SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
SUMBER MIKROBA
• Sumber alami : tanah, air, udara, tanaman/hewan, limbah, dll
• Lembaga koleksi kultur
TAHAPAN IDENTIFIKASI MIKROBA
ISOLASI
• Untuk
memperoleh
kultur murni
SELEKSI
• Untuk
memperoleh
galur dengan
kinerja terbaik
IDENTIFIKASI
•Dengan menggunakan
metode yang sesuai
•Untuk mengetahui
nama (klasifikasi)
mikroba tersebut
ISOLASI
• Isolasi kultur : kegiatan pemisahan suatu kultur mikroba dari
campuran biakan mikroba di alam  sel individu terpisah
• Sebelum mengisolasi, harus diketahui :
- mikroba apa yang akan diisolasi
- habitat
 menentukan sampel apa yang akan diambil dari alam , lokasi
dan media apa yang akan digunakan
METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Sampel berupa padatan (tanah, serpihan batu, kayu, dll) :
 Diambil dengan menggunakan spatula atau pinset steril
 Penyimpanan menggunakan kantong plastik steril
Sampel berupa cairan atau semi cair (air, lumpur, dll) :
 Diambil menggunakan pipet steril
 Penyimpanan contoh menggunakan botol atau tabung polipropilen steril
Sampel segera dibawa ke laboratorium
(bila jarak jauh, gunakan es batu pada wadah penyimpanan)
Sampel biasanya segera dipakai atau disimpan pada suhu dingin (kulkas)
TEKNIK ISOLASI KULTUR MURNI
1. Penggoresan (Streak-plate) & Penyebaran (Spread-plate)
2. Penuangan (Pour-plate)
3. Kultur yang Diperkaya (Enrichment Culture)
4. Pengenceran Berseri (Serial-dilution)
5. Isolasi Sel Tunggal
SAMPEL
Pengenceran
berseri dengan
larutan garam
fisiologis
Penggoresan /
Penyebaran
pada media
agar  koloni
tumbuh
menyebar
Penggoresan
berulang
KULTUR
MURNI
(1 SEL = 1
KOLONI)
1. Teknik Penggoresan (Streak-plate) &
Penyebaran (Spread-plate)
Cara Penggoresan Kultur
1.Goresan Langsung
2.Goresan Kuadran
3.Goresan Radian
Goresan langsung
(untuk mengkultur mikroba)
Goresan radian (untuk
mengkultur mikroba)
Goresan kuadran (isolasi koloni tunggal untuk
mempelajari mikroba)
http://www.studentsguide.in/microbiology/microbiology-tools-techniques/special-methods-of-isolation-of-pure-
culture.html
Teknik Penyebaran (Spread-plate)
• Teknik ini merupakan
prosedur rutin untuk isolasi
bakteri & menggunakan
peralatan yang sederhana
• Kelemahan : hanya sejumlah
kecil sampel yang dapat
digunakan/disebarkan pada
media
• Dua sel dapat bergabung
membentuk satu koloni
http://www.studentsguide.in/microbiology/microbiology-tools-techniques/special-methods-of-
isolation-of-pure-culture.html
2. Teknik Penuangan (Pour-plate)
• Prinsip : pengenceran sampel
dengan media agar cair dalam
tabung reaksi, sehingga
distribusi sampel merata 
dituang ke cawan petri &
dibiarkan mengeras pada suhu
ruang, lalu diinokulasi
3. Kultur Diperkaya (Enrichment Culture)
• Untuk mengisolasi bakteri yang mempunyai sifat fisiologis yang khusus
(jumlah kecil & tumbuh lambat)
• Prinsip : menggunakan komposisi media dan kondisi inkubasi tertentu,
sehingga yang tumbuh hanya bakteri tertentu
4. Teknik Pengenceran Berseri
(Serial-dilution)
• Digunakan jika mikroba dlm
kultur campuran terdapat
dalam jumlah lebih besar
dari pada mikroba lain.
Contoh : S. lactis dalam
susu asam
• Dengan tingkat
pengenceran tinggi, sampel
hanya mengandung 1 galur
mikroba
• Perlu dicek kemurnian kultur
5. Teknik Isolasi Sel Tunggal
a. Metode Mikromanipulator
• Menggunakan alat mikromanipulator yang digabung dengan mikroskop
untuk mengambil suatu sel mikroba tunggal dari sampel
• Dengan mikromanipulator, operator dapat mengontrol gerakan mikropipet
(tabung kapiler) di bawah lensa obyek, sehingga dapat diambil sel tunggal
& dipindahkan ke dalam tabung dan selanjutnya dipindahkan ke media
yang sesuai
• Lebih cepat, namun kelemahannya :
- alat mahal
- operator harus terampil
Micromanipulator
http://eatingforaquadrillion.blogspot.com/2011/07/how-to-get-single-cell.html
Micromanipulator
http://eatingforaquadrillion.blogspot.com/2011/07/how-to-get-single-cell.html
b. Metode Kapiler
- Beberapa tetes media yang mengandung mikroba, ditempatkan pada penutup gelas
obyek steril menggunakan pipet kapiler steril.
- Dengan menggunakan mikroskop, cari tetesan yang mengandung hanya 1 mikroba.
Tetesan tersebut dipindahkan dengan pipet kapiler steril ke media segar  mikroba
tunggal yang berada pada tetesan mulai berbiak untuk menghasilkan kultur murni.
PEMBUKTIAN KEMURNIAN KULTUR
Setelah diasumsikan berhasil mengisolasi kultur murni  perlu dilakukan
pengujian dengan kriteria sebagai berikut :
1.Mikroba tampak mirip secara mikroskopis dan menunjukkan hasil
pewarnaan yang sama
2.Pada saat ditanam pada agar cawan, semua koloni menunjukkan
kesamaan
3.Hasil penggoresan dll seragam
4.Beberapa koloni isolat mempunyai penampakan/karakteristik identik,
contoh memfermentasi gula yang sama dll
