SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Ekonomi Islam
“HADIS TENTANG PRODUKSI, DISTRIBUSI, DAN KONSUMSI”
Dosen Pengampu:
Bakhrul Huda,M.E.I
Disusun Oleh:
Farah Virginia Maharani G04219028
Nailatur Rizqiyah G04219056
Shofia Putri Hanifah G04219073
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
ii
Kata Pengantar
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Dengan penuh rahmat
Tuhan dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, khususnya pada diri kami sendiri
dan semua yang membaca makalah ini, dan mudah - mudahan juga dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca tentang bagaimana permintaan dan penawaran dalam islam.
Ucapan terima kasih juga penyusun sampaikan kepada segenap pihak yang turut
berkontribusi dalam terselesaikannya makalah ini, terutama kepada Dosen Pengampu/Asisten
Dosen mata kuliah Sistem Ekonomi Islam. Penyusun menyadari masih sangat tidak sempurnanya
laporan ini, oleh karena itu besar harapan penyusun untuk mengharap saran dan kritik yang
membangun untuk hasil yang lebih baik di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wararhmatullahi Wabarakatuh
Penyusun
iii
Daftar Isi
MAKALAH .................................................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................................................ ii
Daftar Isi..................................................................................................................................... iii
BAB I............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................................2
A. Produksi................................................................................................................................2
B. Konsumsi...............................................................................................................................6
C. Distribusi.............................................................................................................................10
BAB III.......................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................................13
Daftar Pustaka............................................................................................................................14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata “produksi” telah menjadi kata Indonesia, setelah diserap dalam pemikiran ekonomi
bersamaan dengan kata “distribusi” dan “konsumsi”. Dalam kamus Inggris-Indonesia oleh John
M. Echols dan Hasan Shadily, kata “production” secara linguistik mengandung arti penghasilan.1
Kegiatan produksi dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai kegiatan ang menciptakan manfaat2
baik di masa kini maupun di masa ang akan datang. Dengan pengertian tersebut dapat dipahami
bahwa kegiatan produksi tidak terlepas dari kegiatan keseharian manusia.3
Menurut Ilmu ekonomi, pengertian distribusi adalah setiap kegiatan menyalurkan barang
dan jasa dari produsen (penghasil) ke pada tangan konsumen atau yang membutuhkannya.
Contoh kegiatan distribusi di antaranya kegiatan jual beli atau pemasaran, pembagian jatah,
pengangkutan. Distribusi menjadi suatu aktivitas yang penting dalam menjaga keseimbangan dan
keharmonisan.
Konsumsi berasal dari bahasa inggris, yaitu menghabiskan. Konsumsi adalah suatu
kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan nilai daya guna suatu benda, baik
barang maupun jasa untuk memenuhi kebutusan dan kepuasan secara langsung.4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian produksi dan hadis yang mendasari kegiatan produksi
2. Apa pengertian produksi dan hadis yang mendasari kegiatan konsumsi
3. Apa pengertian produksi dan hadis yang mendasari kegiatan distribusi
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa arti produksi dan hadis yang mendasari kegiatan berproduksi
2. Untuk mengetahui apa arti produksi dan hadis yang mendasari kegiatan berkonumsi
3. Untuk mengetahui apa arti produksi dan hadis yang mendasari kegiatan berdistribusi
1 . John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia,PT Gramedia, Jakarta: 1961, cet ke 23, hlm.499.
2 . Abdul Manan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam, PT Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta: 1997, hlm 54.
3 . Ibid, hlm 102.
4 . Sarwono, AnalisisPerilaku Konsumen Prespektif Ekonomi Islam, INNOFARM: Jurnal Inovasi, pertanian Vol 8
No 1, 2009, hlm 45
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Produksi
Dalam bahasa arab, arti produksi adalah al-intaj dari akar kata nataja, yang berati
mewujudkan atau mengadakan sesuatu atau jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantaun
penggabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas5 Produksi dalam
ekonomi Islam merupakan setiap bentuk aktivitas yang dilakukan untuk mewujudkan manfaat
atau menambahkannya dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan
Allah SWT sehingga menjadi maslahat, untuk memenuhi kebutuhan manusia, oleh karenanya
aktifitas produksi hendaknya berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas. 6
Dalam ekonomi islam, produksi juga merupakan bagian terpenting dari aktivitas ekonomi
bahkan dapat dikatakan sebagai sa;ah satu dari rukun ekonomi disamping konsumsi, distribusi,
infaq, zakat, nafakah, dan sedekah. Hal ini dikarenakan produksi adalah kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa yang kemudian manfaatnya dirasakan oleh konsumen.
Produksi dalam perspektif islam tidak hanya berorientasi untuk memperoleh keuntungan
yang sebanyak-banyaknya, meskipun mencari keuntungan tidak dilarang. Konmsep produksi
didalam ekonomi islam tidak semata-mata bermotif memaksimalkan keuntungan dunia tetapi
lebih penting untuk mencapai secara maksimal keuntungan akhirat. Untuk menjamin
terwujudnya kemaslahatan individu dan masyarakat, system ekonomi islam menyediakan
beberapa landadan teoritis seperti keadilan ekonomi (al-‘adalah al-iqtishadiyyah), jaminan sosial
(al-takaful al-ijtima’i) dan pemanfaatan sumber-sumber daya ekonomi produktif secara efisien.7
5 Rustam Efendi, Produksi Dalam Islam (Yogyakarta: Megistra Insanisa Press. 2003) hlm. 11-12
6 Turmudi,Muhammad. Maret 2017. Produksi dalamPerspektif Ekonomi Islam. Volume XVIII, No. 1,
https://media.neliti.com/media/publications/70513-ID-produksi-dalam-perspektif-ekonomi-islam.pdf . 14 Februari
7 Idri, Hadits Ekonomi (Surabaya: UIN Sunan Ampel PRESS. 2014) hlm. 38-39
3
a) Tujuan Produksi dalam Perspektif Fiqh Ekonomi Khalifah Umar bin Khatab adalah
sebagai berikut:
1. Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin.
berarti ketika berproduksi bukan sekadar berproduksi rutin atau asal produksi
melainkan harus betul-betul memperhatikan realisasi keuntungan, namun
demikian tujuan tersebut berbeda dengan paham kapitalis yang berusaha meraih
keuntungan sebesar mungkin.
2. Merealisasikan kecukupan individu dan keluarga.
Seorang Muslim wajib melakukan aktivitas yang dapat merealisasikan
kecukupannya dan kecukupan orang yang menjadi kewajiban nafkahnya.
3. Tidak mengandalkan orang lain.
Umar r.a sebagaimana yang diajarkan dalam Islam tidak
membenarkan/membolehkan seseorang yang mampu bekerja untuk
menengadahkan tangannya kepada orang lain dengan meminta-minta dan
menyerukan kaum muslimin untuk bersandar kepada diri mereka sendiri, tidak
mengharap apa yang ada ditangan orang lain.
4. Melindungi harta dan mengembangkannya.
Harta memiliki peranan besar dalam Islam. Sebab dengan harta, dunia dan agama
dapat ditegakkan. Tanpa harta, seseorang bisa saja tidak istiqamah dalam
agamanya serta tidak tenang dalam kehidupannya.
5. Mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi dan mempersiapkannya untuk
dimanfaatkan.
Rezeki yang diciptakan Allah Swt. bukan hanya harta yang berada ditangan
seseorang saja, namun mencakup segala sesuatu yang dititipkan oleh Allah Swt.
4
6. Pembebasan dari belenggu ketergantungan ekonomi
Produksi merupakan sarana terpenting dalam merealisasikan kemandirian
ekonomi.
7. Taqarrub kepada Allah SWT Seorang produsen Muslim akan meraih pahala dari
sisi Allah Swt. disebabkan aktivitas produksinya, baik tujuan untuk memperoleh
keuntungan, merealisasi kemapanan, melindungi harta dan mengembangkannya
atau tujuan lain selama ia menjadikan aktivitasnya tersebut sebagai pertolongan
dalam menaati Allah Swt (Lukman Hakim, 2012).
Semua tujuan produksi dalam Islam pada dasarnya adalah untuk menciptakan
maslahah yang optimum bagi manusia secara keseluruhan sehingga akan dicapai
falāh yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup
manusia. 8
8 Turmudi,Muhammad. Maret 2017. Produksi dalamPerspektif Ekonomi Islam. Volume XVIII, No. 1,
https://media.neliti.com/media/publications/70513-ID-produksi-dalam-perspektif-ekonomi-islam.pdf . 14 Februari
5
b) Konsep Produksi Dalam Hadis Nabi
Rasulullah mendorong umat islam agar senantiasa berproduksi supaya
mendapatkan dan menghasilkan sesuatu. Jika seseorang mempunyai lahan
produksi,tetapi ia tidak mampu untuk melakukannya,maka hendaklah diserahkan
kepada orang lain agar memproduksinya. Jangan sampai lahan produksi itu dibiarkan
