SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
ASPEK PERPAJAKAN BAGI
YAYASAN PENDIDIKAN
KPP PRATAMA MAKASSAR
SELATAN
DASAR HUKUM
UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan stdd UU
Nomor 16 Tahun 2009;
UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan stdd UU Nomor 36 Tahun 2008;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/KMK.03/2009 tentang Sisa Lebih yang diterima
atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan
dan/atau bidang penelitian dan pengembangan dikecualikan dari objek pajak
penghasilan;
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 44/PJ./2009 tentang Pelaksanaan pengakuan
Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak
dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan dikecualikan
dari objek pajak penghasilan;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 34/PJ.4/1995 tentang Perlakuan Pajak
Penghasilan bagi yayasan atau organisasi yang sejenis;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 39/PJ.4/1995 tentang Penyuluhan
Perlakuan Pajak Penghasilan bagi yayasan atau organisasi yang sejenis;
OBJEK PAJAK
(UU PPh Pasal 4 ayat (1))
Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari usaha,
pekerjaan, kegiatan, atau jasa;
Bunga deposito, bunga obligasi, diskonto SBI dan bunga
lainnya;
Sewa dan imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
Keuntungan dari pengalihan harta, termasuk keuntungan
pengalihan harta yang semula berasal dari bantuan,
sumbangan atau hibah;
Pembagian keuntungan dari kerja sama usaha;
PENGHASILAN YAYASAN PENDIDIKAN
Uang pendaftaran dan uang pangkal;
Uang seleksi penerimaan siswa/mahasiswa/peserta pendidikan;
Uang pembangunan gedung/pengadaan prasarana atau pembayaran
lainnya dengan nama apapun yang berkaitan dengan keberadaan siswa/
mahasiswa/peserta pendidikan;
Uang SPP, uang SKS, uang ujian, uang kursus, uang seminar/lokakarya, dan
sebagainya;
Penghasilan dari kontrak kerja dalam bidang penelitian dan sebagainya;
Penghasilan lainnya yang dikaitkan dengan jasa penyelenggaraan
pengajaran/pendidikan/pelatihan dengan nama dan dalam bentuk
apapun;
BUKAN OBJEK PAJAK
Bantuan atau sumbangan
Harta hibahan yang diterima oleh yayasan atau organisasi yang sejenis
sebagai badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor :
604/KMK.04/1994 tanggal 21 Desember 1994 sepanjang tidak ada
hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan
antara pihak yang memberi dengan pihak yang menerima. Apabila
bantuan, sumbangan atau hibah tersebut berupa harta yang dapat
disusutkan atau diamortisasi, harta tersebut harus dibukukan oleh pihak
yang menerima sesuai dengan nilai sisa buku pihak yang memberikan
dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh yayasan atau
organisasi yang sejenis dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia
Bantuan atau sumbangan dari Pemerintah
PENGURANG PENGHASILAN BRUTO
Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan usaha, pekerjaan,
kegiatan atau pemberian jasa untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung
dengan operasional penyelenggaraan yayasan atau organisasi yang
sejenis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan dengan
memperhatikan Pasal 9 ayat (1) Undang-undang PPh
Penyusutan atau amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh
harta yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh
Subsidi/bea siswa yang diberikan kepada siswa yang kurang mampu