SELEKSI
Tujuan : mendapatkan galur dengan kinerja terbaik
 - tidak menghasilkan produk sampingan yang tidak
dikehendaki
- peningkatan kemampuan penggunaan sumber C
dan N yang murah  penurunan biaya produksi
- perubahan morfologi sel menjadi bentuk yang
lebih mudah dipisahkan dari produk
Pendekatan genetika untuk memperbaiki kualitas mikroba :
1. Mutasi
2. Rekombinasi
IDENTIFIKASI
Metode untuk identifikasi mikroba adalah dengan menggunakan
ciri/karakteristik :
1. Morfologis
Pengamatan ukuran, bentuk dan susunan sel, adanya flagela, kapsul atau
spora dengan bantuan mikroskop, baik dengan pewarnaan maupun tidak
2. Nutrisional
Penentuan senyawa kimia dan kondisi fisik khusus (suhu, cahaya, gas) yang
diperlukan untuk pertumbuhan mikroba
3. Kultural
Penentuan tampilan pertumbuhan pada berbagai macam media, baik cair
maupun padat (bentuk koloni, permukaan koloni, tepi koloni, warna, dll)
Karakteristik Morfologis
Aspergillus E. coli
Streptomyces Penicillium
Bentuk dan Susunan Sel
http://content.answers.com/main/content/img/elsevier/dental/f0396-02.jpg
Sel
Bakteri
Karakteristik Kultural
Kultur pada Agar Miring
4. Metabolik
Identifikasi & pengukuran perubahan kimiawi yang dilakukan mikroba  contoh
kemampuan mikroba untuk mengubah karbohidrat menjadi asam organik; gula menjadi
asam dan gas, dll)
Contoh : E. coli dapat memfermentasi laktosa, sedangkan
Salmonella typhi tidak dapat memfermentasi laktosa
5. Susunan Kimiawi
Penentuan susunan kimiawi berbagai komponen sel (dinding sel, nukleus, membran, dll)
6. Susunan Antigen (Serologi)
Penelaahan sifat antigen – antibodi yang khas
* Antigen : substansi (sel mikroba) yang menstimulasi produksi antibodi saat diinjeksikan
ke hewan
7. Patogenik
Penentuan potensi suatu mikroba untuk menimbulkan penyakit
8. Genetik
Kajian berdasarkan untaian DNA mikroba menggunakan DNA Probe
PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR
MURNI
Tujuan :
menjaga sampai periode tertentu mikroba tetap dalam kondisi hidup (viable), mencegah
terjadinya perubahan genetik & tidak terkontaminasi
 harus mampu melestarikan karakteristik spesies mikroba selama diawetkan
Cara :
1. Pemindahan Secara Periodik
- Kultur mikroba secara periodik dipindahkan ke media baru/segar, contoh : media
agar miring
- Komposisi media & suhu serta interval waktu pemindahan harus tepat dan disimpan
pada suhu dingin (5 °C)
 murah & mudah, tapi tidak cocok untuk penyimpanan jangka panjang
 bakteri 2-3 minggu, fungi 3-4 minggu
PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR
MURNI
2. Pelapisan Kultur dgn Minyak Mineral
- Permukaan agar miring atau media cair dilapisi dengan minyak
mineral steril (parafin) +/- 0,5 inci
- Keuntungan : dapat memindahkan sebagian mikroba di bawah permukaan
minyak mineral dg jarum Ose, lalu diinokulasi ke media segar dengan tetap
mempertahankan kultur awal
- Lapisan parafin menjadikan kondisi anaerob dan mencegah pengeringan
medium
mikroba dorman  pengawetan dapat beberapa
tahun
PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR
MURNI
3. Liofilisasi  Pengeringan Beku (freeze drying)
- Sel mikroba dikering-bekukan & aktivitas metabolisme stop (dorman)  efektif untuk
bakteri (dapat tetap hidup & tidak berubah selama bertahun-tahun
Cara :
* media berisi senyawa pelindung/penstabil : susu, serum, natrium glutamat, dll
* suspensi mikroba (±0,2 ml) ditempatkan dalam ampul (vial) kaca
* Perendalam dalam es kering + alkohol (-780C)  beku
* Ampul dihubungkan dengan kondensor & pompa vakum  kering (sublimasi)
* Ampul ditutup dengan melelehkan ampul kaca tersebut dalam keadaan vakum 
penyimpanan pada suhu 40 C
- Keuntungan : Cocok untuk penyimpanan jangka panjang (tahunan) & kemungkinan
perubahan kecil & Wadah penyimpanan kecil
PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR
MURNI
4. Penyimpanan pada Suhu Sangat Rendah (Cryopreservation)
- Menggunakan nitrogen cair (sekitar -156 sampai-1960C)
- Sel dibekukan dengan diberi bahan pelindung beku (gliserol atau dimetil
sulfoksida)  mencegah pembentukkan kristal es & meningkatkan ketahanan
hidup sel mikroba
- Contoh beku disimpan dalam lemari pendingin nitrogen cair
- Cocok untuk kapang
- Kelebihan :
hampir sama dgn liofilisasi & kultur yg tidak dapat diawetkan dengan liofilisasi,
dapat dengan cara ini
PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR
MURNI
5. Penyimpanan pada Tanah Steril
- Diterapkan untuk penyimpanan spora bakteri, actinomycetes dan kapang
- Suspensi 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 g bubuk tanah
steril (campuran pasir halus dan tanah liat 1:1)
- Dibiarkan pada suhu kamar selama 10 hari sampai
kering  disimpan pada lemari es
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanenKustam Ktm
 
