Dokumen tersebut membahas tentang perilaku dan perbedaan individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individu meliputi keturunan, lingkungan, status sosial, pola asuh orang tua, budaya, dan urutan kelahiran. Karakteristik individu seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan masa kerja mempengaruhi perilaku. Pembelajaran dan pengambilan keputusan juga dipengaruhi oleh persepsi seseorang.
2. A. PENGERTIAN PERILAKU DAN PERBEDAAN INDIVIDUAL
Pengertian Perbedaan individu adalah s uatu perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu baik
fisik maupun non fisik yang menjadikan seseorang memiliki karakter/ ciri-ciri yang berbeda
antara satu dengan yang lain.
Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan individu:
• Keturunan/ Hereditas
• Faktor lingkungan meliputi lingkungan statis/keadaan tempat dan dinamis / pengaruh sosial atau
manusia. Selain itu juga dipengaruhi :
•Status social
•Pola asuh orang tua
•Budaya
•Urutan Kelahiran
3. B. DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDUAL
Di dalam memahami perilaku individu, perlu mengkaji berbagai karakteristik
yang melekat pada individu tersebut. Adapun berbagai karakteristik individu
yang utama dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Karakteristik Biografis
2. Kemampuan
3. Pembelajaran
5. Karakteristik-karakteristik pribadi yang obyektif dan dapat dengan
mudah diperoleh dari bagian personalia, seperti USIA, JENIS
KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, MASA KERJA
6. Bertambahnya usia memperkecil kemungkinan berhenti dari pekerjaan. Penyebabnya adalah makin kecil
pekerjaan alternatif dan tingkat upah atau gaji yang sudah atau lebih tinggi. Bertambahnya usia juga berpengaruh
terhadap absensi. Hasil penelitian terdapat tingkat absensi yang dapat dihindari. Selain juga terdapat tingkat
absensi yang tidak dapat dihindari, penyebabnya bisa kesehatan juga bisa karena cedera.
Contoh
Seorang karyawan yang masih muda mampu bekerja sehari lebih lama dibandingkan seorang karyawan yang
sudah usia. Saat masih muda bisa bekerja sehari 8-10 jam, semakin bertambahnya usia, kondisi fisik
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk produktif.
1. USIA
7. Penelitian psikologis disebutkan wanita lebih bersedia mematuhi otoritas
sementara pria lebih agresif pada pengharapan sukses. Selain itu tidak ada bukti
penelitian yang menyatakan jenis kelamin berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Apabila jenis kelamin dihubungkan dengan tingkat keluaran, hasil penelitian
menunjukkan bahwa wanita memiliki tingkat keluaran yang tinggi dibandingkan
dengan pria. Sementara terdapat penelitian lain yaitu jenis kelamin dihubungkan
dengan tingkat keluaran menunjukkan hasi yangl sebaliknya. Sedangkan jenis
kelamin dihubungkan dengan absensi, bukti konsisten menunjukkan wanita lebih
tinggi tingkat absensinya apabila dibandingkan dengan pria.
2. JENIS KELAMIN
Contoh :
Pekerja yang ditempatkan sebagai bagian depan untuk menghadapi customer biasanya adalah perempuan,
seperti SPG maupun Teller di bank kebanyakan adalah wanita. Di sisi yang lain, kebanyakan karyawan yang
menempati posisi direktur / posisi tertinggi dalam suatu perusahaan adalah pria. Hal ini menunjukkan
pengaruh yang jelas antara jenis kelamin dengan preferensi kerja sehingga juga mempengaruhi kepuasan
kerja terutama bagi kaum wanita. Padahal tidak menutup kemungkinan para pekerja wanita memiliki
kemampuan untuk memimpin di suatu perusahaan bukan hanya sebagai SPG.
8. Hasil riset yang sangat konsisten menunjukkan hasil bahwa untuk karyawan yang menikah maka dapat dikatakan
tingkat absensi dan keluaran organisasi mengalami penurunan sedangkan kepuasan kerjanya cenderung
meningkat. Penyebab hal ini disebabkan perkawinan menyebabkan meningkatnya tanggung jawab seseorang. Hal
ini pada gilirannya membuat orang yang sudah berkeluarga melihat pekerjaannya lebih bernilai dan penting, dan
ikut menentukan bagaimana tingkat kepuasan kerja mereka. Bagaimana dengan status janda atau duda ?
3. STATUS KAWIN
• Karyawan yang menikah mempunyai tingkat pengunduran diri yang lebih rendah
• Karyawan yang menikah lebih rendah tingkat keabsenannya
• Tidak terdapat cukup banyak penelitian untuk menarik kesimpulan tentang dampak status perkawinan pada
produktivitas
• Karyawan yang menikah lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan sekerjanya yang tidak
menikah
9. Meskipun hubungan senioritas dan produktivitas telah
diselidiki secara luas, tidak ada indikasi bahwa pekerja dengan
masa kerja yang lebih lama lebih produktif dari pada mereka
yang baru bekerja. Akan tetapi diakui oleh para ahli bahwa
masa kerja sebelumnya menjadi peramal yang ampuh
terhadap keluarnya karyawan (turnover) di masa depan,
artinya semakin lama seseorang bekerja di suatu instansi akan
semakin kecil kemungkinan dia untuk keluar dari tempat
bekerja. Dapat dikatakan masa kerja berhubungan negatif
dengan turnover dan sekaligus merupakan peramal terbaik
bagi turnover. Dikatakan pula masa kerja berhubungan secara
positif dengan kepuasan kerja, dalam arti apabila seseorang
bekerja dalam waktu yang lama dalam suatu tempat maka
dapat dikatakan orang tersebut mengalami kepuasan kerja
yang baik.