sehingga menganggur. Rasulullah bersabda:
ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ ‫ه‬‫لَّلاا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫ر‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ج‬ُ ‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ل‬َ‫ا‬َ ِ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ع‬ َ‫ر‬ْ‫ز‬َ‫و‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ٌ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ ُ َ‫ل‬ ْ‫َت‬‫ن‬ ‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ع‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬
َ‫ع‬ َ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ع‬ َ‫ر‬ْ‫ز‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ْ‫ل‬ ُ‫ه‬‫َا‬‫خ‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ح‬َ‫ن‬ْ‫م‬َ‫و‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ز‬َ‫ج‬‫َا‬‫ه‬ْ‫ر‬ ِ‫ج‬ َ‫ُؤ‬‫ي‬ َ‫َل‬ َ َ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ُ‫ه‬‫ها‬‫ي‬‫إ‬
Artinya : “ Dari Jabir RA berkata, Rasulullah SAW bersabda : barang siapa
mempunyai sebidang tanah, maka hendaklah ia menanaminya. Jika ia tidak bisa atau
tidak mampu menanami, maka hendaklah diserahkan kepada orang lain (untuk
ditanami) dan janganlah menyewakannya (HR. Muslim).
Hadist diatas menjelaskan tentang pemanfaatan factor produksi berupa tanah yang
merupakan faktor penting dalam produksi. Tanah yang dibiarkan begitu saja tanpa
diolah dan dimanfaatkan tidak disukai oleh Nabi Muhammad karena tidak bermanfaat
bagi yang punya dan orang-orang sekelilingnya. Sebaiknya tanah itu digarap untuk
dapat ditanami tumbuhan dan tanaman yang dapat dipetik hasilnya ketika panen dan
untuk pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan.
Islam melarang seseorang memproduksi atau mengonsumsi produk atau barang
yang haram seperti alcohol,babi,anjing,bangkai,heroin,narkotika,binatang yang tidak
disembelih atas nama allah,dan bintang buas. Hal ini berbeda dengan konsep
produksi dalam tatanan ekonomi konvensional yang tidak mengenal istilah halal dan
haram,karena yang menjadi prioritas kerja system ekonomi ini adalah memenuhi
keinginan pribadi dengan mengumpulkan laba,harta, dan uang. Tanpa
mempersoalkan apakah produksi itu halal atau haram.9 Rasulullah memperingatkan
9 Muhammad Nejatullah Siddiqi,kegiatan ekonomi dalamislam (Jakarta:Bumi Aksara,1996 M).hlm 46
6
dengan keras agar menghindari barang-barang atau produk-produk yang haram,
sebagaimana disabdakannya:
Terjemah Arti: (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka,
yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-
beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang
beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang
terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang
beruntung.
B. Konsumsi
Yang dimaksud dengan konsumsi disini bukan semata-mata makan dan minum saja.
Konsumsi mencakup segala pemakaian dan pemanfaatan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Membangun atau membeli rumah,membeli
mobil,emas,perak,dan perhiasan lain juga termasuk dalam aktifitas konsumsi.
Menurut yusuf al-Qardawi,ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam
berkonsumsi,diantaranya : konsumsi pada barang-barang yang baik (halal),berhemat,tidak
bermewah-mewah,menjauhi hutang,menjauhi kebakhilan dan kekikiran.10
Aktifitas konsumsi dalam islam merupakjan salah satu aktifitas ekonomi manusia yang
bertujuan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan kepada allah dalam rangka mendapatkan
kemenangan,kedamaian dan kesejahteraan akhirat (falah),baik dengan membelanjakan uang atau
pendapatannya untuk keperluan dirinya maupun untuk amal shaleh bagi sesamanya.
10 Yusuf al-Qardawi,peran nilai dan moral dalam perekonomian islam(Jakarta:Rabbani Press,1995 M.)hlm.37
7
a. Konsumsi dalam perspektif hadist nabi
Hidup hemat dan tidak bermewah-mewah yang bermakna bahwa tindakan
konsumsi diperuntukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan hidup bukan pemuasan
keinginan sangat dianjurkan dalam Islam. Sikap sederhana dalan mengkonsumsi
terlihat pada larangan Nabi minum dari gelas yang terbuat dari emas ataupun perak.
Dua barang ini termasuk barang mewah yang tidak sepantasnya jika digunakan untuk
keperluan hidup sehari- hari karena menunjukkan kesan kesombongan. Rasulullah
bersabda:
‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ب‬ ِ‫َر‬‫ش‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ة‬‫ه‬‫ض‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬ ِ‫ة‬َ‫و‬ِ‫ن‬‫آ‬‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ب‬َ‫ه‬‫ه‬‫ذ‬‫ل‬ َْ‫م‬َ‫ل‬ َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ل‬ِ‫خ‬ ‫آل‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫و‬ِ‫ف‬ ْ‫ب‬َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ي‬، ِ‫ة‬ َ‫ر‬
َ‫و‬ِ‫ن‬‫آ‬ َِ‫ة‬‫ه‬‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ل‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ُ‫ة‬ُ‫ة‬‫ه‬‫ض‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬ َ ُ‫َب‬‫ه‬‫ه‬‫ذ‬‫ل‬
artinya : “barang siapa minum dari bejana perak dan emas di dunia maka tidak
minum dari keduanya di akhirat dan bejana ahli syurga adalah emas dan perak”
Barang yang dikonsumsi hanyalah yang halal saja,tidak boleh atau tidak
dianjurkan bagi seorang muslim mengkonsumsi barang yang haram. Rasulullah
melarang meminum segala yang memabukkan, yaitu segala macam minuman yang
menimbulkan mabuk kepada peminumnya.
Sesuatu yang memabukkan itu tidak hanya minuman, tapi dapat berupa sesuatu
yang dihisap seperti ganja atau disuntikkan ke dalam tubuh atau berupa pil dan cairan.
Segala yang memabukkan itu haram dan merupakan perbuatan setan baik diminum,
dimakan, dihisap. maupun disuntikkan, yang dikenal dengan narkoba. Pemakaian
narkoba dilarang karena menimbulkan mudarat yang sangat besar.larangan rasulullah
mengkonsumsi barang yang haram dan anjurannya untuk mengkonsumsi barang yang
halal,sejalan dengan firman allah dalam surat al-baqarah ayat 168:
‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ٰٓ‫ي‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫م‬ ْ ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬ ُ‫اص‬‫ه‬‫ن‬َ‫ل‬َ‫ح‬ ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َ ْ‫ْل‬ْ ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ َ ‫ًا‬‫ب‬ِ‫و‬َ‫ط‬ ً‫ال‬‫ه‬‫ش‬‫ل‬ ِ‫ت‬ َ‫و‬ُ‫ط‬ُ‫خ‬ُ‫د‬َ‫ع‬ ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ، ُ ‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ن‬َ‫ط‬‫و‬ٌ‫ون‬ِ‫ب‬ُّ‫م‬
Terjemah Arti: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”
8
Selain sesuatu yang memabukkan itu haram yang termasuk barang haram adalah
barang-barang yang mengandung riba. Rasulullah melarang dan bahkan melaknat
orang-orang yang terlibat dalam bisnis yang mengandung unsur riba baik yang
mengkonsumsi,yang mewakili,yang menyaksikan,ataupun yang mencatat keuangan
dan aktifitas riba itu. Dalam sebuah hadist riwayat ‘abd allah ibn mas’ud dijelaskan
sebagai berikut
َ‫ع‬ ‫ن‬َ‫ع‬‫س‬َ‫م‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ ‫ه‬ ِ‫د‬‫ب‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫د‬‫و‬ُ‫ع‬‫آ‬ ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ َ ِ ‫و‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ ‫ه‬ ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ا‬ ِ ‫ه‬ِ‫ك‬‫ه‬‫لر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ َُ‫ه‬َ‫د‬ِ‫ه‬‫َا‬‫ش‬ َ ُ َ‫ل‬ِ‫ك‬َُ َ‫ب‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ك‬
“dari ‘Abdullah ibn Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW melaknat orang yang
makan riba, wakil (untuk mengurusnya), saksi (aktivitas bisnis riba), dan pencatat
(penulisnya). (H.R Abu Dawud)
b. Prinsip-prinsip konsumsi dalam islam
Menurut M. Abdul Manan, perintah islam mengenai konsumsi dikendalikan oleh
lima prinsip,yaitu:
a) Prinsip Keadilan
Prinsip ini mengandung arti ganda mengenai mencari rejeki yang halal dan
tidak dilarang oleh syariat islam
b) Prinsip Kebrersihan
Prinsip ini tercantum dalam al-quran dan sunnah nabi bahwa dalam
mengkonsumsi sesuatu,seseorang haruslah memilih barang yang baik dan
cocok untuk dimakan,tidak kotor ataupun menjijikan sehingga merusak selera.
dalam pengertian luas Bersih adalah bebas dari sefala sesuatu yang tidak
diberkahi atau tidak diridhai allah. Makna bersih ataupun suci,dalam aktifitas
ekonomi tidak saja secara fisik,tetapi juga non fisik yang berupa kesucian jiwa
dan harta manusia sehingga terbebas dari segala bentuk kotoran rohani.
c) Prinsip kesederhanaan
Sikap berlebih-lebihan mengandung makna melebihi dari kebutuhan yang
wajar cenderung memperturutkan hawa nafsu atau sebaliknya terlampau kikir
sehingga justru menyiksa diri sendiri.
Menurut Monzer Kahf,konsumsi berlebih-lebihan yangb merupakan ciri
khas masyarakat yang tidak mengenal tuhan,dikutuk dalam islam dan disebut
9
dengan istilah israf (pemborosan) atau tabdhir (menghambur-hamburkan
harta tanpa guna).
d) Prinsip Kemurahan Hati
Prinsip ini memiliki dua makna, yaitu kemurahan allah kepada manusia
yang telah memberikan rahmat dan nikmatnya melalui sifat Rahman dan
Rahim-nya dan sikap murah hati manusia dengan menafkahkan sebagian
hartanya untuk orang lain.
