ITB dapat menjadi simpul percepatan inovasi nasional dengan menjadi (1) pusat keunggulan pendidikan IPTEKS, (2) pusat inovasi untuk penelitian dan komersialisasi, dan (3) pusat teknopreneurship. ITB dapat mempercepat pendidikan sains dan teknologi, kegiatan inovasi, penguasaan kompetensi, serta pendewasaan kawasan inovasi di Indonesia.
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Togar Simatupang
Kurikulum kewirausahaan menjadi landasan bagi perguruan tinggi dan universitas untuk mewujudkan tujuan pendidikan kewirausahaan.
Pengetahuan, kemampuan, dan struktur kualitas kewirausahaan siswa ditentukan oleh sistem kurikulum kewirausahaan yang ilmiah dan wajar pada tingkat tertentu.
Namun dilihat dari situasi pendidikan kewirausahaan saat ini di perguruan tinggi dan perguruan tinggi dalam negeri, belum ada kurikulum kewirausahaan yang matang dan efektif.
Pemikiran kreatif pengembangan sistem kurikulum kewirausahaan untuk perguruan tinggi dan perguruan tinggi dikedepankan dengan memadukan kaidah dasar kegiatan mengajar dari perseptif proses kewirausahaan.
Kurikulumnya berorientasi pada tindakan: lebih dari 50 persen waktu program terdiri dari penelitian praktis dalam mengidentifikasi peluang bisnis, menilai sumber daya untuk mendirikan dan mengarahkan bisnis, dan belajar dari pengusaha sukses di perusahaan mereka dan di kelas.
Paparan ini mencoba menyajikan perkembangan kurikulum kewirausahaan, evaluasi kurikulum, dan program merdeka belajar bidang kewirausahaan.
Kewirausahaan adalah metode merancang, meluncurkan, dan menjalankan bisnis baru.
Ini adalah kapasitas dan kemauan untuk mengembangkan, mengatur, dan mengelola usaha bisnis bersama dengan risikonya untuk mengenali potensi komersial dari penemuan dan mengatur modal, bakat, dan sumber daya lain yang akan mengubah penemuan menjadi inovasi yang layak secara komersial.
Kewirausahaan melintasi setiap sektor kehidupan manusia yang dapat merupakan proses memanfaatkan peluang bisnis di bidang tertentu dan mengubahnya menjadi inovasi komersial yang menguntungkan.
Pendidikan kewirausahaan berusaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk mendorong keberhasilan wirausaha dalam berbagai suasana.
Pendidikan kewirausahaan ditawarkan di jenjang program sarjana dengan tujuan memberikan pendidikan yang memadai kepada peserta didik yang akan memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam mengidentifikasi peluang bisnis baru dan menjalankan bisnis yang berhasil.
Tinjauan kurikulum program pendidikan kewirausahaan diperlukan sebagai sarana untuk menjamin mutu pembelajaran kewirausahaan.
Paparan ini mengajukan tinjauan dengan mengacu pada standar kurikulum dan format tubuh pengetahuan kewirausahaan.
Kilasan:
•Kewirausahaan
•Tubuh Pengetahuan Kewirausahaan
•Rancangan Program Studi Kewirausahaan
•Hasil Akreditasi Program Studi Kewirausahaan (kaji banding)
•Pengembangan Program Studi Kewirausahaan
Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu kreativitas. Kreativitas inilah yang akan membawa wirausahawan untuk ber-inovasi terhadap usahanya. Naisbitt dan Aburdene dalam Reinventing the Corporation menyatakan begitu perlunya suatu basis pendidikan yang dapat menciptakan kretaivitas dalam suatu masyarakat informasi baru. Mereka menyebutnya dengan proses TLC (Teaching, Learning, and creativity) yaitu suatu proses pembelajaran bagaiman berpikir (learning how to think), pembelajaran bagaimana belajar (learning how to learn), dan pembelajaran bagaimana menciptakan sesuatu (learning how to create).
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Togar Simatupang
Kurikulum kewirausahaan menjadi landasan bagi perguruan tinggi dan universitas untuk mewujudkan tujuan pendidikan kewirausahaan.
Pengetahuan, kemampuan, dan struktur kualitas kewirausahaan siswa ditentukan oleh sistem kurikulum kewirausahaan yang ilmiah dan wajar pada tingkat tertentu.
Namun dilihat dari situasi pendidikan kewirausahaan saat ini di perguruan tinggi dan perguruan tinggi dalam negeri, belum ada kurikulum kewirausahaan yang matang dan efektif.
Pemikiran kreatif pengembangan sistem kurikulum kewirausahaan untuk perguruan tinggi dan perguruan tinggi dikedepankan dengan memadukan kaidah dasar kegiatan mengajar dari perseptif proses kewirausahaan.
Kurikulumnya berorientasi pada tindakan: lebih dari 50 persen waktu program terdiri dari penelitian praktis dalam mengidentifikasi peluang bisnis, menilai sumber daya untuk mendirikan dan mengarahkan bisnis, dan belajar dari pengusaha sukses di perusahaan mereka dan di kelas.
