalam mengidentifikasi peluang bisnis, menilai sumber daya untuk mendirikan dan mengarahkan bisnis, dan belajar dari pengusaha sukses di perusahaan mereka dan di kelas.
Paparan ini mencoba menyajikan perkembangan kurikulum kewirausahaan, evaluasi kurikulum, dan program merdeka belajar bidang kewirausahaan.
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaTogar Simatupang
Indonesia tengah berada pada perangkap penghasilan menengah.
Apakah Indonesia bisa keluar dari perangkap pengasilan menengah?
Bioekonomi: gelombang ekonomi berikutnya
Bagaimana memetik peluang dari pengembangan bioekonomi?
Apa yang perlu dilakukan Sekolah Ekspor ke depan?
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Togar Simatupang
Perubahan dalam kondisi ekonomi dan sosial, termasuk meningkatnya keragaman kebutuhan konsumen, perubahan perilaku pembelian, dan globalisasi aktivitas perusahaan, mendorong inovasi di sektor industri, distribusi, dan ritel.
Kemampuan perusahaan untuk mengelola rantai pasokan yang bertanggung jawab secara rumit dapat dipersulit dengan perubahan yang cepat dan preferensi konsumen yang seringkali tidak dapat diprediksi.
Seringkali, biaya keuangan untuk meningkatkan layanan mungkin terlalu tinggi untuk ditanggung oleh satu organisasi. Dalam hal demikian, mengandalkan inisiatif kolaboratif mungkin merupakan strategi yang lebih baik.
Perhatian bukan lagi melulu pada perusahaan tetapi pada kolaborasi rantai nilai yang memiliki dampak penting pada peningkatan nilai dan bukan hanya pasokan barang atau jasa.
Masa depan rantai pasokan didasarkan pada kolaborasi, konektivitas dan ketangkasan, dan yang paling penting, menjadi ulet atau memiliki resiliensi.
Pendekatan rantai nilai memberikan pemahaman bagaimana meningkatkan berbagai tahapan dalam rantai nilai, memberikan wawasan tentang bagaimana merancang strategi bisnis yang memanfaatkan manajemen rantai nilai untuk menciptakan nilai, dan menimbulkan pertanyaan penting tentang implikasi rantai nilai bagi masa depan yang didorong oleh teknologi digital.
Paparan ini membahas masalah konseptual rantai nilai dan memperkenalkan pengembangan rantai nilai yang dapat berkontribusi pada inovasi.
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataTogar Simatupang
Bagaimana situasi kekinian di lapangan atau di daerah?
Bagaimana ada upaya/inovasi, bentuk kearifan lokal dalam melakukan mitigasi dan memperkuat resiliensi?
Apa upaya kita yang lebih kreatif dan inovatif untuk merespons situasi kenikian?
Misalnya, industri pariwisata menghadapi dilema rendah sentuh dan tinggi sentuh, bagaimana membuat aspek kesehatan dan aspek ekonomi agar hadir keyakinan dan kepercayaan para wisatawan?
Skema yang menjadi luaran:
Kerangka dan pedoman (brief policy) yang dirumuskan di dalam rangka mitigasi dan resiliensi usaha
Strategi dan skenario apa yang dilakukan di jangka pendek dan menengah, seperti apa etapenya sehingga tercapai percepatan: langkah memperkuat upaya program pemulihan industri pariwisata dan kreatif
Saat ini sudah ada skema tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi
Di bagian mana mitigasi dan resiliensi bisa mempercepat pemulihan?
Apakah dapat dilakukan penajaman untuk fokus dan rencana tindak?
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Keberhasilan bersaing tergantung pada peningkatan kinerja rantai pasokan di mana kemampuan untuk berinovasi terletak di dalam hubungan yang baik di antara mitra bisnis yang merupakan anggota rantai pasokan.
Anggota rantai menjadi entitas bisnis independen yang seringkali memiliki tujuan bisnis yang saling bertentangan.
Mitra dalam rantai pasokan harus menyetujui struktur tata kelola bersama yang akan mengarahkan hubungan mereka dan mengurangi ancaman oportunisme dalam suatu pertukaran.