Perintah Allah untuk menyisihkan sebagian harta orang-orang kaya guna
diberikan kepada orang-orang yang kurang mampu dalam hal
kekayaan,misalnya dalam bentuk zakat,infaq,shadaqah,wakaf,memberikan
pinjaman (hutang),maupun segala bentuk solidaritas social
lainnya.sebagaimana terlihat dalam firmannya pada:
e) Prinsip Moralitas
Dalam islam,konsumsi tidak hanya berkenaan dengan
makanan,minuman,dan pemenuhan kebutuhan material lainnya,tetapi juga
berkenaan dengan tujuan akhir konsumsi yakni untuk implementasi nilai-nilai
moral dan spiritual dalam kehidupan masyarakat. dengan diajarkan menyebut
nama allah sebelum makan dan minum dan menyertakan terimakasih kepada-
nya setelahnya,maka seorang muslim akan merasakan kehadiran allah pada
waktu memnuhi kebutuhan-kebutuhannya. Hal ini penting karena islam
menghendaki perpaduan nilai-nilai material dan spiritual sehingga tercipta
kehidupan yang harmonis dan bahagia.11
11 Eko Suprayitno, ekonomi islam:Pendekatan Ekonomi Makro Islamdan Konvensional (Yogyakarta:Graha
Ilmu,2005 M) hlm.95
10
C. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang atau jasa ke tangan konsumen atau seseorang
yang membutuhkan. Dengan adanya kegiatan ini, maka akan mempermudah baik produsen
maupun konsumen dalam memperoleh barang atau jasa. Serta untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan sebagainya.
Menurut Ash-Shadr, distribusi dibagi menjadi 2, yaitu: distribusi sumber-sumber produksi
dan distribusi kekayaan produktif.12 Distribusi sumber produksi, pada dasarnya mendahului
proses produksi. Namun para ekonom kapitalis mengkaji masalah distribusi dengan tidak melihat
kekayaan masyarakat secara keseluruhan beserta sumber-sumber produksinya, sehingga
pembahasan tentang produksi biasanya mendahului distribusi.
Namun berbeda dengan Islam, Islam lebih cenderung membicarakan distribusi pada skala
yang lebih luas dan lebih komperehensif. Karena, islam tidak membatasi dengan hanya
mengurusi distribusi kekayaan produktif semata. Islam tidak mengabaikan distribusi sumber
produksi dan tidak menyerahkannya begitu saja pada kendali dan wewenang pihak ang terkuat
dibawah kebebawan ekonomi. Justru Islam ikut campur tangan secara positif dalam distribusi
alam dan apapun yang kandungannya seperti kepemilikan pribadi, kepemilikan publik
kepemilikan negara atau publik yang bebas untuk semua formulasi aturan-aturannya.
a) Prinsip Keadilan dan Kejujuran dalam Distribusi
Baik distribusi pendapatan ataupun kekayaan sangat berpengaruh dalam
kesejahteraan masyarakat, karena sesuai dengan tujuan dasar Islam, yaitu
menyejahterakan umat muslim di dunia dan akhirat. Hal ini akan tercapai
apabila kebutuhan dasar masyarakat bisa terpenuhi dengan baik. Sehingga
tidak akan ada kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin. Konsep ini
sesuai dengan prinsip maqashid al-syari’ah, yaitu merealisasikan
kemaslahatan di antara masyarakat dengan cara menghilangkan segala hal
yang membawa pada keburukan atau kerusakan.13
12 . Muhammad Baqir Ash-Shadr, Buku Induk Ekonomi Islam; Iqtishaduna,Jakarta: Zahra, 2008, hllm. 149.
13 . Ika Yunia Fauzia, dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Prespektif Maqashid al-Syari’ah,
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014, hlm. 140.
11
Oleh karena itu, Islam berupaya untuk menegakkan distribusi yang adil di
antara masyarakat. Allah mengecam peredaran harta yang terkonsentrasi pada
segelintir orang saja. Sebagaimana yang tertera pada surah Al-Hasyr ayat 7:
‫و‬َ‫ب‬ ً‫ة‬َ‫ل‬ ُ‫د‬ َ‫ون‬ُ‫ك‬َ‫ي‬َ‫َل‬ ‫ي‬َ‫ك‬‫م‬ُ‫ك‬‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫اء‬َ‫و‬ِ‫ن‬ْ‫غ‬َ ْ‫ْل‬ َ‫ن‬
“.....supaya harta itu jangan hanya beredar di kalangan orang kaya saja di
antara kamu...”
b). Distribusi Menurut Hadis Nabi
Rasulullah menganjurkan kepada umat Islam agar mendistribusikan
sebagian harta dan penghasil mereka untuk mebantu saudara-saudara yang
lain yang kekurangan di bidang ekonomi. Distribusi yang dimaksud Nabi
terbagi menjadi dua jenis. yang pertama, yaitu distribusi barang dan jasa yang
berupa penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Kedua,
konsumen menyalurkan sebagian harta kepada orang-orang yang
membutuhkan sebagai wujud solidaritas sosial.
Kedua jenis distribusi ini mempunyai perbedaan; yang pertama bersifat
profit taking dan yang kedua non-profit taking. Kedua jenis distribusi ini
dianjurkan oleh Rasulullah. Untuk distribusi jenis pertama, Rasulullah
melarang umat Islam menimbun barang dan tidak mendistribusikannya
kepasar. Penimbunan barang ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan
keuntungan yang besar saat pasar membutuhkan. Rasulullah bersabda:
َ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫ح‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ٌ‫ئ‬‫طو‬ ‫ا‬َ‫ج‬‫ر‬ ‫للهر‬ ‫علوم‬ ‫سلمو‬ : ِ‫ن‬َ‫م‬‫عن‬ ‫معمر‬ :‫قال‬ ‫سول‬
“Dari Ma’mar ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “ Barang siapa yang
menimbun barang, maka ia bersalah (berdosa)”(HR. Muslim)
12
Jenis distribusi kedua adalah berupa zakat, naflah, shadaqah, wasiat,
hibah, dan sebagainya. Rasulullah sangat menganjurkan agar distribusi ini
dilakukan tiap muslim. Sebagaimana sabda Rasulullah:
‫د‬َ‫ب‬‫ع‬َ‫م‬ ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫د‬ِ‫ل‬‫َا‬‫خ‬ ‫ْن‬‫ب‬َ‫ة‬َ‫ث‬ ِ‫ار‬َ‫ح‬ ُ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫ب‬ْ‫ه‬ َ ‫ْن‬‫ب‬ُ ‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ل‬َ‫ا‬ ‫ه‬‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬‫ل‬ ُ‫عت‬ِ‫م‬َ‫س‬
ِ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ص‬َ‫ت‬ :ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َْ‫أ‬َ‫ي‬ ُ ‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫د‬ٌ‫ان‬َ‫م‬َ‫ز‬ ‫م‬ُ‫ك‬‫و‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ت‬ِ‫ب‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬‫ه‬‫لر‬ ‫ي‬ِ‫ش‬‫م‬َ‫ي‬َ‫ال‬َ‫ف‬ ِ ِ‫ت‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬
‫ه‬‫لر‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫د‬ ِ‫ج‬َ‫ت‬ُ‫ت‬ْ‫ئ‬ ِ‫ج‬ ‫و‬َ‫ل‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬ِ‫ب‬َ‫ق‬َ‫ل‬ ِ‫س‬ْ‫م‬َ ْ‫ْل‬ ‫ا‬ِ‫ب‬َ‫ال‬َ‫ف‬ َ‫م‬‫و‬َ‫و‬‫ل‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َ‫أ‬َ‫ف‬َ‫ة‬َ‫ج‬‫ا‬َ‫ح‬
‫ي‬ِ‫ب‬ُ‫م‬( ‫َا‬‫ه‬َ‫ع‬ ٌ‫ق‬َ‫ف‬َ‫ت‬ُ‫ظ‬ُ‫ف‬َ‫ل‬‫ل‬ َ ِ ‫و‬َ‫ل‬‫ل‬ِ‫ل‬.)‫ي‬ ِ‫َار‬‫خ‬ُ‫ب‬
“Dari Ma’bad ibn Khalid, katanya: Aku menderngat harithah ibn Wahab
berkata. Katanya: Aku mendengar Rasulullah SAW, bersabda: “Bersedekalah,
karena (suatu saat akan datang masa dimana seseorang berjalan untuk
memberikan sedekahnya, tetapi orang yang akan diberinya (menolak) seraya
berkata, ‘Seandainya kamu membawanya kemarin, niscaya aku akan
menerimanya, tetapi kalau saat ini aku tidak membutuhkannya’. Maka tidak
ada orang yang mau menerima sedekah itu” (HR ak-Bukhari dan Muslim,
lafal hadis tersebut riwayat Muslim)
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produksi dalam ekonomi Islam adalah bentuk aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan
manfaat atau menambahkan nilai jual atau manfaat dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber
ekonomi. Didalam islam, konsumsi merupakan salah satu aktivitas ekonomi manusia yang
bertujuan meningkatkan ibadah dan keimanan terhadap allah, selain beribadah, kegiatan
konsumsi islam tentunya memiliki prinsip-prinsip. Distribusi adalah kegiatan menyalurkan
barang atau jasa ke tangan konsumen atau seseorang yang membutuhkan. Dengan adanya
kegiatan ini, maka akan mempermudah baik produsen maupun konsumen dalam memperoleh
barang atau jasa. Serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagainya.
Jadi, kegiatan produksi konsumsi dan distribusi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan ekonomi karena masing-masing kegiatan tersebut memiliki manfaat
dan merupakan aktivitas penting dalam sektor perekonomian.
14
Daftar Pustaka
Idri.2014. Hadits Ekonomi. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press
Suprayitno,Eko. 2005. Ekonomi Islam:Pendektana Ekonomi Mkaro Islam dan Konvensional.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Al-Qardawi,Yusuf. 1995. Peran dan Nilai Moral dalam Perekonomian Islam. Jakarta: Rabbani
Press
Siddiqqi, Muhammad Nejatullah. 1996. Kegiatan Ekonomi dalam Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Turmudi,Muhammad. 2017. Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam. Volume XVIII, No. 1,
https://media.neliti.com/media/publications/70513-ID-produksi-dalam-perspektif
ekonomi-islam.pdf . 14 Februari
Efendi,Rustam,2003. Produksi Dalam Islam. Yogyakarta: Megistra Insanisa Press
Echols,John dan Hasan Shadily, 1961. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta. PT Gramedia
Manan,Abdul. 1997. Teori dan Praktik Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT Dana Bakti Wakaf
Sarwono, 2009. Analisis Perilaku Konsumen Prespektif Ekonomi Islam, INNOFARM: Jurnal
Inovasi, pertanian Vol 8 No 1, 14 Februari
AshShadr, Muhammad Baqir. 2008. Buku Induk Ekonomi Islam; Iqtishaduna. Jakarta: Zahra
Fauzia, Ika Yunia dan Abdul Kadir Riyadi. 2014. Prinsip Dasar Ekonomi Islam Prespektif
Maqashid al-Syari’ah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

