SlideShare a Scribd company logo
RESUME BAB 4
LEGAL FRAMEWORK AND DTA’S INTERPRETATION
HUKUM INTERNASIONAL
DTA adalah perjanjian internasional yang muncul akibat adanya kesepakatan dari negara
yang berkontrak. DTA mengharuskan tiap negara yang memasuki DTA untuk
mengimplementasikan ketentuan hukum tertentu untuk memberikan DTA keududukan yang
sama seperti hukum domestiknya. Dalam hal terjadi konflik, negara mengatur dalam hukum
domestiknya bahwa penerapan DTA dapat mengalahkan kewajiban penerapan hukum domestic.
INTERPRETASI DOUBLE TAX TREATIES
Ketika membaca DTA, kita mencoba untuk memastikan arti tiap kata yang digunakan
berada dalam konteks yang tepat dan sesuai dengan tujuan digunakannya kata tersebut.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam interpretasi DTA :
1. Dua negara terlibat dalam setiap DTA, sehingga kepentingan mutual antara keduanya
harus dipertimbangkan.
2. DTA ditujukan untuk pihak yang lebih luas daripada undang-undang domestik. DTA
merupakan perjanjian antarnegara, juga disaat yang sama digunakan oleh wajib pajak
sebagai alasan terhadap pemerintah.
3. Biasanya DTA tidak menggunakan istilah yang sama seperti undang-undang lokal.
4. DTA tidak menetapkan pajak, tetapi memberikan keringanan (relief)
5. Interpretasi DTA sangat dipengaruhi oleh model OECD dan penjelasannya.
Interpretasi DTA diatur dalam kebiasaan hukum internasional yang diadopsi dalam konvensi
Vienna sehingga untuk melakukan interpretasi harus mengikuti konvensi Vienna, baik oleh
negara yang menandatangi hasil konvensi maupun tidak.
Menurut DDTC, DTA diinterpretasikan pada dua tingkat, yaitu domestic dan internasional.
Pendapatan dalam melakukan interpretasi yaitu melihat kehendak para pihak (parties intention),
makna yang lazim (ordinary meaning), dan maksud serta tujuan (objective and purporse).
KONVENSI VIENNA
Diatur dalam pasal 31(1) menegaskan bahwa interpretasi harus didasarkan pada itikad baik
sesuai dengan arti istilah sebenarnya yang digunakan dalam konteks perjanjian dan sesuai
dengan tujuannya.
Pasal 31(2) menegaskan konteks (hubungan kata-kata) perjanjian meliputi :
1. Naskah DTA itu sendiri
2. Perjanjian yang dibuat antarnegara yang berkaitan dengan kesimpulan DTA. Contoh berkirim
surat setelah penandatanganan DTA sebagai klarifikasi kewajiban yang terdapat dalam DTA
3. Instrument yang dibuat oleh salah satu pihak yang ada hubungannya dengan kesimpulan
DTA. Contohnya explanatory memoranda.
Pasal 3(3) menegaskan untuk melihat bersamaan dengan konteks(hubungan kata-
kata/keadaan), konteks tambahan lain, seperti:
1. Perjanjian berikutnya antarnegara mengenai interpretasi dan kewajiban implementasi
2. Perbuatan berikutnya sebagai implementasi DTA, yang membangun persetujuan dalam hal
interpretasi DTA
3. Ketentuan hukum internasional yang bisa diterapkan antarnegara.
Berfokus pada pasal 3(1) – 3(3) mengenai menetapkan arti sesungguhnya dari suatu istilah
didalamnya, ketimbang konteks yang lebih luas. Sehingga kesannya cukup kaku dan tidak
mengikutkan material tambahan diluar konteks DTA itu
Pada konvensi Vienna, mengijinkan untuk melihat sumber yang lainnya, tetapi hanya sebatas
pada untuk mengonfirmasi dan menentukan arti dari kata yang ambigu dan kurang jelas.
OECD MODEL DTADEFINITIONS
Pasal 3(1) OECD memberikan pengertian umum dan pengertian khusus dari istilah yang biasa
digunakan dalam DTA.
Contoh internasional traffic, sebuah kapal atau pesawat dari negara M (negara resident),