Paparan ini mencoba menyajikan perkembangan kurikulum kewirausahaan, evaluasi kurikulum, dan program merdeka belajar bidang kewirausahaan.
Kewirausahaan adalah metode merancang, meluncurkan, dan menjalankan bisnis baru.
Ini adalah kapasitas dan kemauan untuk mengembangkan, mengatur, dan mengelola usaha bisnis bersama dengan risikonya untuk mengenali potensi komersial dari penemuan dan mengatur modal, bakat, dan sumber daya lain yang akan mengubah penemuan menjadi inovasi yang layak secara komersial.
Kewirausahaan melintasi setiap sektor kehidupan manusia yang dapat merupakan proses memanfaatkan peluang bisnis di bidang tertentu dan mengubahnya menjadi inovasi komersial yang menguntungkan.
Pendidikan kewirausahaan berusaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk mendorong keberhasilan wirausaha dalam berbagai suasana.
Pendidikan kewirausahaan ditawarkan di jenjang program sarjana dengan tujuan memberikan pendidikan yang memadai kepada peserta didik yang akan memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam mengidentifikasi peluang bisnis baru dan menjalankan bisnis yang berhasil.
Tinjauan kurikulum program pendidikan kewirausahaan diperlukan sebagai sarana untuk menjamin mutu pembelajaran kewirausahaan.
Paparan ini mengajukan tinjauan dengan mengacu pada standar kurikulum dan format tubuh pengetahuan kewirausahaan.
Kilasan:
•Kewirausahaan
•Tubuh Pengetahuan Kewirausahaan
•Rancangan Program Studi Kewirausahaan
•Hasil Akreditasi Program Studi Kewirausahaan (kaji banding)
•Pengembangan Program Studi Kewirausahaan
Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu kreativitas. Kreativitas inilah yang akan membawa wirausahawan untuk ber-inovasi terhadap usahanya. Naisbitt dan Aburdene dalam Reinventing the Corporation menyatakan begitu perlunya suatu basis pendidikan yang dapat menciptakan kretaivitas dalam suatu masyarakat informasi baru. Mereka menyebutnya dengan proses TLC (Teaching, Learning, and creativity) yaitu suatu proses pembelajaran bagaiman berpikir (learning how to think), pembelajaran bagaimana belajar (learning how to learn), dan pembelajaran bagaimana menciptakan sesuatu (learning how to create).
Berpikir kreatif dan inovasi diklatpim iv indra ridwadinataIndra Riswadinata
Bahan Tayang Berpikir Kreatif dan Inovasi,semoga tetap bisa menginsiparasi sesama widyaiswara. Bahan tayang materi lain silahkan hubungi 08111110367. Karena Berbagi selalu menginspirasi
Langkah pertama ketika merencanakan dan menulis makalah penelitian adalah memilih topik yang bagus.
Topik penelitian yang didefinisikan dengan baik adalah titik awal dari setiap proyek penelitian yang berhasil.
Topik yang baik adalah yang relevan dengan tugas kedalaman tesis dan memiliki cukup informasi yang tersedia untuk digunakan.
Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian, peristiwa, atau fenomena yang dijadikan subjek atau masalah yang menarik minat peneliti saat melakukan penelitian.
Topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Memilih topik adalah proses berkelanjutan yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengeksplorasi, mendefinisikan, dan memperbaiki ide-ide mereka.
Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
Untuk mempermudah pemilihan topik, maka perlu suatu pendekatan untuk memilih topik yang baik dan menguraikan topik ke dalam kalimat pertanyaan dan mengetahui kebutuhan data, proses atau metode pengolahan, dan luaran dari suatu topik penelitian yang perlu diuraian dengan jelas dan analitis.
Presentasi ini akan membantu Anda memilih subjek yang menarik minat Anda, dan memperhalus subjek tersebut ke topik tertentu.
Intrapreneurship: How to Create Entrepreneurial Mindset within Employees to B...Bimo Tyasono
This deck explains what is intrapreneurship and how can we put entrepreneurship within a company. I also put some example on how some company create entrepreneurial mindset within its company and the successful result of the activities.
4, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Berfikir Kreativitas da...nelda pratiwi
Dengan ini, Saya Nelda Ratna P. membuat artikel berjudul "4, Kewirausahaan 1 dengan Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA.,Berfikir Kreatifitas dan Inovasi, Universitas Mercu Buana, 2018.
Berpikir kreatif dan inovasi diklatpim iv indra ridwadinataIndra Riswadinata
Bahan Tayang Berpikir Kreatif dan Inovasi,semoga tetap bisa menginsiparasi sesama widyaiswara. Bahan tayang materi lain silahkan hubungi 08111110367. Karena Berbagi selalu menginspirasi
Langkah pertama ketika merencanakan dan menulis makalah penelitian adalah memilih topik yang bagus.
