SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
KUPANG, APRIL 2016
PERPAJAKAN
BAGI
BENDAHARA
GAMBARANUMUM
PAJAK
Kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009)
DEFINISI
KEWAJIBAN
MENDAFTARKAN DIRI MENJADI WAJIB PAJAK
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BAGI
BENDAHARA PEMERINTAH
MELAKUKAN PEMOTONGAN DAN/ATAU
PEMUNGUTAN PPh, PPN, DAN BEA METERAI
KEWAJIBAN PENYETORAN DAN PELAPORAN
KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI
MENJADI WAJIB PAJAK
TEMPAT PENDAFTARAN
Bendahara pemerintah wajib mendaftarkan diri ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) yang sesuai dengan tempat
kedudukan unit kerja
TATA CARA PENDAFTARAN
mengisi formulir pendaftaran Wajib Pajak untuk Wajib
Pajak bendahara yang tersedia di KPP dengan
melampirkan fotokopi surat penunjukan sebagai
bendahara dan Kartu Tanda Penduduk bendahara
tersebut
KPP menerbitkan NPWP yang terdiri dari 15 digit dan
Surat Keterangan Terdaftar paling lama 1 (satu) hari kerja
sejak permohonan diterima secara lengkap
KEWAJIBAN
MELAKUKAN PEMOTONGAN
DAN/ATAU PEMUNGUTAN
PPh, PPN, DAN BEA METERAI
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2
PPN
BEA METERAI
PAJAK PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21
DASAR HUKUM
PENGERTIAN
OBJEK PAJAK
BUKAN OBJEK PAJAK
TARIF
CONTOH PENGHITUNGAN
PPhPASAL21 DASAR HUKUM
• UU NO 6 TAHUN 1983 STTD UU NO 16 TAHUN 2009
• UU NO.7 TAHUN 1983 STTD UU NO 36 TAHUN 2008
UU
• PP NO.45 TAHUN 1994
• PP NO.149 TAHUN 2000
PP
• PERMENKEU NO.250/PMK.03/2008
• PERMENKEU NO.252/PMK.03/2008
• PERMENKEU NO.254/PMK.03/2008
PERMENKEU
• PERDIRJEN NO. PER-31/PJ/2009
• PERDIRJEN NO. PER-32/PJ/2009
• PERDIRJEN NO. PER-53/PJ/2009
• PERDIRJEN NO. PER-31/PJ/2012
PERDIRJEN
PPhPASAL21
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,
jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek
Pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
Undang-Undang Pajak Penghasilan
PAJAK PENGHASILAN PASAL 26
Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,
jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek
Pajak luar negeri, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
Undang-Undang Pajak Penghasilan
PENGERTIAN
(PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-31/PJ/2012)
PPhPASAL21
Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau
PPh Pasal 26 adalah orang pribadi yang merupakan:
1. pegawai
2. penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat
pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk
ahli warisnya
3. bukan pegawai yang menerima atau memperoleh
penghasilan sehubungan dengan pemberian jasa
4. anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan yang
sama
5. mantan pegawai
6. peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh
penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam
suatu kegiatan
OBJEK PAJAK
(PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-31/PJ/2012)
PPhPASAL21
Tidak termasuk dalam pengertian penerima penghasilan yang
dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26:
1. pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain
dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan
kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal
bersama mereka, dengan syarat bukan warga negara
Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau
memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik
2. pejabat perwakilan organisasi internasional yang telah
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan
warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau
kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan
dari Indonesia
BUKAN OBJEK PAJAK
(PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-31/PJ/2012)
PPhPASAL21
Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21
adalah:
1. pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa
2. penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk
apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah
3. iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan hari tua atau iuran
jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau
badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang dibayar oleh
pemberi kerja
4. zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah, atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari
lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan,
atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan
5. beasiswa
BUKAN OBJEK PAJAK
(PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-31/PJ/2012)
PPhPASAL21
 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
 TARIF WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
TARIF
(PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-31/PJ/2012)
STATUS
SEBELUM SEKARANG
PER TAHUN PER BULAN PER TAHUN PER BULAN
TK/0 24.300.000 2.025.000 36.000.000 3.000.000
K/0 – TK/1 26.325.000 2.193.750 39.000.000 3.250.000
K/1 – TK/2 28.350.000 2.362.500 42.000.000 3.500.000
K/2 – TK/3 30.375.000 2.531.250 45.000.000 3.750.000
K/3 32.400.000 2.700.000 48.000.000 4.000.000
PENGHASILAN KENA PAJAK
(PKP)
TARIF PAJAK
=< 50 juta 5%
>50 juta - 250 juta 15%
>250 juta - 500 juta 25%
>500 juta 30%
Tidak memiliki NPWP 20% lebih tinggi
PAJAK PAJAK PENGHASILAN
PASAL 22
DASAR HUKUM
PENGERTIAN
OBJEK PAJAK
BUKAN OBJEK PAJAK
TARIF
CONTOH PENGHITUNGAN
PPhPASAL22 DASAR HUKUM
• UU NO 6 TAHUN 1983 STTD UU NO 16 TAHUN 2009
• UU NO.7 TAHUN 1983 STTD UU NO 36 TAHUN 2008
UU
• PERMENKEU NO.181/PMK.03/2007
• PERMENKEU NO.184/PMK.03/2007
• PERMENKEU NO.186/PMK.03/2007
• PERMENKEU NO.190/PMK.03/2007
• PERMENKEU NO.154/PMK.03/2010
PERMENKEU
• PERDIRJEN NO. PER-38/PJ/2009
• PERDIRJEN NO. PER-53/PJ/2009
• PERDIRJEN NO. PER-06/PJ/2013
PERDIRJEN
PPhPASAL22
Pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 dilakukan
sehubungan dengan pembayaran atas pembelian barang oleh
Pemerintah kepada Wajib Pajak penyedia barang
Pemungutan PPh Pasal 22 dilakukan oleh:
1. bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga Pemerintah dan
lembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan
pembayaran atas pembelian barang;
2. bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan
dengan mekanisme uang persediaan (UP);
3. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit
Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA,
untuk pembayaran kepada pihak ketiga yang dilakukan
dengan mekanisme pembayaran langsung (LS).
PENGERTIAN
(BUKU MAHIR PAJAK 2013)
PPhPASAL22
Pembayaran atas pembelian barang
oleh Pemerintah kepada
Wajib Pajak penyedia barang
OBJEK PAJAK
PPhPASAL22
Pemungutan PPh Pasal 22 atas belanja
barang tidak dilakukan apabila:
1. pembelian barang dengan nilai maksimal
pembelian Rp2.000.000,00 dengan tidak
dipecah-pecah dalam beberapa faktur
2. pembelian bahan bakar minyak, listrik,
gas, pelumas, air minum/PDAM dan
benda-benda pos
3. pembayaran untuk pembelian barang
sehubungan dengan penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah)
BUKAN OBJEK PAJAK
(BUKU MAHIR PAJAK 2013)
PPhPASAL22
Besarnya PPh Pasal 22
yang wajib dipungut
TARIF
(BUKU MAHIR PAJAK 2013)
1,5% x harga beli
(tidak termasuk PPN)
PPhPASAL22
LINK >>>>>