mengenakan pajak atas penghasilan dari perjalanan kapal dari negara M ke port negara S,
kemudian kapal atau pewasat melanjutkan perjalanan dari port negara S ke port lain di negara S
juga, sehingga tidak memenuhi definisi internasional traffic.
Pasal 3(2) jika terdapat kata yang tidak bisa diterjemahkan, maka kita mengacu pada hukum
domestic negara (in question) untuk menentukan arti istilah tersebut. Biasanya mengacu pada
hukum pajak domestic.
OBSERVASI PRAKTIS
Kenyataannya, penjelasan OECD digunakan untuk interpretasi terlepas dari pertentangan
dengan Konvensi Vienna. Hal ini disebabkan oleh :
1. OECD model melahirkan banyak model DTA sehingga sulit untuk tidak dihiraukan
2. Biasanya menjadi satu-satunya material yang tersedia untuk memperjelas arti ketentuan
DTA
3. Mengembangkan bentuk yang umum dalam hukum pajak internasional
4. Menghindarkan pajak berganda dan non-double taxation
5. Memberikan kejelasan bagi wajib pajak dan administrasi
Specific Country Practices
Beberapa negara setuju untuk mengembangkan interpretasi atas DTA mereka sendiri dimana
mereka menggunakan variasi antara konvensi Vienna dan OECD Model DTA.
INTERPRETASI STATIS DAN YANG DAPAT BERJALAN (Dinamis)
1. Interpretasi Statis – istilah yang digunakan mempunyai arti sesuai dengan hukum domestic
disaat DTA dibuat. Sehingga mungkin akan ada perbedaan makna disaat DTA dibuat dengan
saat DTA diterapkan. Hal ini terjadi karena perubahan hukum domestic
2. Interpretasi yang dapat berjalan (dinamis) – istilah yang digunakan mempunyai arti sesuai
dengan hukum domestic seiring dengan amandemen hukum domestic tersebut dari waktu
ke waktu. Sehingga makna suatu istilah lebih dinamis.
STATUS HUKUM DOMESTIK DARI DTA
DTA dibuat berdasarkan negosiasi antarnegara, dan perjanjian tersebut tidak dapat berlaku
secara otomatis kecuali hukum domestic negaranya yang memicunya. Sehingga DTA tidak bisa
diterapkan melalui ratifikasi.
P3B adalah perjanjian antara negara-negara yang berdaulat sesuai dengan hukum internasional,
Negara-negara yang membuatnya wajib memastikan bahwa P3B dapat diterapkan dalam hukum
domestiknya
Terdapat dua aliran dalam menerapkan P3B di dalam negeri:
1. Monistic Principle
 Hukum Internasional Dan Hukum Nasional Menjadi Hukum Domestik Dan Hukum
Nasional Tunduk Kepada Hukum Internasional (”Doctrine Of Incorporation”),
 Treaty Yang Telah Disepakati Dapat Segera Diberlakukan (”Self Executing”),
 Treaty Secara Otomatis Menjadi Bagian Hukum Domestik,
 Tidak Perlu Diundang-undangkan
 Negara-negara Yang Menerapkan, Seperti: Perancis, Jepang, Luxemburg, Belanda,
Portugal, Spanyol, Switzerland.
 Beberapa Negara Mensyaratkan Prosedur Formal Di Tingkat Eksekutif, Contoh:
Indonesia, Austria, Belgia, Jerman, Usa.
2. Dualistic Principle
 Hukum Internasional Terpisah Dari Hukum Nasional,
 Agar Dapat Diberlakukan Treaty Harus Dijadikan Hukum Domestik Terlebih Dulu Melalui
Proses Legislasi (”Doctrine Of Transformation”),
 Beberapa Negara Yang Menerapkan: Australia, Canada, Denmark, India, Israel, New
Zealand, Norwegia, Swedia, UK
Pasal 32A UU PPh:
Pemerintah berwenang untuk melakukan perjanjian dengan pemerintah negara lain dalam
rangka penghindaran pajak berganda dan pencegahan pengelakan pajak.
Kedudukan Tax Treaty: Lex Specialist Dari UU PPh
Bila terjadi konflik, karena perbedaan pengaturan menurut uu pph dan tax treaty, maka ketentuan
dalam tax treaty yang berlaku untuk diterapkan.