Topik penelitian yang didefinisikan dengan baik adalah titik awal dari setiap proyek penelitian yang berhasil.
Topik yang baik adalah yang relevan dengan tugas kedalaman tesis dan memiliki cukup informasi yang tersedia untuk digunakan.
Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian, peristiwa, atau fenomena yang dijadikan subjek atau masalah yang menarik minat peneliti saat melakukan penelitian.
Topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Memilih topik adalah proses berkelanjutan yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengeksplorasi, mendefinisikan, dan memperbaiki ide-ide mereka.
Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
Untuk mempermudah pemilihan topik, maka perlu suatu pendekatan untuk memilih topik yang baik dan menguraikan topik ke dalam kalimat pertanyaan dan mengetahui kebutuhan data, proses atau metode pengolahan, dan luaran dari suatu topik penelitian yang perlu diuraian dengan jelas dan analitis.
Presentasi ini akan membantu Anda memilih subjek yang menarik minat Anda, dan memperhalus subjek tersebut ke topik tertentu.
Intrapreneurship: How to Create Entrepreneurial Mindset within Employees to B...Bimo Tyasono
This deck explains what is intrapreneurship and how can we put entrepreneurship within a company. I also put some example on how some company create entrepreneurial mindset within its company and the successful result of the activities.
4, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Berfikir Kreativitas da...nelda pratiwi
Dengan ini, Saya Nelda Ratna P. membuat artikel berjudul "4, Kewirausahaan 1 dengan Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA.,Berfikir Kreatifitas dan Inovasi, Universitas Mercu Buana, 2018.
Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok Ikan. Bagaimana meningkatkan kemampuan mengelola potensi produktivitas ikan secara berkeadilan dan lestari? Kuncinya adalah pembenahan urusan hulu-hilir perikanan. Pembenahan pasar termasuk industri pengolahan ikan menjadi mesin penggerak dan diselaraskan dengan perbaikan hulu untuk mempercepat akurasi data dan skema reformasi perizinan. Rantai pasok berbasis transaksi tidak dapat diandalkan dan sudah saatnya dikembangkan rantai pasok berbasis tanggung-jawab yang dapat menjamin volume pasokan yang bermutu dengan harga yang stabil.
Asia Logistics Insights: Driving Continuous Improvement to Make Indonesia a L...Togar Simatupang
What is the position of Indonesia in ASEAN logistics? How is the benchmarking of logistics development in Japan and ASEAN Countries? What is the appropriate logistics system applied in Indonesia? Can Indonesia achieve efficient logistics performance or exceed other countries?
Fostering Collaboration UK and Indonesian UniversitiesTogar Simatupang
UK and Indonesian universities need to take advantage from the advent of creative economy. How to encourage them to collaborate is the focus of this presentation
The role of archipelagic countries in asean logistics finalTogar Simatupang
This study is focused on Indonesia based on secondary data and interviews that attempt to address the issues of archipelagic countries in supporting ASEAN logistics connectivity. A key finding shows the concept of archipelagic logistics chain is needed to link logistics capability to economic and social development that contribute to a sustainable economic growth.
Duniaindustri.com memperkenalkan fitur terbaru yakni download database industri aktual. Lebih dari 100 database industri dari berbagai sektor industri manufaktur (tekstil, agro, kimia, makanan-minuman, elektronik, farmasi, otomotif, rokok, semen, perkapalan, dan lainnya), komoditas, pertanian, perkebunan, sumber daya mineral, logistik, infrastruktur, properti, perbankan, reksadana, media, consumer, hingga makro-ekonomi.
Sistem Logistik Ikan Nasional telah diluncurkan oleh Pemerintah pada tahun 2014. Tulisan ini memaparkan masukan untuk penyempurnaan dan pengembangan program kerja.
Transformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai. Tujuan Paparan:
(1) Mengamati perkembangan dan permasalahan sosial dan ekonomi di Indonesia, (2) Menjajaki budaya berbasis nilai sebagai cara mengembangkan inovasi daerah, dan (3) Merumuskan strategi pengembangan desa dengan Gerakan Budaya Berbasis Nilai.
Buku 2 Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009 2015Andrie Trisaksono
Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009 2015, salah satu buku yang terkait dengan Industri Kreatif yang dirilis oleh Departemen Perdagangan RI.
Bioeconomy is a major opportunity for regional and local communities.
Agricultural growth is central to poverty reduction in rural areas, and one opportunity for such growth lies in increasing exports of agricultural products from poor countries to global markets.
The potential of Indonesia to develop a bio-based economy based on local resources remains largely untapped.
The solution is to develop technology options or business models for local deployment.
Raising awareness activities, knowledge development (studies), clustering, and networking are needed to support new bio-based value chains and business models.
The analysis of governance aims to investigate the rules operating in a value chain, and the system of coordination, regulation and control in which value is generated along a chain.
Governance refers to both the "official" rules that address output, and the commercial imperatives of competition that influence how production is structured.
Governance implies that interactions between actors in the value chain are frequently organized in a system that allows competitive firms to meet specific requirements in terms of products, processes, and logistics in serving their markets.