More Related Content

What's hot

Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMuli Bluelovers
 
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)Khusnul Kotimah
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiMarhamah Saleh
 
Masalah – masalah kontemporer dalam islam
Masalah – masalah kontemporer dalam islamMasalah – masalah kontemporer dalam islam
Masalah – masalah kontemporer dalam islamRatih Suprapti
 
Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Chaerul Uman
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanalvinkasenda
 
Makalah Multi Akad (Hybrid Contract)
Makalah Multi Akad (Hybrid Contract)Makalah Multi Akad (Hybrid Contract)
Makalah Multi Akad (Hybrid Contract)Andika Anindita
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADNovianti Rossalina
 
Kumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arabKumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arabAlso Dicky
 
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis IslamSyirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis IslamFkip Sda7
 
Makalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankMakalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankAyuIka5
 
Makalah : IMAN
Makalah : IMANMakalah : IMAN
Makalah : IMANRia Widia
 
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi IslamDistorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islamade orreo
 
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.muttaqinamafazah
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATMutiara permatasari
 

What's hot (20)

Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
 
Makalah Zakat
Makalah ZakatMakalah Zakat
Makalah Zakat
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
 
Masalah – masalah kontemporer dalam islam
Masalah – masalah kontemporer dalam islamMasalah – masalah kontemporer dalam islam
Masalah – masalah kontemporer dalam islam
 
Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuan
 
Makalah Multi Akad (Hybrid Contract)
Makalah Multi Akad (Hybrid Contract)Makalah Multi Akad (Hybrid Contract)
Makalah Multi Akad (Hybrid Contract)
 
PPT Ekonomi islam
PPT Ekonomi islamPPT Ekonomi islam
PPT Ekonomi islam
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
 
Kumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arabKumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arab
 
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis IslamSyirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Makalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankMakalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga Bank
 
Makalah : IMAN
Makalah : IMANMakalah : IMAN
Makalah : IMAN
 
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi IslamDistorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
 
Asbabbun nuzul
Asbabbun nuzulAsbabbun nuzul
Asbabbun nuzul
 
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 

Similar to Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)

Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnisyansasmi
 
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Ruyung Movia
 
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamEtika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamcupian amir zaelani
 
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi SyariahMakalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi SyariahRatna Kusuma Wardhany
 
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6TyoSuliez
 
Dasar –Dasar Ilmu Ekonomi Syari’ah, Hukum Ekonomi Syari’ah Yang Berhubungan d...
Dasar –Dasar Ilmu Ekonomi Syari’ah, Hukum Ekonomi Syari’ah Yang Berhubungan d...Dasar –Dasar Ilmu Ekonomi Syari’ah, Hukum Ekonomi Syari’ah Yang Berhubungan d...
Dasar –Dasar Ilmu Ekonomi Syari’ah, Hukum Ekonomi Syari’ah Yang Berhubungan d...Zukét Printing
 
Hadist tentang nilai dasar, tujuan, dan motivasi ekonomi
Hadist tentang nilai dasar, tujuan, dan motivasi ekonomiHadist tentang nilai dasar, tujuan, dan motivasi ekonomi
Hadist tentang nilai dasar, tujuan, dan motivasi ekonomiShafiraNur5
 
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariah
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata SyariahPerkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariah
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariahmenanti_senja
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerari3s2482
 
Ppt ekonomi islam bab 3 & 4
Ppt ekonomi islam bab 3 & 4Ppt ekonomi islam bab 3 & 4
Ppt ekonomi islam bab 3 & 4TyoSuliez
 
Karakteristik dan rancang bangun ekonomi islam
Karakteristik dan rancang bangun ekonomi islamKarakteristik dan rancang bangun ekonomi islam
Karakteristik dan rancang bangun ekonomi islamHasan Basri Ar-Rowy
 
2 rancang bangun ekonomi islam
2 rancang bangun ekonomi islam2 rancang bangun ekonomi islam
2 rancang bangun ekonomi islamXINYOUWANZ
 
Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)
Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)
Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)PT. TERSERAH ANDA
 
Ppt Sistem Ekonomi Islam terhadap Keseimbangan Ekonomi Negara
Ppt Sistem Ekonomi Islam terhadap Keseimbangan Ekonomi NegaraPpt Sistem Ekonomi Islam terhadap Keseimbangan Ekonomi Negara
Ppt Sistem Ekonomi Islam terhadap Keseimbangan Ekonomi NegaraWahyudeni1
 
Perteemuaan 1-Ekonomiii.pembangunan.pptx
Perteemuaan 1-Ekonomiii.pembangunan.pptxPerteemuaan 1-Ekonomiii.pembangunan.pptx
Perteemuaan 1-Ekonomiii.pembangunan.pptxnairaazkia89
 
MAKALAH AHZAMI PENGANTAR BISNIS.pdf
MAKALAH AHZAMI PENGANTAR BISNIS.pdfMAKALAH AHZAMI PENGANTAR BISNIS.pdf
MAKALAH AHZAMI PENGANTAR BISNIS.pdfDiraAprilia
 
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)shofiaputri1
 

Similar to Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi) (20)

Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnis
 
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
 
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamEtika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
 
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi SyariahMakalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
 
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
Dasar –Dasar Ilmu Ekonomi Syari’ah, Hukum Ekonomi Syari’ah Yang Berhubungan d...
Dasar –Dasar Ilmu Ekonomi Syari’ah, Hukum Ekonomi Syari’ah Yang Berhubungan d...Dasar –Dasar Ilmu Ekonomi Syari’ah, Hukum Ekonomi Syari’ah Yang Berhubungan d...
Dasar –Dasar Ilmu Ekonomi Syari’ah, Hukum Ekonomi Syari’ah Yang Berhubungan d...
 
Hadist tentang nilai dasar, tujuan, dan motivasi ekonomi
Hadist tentang nilai dasar, tujuan, dan motivasi ekonomiHadist tentang nilai dasar, tujuan, dan motivasi ekonomi
Hadist tentang nilai dasar, tujuan, dan motivasi ekonomi
 
Fungsi konsumsi makro eko islam
Fungsi konsumsi makro eko islamFungsi konsumsi makro eko islam
Fungsi konsumsi makro eko islam
 
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariah
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata SyariahPerkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariah
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariah
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
 
Ppt ekonomi islam bab 3 & 4
Ppt ekonomi islam bab 3 & 4Ppt ekonomi islam bab 3 & 4
Ppt ekonomi islam bab 3 & 4
 
Karakteristik dan rancang bangun ekonomi islam
Karakteristik dan rancang bangun ekonomi islamKarakteristik dan rancang bangun ekonomi islam
Karakteristik dan rancang bangun ekonomi islam
 
2 rancang bangun ekonomi islam
2 rancang bangun ekonomi islam2 rancang bangun ekonomi islam
2 rancang bangun ekonomi islam
 
Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)
Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)
Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)
 
Ppt Sistem Ekonomi Islam terhadap Keseimbangan Ekonomi Negara
Ppt Sistem Ekonomi Islam terhadap Keseimbangan Ekonomi NegaraPpt Sistem Ekonomi Islam terhadap Keseimbangan Ekonomi Negara
Ppt Sistem Ekonomi Islam terhadap Keseimbangan Ekonomi Negara
 
Perteemuaan 1-Ekonomiii.pembangunan.pptx
Perteemuaan 1-Ekonomiii.pembangunan.pptxPerteemuaan 1-Ekonomiii.pembangunan.pptx
Perteemuaan 1-Ekonomiii.pembangunan.pptx
 
MAKALAH AHZAMI PENGANTAR BISNIS.pdf
MAKALAH AHZAMI PENGANTAR BISNIS.pdfMAKALAH AHZAMI PENGANTAR BISNIS.pdf
MAKALAH AHZAMI PENGANTAR BISNIS.pdf
 
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)
Ppt produksi,konsumsi dan distribusi (revisi)
 
Ekonomi islam
Ekonomi islamEkonomi islam
Ekonomi islam
 

Recently uploaded

ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 

Recently uploaded (20)

ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 

Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)

