Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan
2. PENGERTIAN HADITS
• Hadist ialah ucapan ,perbuatan dan taqrir Nabi
Muhammad Saw. Taqrir (pengakuan) ialah diamnya
Nabi Muhammad Saw.terhadap tindakkan para
sahabat yang dapat diartikan sebagai tanda
Persetujuan. Hadist adalah salah satu aspek ajaran
islam yang yang menepati posisi paling pentig
dalam pandangan islam . Al-Qur’an dan hadist
merupakan dua hal pokok dalam ajaran islam
.Keduanya merupakan hal sentral yang menjadi
menjadi jantung umat islam .
3. PENTINGNYA MEMPELAJARI
ISTILAH HADITS
• Ilmu untuk mengetahui istilah-
istilah yang dipakai dalam ilmu hadist
disebut dengan Musthalah Hadist .
Ilmu Musthalah Hasist ini berguna
untuk menilai ,apakah sebuah hadist
itu mutawatir, masyhur, sahih dan lain
sebagainya. Dengan adanya ilmu ini
,maka akan membantu serta
mempermudah kita mengetahui
istilah-istilah dalm ilmu hadist.
4. ISTILAH MEMPELAJARI ILMU
HADITS
• ilmu hadits adalah ilmu yang berkaitan dengn hadits
yang secara garis besar terbagi ke dalam dua
bagian,
1. Ilmu hadits riwayah, Adapun pengertian ilmu
hadits riwayah menurut Ibn al-Akfani, adalah -
Akfani, adalah ilmu yang meliputi pemindahan
(periwayatan) perkataan Nabi Saw,.dan
perbuatnnya ,serta periwayatannya, pencatatannya
dan penguraian lafaz-lafaznya.
2. Ilmu hadits dirayah menurut Ibn al-Akfani, adalah
ilmu yang bertujuan untuk mengetahui hakikat
riwayat, syarat-syarat, macam-macam, dan
hukum-hukumnya, keadaan para perawi, syarat-
5. 3
6
4
2
Istilah yang mirip
dengan Hadits
1
ISTILAH YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN GENERASI
PERIWAYATAN
Istilah yang
berhubungan
dengan Kepakaran
5
Istilah Dasar
hadits
Istilah yang
berhubungan
dengan Sumber
Pengutipan
7
ISTILAH –ISTILAH ILMU HADITS
Istilah yang
berhubungan
dengan kegiatan
periwayatan
5
6. Secara harfiyah
Jadid / Baru Qorib/ Dekat Khabar/Berita
Secara istilah
Segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi
Muhammad saw. baik berupa ucapan, perbuatan
maupun sikap/takrir dsb.
1. Istilah yang Mirip dengan Hadits
7. 2.ISTILAH DASAR HADITS
Sebuah Hadits mengandung 3 unsur, yaitu Sanad, dan Matan dan
Rawi
Sanad adalah orang-orang yang meriwayatkan hadits dari
tingkatan sahabat hingga hadits itu sampai kepada kita
(persambungan pembawa dengan penerima hadis.)
Matan merupakan redaksi hadits itu sendiri. (isi atau materi
hadis)
Rawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan
hadits yang didengarnya dari seseorang atau dari gurunya.
(pembawa atau yang meriwayatkan hadis (sanad terakhir).
َلاَق ُهْنَع َالىَعَت ُهللا َي ِ
ضَر ٍّيِلَع ْنَع
:
َّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا يَّلَص ِهللا ُل ْوُسَر ىَهَن
ِ
رَبْيَخ َامَع ِةَعْتُمال ِنَع َم
-
مِلْسُم َو ى ِ
َارخُبلْا ُها َوَر
.
8. 3. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN GENERASI PERIWAYATAN
• 1. Sahabat
• Yaitu setiap orang yang bertemu dengan Nabi saw,
beriman dengan beliau dan mati dalam keadaan Islam.
Jumlah sahabat sangat banyak, namun ada yang dikenal
dengan sebutan “Al-Abadillah” mereka adalah; Abdullah
ibnu Abbas, Abdullah ibnu Umar, Abdullah ibnu Zubair,
dan Abdullah ibnu ‘Amr.
• 2. Al-Mukhadramun (Tabi’in besar)
• Yaitu orang yang hidup pada masa Jahiliyah dan
masa Nabi saw dalam keadaan Islam, namun tidak
sempat bertemu Nabi saw. Mereka antara lain; Abu ‘Amr
al-Syaibani, Suwaid ibn Ghaflah al-Kindi, ‘Amr ibn
9. 3. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN GENERASI PERIWAYATAN
• 3. Tabi’in
• Yaitu orang yang bertemu satu atau lebih orang
sahabat.