As such, it recognizes that power is not evenly distributed, and access to market opportunities for the poor requires understanding of how production systems are organized to meet these competitive requirements.
Because "governance" looks and sounds like “government”, the term is often interpreted narrowly to include only the legal and regulatory requirements that influence business operation and market access in a value chain.
In actual fact, the instruments of governance range from contracts between value chain participants to government regulatory frameworks to unwritten "norms" that determine who can participate in a market.
The rise of the digital economy could open a range of new opportunities for firms to play a more active role in global value chains (GVCs).
New digital technologies are radically changing the outlook of manufacturing and services industries by altering the way how companies organize their production processes and which business models they adopt.
How the digitalization is affecting, or could affect future, enterprises (actors) contributions to GVCs.
The various opportunities that the digital economy opens for actors, especially in terms of cost reductions and the emergence of new business models, but also discusses policy measures that could be taken to promote actors participation in GVCs.
Significant challenges remain for SMEs to enter GVCs, some of which are exacerbated by the new digital economy.
Over the past three decades, global trade has grown and many new exporting countries, particularly in Asia, have been incorporated into the global economy.
The Global Value Chain (GVC) literature emerged as an attempt to describe how multinational firms have integrated production activities in Asia into their global strategies and what the consequences might be for the newly-integrated economies.
The GVC analysis is a useful tool to trace the shifting patterns of global production, link geographically dispersed activities and actors within a single industry, and determine the roles they play in developed and developing countries alike.
This course provides competency sets (mind set, tool set, knowledge set, and skill set) used for analyzing and synthesizing a new value chain system in order to extend the current value chain and to promote participation and upgrading in global value chains.
Webinar “Adapt on New Normal Logistics: We need People with Capability!”
Chartered Institute of Logistics & Transport Indonesia (CILT Indonesia)
Saturday, 19 December 2020
The backbone of trade is logistics and transportation which allows the movement of goods, imports and exports.
The movement of goods has increased from time to time to serve the needs of a wider market and demand better speed and security.
Along with the strong development of science and technology and the trend of globalization, logistics activities from production to consumption are increasingly playing an important role in the competitiveness of companies in industry, production and services in particular and the entire economy in general.
Logistics and transportation performance depends on the capabilities of human resources.
Logistics and transportation human resources require training and professional development.
This presentation presents the current situation of human resources and human resources training in logistics and offers development solutions to further promote the logistics and transportation industry.
Sebagai implementasi dari Bali Agenda for Creative Economy 2018, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membentuk Global Center of Excellence for International Cooperation and Creative Economy (G-CINC).
Pendirian G-CINC merupakan komitmen untuk mengarusutamakan isu-isu di bidang ekonomi kreatif dan berbagi praktik terbaik serta mengembangkan kerja sama internasional di bidang ekonomi kreatif.
Menanggapi peluang (dan tantangan) yang ada, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mengadakan penelitian tentang pengembangan skena kreatif.
Acara pengembangan skena kreatif mengundang perwakilan dari sivitas akademika dan dunia kreatif untuk berbagi keahlian mereka dalam menyelesaikan studi model pengembangan skena kreatif dan faktor kunci untuk menopang kesuksesan skena kreatif.
Paparan ini untuk berbagi temuan terkini dari studi tentang definisi skena kreatif, model pengembangan skena kreatif, faktor kunci sukses dari skena kreatif, dan beberapa gagasan untuk pengembangan skena kreatif di beberapa kota kreatif di Indonesia.
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Manajemen Talenta (26 Juli 2019)
Peringkat Talenta Dunia
Isu-Isu Sistem Talenta Nasional
Manajemen Talenta Nasional
Terobosan Sistem Manajemen Talenta Nasional
Strategi Pengembangan Talenta Nasional (inisiatif reaktif, proaktif, antisipatif)
Desain Pembangunan Talenta Nasional
Transformasi Talenta Nasional 2020-2024
Ilustrasi Terobosan Pembangunan Talenta Nasional
Rantai Nilai Nikel (acuan)
Manufaktur
Pariwisata
Ekonomi Digital
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanTogar Simatupang
Disampaikan pada acara Dies Natalis Politeknik APP Kemenperin Jakarta Dengan Tema: “Sinergi Teknologi Inovasi Logistik 4.0 Bagi Dunia Pendidikan dan Industri” dan Gelar Wicara Webinar: “Teknologi Inovasi Logistik 4.0” pada hari Jumat 23 Oktober 2020 pukul 08.00-10.30 WIB
Program Persiapan Keberangkatan (PK) Angkatan 163
Penerima Beasiswa Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Dengan Tujuan Universitas Dalam dan Luar Negeri
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
9 Oktober 2020
Disampaikan Pada Kegiatan Rapat “Penyusunan Butir-Butir Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi" Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat Kamis, 24 September 2020
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yang diharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat berat secara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkait jumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umur layanan, dan lain sebagainya.
Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, dan produsen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupun kelancaran usaha mereka.
Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untuk mendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat diketahui melalui pembahasan Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaTogar Simatupang
Indonesia tengah berada pada perangkap penghasilan menengah.
Apakah Indonesia bisa keluar dari perangkap pengasilan menengah?
Bioekonomi: gelombang ekonomi berikutnya
Bagaimana memetik peluang dari pengembangan bioekonomi?
Apa yang perlu dilakukan Sekolah Ekspor ke depan?
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Togar Simatupang
Perubahan dalam kondisi ekonomi dan sosial, termasuk meningkatnya keragaman kebutuhan konsumen, perubahan perilaku pembelian, dan globalisasi aktivitas perusahaan, mendorong inovasi di sektor industri, distribusi, dan ritel.
Kemampuan perusahaan untuk mengelola rantai pasokan yang bertanggung jawab secara rumit dapat dipersulit dengan perubahan yang cepat dan preferensi konsumen yang seringkali tidak dapat diprediksi.
Seringkali, biaya keuangan untuk meningkatkan layanan mungkin terlalu tinggi untuk ditanggung oleh satu organisasi. Dalam hal demikian, mengandalkan inisiatif kolaboratif mungkin merupakan strategi yang lebih baik.
Perhatian bukan lagi melulu pada perusahaan tetapi pada kolaborasi rantai nilai yang memiliki dampak penting pada peningkatan nilai dan bukan hanya pasokan barang atau jasa.
Masa depan rantai pasokan didasarkan pada kolaborasi, konektivitas dan ketangkasan, dan yang paling penting, menjadi ulet atau memiliki resiliensi.
Pendekatan rantai nilai memberikan pemahaman bagaimana meningkatkan berbagai tahapan dalam rantai nilai, memberikan wawasan tentang bagaimana merancang strategi bisnis yang memanfaatkan manajemen rantai nilai untuk menciptakan nilai, dan menimbulkan pertanyaan penting tentang implikasi rantai nilai bagi masa depan yang didorong oleh teknologi digital.
Paparan ini membahas masalah konseptual rantai nilai dan memperkenalkan pengembangan rantai nilai yang dapat berkontribusi pada inovasi.
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataTogar Simatupang
Bagaimana situasi kekinian di lapangan atau di daerah?
Bagaimana ada upaya/inovasi, bentuk kearifan lokal dalam melakukan mitigasi dan memperkuat resiliensi?
Apa upaya kita yang lebih kreatif dan inovatif untuk merespons situasi kenikian?
Misalnya, industri pariwisata menghadapi dilema rendah sentuh dan tinggi sentuh, bagaimana membuat aspek kesehatan dan aspek ekonomi agar hadir keyakinan dan kepercayaan para wisatawan?
Skema yang menjadi luaran:
Kerangka dan pedoman (brief policy) yang dirumuskan di dalam rangka mitigasi dan resiliensi usaha
Strategi dan skenario apa yang dilakukan di jangka pendek dan menengah, seperti apa etapenya sehingga tercapai percepatan: langkah memperkuat upaya program pemulihan industri pariwisata dan kreatif
Saat ini sudah ada skema tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi
Di bagian mana mitigasi dan resiliensi bisa mempercepat pemulihan?
Apakah dapat dilakukan penajaman untuk fokus dan rencana tindak?
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Keberhasilan bersaing tergantung pada peningkatan kinerja rantai pasokan di mana kemampuan untuk berinovasi terletak di dalam hubungan yang baik di antara mitra bisnis yang merupakan anggota rantai pasokan.
Anggota rantai menjadi entitas bisnis independen yang seringkali memiliki tujuan bisnis yang saling bertentangan.
Mitra dalam rantai pasokan harus menyetujui struktur tata kelola bersama yang akan mengarahkan hubungan mereka dan mengurangi ancaman oportunisme dalam suatu pertukaran.
Tata kelola adalah struktur yang memastikan bahwa keputusan dibuat yang mengarah pada nilai jangka panjang, berkelanjutan untuk entitas seperti perusahaan atau, dalam hal ini, kolaborasi formal antara banyak organisasi.
Mekanisme tata kelola harus dirancang untuk mengakomodasi potensi tujuan yang saling bertentangan dari anggota independen.
Tujuan dari paparan ini adalah untuk menyajikan model dari mekanisme tata kelola dalam memungkinkan koordinasi antara mitra dalam rantai pasokan.
Membangun Keunggulan Bersaing dalam Kerangka Governansi yang Baik (Good Corpo...Togar Simatupang
Governansi perusahaan adalah seperangkat prinsip yang mencakup tujuan ekonomi dan sosial serta antara tujuan individu dan kolektif sehingga dapat menyelaraskan kepentingan berbagai pemegang kepentingan untuk pencapaian keunggulan bersaing.
Apakah perkembangan governansi perusahaan terkini membantu perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing?
Paparan ini melengkapi upaya untuk mengemukakan argumen bahwa keunggulan bersaing perusahaan muncul dari sistem governansi perusahaan yang baik.