  • 1. MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Ekonomi Islam “HADIS TENTANG PRODUKSI, DISTRIBUSI, DAN KONSUMSI” Dosen Pengampu: Bakhrul Huda,M.E.I Disusun Oleh: Farah Virginia Maharani G04219028 Nailatur Rizqiyah G04219056 Shofia Putri Hanifah G04219073 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2020
  • 2. ii Kata Pengantar Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia- Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Dengan penuh rahmat Tuhan dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, khususnya pada diri kami sendiri dan semua yang membaca makalah ini, dan mudah - mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca tentang bagaimana permintaan dan penawaran dalam islam. Ucapan terima kasih juga penyusun sampaikan kepada segenap pihak yang turut berkontribusi dalam terselesaikannya makalah ini, terutama kepada Dosen Pengampu/Asisten Dosen mata kuliah Sistem Ekonomi Islam. Penyusun menyadari masih sangat tidak sempurnanya laporan ini, oleh karena itu besar harapan penyusun untuk mengharap saran dan kritik yang membangun untuk hasil yang lebih baik di masa yang akan datang. Wassalamualaikum Wararhmatullahi Wabarakatuh Penyusun
  • 3. iii Daftar Isi MAKALAH .................................................................................................................................. i Kata Pengantar............................................................................................................................ ii Daftar Isi..................................................................................................................................... iii BAB I............................................................................................................................................1 PENDAHULUAN .........................................................................................................................1 A. Latar Belakang......................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1 C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................................1 BAB II...........................................................................................................................................2 PEMBAHASAN............................................................................................................................2 A. Produksi................................................................................................................................2 B. Konsumsi...............................................................................................................................6 C. Distribusi.............................................................................................................................10 BAB III.......................................................................................................................................13 A. Kesimpulan..........................................................................................................................13 Daftar Pustaka............................................................................................................................14
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata “produksi” telah menjadi kata Indonesia, setelah diserap dalam pemikiran ekonomi bersamaan dengan kata “distribusi” dan “konsumsi”. Dalam kamus Inggris-Indonesia oleh John M. Echols dan Hasan Shadily, kata “production” secara linguistik mengandung arti penghasilan.1 Kegiatan produksi dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai kegiatan ang menciptakan manfaat2 baik di masa kini maupun di masa ang akan datang. Dengan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa kegiatan produksi tidak terlepas dari kegiatan keseharian manusia.3 Menurut Ilmu ekonomi, pengertian distribusi adalah setiap kegiatan menyalurkan barang dan jasa dari produsen (penghasil) ke pada tangan konsumen atau yang membutuhkannya. Contoh kegiatan distribusi di antaranya kegiatan jual beli atau pemasaran, pembagian jatah, pengangkutan. Distribusi menjadi suatu aktivitas yang penting dalam menjaga keseimbangan dan keharmonisan. Konsumsi berasal dari bahasa inggris, yaitu menghabiskan. Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan nilai daya guna suatu benda, baik barang maupun jasa untuk memenuhi kebutusan dan kepuasan secara langsung.4 B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian produksi dan hadis yang mendasari kegiatan produksi 2. Apa pengertian produksi dan hadis yang mendasari kegiatan konsumsi 3. Apa pengertian produksi dan hadis yang mendasari kegiatan distribusi C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui apa arti produksi dan hadis yang mendasari kegiatan berproduksi 2. Untuk mengetahui apa arti produksi dan hadis yang mendasari kegiatan berkonumsi 3. Untuk mengetahui apa arti produksi dan hadis yang mendasari kegiatan berdistribusi 1 . John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia,PT Gramedia, Jakarta: 1961, cet ke 23, hlm.499. 2 . Abdul Manan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam, PT Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta: 1997, hlm 54. 3 . Ibid, hlm 102. 4 . Sarwono, AnalisisPerilaku Konsumen Prespektif Ekonomi Islam, INNOFARM: Jurnal Inovasi, pertanian Vol 8 No 1, 2009, hlm 45
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Produksi Dalam bahasa arab, arti produksi adalah al-intaj dari akar kata nataja, yang berati mewujudkan atau mengadakan sesuatu atau jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantaun penggabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas5 Produksi dalam ekonomi Islam merupakan setiap bentuk aktivitas yang dilakukan untuk mewujudkan manfaat atau menambahkannya dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah SWT sehingga menjadi maslahat, untuk memenuhi kebutuhan manusia, oleh karenanya aktifitas produksi hendaknya berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas. 6 Dalam ekonomi islam, produksi juga merupakan bagian terpenting dari aktivitas ekonomi bahkan dapat dikatakan sebagai sa;ah satu dari rukun ekonomi disamping konsumsi, distribusi, infaq, zakat, nafakah, dan sedekah. Hal ini dikarenakan produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian manfaatnya dirasakan oleh konsumen. Produksi dalam perspektif islam tidak hanya berorientasi untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya, meskipun mencari keuntungan tidak dilarang. Konmsep produksi didalam ekonomi islam tidak semata-mata bermotif memaksimalkan keuntungan dunia tetapi lebih penting untuk mencapai secara maksimal keuntungan akhirat. Untuk menjamin terwujudnya kemaslahatan individu dan masyarakat, system ekonomi islam menyediakan beberapa landadan teoritis seperti keadilan ekonomi (al-‘adalah al-iqtishadiyyah), jaminan sosial (al-takaful al-ijtima’i) dan pemanfaatan sumber-sumber daya ekonomi produktif secara efisien.7 5 Rustam Efendi, Produksi Dalam Islam (Yogyakarta: Megistra Insanisa Press. 2003) hlm. 11-12 6 Turmudi,Muhammad. Maret 2017. Produksi dalamPerspektif Ekonomi Islam. Volume XVIII, No. 1, https://media.neliti.com/media/publications/70513-ID-produksi-dalam-perspektif-ekonomi-islam.pdf . 14 Februari 7 Idri, Hadits Ekonomi (Surabaya: UIN Sunan Ampel PRESS. 2014) hlm. 38-39
  • 6. 3 a) Tujuan Produksi dalam Perspektif Fiqh Ekonomi Khalifah Umar bin Khatab adalah sebagai berikut: 1. Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin. berarti ketika berproduksi bukan sekadar berproduksi rutin atau asal produksi melainkan harus betul-betul memperhatikan realisasi keuntungan, namun demikian tujuan tersebut berbeda dengan paham kapitalis yang berusaha meraih keuntungan sebesar mungkin. 2. Merealisasikan kecukupan individu dan keluarga. Seorang Muslim wajib melakukan aktivitas yang dapat merealisasikan kecukupannya dan kecukupan orang yang menjadi kewajiban nafkahnya. 3. Tidak mengandalkan orang lain. Umar r.a sebagaimana yang diajarkan dalam Islam tidak membenarkan/membolehkan seseorang yang mampu bekerja untuk menengadahkan tangannya kepada orang lain dengan meminta-minta dan menyerukan kaum muslimin untuk bersandar kepada diri mereka sendiri, tidak mengharap apa yang ada ditangan orang lain. 4. Melindungi harta dan mengembangkannya. Harta memiliki peranan besar dalam Islam. Sebab dengan harta, dunia dan agama dapat ditegakkan. Tanpa harta, seseorang bisa saja tidak istiqamah dalam agamanya serta tidak tenang dalam kehidupannya. 5. Mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi dan mempersiapkannya untuk dimanfaatkan. Rezeki yang diciptakan Allah Swt. bukan hanya harta yang berada ditangan seseorang saja, namun mencakup segala sesuatu yang dititipkan oleh Allah Swt.
  • 7. 4 6. Pembebasan dari belenggu ketergantungan ekonomi Produksi merupakan sarana terpenting dalam merealisasikan kemandirian ekonomi. 7. Taqarrub kepada Allah SWT Seorang produsen Muslim akan meraih pahala dari sisi Allah Swt. disebabkan aktivitas produksinya, baik tujuan untuk memperoleh keuntungan, merealisasi kemapanan, melindungi harta dan mengembangkannya atau tujuan lain selama ia menjadikan aktivitasnya tersebut sebagai pertolongan dalam menaati Allah Swt (Lukman Hakim, 2012). Semua tujuan produksi dalam Islam pada dasarnya adalah untuk menciptakan maslahah yang optimum bagi manusia secara keseluruhan sehingga akan dicapai falāh yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia. 8 8 Turmudi,Muhammad. Maret 2017. Produksi dalamPerspektif Ekonomi Islam. Volume XVIII, No. 1, https://media.neliti.com/media/publications/70513-ID-produksi-dalam-perspektif-ekonomi-islam.pdf . 14 Februari