More Related Content

What's hot

Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesiaPerjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Aang Gustaffi
 
Perjanjian internasional (PKn)
Perjanjian internasional (PKn)Perjanjian internasional (PKn)
Perjanjian internasional (PKn)
Iswi Haniffah
 
Ppt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrakPpt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrak
dewi kemala sari
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
dewi kemala sari
 
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
intandwik_
 
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian InternasionalPPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
dayurikaperdana19
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
Operator Warnet Vast Raha
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
Adam Hecc
 
Nama
NamaNama
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas  Hukum Internasional Fenti Anita SariTugas  Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Fenti Anita Sari
 
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrakKn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
Ahmad Ridwan
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
putrakarno
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
University of Mataram
 
Tugas pkn widya_ipa_3
Tugas pkn widya_ipa_3Tugas pkn widya_ipa_3
Tugas pkn widya_ipa_3
Asmadi Asmadi
 
Sumber Hukum Internasional
Sumber Hukum InternasionalSumber Hukum Internasional
Sumber Hukum Internasionalmayasungeb
 
Hub internasional
Hub internasionalHub internasional
Hub internasional
AleNova Valld'Nove
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalMeita Purnamasari
 
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
aishkhuw fillah
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
Dwitri Ambarwati
 

What's hot (20)

Sumber hi
Sumber hiSumber hi
Sumber hi
 
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesiaPerjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
 
Perjanjian internasional (PKn)
Perjanjian internasional (PKn)Perjanjian internasional (PKn)
Perjanjian internasional (PKn)
 
Ppt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrakPpt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrak
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
 
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian InternasionalPPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
 
Nama
NamaNama
Nama
 
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas  Hukum Internasional Fenti Anita SariTugas  Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
 
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrakKn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Tugas pkn widya_ipa_3
Tugas pkn widya_ipa_3Tugas pkn widya_ipa_3
Tugas pkn widya_ipa_3
 
Sumber Hukum Internasional
Sumber Hukum InternasionalSumber Hukum Internasional
Sumber Hukum Internasional
 
Hub internasional
Hub internasionalHub internasional
Hub internasional
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 

Similar to Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B

Materi Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdfMateri Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdf
ssuserbe8be0
 
Materi Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdfMateri Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdf
ssuserbe8be0
 
Contoh mou
Contoh mouContoh mou
Contoh mou
bbm purwadi
 
Hi
HiHi
Pertemuan Kedua.ppt
Pertemuan Kedua.pptPertemuan Kedua.ppt
Pertemuan Kedua.ppt
AndiMaysarahDosen
 
RESUME_PUTRI AYUNI FEBRIANTI_A1A319034_R002.docx
RESUME_PUTRI AYUNI FEBRIANTI_A1A319034_R002.docxRESUME_PUTRI AYUNI FEBRIANTI_A1A319034_R002.docx
RESUME_PUTRI AYUNI FEBRIANTI_A1A319034_R002.docx
PutriayuniFebrianti
 
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lBab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
hendrasretno
 
Anatomi Kontrak - Eric Jingga - 110110190303.docx
Anatomi Kontrak - Eric Jingga - 110110190303.docxAnatomi Kontrak - Eric Jingga - 110110190303.docx
Anatomi Kontrak - Eric Jingga - 110110190303.docx
ERICJINGGA
 
Makalah hk bisnis
Makalah hk bisnisMakalah hk bisnis
Makalah hk bisnis
Nanda Dwi Ratna
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
Nuelnuel11
 
Tugas PPKN
Tugas PPKNTugas PPKN
Tugas PPKN
gagallogin
 
MOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptxMOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptx
KukuhDt
 
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalEkstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Dimebag Darrell
 
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Mirza Afrizal
 
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lBab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Hendrastuti Retno
 
Materi Seminar Himapa Unpad.pptx
Materi Seminar Himapa Unpad.pptxMateri Seminar Himapa Unpad.pptx
Materi Seminar Himapa Unpad.pptx
MrFirmansyah1
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Idik Saeful Bahri
 
Jenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrakJenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrak
Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas pkn meri maartapia power piont
Tugas pkn meri maartapia power piontTugas pkn meri maartapia power piont
Tugas pkn meri maartapia power piont
Asmadi Asmadi
 

Similar to Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B (20)

Materi Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdfMateri Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdf
 
Materi Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdfMateri Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdf
 
Uu 24 2000 Pjls
Uu 24 2000 PjlsUu 24 2000 Pjls
Uu 24 2000 Pjls
 
Contoh mou
Contoh mouContoh mou
Contoh mou
 
Hi
HiHi
Hi
 
Pertemuan Kedua.ppt
Pertemuan Kedua.pptPertemuan Kedua.ppt
Pertemuan Kedua.ppt
 
RESUME_PUTRI AYUNI FEBRIANTI_A1A319034_R002.docx
RESUME_PUTRI AYUNI FEBRIANTI_A1A319034_R002.docxRESUME_PUTRI AYUNI FEBRIANTI_A1A319034_R002.docx
RESUME_PUTRI AYUNI FEBRIANTI_A1A319034_R002.docx
 
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lBab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
 
Anatomi Kontrak - Eric Jingga - 110110190303.docx
Anatomi Kontrak - Eric Jingga - 110110190303.docxAnatomi Kontrak - Eric Jingga - 110110190303.docx
Anatomi Kontrak - Eric Jingga - 110110190303.docx
 
Makalah hk bisnis
Makalah hk bisnisMakalah hk bisnis
Makalah hk bisnis
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Tugas PPKN
Tugas PPKNTugas PPKN
Tugas PPKN
 
MOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptxMOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptx
 
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalEkstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
 
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
 
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lBab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
 
Materi Seminar Himapa Unpad.pptx
Materi Seminar Himapa Unpad.pptxMateri Seminar Himapa Unpad.pptx
Materi Seminar Himapa Unpad.pptx
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Jenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrakJenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrak
 
Tugas pkn meri maartapia power piont
Tugas pkn meri maartapia power piontTugas pkn meri maartapia power piont
Tugas pkn meri maartapia power piont
 

More from Ilham Sousuke

(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20
Ilham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak BergerakPajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Ilham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Ilham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas DividenPajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas Dividen
Ilham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas BungaPajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas Bunga
Ilham Sousuke
 
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak InternasionalHubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Ilham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa IndependenPajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa Independen
Ilham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Ilham Sousuke
 
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Ilham Sousuke
 
Residensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak InternasionalResidensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak Internasional
Ilham Sousuke
 
Lingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak InternasionalLingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak Internasional
Ilham Sousuke
 
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak InternasionalKeringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Ilham Sousuke
 
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak BergandaPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Ilham Sousuke
 
Stuktur P3B
Stuktur P3BStuktur P3B
Stuktur P3B
Ilham Sousuke
 
Pajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak InternasionalPajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak Internasional
Ilham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas RoyaltiPajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas Royalti
Ilham Sousuke
 
Mengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak InternasionalMengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak Internasional
Ilham Sousuke
 
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
Ilham Sousuke
 
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
Ilham Sousuke
 
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
Ilham Sousuke
 

More from Ilham Sousuke (20)

(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20
 
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak BergerakPajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
 
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
 
Pajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas DividenPajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas Dividen
 
Pajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas BungaPajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas Bunga
 
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak InternasionalHubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
 
Pajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa IndependenPajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa Independen
 
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
 
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
 
Residensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak InternasionalResidensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak Internasional
 
Lingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak InternasionalLingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak Internasional
 
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak InternasionalKeringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
 
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak BergandaPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
 
Stuktur P3B
Stuktur P3BStuktur P3B
Stuktur P3B
 
Pajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak InternasionalPajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak Internasional
 
Pajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas RoyaltiPajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas Royalti
 
Mengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak InternasionalMengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak Internasional
 