Tata kelola adalah struktur yang memastikan bahwa keputusan dibuat yang mengarah pada nilai jangka panjang, berkelanjutan untuk entitas seperti perusahaan atau, dalam hal ini, kolaborasi formal antara banyak organisasi.
Mekanisme tata kelola harus dirancang untuk mengakomodasi potensi tujuan yang saling bertentangan dari anggota independen.
Tujuan dari paparan ini adalah untuk menyajikan model dari mekanisme tata kelola dalam memungkinkan koordinasi antara mitra dalam rantai pasokan.
Membangun Keunggulan Bersaing dalam Kerangka Governansi yang Baik (Good Corpo...Togar Simatupang
Governansi perusahaan adalah seperangkat prinsip yang mencakup tujuan ekonomi dan sosial serta antara tujuan individu dan kolektif sehingga dapat menyelaraskan kepentingan berbagai pemegang kepentingan untuk pencapaian keunggulan bersaing.
Apakah perkembangan governansi perusahaan terkini membantu perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing?
Paparan ini melengkapi upaya untuk mengemukakan argumen bahwa keunggulan bersaing perusahaan muncul dari sistem governansi perusahaan yang baik.
Sistem Manajemen Rantai Pasok Digital di Masa Kenormalan Baru
Membahas tentang Sistem Manajemen Rantai Pasok Digital dan bagaimana sistem dapat dikembangkan untuk memasuki masa kenormalan baru.
Webinar Asosiasi Sistem Manajemen (ASM): “Reformulasi Sistem Manajemen dalam Menghadapi Tatanan Kenormalan Baru” pada hari Kamis 25 Juni 2020
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Kiat Cerdas Memilih Topik
Riset untuk Tesis
Togar M. Simatupang
ITB dan IT Del
Dipresentasikan pada Webiner Studium Generale
“Strategi Cerdas Perencanaan dan Penyelesaian Riset Bagi Mahasiswa Magister Teknik Industri di Era New Normal”
Magister Teknik Industri – Universitas Mercu Buana
18 Juli 2020
3. Kilasan
1. Kesalahan Manusia
2. Model Tong Sampah
3. Pengembangan Ide
4. Alat Bantu Pengembangan Ide
5. Latihan Pemilihan Topik
6. Penutup
7. Lampiran
3
4. Pendahuluan
• Langkah pertama ketika merencanakan dan menulis makalah penelitian adalah memilih topik yang bagus.
• Topik penelitian yang didefinisikan dengan baik adalah titik awal dari setiap proyek penelitian yang berhasil.
• Topik yang baik adalah yang relevan dengan tugas kedalaman tesis dan memiliki cukup informasi yang
tersedia untuk digunakan.
• Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian, peristiwa, atau fenomena yang dijadikan subjek atau
masalah yang menarik minat peneliti saat melakukan penelitian.
• Topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan
penegasan lebih lanjut.
• Memilih topik adalah proses berkelanjutan yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengeksplorasi,
mendefinisikan, dan memperbaiki ide-ide mereka.
• Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih
topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan
minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh
orang lain.
• Untuk mempermudah pemilihan topik, maka perlu suatu pendekatan untuk memilih topik yang baik dan
menguraikan topik ke dalam kalimat pertanyaan dan mengetahui kebutuhan data, proses atau metode
pengolahan, dan luaran dari suatu topik penelitian yang perlu diuraian dengan jelas dan analitis.
• Presentasi ini akan membantu Anda memilih subjek yang menarik minat Anda, dan memperhalus subjek
tersebut ke topik tertentu.
4
10. Model Tong Sampah
• Sebuah teori yang menyatakan bahwa keputusan dalam
organisasi adalah acak dan tidak sistematis.
• Seperti yang dijelaskan oleh para peneliti Cohen, March,
dan Olsen pada tahun 1972, organisasi melemparkan
semua masalah mereka dan kemungkinan solusi ke
dalam tong sampah metaforis.
• Ketika mereka perlu memecahkan masalah, mereka
meraba-raba dalam tong kaleng dan mengeluarkan solusi
secara virtual.
• Model ini mengubah proses pengambilan keputusan dan
berpendapat bahwa manajer cenderung memulai
pengambilan keputusan dari sisi solusi sebagai dari sisi
masalah.