  • 8. 5 b) Konsep Produksi Dalam Hadis Nabi Rasulullah mendorong umat islam agar senantiasa berproduksi supaya mendapatkan dan menghasilkan sesuatu. Jika seseorang mempunyai lahan produksi,tetapi ia tidak mampu untuk melakukannya,maka hendaklah diserahkan kepada orang lain agar memproduksinya. Jangan sampai lahan produksi itu dibiarkan sehingga menganggur. Rasulullah bersabda: ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ ‫ه‬‫لَّلاا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫ر‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ج‬ُ ‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ل‬َ‫ا‬َ ِ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ع‬ َ‫ر‬ْ‫ز‬َ‫و‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ٌ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ ُ َ‫ل‬ ْ‫َت‬‫ن‬ ‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ع‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ َ‫ع‬ َ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ع‬ َ‫ر‬ْ‫ز‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ْ‫ل‬ ُ‫ه‬‫َا‬‫خ‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ح‬َ‫ن‬ْ‫م‬َ‫و‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ز‬َ‫ج‬‫َا‬‫ه‬ْ‫ر‬ ِ‫ج‬ َ‫ُؤ‬‫ي‬ َ‫َل‬ َ َ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ُ‫ه‬‫ها‬‫ي‬‫إ‬ Artinya : “ Dari Jabir RA berkata, Rasulullah SAW bersabda : barang siapa mempunyai sebidang tanah, maka hendaklah ia menanaminya. Jika ia tidak bisa atau tidak mampu menanami, maka hendaklah diserahkan kepada orang lain (untuk ditanami) dan janganlah menyewakannya (HR. Muslim). Hadist diatas menjelaskan tentang pemanfaatan factor produksi berupa tanah yang merupakan faktor penting dalam produksi. Tanah yang dibiarkan begitu saja tanpa diolah dan dimanfaatkan tidak disukai oleh Nabi Muhammad karena tidak bermanfaat bagi yang punya dan orang-orang sekelilingnya. Sebaiknya tanah itu digarap untuk dapat ditanami tumbuhan dan tanaman yang dapat dipetik hasilnya ketika panen dan untuk pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan. Islam melarang seseorang memproduksi atau mengonsumsi produk atau barang yang haram seperti alcohol,babi,anjing,bangkai,heroin,narkotika,binatang yang tidak disembelih atas nama allah,dan bintang buas. Hal ini berbeda dengan konsep produksi dalam tatanan ekonomi konvensional yang tidak mengenal istilah halal dan haram,karena yang menjadi prioritas kerja system ekonomi ini adalah memenuhi keinginan pribadi dengan mengumpulkan laba,harta, dan uang. Tanpa mempersoalkan apakah produksi itu halal atau haram.9 Rasulullah memperingatkan 9 Muhammad Nejatullah Siddiqi,kegiatan ekonomi dalamislam (Jakarta:Bumi Aksara,1996 M).hlm 46
  • 9. 6 dengan keras agar menghindari barang-barang atau produk-produk yang haram, sebagaimana disabdakannya: Terjemah Arti: (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban- beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung. B. Konsumsi Yang dimaksud dengan konsumsi disini bukan semata-mata makan dan minum saja. Konsumsi mencakup segala pemakaian dan pemanfaatan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Membangun atau membeli rumah,membeli mobil,emas,perak,dan perhiasan lain juga termasuk dalam aktifitas konsumsi. Menurut yusuf al-Qardawi,ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam berkonsumsi,diantaranya : konsumsi pada barang-barang yang baik (halal),berhemat,tidak bermewah-mewah,menjauhi hutang,menjauhi kebakhilan dan kekikiran.10 Aktifitas konsumsi dalam islam merupakjan salah satu aktifitas ekonomi manusia yang bertujuan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan kepada allah dalam rangka mendapatkan kemenangan,kedamaian dan kesejahteraan akhirat (falah),baik dengan membelanjakan uang atau pendapatannya untuk keperluan dirinya maupun untuk amal shaleh bagi sesamanya. 10 Yusuf al-Qardawi,peran nilai dan moral dalam perekonomian islam(Jakarta:Rabbani Press,1995 M.)hlm.37
  • 10. 7 a. Konsumsi dalam perspektif hadist nabi Hidup hemat dan tidak bermewah-mewah yang bermakna bahwa tindakan konsumsi diperuntukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan hidup bukan pemuasan keinginan sangat dianjurkan dalam Islam. Sikap sederhana dalan mengkonsumsi terlihat pada larangan Nabi minum dari gelas yang terbuat dari emas ataupun perak. Dua barang ini termasuk barang mewah yang tidak sepantasnya jika digunakan untuk keperluan hidup sehari- hari karena menunjukkan kesan kesombongan. Rasulullah bersabda: ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ب‬ ِ‫َر‬‫ش‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ة‬‫ه‬‫ض‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬ ِ‫ة‬َ‫و‬ِ‫ن‬‫آ‬‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ب‬َ‫ه‬‫ه‬‫ذ‬‫ل‬ َْ‫م‬َ‫ل‬ َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ل‬ِ‫خ‬ ‫آل‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫و‬ِ‫ف‬ ْ‫ب‬َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ي‬، ِ‫ة‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ِ‫ن‬‫آ‬ َِ‫ة‬‫ه‬‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ل‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ُ‫ة‬ُ‫ة‬‫ه‬‫ض‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬ َ ُ‫َب‬‫ه‬‫ه‬‫ذ‬‫ل‬ artinya : “barang siapa minum dari bejana perak dan emas di dunia maka tidak minum dari keduanya di akhirat dan bejana ahli syurga adalah emas dan perak” Barang yang dikonsumsi hanyalah yang halal saja,tidak boleh atau tidak dianjurkan bagi seorang muslim mengkonsumsi barang yang haram. Rasulullah melarang meminum segala yang memabukkan, yaitu segala macam minuman yang menimbulkan mabuk kepada peminumnya. Sesuatu yang memabukkan itu tidak hanya minuman, tapi dapat berupa sesuatu yang dihisap seperti ganja atau disuntikkan ke dalam tubuh atau berupa pil dan cairan. Segala yang memabukkan itu haram dan merupakan perbuatan setan baik diminum, dimakan, dihisap. maupun disuntikkan, yang dikenal dengan narkoba. Pemakaian narkoba dilarang karena menimbulkan mudarat yang sangat besar.larangan rasulullah mengkonsumsi barang yang haram dan anjurannya untuk mengkonsumsi barang yang halal,sejalan dengan firman allah dalam surat al-baqarah ayat 168: ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ٰٓ‫ي‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫م‬ ْ ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬ ُ‫اص‬‫ه‬‫ن‬َ‫ل‬َ‫ح‬ ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َ ْ‫ْل‬ْ ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ َ ‫ًا‬‫ب‬ِ‫و‬َ‫ط‬ ً‫ال‬‫ه‬‫ش‬‫ل‬ ِ‫ت‬ َ‫و‬ُ‫ط‬ُ‫خ‬ُ‫د‬َ‫ع‬ ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ، ُ ‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ن‬َ‫ط‬‫و‬ٌ‫ون‬ِ‫ب‬ُّ‫م‬ Terjemah Arti: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”
  • 11. 8 Selain sesuatu yang memabukkan itu haram yang termasuk barang haram adalah barang-barang yang mengandung riba. Rasulullah melarang dan bahkan melaknat orang-orang yang terlibat dalam bisnis yang mengandung unsur riba baik yang mengkonsumsi,yang mewakili,yang menyaksikan,ataupun yang mencatat keuangan dan aktifitas riba itu. Dalam sebuah hadist riwayat ‘abd allah ibn mas’ud dijelaskan sebagai berikut َ‫ع‬ ‫ن‬َ‫ع‬‫س‬َ‫م‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ ‫ه‬ ِ‫د‬‫ب‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ :َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫د‬‫و‬ُ‫ع‬‫آ‬ ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ َ ِ ‫و‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ ‫ه‬ ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ا‬ ِ ‫ه‬ِ‫ك‬‫ه‬‫لر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ َُ‫ه‬َ‫د‬ِ‫ه‬‫َا‬‫ش‬ َ ُ َ‫ل‬ِ‫ك‬َُ َ‫ب‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ك‬ “dari ‘Abdullah ibn Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW melaknat orang yang makan riba, wakil (untuk mengurusnya), saksi (aktivitas bisnis riba), dan pencatat (penulisnya). (H.R Abu Dawud) b. Prinsip-prinsip konsumsi dalam islam Menurut M. Abdul Manan, perintah islam mengenai konsumsi dikendalikan oleh lima prinsip,yaitu: a) Prinsip Keadilan Prinsip ini mengandung arti ganda mengenai mencari rejeki yang halal dan tidak dilarang oleh syariat islam b) Prinsip Kebrersihan Prinsip ini tercantum dalam al-quran dan sunnah nabi bahwa dalam mengkonsumsi sesuatu,seseorang haruslah memilih barang yang baik dan cocok untuk dimakan,tidak kotor ataupun menjijikan sehingga merusak selera. dalam pengertian luas Bersih adalah bebas dari sefala sesuatu yang tidak diberkahi atau tidak diridhai allah. Makna bersih ataupun suci,dalam aktifitas ekonomi tidak saja secara fisik,tetapi juga non fisik yang berupa kesucian jiwa dan harta manusia sehingga terbebas dari segala bentuk kotoran rohani. c) Prinsip kesederhanaan Sikap berlebih-lebihan mengandung makna melebihi dari kebutuhan yang wajar cenderung memperturutkan hawa nafsu atau sebaliknya terlampau kikir sehingga justru menyiksa diri sendiri. Menurut Monzer Kahf,konsumsi berlebih-lebihan yangb merupakan ciri khas masyarakat yang tidak mengenal tuhan,dikutuk dalam islam dan disebut