ataupun biaya pendidikan siswa yang kurang mampu yang dipikul oleh
yayasan.
BIAYA-BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN
DARI PENGHASILAN BRUTO
1 • Gaji/tunjangan/honorarium pimpinan/dosen/pengajar/karyawan;
2 • Biaya umum/administrasi/alat tulis menulis kantor;
3 • Biaya publikasi/iklan;
4 • Biaya kendaraan;
5 • Biaya kemahasiswaan;
6 • Biaya ujian semester;
7 • Biaya sewa gedung & utilities (listrik, telepon, air);
8 • Biaya laboratorium;
9 • Biaya penyelenggaraan asrama;
BIAYA-BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN
DARI PENGHASILAN BRUTO
10 • Bunga bank dan biaya-biaya bank lainnya;
11 • Biaya pemeliharaan kampus;
12 • Biaya penyusutan;
13 • Kerugian karena penjualan/pengalihan harta;
14 • Biaya penelitian dan pengembangan;
15 • Biaya beasiswa dan pelatihan dosen/pengajar/karyawan;
16 • Biaya pembelian buku perpustakaan dan alat-alat olah raga & peraga;
17 • Subsidi/bea siswa bagi siswa yang kurang mampu;
18 • Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
KEWAJIBAN MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN DAN MENYAMPAIKAN SPT
Wajib menyelenggarakan
pembukuan sesuai dengan ketentuan
Pasal 28 Undang-undang KUP
beserta peraturan pelaksanaannya.
Ditutup dengan Laporan Rugi Laba /
Neraca
Wajib menyampaikan SPT Tahunan
dan SPT Masa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
ASPEK PERPAJAKAN YAYASAN
1.PPh Pasal 21
2.PPh Pasal 23
3.PPh Pasal 4 Ayat (2)
4.PPh Pasal 26
5.PPh Pasal 25
PPh PASAL 21
• Dikenakan atas :
– Pembayaran Gaji, Honor, Upah, Komisi, Uang
saku & sejenisnya bersifat rutin/tidak rutin.
PKP  Ph Bruto – By Jabatan – PTKP
PPh Ps. 21  PKP X Tarif Psl. 17
PPh PASAL 21
• Dikenakan atas :
– Pembayaran Gaji, Honor, Upah, Komisi,
Uang saku dan sejenisnya bersifat rutin.
PKP  Ph Bruto – By Jabatan – PTKP
PPh Ps. 21  PKP X Tarif Psl. 17
No. Status Kode Jumlah
1. WP Tidak Kawin + 0 Tanggungan TK/- 54.000.000
2. WP Tidak Kawin + 1 Tanggungan TK/1 58.500.000
3. WP Tidak Kawin + 2 Tanggungan TK/2 63.000.000
4. WP Tidak Kawin + 3 Tanggungan TK/3 67.500.000
5. WP Kawin + 0 Tanggungan K/- 58.500.000
6. WP Kawin + 1 Tanggungan K/1 63.000.000
7. WP Kawin + 2 Tanggungan K/2 67.500.000
8. WP Kawin + 3 Tanggungan K/3 72.000.000
Catatan :
PTKP dihitung kondisi per 1 Januari pada awal Tahun Pajak
Tanggungan Wajib Pajak maksimal 3 orang
PTKP Istri bekerja tidak bisa menanggung suaminya kecuali ada
Surat Keterangan dr Camat bahwa suaminya tidak bekerja
Perhitungan PTKP mulai 1 Januari 2016
TARIF & BESARNYA PPh PASAL 21
• Tergantung Penerimanya :
– Pegawai Tetap atau bukan
– Mempunyai NPWP atau tidak
• Bagi yang belum ber-NPWP, PPh yang dipotong 20%
lebih tinggi
Pegawai :
• Pegawai Tetap ber-NPWP: 5% x PKP
• Pegawai Tetap tdk ber-NPWP: 6% x PKP
Bukan Pegawai :
• Bukan Pegawai Tetap Ber-NPWP : 5% x Jumlah Bruto
• Bukan Pegawai TetapTidak Ber-NPWP : 6% x Jumlah Bruto
PPh PASAL 23
• Dikenakan atas :
– Setiap pengadaan Jasa dan Sewa kendaraan / peralatan
(berapapun nilai pengadaannya)
– Bila pengadaan jasa (termasuk JKP dan nilai lebih 1 Jt)
maka terutang PPh Ps. 23 dan terutang PPN
TARIF & BESARNYA PPh PASAL 23
• Dibedakan :
– Rekanan punya NPWP atau tidak
• Bagi yang tidak ber-NPWP, PPh yang dipungut
100% lebih tinggi
• TARIF :
– Rekanan ber-NPWP : 2% x Jumlah bruto (tidak
termasuk PPN)
– Rekanan tidak ber-NPWP : 4% x Jumlah bruto
(tidak termasuk PPN)
– 15 % X Jml Bruto (bunga, deviden, royalti)