• Dengan kata lain, pembuat keputusan dapat
mengusulkan solusi untuk masalah yang tidak ada,
mereka menciptakan masalah dan menyelesaikannya
dengan solusi yang sudah tersedia.
10
11. Mendapatkan ide
menambang tong sampah Anda Ide
A B
• Masalah, solusi, peserta, dan peluang pilihan
mengalir masuk dan keluar dari tong sampah,
dan masalah mana yang terkait dengan solusi
sebagian besar karena kebetulan.
• Konsekuensi dari Model Tong Sampah
1. Solusi dapat diusulkan bahkan ketika masalah
tidak ada
2. Pilihan dibuat tanpa menyelesaikan masalah
3. Masalah dapat bertahan tanpa diselesaikan
4. Beberapa masalah terpecahkan
11
Aha, ada masalah?
• Masalah itu menyangkut
kepentingan umum (masyarakat)
baik mendesak maupun tidak
mendesak.
• Masalah itu merupakan mata rantai,
apabila tidak dipecahkan banyak
masalah lain yang terbengkalai.
• Masalah itu penting dan
pemecahannya dapat mengisi
kekosongan dan kekurangan ilmu dan
pengetahuan, dan sebagainya.
12. Model tong sampah dari sains
Ide
A B
Hasil empiris
sebelumnya
Sumber Daya
Pengalaman
Pribadi
Teori sebelumnyaTeori sebelumnya
dalam disiplin ilmu
lain
Metode
12
13. Faktor dalam Memilih Topik Penelitian
Faktor-faktor dalam Menemukan
Gagasan untuk Dipertimbangkan
• Penelitian Sebelumnya
• Praktek Saat Ini
• Praktek Masa Depan
• Pengalaman Pribadi
• Sumber Daya Disiplin Lainnya
Faktor-faktor dalam Memilih Gagasan
untuk Dikejar
• Mempelajari masalah-masalah
mendasar
• Menyederhanakan Teori
Kompleks
• Mempelajari Anomali
• Membuat Nilai Baru
• Sesuai dengan Penelitian Saat Ini
dan Masa Depan
13
14. Mendefinisikan ide
• Apa - mendefinisikan entitas
• Bagaimana - mendefinisikan bagaimana
entitas terkait (hipotesis)
• Mengapa - menceritakan kisah mengapa
entitas terkait
• Siapa, kapan, di mana - menjelaskan
kondisi batas
Bagaimana saya tahu apa yang saya
pikirkan sampai saya mendengar apa yang
saya katakan?
Kita sering menulis teori dalam urutan
yang berbeda dari yang kita pikirkan?
• siapa, kapan, di mana, apa, mengapa,
bagaimana
Ide
A B
14
15. Sempurnakan ide
Ide
A B
Pencarian
Literatur yang
Ditargetkan
Eksperimen
Pemikiran
Problematisasi
Problematisasi sebagai sarana
untuk menghasilkan pertanyaan
penelitian, adalah metode
untuk mempertanyakan
pendapat kita sendiri, asumsi,
dan sistem kepercayaan dengan
membawa mereka ke dalam
pencerahan dan dengan
menelusuri asal-usul mereka.
Sumber: “Generating research questions through problematization
by Mats Alvesson and Jorgen Sandberg (2011), Academy of
Management Review, Vol. 36, No. 2, 247–271.
15
16. Menilai ide
• Apa yang baru?
• Apa kontribusi nilai tambah untuk
pemikiran saat ini?
• Terus apa?
• Apakah ini akan mengubah penelitian
atau praktik?
• Kenapa begitu?
• Apakah logika yang mendasarinya
kokoh?
• Sudah selesai dilakukan dengan baik?
• Apakah itu lengkap dan menyeluruh?
• Dilakukan dengan baik?
• Apakah ini ditulis dengan baik dan dapat
dimengerti?