CONTOH PENGHITUNGAN
PAJAK PAJAK PENGHASILAN
PASAL 23
DASAR HUKUM
PENGERTIAN
OBJEK PAJAK
BUKAN OBJEK PAJAK
TARIF
CONTOH PENGHITUNGAN
PPhPASAL23 DASAR HUKUM
• UU NO 6 TAHUN 1983 STTD UU NO 16 TAHUN 2009
• UU NO.7 TAHUN 1983 STTD UU NO 36 TAHUN 2008
UU
• PERMENKEU NO.181/PMK.03/2007
• PERMENKEU NO.184/PMK.03/2007
• PERMENKEU NO.186/PMK.03/2007
• PERMENKEU NO.190/PMK.03/2007
• PERMENKEU NO.244/PMK.03/2008
PERMENKEU
• PERDIRJEN NO.PER-102/PJ/2006
• PERDIRJEN NO.PER-53/PJ/2009
PERDIRJEN
PPhPASAL23
Pemotongan Pajak Penghasilan
Pasal 23 atau PPh Pasal 23
adalah cara pelunasan pajak
dalam tahun berjalan melalui
pemotongan pajak atas
penghasilan yang dibayarkan oleh
bendahara kepada pihak lain
PENGERTIAN
(BUKU MAHIR PAJAK 2013)
PPhPASAL23
1. sewa dan penghasilan (PPh)
lain sehubungan dengan
penggunaan harta, royalti,
hadiah/penghargaan
2. imbalan sehubungan dengan
jasa teknik, jasa manajemen,
jasa konsultan, dan jasa lain
OBJEK PAJAK
(BUKU MAHIR PAJAK)
PPhPASAL23
JASA LAIN YANG MENJADI OBJEK PEMOTONGAN PPh PASAL 23 ANTARA
LAIN:
1. Jasa penilai (appraisal)
2. Jasa aktuaris
3. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
4. Jasa perancang (design)
5. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara
6. Jasa penebangan hutan
7. Jasa pengolahan limbah
8. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services )
9. Jasa perantara dan/atau keagenan;
10. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI
11. Jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan;
12. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC,
dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi
OBJEK PAJAK
(BUKU MAHIR PAJAK)
PPhPASAL23
JASA LAIN YANG MENJADI OBJEK PEMOTONGAN PPh PASAL 23 ANTARA
LAIN:
13. Jasa Perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan,
selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
14. Jasa maklon
15. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer
16. Jasa pengepakan
17. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar
ruang atau media lain untuk penyampaian informasi
18. Jasa pembasmian hama
19. Jasa kebersihan atau cleaning service
20. Jasa catering atau tata boga
OBJEK PAJAK
(BUKU MAHIR PAJAK)
PPhPASAL23
1. PENGHASILAN YG DIBAYAR ATAU TERUTANG KPD BANK
2. SEWA YG DIBAYARKAN ATAU TERUTANG SEHUBUNGAN DGN SEWA GUNA
USAHA DENGAN HAK OPSI
3. DEVIDEN ATAU BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH
PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI WP DALAM NEGERI,KOPERASI,
BUMN/D, DARI PENYERTAAN MODAL PADA BADAN USAHA YANG
DIDIRIKAN DAN BERTEMPAT KEDUDUKAN DI INDONESIA DGN SYARAT : 1)
DIVIDEN BERASAL DARI CADANGAN LABA YG DITAHAN DAN 2) BAGI
PERSEROAN TERBATAS, BUMN/BUMDYG MENERIMA DIVIDEN,
KEPEMILIKAN SAHAM PADA BADAN YG MEMBERIKAN DIVIDEN PALING
RENDAH 25 PERSEN DARI JML MODAL YG DISETOR
4. BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH ANGGOTA DARI
PERSEROAN KOMANDITER YG MODALNYA TDK TERBAGI ATAS SAHAM-
SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA DAN KONGSI
5. SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI YANG DIBAYARKAN KEPADA
ANGGOTANYA
6. PENGHASILAN YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG KEPADA BADAN USAHA
ATAS JASA KEUANGAN YANG BERFUNGSI SEBAGAI PENYALUR PINJAMAN
DAN/ATAU PEMBIAYAAN YANG DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI
KEUANGAN
BUKAN OBJEK PAJAK
TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN
27
PPh PASAL 23
SEWA
DAN
JASA LAINNYA
TARIF
15 %
DASAR PEMOTONGAN
HADIAH DAN
PENGHARGAAN,
DEVIDEN, BUNGA
DAN ROYALTI
TARIF
2 %
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
JUMLAH BRUTO
PPhPASAL23
LINK >>>>>
CONTOH PENGHITUNGAN
PAJAK PAJAK PENGHASILAN
PASAL 4 AYAT 2
DASAR HUKUM
PENGERTIAN
OBJEK PAJAK
BUKAN OBJEK PAJAK
TARIF
CONTOH PENGHITUNGAN
PPhPASAL4AYAT2 DASAR HUKUM
• UU NO 6 TAHUN 1983 STTD UU NO 16 TAHUN 2009
• UU NO.7 TAHUN 1983 STTD UU NO 36 TAHUN 2008
UU
• PP NO.132 TAHUN 2000
• PP NO.5 TAHUN 2002
• PP NO.71 TAHUN 2008
• PP NO.51 TAHUN 2008
PP
• PERMENKEU NO.187/PMK.03/2008
• PERMENKEU NO.243PMK.03/2008
• KEPMENKEU NO.120/KMK.03/2002
PER/KEP
MENKEU
• PERDIRJEN NO.PER-102/PJ/2006
• PERDIRJEN NO.PER-30/PJ/2009
• PERDIRJEN NO.PER-53/PJ/2009
PERDIRJEN
PPhPASAL4AYAT2
Pemotongan atau pemungutan Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (2)
adalah cara pelunasan pajak dalam tahun
berjalan antara lain melalui pemotongan
dan pemungutan pajak yang bersifat final
atas penghasilan tertentu yang ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah
PENGERTIAN
(BUKU MAHIR PAJAK 2013)
PPhPASAL4AYAT2
1. PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN
sewa tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen,
kondominium, gedung perkantoran, pertokoan, gedung pertemuan termasuk
bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang, bangunan industri
2. PENGALIHAN HAK ATAS TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi penjualan, tukar-menukar,
perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara
lain yang disepakati
3. JASA KONSTRUKSI
keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan
beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal,
elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain
OBJEK PAJAK
PPhPASAL4AYAT2
Persewaan tanah dan/atau bangunan
Pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan
TARIF
(BUKU MAHIR PAJAK 2013)
10% dari jumlah bruto nilai persewaan
5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan
PPhPASAL4AYAT2 TARIF
(BUKU MAHIR PAJAK 2013)
JASA KONSTRUKSI
PPh BERSIFAT FINAL
PELAKSANA KONSTRUKSI
MEMPUNYAI
KUALIFIKASI
USAHA
KECIL
2%
SEDANG
3%
TIDAK
MEMPUNYAI
KUALIFIKASI
USAHA
4%
PERENCANA/PENGAWAS
KONSTRUKSI
DENGAN
KUALIFIKASI
YSAHA
4%
TANPA
KUALIFIKASI
USAHA
6%
PPhPASAL4AYAT2
LINK >>>>>
CONTOH PENGHITUNGAN
PAJAK PPN
DASAR HUKUM
PENGERTIAN
OBJEK PAJAK
BUKAN OBJEK PAJAK
TARIF
CONTOH PENGHITUNGAN
PPN DASAR HUKUM
• UU NO.6 TAHUN 1983 STTD UU NO 28 TAHUN 2007
• UU NO.8 TAHUN 1983 STTD UU NO 18 TAHUN 2000
UU
• PP NO.143 TAHUN 2000
• PP NO.144 TAHUN 2000
• PP NO.145 TAHUN 2000
PP
• KEPMENKEU NO.563/KMK.03/2003
• KERMENKEU NO.371/KMK.03/2003
• KERMENKEU NO.571/KMK.03/2003
PER/KEP
MENKEU
• PERDIRJEN NO.PER-147/PJ./2006
• PERDIRJEN NO.PER-38/PJ/2009
PERDIRJEN
PPN
Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
atau PPN merupakan pelunasan pajak
yang dikenakan atas setiap transaksi
pembelian barang atau perolehan jasa
dari pihak ketiga
PENGERTIAN
PPN
atas setiap transaksi pembelian barang
dan perolehan jasa dari pihak
ketiga/rekanan yang dibayar oleh
bendahara harus dipungut PPN
OBJEK PAJAK
PPN
beberapa transaksi pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak
ketiga yang tidak perlu dipungut PPN oleh bendahara yaitu:
1. pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp1.000.000,00 (satu
juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah
2. pembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas
penyerahan tanah oleh real estate atau industrial estate
3. pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak yang menurut ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, mendapat fasilitas Pajak Pertambahan Nilai tidak dipungut