PPh Ps. 4(2) JASA KONSTRUKSI
• Dikenakan terhadap :
– Pembayaran atas jasa pelaksanaan, perencanaan dan
pengawasan konstruksi
• TARIF :
• 2% : pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh pengusaha
konstruksi yang memiliki kualifikasi usaha kecil
• 4%  pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh pengusaha
konstruksi yang tidak memiliki kualifikasi usaha
• 3%  pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh pengusaha
konstruksi yang memiliki kualifikasi usaha menengah dan besar
• 4%  perencanaan dan pengawasan konstruksi oleh
pengusaha konstruksi yang memiliki kualifikasi usaha
• 6%  perencanaan dan pengawasan konstruksi oleh
pengusaha konstruksi yang tidak memiliki kualifikasi usaha
PPh Ps.4 (2) SEWA TANAH/BGN
• Dikenakan atas :
– Pembayaran atas Sewa Tanah dan atau Bangunan
• TARIF :
– 10 % x Nilai Persewaan
PPh Pasal 26
PPh Pasal 26 dikenakan atas penghasilan
yang diterima Warga Negara Asing (Orang
Pribadi atau Badan Usaha)
Tarif PPh Pasal 26 = 20 % X Jml Bruto
TAHUN PAJAK 2009 SEBESAR 28% X PKP
SEJAK TAHUN PAJAK 2010 SEBESAR 25% X PKP
PPH PASAL 25
TARIF WAJIB PAJAK BADAN DALAM NEGERI
Fasilitas Pengurangan Tarif PPh :
Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran
bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa
Pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen)
yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari
Bagian peredaran bruto sampai dengan
Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan
ratus juta rupiah).
12 (DUA BELAS) ATAU BANYAKNYA BULAN
DALAM BAGIAN TAHUN PAJAK
BESAR ANGSURAN
PPh PASAL 25 SETIAP BULAN
DIKURANGI
PPh YANG
DIPOTONG /
DIPUNGUT PIHAK 3
PPh PSL 21
PPh PSL 22
PPh PSL 23
PPh YANG
TERUTANG ATAU
DIBAYAR
DI LUAR NEGERI
YANG BOLEH
DIKREDITKAN
(PPh PSL 24)DIBAGI
SAMA DENGAN PPh TERUTANG MENURUT
SPT TAHUNAN PPh THN PAJAK YG LALU
ANGSURAN PAJAK PPH PS. 25
DALAM TAHUN BERJALAN
Perlakuan Khusus PPh
Atas Sisa Lebih yang Diterima Badan/Lembaga Nirlaba yang
bergerak dalam bidang Pendidikan, Penelitian, Pengembangan
yang dikecualikan dari Obyek Pajak Penghasilan
Dasar Hukum :
PMK No. 80/PMK.03/2009 Tanggal 22 April 2009
Per-44/PJ./2009 Tanggal 24 Juli 2009
Berlaku Surut sejak 1 Januari 2009
SISA LEBIH YANG DIKECUALIKAN
DARI OBJEK PAJAK PENGHASILAN
Sisa lebih yang diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang ditanamkan
kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat
terbuka kepada pihak manapun, dalam jangka waktu paling lama 4
(empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut dikecualikan
sebagai objek Pajak Penghasilan.
Sisa lebih adalah selisih dari seluruh penerimaan yang
merupakan objek Pajak Penghasilan selain penghasilan yang
dikenakan Pajak Penghasilan tersendiri, dikurangi dengan
pengeluaran untuk biaya operasional sehari-hari badan atau
lembaga nirlaba.
Sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan meliputi :
1. Pembelian atau pembangunan gedung dan prasarana pendidikan,
penelitian dan pengembangan termasuk pembelian tanah sebagai lokasi
pembangunan gedung dan prasarana tersebut;
2. Pengadaan sarana dan prasarana kantor, laboratorium dan
perpustakaan;
3. Pembelian/pembangunan asrama mahasiswa, rumah dinas guru, dosen
atau karyawan, dan sarana prasarana olahraga, sepanjang berada di
lingkungan/lokasi lembaga pendidikan formal.
Pemanfaatan SISA LEBIH
TATA CARA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN
SISA LEBIH DIKECUALIKAN SEBAGAI OBJEK PAJAK
1. Membuat rencana fisik sederhana dan rencana biaya pembangunan dan
pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian
dan pengembangan rencana fisik sederhana dan rencana biaya
pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan
2. Membuat Surat Pernyataan bahwa :
a. sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4
(empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, dan
b. sisa lebih yang tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut akan
digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat) tahun
sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.
3. Membuat pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang
digunakan setiap tahun; dan
4. Membuat laporan mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebihlaporan
mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebih
Disampaikan sebagai lampiran
dalam SPT Tahunan PPh Badan
PELAKSANAAN
1. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
setiap tahun yang akan digunakan untuk pembangunan dan
pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan pengembangan dialihkan ke akun dana
pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan;
2. Pembukuan atas penggunaan dana pembangunan dan pengadaan
sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan pada tahun berjalan dilakukan dengan mendebet
akun aktiva dan akun dana pembangunan dan pengadaan sarana
dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan serta mengkredit akun kas atau utang dan akun
modal badan atau lembaga nirlaba.
SANKSI
Apabila setelah jangka waktu 4 (empat) tahun tersebut terdapat sisa lebih yang tidak
digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan pengembangan, maka sisa lebih tersebut diakui sebagai penghasilan
dan dikenai Pajak Penghasilan pada tahun pajak berikutnya, ditambah dengan
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Apabila dalam jangka waktu 4 (empat) tahun tersebut terdapat sisa lebih yang
digunakan selain untuk pengadaan sarana dan prasarana, sisa lebih tersebut
diakui sebagai penghasilan dan dikenai Pajak Penghasilan ditambah dengan
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Apabila Badan atau lembaga nirlaba menggunakan sisa lebih untuk pembangunan
dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan namun tidak menyampaikan pemberitahuan rencana fisik
sederhana dan rencana biaya dan tidak membuat pernyataan, pencatatan dan
laporan sebagaimana telah diatur, sisa lebih tersebut diakui sebagai
penghasilan dan dikenai Pajak Penghasilan sejak tahun pajak diperoleh sisa
lebih tersebut.
PEMBAYARAN
• Tempat : Bank Persepsi/Kantor Pos
• Batas Waktu Pembayaran :
– PPh Ps 21/23/4(2)/26  paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya
– PPh Ps 25  paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya
– PPh Ps 29  paling lambat sebelum SPT
Tahunan PPh dilaporkan (30 April tahun
berikutnya)
– PPN  paling lambat tanggal akhir bulan
berikutnya
PELAPORAN
• Tempat : KPP Pratama
Karanganyar / KP2KP Sragen
• Batas Waktu Pelaporan :
– SPM PPh Ps 21/23/4(2)/26  paling lambat tanggal
20 bulan berikutnya
– SPM PPh Ps 25  paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya
– SPM PPN  paling lambat Akhir bulan berikutnya
– SPT Tahunan PPh Pasal 25  paling lambat Akhir 30
April Tahun berikutnya
KPP PRATAMA MAKASSAR
SELATAN
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANrusdiman1
 