Sistem Manajemen Rantai Pasok Digital di Masa Kenormalan Baru
Membahas tentang Sistem Manajemen Rantai Pasok Digital dan bagaimana sistem dapat dikembangkan untuk memasuki masa kenormalan baru.
Webinar Asosiasi Sistem Manajemen (ASM): “Reformulasi Sistem Manajemen dalam Menghadapi Tatanan Kenormalan Baru” pada hari Kamis 25 Juni 2020
Sistem logistik merupakan kumpulan pelaku, proses, prosedur, dan peraturan yang menggerakkan perpindahan barang dalam perdagangan, produksi, maupun distribusi untuk pemenuhan permintaan.
Sistem logistik mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan peradapan yang dipengaruhi oleh teknologi dan persaingan.
Sistem logistik perlu dikembangkan sehingga sesuai dengan tuntutan jaman.
Tujuan presentasi ini adalah memberikan pengetahuan tentang teknologi dan telenta untuk mengembangkan sistem logistik dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan sistem logistik di era Teknologi 4.0.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. ITB sebagai Simpul Percepatan
Inovasi Indonesia
Togar M. Simatupang
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Institut Teknologi Bandung
11 Agustus 2011
2. Kilasan
• Pertanyaan
• Sekilas Inovasi
• Usulan Strategi Indonesia Berinovasi
• Perguruan tinggi untuk inovasi
– Ketidakberdayaan Perguruan Tinggi
– Harapan Terhadap Perguruan Tinggi
• ITB sebagai simpul percepatan inovasi nasional
• Penutup
2
3. Pertanyaan
• Apakah ITB dapat menjadi simpul percepatan
inovasi yang berdampak pada pembangunan
nasional?
• Kalau iya,
– mengapa dan
– bagaimana?
3
7. Pengertian Inovasi
• Inovasi adalah kegiatan manusia yang menerapkan gagasan baru untuk
menyelesaikan masalah dan menambah nilai.
• Nilai tergantung pada tujuan dan ukuran yang digunakan untuk menilai dampak
tehadap tujuan.
– People
– Planet
– Profit
• Inovasi menentukan kemajuan suatu bangsa dalam memenuhi kebutuhannya dan
bersaung dengan bangsa lain.
• Bagaimana berinvestasi dalam kemajuan?
– Pengembangan bakat manusia yang mahir
– Prasarana teknologi
– Ekosistem inovasi yang sinergis
• Peran pendidikan tinggi
– Meningkatkan kualitas kehidupan melaui upaya pencerdasan
– Mengembangkan keilmuan
– Memecahkan persoalan
7
8. Jenis Inovasi
• Inovasi produk: produk atau jasa baru atau gabungan
keduanya
• Inovasi proses: metode baru untuk melakukan kegiatan
bernilai tambah (produksi atau distribusi) yang lebih baik
atau murah
• Inovasi teknologi: mesin, material, formula, atau resep baru
• Inovasi organisasi: metode baru dalam mengorganisasikan,
mengkoordinasikan, dan pengendalikan tugas dan
tanggung jawab
• Inovasi bisnis: metode baru dalam menjalankan bisnis yang
dikenal dengan model bisnis
• Inovasi sosial: metode baru dalam melakukan perubahan
sosial yang lebih sejahtera
8
10. Piramida Inovasi
KELEMBAGAAN MODEL BISNIS
KOMITMEN JEJARING KERJASAMA
KEMITRAAN
KEMAMPUAN PROSES
KEGIATAN
KEBIASAAN GAGASAN
BUDAYA
KESADARAN KREATIVITAS
WARGA
10
11. Cakupan Inovasi
Rantai nilai yang
berdaya saing Inovasi Bisnis
INDUSTRI
Inovasi Kepemerintahan Menyediakan barang Melestarikan nilai-nilai
atau jasa yang bermutu sosial dan spiritual
BISNIS
REGIONAL KOTA WARGA KELOMPOK KOMUNITAS
Tempat bekerja,
berbisnis, bersosial, DISIPLIN
dan berhuni
Inovasi Sosial
Menyediakan SDM
UNIVERSITAS bermutu , inovasi yang
menjawab persoalan,
Inovasi Akademik dan menyebarkan
pengetahuan
11
14. Ketertinggalan Indonesia
• Pengangguran bukan penciptaan lapangan
pekerjaan
• Jaring pengaman bukan peningkatan
keterampilan
• Konsumsi bukan investasi
• Hutang bukan ekspor
• Daerah saling bersaing bukan saling kerjasama
• Kebijakan makro atas-bawah (MP3EI) bukan
klaster bawah ke atas
14
15. Mengapa?
1. Ketergantungan bukan kemandirian:
kegagalan zona nyaman
2. Jangka pendek bukan jangka panjang:
kegagalan visi
3. Asal ada/jalan bukan hasil inovasi: kegagalan
konsistensi
4. Konflik tanpa resolusi: kegagalan politik
inovasi
5. Umum tidak fokus: kegagalan konsentrasi
15
16. Strategi Baru
• Pemulihan ekonomi berdasarkan pada investasi
sumberdaya manusia, prasarana teknologi, dan nilai
tambah.