dan/atau dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
4. pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan
Bahan Bakar Minyak oleh PT Pertamina (Persero)
5. pembayaran atas rekening telepon;
6. pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh
perusahaan penerbangan;
7. pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang
menurut ketentuan perundangundangan yang berlaku tidak
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
BUKAN OBJEK PAJAK
PPN
TARIF PPN = 10%
TARIF
PPhPASAL23
LINK >>>>>
CONTOH PENGHITUNGAN
PAJAK BEA METERAI
DASAR HUKUM
PENGERTIAN
OBJEK PAJAK
BUKAN OBJEK PAJAK
TARIF
CONTOH PENGHITUNGAN
BEAMETERAI DASAR HUKUM
• UU NO.13 TAHUN 1985UU
• PP NO.24 TAHUN 2000PP
• PERMENKEU NO.55/PMK.02/2009
• KEPMENKEU NO.133b/KMK.04/2000
• KEPMENKEU NO.476/KMK.03/2002
PER/KEP
MENKEU
• PERDIRJEN NO.PER-66/PJ./2010
• KEPDIRJEN NO.KEP-122c/PJ/2000
• KEPDIRJEN NO.KEP-122d/PJ/2000
• KEPDIRJEN NO.KEP-02/PJ/2003
PER/KEP
DIRJEN
BEAMETERAI
Bea meterai adalah pajak yang dikenakan
atas dokumen berupa kertas yang menurut
Undang-Undang Bea Meterai menjadi objek
Bea Meterai
PENGERTIAN
BEAMETERAI
Dokumen yang dikenai bea meterai
antara lain adalah
 Dokumen yang berbentuk surat yang
memuat jumlah uang, seperti kuitansi,
dan dokumen yang bersifat perdata,
seperti dokumen perjanjian
pembangunan gedung kantor dengan
pengusaha jasa konstruksi dan
dokumen kontrak pengadaan jasa
tenaga kebersihan
OBJEK PAJAK
BEAMETERAI
BEA METERAI TIDAK DIKENAKAN ATAS:
1. Dokumen yang berupa:
a.surat penyimpanan barang
b.konosemen
c. surat angkutan penumpang dan barang
d.keterangan pemindahan yang dituliskan di atas
dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c
e.bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang
f. surat pengiriman barang untuk dijual atas
tanggungan pengirim
g.surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan
surat-surat sebagaimana dimaksud dalam huruf a
sampai huruf f
BUKAN OBJEK PAJAK
BEAMETERAI
BEA METERAI TIDAK DIKENAKAN ATAS:
2. segala bentuk Ijazah
3. tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan
pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta
surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu
4. tanda bukti penerimaan uang Negara dari kas Negara, Kas
Pemerintah Daerah, dan bank
5. kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang
dapat disamakan dengan itu dari Kas Negara, Kas Pemerintahan
Daerah dan bank
6. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi
7. dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan
kepada penabung oleh bank, koperasi, dan badan-badan lainnya yang
bergerak di bidang tersebut
8. surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan Pegadaian
9. tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan
dalam bentuk apapun
BUKAN OBJEK PAJAK
BEAMETERAI DASAR PENGHITUNGAN
(TARIF)
NO OBJEK TARIF
1
Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan
sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat
perdata
Rp6.000,00
2 akta-akta notaris termasuk salinannya. Rp6.000,00
3
akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk rangkap-
rangkapnya.
Rp6.000,00
4 Surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi, billing statement, dll:
a. 0 s.d. Rp250.000,00; -
b. Di atas Rp250.000,00 s.d. Rp1.000.000,00; Rp3.000,00
c. Di atas Rp1.000.000,00. Rp6.000,00
5 Surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep. Rp6.000,00
6 Cek dan bilyet giro. Rp3.000,00
7 Efek atau sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk apapun:
a. Harga nominal sampai dengan Rp1.000.000,00; Rp3.000,00
b. Harga nominal di atas Rp1.000.000,00. Rp6.000,00
8
Dokumen yang akan digunakan sebagai alat
pembuktian di muka Pengadilan.
Rp6.000,00
KEWAJIBAN
Kewajiban bendahara pemerintah selanjutnya adalah
menyetorkan PPh dan/atau PPN ke Bank
Persepsi/Kantor Pos penerima pembayaran dan
melaporkan SPT Masa PPh dan/atau PPN ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak bendahara
terdaftar sesuai batas waktu yang telah diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal
Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak,
Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara
Pembayaran, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak, serta
Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran
Pajak.
KEWAJIBAN
PENYETORAN DAN PELAPORAN
KEWAJIBAN
BATAS WAKTU
PEMBAYARAN/PENYETORAN
DAN PELAPORAN SPT MASA
PASAL TANGGAL PENYETORAN TANGGAL PELAPORAN
PPh Pasal
21
Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir
Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak
berakhir
PPh Pasal
22
Disetor pada hari yang sama dengan
pelaksanaan pembayaran
Paling lama 14 hari setelah Masa Pajak
berakhir
PPh Pasal
23
Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir
Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak
berakhir
PPh Pasal 4
ayat 2
Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir
Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak
berakhir
PPN
Bendahara pengeluaran sebagai
Pemungut PPN paling lama tanggal 7
(tujuh) bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir
Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar sebagai Pemungut PPN harus
disetor pada hari yang sama dengan
pelaksanaan pembayaran kepada
Pengusaha Kena Pajak Rekanan
Pemerintah melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara
Paling lama akhir bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir;
Paling lama akhir bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir.
SANKSI ADMINISTRASI
DENDA
Ps. 7 UU KUP
BUNGA
Ps.8(2), 13(2), 14(3), 19(2)&(3) UU KUP
KENAIKAN
Ps. 13(3), 15(2) UU KUP
Rp 100.000
Rp500.000
• SPT MASA PPh
Ps.21/22/23/26
TERLAMBAT/ TIDAK
DISAMPAIKAN
• SPT MASA PPN DAN
PPnBM
TERLAMBAT/ TIDAK
DISAMPAIKAN
2%/BULAN
maks 24 BULAN
• PEMBETULAN SENDIRI SPT
• HASIL PENELITIAN SPT
AKIBAT SALAH TULIS
DAN/ATAU SALAH HITUNG
• HASIL PEMERIKSAAN
(SKPKB)
• DITERBITKAN NPWP DAN
PKP SECARA JABATAN
• IZIN PENUNDAAN
PENYAMPAIAN SPT
• IZIN MENGANGSUR ATAU
MENUNDA PEMBAYARAN
50%
SPT TERLAMBAT/ TIDAK
DISAMPAIKAN SETELAH
DITEGUR TERTULIS
100%
PPh TIDAK / KURANG
DIPUNGUT/ DIPOTONG/
DISETOR
100%
KARENA DITERBITKAN
SKPKBT
PAJAK YANG TIDAK/
KURANG DIBAYAR
DARI
Rp 100.000
• SPT TAHUNAN PPh Ps. 21
TERLAMBAT/ TIDAK
DISAMPAIKAN
(Untuk Tahun Pajak 2007
200%
DITERBITKAN SKPKB
KARNA ALPA PERTAMA KALI
KEWAJIBAN
Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD)/Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD)
wajib membuat Daftar Transaksi Harian Belanja Daerah
(DTH) atas Belanja Daerah yang memuat rincian
transaksi harian belanja daerah per Surat Perintah
Membayar/Surat Penyediaan Dana (SPM/SPD) dan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). DTH yang dibuat
oleh Bendahara Pengeluaran SKPD disampaikan kepada
Kuasa BUD paling lama tanggal 10 setelah bulan yang
bersangkutan berakhir dengan dilampiri fotokopi SSP
lembar ke-3.
DAFTAR TRANSAKSI HARIAN (DTH)
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Bahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanBahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanheri baskoro
 