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IAkuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IZombie Black
 
Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Maiya Maiya
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sujatmiko Wibowo
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAMahyuni Bjm
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPNkaromah95
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangFirdha Aryati
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPerum Perumnas
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukankaromah95
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Tatang Suwandi
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAMahyuni Bjm
 
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1EnvaPya
 

What's hot (20)

Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
 
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IAkuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
 
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahan
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahanPerubahan akuntansi dan analisis kesalahan
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahan
 
Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukan
 
sisdur akuntansi penerimaan kas
 sisdur akuntansi penerimaan kas sisdur akuntansi penerimaan kas
sisdur akuntansi penerimaan kas
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
PPh BADAN
PPh BADANPPh BADAN
PPh BADAN
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Ch10 perolehan aktiva tetap
Ch10 perolehan aktiva tetapCh10 perolehan aktiva tetap
Ch10 perolehan aktiva tetap
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
 

Similar to Aspek perpajakan yayasan pendidikan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009Sharon Mei
 
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op KaryawanNpwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawanyoucarenow
 
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1Triyani Budianto
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasineoxyline
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiKppkp Bangil
 
BAB VII perpajakan.pptx
BAB VII perpajakan.pptxBAB VII perpajakan.pptx
BAB VII perpajakan.pptxSisiHalidasyah
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxWidiaNoviaShafira
 
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanKewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanRoko Subagya
 
Kewajiban bendaharawan pemerintah
Kewajiban bendaharawan pemerintahKewajiban bendaharawan pemerintah
Kewajiban bendaharawan pemerintahRoko Subagya
 
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas UsahaPeraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas UsahaARIEF DJUNAEDI
 
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi Nirlaba
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi NirlabaImplikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi Nirlaba
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi NirlabaF W
 
PERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdf
PERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdfPERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdf
PERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdfAyuDesta1
 

Similar to Aspek perpajakan yayasan pendidikan (20)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009
 
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op KaryawanNpwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
 
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
 
Spt op
Spt opSpt op
Spt op
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
BAB VII perpajakan.pptx
BAB VII perpajakan.pptxBAB VII perpajakan.pptx
BAB VII perpajakan.pptx
 
Pajak Penghasilan
Pajak PenghasilanPajak Penghasilan
Pajak Penghasilan
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
 
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanKewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
 
Kewajiban bendaharawan pemerintah
Kewajiban bendaharawan pemerintahKewajiban bendaharawan pemerintah
Kewajiban bendaharawan pemerintah
 
Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21
 
P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018
 
P ph pasal 21 26
P ph pasal 21 26P ph pasal 21 26
P ph pasal 21 26
 
01. p ph 21
01. p ph 2101. p ph 21
01. p ph 21
 
PPh 21
PPh 21PPh 21
PPh 21
 
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas UsahaPeraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
 
Paparan perpajakan Unair
Paparan perpajakan UnairPaparan perpajakan Unair
Paparan perpajakan Unair
 
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi Nirlaba
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi NirlabaImplikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi Nirlaba
Implikasi dan Insentif Perpajakan Atas Organisasi Nirlaba
 
PERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdf
PERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdfPERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdf
PERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdf
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 

