Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilaku etis di seluruh organisasi. Ini mencakup pengawasan, pengendalian, komunikasi, penghargaan, dan pengembangan budaya yang beretika.Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilaku etis di seluruh organisasi. Ini mencakup pengawasan, pengendalian, komunikasi, penghargaan, dan pengembangan budaya yang beretika.Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilaku etis di seluruh organisasi. Ini mencakup pengawasan, pengendalian, komunikasi, penghargaan, dan pengembangan budaya yang beretika.Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilaku etis di seluruh organisasi. Ini mencakup pengawasan, pengendalian, komunikasi, penghargaan, dan pengembangan budaya yang beretika.Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilaku etis di seluruh organisasi. Ini mencakup pengawasan, pengendalian, komunikasi, penghargaan, dan pengembangan budaya yang beretika.Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilaku etis di seluruh organisasi. Ini mencakup pengawasan, pengendalian, komunikasi, penghargaan, dan pengembangan budaya yang beretika.Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilaku etis di seluruh organisasi. Ini mencakup pengawasan, pengendalian, komunikasi, penghargaan, dan pengembangan budaya yang beretika.Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilaku etis di seluruh organisasi. Ini mencakup pengawasan, pengendalian, komunikasi, penghargaan, dan pengembangan budaya yang beretika.Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilaku etis di seluruh organisasi. Ini mencakup pengawasan, pengendalian, komunikasi, penghargaan, dan pengembangan budaya yang beretika.Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilaku etis di seluruh organisasi. Ini mencakup pengawasan, pengendalian, komunikasi, penghargaan, dan pengembangan budaya yang beretika.Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilaku etis di seluruh organisasi. Ini mencakup pengawasan, pengendalian, komunikasi, penghargaan, dan pengembangan budaya yang beretika.Organisasi yang beretika tidak hanya memiliki kode etika yang kuat, tetapi juga memiliki sistem dan budaya yang mendukung perilak
2. DEFINISI EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM
Ekonomi pembangunan Islam adalah suatu sistem ekonomi yang difokuskan pada
pencapaian kesejahteraan umum bukan hanya tentang pertumbuhan material atau
produksi, tetapi juga mencakup :
โข1. Penciptaan lapangan kerja dan keadilan distribusi pendapatan yang merata
โข2. Memenuhi kebutuhan yang layak (had al-kifayah) dan memerangi kemiskinan
โข3. Menghindari aktivitas yang merugikan manusia dan tidak sesuai dengan syariah
โข4. Menegakkan keadilan dalam distribusi pendapatan, bahkan dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah.
3. PERBEDAAN EKONOMI PEMBANGUNAN
UMUM DAN ISLAM
Ekonomi pembangunan umum dan ekonomi pembangunan Islam memiliki beberapa perbedaan
signifikan:
โข1. Tujuan Pembangunan: Ekonomi pembangunan umum biasanya berfokus pada pencarian keuntungan
pribadi, termasuk kepuasan dan utilitas keuntungan, sedangkan ekonomi pembangunan Islam
mempertimbangkan tujuan yang lebih luas, termasuk kesejahteraan umum dan keadilan sosial, serta
mengintegrasikan aspek-aspek spiritual dan moral
โข2. Prinsip Dasar: Ekonomi pembangunan umum menggunakan prinsip-prinsip yang lebih berorientasi
terhadap kebebasan individu dan kelompok dalam mencapai kesejahteraan mereka sendiri. Sedangkan,
ekonomi pembangunan Islam mengedepankan syariat Islam dan spiritual dalam mengatasi permasalahan
ekonomi, dengan fokus pada maqasid syariah yang meliputi keadilan dan kebaikan sosial
โข3. Faktor Penting: Dalam ekonomi pembangunan konvensional, faktor-faktor penting yang dipertimbangkan
adalah penduduk, modal, dan kewirausahaan. Sedangkan dalam ekonomi pembangunan Islam, faktor-faktor
tersebut juga dianggap penting namun pembangunan harus dilandaskan pada prinsip tauhid dan
mengutamakan maqasid syariah
4. PANDANGAN EKONOMI PEMBANGUNAN
ISLAM TRADISIONAL
Pembangunan tradisional mencakup aspek-aspek fisik, sosial, dan budaya dapat dijelaskan dengan
beberapa prinsip utama:
1. Pembangunan Berkelanjutan: Pembangunan tradisional seringkali mempertimbangkan dampak jangka
panjang terhadap lingkungan dan masyarakat, menghindari kerusakan lingkungan dan menciptakan
keseimbangan antara kebutuhan saat ini dan generasi depan
2. Partisipatif: Pembangunan tradisional biasanya melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, termasuk