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21Tobagus Makmun
 
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun SendiriPPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun SendiriCatatan Ekstens
 
Buku p ph upload
Buku p ph uploadBuku p ph upload
Buku p ph uploadharsela
 
PMK-82 dan PMK-83 tahun 2021 (Perpanjangan Insentif Pajak 2021)
PMK-82 dan PMK-83 tahun 2021 (Perpanjangan Insentif Pajak 2021)PMK-82 dan PMK-83 tahun 2021 (Perpanjangan Insentif Pajak 2021)
PMK-82 dan PMK-83 tahun 2021 (Perpanjangan Insentif Pajak 2021)Catatan Ekstens
 
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi Nirlaba
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi NirlabaImplikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi Nirlaba
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi NirlabaF W
 
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Adillah Putri
 
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganPPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganalarif-aholic
 
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada BundaMateri Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada BundaIkbalAdytiaNst
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Icha Icha
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiNaila Karima
 
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21Bab 4 pajak penghasilan pasal 21
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21Sidik Abdullah
 
Ketentuan perpajakan bagi bendahara
Ketentuan perpajakan bagi bendaharaKetentuan perpajakan bagi bendahara
Ketentuan perpajakan bagi bendaharaRusydin Arrazy
 
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanKewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanRoko Subagya
 
Sekilas perpajakan bagi bendaharawan
Sekilas perpajakan bagi bendaharawanSekilas perpajakan bagi bendaharawan
Sekilas perpajakan bagi bendaharawanKppkp Bangil
 
PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...
PP NO. 46 TAHUN 2013TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...PP NO. 46 TAHUN 2013TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...
PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...Amrul Rizal
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Dudi Wahyudi
 

What's hot (20)

Bahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanBahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badan
 
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
 
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun SendiriPPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
 
Buku p ph upload
Buku p ph uploadBuku p ph upload
Buku p ph upload
 
PMK-82 dan PMK-83 tahun 2021 (Perpanjangan Insentif Pajak 2021)
PMK-82 dan PMK-83 tahun 2021 (Perpanjangan Insentif Pajak 2021)PMK-82 dan PMK-83 tahun 2021 (Perpanjangan Insentif Pajak 2021)
PMK-82 dan PMK-83 tahun 2021 (Perpanjangan Insentif Pajak 2021)
 
PPh pasal 21
PPh pasal 21PPh pasal 21
PPh pasal 21
 
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi Nirlaba
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi NirlabaImplikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi Nirlaba
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi Nirlaba
 
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
 
PPH Pasal 21
PPH Pasal 21PPH Pasal 21
PPH Pasal 21
 
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganPPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
 
PPH DAN PPN
PPH DAN PPNPPH DAN PPN
PPH DAN PPN
 
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada BundaMateri Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadi
 
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21Bab 4 pajak penghasilan pasal 21
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21
 
Ketentuan perpajakan bagi bendahara
Ketentuan perpajakan bagi bendaharaKetentuan perpajakan bagi bendahara
Ketentuan perpajakan bagi bendahara
 
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanKewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
 
Sekilas perpajakan bagi bendaharawan
Sekilas perpajakan bagi bendaharawanSekilas perpajakan bagi bendaharawan
Sekilas perpajakan bagi bendaharawan
 
PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...
PP NO. 46 TAHUN 2013TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...PP NO. 46 TAHUN 2013TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...
PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG...
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21
 

Viewers also liked

Aspek perpajakan yayasan pendidikan
Aspek perpajakan yayasan pendidikanAspek perpajakan yayasan pendidikan
Aspek perpajakan yayasan pendidikanjamuddin
 
Soal kasus-pph-badan
Soal kasus-pph-badanSoal kasus-pph-badan
Soal kasus-pph-badanwahyana
 
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan Swasta
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan SwastaTax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan Swasta
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan SwastaDeny Zaenal Faizin
 
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak Elektronik
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak ElektronikMPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak Elektronik
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak ElektronikDeny Zaenal Faizin
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaDeny Zaenal Faizin
 
ACT 2014 - Managing excess liqudiity in China
ACT 2014 - Managing excess liqudiity in ChinaACT 2014 - Managing excess liqudiity in China
ACT 2014 - Managing excess liqudiity in ChinaTony Lam
 
Cash-Flow-and-Treasury
Cash-Flow-and-TreasuryCash-Flow-and-Treasury
Cash-Flow-and-TreasurySanjay Gaggar
 
