Analisis mengenai pengembangan armada perikanan tangkap di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Mayoritas armada masih berskala kecil dan teknologi rendah. Potensi sumberdaya ikan di Kabupaten Kupang sebesar 25.853 ton/tahun. Dianalisis menggunakan metode surplus produksi, SWOT, dan program linier untuk merancang model konseptual pengembangan armada yang berkelanjutan.
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Ujian terbuka new
1.
2. ANALISIS PENGEMBANGAN ARMADAANALISIS PENGEMBANGAN ARMADA
PERIKANAN TANGKAP DIPERIKANAN TANGKAP DI
KABUPATEN KUPANG NUSAKABUPATEN KUPANG NUSA
TENGGARA TIMURTENGGARA TIMUR
Oleh :Oleh :
Deselina M. W. KalekaDeselina M. W. Kaleka
NRP. C 561040101NRP. C 561040101
Pembimbing :Pembimbing :
Dr. Ir. Budhi H Iskandar, M.SiDr. Ir. Budhi H Iskandar, M.Si
Prof.Dr. Daniel R. MonintjaProf.Dr. Daniel R. Monintja
Dr.Ir. Mulyono S. Baskoro, M.ScDr.Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc
3. Latar BelakangLatar Belakang
Perairan Kabupaten Kupang:
Panjang garis pantaiPanjang garis pantai ++ 456 km456 km
Luas perairan 7.178.28 kmLuas perairan 7.178.28 km22
Potensi lestariPotensi lestari 60.000 ton/tahun60.000 ton/tahun
Pemanfaatan tahun 2003 14.932.65 ton atauPemanfaatan tahun 2003 14.932.65 ton atau
24.89%24.89%
4. Armada Perikanan Tangkap Kabupaten KupangArmada Perikanan Tangkap Kabupaten Kupang
Sumber : DKP Kabupaten Kupang, 2004
79%
8%13%
Perahu tanpa motor Perahu motor tempel Kapal motor
5. Permasalahan perikanan tangkapPermasalahan perikanan tangkap
di Kabupaten Kupangdi Kabupaten Kupang
(1) Sebagian besar nelayan masih bersifat
tradisional,
(2) Struktur armada didominasi skala kecil
dan tingkat teknologi yang rendah,
(3) Mutu hasil tangkapan rendah,
(4) Belum memadainya sarana prasarana
perikanan tangkap
(5) Jumlah nelayan lokal masih terbatas,
(6) Belum pernah dilakukan penyusunan
perencanaan perikanan tangkap yang
berbasis ramah lingkungan dan
berkelanjutan.
6. Permasalahan armada perikananPermasalahan armada perikanan
tangkap di Kabupaten Kupangtangkap di Kabupaten Kupang
- Minimnya armada penangkapan ikan
- Kurangnya modal
- Jangkauan operasi penangkapan dekat
pantai
- Sumberdaya manusia terbatas
- Rendahnya penguasaan teknologi
- Kurangnya kemitraan
- Kurangnya peran pemerintah daerah
- Pendapatan Asli Daerah (PAD) rendah
- Pendapatan nelayan juga rendah
7. Tujuan UmumTujuan Umum
Merancang model konseptual pengembanganMerancang model konseptual pengembangan
armada perikanan tangkap di Kabupaten Kupangarmada perikanan tangkap di Kabupaten Kupang
yang berbasis ketentuan perikanan yangyang berbasis ketentuan perikanan yang
bertanggung jawab.bertanggung jawab.
Tujuan KhususTujuan Khusus
(1)(1) MengkajiMengkaji keadaan armada perikanan tangkapkeadaan armada perikanan tangkap
di Kabupaten Kupangdi Kabupaten Kupang masa kini;masa kini;
(2)(2) MengMenganalisisanalisis faktor-faktor yang berpengaruhfaktor-faktor yang berpengaruh
dalam pengembangan armada perikanandalam pengembangan armada perikanan
tangkap di Kabupaten Kupang;tangkap di Kabupaten Kupang;
(3)(3) MengMengkajikaji fasilitas pendukung perikananfasilitas pendukung perikanan
tangkap;tangkap;
(4)(4) Mengkaji kebijakan-kebijMengkaji kebijakan-kebijaakan pembangunankan pembangunan
perikanan tangkap yang ada.perikanan tangkap yang ada.