Ide
A B
16
17. Dilema Tiga Tanduk -
Mengapa tidak ada metode yang sempurna
Presisi
Maksimum
-ketelitian
Generalisasi
Maksimum
- perampatan
Realisme
Maksimum
- relevansi
Percobaan
Laboratorium
Percobaan
Lapangan
Model
Matematika
Survei
Studi Lapangan
Sumber: McGrath, J. E. (1982). In J. E. McGrath, J. Martin & R. A. Kulka (Eds.), Judgment calls in research. Beverly Hills, CA: Sage Publications. 17
20. Proses Pengembangan Gagasan Topik Penelitian
Peluang dan
identifikasi
wawasan
Pemunculan
Gagasan (idea
generation)
Penyaringan
Gagasan (idea
screening)
Pengembangan
dan pengujian
konsep (concept
development and
testing)
Pemunculan gagasan baru
harus sesuai dengan bidang
keilmuan dan pengguna
atau lembaga sebagai salah
satu sumber yang paling
logis untuk mencari
gagasan-gagasan topik baru.
Tujuan penyaringan adalah
mengurangi banyaknya
gagasan dengan mencari
dan menghilangkan
gagasan buruk sedini
mungkin.
Suatu ide atau gagasan yang
lolos penyaringan selanjutnya
dikembangkan menjadi
beberapa alternatif konsep
topik. Suatu gagasan topik
adalah gagasan bagi
kemungkinan topik bisa
ditawarkan kepada
pembimbing atau perusahaan.
Suatu konsep topik adalah
versi terinci dari ide yang
diungkapkan dalam istilah
ilmiah yang punya makna dan
kontribusi.
Identifikasi peluang adalah
pencarian kebutuhan nyata
atau persoalan yang
dihadapi dan dipahami
dalam konteks dan kultur
yang ada.
20
21. Bagaimana Mengembangkan Ide Penelitian?
Kontinum gagasan informal hingga formal
Bereaksi terhadap kejadian sehari-hari
Menerapkan penelitian untuk menyelesaikan masalah terapan
Menindaklanjuti penelitian sebelumnya
Menguji teori yang berkembang
Tidak resmi Resmi
Ini menarik. Saya
ingin tahu lebih
banyak tentang itu.
Kami memiliki masalah
untuk dipecahkan.
Mari kita cari cara
terbaik untuk
melakukannya.
Proyek kami
sebelumnya menjawab
beberapa pertanyaan
kami, tetapi masih ada
beberapa pertanyaan
yang belum terjawab.
Teorinya mengatakan
orang harus bertindak
seperti ini. Mari kita
uji teorinya.
Ingin tahu Masalah Petanyaan Pengujian
21
22. Sumber peluang:
Apa saja yang bisa memicu peluang?
• Pekerjaan dan pengalaman masa lalu dan
sekarang
• Hobi dan minat waktu luang
• Kualifikasi dan studi
• Pasar/penggunaan baru untuk produk yang
sudah ada
• Memecahkan masalah yang terus-menerus
• Penelitian dan pengembangan (R&D)
• Paten, lisensi, dan lembaga penelitian
• Penemuan
• Peluang dari teknologi baru
• Peluang dari perubahan ekonomi/pasar
• Perubahan perilaku konsumen
• Keluhan dan gangguan yang diungkapkan oleh
pelanggan potensial
• Perubahan peraturan dan ketentuan
• Meniru gagasan dari daerah yang berbeda
• Meniru ide dari industri yang berbeda
• Meningkatkan produk yang sudah ada
• Film, TV, dan radio
• Buku, majalah, dan pers
• Pameran dagang, pameran, dan konferensi
• Bisnis dan jejaring sosial keluarga dan teman
• Pendapat tokoh atau pengamat sosial dan
ekonomi
22
23. Contoh Identifikasi Wawasan:
Apa saja jenis perilaku konsumsi?
Seluruh Populasi
Pengguna Bukan Pengguna
Kapan dikonsumsi? Dimana dikonsumsi?
Bagaimana cara
dikonsumsi?
Berapa banyak yang
dikonsumsi?
Kedekatan dengan
pembelian
Waktu hari
Situasi A
Situasi B
Pemakaian 1
Pemakaian 2
Pengguna berat
Pengguna moderat
Pengguna ringan
membantu dengan
segmentasi
peluang untuk
ekspansi
promo/kupon untuk
mendorong konsumsi
23
24. Beberapa teknik untuk membantu Anda memicu ide-
ide Anda sendiri
Membaca
• Hanya dengan membaca literatur akademik cara kita mencari ide-ide. Di
situlah kita memulai proses penemuan. Membaca untuk tujuan menemukan
ide yang menarik adalah bagian penting dari proses penulisan.