Jumhur ulama sepakat bahwa akhir masa Tabi’in adalah
tahun 150 H. sedangkan akhir masa Tabi’ al-Tabi’in
adalah tahun 220 H.
Diantara Tabi’in ada yang dikenal dengan sebutan “Al-
Fuqaha al-Sab’ah”, mereka adalah; Sa’id ibn Al-
Musayyab (15-94 H), Al-Qasim ibn Muhammad ibn Abu
Bakar al-Shiddiq (37-107 H), ‘Urwah ibn al-Zubair (w.
94 H), Kharijah ibn Zaid ibn Tsabit (29-99 H), Sulaiman
ibn Yasar (34-107 H), ‘Ubaidillah ibn Abdullah ibn
‘Utbah ibn Mas’ud (w. 98 H), dan Abu Salamah ibn
10. 3. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN GENERASI PERIWAYATAN
• 4. Al-Mutaqaddimun
• Yaitu ulama hadis yang hidup pada abad kedua dan
ketiga Hijriah yang telah menghimpun hadis dalam
kitab-kitabnya. Mereka antara lain; Imam Ahmad ibnu
Hanbal (164-241 H), Imam Bukhari (194-256 H), Imam
Muslim (204-261 H), Imam An-Nasa’iy (215-303 H),
Imam Abu Dawud (202-276 H), Imam At-Tirmizi (209-
269 H), dan Imam Ibnu Majah (209-276 H).
• 5. Al-Muta’akhirun
• Yaitu ulama hadis yang hidup pada abad keempat
Hijriyah dan seterusnya. Mereka antara lain; Imam Al-
Hakim (359-405 H), Imam Al-Daru Quthni (w. 385 H),
11. 4. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEGIATAN PERIWAYATAN
• Al-Muktsiruna fi al-Hadis, Yaitu para sahabat yang
banyak meriwayatkan hadis yang jumlahnya lebih dari
1000 hadis. Mereka berjumlah 7 orang, yaitu :
• a. Abu Hurairah ra, nama aslinya adalah Abdurrahman
ibn Shakhruddausi al-Yamani (19 SH-59 H).
meriwayatkan hadis sebanyak 5.374 (325 hadis
muttafaq alaihi, 93 hadis riwayat Bukhari, dan 189 hadis
riwayat Muslim).
• b. Abdullah ibn Umar ibn Khattab ra (10 SH-73 H).
meriwayatkan hadis sebanyak 2.630 hadis (170 hadis
muttafaq alaihi, 80 hadis riwayat Bukhari, dan 31 hadis
riwayat Muslim)
• c. Anas ibn Malik ra (10 SH-93 H). meriwayatkan hadis
12. 4. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEGIATAN PERIWAYATAN
• d. ‘Aisyah binti Abu Bakar ra (9 SH-58 H). meriwayatkan
hadis sebanyak 2.210 hadis (174 hadis muttafaq alaihi,
64 hadis riwayat Bukhari, dan 68 hadis riwayat Muslim)
• e. Abdullah ibn Abbas ibn Abdul Muthalib ra (3 SH-68
H). meriwayatkan hadis sebanyak 1.660 hadis (95 hadis
muttafaq alaihi, 28 hadis riwayat Bukhari, dan 49 hadis
riwayat Muslim)
• f. Jabir ibn Abdullah al-Anshari ra (6 SH-78 H).
meriwayatkan hadis sebanyak 1.540 hadis (60 hadis
muttafaq alaihi, 16 hadis riwayat Bukhari, dan 126 hadis
riwayat Muslim)
• g. Sa’d ibn Malik ibn Sannan al-Ansharialias Abu Sa’id
al-Khudri (12 SH-74 H). meriwayatkan hadis sebanyak
13. 4. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEGIATAN PERIWAYATAN
• d. ‘Aisyah binti Abu Bakar ra (9 SH-58 H). meriwayatkan
hadis sebanyak 2.210 hadis (174 hadis muttafaq alaihi,
64 hadis riwayat Bukhari, dan 68 hadis riwayat Muslim)
• e. Abdullah ibn Abbas ibn Abdul Muthalib ra (3 SH-68
H). meriwayatkan hadis sebanyak 1.660 hadis (95 hadis
muttafaq alaihi, 28 hadis riwayat Bukhari, dan 49 hadis
riwayat Muslim)
• f. Jabir ibn Abdullah al-Anshari ra (6 SH-78 H).
meriwayatkan hadis sebanyak 1.540 hadis (60 hadis
muttafaq alaihi, 16 hadis riwayat Bukhari, dan 126 hadis
riwayat Muslim)
• g. Sa’d ibn Malik ibn Sannan al-Ansharialias Abu Sa’id
al-Khudri (12 SH-74 H). meriwayatkan hadis sebanyak
14. 4. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEPAKARAN DAN JUMLAH HADITS
• 1. Thalib al-Hadis, Yaitu seseorang yang sedang
mencari atau mempelajari hadis.