TUJUAN PENELITIANTUJUAN PENELITIAN
8. Hasil penelitian ini diharapkanHasil penelitian ini diharapkan dapatdapat menjadi:menjadi:
1)1) bahan informasibahan informasi untukuntuk pengembanganpengembangan
IPTEKS dalam bidang armada perikananIPTEKS dalam bidang armada perikanan
tangkap;tangkap;
2)2) bahan pertimbangan penentuan kebijakanbahan pertimbangan penentuan kebijakan
pepengembangan armadangembangan armada perikanan tangkap diperikanan tangkap di
Kabupaten KupangKabupaten Kupang;;
3) masukan untuk pengembangan industri3) masukan untuk pengembangan industri
perikanan tangkap di Kabupaten Kupang danperikanan tangkap di Kabupaten Kupang dan
daerah lainnya yang memiliki karakteristikdaerah lainnya yang memiliki karakteristik
perairan hampir sama.perairan hampir sama.
Manfaat PenelitianManfaat Penelitian
9. Kerangka Pikir Penelitian
- Minimnya armada penangkapan
ikan
- Kurangnya modal
- Jangkauan operasi penangkapan
dekat pantai
- Sumberdaya manusia terbatas
- Rendahnya penguasaan
teknologi
- Kurangnya kemitraan
- Kurangnya peran pemerintah
daerah
- Pendapatan Asli Daerah (PAD)
rendah
- Pendapatan nelayan juga rendah
KEBIJAKAN ARMADAKEBIJAKAN ARMADA
PERIKANAN TANGKAPPERIKANAN TANGKAP
SAAT INISAAT INI
Kajian aspek:
1) Armada penangkapan
- Jenis, ukuran, dan kapasitas
- Finansial
- Daerah penangkapan ikan
2) Alat penangkapan ikan
- Jenis, ukuran, dan jumlah alat
3) Potensi sumberdaya
4) Sumberdaya Manusia
5) Prasarana pendukung
- Pelabuhan perikanan
- PPI dan TPI
6) Regulasi
7) Teknologi ramah lingkungan dan
usaha berkelanjutan
Model KonseptualModel Konseptual
Kebijakan pengembanganKebijakan pengembangan
armada perikanan tangkaparmada perikanan tangkap
10. Metode Penelitian
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)
yang dilakukan pada bulan Agustus
sampai dengan Desember 2005.
11.
12. • Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder.
• Data primer dikumpulkan menggunakan metode survei dan
dilakukan dengan teknik sampling dan kuesioner.
• Data sekunder diperoleh melalui penulusuran kepustakaan dan
data statistik perikanan Kabupaten NTT 10 tahun terakhir
yang meliputi :
1) Data potensi sumberdaya perikanan tangkap;
2) Data nelayan;
3) Data alat tangkap yang digunakan;
4) Data armada penangkapan ikan;
5) Data sosial ekonomi dan budaya;
6) Data kelembagaan;
7) Data peraturan dan perundang-undangan; dan
8) Informasi lainnya yang berkaitan dengan armada
perikanan tangkap.
Pengumpulan dataPengumpulan data
13. Metode Analisis yang digunakan :
1. Analisis potensi sumberdaya ikan menggunakan Metode
Surplus Produksi Schaefer (1954)
2. Analisis SWOT berdasarkan Rangkuty (2005)
Menentukan strategi pengembangan armada perikanan
tangkap
3. Analisis Linear Goal Programing (LGP) berdasarkan
Siswanto (1990) Menentukan jumlah armada perikanan
tangkap yang optimal dan dapat dikembangkan dengan
batasan sumberdaya ikan dan faktor-faktor teknis dari
armada perikanan tangkap tersebut.
4. Analisis Hirarki Proses (AHP) berdasarkan Saaty (1991)
Menentukan prioritas strategi yang diharapkan
14. Lanjutan …
5. Analisis Teknologi Berwawasan Lingkungan
Analisis dilakukan secara deskriptif,
berdasarkan pada ketentuan perikanan yang
bertanggung jawab (Code of Conduct for
Responsible Fisheries (CCRF) yang
ditetapkan oleh FAO (1995).