Curah Ide (brainstorming)
• Cukup letakkan pena di atas kertas dan catat setiap ide yang muncul pikiran
yang berhubungan dengan bidang subjek luas Anda. Jangan edit atau batasi
diri Anda. Biarkan saja imajinasi Anda pergi dan lihat apa yang Anda temukan.
Penulisan Bebas
• Beri batas waktu 5-10 menit bagi diri Anda sendiri dan teruslah menulis
beberapa aspek dari area subjek umum Anda. Jangan diedit. Jangan
menyensor diri sendiri. Tidak khawatir tentang ejaan dan tata bahasa. Cukup
tulis tanpa henti. Ini bisa mengungkap ide-ide yang seharusnya tersembunyi di
bawah sadar Anda.
Bertanya
• Buat pertanyaan tentang subjek - pertimbangkan subjek Anda dari berbagai
sudut pandang yang dapat Anda pikirkan dan catat pertanyaan dari berbagai
perspektif ini.
Pemetaan Pikiran (mind
mapping)
• Jika Anda seorang pemikir visual, pengelompokan gagasan dalam bentuk peta
dapat membantu menghasilkan gagasan. Cukup mulai dengan kata dalam
lingkaran di halaman Anda dan kemudian buat tautan ke kata lain dalam
lingkaran. Ini dapat membantu Anda menemukan hubungan dan hubungan
antara konsep-konsep terkait.
24
25. Menemukan ide?
"Trik untuk menemukan ide adalah meyakinkan dirimu sendiri bahwa setiap
orang dan semuanya memiliki cerita."
Malcolm Gladwell
25
29. Penulisan Konsep Topik
Pernyataan topik dan
garis besarnya
Menulis sebanyak
mungkin sambil
menuliskan semua ide-
ide di atas kertas
Pengeditan, konferensi
antara pembimbing dan
mahasiswa/ teman
sebaya, menerima
umpan balik
Merancang ulang,
menambah, menghapus
dari, menata ulang, dan
menulis ulang teks
tertulis
Penerbitan, presentasi
versi akhir yang
disempurnakan dan
mungkin diilustrasikan
29
30. Pendekatan OpenIDEO untuk mengumpulkan
ide-ide terbaik dari awan
Sumber: OpenIDEO’s approach to crowdsource the best ideas from the cloud—engaging the public to tackle the world’s most challenging problems
https://digital.hbs.edu/platform-rctom/submission/openideos-approach-to-crowdsource-the-best-ideas-from-the-cloud-engaging-the-public-to-tackle-the-worlds-
most-challenging-problems/ 30
31. Proses Memilih Ide dan Menghasilkan Peta Solusi
• Tolong beri penjelasan lebih lanjut tentang ide Anda
• Siapa yang akan mendapat manfaat dari ide ini?
• Biaya manakah yang dibutuhkan untuk ide Anda (perkiraan kasar)?
• Tantangan apa yang bisa diatasi dengan ide ini?
• Bagaimana ide tersebut diimplementasikan secara berbeda?
31
32. Templat Pengajuan Singkat (pitching)
Sumber: Pitching Research Project http://pitchingresearch.com/index.html
Faff, R., (2015), “A Simple Template for Pitching Research”, Accounting and Finance 55, 311-336.
• Ide yang hebat tidak datang begitu saja namun harus melalui penelitian dan perencanaan yang matang.
• Ide brilian tanpa strategi yang matang juga tidak akan bertahan di pengujian.
• Ketika pengajuan singkat (pitching), ceritakan alasan mengapa memilih topik tersebut.
• Tunjukkan motivasi dan hasrat untuk mewujudkan kesuksesan ide penelitian kepada pembimbing.
• Pembimbing senang dengan sebuah konsep ide hebat yang bisa dicapai dengan hasrat.