• 2. Al-Musnid, Yaitu orang yang meriwayatkan hadis
dengan menyebutkan sanadnya, baik mengetahui
maupun tidak keadaan sanad tersebut.
• 3. Al-Muhaddis, Yaitu gelar yang diberikan kepada
orang yang telah mahir dalam bidang hadis, baik
riwayah maupun dirayah.
Mereka antara lain; ‘Atha ibn Abi Rabah (w. 105 H),
Bakar ibn Muzar ibn Muhammad ibn Hakim (w. 188 H),
Husayn ibn Basyir ibn Abi Hazim Qasim ibn Dunar (w.
188 H), Ibn Jarir ibn Yasir ibn Kasir alias Abu Ya’la al-
Thabari (w. 305 H), dan Muhammad al-Murtadha al-
15. 4. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEPAKARAN DAN JUMLAH HADITS
• 4. Al-Hafiz, Yaitu gelar ulama hadis yang
kepakarannya berada diatas Al-Muhaddis (mampu
menghafal sejumlah 100.000 hadis lengkap sanad dan
matan, sifat-sifat perawi dari segi jarh maupun ta’dil).
Mereka antara lain; Al-Hafiz Abu Bakar Muhammad ibn
Muslim ibn ‘Ubaidillah ibn Abdullah ibn Syihab al-Zuhri
(w. 136 H), Al-Hafiz ibn Khaitsan alias Zubair ibn Harb
al-Nasa’iy (w. 334 H), Al-Hafiz Abu Hatim Muhammad
ibn Hibban (w. 354 H), Al-Hafiz Abu al-Fadhl alias
Syihabuddin Ahmad ibn Ali ibn Muhammad ibn
Muhammad ibn Hajar Al-Asqalani (w. 852 H), dan Al-
Hafiz Jalaluddin al-Suyuthi (w. 911 H)
16. 4. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEPAKARAN DAN JUMLAH HADITS
• 5. Al-Hujjah, Yaitu gelar kepakaran dalam bidang
hadis yang lebih tinggi dari Al-Hafiz (mampu menghafal
300.000 hadis lengkap dengan sanad dan matannya).
• Mereka antara lain; Hisyam ibn Urwah ibn Zubair ibn
Awwam (w. 164 H), Hisyam ibn Zakwan al-Bashri (w.
140 H), Basyar ibn Al-Mufadhdhil ibn Lahiq (Guru Imam
Ahmad ibn Hanbal w. 183 H), Muhammad ibn Abdullah
ibn Amr (w. 242 H), dan Muhammad ibn Salamah al-
Bazzar (w. 286 H).
17. 4. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEPAKARAN DAN JUMLAH HADITS
• 6. Al-Hakim, Yaitu gelar kepakaran di bidang hadis
yang lebih tinggi dari Al-Hujjah (mampu menghafal
lebih dari 300.000 hadis lengkap sanad dan matannya).
• Mereka antara lain; Sufyan al-Tsauri (w. 161 H), Al-
Laits ibn Sa’d (w. 175 H), Malik ibn Anas (w. 179 H),
Muhammad ibn Idris al-Syafi’iy (w. 204 H), dan Ahmad
ibn Hanbal (w. 241 H).
• 7. Amir al-Mukminin fi al-Hadis
• Yaitu gelar tertinggi dalam kepakaran ulama hadis.
• Mereka antara lain; Abdurrahman ibn Abdillah ibn
Zakwan al-Madani (Abu Zinad w. 131 H), Sufyan al-
Tsauri (w. 161 H), Malik bin Anas (w. 179 H), Ahmad ibn
Hanbal (w. 241 H), dan Imam Al-Bukhari (w. 256 H).
18. 5. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
SUMBER PENGUTIPAN
• 1. Akhrajahu al-Sab’ah
• Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh tujuh perawi
hadis, yaitu; Imam Ahmad ibn Hanbal, Imam Bukhari,
Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi,
Imam Al-Nasa’iy, dan Imam Ibnu Majah.