4. MASA KERJA
11. 1. Kemampuan intelektual:
Kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai
aktivitas mental, seperti: berfikir, menalar, dan memecahkan
masalah
Diukur melalui tes IQ
12. •Number aptitude (kemampuan yang berhubungan dengan
angka)
•Verbal comprehension (Kemampuan/ pemahaman verbal)
•Perceptual Speed (Kecepatan memaknakan)
•Inductive reasoning (Penalaran Induktif)
•Deductive reasoning (Penalaran Deduktif)
•Spatial visualization (Daya bayang ruang)
•Memory (Daya ingat)
Dimensi dari Intellectual Ability
13. Kecerdasan intelektual dapat dibagi menjadi beberapa sub bagian (Multiple
Intelligences) :
– Kognitif: bakat yang diukur oleh tes IQ
– Sosial: kemampuan berhubungan dgn orang lain secara efektif
– Emosi: kemampuan u/ mengidentifikasi, memahami dan mengelola emosi
– Budaya: kesadaran akan keberagaman budaya & kemampuan u/ menjalankan
fungsi lintas budaya tsb
Multi-intelegensia dianggap mampu menjelaskan kenapa orang yg IQ nya tinggi
tidak selalu berhasil.
14. 2. Kemampuan Fisik :
Kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,
keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa
16. Pembelajaran merupakan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman.
Sedangkan komponen dari definisi pembelajaran bisa dikatakan sebagai berikut :
1) Belajar melibatkan perubahan, bisa perubahan positif maupun negatif
2) Perubahan harus relatif permanen
3) Adanya perubahan perilaku, sebab apabila terjadi perubahan proses berpikir dan
sikap individu jika tidak diiringi atau diimbangi dengan perubahan perilaku bisa
dikatakan bukan merupakan pembelajaran.
17. 1) Classical Conditioning, Tipe pengkondisian dimana pembelajaran
(perubahan perilaku) muncul sebagai akibat dari stimulus yang berbeda /
bukan stimulus yang sebenarnya.
2) Operant Conditioning, Tipe pengkondisian dimana pembelajaran muncul
karena seorang individu ingin mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan
atau menghindari sesuatu yang tidak mereka inginkan Social
3) Learning Theory, orang dapat belajar dari pengamatan dan pengalamannya
sendiri.
Teori Pembelajaran
18. C. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU DALAM ORGANISASI
• Persepsi adalah proses di mana seseorang mengorganisasi dan menginterpretasikan
suatu kesan yang mereka rasakan yang bertujuan untuk mengartikan keadaan
lingkungan mereka.
• Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang
objektif. Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan
bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam
perilaku organisasi
PERSEPSI
19. 1. Pelaku persepsi : Penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan
sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif,
kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif
yang tidak dipuaskan akan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka
2. Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan latar belakang, kedekatan, kemiripan dan atribut-
atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu
gambar atau lukisan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang yang berbeda.
Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara bersama-sama pula
3. Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita yang
berparas lumayan mungkin tidak akan terlihat oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun
jika ia berada di pasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan
memandangnya.
Tiga faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :
20. C. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas suatu masalah yang sedang dihadapi.
Yaitu perbedaan antara situasi sekarang dengan situasi yang diinginkan, yang
mengharuskan kita untuk mempertimbangkan alternatif tindakan yang harus dilakukan
untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut. Terkadang masalah yang kita
alami dapat menjadi suatu keuntungan bagi orang lain. Jadi kesadaran bahwa ada masalah
dan bahwa keputusan mungkin atau mungkin tidak diperlukan adalah masalah perseptual
Pengambilan keputusan
21. 1) Mendefinisikan masalahnya
2) Mengidentifikasikan kriteria keputusan
3) Menimbang kriteria yang telah di identifikasikan sebelumnya
4) Membuat alternatif
5) Menilai setiap alternatif dalam setiap kriteria
6) Memperhitungkan keputusan yang optimal
7) Rasionalitas terbatas ( bounded rationality )
Enam langkah model pengambilan keputusan rasional :
22. 1) Setiap individu akan mengambil keputusan ketika ia dihadapkan pada dua atau lebih
pilihan alternatif. Oleh karena itu, pengambilan keputusan individu merupakan bagian
penting dari perilaku organisasi. Akan tetapi cara individu dalam mengambil keputusan
dan kualitas pilihannya sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka.
2) Setiap keputusan membutuhan kita untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi
informasi yang kita terima. Pada umumnya, kita menerima data dari berbagai sumber
yang perlu kita saring, proses dan interpretasi. Data mana yang relevan bagi keputusan
dan mana yang tidak? Persepsi kita akan menjawab pertanyaan itu. Kita juga perlu
mengembangkan alternatif-alternatif dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya.
Sekali lagi, proses perceptual kita akan mempengaruhi hasil akhir. Selama pengambilan
keputuasan, kesalahan perseptual sering kali muncul sehingga dapat membiaskan analisis
dan kesimpulan
Hubungan Antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individu