Penerbitan sbsn dan pengaturannya
Penerbitan sbsn dan pengaturannyaPenerbitan sbsn dan pengaturannya
Penerbitan sbsn dan pengaturannyavilla kuta indah
 
Pengelolaan PHLN dengan Mekanisme Reksus, SBSN PBS, dan Hibah Langsung
Pengelolaan PHLN dengan Mekanisme Reksus, SBSN PBS, dan Hibah LangsungPengelolaan PHLN dengan Mekanisme Reksus, SBSN PBS, dan Hibah Langsung
Pengelolaan PHLN dengan Mekanisme Reksus, SBSN PBS, dan Hibah LangsungAhmad Abdul Haq
 
Cash pooling and cash concentration techniques
Cash pooling and cash concentration techniquesCash pooling and cash concentration techniques
Cash pooling and cash concentration techniquesAlexandre Clar
 
Cash Pooling - Решения по управлению денежными потоками
Cash Pooling - Решения по управлению денежными потокамиCash Pooling - Решения по управлению денежными потоками
Cash Pooling - Решения по управлению денежными потокамиAccountor Russia and Ukraine
 
SK BENDAHARA DESA 2017 DESA WAKEAKEA
SK BENDAHARA DESA  2017  DESA WAKEAKEASK BENDAHARA DESA  2017  DESA WAKEAKEA
SK BENDAHARA DESA 2017 DESA WAKEAKEADarmin's Naqsyiabdy
 
Ppt ap bidang garapan keuangan asep maulana
Ppt ap bidang garapan keuangan  asep maulanaPpt ap bidang garapan keuangan  asep maulana
Ppt ap bidang garapan keuangan asep maulanaasep maulana hidayat
 
Implementasi SPAN pada Instansi Vertikal Ditjen Perbendaharaan
Implementasi SPAN pada Instansi Vertikal Ditjen PerbendaharaanImplementasi SPAN pada Instansi Vertikal Ditjen Perbendaharaan
Implementasi SPAN pada Instansi Vertikal Ditjen PerbendaharaanAhmad Abdul Haq
 
02 sk-desa-siaga-aktif
02 sk-desa-siaga-aktif02 sk-desa-siaga-aktif
02 sk-desa-siaga-aktifAtha Koroh
 

Viewers also liked (20)

Aspek perpajakan yayasan pendidikan
Aspek perpajakan yayasan pendidikanAspek perpajakan yayasan pendidikan
Aspek perpajakan yayasan pendidikan
 
Soal kasus-pph-badan
Soal kasus-pph-badanSoal kasus-pph-badan
Soal kasus-pph-badan
 
Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
 
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan Swasta
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan SwastaTax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan Swasta
Tax Amnesty 2016 untuk Pegawai Negeri dan Swasta
 
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak Elektronik
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak ElektronikMPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak Elektronik
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak Elektronik
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
 
ACT 2014 - Managing excess liqudiity in China
ACT 2014 - Managing excess liqudiity in ChinaACT 2014 - Managing excess liqudiity in China
ACT 2014 - Managing excess liqudiity in China
 
Cash-Flow-and-Treasury
Cash-Flow-and-TreasuryCash-Flow-and-Treasury
Cash-Flow-and-Treasury
 
SBSN - Surat Berharga Syariah Negara
SBSN - Surat Berharga Syariah NegaraSBSN - Surat Berharga Syariah Negara
SBSN - Surat Berharga Syariah Negara
 
Penerbitan sbsn dan pengaturannya
Penerbitan sbsn dan pengaturannyaPenerbitan sbsn dan pengaturannya
Penerbitan sbsn dan pengaturannya
 
Pengelolaan PHLN dengan Mekanisme Reksus, SBSN PBS, dan Hibah Langsung
Pengelolaan PHLN dengan Mekanisme Reksus, SBSN PBS, dan Hibah LangsungPengelolaan PHLN dengan Mekanisme Reksus, SBSN PBS, dan Hibah Langsung
Pengelolaan PHLN dengan Mekanisme Reksus, SBSN PBS, dan Hibah Langsung
 
Cash pooling and cash concentration techniques
Cash pooling and cash concentration techniquesCash pooling and cash concentration techniques
Cash pooling and cash concentration techniques
 
Cash Pooling - Решения по управлению денежными потоками
Cash Pooling - Решения по управлению денежными потокамиCash Pooling - Решения по управлению денежными потоками
Cash Pooling - Решения по управлению денежными потоками
 
SK BENDAHARA DESA 2017 DESA WAKEAKEA
SK BENDAHARA DESA  2017  DESA WAKEAKEASK BENDAHARA DESA  2017  DESA WAKEAKEA
SK BENDAHARA DESA 2017 DESA WAKEAKEA
 
Ppt ap bidang garapan keuangan asep maulana
Ppt ap bidang garapan keuangan  asep maulanaPpt ap bidang garapan keuangan  asep maulana
Ppt ap bidang garapan keuangan asep maulana
 
Tutorial Aplikasi Keuangan BOS
Tutorial Aplikasi Keuangan BOS Tutorial Aplikasi Keuangan BOS
Tutorial Aplikasi Keuangan BOS
 
Implementasi SPAN pada Instansi Vertikal Ditjen Perbendaharaan
Implementasi SPAN pada Instansi Vertikal Ditjen PerbendaharaanImplementasi SPAN pada Instansi Vertikal Ditjen Perbendaharaan
Implementasi SPAN pada Instansi Vertikal Ditjen Perbendaharaan
 
Sk.TPK dan Panwas
Sk.TPK dan PanwasSk.TPK dan Panwas
Sk.TPK dan Panwas
 
Sk .PTPKDes
Sk .PTPKDesSk .PTPKDes
Sk .PTPKDes
 
02 sk-desa-siaga-aktif
02 sk-desa-siaga-aktif02 sk-desa-siaga-aktif
02 sk-desa-siaga-aktif
 

Similar to OPTIMASI PAJAK

Subjek pajak
Subjek pajakSubjek pajak
Subjek pajakprabowow
 
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxIrwanMusic
 
Pengertian pajak dan kegunaannya
Pengertian pajak dan kegunaannyaPengertian pajak dan kegunaannya
Pengertian pajak dan kegunaannyaKppkp Bangil
 
Pengertian pajak dan kegunaannya
Pengertian pajak dan kegunaannyaPengertian pajak dan kegunaannya
Pengertian pajak dan kegunaannyaKppkp Bangil
 
Npwp & spt 2008 1770s
Npwp & spt 2008 1770sNpwp & spt 2008 1770s
Npwp & spt 2008 1770sKppkp Bangil
 
Perpajakan pph pasal 21 dan atau 26
Perpajakan pph pasal 21 dan atau 26Perpajakan pph pasal 21 dan atau 26
Perpajakan pph pasal 21 dan atau 26Nova Ardila
 
Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21kp2kppacitan
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
pajak.pptx
pajak.pptxpajak.pptx
pajak.pptxaliana42
 
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporan
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporanP ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporan
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporanAgus Melas Agues
 

Similar to OPTIMASI PAJAK (20)