• 2. Akhrajahu al-Sittah
• Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh enam perawi
hadis, yaitu; Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu
Dawud, Imam Al-Tirmizi, Imam Al-nasa’iy, dan Imam
Ibnu Majah.
• 3. Akhrajahu al-Khamsah / Akhrajahu al-Arba’ah wa
Ahmad
19. 5. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
SUMBER PENGUTIPAN
• 4. Akhrajahu al-Arba’ah / Akhrajahu Ashab al-Sunan,
Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh empat perawi hadis,
yaitu; Imam Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi, Imam Al-Nasa’iy,
dan Imam Ibnu Majah.
• 5. Akhrajahu al-Salasah, Yaitu hadis tersebut diriwayatkan
oleh tiga perawi hadis, yaitu; Imam Abu Dawud, Imam Al-
Tirmizi, dan Imam Al-Nasa’iy.
• 6. Muttafaq ‘Alaihi, Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim dengan ketentuan bahwa sanad
terakhirnya (tingkat sahabat) bertemu.
• 7. Akhrajahu al-Bukhari wa Muslim / Akhrajahu al-
Syaikhani / Rawahu al-Bukhari wa Muslim / Rawahu al-
Syaikhani
• Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
20. 5. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
SUMBER PENGUTIPAN
• 8. Akhrajahu al-Jama’ah, Yaitu hadis tersebut
diriwayatkan oleh Jama’ah Ahli Hadis.
a. Al-Rawi (Periwayat) adalah orang yang melakukan
periwayatan hadis atau orang yang menyampaikan hadis
kepada orang lain.
b. Al-Marwi adalah sesuatu yang diriwayatkan.
c. Sanad (Isnad) adalah susunan rangkaian para
periwayat hadis.
d. Matan adalah kalimat yang disebutkan setelah sanad
(materi hadis).
21. 5. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
SUMBER PENGUTIPAN
• 8. Akhrajahu al-Jama’ah, Yaitu hadis tersebut
diriwayatkan oleh Jama’ah Ahli Hadis.
e. Al-Tahammul wa al-‘Ada adalah kegiatan yang
berkenaan dengan seluk beluk penerimaan dan
penyampaian hadis.
f. Musnad adalah hadis yang diriwayatkan secara
lengkap (sanad dan matan).
g. Hadis Marfu’ adalah hadis yang bersambung dan
disandarkan kepada Nabi saw.
h. Hadis Mawquf adalah hadis yang disandarkan hanya
sampai kepada sahabat Nabi saw.
i. Hadis Maqthu’ adalah hadis yang disandarkan hanya
22. MACAM-MACAM CARA PENERIMAAN (AL-
TAHAMMUL) DAN PERIWAYATAN (AL-‘ADA)
HADIS :
1. Al-Sama’ yaitu penerimaan (tahammul) hadis dengan
cara mendengar langsung lafal hadis dari guru (syaikh)-
nya. Menggunakan lafal periwayatan (‘ada) : سمعت
,
حدثنـا
,
حدثني
,
أخبرنا
,
لنا قال
,
ذكـرلنا
2. Al-Qira’ah (‘Ardh) yaitu periwayat menghadapkan
riwayat hadis kepada gurunya dengan cara periwayat itu
sendiri yang membacanya atau orang lain yang
membacakannya dan ia mendengarkan. Menggunakan
lafal periwayatan (‘ada) : ,
به فأقر أسمع وأنا فالن على قرأت
3. Al-Ijazah yaitu seorang guru memberikan izin kepada
seseorang untuk meriwayatkan hadis yang ada padanya
baik secara lisan maupun tertulis.
23. MACAM-MACAM CARA PENERIMAAN (AL-
TAHAMMUL) DAN PERIWAYATAN (AL-‘ADA)
HADIS :
5. Al-Mukatabah yaitu seorang guru hadis
menuliskan hadis yang diriwayatkannya untuk diberikan
kepada orang tertentu.
6. Al-I’lam yaitu seorang guru hadis memberitahukan
kepada muridnya hadis atau kitab hadis yang telah
diterimanya dari periwayatnya, tanpa adanya pernyataan
agar muridnya meriwayatkannya kepada orang lain.
7. Al-Washiyyah yaitu seorang periwayat hadis
mewasiatkan kitab hadis yang diriwayatkannya kepada
orang lain.
8. Al-Wijadah yaitu seseorang dengan tidak melalui
cara al-sama’ atau ijazah, mendapatkan hadis yang