6. Analisis finansial berdasarkan Sutojo (2002)
dan Ibrahim (2003). Analisis ini dilakukan
untuk mengetahui kelayakan suatu usaha
operasi penangkapan
15. HASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASAN
KONDISI PERIKANANKONDISI PERIKANAN
TANGKAPTANGKAP
Alat Tangkap Ikan di Kabupaten Kupang
47
2661
22 99
220
710
3905
143
Lampara Gill net Jala Lompo Bagan Sero Trammel
Net
Pancing Jala buang
Jenis alat tangkap
16. Armada perikanan tangkap di Kabupaten Kupang
2579
416
260
Perahu tanpa motor (PTM) Perahu motor tempel Kapal motor
17. Keadaan nelayan di KabupatenKeadaan nelayan di Kabupaten
KupangKupang
1550 1503
1269
Penuh Sambilan utama Sambilan
Tambahan
18. Hubungan produksiHubungan produksi
dan Upayadan Upaya
Penangkapan padaPenangkapan pada
SumberdayaSumberdaya
Perikanan PelagisPerikanan Pelagis
KecilKecil
Analisis potensi sumberdaya perikanan pelagis kecil
(Surplus Produksi Model Schaefer) menunjukkan nilai
dugaan potensi maksimum lestari (Maximum Sustainable
Yield) sebesar 15.125 ton/tahun dengan upaya
penangkapan optimal sebesar 3.074 unit.
19. Hubungan produksi
dan Upaya
Penangkapan pada
Sumberdaya
Perikanan Pelagis
Besar
Analisis potensi sumberdaya perikanan pelagis besarAnalisis potensi sumberdaya perikanan pelagis besar
(Surplus Produksi Model Schaefer) menunjukkan nilai(Surplus Produksi Model Schaefer) menunjukkan nilai
dugaan potensi maksimum lestari (dugaan potensi maksimum lestari (Maximum SustainableMaximum Sustainable
YieldYield) sebesar 10.228 ton/tahun dengan upaya) sebesar 10.228 ton/tahun dengan upaya
penangkapan optimal sebesar 7854 unit.penangkapan optimal sebesar 7854 unit.
20. Analisis potensi sumberdaya perikanan demersal (Surplus
Produksi Model Schaefer) menunjukkan nilai dugaan
potensi maksimum lestari (Maximum Sustainable Yield)
sebesar 2600 ton/tahun dengan upaya penangkapan
optimal sebesar 6543 unit.
Hubungan produksi
dan Upaya
Penangkapan pada
Sumberdaya
Perikanan Demersal
21. POTENSIPOTENSI
SUMBERDAYA IKAN DISUMBERDAYA IKAN DI
KABUPATEN KUPANGKABUPATEN KUPANG
Sumberdaya Perikanan Pelagis Besar
y = -0.0473x + 1.78
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun
CPUE(ton/unit)
CPUE sumberdaya Perikanan Demersal
y = -0.0142x + 0.396
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun
CPUE(ton/unit)
CPUE sumberdaya Perikanan Pelagis Kecil
y = -0.1828x + 5.9087
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun
CPUE(ton/unit)
22. Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
1. Penguasaan tinggi
teknologi purse seine
(25,18 % nelayan) dan
rawai (13,83 % nelayan)
2. Instalasi BBM yang
tersedia baik
3. Tenaga kerja yang
berlimpah
4. Fasilitas pabrik es yang
memadai
5. Tersedia pelabuhan
pendaratan ikan
Kelemahan (W)
1. MSY belum disosialisasikan
dengan baik
2. Ukuran/kapasitas kapal yang
belum sesuai
3. Pemborosan dalam
penggunaan air tawar
4. Mesin kapal yang belum
standar
5. Pengaturan penangkapan/
hari operasi yang belum
tertib
Peluang (O)
1. Promosi SDI nilai ekonomis tinggi
terutama jenis ekor kuning,
kerapu, dan cakalang
2. Pasar ekspor yang terbuka untuk
lobster dan kerapu
3. Minat investor dalam kegiatan
perikanan tangkap tinggi
4. Pembinaan nelayan cukup
intensif oleh LSM dan penyuluh
secara nasional
5. Kondisi sosial politik yang
kondusif
Sasaran SO
1. Penyerapan tenaga kerja