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
 
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
 
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
 

Recently uploaded

SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 

Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B

  • 1. RESUME BAB 4 LEGAL FRAMEWORK AND DTA’S INTERPRETATION HUKUM INTERNASIONAL DTA adalah perjanjian internasional yang muncul akibat adanya kesepakatan dari negara yang berkontrak. DTA mengharuskan tiap negara yang memasuki DTA untuk mengimplementasikan ketentuan hukum tertentu untuk memberikan DTA keududukan yang sama seperti hukum domestiknya. Dalam hal terjadi konflik, negara mengatur dalam hukum domestiknya bahwa penerapan DTA dapat mengalahkan kewajiban penerapan hukum domestic. INTERPRETASI DOUBLE TAX TREATIES Ketika membaca DTA, kita mencoba untuk memastikan arti tiap kata yang digunakan berada dalam konteks yang tepat dan sesuai dengan tujuan digunakannya kata tersebut. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam interpretasi DTA : 1. Dua negara terlibat dalam setiap DTA, sehingga kepentingan mutual antara keduanya harus dipertimbangkan. 2. DTA ditujukan untuk pihak yang lebih luas daripada undang-undang domestik. DTA merupakan perjanjian antarnegara, juga disaat yang sama digunakan oleh wajib pajak sebagai alasan terhadap pemerintah. 3. Biasanya DTA tidak menggunakan istilah yang sama seperti undang-undang lokal. 4. DTA tidak menetapkan pajak, tetapi memberikan keringanan (relief) 5. Interpretasi DTA sangat dipengaruhi oleh model OECD dan penjelasannya. Interpretasi DTA diatur dalam kebiasaan hukum internasional yang diadopsi dalam konvensi Vienna sehingga untuk melakukan interpretasi harus mengikuti konvensi Vienna, baik oleh negara yang menandatangi hasil konvensi maupun tidak. Menurut DDTC, DTA diinterpretasikan pada dua tingkat, yaitu domestic dan internasional. Pendapatan dalam melakukan interpretasi yaitu melihat kehendak para pihak (parties intention), makna yang lazim (ordinary meaning), dan maksud serta tujuan (objective and purporse). KONVENSI VIENNA Diatur dalam pasal 31(1) menegaskan bahwa interpretasi harus didasarkan pada itikad baik sesuai dengan arti istilah sebenarnya yang digunakan dalam konteks perjanjian dan sesuai dengan tujuannya. Pasal 31(2) menegaskan konteks (hubungan kata-kata) perjanjian meliputi : 1. Naskah DTA itu sendiri 2. Perjanjian yang dibuat antarnegara yang berkaitan dengan kesimpulan DTA. Contoh berkirim surat setelah penandatanganan DTA sebagai klarifikasi kewajiban yang terdapat dalam DTA 3. Instrument yang dibuat oleh salah satu pihak yang ada hubungannya dengan kesimpulan DTA. Contohnya explanatory memoranda.
  • 2. Pasal 3(3) menegaskan untuk melihat bersamaan dengan konteks(hubungan kata- kata/keadaan), konteks tambahan lain, seperti: 1. Perjanjian berikutnya antarnegara mengenai interpretasi dan kewajiban implementasi 2. Perbuatan berikutnya sebagai implementasi DTA, yang membangun persetujuan dalam hal interpretasi DTA 3. Ketentuan hukum internasional yang bisa diterapkan antarnegara. Berfokus pada pasal 3(1) – 3(3) mengenai menetapkan arti sesungguhnya dari suatu istilah didalamnya, ketimbang konteks yang lebih luas. Sehingga kesannya cukup kaku dan tidak mengikutkan material tambahan diluar konteks DTA itu Pada konvensi Vienna, mengijinkan untuk melihat sumber yang lainnya, tetapi hanya sebatas pada untuk mengonfirmasi dan menentukan arti dari kata yang ambigu dan kurang jelas. OECD MODEL DTADEFINITIONS Pasal 3(1) OECD memberikan pengertian