  • 12. 9 dengan istilah israf (pemborosan) atau tabdhir (menghambur-hamburkan harta tanpa guna). d) Prinsip Kemurahan Hati Prinsip ini memiliki dua makna, yaitu kemurahan allah kepada manusia yang telah memberikan rahmat dan nikmatnya melalui sifat Rahman dan Rahim-nya dan sikap murah hati manusia dengan menafkahkan sebagian hartanya untuk orang lain. Perintah Allah untuk menyisihkan sebagian harta orang-orang kaya guna diberikan kepada orang-orang yang kurang mampu dalam hal kekayaan,misalnya dalam bentuk zakat,infaq,shadaqah,wakaf,memberikan pinjaman (hutang),maupun segala bentuk solidaritas social lainnya.sebagaimana terlihat dalam firmannya pada: e) Prinsip Moralitas Dalam islam,konsumsi tidak hanya berkenaan dengan makanan,minuman,dan pemenuhan kebutuhan material lainnya,tetapi juga berkenaan dengan tujuan akhir konsumsi yakni untuk implementasi nilai-nilai moral dan spiritual dalam kehidupan masyarakat. dengan diajarkan menyebut nama allah sebelum makan dan minum dan menyertakan terimakasih kepada- nya setelahnya,maka seorang muslim akan merasakan kehadiran allah pada waktu memnuhi kebutuhan-kebutuhannya. Hal ini penting karena islam menghendaki perpaduan nilai-nilai material dan spiritual sehingga tercipta kehidupan yang harmonis dan bahagia.11 11 Eko Suprayitno, ekonomi islam:Pendekatan Ekonomi Makro Islamdan Konvensional (Yogyakarta:Graha Ilmu,2005 M) hlm.95
  • 13. 10 C. Distribusi Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang atau jasa ke tangan konsumen atau seseorang yang membutuhkan. Dengan adanya kegiatan ini, maka akan mempermudah baik produsen maupun konsumen dalam memperoleh barang atau jasa. Serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagainya. Menurut Ash-Shadr, distribusi dibagi menjadi 2, yaitu: distribusi sumber-sumber produksi dan distribusi kekayaan produktif.12 Distribusi sumber produksi, pada dasarnya mendahului proses produksi. Namun para ekonom kapitalis mengkaji masalah distribusi dengan tidak melihat kekayaan masyarakat secara keseluruhan beserta sumber-sumber produksinya, sehingga pembahasan tentang produksi biasanya mendahului distribusi. Namun berbeda dengan Islam, Islam lebih cenderung membicarakan distribusi pada skala yang lebih luas dan lebih komperehensif. Karena, islam tidak membatasi dengan hanya mengurusi distribusi kekayaan produktif semata. Islam tidak mengabaikan distribusi sumber produksi dan tidak menyerahkannya begitu saja pada kendali dan wewenang pihak ang terkuat dibawah kebebawan ekonomi. Justru Islam ikut campur tangan secara positif dalam distribusi alam dan apapun yang kandungannya seperti kepemilikan pribadi, kepemilikan publik kepemilikan negara atau publik yang bebas untuk semua formulasi aturan-aturannya. a) Prinsip Keadilan dan Kejujuran dalam Distribusi Baik distribusi pendapatan ataupun kekayaan sangat berpengaruh dalam kesejahteraan masyarakat, karena sesuai dengan tujuan dasar Islam, yaitu menyejahterakan umat muslim di dunia dan akhirat. Hal ini akan tercapai apabila kebutuhan dasar masyarakat bisa terpenuhi dengan baik. Sehingga tidak akan ada kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin. Konsep ini sesuai dengan prinsip maqashid al-syari’ah, yaitu merealisasikan kemaslahatan di antara masyarakat dengan cara menghilangkan segala hal yang membawa pada keburukan atau kerusakan.13 12 . Muhammad Baqir Ash-Shadr, Buku Induk Ekonomi Islam; Iqtishaduna,Jakarta: Zahra, 2008, hllm. 149. 13 . Ika Yunia Fauzia, dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Prespektif Maqashid al-Syari’ah, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014, hlm. 140.
  • 14. 11 Oleh karena itu, Islam berupaya untuk menegakkan distribusi yang adil di antara masyarakat. Allah mengecam peredaran harta yang terkonsentrasi pada segelintir orang saja. Sebagaimana yang tertera pada surah Al-Hasyr ayat 7: ‫و‬َ‫ب‬ ً‫ة‬َ‫ل‬ ُ‫د‬ َ‫ون‬ُ‫ك‬َ‫ي‬َ‫َل‬ ‫ي‬َ‫ك‬‫م‬ُ‫ك‬‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫اء‬َ‫و‬ِ‫ن‬ْ‫غ‬َ ْ‫ْل‬ َ‫ن‬ “.....supaya harta itu jangan hanya beredar di kalangan orang kaya saja di antara kamu...” b). Distribusi Menurut Hadis Nabi Rasulullah menganjurkan kepada umat Islam agar mendistribusikan sebagian harta dan penghasil mereka untuk mebantu saudara-saudara yang lain yang kekurangan di bidang ekonomi. Distribusi yang dimaksud Nabi terbagi menjadi dua jenis. yang pertama, yaitu distribusi barang dan jasa yang berupa penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Kedua, konsumen menyalurkan sebagian harta kepada orang-orang yang membutuhkan sebagai wujud solidaritas sosial. Kedua jenis distribusi ini mempunyai perbedaan; yang pertama bersifat profit taking dan yang kedua non-profit taking. Kedua jenis distribusi ini dianjurkan oleh Rasulullah. Untuk distribusi jenis pertama, Rasulullah melarang umat Islam menimbun barang dan tidak mendistribusikannya kepasar. Penimbunan barang ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang besar saat pasar membutuhkan. Rasulullah bersabda: َ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫ح‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ٌ‫ئ‬‫طو‬ ‫ا‬َ‫ج‬‫ر‬ ‫للهر‬ ‫علوم‬ ‫سلمو‬ : ِ‫ن‬َ‫م‬‫عن‬ ‫معمر‬ :‫قال‬ ‫سول‬ “Dari Ma’mar ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “ Barang siapa yang menimbun barang, maka ia bersalah (berdosa)”(HR. Muslim)
  • 15. 12 Jenis distribusi kedua adalah berupa zakat, naflah, shadaqah, wasiat, hibah, dan sebagainya. Rasulullah sangat menganjurkan agar distribusi ini dilakukan tiap muslim. Sebagaimana sabda Rasulullah: ‫د‬َ‫ب‬‫ع‬َ‫م‬ ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫د‬ِ‫ل‬‫َا‬‫خ‬ ‫ْن‬‫ب‬َ‫ة‬َ‫ث‬ ِ‫ار‬َ‫ح‬ ُ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫ب‬ْ‫ه‬ َ ‫ْن‬‫ب‬ُ ‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ل‬َ‫ا‬ ‫ه‬‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬‫ل‬ ُ‫عت‬ِ‫م‬َ‫س‬ ِ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ص‬َ‫ت‬ :ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َْ‫أ‬َ‫ي‬ ُ ‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫د‬ٌ‫ان‬َ‫م‬َ‫ز‬ ‫م‬ُ‫ك‬‫و‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ت‬ِ‫ب‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬‫ه‬‫لر‬ ‫ي‬ِ‫ش‬‫م‬َ‫ي‬َ‫ال‬َ‫ف‬ ِ ِ‫ت‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ‫ه‬‫لر‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫د‬ ِ‫ج‬َ‫ت‬ُ‫ت‬ْ‫ئ‬ ِ‫ج‬ ‫و‬َ‫ل‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬ِ‫ب‬َ‫ق‬َ‫ل‬ ِ‫س‬ْ‫م‬َ ْ‫ْل‬ ‫ا‬ِ‫ب‬َ‫ال‬َ‫ف‬ َ‫م‬‫و‬َ‫و‬‫ل‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َ‫أ‬َ‫ف‬َ‫ة‬َ‫ج‬‫ا‬َ‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ب‬ُ‫م‬( ‫َا‬‫ه‬َ‫ع‬ ٌ‫ق‬َ‫ف‬َ‫ت‬ُ‫ظ‬ُ‫ف‬َ‫ل‬‫ل‬ َ ِ ‫و‬َ‫ل‬‫ل‬ِ‫ل‬.)‫ي‬ ِ‫َار‬‫خ‬ُ‫ب‬ “Dari Ma’bad ibn Khalid, katanya: Aku menderngat harithah ibn Wahab berkata. Katanya: Aku mendengar Rasulullah SAW, bersabda: “Bersedekalah, karena (suatu saat akan datang masa dimana seseorang berjalan untuk memberikan sedekahnya, tetapi orang yang akan diberinya (menolak) seraya berkata, ‘Seandainya kamu membawanya kemarin, niscaya aku akan menerimanya, tetapi kalau saat ini aku tidak membutuhkannya’. Maka tidak ada orang yang mau menerima sedekah itu” (HR ak-Bukhari dan Muslim, lafal hadis tersebut riwayat Muslim)
  • 16. 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Produksi dalam ekonomi Islam adalah bentuk aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat atau menambahkan nilai jual atau manfaat dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi. Didalam islam, konsumsi merupakan salah satu aktivitas ekonomi manusia yang bertujuan meningkatkan ibadah dan keimanan terhadap allah, selain beribadah, kegiatan konsumsi islam tentunya memiliki prinsip-prinsip. Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang atau jasa ke tangan konsumen atau seseorang yang membutuhkan. Dengan adanya kegiatan ini, maka akan mempermudah baik produsen maupun konsumen dalam memperoleh barang atau jasa. Serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagainya. Jadi, kegiatan produksi konsumsi dan distribusi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan ekonomi karena masing-masing kegiatan tersebut memiliki manfaat dan merupakan aktivitas penting dalam sektor perekonomian.
  • 17. 14 Daftar Pustaka Idri.2014. Hadits Ekonomi. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press Suprayitno,Eko. 2005. Ekonomi Islam:Pendektana Ekonomi Mkaro Islam dan Konvensional. Yogyakarta: Graha Ilmu Al-Qardawi,Yusuf. 1995. Peran dan Nilai Moral dalam Perekonomian Islam. Jakarta: Rabbani Press Siddiqqi, Muhammad Nejatullah. 1996. Kegiatan Ekonomi dalam Islam. Jakarta: Bumi Aksara Turmudi,Muhammad. 2017. Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam. Volume XVIII, No. 1, https://media.neliti.com/media/publications/70513-ID-produksi-dalam-perspektif ekonomi-islam.pdf . 14 Februari Efendi,Rustam,2003. Produksi Dalam Islam. Yogyakarta: Megistra Insanisa Press Echols,John dan Hasan Shadily, 1961. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta. PT Gramedia Manan,Abdul. 1997. Teori dan Praktik Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT Dana Bakti Wakaf Sarwono, 2009. Analisis Perilaku Konsumen Prespektif Ekonomi Islam, INNOFARM: Jurnal Inovasi, pertanian Vol 8 No 1, 14 Februari AshShadr, Muhammad Baqir. 2008. Buku Induk Ekonomi Islam; Iqtishaduna. Jakarta: Zahra Fauzia, Ika Yunia dan Abdul Kadir Riyadi. 2014. Prinsip Dasar Ekonomi Islam Prespektif Maqashid al-Syari’ah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group