32
33. Contoh templat ajuan 2 halaman
Sumber: “Reverse Engineering” the Pitching Research Template: A Simple Tool to Help Understand the Academic Literature
by Imam Salehudin (2017), Accounting and Management Information Systems, Vol. 16, No. 1, pp. 203-210 33
34. Contoh templat ajuan 2 halaman
Sumber: “Reverse Engineering” the Pitching Research Template: A Simple Tool to Help Understand the Academic Literature
by Imam Salehudin (2017), Accounting and Management Information Systems, Vol. 16, No. 1, pp. 203-210 34
41. Sumber: “Mind Maps in Qualitative Research” by Johannes Wheeldon and Mauri Ahlberg (2017), Handbook of Research Methods
in Health Social Sciences, pp 1-17 https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007%2F978-981-10-2779-6_7-1
Peta Data dan Pengumpulan Data
41
43. Latihan
• Coba kembangkan tiga ide penelitian berdasarkan masing-masing
berikut:
• pengamatan informal,
• masalah praktis, dan
• topik yang dibahas dalam edisi terbaru jurnal profesional
43
46. Penutup
• Topik penelitian harus ditetapkan pertama kali dalam menyusun langkah-langkah penelitian.
• Topik merupakan landasan awal sebuah penelitian berupa persoalan pokok yang memerlukan
pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
• Pendekatan dalam pemunculan dan pemilihan ide topik penelitian dapat membantu untuk
memberikan penjelasan tentang pentingnya topik, luaran topik, proses yang akan dilakukan, dan
mengkomunikasikan topik kepada pembaca.
• Sebuah topik perlu dijabarkan ke dalam perumusan masalah yang berisi uraian yang merupakan
abstraksi dari latar belakang masalah penelitian dan rumusan masalah dalam bentuk kalimat
pertanyaan yang tegas dan jelas.
• Latar belakang mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang diteliti dan menunjukkan bahwa masalah atau
topik tersebut memang perlu untuk diteliti.
• Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
• Selain topik harus memberikan kontribusi, topik yang akan dijadikan penelitian hendaknya tidak
berada di luar jangkauan kemampuan si peneliti. Pada saat melakukan pemilihan topik, maka
perlu mempertimbangkan beberapa segi, antara lain: kemampuan memecahkan masalah dalam
topik, tersedia dana yang cukup, batas waktu untuk menyelesaikan penelitian, sponsor dan
konsultan, dan kerja sama dengan pihak lain.
46
48. Bagaimana cara mencari topik?
• Keingintahuan dan Pengalaman
• Terlalu Luas atau Sempit
• Tugas, Tesis, dan Hibah
• permintaan proposal, permintaan aplikasi, Tugas terkait pekerjaan
• Temuan Penelitian lainnya
• Artikel ilmiah, sumber sekunder, replikasi, 'mengisi lubang‘
• Kebetulan (karena kecelakaan)
• Temuan yang tidak Anda harapkan
48
50. Pemilihan Topik
• Pilih topik yang Anda minati! Proses penelitian lebih relevan jika Anda peduli dengan
topik Anda.
• Persempit topik Anda dengan sesuatu yang bisa dikelola.
• Jika topik Anda terlalu luas, Anda akan menemukan terlalu banyak informasi dan tidak
dapat fokus.
• Membaca latar belakang dapat membantu Anda memilih dan membatasi ruang lingkup
topik Anda.
• Tinjau pedoman pemilihan topik yang diuraikan dalam tugas Anda. Minta saran profesor
atau pembimbing Anda.
• Lihat catatan kuliah dan buku teks yang diperlukan untuk menyegarkan pengetahuan
Anda tentang topik tersebut.
• Bicara tentang ide penelitian dengan teman. Dia mungkin dapat membantu
memfokuskan topik Anda dengan mendiskusikan masalah yang tidak terjadi pada Anda
pada awalnya.
50
51. Pemilihan Topik
• Pikirkan pertanyaan siapa, apa, kapan, di mana, dan mengapa:
• MENGAPA Anda memilih topik? Apa yang membuat Anda tertarik? Apakah Anda
memiliki pendapat tentang masalah yang terlibat?
• SIAPAKAH penyedia informasi tentang topik ini? Siapa yang mungkin
mempublikasikan informasi tentang itu? Siapa yang terpengaruh oleh topik ini?
Apakah Anda tahu organisasi atau lembaga yang berafiliasi dengan topik tersebut?
• APA pertanyaan utama untuk topik ini? Apakah ada perdebatan tentang topik
tersebut? Apakah ada berbagai masalah dan sudut pandang untuk dipertimbangkan?