Aspek perpajakan yayasan pendidikan

  • 1. ASPEK PERPAJAKAN BAGI YAYASAN PENDIDIKAN KPP PRATAMA MAKASSAR SELATAN
  • 2. DASAR HUKUM UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan stdd UU Nomor 16 Tahun 2009; UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan stdd UU Nomor 36 Tahun 2008; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/KMK.03/2009 tentang Sisa Lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan dikecualikan dari objek pajak penghasilan; Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 44/PJ./2009 tentang Pelaksanaan pengakuan Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan dikecualikan dari objek pajak penghasilan; Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 34/PJ.4/1995 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan bagi yayasan atau organisasi yang sejenis; Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 39/PJ.4/1995 tentang Penyuluhan Perlakuan Pajak Penghasilan bagi yayasan atau organisasi yang sejenis;
  • 3. OBJEK PAJAK (UU PPh Pasal 4 ayat (1)) Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari usaha, pekerjaan, kegiatan, atau jasa; Bunga deposito, bunga obligasi, diskonto SBI dan bunga lainnya; Sewa dan imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta; Keuntungan dari pengalihan harta, termasuk keuntungan pengalihan harta yang semula berasal dari bantuan, sumbangan atau hibah; Pembagian keuntungan dari kerja sama usaha;
  • 4. PENGHASILAN YAYASAN PENDIDIKAN Uang pendaftaran dan uang pangkal; Uang seleksi penerimaan siswa/mahasiswa/peserta pendidikan; Uang pembangunan gedung/pengadaan prasarana atau pembayaran lainnya dengan nama apapun yang berkaitan dengan keberadaan siswa/ mahasiswa/peserta pendidikan; Uang SPP, uang SKS, uang ujian, uang kursus, uang seminar/lokakarya, dan sebagainya; Penghasilan dari kontrak kerja dalam bidang penelitian dan sebagainya; Penghasilan lainnya yang dikaitkan dengan jasa penyelenggaraan pengajaran/pendidikan/pelatihan dengan nama dan dalam bentuk apapun;
  • 5. BUKAN OBJEK PAJAK Bantuan atau sumbangan Harta hibahan yang diterima oleh yayasan atau organisasi yang sejenis sebagai badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 604/KMK.04/1994 tanggal 21 Desember 1994 sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak yang memberi dengan pihak yang menerima. Apabila bantuan, sumbangan atau hibah tersebut berupa harta yang dapat disusutkan atau diamortisasi, harta tersebut harus dibukukan oleh pihak yang menerima sesuai dengan nilai sisa buku pihak yang memberikan dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh yayasan atau organisasi yang sejenis dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia Bantuan atau sumbangan dari Pemerintah
  • 6. PENGURANG PENGHASILAN BRUTO Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan usaha, pekerjaan, kegiatan atau pemberian jasa untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung dengan operasional penyelenggaraan yayasan atau organisasi yang sejenis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan dengan memperhatikan Pasal 9 ayat (1) Undang-undang PPh Penyusutan atau amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh Subsidi/bea siswa yang diberikan kepada siswa yang kurang mampu ataupun biaya pendidikan siswa yang kurang mampu yang dipikul oleh yayasan.
  • 7. BIAYA-BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO 1 • Gaji/tunjangan/honorarium pimpinan/dosen/pengajar/karyawan; 2 • Biaya umum/administrasi/alat tulis menulis kantor; 3 • Biaya publikasi/iklan; 4 • Biaya kendaraan; 5 • Biaya kemahasiswaan; 6 • Biaya ujian semester; 7 • Biaya sewa gedung & utilities (listrik, telepon, air); 8 • Biaya laboratorium; 9 • Biaya penyelenggaraan asrama;
  • 8. BIAYA-BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO 10 • Bunga bank dan biaya-biaya bank lainnya; 11 • Biaya pemeliharaan kampus; 12 • Biaya penyusutan; 13 • Kerugian karena penjualan/pengalihan harta; 14 • Biaya penelitian dan pengembangan; 15 • Biaya beasiswa dan pelatihan dosen/pengajar/karyawan; 16 • Biaya pembelian buku perpustakaan dan alat-alat olah raga & peraga; 17 • Subsidi/bea siswa bagi siswa yang kurang mampu; 18 • Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