Subjek pajak
Subjek pajakSubjek pajak
Subjek pajak
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
Pengertian pajak dan kegunaannya
Pengertian pajak dan kegunaannyaPengertian pajak dan kegunaannya
Pengertian pajak dan kegunaannya
 
Pengertian pajak dan kegunaannya
Pengertian pajak dan kegunaannyaPengertian pajak dan kegunaannya
Pengertian pajak dan kegunaannya
 
Npwp & spt 2008 1770s
Npwp & spt 2008 1770sNpwp & spt 2008 1770s
Npwp & spt 2008 1770s
 
Perpajakan pph pasal 21 dan atau 26
Perpajakan pph pasal 21 dan atau 26Perpajakan pph pasal 21 dan atau 26
Perpajakan pph pasal 21 dan atau 26
 
Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 
Makalah ptkp1
Makalah ptkp1Makalah ptkp1
Makalah ptkp1
 
Potput 21
Potput 21Potput 21
Potput 21
 
Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
 
pajak.pptx
pajak.pptxpajak.pptx
pajak.pptx
 
PajakYogya (5).pptx
PajakYogya (5).pptxPajakYogya (5).pptx
PajakYogya (5).pptx
 
Uu 28 2007
Uu 28 2007Uu 28 2007
Uu 28 2007
 
Uu 28 2007
Uu 28 2007Uu 28 2007
Uu 28 2007
 
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporan
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporanP ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporan
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporan
 