sebagai ABK pada kapal
investasi baru
2. Pembinaan nelayan ahli
purse seine
3. Pembinaan nelayan yang
ahli dalam pengoperasian
rawai
Sasaran WO
1. Penangkapan SDI sesuai MSY
2. Secara khusus penangkapan SDI
potensial berikut sesuai MSY-nya
● ekor kuning
● cakalang
● kerapu
● lobster
● kembung
3. Prioritas investasi pada
penyempurnaan kapasitas
kapal dan mesinnya
Ancaman (T)
1. Penangkapan
menggunakan cara/
teknik yang merusak
2. Kualitas hasil tangkapan
3. Suplai BBM yang sering
terlambat
4. Pencurian ikan oleh kapal
asing
5. Banyaknya kapal dari luar
Sasaran ST
1. Pengembangan armada
penting yang tidak
merusak
2. Penggunaan BBM secara
efiesian
3. Penggunaan es secara
efiesien
Sasaran WT
1. Peningkatan kualitas
hasil tangkapan sesuai
MSY
2. Integrasi pengawasan
dalam pengaturan
jumlah hari operasi
setiap armada
Matriks SWOT sasaran pengembangan armada perikanan
tangkap
23. Identifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhiIdentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
pengembangan armada perikanan tangkappengembangan armada perikanan tangkap
Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan :
1. Tenaga kerja yang berlimpah 0,12 3 0,36
2. Penguasaan tinggi teknologi
purse seine (25,18 % nelayan)
dan rawai (13,83 % nelayan)
0,15 4 0,60
3. Instalasi BBM yang tersedia baik 0,07 2 0,14
4. Fasilitas pabrik es yang memadai 0,08 2 0,16
5. Tersedia pelabuhan pendaratan ikan 0,7 2 0,14
Kelemahan :
1. Peraturan jumlah tangkap yang
diperbolehkan (80 % MSY) belum
disosialisasikan dengan baik
0,2 3 0,60
2. Ukuran/kapasitas kapal yang belum
sesuai
0,09 2 0,18
3. Pemborosan dalam penggunaan air
tawar
0,1 1 0,10
4. Banyak mesin kapal yang belum
standar
0,07 3 0,21
5. Pengaturan penangkapan/hari
operasi yang belum tertib
0,05 2 0,10
Total 1,00 2,59
24. Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
1. Promosi SDI nilai ekonomis
tinggi terutama jenis ekor
kuning, kerapu, dan cakalang
0,2 4 0,80
2. Pasar ekspor yang terbuka
untuk lobster dan kerapu
0,13 4 0,54
3. Minat investor dalam kegiatan
perikanan tangkap tinggi
0,12 3 0,36
4. Pembinaan nelayan cukup
intensif oleh LSM dan penyuluh
secara nasional
0,09 2 0,18
5. Kondisi sosial politik yang
kondusif
0,1 3 0,3
Ancaman
1. Penangkapan menggunakan
cara/teknik yang merusak
0,15 2 0,30
2. Kualitas hasil tangkapan 0,04 3 0,12
3. Suplai BBM yang sering
terlambat
0,05 3 0,15
4. Pencurian ikan oleh kapal asing 0,02 2 0,04
5. Banyaknya kapal asing
beroperasi
0,1 3 0,30
Total 1,00 3,07
25. Total Skor Faktor Strategi Internal
Kuat Rata-rata Rendah
Tinggi I
Pertumbuhan
II
Pertumbuhan
III
Penciutan
Total Skor
Faktor Strategi
Eksternal
Menengah IV
Stabilitas
V
Pertumbuhan/
Stabilitas
VI
Penciutan
Rendah VII
Pertumbuhan
VIII
Pertumbuhan
IX
Likuidasi
4 3 2
1
3
2
Posisi armada perikanan tangkap
Internal 2.59
Eksternal 3,07
Matriks Internal-Eksternal (I-E)Matriks Internal-Eksternal (I-E)
armada perikanan tangkaparmada perikanan tangkap
26. Analisis LGP (skenario I)
1. Mengoptimalkan hasil
tangkap total sesuai MSY
2. Mengoptimalkan hasil
tangkap ikan ekor kuning
sesuai MSY ekor kuning
3. Mengoptimalkan hasil
tangkap ikan tuna-
cakalang sesuai MSY
tuna-cakalang
4. Mengoptimalkan hasil
tangkap ikan kembung
sesuai MSY kembung
5. Mengoptimalkan hasil
tangkap ikan kerapu
sesuai MSY kerapu