  • 9. KEWAJIBAN MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN DAN MENYAMPAIKAN SPT Wajib menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan ketentuan Pasal 28 Undang-undang KUP beserta peraturan pelaksanaannya. Ditutup dengan Laporan Rugi Laba / Neraca Wajib menyampaikan SPT Tahunan dan SPT Masa sesuai dengan ketentuan yang berlaku
  • 10. ASPEK PERPAJAKAN YAYASAN 1.PPh Pasal 21 2.PPh Pasal 23 3.PPh Pasal 4 Ayat (2) 4.PPh Pasal 26 5.PPh Pasal 25
  • 11. PPh PASAL 21 • Dikenakan atas : – Pembayaran Gaji, Honor, Upah, Komisi, Uang saku & sejenisnya bersifat rutin/tidak rutin. PKP  Ph Bruto – By Jabatan – PTKP PPh Ps. 21  PKP X Tarif Psl. 17
  • 12. PPh PASAL 21 • Dikenakan atas : – Pembayaran Gaji, Honor, Upah, Komisi, Uang saku dan sejenisnya bersifat rutin. PKP  Ph Bruto – By Jabatan – PTKP PPh Ps. 21  PKP X Tarif Psl. 17
  • 13. No. Status Kode Jumlah 1. WP Tidak Kawin + 0 Tanggungan TK/- 54.000.000 2. WP Tidak Kawin + 1 Tanggungan TK/1 58.500.000 3. WP Tidak Kawin + 2 Tanggungan TK/2 63.000.000 4. WP Tidak Kawin + 3 Tanggungan TK/3 67.500.000 5. WP Kawin + 0 Tanggungan K/- 58.500.000 6. WP Kawin + 1 Tanggungan K/1 63.000.000 7. WP Kawin + 2 Tanggungan K/2 67.500.000 8. WP Kawin + 3 Tanggungan K/3 72.000.000 Catatan : PTKP dihitung kondisi per 1 Januari pada awal Tahun Pajak Tanggungan Wajib Pajak maksimal 3 orang PTKP Istri bekerja tidak bisa menanggung suaminya kecuali ada Surat Keterangan dr Camat bahwa suaminya tidak bekerja Perhitungan PTKP mulai 1 Januari 2016
  • 14. TARIF & BESARNYA PPh PASAL 21 • Tergantung Penerimanya : – Pegawai Tetap atau bukan – Mempunyai NPWP atau tidak • Bagi yang belum ber-NPWP, PPh yang dipotong 20% lebih tinggi Pegawai : • Pegawai Tetap ber-NPWP: 5% x PKP • Pegawai Tetap tdk ber-NPWP: 6% x PKP Bukan Pegawai : • Bukan Pegawai Tetap Ber-NPWP : 5% x Jumlah Bruto • Bukan Pegawai TetapTidak Ber-NPWP : 6% x Jumlah Bruto
  • 15. PPh PASAL 23 • Dikenakan atas : – Setiap pengadaan Jasa dan Sewa kendaraan / peralatan (berapapun nilai pengadaannya) – Bila pengadaan jasa (termasuk JKP dan nilai lebih 1 Jt) maka terutang PPh Ps. 23 dan terutang PPN
  • 16. TARIF & BESARNYA PPh PASAL 23 • Dibedakan : – Rekanan punya NPWP atau tidak • Bagi yang tidak ber-NPWP, PPh yang dipungut 100% lebih tinggi • TARIF : – Rekanan ber-NPWP : 2% x Jumlah bruto (tidak termasuk PPN) – Rekanan tidak ber-NPWP : 4% x Jumlah bruto (tidak termasuk PPN) – 15 % X Jml Bruto (bunga, deviden, royalti)
  • 17. PPh Ps. 4(2) JASA KONSTRUKSI • Dikenakan terhadap : – Pembayaran atas jasa pelaksanaan, perencanaan dan pengawasan konstruksi • TARIF : • 2% : pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh pengusaha konstruksi yang memiliki kualifikasi usaha kecil • 4%  pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh pengusaha konstruksi yang tidak memiliki kualifikasi usaha • 3%  pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh pengusaha konstruksi yang memiliki kualifikasi usaha menengah dan besar • 4%  perencanaan dan pengawasan konstruksi oleh pengusaha konstruksi yang memiliki kualifikasi usaha • 6%  perencanaan dan pengawasan konstruksi oleh pengusaha konstruksi yang tidak memiliki kualifikasi usaha
  • 18. PPh Ps.4 (2) SEWA TANAH/BGN • Dikenakan atas : – Pembayaran atas Sewa Tanah dan atau Bangunan • TARIF : – 10 % x Nilai Persewaan
  • 19. PPh Pasal 26 PPh Pasal 26 dikenakan atas penghasilan yang diterima Warga Negara Asing (Orang Pribadi atau Badan Usaha) Tarif PPh Pasal 26 = 20 % X Jml Bruto
  • 20. TAHUN PAJAK 2009 SEBESAR 28% X PKP SEJAK TAHUN PAJAK 2010 SEBESAR 25% X PKP PPH PASAL 25 TARIF WAJIB PAJAK BADAN DALAM NEGERI Fasilitas Pengurangan Tarif PPh : Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa Pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari Bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
  • 21. 12 (DUA BELAS) ATAU BANYAKNYA BULAN DALAM BAGIAN TAHUN PAJAK BESAR ANGSURAN PPh PASAL 25 SETIAP BULAN DIKURANGI PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT PIHAK 3 PPh PSL 21 PPh PSL 22 PPh PSL 23 PPh YANG TERUTANG ATAU DIBAYAR DI LUAR NEGERI YANG BOLEH DIKREDITKAN (PPh PSL 24)DIBAGI SAMA DENGAN PPh TERUTANG MENURUT SPT TAHUNAN PPh THN PAJAK YG LALU ANGSURAN PAJAK PPH PS. 25 DALAM TAHUN BERJALAN
