Dokumen tersebut membahas tentang perilaku kolaboratif antara pengawas dan guru dalam supervisi, meliputi tahapan kolaborasi, kapan menggunakannya, dan perbedaan dengan perilaku nondirektif. Kolaborasi didasarkan pada partisipasi setara dalam pengambilan keputusan instruksional.
2. Perilaku Kolaboratif
Tahapan dalam perilaku kolaboratif
Isu dalam pengawasan kolaboratif
Kapan menggunakan perilaku kolaboratif
Berpindah dari collaborative menuju perilaku nondirective
Kolaborasi dan koperasi
3. Perilaku Kolaboratif
Kolaborasi antara pengawas dan guru dimulai dengan memahami identifikasi
masing-masing masalah dan diakhiri dengan kesepakatan bersama. Perilaku
kolaboratif terdiri dari:
1. Mengidentifikasi: mengidentifikasi masalah yang terlihat oleh guru. Seperti
meminta guru untuk menceritakan tentang masalah dalam pembelajaran.
2. Mendengarkan: pemahaman persepsi guru, sebagai supervisor harus memiliki
banyak informasi tentang masalah sebelum melakukan suatu tindakan.
3. Merefleksikan: memverifikasi persepsi guru, dilakukan saat guru telah
menceritakan masalahnya.
4. Menyajikan: menyajikan pandangan dari supervisor, guru mulai memikirkan
tindakannya sendiri setelah diberikan persepsi.
5. Klarifikasi: mencari pemahaman persepsi guru dari masalah yang terjadi.
4. 6. Pemecahan masalah: saling bertukar saran antara supervisor dan guru yang
sehingga mudah dalam bekerjasama.
7. Menerima: menerima keputusan, perlu meyakinkan guru bahwa
ketidaksepakatan akan menimbulkan masalah.
8. Negosisasi: menemukan solusi yang dapat diterima, setelah berbagi dan
mendiskusikan permasalahan.
9. Standardisasi: menyepakati rincian rencana, setelah kesepakatan tentang
tindakan yang dapat diterima telah tercapai serta supervisor perlu hadir untuk
rincian waktu dan tempat.
10. Menyimpulkan: meringkas rencana akhir, supervisor menyimpulkan diskusi
dengan memeriksa bahwa kedua belah pihak setuju dengan tindakan dan
rincian.
5. Isu Dalam Pengawasan Kolaboratif
Kolaborasi menunjukkan perilaku sederhana dari pengawas untuk
memahami. Alasannya adalah bahwa kolaborasi tampaknya menjadi
cara demokratis dalam mecapai tujuan. Tujuan dari kolaborasi ini
adalah untuk memecahkan masalah melalui pertukaran pikiran yang
setara, kepercayaan adalah inti dari kolaborasi.
6. Kapan Menggunakan Perilaku Kolaboratif
Ada situasi dimana seorang supervisor pasti harus menggunakan
perilaku kolaboratif.
Ketika guru berada pada tingkat perkembangan
Ketika guru dan pengawas berada pada tingkat yang sama dalam
keahlian pemecahan masalah
Ketika guru dan pengawas terlibat dalam melaksanakan
keputusan
Ketika guru dan pengawas keduanya berkomitmen untuk
memecahkan masalah
7. Berpindah Dari Collaborative menuju Perilaku Nondirective
Supervisor mencoba secara bertahap berpindah dari kolaboratif
terhadap perilaku interpersonal yang nondirective. Sebagai guru
atau kelompok harus meningkatkan keahlian, kapasitas pemecahan
masalah, dan motivasi. Sebuah contoh dari fase transisi antara
pendekatan kolaboratif dan nondirective pada saat menggunakan
perilaku kolaboratif guru atau kelompok memutuskan untuk
menentukan tujuan perbaikan instruksional, kemudian bergeser ke
perilaku nondirective sebagai guru atau kelompok memutuskan
tindakan untuk mencapai tujuan.
8. Kolaborasi dan koperasi
Supervisor menggunakan perilaku interpersonal yang kolaboratif
bersama-sama dalam pengambilan keputusan yang tanggung jawab
antara guru atau kelompok. Koperasi adalah untuk bekerja atau
bertindak bersama menuju tujuan umum. Pengawas harus berusaha
untuk bekerja sama dengan guru atau kelompok untuk
mempertahankan hubungan profesional yang positif dan bekerja
sama menuju tujuan umum dari perbaikan instruksional.
9. Kesimpulan
Supervisi kolaboratif didasarkan pada partisipasi yang setara dalam
membuat keputusan instruksional. Perilaku kolaboratif terdiri dari
mengidentifikasi, mendengarkan, merefleksikan, menyajikan,
klarifikasi, pemecahan masalah, menerima, negosiasi, dan
standardisasi, menyimpulkan. Kolaborasi adalah tepat ketika guru
dan pengawas memiliki tingkat yang sama keahlian, keterlibatan,
dan perhatian dengan masalah.