6. Mengoptimalkan hasil
tangkap lobster sesuai
MSY lobster
7. Mengoptimalkan jumlah
nelayan yang ahli dalam
pengoperasian purse
seine
8. Mengoptimalkan jumlah
nelayan yang ahli
dalam
pengoperasian rawai
9. Mengoptimalkan jumlah
hari operasi
10. Mengoptimalkan
jumlah
ABK
11. Mengoptimalkan
penggunaan BBM
12. Mengoptimalkan
penggunaan es
13. Mengoptimalkan
penggunaan air tawar
27. Sasaran pengembangan armada perikanan
tangkap (skenario II)
Kelompok I
• Mengoptimalkan hasil tangkap
total sesuai MSY
• Mengoptimalkan hasil tangkap
ikan ekor kuning sesuai MSY
ekor kuning
• Mengoptimalkan hasil tangkap
ikan cakalang sesuai MSY
cakalang
• Mengoptimalkan hasil tangkap
ikan kembung sesuai MSY
kembung
• Mengoptimalkan hasil tangkap
ikan kerapu sesuai MSY
kerapu
• Mengoptimalkan hasil tangkap
lobster sesuai MSY lobster
• Mengoptimalkan jumlah
nelayan ahli pengoperasian
purse seine
Kelompok II
• Mengoptimalkan jumlah
nelayan yang ahli dalam
pengoperasian rawai
• Mengoptimalkan jumlah
hari operasi
Kelompok III
• Mengoptimalkan jumlah
ABK
• Mengoptimalkan
penggunaan BBM
• Mengoptimalkan
penggunaan es
• Mengoptimalkan
penggunaan air tawar
28. Jenis Armada
Hasil Optimalisasi
Skenario I Skenario II
Rawai 77 73
Pancing ulur 10125 10126
Purse seine 125 126
Bubu 157 160
Perbandingan hasil optimalisasi
armada perikanan tangkap
29. Struktur hirarki pengembangan armadaStruktur hirarki pengembangan armada
perikanan tangkapperikanan tangkapPengembanganPengembangan
PerikananKab.PerikananKab.KupangKupang
Sumberdaya ikan lestariSumberdaya ikan lestari
Profit Usaha MeningkatProfit Usaha Meningkat
Produktivitas TangkapProduktivitas Tangkap
MeningkatMeningkat
Selektivitas Alat TangkapSelektivitas Alat Tangkap
MeningkatMeningkat
Penyerapan Tenaga KerjaPenyerapan Tenaga Kerja
MeningkatMeningkat
Penggunaan BBM RendahPenggunaan BBM Rendah
Pendapatan Asli DaerahPendapatan Asli Daerah
MeningkatMeningkat
PendanaanPendanaan
KetersediaanKetersediaan
SDMSDM
Tek. OperasiTek. Operasi
PenangkapanPenangkapan
KondisiKondisi
PerairanPerairan
KeberadaanKeberadaan
PPI/TPIPPI/TPI
JumlahJumlah
GalanganGalangan
KapalKapal
RawaiRawai
5 GT – 10GT5 GT – 10GT
Pancing UlurPancing Ulur
5 GT - 10 GT5 GT - 10 GT
Purse SeinePurse Seine
5 GT -105 GT -10 GTGT
BubuBubu
5 GT -10 GT5 GT -10 GT
30. Kriteria Skor Sub
Kriteria
Skor Alternatif
Prioritas
Skor prioritas
Goal
SDI 0,195
SDM 0,047
Purse
Seine
5 GT -
10 GT
0,29
2
1
Teknologi 0,041
Perairan 0,107
Profit 0,163
Dana 0,041
SDM 0,046
Teknologi 0,048
Perairan 0,016
PPI/TPI 0,013
Pancing
ulur
5 GT –
10 GT
0,25
1
2
Produksi 0,082
SDM 0,013
Teknologi 0,039
Perairan 0,022
Galangan 0,008
Selektif 0,174
Teknologi 0,059
Perairan 0,086
Galangan 0,034
Rawai
5 GT -
10 GT
0,23
8
3
Tenaga
Kerja
0,150
Dana 0,006
SDM 0,057
Teknologi 0,043
Galangan 0,018
PPI/TPI 0,025
BBM 0,073
Dana 0,045
Teknologi 0,020
Bubu
5 GT -
10 GT
0,22
0
4
Perairan 0,009
PAD 0,163
Dana 0,021
Perairan 0,018
Galangan 0,031
Skor untuk
alternatif dalam
kebijakan
pengembangan
armada perikanan
tangkap di
Kabupaten Kupang
31. Hasil uji sensitifitas mini purse seine sebagai strategi pengembanganHasil uji sensitifitas mini purse seine sebagai strategi pengembangan
erpilih dengan perhatian pada kelestarian sumberdaya ikan meningkaterpilih dengan perhatian pada kelestarian sumberdaya ikan meningkat