  • 22. Perlakuan Khusus PPh Atas Sisa Lebih yang Diterima Badan/Lembaga Nirlaba yang bergerak dalam bidang Pendidikan, Penelitian, Pengembangan yang dikecualikan dari Obyek Pajak Penghasilan Dasar Hukum : PMK No. 80/PMK.03/2009 Tanggal 22 April 2009 Per-44/PJ./2009 Tanggal 24 Juli 2009 Berlaku Surut sejak 1 Januari 2009
  • 23. SISA LEBIH YANG DIKECUALIKAN DARI OBJEK PAJAK PENGHASILAN Sisa lebih yang diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak manapun, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut dikecualikan sebagai objek Pajak Penghasilan. Sisa lebih adalah selisih dari seluruh penerimaan yang merupakan objek Pajak Penghasilan selain penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan tersendiri, dikurangi dengan pengeluaran untuk biaya operasional sehari-hari badan atau lembaga nirlaba.
  • 24. Sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan meliputi : 1. Pembelian atau pembangunan gedung dan prasarana pendidikan, penelitian dan pengembangan termasuk pembelian tanah sebagai lokasi pembangunan gedung dan prasarana tersebut; 2. Pengadaan sarana dan prasarana kantor, laboratorium dan perpustakaan; 3. Pembelian/pembangunan asrama mahasiswa, rumah dinas guru, dosen atau karyawan, dan sarana prasarana olahraga, sepanjang berada di lingkungan/lokasi lembaga pendidikan formal. Pemanfaatan SISA LEBIH
  • 25. TATA CARA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN SISA LEBIH DIKECUALIKAN SEBAGAI OBJEK PAJAK 1. Membuat rencana fisik sederhana dan rencana biaya pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan rencana fisik sederhana dan rencana biaya pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan 2. Membuat Surat Pernyataan bahwa : a. sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, dan b. sisa lebih yang tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut. 3. Membuat pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang digunakan setiap tahun; dan 4. Membuat laporan mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebihlaporan mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebih Disampaikan sebagai lampiran dalam SPT Tahunan PPh Badan
  • 26. PELAKSANAAN 1. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba setiap tahun yang akan digunakan untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan dialihkan ke akun dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan; 2. Pembukuan atas penggunaan dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan pada tahun berjalan dilakukan dengan mendebet akun aktiva dan akun dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan serta mengkredit akun kas atau utang dan akun modal badan atau lembaga nirlaba.
  • 27. SANKSI Apabila setelah jangka waktu 4 (empat) tahun tersebut terdapat sisa lebih yang tidak digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, maka sisa lebih tersebut diakui sebagai penghasilan dan dikenai Pajak Penghasilan pada tahun pajak berikutnya, ditambah dengan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila dalam jangka waktu 4 (empat) tahun tersebut terdapat sisa lebih yang digunakan selain untuk pengadaan sarana dan prasarana, sisa lebih tersebut diakui sebagai penghasilan dan dikenai Pajak Penghasilan ditambah dengan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila Badan atau lembaga nirlaba menggunakan sisa lebih untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan namun tidak menyampaikan pemberitahuan rencana fisik sederhana dan rencana biaya dan tidak membuat pernyataan, pencatatan dan laporan sebagaimana telah diatur, sisa lebih tersebut diakui sebagai penghasilan dan dikenai Pajak Penghasilan sejak tahun pajak diperoleh sisa lebih tersebut.
  • 28. PEMBAYARAN • Tempat : Bank Persepsi/Kantor Pos • Batas Waktu Pembayaran : – PPh Ps 21/23/4(2)/26  paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya – PPh Ps 25  paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya – PPh Ps 29  paling lambat sebelum SPT Tahunan PPh dilaporkan (30 April tahun berikutnya) – PPN  paling lambat tanggal akhir bulan berikutnya
  • 29. PELAPORAN • Tempat : KPP Pratama Karanganyar / KP2KP Sragen • Batas Waktu Pelaporan : – SPM PPh Ps 21/23/4(2)/26  paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya – SPM PPh Ps 25  paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya – SPM PPN  paling lambat Akhir bulan berikutnya – SPT Tahunan PPh Pasal 25  paling lambat Akhir 30 April Tahun berikutnya