pelaku usaha kecil dan pedagang lokal, serta berorientasi pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat miskin
3. Pengembangan Lokal: Pembangunan tradisional seringkali menekankan pengembangan dan pemanfaatan
potensi lokal, seperti sumber daya alam dan tenaga kerja lokal, untuk menghindari dependensi terhadap
impor dan menjaga stabilitas ekonomi
5. PANDANGAN EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM
TRADISIONAL LANJUTANโฆ
4. Nilai-nilai Budaya dan Spiritual: Mengintegrasikan keyakinan dan praktik lokal dalam kebijakan dan
program pembangunan
5. Penggalian Sumber Daya Alam yang Berimbang: Pembangunan tradisional menekankan pada penggalian
sumber daya alam yang berimbang dan berkelanjutan, dengan tujuan menjaga kesejahteraan generasi masa
depan
6. Prioritas Masyarakat Miskin: Pembangunan tradisional seringkali menjadikan masyarakat miskin sebagai
prioritas, dengan tujuan menciptakan keadilan sosial dan pluralisme kelompok sosial
6. PANDANGAN EKONOMI ISLAM PEMBANGUNAN
BARU
Pandangan tentang pembangunan baru mencerminkan pendekatan yang lebih modern dan kompleks
terhadap pembangunan, yang mencakup berbagai aspek dari kehidupan manusia, termasuk ekonomi, sosial,
dan lingkungan. Berikut adalah beberapa prinsip dan aspek yang menjadi fokus dalam pembangunan baru:
1. Pembangunan Berkelanjutan: Fokus pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tidak merusak
lingkungan
2. Peningkatan Standar Kehidupan: Tujuan utama adalah meningkatkan kualitas kehidupan, yang mencakup
aspek seperti akses ke layanan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan ekonomi
3. Keadilan Sosial: Upaya untuk menciptakan keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan antara kelompok
sosial
4. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Peningkatan kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia untuk
menjadi penggerak pembangunan
7. PANDANGAN EKONOMI ISLAM PEMBANGUNAN
BARU LANJUTAN..
5. Partisipasi Masyarakat: Melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses pembangunan, termasuk
masyarakat miskin dan terlantar
6. Pendekatan Holistik: Melihat pembangunan sebagai proses yang melibatkan berbagai aspek dari
kehidupan manusia, bukan hanya pembangunan fisik
7. Indikator Pembangunan: Mengukur pembangunan melalui berbagai indikator, termasuk kekayaan rata-
rata, kualitas kehidupan, dan mobilitas sosial
8. NILAI INTI EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM
Nilai inti dan tujuan pembangunan ekonomi Islam mencakup:
1. Kesejahteraan Hidup Manusia: Pembangunan ekonomi Islam berorientasi pada meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia dalam semua dimensi, baik duniawi maupun ukhrawi (dunia akhirat)
2. Kebajikan dan Falah: Tujuan pembangunan ekonomi Islam bukan hanya untuk memenuhi keperluan
duniawi, tetapi juga untuk mencapai kebajikan, kesejahteraan, dan falah material serta spiritual
3. Falsafah Islam: Pembangunan ekonomi Islam didasarkan pada falsafah Tauhid, Rububiyyah, Khilafah, dan
Tazkiyah, yang mengedepankan hubungan Allah dengan manusia dan keadilan dalam distribusi pendapatan
dan kekayaan
4. Pendapatan dan Kekayaan: Pembangunan ekonomi Islam menekankan pada sistem pendapatan dan
kekayaan yang saksama dan adil, dengan tujuan untuk mengurangi perbedaan kekayaan dan meningkatkan
pendapatan golongan miskin
9. NILAI INTI EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM
LANJUTANโฆ
Nilai inti dan tujuan pembangunan ekonomi Islam mencakup:
5. Pembangunan Seimbang: Islam menuntut pembangunan yang harmoni dan seimbang antara wilayah dan
antara sektor-sektor dalam masyarakat dan ekonomi,
6. Penggunaan Teknologi Baru: Islam menekankan penggunaan teknologi yang sesuai dengan keadaan
keperluan dan aspirasi negara, dengan tujuan untuk memastikan bahwa negara bebas dari bantuan asing dan
dapat menguasai teknologi terkini
7. Penambahan Pengeluaran yang Bermanfaat: Islam menekankan pada penambahan pengeluaran yang
bermanfaat dan meningkatkan pengeluaran barangan modal utama, serta pengembangan industri pengeluaran
barangan
8. Pembaikan Kualitas Kehidupan: Salah satu tujuan pembangunan ekonomi Islam adalah meningkatkan
kualitas kehidupan, termasuk penciptaan sistem jaminan sosial yang berkesan untuk memenuhi keperluan
hidup asas bagi semua orang
10. RUANG LINGKUP /PRINSIP DASAR EKONOMI
PEMBANGUNAN ISLAM
Berikut adalah beberapa elemen utama dari ruang lingkup ekonomi pembangunan Islam:
1. Usaha Halal: Usaha yang sesuai dengan syariat Islam, yang mengecualikan aktivitas yang merugikan,
seperti riba (bunga dan simpati), gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi).