(SDI)(RK SDI = 0)(SDI)(RK SDI = 0)
32. Hasil uji sensitifitas mini purse seine sebagai strategiHasil uji sensitifitas mini purse seine sebagai strategi
pengembanganpengembangan
terpilih dengan perhatian pada penyerapan tenaga kerjaterpilih dengan perhatian pada penyerapan tenaga kerja
meningkatmeningkat
(TNGKERJA) (RK TNGKERJA = 0,466)(TNGKERJA) (RK TNGKERJA = 0,466)
33. Hasil uji sensitifitas mini purse seine sebagai strategiHasil uji sensitifitas mini purse seine sebagai strategi
pengembanganpengembangan terpilih dengan perhatian padaterpilih dengan perhatian pada
penyerapan tenaga kerjapenyerapan tenaga kerja meningkat (BBM) (RK BBM =meningkat (BBM) (RK BBM =
0,251)0,251)
34. No
Alat
Tangkap
Kriteria CCRF
Skor Rangking
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Purse
Seine
3 4 3 4 4 3 4 3 4 32 4
2 Pancing
ulur
4 4 3 4 4 4 4 4 4 35 1
3 Rawai 4 4 3 4 4 4 3 4 3 33 3
4 Bubu 4 3 4 4 4 4 4 4 3 34 2
Hasil skoring teknologi penangkapan ikan berwawasanHasil skoring teknologi penangkapan ikan berwawasan
lingkunganlingkungan
1. Mempunyai selektivitas yang
tinggi
2. Tidak merusak habitat
3. Menghasilkan ikan berkualitas
tinggi
4. Tidak membahayakan nelayan
5. Produk tidak membahayakan
konsumen
6. By-catch dan discard
rendah
7. Tidak menangkap spesies
yang dilindungi atau
hampir punah
8. Dampak minimum
terhadap
sumberdaya alam
9. Diterima secara sosial
Keterangan:
35. No
Alat
Tangka
p
Kriteria CCRF
Skor Rangking1 2 3 4 5 6
1 Purse Seine 3 4 4 3 2 3 19 3
2 Pancing ulur 4 4 4 4 4 4 24 1
3 Rawai 3 4 3 2 3 3 18 4
4 Bubu 4 4 4 4 4 3 23 2
Hasil skoring kegiatan penangkapan ikan yangHasil skoring kegiatan penangkapan ikan yang
berkelanjutanberkelanjutan
11.. Menerapkan teknologi ramah lingkunganMenerapkan teknologi ramah lingkungan
2. Jumlah hasil tangkapan tidak melebihi2. Jumlah hasil tangkapan tidak melebihi
Total Allowable Catch (TAC)Total Allowable Catch (TAC)
3. Menguntungkan3. Menguntungkan
4. Investasi rendah4. Investasi rendah
5. Penggunaan bahan bakar rendah5. Penggunaan bahan bakar rendah
6.6. Memenuhi ketentuan hukum dan perundanganMemenuhi ketentuan hukum dan perundangan
yang berlakuyang berlaku
Keterangan:Keterangan:
36. Jenis Armada Kriteria investasi
Hasil analisis
Sebelum Sesudah
Purse Seine NPV
IRR
PBP
B/C
keputusan
Rp 52.536.697
46 %
3.88
1.57
Layak
Rp 85.433.055
55.62 %
2.91
1.92
Layak
Hand line NPV
IRR
PBP
B/C
keputusan
Rp 54.705.576
48.44 %
3.60
1.64
Layak
Rp 72.512.843
54.21 %
3.01
1.85
Layak
Rawai NPV
IRR
PBP
B/C
keputusan
Rp 53.481.880
53.83 %
3.05
1.88
Layak
Rp 63.400.977
57.11 %
2.82
2.0
Layak
Bubu NPV
IRR
PBP
B/C
keputusan
Rp 12.993.070
43.27 %
4.30
1.49
Layak
Rp 17.775.028
47.98 %
3.65
1.68
Layak
Hasil analisis kelayakan pengembangan armada
penangkapan ikan sebelum dan sesudah kenaikan BBM
38. Input Tidak
Terkendali :
1. Permintaan pasar
2. Harga ikan
3. Stok sumberdaya
ikan
4. Musim penangkapan
5. Faktor oceanografi
Oupput Dikehendaki :
1. Produksi penangkapan tidak
melebihi MSY
- Ikan pelagis besar sebesar
10.228 ton/tthn
- Ikan pelagis kecil sebesar
15.125 ton/thn
- Ikan demersal sebesar 2.600
ton/thn
2. Pendapatan nelayan ≥ UMR
(Rp. 350.000)
3. Penangkapan berkelanjutan
dapat diterapkan
4. Harga relatif stabil/baik
5. Kelayakan usaha perikanan
tangkap meningkat
6. Terbukannya lapangan kerja
optimal sebesar 115.569 org.