Bakul 2. sejarah klimatologi
Bakul 2. sejarah klimatologiBakul 2. sejarah klimatologi
Bakul 2. sejarah klimatologiAndrew Hutabarat
 
Validasi Metode Analisis Mikrobiologi
Validasi Metode Analisis MikrobiologiValidasi Metode Analisis Mikrobiologi
Validasi Metode Analisis MikrobiologiGuide_Consulting
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirSaid Muhammad
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganSutyawan
 
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positifBakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positiflissura chatami
 
Pengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi PanganPengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi PanganTitis Sari
 
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)fathriska
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4Titin Indrawati
 
Teknik Sampling Parameter Lingkungan
Teknik Sampling Parameter LingkunganTeknik Sampling Parameter Lingkungan
Teknik Sampling Parameter LingkunganIda Ayu Lochana Dewi
 

What's hot (20)

Kontaminasi makanan
Kontaminasi makananKontaminasi makanan
Kontaminasi makanan
 
10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan pangan
 
Bakul 2. sejarah klimatologi
Bakul 2. sejarah klimatologiBakul 2. sejarah klimatologi
Bakul 2. sejarah klimatologi
 
SSOP (1).pptx
SSOP (1).pptxSSOP (1).pptx
SSOP (1).pptx
 
Validasi Metode Analisis Mikrobiologi
Validasi Metode Analisis MikrobiologiValidasi Metode Analisis Mikrobiologi
Validasi Metode Analisis Mikrobiologi
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
 
Dasar2 tphp(4)
Dasar2 tphp(4)Dasar2 tphp(4)
Dasar2 tphp(4)
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
 
13. kerusakan bahan pangan
13. kerusakan bahan pangan13. kerusakan bahan pangan
13. kerusakan bahan pangan
 
Coklat dan Kakao
 Coklat dan Kakao Coklat dan Kakao
Coklat dan Kakao
 
Ekologi mikroba
Ekologi mikrobaEkologi mikroba
Ekologi mikroba
 
Mikologi
MikologiMikologi
Mikologi
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positifBakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
 
Pengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi PanganPengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi Pangan
 
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
 
Teknik Sampling Parameter Lingkungan
Teknik Sampling Parameter LingkunganTeknik Sampling Parameter Lingkungan
Teknik Sampling Parameter Lingkungan
 

Similar to Pertemuan ke 4 dan 5 ISOLASI_DAN_IDENTIFIKASI_BAKTERI.ppt

Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2f' yagami
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2f' yagami
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringanLeoni11
 
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptxMATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptxssusera89b03
 
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismeKalisthiana Yi Ku
 
Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9Raden Saputra
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfWan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfWan Na
 
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptx
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptxPPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptx
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptxEttim Yoga
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
Materi eubakteia & archebakteria
Materi eubakteia & archebakteriaMateri eubakteia & archebakteria
Materi eubakteia & archebakteriaWinda Maylani
 
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitikRahmat Saputra
 
Bab 4. pembuatan media dan sterilisasi
Bab 4. pembuatan media dan sterilisasiBab 4. pembuatan media dan sterilisasi
Bab 4. pembuatan media dan sterilisasiNurKholidah3
 
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.ppt
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.pptmikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.ppt
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.pptNurJ11
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaf' yagami
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiArista April
 

Similar to Pertemuan ke 4 dan 5 ISOLASI_DAN_IDENTIFIKASI_BAKTERI.ppt (20)

Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptxMATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
 
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
 
Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
Bakteri 2
Bakteri 2Bakteri 2
Bakteri 2
 
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptx
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptxPPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptx
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptx
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
Materi eubakteia & archebakteria
Materi eubakteia & archebakteriaMateri eubakteia & archebakteria
Materi eubakteia & archebakteria
 
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
105797036 karakteristik-morfologi-dan-biokimia-bakteri-laut-selulolitik
 
Bab 4. pembuatan media dan sterilisasi
Bab 4. pembuatan media dan sterilisasiBab 4. pembuatan media dan sterilisasi
Bab 4. pembuatan media dan sterilisasi
 
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.ppt
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.pptmikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.ppt
mikrobiologi-industri-558465aeb9d4a.ppt
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikroba
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologi
 

Recently uploaded

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 

Recently uploaded (20)