pp
pppp
pp
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

OPTIMASI PAJAK

  • 2. GAMBARANUMUM PAJAK Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009) DEFINISI
  • 3. KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI MENJADI WAJIB PAJAK KEWAJIBAN PERPAJAKAN BAGI BENDAHARA PEMERINTAH MELAKUKAN PEMOTONGAN DAN/ATAU PEMUNGUTAN PPh, PPN, DAN BEA METERAI KEWAJIBAN PENYETORAN DAN PELAPORAN
  • 4. KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI MENJADI WAJIB PAJAK TEMPAT PENDAFTARAN Bendahara pemerintah wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang sesuai dengan tempat kedudukan unit kerja TATA CARA PENDAFTARAN mengisi formulir pendaftaran Wajib Pajak untuk Wajib Pajak bendahara yang tersedia di KPP dengan melampirkan fotokopi surat penunjukan sebagai bendahara dan Kartu Tanda Penduduk bendahara tersebut KPP menerbitkan NPWP yang terdiri dari 15 digit dan Surat Keterangan Terdaftar paling lama 1 (satu) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap
  • 5. KEWAJIBAN MELAKUKAN PEMOTONGAN DAN/ATAU PEMUNGUTAN PPh, PPN, DAN BEA METERAI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2 PPN BEA METERAI
  • 6. PAJAK PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DASAR HUKUM PENGERTIAN OBJEK PAJAK BUKAN OBJEK PAJAK TARIF CONTOH PENGHITUNGAN
  • 7. PPhPASAL21 DASAR HUKUM • UU NO 6 TAHUN 1983 STTD UU NO 16 TAHUN 2009 • UU NO.7 TAHUN 1983 STTD UU NO 36 TAHUN 2008 UU • PP NO.45 TAHUN 1994 • PP NO.149 TAHUN 2000 PP • PERMENKEU NO.250/PMK.03/2008 • PERMENKEU NO.252/PMK.03/2008 • PERMENKEU NO.254/PMK.03/2008 PERMENKEU • PERDIRJEN NO. PER-31/PJ/2009 • PERDIRJEN NO. PER-32/PJ/2009 • PERDIRJEN NO. PER-53/PJ/2009 • PERDIRJEN NO. PER-31/PJ/2012 PERDIRJEN
  • 8. PPhPASAL21 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak luar negeri, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 Undang-Undang Pajak Penghasilan PENGERTIAN (PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-31/PJ/2012)
  • 9. PPhPASAL21 Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 adalah orang pribadi yang merupakan: 1. pegawai 2. penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya 3. bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pemberian jasa 4. anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan yang sama 5. mantan pegawai 6. peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan OBJEK PAJAK (PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-31/PJ/2012)
  • 10. PPhPASAL21 Tidak termasuk dalam pengertian penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26: 1. pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik 2. pejabat perwakilan organisasi internasional yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia BUKAN OBJEK PAJAK (PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-31/PJ/2012)
  • 11. PPhPASAL21 Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah: 1. pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa 2. penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah 3. iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja 4. zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah, atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan 5. beasiswa BUKAN OBJEK PAJAK (PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-31/PJ/2012)
  • 12. PPhPASAL21  PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK  TARIF WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TARIF (PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-31/PJ/2012) STATUS SEBELUM SEKARANG PER TAHUN PER BULAN PER TAHUN PER BULAN TK/0 24.300.000 2.025.000 36.000.000 3.000.000 K/0 – TK/1 26.325.000 2.193.750 39.000.000 3.250.000 K/1 – TK/2 28.350.000 2.362.500 42.000.000 3.500.000 K/2 – TK/3 30.375.000 2.531.250 45.000.000 3.750.000 K/3 32.400.000 2.700.000 48.000.000 4.000.000 PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP) TARIF PAJAK =< 50 juta 5% >50 juta - 250 juta 15% >250 juta - 500 juta 25% >500 juta 30% Tidak memiliki NPWP 20% lebih tinggi
  • 13. PAJAK PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 DASAR HUKUM PENGERTIAN OBJEK PAJAK BUKAN OBJEK PAJAK TARIF CONTOH PENGHITUNGAN
  • 14. PPhPASAL22 DASAR HUKUM • UU NO 6 TAHUN 1983 STTD UU NO 16 TAHUN 2009 • UU NO.7 TAHUN 1983 STTD UU NO 36 TAHUN 2008 UU • PERMENKEU NO.181/PMK.03/2007 • PERMENKEU NO.184/PMK.03/2007 • PERMENKEU NO.186/PMK.03/2007 • PERMENKEU NO.190/PMK.03/2007 • PERMENKEU NO.154/PMK.03/2010 PERMENKEU • PERDIRJEN NO. PER-38/PJ/2009 • PERDIRJEN NO. PER-53/PJ/2009 • PERDIRJEN NO. PER-06/PJ/2013 PERDIRJEN
  • 15. PPhPASAL22 Pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 dilakukan sehubungan dengan pembayaran atas pembelian barang oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak penyedia barang Pemungutan PPh Pasal 22 dilakukan oleh: 1. bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang; 2. bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP); 3. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA, untuk pembayaran kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS). PENGERTIAN (BUKU MAHIR PAJAK 2013)
  • 16. PPhPASAL22 Pembayaran atas pembelian barang oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak penyedia barang OBJEK PAJAK
  • 17. PPhPASAL22 Pemungutan PPh Pasal 22 atas belanja barang tidak dilakukan apabila: 1. pembelian barang dengan nilai maksimal pembelian Rp2.000.000,00 dengan tidak dipecah-pecah dalam beberapa faktur 2. pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-benda pos 3. pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah) BUKAN OBJEK PAJAK (BUKU MAHIR PAJAK 2013)
  • 18. PPhPASAL22 Besarnya PPh Pasal 22 yang wajib dipungut TARIF (BUKU MAHIR PAJAK 2013) 1,5% x harga beli (tidak termasuk PPN)
  • 20. PAJAK PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DASAR HUKUM PENGERTIAN OBJEK PAJAK BUKAN OBJEK PAJAK TARIF CONTOH PENGHITUNGAN
  • 21. PPhPASAL23 DASAR HUKUM • UU NO 6 TAHUN 1983 STTD UU NO 16 TAHUN 2009 • UU NO.7 TAHUN 1983 STTD UU NO 36 TAHUN 2008 UU • PERMENKEU NO.181/PMK.03/2007 • PERMENKEU NO.184/PMK.03/2007 • PERMENKEU NO.186/PMK.03/2007 • PERMENKEU NO.190/PMK.03/2007 • PERMENKEU NO.244/PMK.03/2008 PERMENKEU • PERDIRJEN NO.PER-102/PJ/2006 • PERDIRJEN NO.PER-53/PJ/2009 PERDIRJEN
  • 22. PPhPASAL23 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 atau PPh Pasal 23 adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan oleh bendahara kepada pihak lain PENGERTIAN (BUKU MAHIR PAJAK 2013)
  • 23. PPhPASAL23 1. sewa dan penghasilan (PPh) lain sehubungan dengan penggunaan harta, royalti, hadiah/penghargaan 2. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, dan jasa lain OBJEK PAJAK (BUKU MAHIR PAJAK)
  • 24. PPhPASAL23 JASA LAIN YANG MENJADI OBJEK PEMOTONGAN PPh PASAL 23 ANTARA LAIN: 1. Jasa penilai (appraisal) 2. Jasa aktuaris 3. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan 4. Jasa perancang (design) 5. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara 6. Jasa penebangan hutan 7. Jasa pengolahan limbah 8. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services ) 9. Jasa perantara dan/atau keagenan; 10. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI 11. Jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan; 12. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi OBJEK PAJAK (BUKU MAHIR PAJAK)
  • 25. PPhPASAL23 JASA LAIN YANG MENJADI OBJEK PEMOTONGAN PPh PASAL 23 ANTARA LAIN: 13. Jasa Perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi 14. Jasa maklon 15. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer 16. Jasa pengepakan 17. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi 18. Jasa pembasmian hama 19. Jasa kebersihan atau cleaning service 20. Jasa catering atau tata boga OBJEK PAJAK (BUKU MAHIR PAJAK)
  • 26. PPhPASAL23 1. PENGHASILAN YG DIBAYAR ATAU TERUTANG KPD BANK 2. SEWA YG DIBAYARKAN ATAU TERUTANG SEHUBUNGAN DGN SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI 3. DEVIDEN ATAU BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI WP DALAM NEGERI,KOPERASI, BUMN/D, DARI PENYERTAAN MODAL PADA BADAN USAHA YANG DIDIRIKAN DAN BERTEMPAT KEDUDUKAN DI INDONESIA DGN SYARAT : 1) DIVIDEN BERASAL DARI CADANGAN LABA YG DITAHAN DAN 2) BAGI PERSEROAN TERBATAS, BUMN/BUMDYG MENERIMA DIVIDEN, KEPEMILIKAN SAHAM PADA BADAN YG MEMBERIKAN DIVIDEN PALING RENDAH 25 PERSEN DARI JML MODAL YG DISETOR 4. BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH ANGGOTA DARI PERSEROAN KOMANDITER YG MODALNYA TDK TERBAGI ATAS SAHAM- SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA DAN KONGSI 5. SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI YANG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTANYA 6. PENGHASILAN YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG KEPADA BADAN USAHA ATAS JASA KEUANGAN YANG BERFUNGSI SEBAGAI PENYALUR PINJAMAN DAN/ATAU PEMBIAYAAN YANG DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN BUKAN OBJEK PAJAK
  • 27. TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN 27 PPh PASAL 23 SEWA DAN JASA LAINNYA TARIF 15 % DASAR PEMOTONGAN HADIAH DAN PENGHARGAAN, DEVIDEN, BUNGA DAN ROYALTI TARIF 2 % JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI JUMLAH BRUTO