• Kebijakan perlu mendukung inovasi untuk percepatan
pembanguan, mendukung bisnis dengan menyediakan
sumberdaya manusia yang inovatif, penghematan devisa,
dan berorientasi ekspor produk jadi.
• Pembangunan bukan saja dari atas-bawah tetapi diimbangi
dengan bawah ke atas. Inovasi harus menjadi bagian dari
pembangunan daerah.
• PemProv menjadi katalis dalam menciptakan simpul inovasi
dan pertumbuhan ekonomi. PemProv adalah sumber
pendorong bakat, investasi, dan prasarana.
16
18. Kaidah Inovasi
• Partisipasi Keunggulan Melalui Replikasi Meluas
• Kontinuitas Investasi pada Prasarana Inovasi
– Pendidikan tinggi teknik
– Pendidikan kewirausahaan
– Klaster dan simpul inovasi
– Alokasi dana penelitian dan pengembangan
• Berbasis pada Sumberdaya Manusia
– Kompetensi standar
• Kemandirian
– Penguasaan teknologi
– Kemampuan memecahkan masalah domestik
18
19. Strategi Inovasi Nasional
1. Koridor spasial inovasi simpul-simpul inovasi
per daerah pertumbuhan ekonomi
2. Kemandirian lokal memecahkan masalah
sendiri dengan inovasi
3. Penggandaan (proliferasi) kemampuan teknologi
pusat pengembangan pendidikan teknologi
dan rekayasa antar universitas Standarisasi,
penguasaan, dan perbaikan kompetensi
teknologi
4. Divusi inovasi penyebaran dan alih teknologi
19
21. Catur Kancah Inovasi
Kawasan Inovasi
UNIVERSITAS
Kawasan Publik Kawasan Ekonomi
PEMERINTAH
Kancah BISNIS
Inovasi
Kawasan Sosial
KOMUNITAS
21
22. Wahana Inovasi
1. Pendidikan sains, teknologi, desain, dan
manajemen yang bermutu dan relevan
2. Pangan dan Pertanian
3. Kewirausahaan
4. Kesehatan dan Farmasi
5. Bakat Budaya dan Kreatif (cultural and creative
talent)
6. Energi baru dan terbarukan
7. Pelayanan Publik
22
26. Pendapatan Universitas Oxford
University Income 2009/10 University Expenditure 2009/10
Sumber: http://www.ox.ac.uk/about_the_university/introducing_oxford/annual_review/financial_review.html
26
34. Universitas untuk inovasi
PEMERINTAH
Kepemimpinan, Relevansi, Akuntabilitas,
Mutu, dan Keberlanjutan:
BISNIS (1) Universitas Agen Pembangunan
(2) Universitas Hidup dari Kontribusinya
KOMUNITAS
Pelatihan Taman Inovasi Simpul Alih Teknologi
Kemampuan Pengetahuan dan Difusi
Inovasi Inovasi Inovasi
UNIVERSITAS 34
35. Arti Kemandirian Universitas
Mampu mengelola
diri sendiri
Adminstrasi
Mampu memberikan Kemandirian
Universitas Mampu mendanai
manfaat diri sendiri
Kontribusi Pendanaan
35
37. Simpul inovasi nasional
• Percepatan pendidikan sains, teknologi, seni, desain,
dan manajemen melalui replikasi pendidikan secara
nasional mencapai standar pendidikan teknologi
• Percepatan kegiatan inovasi melalui integrasi R&D dan
technopreneurship
• Percepatan penguasaan kompetensi K-Hub yang ada di
masing-masing koridor ekonomi khusus di MP3EI
• Percepatan pendewasaan kapabilitas dan kontribusi
kawasan inovasi khusus yang ada di masing-masing
koridor ekonomi
37
38. Strategi ITB
• Pusat Keunggulan Program Studi tri-kinerja pendidikan sains,
teknologi, dan desain:
– Teladan pendidikan Ipteks
– Pengganda sistem pendidikan Ipteks
– Sertifikasi Dosen Ipteks
• Pusat Inovasi tri-kinerja penelitian:
– Teladan simpul pengetahuan inovasi (K-Hub) di Indonesia (R&D
centers)
– Pengganda sistem simpul inovasi daerah
– Komersialisasi inovasi dan inkubator
• Pusat Tekno-Kewirausahaan tri-kinerja pengabdian:
– Teladan pusat kewirausahaan secara nasional
– Sertifikasi pelatihan lanjut (continuing education)
– Pusat pembelajaran teknologi tinggi (high tech training centre)
38
39. Strategi ITB
Visi ITB TANGGUNG JAWAB ITB
Misi ITB Fokus pada
prioritas nasional