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 

Pertemuan ke 4 dan 5 ISOLASI_DAN_IDENTIFIKASI_BAKTERI.ppt

  • 1.
  • 2. SUMBER MIKROBA • Sumber alami : tanah, air, udara, tanaman/hewan, limbah, dll • Lembaga koleksi kultur
  • 3. TAHAPAN IDENTIFIKASI MIKROBA ISOLASI • Untuk memperoleh kultur murni SELEKSI • Untuk memperoleh galur dengan kinerja terbaik IDENTIFIKASI •Dengan menggunakan metode yang sesuai •Untuk mengetahui nama (klasifikasi) mikroba tersebut
  • 4. ISOLASI • Isolasi kultur : kegiatan pemisahan suatu kultur mikroba dari campuran biakan mikroba di alam  sel individu terpisah • Sebelum mengisolasi, harus diketahui : - mikroba apa yang akan diisolasi - habitat  menentukan sampel apa yang akan diambil dari alam , lokasi dan media apa yang akan digunakan
  • 5. METODE PENGAMBILAN SAMPEL Sampel berupa padatan (tanah, serpihan batu, kayu, dll) :  Diambil dengan menggunakan spatula atau pinset steril  Penyimpanan menggunakan kantong plastik steril Sampel berupa cairan atau semi cair (air, lumpur, dll) :  Diambil menggunakan pipet steril  Penyimpanan contoh menggunakan botol atau tabung polipropilen steril Sampel segera dibawa ke laboratorium (bila jarak jauh, gunakan es batu pada wadah penyimpanan) Sampel biasanya segera dipakai atau disimpan pada suhu dingin (kulkas)
  • 6. TEKNIK ISOLASI KULTUR MURNI 1. Penggoresan (Streak-plate) & Penyebaran (Spread-plate) 2. Penuangan (Pour-plate) 3. Kultur yang Diperkaya (Enrichment Culture) 4. Pengenceran Berseri (Serial-dilution) 5. Isolasi Sel Tunggal
  • 7. SAMPEL Pengenceran berseri dengan larutan garam fisiologis Penggoresan / Penyebaran pada media agar  koloni tumbuh menyebar Penggoresan berulang KULTUR MURNI (1 SEL = 1 KOLONI) 1. Teknik Penggoresan (Streak-plate) & Penyebaran (Spread-plate)
  • 8. Cara Penggoresan Kultur 1.Goresan Langsung 2.Goresan Kuadran 3.Goresan Radian Goresan langsung (untuk mengkultur mikroba) Goresan radian (untuk mengkultur mikroba) Goresan kuadran (isolasi koloni tunggal untuk mempelajari mikroba) http://www.studentsguide.in/microbiology/microbiology-tools-techniques/special-methods-of-isolation-of-pure- culture.html
  • 9. Teknik Penyebaran (Spread-plate) • Teknik ini merupakan prosedur rutin untuk isolasi bakteri & menggunakan peralatan yang sederhana • Kelemahan : hanya sejumlah kecil sampel yang dapat digunakan/disebarkan pada media • Dua sel dapat bergabung membentuk satu koloni http://www.studentsguide.in/microbiology/microbiology-tools-techniques/special-methods-of- isolation-of-pure-culture.html
  • 10. 2. Teknik Penuangan (Pour-plate) • Prinsip : pengenceran sampel dengan media agar cair dalam tabung reaksi, sehingga distribusi sampel merata  dituang ke cawan petri & dibiarkan mengeras pada suhu ruang, lalu diinokulasi
  • 11. 3. Kultur Diperkaya (Enrichment Culture) • Untuk mengisolasi bakteri yang mempunyai sifat fisiologis yang khusus (jumlah kecil & tumbuh lambat) • Prinsip : menggunakan komposisi media dan kondisi inkubasi tertentu, sehingga yang tumbuh hanya bakteri tertentu
  • 12. 4. Teknik Pengenceran Berseri (Serial-dilution) • Digunakan jika mikroba dlm kultur campuran terdapat dalam jumlah lebih besar dari pada mikroba lain. Contoh : S. lactis dalam susu asam • Dengan tingkat pengenceran tinggi, sampel hanya mengandung 1 galur mikroba • Perlu dicek kemurnian kultur
  • 13. 5. Teknik Isolasi Sel Tunggal a. Metode Mikromanipulator • Menggunakan alat mikromanipulator yang digabung dengan mikroskop untuk mengambil suatu sel mikroba tunggal dari sampel • Dengan mikromanipulator, operator dapat mengontrol gerakan mikropipet (tabung kapiler) di bawah lensa obyek, sehingga dapat diambil sel tunggal & dipindahkan ke dalam tabung dan selanjutnya dipindahkan ke media yang sesuai • Lebih cepat, namun kelemahannya : - alat mahal - operator harus terampil
  • 16.
  • 17. b. Metode Kapiler - Beberapa tetes media yang mengandung mikroba, ditempatkan pada penutup gelas obyek steril menggunakan pipet kapiler steril. - Dengan menggunakan mikroskop, cari tetesan yang mengandung hanya 1 mikroba. Tetesan tersebut dipindahkan dengan pipet kapiler steril ke media segar  mikroba tunggal yang berada pada tetesan mulai berbiak untuk menghasilkan kultur murni.
  • 18. PEMBUKTIAN KEMURNIAN KULTUR Setelah diasumsikan berhasil mengisolasi kultur murni  perlu dilakukan pengujian dengan kriteria sebagai berikut : 1.Mikroba tampak mirip secara mikroskopis dan menunjukkan hasil pewarnaan yang sama 2.Pada saat ditanam pada agar cawan, semua koloni menunjukkan kesamaan 3.Hasil penggoresan dll seragam 4.Beberapa koloni isolat mempunyai penampakan/karakteristik identik, contoh memfermentasi gula yang sama dll