umum dan pengertian khusus dari istilah yang biasa digunakan dalam DTA. Contoh internasional traffic, sebuah kapal atau pesawat dari negara M (negara resident), mengenakan pajak atas penghasilan dari perjalanan kapal dari negara M ke port negara S, kemudian kapal atau pewasat melanjutkan perjalanan dari port negara S ke port lain di negara S juga, sehingga tidak memenuhi definisi internasional traffic. Pasal 3(2) jika terdapat kata yang tidak bisa diterjemahkan, maka kita mengacu pada hukum domestic negara (in question) untuk menentukan arti istilah tersebut. Biasanya mengacu pada hukum pajak domestic. OBSERVASI PRAKTIS Kenyataannya, penjelasan OECD digunakan untuk interpretasi terlepas dari pertentangan dengan Konvensi Vienna. Hal ini disebabkan oleh : 1. OECD model melahirkan banyak model DTA sehingga sulit untuk tidak dihiraukan 2. Biasanya menjadi satu-satunya material yang tersedia untuk memperjelas arti ketentuan DTA 3. Mengembangkan bentuk yang umum dalam hukum pajak internasional 4. Menghindarkan pajak berganda dan non-double taxation 5. Memberikan kejelasan bagi wajib pajak dan administrasi Specific Country Practices Beberapa negara setuju untuk mengembangkan interpretasi atas DTA mereka sendiri dimana mereka menggunakan variasi antara konvensi Vienna dan OECD Model DTA. INTERPRETASI STATIS DAN YANG DAPAT BERJALAN (Dinamis)
  • 3. 1. Interpretasi Statis – istilah yang digunakan mempunyai arti sesuai dengan hukum domestic disaat DTA dibuat. Sehingga mungkin akan ada perbedaan makna disaat DTA dibuat dengan saat DTA diterapkan. Hal ini terjadi karena perubahan hukum domestic 2. Interpretasi yang dapat berjalan (dinamis) – istilah yang digunakan mempunyai arti sesuai dengan hukum domestic seiring dengan amandemen hukum domestic tersebut dari waktu ke waktu. Sehingga makna suatu istilah lebih dinamis. STATUS HUKUM DOMESTIK DARI DTA DTA dibuat berdasarkan negosiasi antarnegara, dan perjanjian tersebut tidak dapat berlaku secara otomatis kecuali hukum domestic negaranya yang memicunya. Sehingga DTA tidak bisa diterapkan melalui ratifikasi. P3B adalah perjanjian antara negara-negara yang berdaulat sesuai dengan hukum internasional, Negara-negara yang membuatnya wajib memastikan bahwa P3B dapat diterapkan dalam hukum domestiknya Terdapat dua aliran dalam menerapkan P3B di dalam negeri: 1. Monistic Principle  Hukum Internasional Dan Hukum Nasional Menjadi Hukum Domestik Dan Hukum Nasional Tunduk Kepada Hukum Internasional (”Doctrine Of Incorporation”),  Treaty Yang Telah Disepakati Dapat Segera Diberlakukan (”Self Executing”),  Treaty Secara Otomatis Menjadi Bagian Hukum Domestik,  Tidak Perlu Diundang-undangkan  Negara-negara Yang Menerapkan, Seperti: Perancis, Jepang, Luxemburg, Belanda, Portugal, Spanyol, Switzerland.  Beberapa Negara Mensyaratkan Prosedur Formal Di Tingkat Eksekutif, Contoh: Indonesia, Austria, Belgia, Jerman, Usa. 2. Dualistic Principle  Hukum Internasional Terpisah Dari Hukum Nasional,  Agar Dapat Diberlakukan Treaty Harus Dijadikan Hukum Domestik Terlebih Dulu Melalui Proses Legislasi (”Doctrine Of Transformation”),  Beberapa Negara Yang Menerapkan: Australia, Canada, Denmark, India, Israel, New Zealand, Norwegia, Swedia, UK Pasal 32A UU PPh: Pemerintah berwenang untuk melakukan perjanjian dengan pemerintah negara lain dalam rangka penghindaran pajak berganda dan pencegahan pengelakan pajak. Kedudukan Tax Treaty: Lex Specialist Dari UU PPh Bila terjadi konflik, karena perbedaan pengaturan menurut uu pph dan tax treaty, maka ketentuan dalam tax treaty yang berlaku untuk diterapkan.