Peran Pendorong
Pusat Keunggulan kepemimpinan Kawasan Inovasi pembangunan
Pendidikan Ipteks, inovasi nasional Nasional ekonomi dan sosial
R&D, dan taman
inovasi nasional
Keunggulan Keunggulan Taman Keunggulan Alih
Keunggulan
Pendidikan Inovasi dan Teknologi dan K-
R&D
Teknologi Tenhnopreneurship hub
Tujuan
Strategis
39
Sebagai Aset Bangsa Indonesia
40. ITB untuk inovasi nasional
Lembaga Pendanaan
Modal Ventura,
Perbankan
Pengembangan Bisnis Baru Perbaikan Bisnis
Modal dan kepakaran
Bisnis Mula Bisnis Inovatif
Teknologi untuk Kepakaran dan
komersialisasi afiliasi Pelatihan dan
dukungan teknologi
Pewirausaha
Pelatihan
Kewirausahaan
Kawasan Inovasi Khusus ITB
Taman Inovasi Alih Teknologi Konsep Tanggung
Lulusan pembangunan
Sarjana Terlatih berkualitas berkelanjutan
Jawab Sosial
Inovatif
Laboratorium Divusi Inovasi
Pelatihan dan
Pendidikan
Pemimpin Penelitian ekonomi
Ilham dan narasi
Dukungan inovasi inovasi sosial dan
lokal yang mendukung
pemerintah dan kolaborasi
kepemimpinan daerah
pelayanan yang lebih
efisien
Pemerintah Komunitas
Inovatif Inovatif 40
41. Reposisi Peran ITB
Pendorong aplikasi
Misi replikasi
kemampuan inovasi di industri
teknologi secara nasional
bangsa
Pendorong inovasi
Pendorong inovasi Reposisi pengetahuan secara
pendidikan teknologi
di Indonesia
ITB nasional melalui R&D
Misi Misi
tanggung penciptaan
jawab sosial nilai nasional
41
42. Lulusan ITB
• Sebagai profesional internasional
• Sebagai pemimpin inovasi di masyarakat
• Sebagai profesional T
Sumber: http://coevolving.com/blogs/index.php/archive/t- 42
shaped-professionals-t-shaped-skills-hybrid-managers/
44. Misi Replikator: Sistem, Lab, Dosen
ITB UNIVERSITAS BINAAN
STANDARISASI DUPLIKASI SISTEM PERBAIKAN SISTEM
SISTEM PENDIDIKAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN
TEKNOLOGI TEKNOLOGI TEKNOLOGI
STANDARISASI SERTIFIKASI PERBAIKAN
SISTEM LABORATORIUM LABORATORIUM
LABORATORIUM TEKNOLOGI TEKNOLOGI
STANDARISASI
PELATIHAN DOSEN SERTIFIKASI DOSEN
KOMPETENSI
TEKNOLOGI TEKNOLOGI
DOSEN TEKNOLOGI
44
45. Misi Penciptaan Nilai
ITB MITRA/KLIEN
PENELITIAN PRODUKTIVITAS
PENELITIAN DASAR
FUNDAMENTAL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN DAN
DAYA SAING BISNIS
TERAPAN PENGEMBANGAN
ALIH TEKNOLOGI,
PERTUMBUHAN
TAMAN INOVASI KOMERSIALISASI,
BISNIS
PELATIHAN
45
46. Misi Tanggung Jawab Sosial ITB
ITB MITRA/KLIEN
PENINGKATAN DAYA KAMPUNG DAN PEMBANGUNAN
INOVASI LOKAL KOTA INOVASI BERKELANJUTAN
SIMPUL INOVASI FASILITASI PENYEMAIAN
DAERAH INTERAKSI INOVASI
PENINGKATAN
PEMECAHAN KESEJAHTERAAN
MUTU KEHIDUPAN
MASALAH SOSIAL SOSIAL
LOKAL
46
47. Penutup
• ITB sebagai aset bangsa perlu berperan sesuai dengan prioritas nasional dalam
penguasaan teknologi dan aplikasi inovasi dalam pembangunan ekonomi dan
sosial.
• Kebijakan ITB harus berorientasi pada kemandirian PT yang mampu mengelola
dirinya sendiri, memberikan kontribusi, dan mendanai dirinya sendiri.
• Kawasan ekonomi sudah ada di MP3EI tetapi belum ada yang disebut kawasan
inovasi. ITB adalah kawasan inovasi khusus nasional yang menjadi pusat
keunggulan yang dicanangkan dalam MP3EI.
• ITB perlu mereposisi perannya dalam hal:
– Misi replikator nasional dalam pencapaian standar kompetensi teknologi di Indonesia
– Misi penciptaan nilai melalui kegiatan R&D dan taman inovasi
– Misi tanggung jawab sosial yang terlibat sebagai pendorong pembangunan daerah dan
nasional
• Peran di atas dapat tercapai bilamana ITB ditetapkan sebagai lembaga khusus
pengembangan inovasi nasional dan diberikan fasilitas kawasan inovasi khusus
yang bersifat multi-kampus
47