7. Efisiensi tataniaga
8. Devisa meningkat ≥
target/thn
9. PAD meningkat ≥ target/thn
Input Terkendali :
1. Unit penangkapan optimal
- Purse seine sebanyak 126 unit
- Handline sebanyak 10126 unit
- Rawai sebanyak 73 unit
- Bubu sebanyak 160 unit
2. Potensi lestari (MSY) optimal
dengan upaya penangkpan:
- Ikan pelagis besar 7.584 unit
- Ikan pelagis kecil 3.074 unit
- Ikan demersal 6.583 unit
3. Tenaga kerja optimal 115.569
org
4. Keterampilan nelayan
ditingkatkan
dengan jumlah nelayan
trampil :
- Purse seine 1.386 orang
- Rawai 761 orang
5. Teknologi penangkapan lestari
dan berkelanjutan
Output Tidak Dikehendaki :
1. Pendapatan nelayan tetap
rendah
(pendapatan dibawah UMR)
2. Hasil tangkapan kurang dari
jumlah
tangkapan optimal
3. Usaha penangkapan tidak
berkelanjutan
4. Sumberdaya ikan tidak lestari
5. Biaya operasional tinggi
6. Tatanan sosial terganggu atau
cenderung terjadi konflik
Pengembangan Armada Perikanan
Tangkap di Kabupaten Kupang
dengan asumsi:
1. Modal investasi terjamin
2. Teknologi pasca panen
meningkat
3. Modal kredit tersedia
4. Komponen biaya terkendalikan
Manajemen
Armada Tangkap
Input Lingkungan :
1. Peraturan Pemerintah
Pusat/Daerah
2. Iklim/Musim
3. Sosial Budaya Masyarakat
45. KESIMPULANKESIMPULAN
1.1. Perikanan pelagis besar di perairan Kabupaten KupangPerikanan pelagis besar di perairan Kabupaten Kupang
telah melewati nilai dugaan potensi maksimum lestaritelah melewati nilai dugaan potensi maksimum lestari
((Maximum Sustainable Yield)Maximum Sustainable Yield) yang sebesar 10.228yang sebesar 10.228
ton/tahun dengan upaya penangkapan optimal sebesarton/tahun dengan upaya penangkapan optimal sebesar
7.854 unit, sedangkan perikanan pelagis kecil belum7.854 unit, sedangkan perikanan pelagis kecil belum
melewati nilai MSY yang sebesar 15.125 ton/tahunmelewati nilai MSY yang sebesar 15.125 ton/tahun
dengan upaya penangkapan optimal sebesar 3.074 unit.dengan upaya penangkapan optimal sebesar 3.074 unit.
Hasil analisis perikanan demersal menunjukkan telahHasil analisis perikanan demersal menunjukkan telah
melewati nilai MSY yang sebesar 2.600 ton/tahunmelewati nilai MSY yang sebesar 2.600 ton/tahun
dengan upaya penangkapan optimal sebesar 6.543 unit.dengan upaya penangkapan optimal sebesar 6.543 unit.
2.2. Berdasarkan analisis SWOT, posisi perkembanganBerdasarkan analisis SWOT, posisi perkembangan
armada perikanan tangkap dengan memperhatikanarmada perikanan tangkap dengan memperhatikan
faktor-faktor internal dan eksternal berada pada fasefaktor-faktor internal dan eksternal berada pada fase
pertumbuhan, dimana masih dapat dikembangkan lebihpertumbuhan, dimana masih dapat dikembangkan lebih
lanjut. Sarana dan prasarana kegiatan perikananlanjut. Sarana dan prasarana kegiatan perikanan
tangkap masih perlu ditingkatkan untuk mendukungtangkap masih perlu ditingkatkan untuk mendukung
pengembangan armada perikanan tangkap.pengembangan armada perikanan tangkap.