2. Zakat: Pemberian modal atau bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu sebagai bentuk amal
jariyah, yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam.
3. Istighlal: Menghindari aktivitas yang dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam, seperti investasi dalam
perusahaan yang melakukan aktivitas yang tidak halal.
4. Mudharabah: Model bisnis di mana seorang investor memberikan modal kepada seorang usaha yang
bertanggung jawab atas operasional bisnis tersebut, sementara keuntungan berbagi antara kedua belah pihak.
5. Waqf: Aset yang dikelola oleh seorang pihak untuk kepentingan umum dan tidak dapat diklaim kembali
oleh pengelola tersebut.
11. RUANG LINGKUP EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM
LANJUTAN..
Berikut adalah beberapa elemen utama dari ruang lingkup ekonomi pembangunan Islam:
6. Investasi Syariah: Produk dan layanan finansial yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, termasuk dana
investasi yang tidak melibatkan riba.
7. Pengelolaan Kekayaan: Praktik mengelola kekayaan yang sesuai dengan hukum syariah, termasuk
investasi dan manajemen modal yang adil dan berkelanjutan.
8. Microfinance: Layanan keuangan yang dirancang untuk membantu kelompok-kelompok ekonomi terkecil
dan kurang mampu, seringkali melalui model koperasi syariah.
9. Pendidikan Keuangan Syariah: Program pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan
praktek ekonomi syariah.
10. Ekonomi Kerakyatan: Pendekatan ekonomi di mana negara memiliki kontrol atas sektor-sektor penting
ekonomi, seperti energi, air, dan telekomunikasi, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan sosial dan
ekonomi.
12. MAQASHID SYARIAH DAN UKURAN PEMBANGUNAN
Ukuran Maqasid Syariah dalam ekonomi pembangunan Islam merujuk pada indikator-indikator
yang digunakan untuk menilai dan mengukur efektivitas dan keberhasilan upaya pembangunan dalam rangka
mencapai tujuan syariah, yaitu keadilan sosial, kesejahteraan umum, dan kemajuan ekonomi yang
berkelanjutan. Berikut adalah beberapa contoh ukuran Maqasid Syariah:
1. Peningkatan Pendapatan Real: Menilai apakah terjadi peningkatan pendapatan real yang dapat diterima
oleh masyarakat.
2. Penciptaan Lapangan Kerja: Mengukur jumlah pekerjaan yang dibuat dan diterima oleh masyarakat, serta
tingkat pengangguran.
3. Pengurangan Kesenjangan Kekayaan: Mengukur tingkat perbezaan kekayaan antara individu dan
kelompok sosial, serta tingkat pengangguran dan kemiskinan.
4. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat: Mengukur kualitas hidup dan kesejahteraan umum, termasuk
akses ke layanan kesehatan dan pendidikan.
5. Pengelolaan Sumber Daya: Mengukur praktik pengelolaan sumber daya alam dan manusia yang
berkelanjutan dan tidak merugikan lingkungan.
13. MAQASHID SYARIAH DAN UKURAN PEMBANGUNAN
LANJUTANโฆ
โข6. Partisipasi Masyarakat: Mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan dan keputusan yang dipengaruhi oleh pembangunan.
โข7. Investasi dalam Industri Pengeluaran: Menilai sejauh mana investasi ditempatkan
dalam industri yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, seperti pendidikan
dan kesehatan.
โข8. Penggunaan Modal untuk Proyek-proyek Sosial: Mengukur apakah modal yang
digunakan untuk proyek-proyek pembangunan juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
sosial dan ekonomi masyarakat.
โข9. Pengurangan Korupsi: Mengukur tingkat korupsi dalam pengelolaan sumber daya dan
pembangunan.
โข10. Peningkatan Akses ke Layanan Keuangan: Menilai apakah terjadi peningkatan akses
masyarakat, khususnya masyarakat miskin, ke layanan keuangan yang sesuai dengan
syariat Islam.
14. PERAN EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM
1. ASPEK PENGETAHUAN PENGEMBANGAN
Ekonomi pembangunan Islam memiliki peran penting dalam pengembangan
pengetahuan dengan beberapa aspek:
โข1. Pendidikan Ekonomi Islam: Pendidikan tentang ekonomi Islam telah
diajarkan di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta, membuktikan
peningkatan sumber daya manusia dan ekonomi pembangunan Islam
โข2. Pengetahuan dan Pengetahuan Teknologi: Dalam ekonomi pembangunan
Islam, pengetahuan dan ketrampilan manusia dianggap sangat penting.