  • 29. PAJAK PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2 DASAR HUKUM PENGERTIAN OBJEK PAJAK BUKAN OBJEK PAJAK TARIF CONTOH PENGHITUNGAN
  • 30. PPhPASAL4AYAT2 DASAR HUKUM • UU NO 6 TAHUN 1983 STTD UU NO 16 TAHUN 2009 • UU NO.7 TAHUN 1983 STTD UU NO 36 TAHUN 2008 UU • PP NO.132 TAHUN 2000 • PP NO.5 TAHUN 2002 • PP NO.71 TAHUN 2008 • PP NO.51 TAHUN 2008 PP • PERMENKEU NO.187/PMK.03/2008 • PERMENKEU NO.243PMK.03/2008 • KEPMENKEU NO.120/KMK.03/2002 PER/KEP MENKEU • PERDIRJEN NO.PER-102/PJ/2006 • PERDIRJEN NO.PER-30/PJ/2009 • PERDIRJEN NO.PER-53/PJ/2009 PERDIRJEN
  • 31. PPhPASAL4AYAT2 Pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (2) adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan antara lain melalui pemotongan dan pemungutan pajak yang bersifat final atas penghasilan tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah PENGERTIAN (BUKU MAHIR PAJAK 2013)
  • 32. PPhPASAL4AYAT2 1. PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN sewa tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, pertokoan, gedung pertemuan termasuk bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang, bangunan industri 2. PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati 3. JASA KONSTRUKSI keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain OBJEK PAJAK
  • 33. PPhPASAL4AYAT2 Persewaan tanah dan/atau bangunan Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan TARIF (BUKU MAHIR PAJAK 2013) 10% dari jumlah bruto nilai persewaan 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
  • 34. PPhPASAL4AYAT2 TARIF (BUKU MAHIR PAJAK 2013) JASA KONSTRUKSI PPh BERSIFAT FINAL PELAKSANA KONSTRUKSI MEMPUNYAI KUALIFIKASI USAHA KECIL 2% SEDANG 3% TIDAK MEMPUNYAI KUALIFIKASI USAHA 4% PERENCANA/PENGAWAS KONSTRUKSI DENGAN KUALIFIKASI YSAHA 4% TANPA KUALIFIKASI USAHA 6%
  • 36. PAJAK PPN DASAR HUKUM PENGERTIAN OBJEK PAJAK BUKAN OBJEK PAJAK TARIF CONTOH PENGHITUNGAN
  • 37. PPN DASAR HUKUM • UU NO.6 TAHUN 1983 STTD UU NO 28 TAHUN 2007 • UU NO.8 TAHUN 1983 STTD UU NO 18 TAHUN 2000 UU • PP NO.143 TAHUN 2000 • PP NO.144 TAHUN 2000 • PP NO.145 TAHUN 2000 PP • KEPMENKEU NO.563/KMK.03/2003 • KERMENKEU NO.371/KMK.03/2003 • KERMENKEU NO.571/KMK.03/2003 PER/KEP MENKEU • PERDIRJEN NO.PER-147/PJ./2006 • PERDIRJEN NO.PER-38/PJ/2009 PERDIRJEN
  • 38. PPN Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN merupakan pelunasan pajak yang dikenakan atas setiap transaksi pembelian barang atau perolehan jasa dari pihak ketiga PENGERTIAN
  • 39. PPN atas setiap transaksi pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga/rekanan yang dibayar oleh bendahara harus dipungut PPN OBJEK PAJAK
  • 40. PPN beberapa transaksi pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga yang tidak perlu dipungut PPN oleh bendahara yaitu: 1. pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah 2. pembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas penyerahan tanah oleh real estate atau industrial estate 3. pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku, mendapat fasilitas Pajak Pertambahan Nilai tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai 4. pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bahan Bakar Minyak oleh PT Pertamina (Persero) 5. pembayaran atas rekening telepon; 6. pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan; 7. pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut ketentuan perundangundangan yang berlaku tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. BUKAN OBJEK PAJAK
  • 41. PPN TARIF PPN = 10% TARIF
  • 43. PAJAK BEA METERAI DASAR HUKUM PENGERTIAN OBJEK PAJAK BUKAN OBJEK PAJAK TARIF CONTOH PENGHITUNGAN
  • 44. BEAMETERAI DASAR HUKUM • UU NO.13 TAHUN 1985UU • PP NO.24 TAHUN 2000PP • PERMENKEU NO.55/PMK.02/2009 • KEPMENKEU NO.133b/KMK.04/2000 • KEPMENKEU NO.476/KMK.03/2002 PER/KEP MENKEU • PERDIRJEN NO.PER-66/PJ./2010 • KEPDIRJEN NO.KEP-122c/PJ/2000 • KEPDIRJEN NO.KEP-122d/PJ/2000 • KEPDIRJEN NO.KEP-02/PJ/2003 PER/KEP DIRJEN
  • 45. BEAMETERAI Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen berupa kertas yang menurut Undang-Undang Bea Meterai menjadi objek Bea Meterai PENGERTIAN
  • 46. BEAMETERAI Dokumen yang dikenai bea meterai antara lain adalah  Dokumen yang berbentuk surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi, dan dokumen yang bersifat perdata, seperti dokumen perjanjian pembangunan gedung kantor dengan pengusaha jasa konstruksi dan dokumen kontrak pengadaan jasa tenaga kebersihan OBJEK PAJAK
  • 47. BEAMETERAI BEA METERAI TIDAK DIKENAKAN ATAS: 1. Dokumen yang berupa: a.surat penyimpanan barang b.konosemen c. surat angkutan penumpang dan barang d.keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c e.bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang f. surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim g.surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-surat sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai huruf f BUKAN OBJEK PAJAK
  • 48. BEAMETERAI BEA METERAI TIDAK DIKENAKAN ATAS: 2. segala bentuk Ijazah 3. tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu 4. tanda bukti penerimaan uang Negara dari kas Negara, Kas Pemerintah Daerah, dan bank 5. kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu dari Kas Negara, Kas Pemerintahan Daerah dan bank 6. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi 7. dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi, dan badan-badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut 8. surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan Pegadaian 9. tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan dalam bentuk apapun BUKAN OBJEK PAJAK
  • 49. BEAMETERAI DASAR PENGHITUNGAN (TARIF) NO OBJEK TARIF 1 Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata Rp6.000,00 2 akta-akta notaris termasuk salinannya. Rp6.000,00 3 akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk rangkap- rangkapnya. Rp6.000,00 4 Surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi, billing statement, dll: a. 0 s.d. Rp250.000,00; - b. Di atas Rp250.000,00 s.d. Rp1.000.000,00; Rp3.000,00 c. Di atas Rp1.000.000,00. Rp6.000,00 5 Surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep. Rp6.000,00 6 Cek dan bilyet giro. Rp3.000,00 7 Efek atau sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk apapun: a. Harga nominal sampai dengan Rp1.000.000,00; Rp3.000,00 b. Harga nominal di atas Rp1.000.000,00. Rp6.000,00 8 Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka Pengadilan. Rp6.000,00
  • 50. KEWAJIBAN Kewajiban bendahara pemerintah selanjutnya adalah menyetorkan PPh dan/atau PPN ke Bank Persepsi/Kantor Pos penerima pembayaran dan melaporkan SPT Masa PPh dan/atau PPN ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak bendahara terdaftar sesuai batas waktu yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak. KEWAJIBAN PENYETORAN DAN PELAPORAN
  • 51. KEWAJIBAN BATAS WAKTU PEMBAYARAN/PENYETORAN DAN PELAPORAN SPT MASA PASAL TANGGAL PENYETORAN TANGGAL PELAPORAN PPh Pasal 21 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir PPh Pasal 22 Disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran Paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir PPh Pasal 23 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir PPh Pasal 4 ayat 2 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir PPN Bendahara pengeluaran sebagai Pemungut PPN paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar sebagai Pemungut PPN harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir; Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
  • 52. SANKSI ADMINISTRASI DENDA Ps. 7 UU KUP BUNGA Ps.8(2), 13(2), 14(3), 19(2)&(3) UU KUP KENAIKAN Ps. 13(3), 15(2) UU KUP Rp 100.000 Rp500.000 • SPT MASA PPh Ps.21/22/23/26 TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN • SPT MASA PPN DAN PPnBM TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN 2%/BULAN maks 24 BULAN • PEMBETULAN SENDIRI SPT • HASIL PENELITIAN SPT AKIBAT SALAH TULIS DAN/ATAU SALAH HITUNG • HASIL PEMERIKSAAN (SKPKB) • DITERBITKAN NPWP DAN PKP SECARA JABATAN • IZIN PENUNDAAN PENYAMPAIAN SPT • IZIN MENGANGSUR ATAU MENUNDA PEMBAYARAN 50% SPT TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN SETELAH DITEGUR TERTULIS 100% PPh TIDAK / KURANG DIPUNGUT/ DIPOTONG/ DISETOR 100% KARENA DITERBITKAN SKPKBT PAJAK YANG TIDAK/ KURANG DIBAYAR DARI Rp 100.000 • SPT TAHUNAN PPh Ps. 21 TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN (Untuk Tahun Pajak 2007 200% DITERBITKAN SKPKB KARNA ALPA PERTAMA KALI
  • 53. KEWAJIBAN Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD) wajib membuat Daftar Transaksi Harian Belanja Daerah (DTH) atas Belanja Daerah yang memuat rincian transaksi harian belanja daerah per Surat Perintah Membayar/Surat Penyediaan Dana (SPM/SPD) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). DTH yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran SKPD disampaikan kepada Kuasa BUD paling lama tanggal 10 setelah bulan yang bersangkutan berakhir dengan dilampiri fotokopi SSP lembar ke-3. DAFTAR TRANSAKSI HARIAN (DTH)