• DI MANA topik Anda penting: di tingkat lokal, nasional atau internasional? Apakah
ada tempat tertentu yang terpengaruh oleh topik?
• KAPAN topik Anda penting? Apakah ini peristiwa terkini atau masalah sejarah?
Apakah Anda ingin membandingkan topik Anda dengan periode waktu?
51
53. Siklus pengembangan pertanyaan penelitian
Sumber: O’Leary, Z. (2004) The Essential Guide to Doing Research. London: Sage. 53
54. Pentingnya Pertanyaan yang Baik
• Pertanyaan penelitian yang bagus:
• Menentukan investigasi
• Menetapkan batasan
• Memberikan arahan
54
55. Daftar Periksa Pertanyaan Bagus
• Apakah pertanyaannya tepat untuk saya?
• Akankah pertanyaan menarik minat saya?
• Dapatkah saya mengelola bias potensial / subjektivitas yang mungkin saya miliki?
• Apakah pertanyaannya tepat untuk bidang ini?
• Apakah temuan akan dianggap signifikan?
• Apakah akan memberikan kontribusi?
• Apakah pertanyaannya dijabarkan dengan baik?
• Apakah istilahnya didefinisikan dengan baik?
• Apakah ada asumsi yang tidak diperiksa?
• Apakah pertanyaan bisa dilakukan?
• Dapatkah informasi dikumpulkan dalam upaya menjawab pertanyaan?
• Apakah saya memiliki keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk mengakses informasi ini? Jika tidak, dapatkah
keterampilan dikembangkan?
• Apakah saya dapat menyelesaikan semuanya dalam batasan waktu?
• Apakah pertanyaannya mendapat tanda persetujuan dari mereka yang tahu?
• Apakah pembimbing saya pikir saya berada di jalur yang benar?
• Apakah ‘ahli’ di lapangan menganggap pertanyaan saya relevan/penting/dapat dilakukan?
55
56. Templat Pengajuan dengan Isyarat untuk Pengusul
Sumber: Pitching Research Project http://pitchingresearch.com/index.html
56
57. Abstract:
What Do Freshmen Want? Career Path Preferences Among Students
• Research Question:
• This paper investigated whether a relationship exists between students’ life goals and preferences for future career type, specifically in entrepreneurship.
• Motivation:
• Our goal was to explore if there exists a strong link. If this were the case – if entrepreneurial orientation was pre-destined before University –
entrepreneurial education for a wide range of students may be rendered ineffective. The paper draws on both Goal Setting Theory (Locke & Latham, 2006)
and Self Determination Theory (Deci & Ryan, 2008), applying them to the context of intrinsic and extrinsic goals (Kasser & Ryan, 1996) among students with
preferences for entrepreneurship or management. The study builds on existing literature by distinguishing the difference between intrinsic and extrinsic
goals, creating a more rigid structure with which to measure individual goal orientation.
• Idea:
• The core idea of this paper was to empirically evaluate the relationship between intrinsic/extrinsic life goals and chosen career path. The study was
conducted using gender, department and career path as independent variables and measured the distinction between extrinsic and intrinsic life goals.
• Data:
• Analysis was conducted using responses to 384 surveys completed by first year Serbian students in semester one of 2016/2017 at the Faculty of
Organizational Sciences. Students identified gender, department and career path.
• Tools:
• Statistical analyses of all collected data (Utilizing ANOVA, t test, C coefficient, linear correlation analysis and cluster analysis) were used to draw conclusions
about the relationships between variables, particularly the correlation between life goals and career preference.
• Findings:
• This study eliminates endowed life goals as a factor in predicting which freshmen would be prone to entrepreneurship as a career, even after considering
gender and choice of department (field of study). It suggests that there may be other variables worth considering, such as individual differences and
education. It also highlights the potential role for education and development, in order to foster the next generation of Serbian entrepreneurs.
• Contribution:
• This paper expands existing research related to the life goals and entrepreneurial career path and formulates practical suggestions for higher education of
future entrepreneurs.
Sumber: Milinković, I., Kovačević, I., & Mihailović, D. (2017). What Do Freshmen Want? Career Path Preferences Among Students, Management:
Journal of Sustainable Business and Management Solutions in Emerging Economies, 22(1), 37-45.
57