Sumber daya manusia mencakup akal, perasaan, keinginan, kemampuan,
inovasi, dan ketrampilan, serta pengetahuan
15. PERAN EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM
1. ASPEK PENGETAHUAN PENGEMBANGAN LANJUTAN..
3. Mengembangkan Potensi Manusia: Mebangkitkan fitrah manusianya, yaitu
keseimbangan antara kebahagiaan di dunia dan di akhirat, keadilan antara hak
individu dan masyarakat, dan menjaga kelestarian alam
4. Mewujudkan "Mashlahah" Maksimum: Mencakup pemanfaatan sumber
daya alam dan ekonomi untuk kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia
5. Pengelolaan Sumber Daya: Pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya manusia, serta pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan
kesejahteraan setiap individu
16. PERAN EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM
2. ASPEK PEMENUHAN KEBUTUHAN
Ekonomi pembangunan Islam memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan manusia, yang mencakup
berbagai aspek:
โข1. Pertumbuhan Ekonomi: Meningkatkan produksi dan pekerjaan untuk menghasilkan pendapatan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, rumah, dan fasilitas kesehatan.
โข2. Kesejahteraan Sosial: Membangun infrastruktur sosial seperti jalan, sekolah, dan fasilitas kesehatan yang
memungkinkan akses mudah ke layanan dasar.
โข3. Pengelolaan Sumber Daya: Mengelola sumber daya alam dan manusia dengan cara yang berkelanjutan,
sehingga tidak merusak lingkungan dan memastikan ketersediaan sumber daya untuk generasi depan.
โข4. Pendidikan: Menyediakan akses ke pendidikan yang membekali individu dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan ekonomi dan sosial.
โข5. Kesehatan: Menyediakan akses ke layanan kesehatan yang memungkinkan masyarakat untuk menjaga
kesehatan mereka dan keluarganya
17. PERAN EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM
2. ASPEK PEMENUHAN KEBUTUHAN LANJUTAN
โข6. Pemberdayaan Masyarakat: Memberikan kesempatan bagi masyarakat, terutama
mereka yang kurang mampu, untuk berpartisipasi dalam ekonomi melalui usaha, koperasi,
dan program-program pembangunan.
โข7. Keadilan Sosial: Menciptakan kondisi sosial yang adil di mana distribusi pendapatan
dan kekayaan tidak berbeda antara individu dan kelompok sosial.
โข8. Pengelolaan Lingkungan: Memastikan bahwa pembangunan tidak merusak lingkungan
dan mempertahankan kualitas hidup untuk generasi depan.
โข9. Partisipasi Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan untuk
memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi mereka terpenuhi.
โข10. Transparansi dan Akuntabilitas: Membuat praktik bisnis dan pengelolaan kekayaan
terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.
18. PERAN EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM
3. ASPEK PEMENUHAN MOTIVASI EKONOMI
Ekonomi pembangunan Islam memainkan peran penting dalam memenuhi motivasi
ekonomi, yang mencakup:
โข1. Motivasi Intrinsik: Dalam ekonomi pembangunan Islam, individu diberi motivasi
intrinsik untuk beramal karena akan mendapatkan balasan dari Allah
โข2. Motivasi Kepentingan: Motivasi untuk berusaha dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi, karena hal itu menjadi bagian dari tanggung jawab sosial dan
moral individu
โข3. Motivasi Keadilan Sosial: Motivasi untuk berinvestasi dan berpartisipasi dalam
ekonomi dengan tujuan untuk menciptakan keadilan sosial dan memperbaiki kondisi
masyarakat
19. PERAN EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM
3. ASPEK PEMENUHAN MOTIVASI EKONOMI LANJUTANโฆ
โข4. Motivasi Kesejahteraan Umum: Motivasi untuk mendukung pembangunan yang tidak
hanya memperkuat posisi ekonomi individu, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan
umum
โข5. Motivasi Kesetaraan: Pembangunan ekonomi Islam bertujuan untuk menciptakan
kesetaraan dalam distribusi kekayaan dan pendapatan, yang menjadi motivasi bagi
individu untuk berpartisipasi dalam sistem ekonomi yang adil
โข6. Motivasi Keberlanjutan: Dalam ekonomi pembangunan Islam, motivasi untuk
mengelola sumber daya dengan cara yang berkelanjutan dan tidak merugikan lingkungan,
yang menjadi bagian dari tanggung jawab sosial dan moral individu