46. 3.3. Armada penangkapan ikan yang layak dikembangkan oleh nelayanArmada penangkapan ikan yang layak dikembangkan oleh nelayan
adalah : 1) rawai sebanyak 73 unit, 2)adalah : 1) rawai sebanyak 73 unit, 2) handhand lineline sebanyak 10.126sebanyak 10.126
unit, 3)unit, 3) purse seinepurse seine sebanyak 126 unit, 4) bubu sebanyak 160sebanyak 126 unit, 4) bubu sebanyak 160
unit. Pengembangan armada penangkapan ikan pada tiap unitunit. Pengembangan armada penangkapan ikan pada tiap unit
dilakukan pada ukuran 5-10 GTdilakukan pada ukuran 5-10 GT
4.4. Kebijakan yang berkenaan dengan armada penangkapan ikan diKebijakan yang berkenaan dengan armada penangkapan ikan di
Kabupaten Kupang secara umum masih mengikuti kebijakan-Kabupaten Kupang secara umum masih mengikuti kebijakan-
kebijakan yang berlaku secara nasional belum banyakkebijakan yang berlaku secara nasional belum banyak
mempertimbangkan aspirasi masyarakat lokal.mempertimbangkan aspirasi masyarakat lokal.
5.5. Teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan berdasarkan CCRFTeknologi penangkapan ikan ramah lingkungan berdasarkan CCRF
di Kabupaten Kupang NTT adalahdi Kabupaten Kupang NTT adalah handlinehandline dengan skor 35, rawaidengan skor 35, rawai
dengan skor 34, bubu dengan skor 33, dandengan skor 34, bubu dengan skor 33, dan purse seinepurse seine dengandengan
skor 32. Kegiatan penangkapan berkelanjutan berdasarkan CCRFskor 32. Kegiatan penangkapan berkelanjutan berdasarkan CCRF
yang digunakan oleh armada perikanan tangkap adalahyang digunakan oleh armada perikanan tangkap adalah handlinehandline
dengan skor 24, bubu dengan skor 22,dengan skor 24, bubu dengan skor 22, purse seinepurse seine dengan skor 18dengan skor 18
dan rawai dengan skor 19.dan rawai dengan skor 19.
Lanjutan …Lanjutan …
47. 66.. Kebijakan pengembangan armada perikananKebijakan pengembangan armada perikanan
tangkap di Kabupaten Kupang untuk jangkatangkap di Kabupaten Kupang untuk jangka
panjang diprioritaskan pada armada pancingpanjang diprioritaskan pada armada pancing
ulur, untuk jangka pendek pengembanganulur, untuk jangka pendek pengembangan
armada perikanan tangkap dilakukan secaraarmada perikanan tangkap dilakukan secara
terbatas padaterbatas pada purse seinepurse seine, rawai, dan bubu., rawai, dan bubu.
7. Model pengembangan dilakukan dengan7. Model pengembangan dilakukan dengan
keselarasan yang terintegrasi antara kebijakankeselarasan yang terintegrasi antara kebijakan
pemerintah, ketersediaan sumberdaya ikan,pemerintah, ketersediaan sumberdaya ikan,
serta ketersediaan sumberdaya manusia danserta ketersediaan sumberdaya manusia dan
teknologi yang dikuasai masyarakat lokal gunateknologi yang dikuasai masyarakat lokal guna
tercapainya tujuan.tercapainya tujuan.
Lanjutan …Lanjutan …
48. SARANSARAN
Kebijakan pengembangan armada perikananKebijakan pengembangan armada perikanan
tangkap di Kabupaten Kupang didasarkan padatangkap di Kabupaten Kupang didasarkan pada
daya dukung sumberdaya ikan dan sumberdayadaya dukung sumberdaya ikan dan sumberdaya
manusia, teknologi, serta sarana dan prasaranamanusia, teknologi, serta sarana dan prasarana
yang tersedia dengan menyusunyang tersedia dengan menyusun datadata basebase
secara benarsecara benar