  • 19. SELEKSI Tujuan : mendapatkan galur dengan kinerja terbaik  - tidak menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki - peningkatan kemampuan penggunaan sumber C dan N yang murah  penurunan biaya produksi - perubahan morfologi sel menjadi bentuk yang lebih mudah dipisahkan dari produk Pendekatan genetika untuk memperbaiki kualitas mikroba : 1. Mutasi 2. Rekombinasi
  • 20. IDENTIFIKASI Metode untuk identifikasi mikroba adalah dengan menggunakan ciri/karakteristik : 1. Morfologis Pengamatan ukuran, bentuk dan susunan sel, adanya flagela, kapsul atau spora dengan bantuan mikroskop, baik dengan pewarnaan maupun tidak 2. Nutrisional Penentuan senyawa kimia dan kondisi fisik khusus (suhu, cahaya, gas) yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba 3. Kultural Penentuan tampilan pertumbuhan pada berbagai macam media, baik cair maupun padat (bentuk koloni, permukaan koloni, tepi koloni, warna, dll)
  • 21. Karakteristik Morfologis Aspergillus E. coli Streptomyces Penicillium
  • 22. Bentuk dan Susunan Sel http://content.answers.com/main/content/img/elsevier/dental/f0396-02.jpg Sel Bakteri
  • 24. 4. Metabolik Identifikasi & pengukuran perubahan kimiawi yang dilakukan mikroba  contoh kemampuan mikroba untuk mengubah karbohidrat menjadi asam organik; gula menjadi asam dan gas, dll) Contoh : E. coli dapat memfermentasi laktosa, sedangkan Salmonella typhi tidak dapat memfermentasi laktosa 5. Susunan Kimiawi Penentuan susunan kimiawi berbagai komponen sel (dinding sel, nukleus, membran, dll) 6. Susunan Antigen (Serologi) Penelaahan sifat antigen – antibodi yang khas * Antigen : substansi (sel mikroba) yang menstimulasi produksi antibodi saat diinjeksikan ke hewan 7. Patogenik Penentuan potensi suatu mikroba untuk menimbulkan penyakit 8. Genetik Kajian berdasarkan untaian DNA mikroba menggunakan DNA Probe
  • 25. PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR MURNI Tujuan : menjaga sampai periode tertentu mikroba tetap dalam kondisi hidup (viable), mencegah terjadinya perubahan genetik & tidak terkontaminasi  harus mampu melestarikan karakteristik spesies mikroba selama diawetkan Cara : 1. Pemindahan Secara Periodik - Kultur mikroba secara periodik dipindahkan ke media baru/segar, contoh : media agar miring - Komposisi media & suhu serta interval waktu pemindahan harus tepat dan disimpan pada suhu dingin (5 °C)  murah & mudah, tapi tidak cocok untuk penyimpanan jangka panjang  bakteri 2-3 minggu, fungi 3-4 minggu
  • 26. PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR MURNI 2. Pelapisan Kultur dgn Minyak Mineral - Permukaan agar miring atau media cair dilapisi dengan minyak mineral steril (parafin) +/- 0,5 inci - Keuntungan : dapat memindahkan sebagian mikroba di bawah permukaan minyak mineral dg jarum Ose, lalu diinokulasi ke media segar dengan tetap mempertahankan kultur awal - Lapisan parafin menjadikan kondisi anaerob dan mencegah pengeringan medium mikroba dorman  pengawetan dapat beberapa tahun
  • 27. PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR MURNI 3. Liofilisasi  Pengeringan Beku (freeze drying) - Sel mikroba dikering-bekukan & aktivitas metabolisme stop (dorman)  efektif untuk bakteri (dapat tetap hidup & tidak berubah selama bertahun-tahun Cara : * media berisi senyawa pelindung/penstabil : susu, serum, natrium glutamat, dll * suspensi mikroba (±0,2 ml) ditempatkan dalam ampul (vial) kaca * Perendalam dalam es kering + alkohol (-780C)  beku * Ampul dihubungkan dengan kondensor & pompa vakum  kering (sublimasi) * Ampul ditutup dengan melelehkan ampul kaca tersebut dalam keadaan vakum  penyimpanan pada suhu 40 C - Keuntungan : Cocok untuk penyimpanan jangka panjang (tahunan) & kemungkinan perubahan kecil & Wadah penyimpanan kecil
  • 28. PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR MURNI 4. Penyimpanan pada Suhu Sangat Rendah (Cryopreservation) - Menggunakan nitrogen cair (sekitar -156 sampai-1960C) - Sel dibekukan dengan diberi bahan pelindung beku (gliserol atau dimetil sulfoksida)  mencegah pembentukkan kristal es & meningkatkan ketahanan hidup sel mikroba - Contoh beku disimpan dalam lemari pendingin nitrogen cair - Cocok untuk kapang - Kelebihan : hampir sama dgn liofilisasi & kultur yg tidak dapat diawetkan dengan liofilisasi, dapat dengan cara ini
  • 29. PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR MURNI 5. Penyimpanan pada Tanah Steril - Diterapkan untuk penyimpanan spora bakteri, actinomycetes dan kapang - Suspensi 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 g bubuk tanah steril (campuran pasir halus dan tanah liat 1:1) - Dibiarkan pada suhu kamar selama 10 hari sampai kering  disimpan pada lemari es